silabus mata pelajaran
description
Transcript of silabus mata pelajaran
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebijakan pemerintah mengenai pemberlakuan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan adalah sejalan dan dilandasi paradigma baru pengelolaan pendidikan yang
memberikan otonomi kepada sekolah. Sekolah sesuai dengan kondisinya, potensi siswa,
dan potensi daerah, dalam batas-batas tertentu diberi keleluasaan untuk mengembangkan
kurikulumnya sendiri. Sekolah diharapkan dapat melakukan analisis kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki, serta peluang dan ancaman yang dihadapi. Dari sini mereka
bersama-sama dengan stakeholdernya dapat membuat benchmarking yang tidak harus
sama dengan sekolah di tempat lain. Sayangnya banyak sekolah yang tidak mampu
memahami esensi kebijakan tersebut. Mereka lebih mengharapkan Pemerintah
memberikan pedoman, aturan, dan petunjuk teknis yang jelas dan terrinci.
Fenomena yang ditemui di banyak sekolah pada awal-awal pemberlakukan KTSP,
bahkan juga sekarang adalah sebagian besar sekolah sudah terbiasa “diatur”, sehingga ada
yang gagap, malas atau kurang percaya diri ketika diberi kesempatan “mengatur” diri
sendiri. Dalam situasi demikian peran pengawas sangat diharapkan. Pengawas seharusnya
memberikan dorongan sekaligus membimbing para kepala sekolah, wakil kepala sekolah,
guru, dan komite sekolah untuk mengembangkan KTSP dalam wujud silabus, dan RPP
sebagai bagian yang tak terpisahkan.
Proses pembelajaran sendiri pada hakikatnya merupakan suatu proses yang ditata dan
diatur sedemikian rupa menurut langkah-langkah tertentu agar dalam pelaksanaannya
dapat mencapai hasil yang diharapkan dan kompetensi dasar dapat tercapai secara efektif.
Memperhatikan hal di atas, salah satu peran yang harus dilakukan pengawas sekolah
adalah bagaimana mengarahkan pihak pengelola sekolah, khususnya guru, agar dalam
penyusunan silabus didasarkan atas pertimbangan yang matang supaya siswa memiliki
pengalaman belajar yang bermakna. Silabus yang dikembangkan dengan tepat dan efektif
akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pelaksanaan pembelajaran. Komponen-
komponen dalam silabus tersebut harus disusun dan dikembangkan secara sistematis dan
sistemik. Untuk mrngenal silabus secara mudah dan dapat diterapkan, maka penulis
bermaksud untuk menyusun makalah dengan judul “Silabus Mata Pelajaran”.
Pengantar Kurikulum_Kelompok 9 Page 1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu sebagai
berikut :
1) Apa yang dimaksud silabus mata pelajaran?
2) Bagaimana prinsip penyusunan silabus?
3) Bagaimana langkah penyusunan silabus?
4) Bagaimana format dari silabus?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan yang hendak dicapai dalam
penulisan makalah ini adalah sebaga berikut :
1) Mendeskripsikan tentang silabus mata pelajaran;
2) Menjelaskan tentang prinsip penyusunan silabus;
3) Menjelaskan tentang langkah penyusunan silabus;
4) Menjelaskan tentang format silabus.
Pengantar Kurikulum_Kelompok 9 Page 2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Silabus Mata Pelajaran
Silabus mata pelajaran adalah unsur-unsur materi dari suatu mata pelajaran yang akan
dikembangkan dalam suatu uraian , dijadikan sebagai bahan ajar dari suatu proses
kegiatan pembelajaran. Jadi, silabus dan RPP merupakan tindak lanjut pengembangan dari
silabus mata pelajaran. Silabus dan RPP merupakan perencanaan kegiatan pembelajaran.
Penyusunan silabus dan RPP adalah tugas pokok tenaga pendidik, ia merupakan
kompetensi keahlian dan keterampilan oleh seorang tenaga pendidik, karenanya ia bagian
dari suatu disiplin ilmu yang disusun secara ilmiah. Tenaga pendidik yang diharapkan oleh
kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah tenaga pendidik yang mampu memahami
secara teoritik dan peraktek dalam mewujudkan silabus dan RPP. Perumusan Silabus dan
RPP dilandasi oleh konsep dasar silabus dan RPP.
Sebagaimana yang telah diungkap di atas bahwa satuan pendidikan sangat
membutuhkan tenaga pendidik yang mampu memahami silabus dan RPP secara benar,
Sementara dewasa ini banyak para tenaga pendidik, baik pada tingkat dasar maupun
tingkat menengah belum memahami secara benar tentang konsep dasar silabus dan RPP.
Hal ini mengakibatkan mereka mengabdi tanpa kompetensi yang diharapkan, bila hal ini
terus berjalan, akan terjadi kehancuran dalam dunia pendidikan, sehingga bukanlah
melahirkan peserta didik yang cerdas dan terampil serta mandiri, akan tetapi melahirkan
peserta didik yang memiliki kompetensi yang sangat lemah. Yang akhirnya
mengakibatkan kehancuran di dunia pendidikan.
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan
tema tertentu, yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi
pembelajaran, indikator, penilaian hasil belajar, alokasi waktu, dan sumber belajar.
(E.Mulyasa, KTSP.190). Komponen silabus yang dimuat dalam standar nasional
pendidikan adalah merupakan konsep dasar silabus dan RPP. Konsep dasar silabus
merupakan konsep minimal, artinya konsep ini harus dikembangkan, sehingga memadai,
sesuai dengan kebutuhan tingkat satuan pendidikan.
Pengantar Kurikulum_Kelompok 9 Page 3
Pada pasal 73 PP.No. 19 Tahun 2005 menyatakan bahwa badan yang berwenang
melakukan pengembangan konsep dasar silabus adalah Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP). Konsep dasar silabus dikembangkan oleh BSNP dengan lebih
terstruktur, dengan memuat sebagai berikut: identitas mata pelajaran atau tema pelajaran,
SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi,
penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. (permen diknas RI Nomor 41 Tahun 2007,
bag.A. II).
Silabus ini akan sangat bermanfaat sebagai pedoman bagi pengajar karena berisi
petunjuk secara keseluruhan mengenai tujuan dan ruang lingkup materi yang harus
dipelajari oleh peserta didik. Selain itu, juga menerangkan tentang kegiatan belajar
mengajar, media, dan evaluasi yang harus digunakan dalam proses pembelajaran kepada
peserta didik. Dengan berpedoman pada silabus diharapkan pengajar akan dapat mengajar
lebih baik, tanpa khawatir akan keluar dari tujuan, ruang lingkup materi, strategi belajar
mengajar, atau keluar dari sistem evaluasi yang seharusnya. Untuk para administrator
termasuk kepala sekolah, silabus dapat dijadikan rujukan dalam menentukan berbagai
kebijakan sekolah seperti menentukan skala prioritas dalam menyediakan sarana
prasarana. Bagi para pengawas silabus bermanfaat untuk melakukan supervisi sekolah,
misalnya untuk memberikan layanan dan bantuan kepada guru yang mengalami kesulitan,
atau untuk mengobservasi apakah pembelajaran yang dilakukan guru berada pada jalur
yang sesuai.
Menurut para ahli pembuat kurikulum, terdapat banyak macam komponen silabus
yang tersusun dalam suatu matrik silabus. Hal inilah yang harus dicermati dan dipilih oleh
suatu institusi dalam mengelompokkan komponen-komponen tersebut. Adapun komponen
silabus suatu mata pelajaran yaitu sebagai berikut :
a. Identitas Mata Pelajaran
b. Standar kompetensi
c. Kompetensi dasar
d. Materi pembelajaran
e. Kegiatan pembelajaran
f. Indikator pencapaian kompetensi
g. Alokasi waktu
h. Sumber belajar
i. Penilaian
Pengantar Kurikulum_Kelompok 9 Page 4
2.2 Prinsip Penyusunan Silabus
Penyusunan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok
dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran
(MGMP) atau Pusat Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendidikan. Agar silabus dapat
tersusun dengan baik, dibutuhkan tim kerja yang memadai dan memiliki beberapa
kapabilitas. Sebaiknya dalam tim kerja tersebut tersedia ahli kurikulum, ahli mata
pelajaran, ahli disain pembelajaran, ahli evaluasi, dan ahli lainnya yang diperlukan.
Selanjutnya, perlu juga ditetapkan struktur organisasi dan tatalaksana tim pengembang
silabus tersebut. Selain itu dalam penyusunan silabus perlu dipertimbangkan beberapa
prinsip, diantaranya yaitu sebagai berikut :
1. Ilmiah
Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus
benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan. Mengingat silabus
berisikan garis-garis besar isi/materi pembelajaran yang akan dipelajari siswa, maka
materi/isi pembelajaran tersebut harus memenuhi kebenaran ilmiah. Untuk itu,
dalam penyusunan silabus disarankan melibatkan ahli bidang keilmuan masing-
masing mata pelajaran agar materi pembelajaran tersebut memiliki validitas yang
tinggi.
2. Relevan Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam
silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan
spritual peserta didik.
3. Sistematis
Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam
mencapai kompetensi.
4. Konsisten
Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar,
indikator, materi pokok/pembelajaran, pengalaman belajar, sumber belajar, dan
sistem penilaian.
Pengantar Kurikulum_Kelompok 9 Page 5
5. Memadai
cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan
sistem penilaian cukup memadai untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar
yang pada akhirnya mencapai standar kompetensi..
6. Aktual dan Kontekstual
Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan
sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir
dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.
7. Fleksibel
Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta didik,
pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat.
8. Menyeluruh
Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif,
psikomotor).
Pengantar Kurikulum_Kelompok 9 Page 6
2.3 Langkah-Langkah Penyusunan Silabus
Untuk memperoleh silabus yang berkualitas dan sesuai dengan prinsip-prinsip
sebagaimana telah diuraikan di atas, diperlukan prosedur penyusunan silabus yang tepat.
Prosedur penyusunan silabus yang disarankan yaitu melalui tahapan: perancangan,
validasi, pengesahan, sosialisasi, pelaksanaan, dan evaluasi. Secara singkat, langkah-
langkah penyusunan silabus dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Perancangan (Design).
Tahap ini diawali dengan kegiatan menganalisis standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang terdapat dalam standar isi, dilanjutkan dengan menetapkan
materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indicator pencapaian kompetensi,
jenis penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang diperlukan. Produk dari tahap
ini yaitu berupa draf awal silabus untuk setiap mata pelajaran (disarankan dalam bentuk
matriks agar memudahkan dalam melihat hubungan antar komponen).
b. Validasi.
Tahap ini dilakukan untuk mengetahui apakah draf awal silabus yang telah disusun
itu sudah tepat atau masih memerlukan perbaikan dan penyempurnaan lebih lanjut, baik
berkenaan dengan ruang lingkup, urutan penyajian, substansi materi pokok, maupun
cakupan isi dalam komponen-komponen silabus yang lainnya. Tahap validasi bisa
dilakukan dengan cara meminta tang-gapan dari pihak-pihak yang dianggap memiliki
keahlian untuk itu, seperti ahli disiplin keilmuan mata pelajaran. Apabila setelah
dilakukan validasi ternyata masih banyak hal yang perlu diperbaiki, maka sebaiknya
secepatnya dilakukan penyempurnaan atau perancangan ulang sampai diperoleh silabus
yang siap diimplementasikan. Hal ini terutama sekali apabila silabus itu dikembangkan
oleh suatu tim yang dibentuk dari perwakilan beberapa sekolah yang hasilnya akan
dijadikan acuan oleh guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran.
c. Pengesahan.
Tahap ini dilakukan sebelum silabus final dimplementasikan dengan tujuan agar
memperoleh pengesahan dari pihak yang dianggap kompeten. Tahap pengesahan ini
merupakan pertanda bahwa silabus tersebut secara resmi sudah bisa dijadikan pedoman
oleh guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, melaksanakan proses
pembelajaran, dan penilaian.
Pengantar Kurikulum_Kelompok 9 Page 7
d. Sosialisasi.
Tahap ini dilakukan terutama apabila silabus dikembangkan pada level yang lebih
luas dan dilakukan oleh tim yang secara khusus dibentuk dan dipercaya untuk
mengembangkannya. Silabus final yang dihasilkan dan telah disahkan perlu
disosialisasikan secara benar dan tepat kepada guru sebagai pelaksana kurikulum.
e. Pelaksanaan.
Tahap ini merupakan kulminasi dari tahap-tahap sebelumnya yang diawali dengan
kegiatan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran sampai dengan pelaksanaan
dan evaluasi pembelajaran.
f. Evaluasi.
Tahap ini dilakukan untuk mengetahui apakah silabus yang telah dikembangkan
itu mencapai sasarannya atau sebaliknya. Dari hasil evaluasi ini dapat diketahui sampai
dimana tingkat ketercapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah
ditetapkan. Dengan demikian, silabus dapat segera diperbaiki dan disempurnakan.
Secara umum mekanisme penyusunan silabus dapat digambarkan yaitu sebagai
berikut:
Pengantar Kurikulum_Kelompok 9 Page 8
Indikator
Materipokok
pembelajaran
AlokasiWaktu
KegiatanPembelajaran
Penilaian
AnalisisSI/SK/
KD
SumberBelajar
Sebelum menyusun silabus dan RPP, terlebih dahulu dituliskan dengan jelas nama
sekolah, mata pelajaran, ditujukan untuk kelas berapa, pada semester berapa, dan alokasi
waktu yang dibutuhkan, srta perlu juga dituliskan standar kompetensi mata pelajaran yang
akan dicapai. Proses penyusunan silabus setelah mengisi identitas mata pelajaran terdiri
atas tujuh langkah utama sebagai berikut:
Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Standar kompetensi pada dasarnya merupakan kualifikasi kemampuan minimal
siswa yang menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
diharapkan dicapai pada setiap tingkat dan/atau semester untuk mata pelajaran
tertentu. Kompetensi dasar merupakan sejumlah kemampuan yang harus dikuasai
siswa dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator
kompetensi. Kompetensi Dasar merupakan pengembangan potensi-potensi
perkembangan pada anak yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak
sesuai dengan usianya; berupa pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang
dapat dikenali melalui sejumlah hasil belajar dan indikator yang dapat diukur dan
diamati. Hasil Belajar merupakan cerminan kemampuan anak yang dicapai dari Suatu
tahapan pengalaman belajar dalam satu kompetensi dasar. Indikator merupakan hasil
belajar yang lebih spesifik dan terukur dalam satu kompetensi dasar. Apabila
serangkaian indikator dalam satu kompetensi dasar sudahtercapai, berarti target
kompetensi dasar tersebut sudah terpenuhi Standar kompetensi dan kompetensi dasar
ini berlaku secara nasional, ditetapkan oleh BSNP. Para pengembang silabus perlu
mengkaji secara teliti standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran
dengan memperhatikan hal-hal berikut:
Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat
kesulitan materi, tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada dalam
standar isi;
Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata
pelajaran;
Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antarmata
pelajaran.
Pengantar Kurikulum_Kelompok 9 Page 9
Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran
Materi pokok/pembelajaran ini merupakan pokok-pokok materi pembelajaran
yang harus dipelajari siswa untuk mencapai kompetensi dasar dan indikator. Jenis
materi pokok bisa berupa fakta, konsep, prinsip, prosedur, atau keterampilan. Materi
pokok dalam silabus biasanya dirumuskan dalam bentuk kata benda atau kata kerja
yang dibendakan. Untuk mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran yang
menunjang pencapaian kompetensi dasar dilakukan dengan mempertimbangkan:
Potensi peserta didik;
Relevansi dengan karakteristik daerah;
Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual
peserta didik;
Kebermanfaatan bagi peserta didik;
Struktur keilmuan;
Aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran;
Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan; dan
Alokasi waktu.
Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk/pola umum kegiatan
yang akan dilaksanakan dalam proses pembelajaran. Kegiatan pembelajaran ini dapat
berupa kegiatan tatap muka maupun bukan tatap muka. Kegiatan tatap muka, berupa
kegiatan pembelajaran dalam bentuk interaksi langsung antara guru dengan siswa
(ceramah, tanya jawab, diskusi, kuis, tes). Kegiatan non tatap muka, berupa kegiatan
pembelajaran yang bukan interaksi langsung guru-siswa (mendemonstrasikan,
mempraktikkan, mengukur, mensimulasikan, mengadakan eksperimen,
mengaplikasikan, menganalisis, menemukan, mengamati, meneliti, menelaah),
kegiatan pembelajaran kontekstual, dan kegiatan pembelajaran kecakapan hidup.
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang
melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antarpeserta didik, peserta didik
dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian
kompetensi dasar. Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui
penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta
didik. Pengalaman belajar merupakan aktivitas belajar baik di dalam maupun di luar
Pengantar Kurikulum_Kelompok 9 Page 10
kelas. Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran
adalah sebagai berikut.
a. Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para
pendidik, khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses pembelajaran
secara profesional.
b. Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan
oleh peserta didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar.
c. Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki
konsep materi pembelajaran.
d. Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua
unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa,
yaitu kegiatan siswa dan materi.
Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi
Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh
perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata
pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja
operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi. Indikator digunakan sebagai
dasar untuk menyusun alat penilaian dengan menggunakan kata kerja operasional.
Kata kerja operasional pada KD benar-benar terwakili dan teuji akurasinya pada
deskripsi yang ada di kata kerja operasional indikator. Tahapan berpikir dalam
pengembangan indikator pencapaian kompetensi yaitu :
1) Ranah Kognitif
o Pengetahuan (C1)
o Pemahaman (C2)
o Penerapan (C3)
o Analisis (C4)
o Sintesis (C5)
o Evaluasi (C6)
Pengantar Kurikulum_Kelompok 9 Page 11
3) Ranah Afektif
o Menerima (A1)
o Menanggapi (A2)
o Menilai (A3)
o Mengelola (A4)
o Menghayati (A5)
2) Ranah Psikomotor
o Peniruan (P1)
o Manipulasi (P2)
o Pengalamiahan (P3)
o Artikulasi (P4)
Penentuan Jenis Penilaian
Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan
indikator. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk
tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya
berupa tugas, proyek dan/atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan
menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara
sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam
pengambilan keputusan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian:
Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi.
Penilaian menggunakan acuan kriteria yaitu berdasarkan apa yang bias
dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan
untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya.
Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan.
Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis
untuk menentukan kompetensi dasar yang telah dimiliki dan yang belum, serta
untuk mengetahui kesulitan siswa.
Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut
berupa perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program remedi bagi
peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah kriteria ketuntas-an,
dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi kri-teria
ketuntasan.
Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh
dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan
pendekatan tugas observasi lapangan maka evaluasi harus dibe-rikan baik pada
proses (keterampilan proses) misalnya teknik wawancara, maupun
produk/hasil melakukan observasi lapangan yang berupa infor-masi yang
dibutuhkan.
Pengantar Kurikulum_Kelompok 9 Page 12
Menentukan Alokasi Waktu
Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah
minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan
mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan,
dan tingkat kepentingan kompetensi dasar. Alokasi waktu yang dicantumkan dalam
silabus merupakan perkiraan waktu rerata untuk menguasai kompetensi dasar yang
dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam. Silabus mata pelajaran disusun
berdasarkan seluruh alokasi waktu yang disediakan untuk mata pelajaran selama
penyelenggaraan pendidikan di tingkat satuan pendidikan. Penyusunan silabus
memperhatikan alokasi waktu yang disediakan per semester, per tahun, dan alokasi
waktu mata pelajaran lain yang sekelompok. Implementasi pembelajaran per semester
menggunakan penggalan silabus sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi
Dasar untuk mata pelajaran dengan alokasi waktu yang tersedia pada struktur
kurikulum. Khusus untuk SMK/MAK menggunakan penggalan silabus berdasarkan
satuan kompetensi.
Menentukan Sumber Belajar
Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk
kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, nara sumber, serta
lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya. Penentuan sumber belajar didasarkan pada
standar kompetensi dan kompetensi dasar serta materi pokok/pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.
Pengantar Kurikulum_Kelompok 9 Page 13
2.4 Format Silabus
Silabus sebagai bagian dalam proses pembelajaran terdiri dari komponenkomponen
yang saling berkaitan satu sama lain. Komponen silabus yang di sarankan terdiri dari:
identitas mata pelajaran, standar kompetensi dan kompetensi dasar, materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan
sumber belajar. Komponen-komponen tersebut sebaiknya disusun dalam format dan
sistematika yang jelas. Format berkaitan dengan bentuk penyajian isi silabus, sedangkan
sistematika berkaitan dengan urutan penyajian komponen silabus. Format silabus ini
sebaiknya disusun dalam bentuk matriks (bukan naratif) untuk mempermudah dalam
melihat keterhubungan antar komponen.
Contoh Format Silabus
Silabus
Sekolah :
Mata pelajaran :
Kelas/Semester :
Alokasi waktu :
Standar kompetensi :
Kompetensi
dasar
Materi pokok/
pembelajaran
Kegiatan
pembelajaranIndikator Penilaian
Alokasi
Waktu
1 2 3 4 5 6
Pengantar Kurikulum_Kelompok 9 Page 14
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata
pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi , kompetensi dasar, materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk
penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.
Prinsip Pengembangan Silabus yaitu :
Ilmiah
Relevan
Sistematis
Konsisten
Memadai
Aktual dan Kontekstual
Fleksibel
Menyeluruh
Langkah-langkah Pengembangan Silabus yaitu :
Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran
Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi
Penentuan Jenis Penilaian
Menentukan Alokasi Waktu
Menentukan Sumber Belajar
3.2 SARAN
Sebagaimana yang telah diungkap di atas bahwa satuan pendidikan sangat
membutuhkan tenaga pendidik yang mampu memahami silabus dan RPP secara benar.
Semoga dengan disusunnya makalah ini para tenaga pendidik, baik pada tingkat dasar
Pengantar Kurikulum_Kelompok 9 Page 15
maupun tingkat menengah mampu memahami secara benar tentang konsep dasar silabus
dan RPP sehingga mereka dapat mengabdi sesuai dengan kompetensi yang diharapkan.
Pengantar Kurikulum_Kelompok 9 Page 16