SILABUS - fk.unud.ac.id · Fisioterapi Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan rangkaian...
Transcript of SILABUS - fk.unud.ac.id · Fisioterapi Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan rangkaian...
SILABUS STASE KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
2019
PROGRAM STUDI SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
PEDOMAN PERKULIAHAN
Abstrak
Fisioterapi Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan rangkaian pembelajaran proses
asuhan fisioterapi berupa: assessment, diagnose, planning, intervensi, serta evaluasi pada kondisi
kasus fisioterapi kesehatan dan keselamatan kerja. Adapun capaian pembelajaran yang
diharapkan yaitu: Menjunjung tunggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan
agama, moral dan etika; Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan
kepercayaan serta pendapat atau temuan orisinal orang lain; Menunjukkan sikap bertanggung
jawab atas pekerjaan di bidang keahliaanya secara mandiri. (CP Sikap). Menguasai teori aplikasi
pada bidang keilmuan fisioterapi dasar (fundasi), ilmu gerak manusia, fisioterapi yang berkaitan
dengan kesehatan manusia secara umum yang berkaitan dengan gerak dan fungsi; Menguasai
teori aplikasi pelaksanaan asuhan Fisioterapi yang dilakukan secara mandiri atau berkelompok
pada bidang keilmuan Fisioterapi Kesehatan dan keselamatan kerja; Menguasai teori aplikasi
konsep dan prinsip Clinical Reasoning dalam pemecahan masalah fisioterapi dan masyarakat.
(CP Pengetahuan). Mampu bekerja di bidang keahlian pokok untuk jenis pekerjaan yang
spesifik, dan memiliki kompetensi kerja yang minimal setara dengan standar kompetensi kerja
profesinya; Mampu bekerja sama dengan profesi lain yang sebidang dalam menyelesaikan
masalah pekerjaan bidang profesinya; Mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengaudit,
mengamankan, dan menemukan kembali data dan informasi untuk keperluan ngembangan hasil
kerja profesinya. (CP Ketrampilan umum). Mampu menerapkan IPTEK laboratorium Biomedik
Dasar yang berhubungan dengan masalah gerak dan fungsinya yang diperlukan sebagai dasar
pelayanan fisioterapi dan mampu beradaptasi dengan sumberdaya yang tersedia; Mampu
menerapkan IPTEK komunikasi, psikososial yang berhubungan dengan masalah gerak dan
fungsinya yang diperlukan sebagai dasar pelayanan fisioterapi dan mampu beradaptasi dengan
sumber daya yang tersedia; Mampu menerapkan pendokumentasian, dan informasi layanan
fisioterapi sebagai dasar rujukan bagi fisioterapis (Ftr) dalam menetapkan tindakan Fisioterapi
lanjutan/rujukan. (CP Ketrampilan khusus)
Tujuan
Mata kuliah ini diberikan pada mahasiswa untuk dapat melakukan assessment
menegakkan diagnosa fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan
intervensi,melakukan evaluasi terkait patologi ergonomi pada officer dan ergonomi pada
agriculture (pertanian dan perkebunan), serta melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila
dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose penunjang terkait patologi ergonomi pada officer dan
ergonomi pada agriculture (pertanian dan perkebunan): Permasalahan Posture, Permasalahan
Pada Anggota Gerak Atas, Permasalahan Pada Anggota Gerak Bawah, Permasalahan Pada
Pelvic, Permasalahan Pada Scapula, Permasalahan Posture, Permasalahan Pada Anggota Gerak
Atas, Permasalahan Pada Anggota Gerak Bawah, Permasalahan Pada Pelvic, Permasalahan Pada
Scapula.
SILABUS BERBASIS KOMPETENSI
I. IDENTITAS MATA KULIAH
Jurusan/Program Studi : Profesi Fisioterapi
Mata Kuliah : Fisioterapi Kesehatan dan keselamatan kerja
Kode : PFT1012
SKS : 2 SKS
Semester : I
Prasyarat : -
II. STANDAR KOMPETENSI
Memberikan pengetahuan dan pemahaman mengenai proses asuhan fisioterapi pada
kasus kesehatan dan keselamatan kerja.
No Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Materi Pokok/
Rincian Materi
1.
Mahasiswa dapat
melakukan assessment,
menetapkan diagnose
fisioterapi secara ICF,
menetapkan planning,
melakukan intervensi,
serta evaluasi dan
rujukan ke profesi
terkait apabila
dibutuhkan dalam
tatalaksana patologi
ergonomi pada officer
(permasalahan posture,
permasalahan pada
anggota gerak atas,
permasalahan pada
anggota gerak bawah)
- Melakukan assessment terkait
patologi ergonomi pada officer
(permasalahan posture,
permasalahan pada anggota gerak
atas, permasalahan pada anggota
gerak bawah)
- Melakukan diagnosa fisioterapi
secara ICF terkait patologi ergonomi
pada officer (permasalahan posture,
permasalahan pada anggota gerak
atas, permasalahan pada anggota
gerak bawah)
- Menetapkan planning terkait
patologi ergonomi pada officer
(permasalahan posture,
permasalahan pada anggota gerak
atas, permasalahan pada anggota
gerak bawah)
- Melakukan intervensi terkait
patologi ergonomi pada officer
(permasalahan posture,
permasalahan pada anggota gerak
atas, permasalahan pada anggota
gerak bawah)
- Melakukan evaluasi terkait
patologi ergonomi pada officer
(permasalahan posture,
permasalahan pada anggota gerak
Proses asuhan fisioterapi
pada permasalahan
posture, permasalahan
pada anggota gerak atas,
permasalahan pada
anggota gerak bawah
atas, permasalahan pada anggota
gerak bawah)
- Melakukan evaluasi terkait
patologi ergonomi pada officer
(permasalahan posture,
permasalahan pada anggota gerak
atas, permasalahan pada anggota
gerak bawah)
- Melakukan rujukan ke profesi
lainnya apabila dibutuhkan
terapi/pemeriksaan diagnose
penunjang terkait patologi ergonomi
pada officer (permasalahan posture,
permasalahan pada anggota gerak
atas, permasalahan pada anggota
gerak bawah)
2
Mahasiswa dapat
melakukan assessment,
menetapkan diagnose
fisioterapi secara ICF,
menetapkan planning,
melakukan intervensi,
serta evaluasi dan
rujukan ke profesi
terkait apabila
dibutuhkan dalam
tatalaksana patologi
ergonomi pada officer
dan ergonomi pada
agriculture
(permasalahan pada
pelvic, permasalahan
pada scapula)
- Melakukan assessment terkait
patologi ergonomi pada officer dan
ergonomi pada agriculture
(permasalahan pada pelvic,
permasalahan pada scapula)
- Melakukan diagnosa fisioterapi
secara ICF terkait ergonomi pada
officer dan ergonomi pada
agriculture (permasalahan pada
pelvic, permasalahan pada scapula)
- Menetapkan planning terkait
patologi ergonomi pada officer dan
ergonomi pada agriculture
(permasalahan pada pelvic,
permasalahan pada scapula)
- Melakukan intervensi terkait
patologi ergonomi pada officer dan
ergonomi pada agriculture
(permasalahan pada pelvic,
permasalahan pada scapula)
- Melakukan evaluasi terkait
patologi ergonomi pada officer dan
ergonomi pada agriculture
(permasalahan pada pelvic,
permasalahan pada scapula)
- Melakukan rujukan ke profesi
lainnya apabila dibutuhkan
terapi/pemeriksaan diagnose
Proses asuhan fisioterapi
pada permasalahan pada
pelvic, permasalahan pada
scapula
penunjang terkait patologi ergonomi
pada officer dan ergonomi pada
agriculture (permasalahan pada
pelvic, permasalahan pada scapula)
3
Mahasiswa dapat
melakukan assessment,
menetapkan diagnose
fisioterapi secara ICF,
menetapkan planning,
melakukan intervensi,
serta evaluasi dan
rujukan ke profesi
terkait apabila
dibutuhkan dalam
tatalaksana patologi
ergonomi pada
agriculture
(permasalahan posture,
permasalahan pada
anggota gerak atas,
permasalahan pada
anggota gerak bawah)
- Melakukan assessment terkait
patologi ergonomi pada agriculture
(permasalahan posture,
permasalahan pada anggota gerak
atas, permasalahan pada anggota
gerak bawah)
- Melakukan diagnosa fisioterapi
secara ICF terkait patologi ergonomi
pada agriculture (permasalahan
posture, permasalahan pada anggota
gerak atas, permasalahan pada
anggota gerak bawah)
- Menetapkan planning terkait
patologi ergonomi pada agriculture
(permasalahan posture,
permasalahan pada anggota gerak
atas, permasalahan pada anggota
gerak bawah)
- Melakukan intervensi terkait
patologi ergonomi pada agriculture
(permasalahan posture,
permasalahan pada anggota gerak
atas, permasalahan pada anggota
gerak bawah)
- Melakukan evaluasi terkait
patologi ergonomi pada agriculture
(permasalahan posture,
permasalahan pada anggota gerak
atas, permasalahan pada anggota
gerak bawah)
- Melakukan rujukan ke profesi
lainnya apabila dibutuhkan
terapi/pemeriksaan diagnose
penunjang terkait patologi ergonomi
pada agriculture (permasalahan
posture, permasalahan pada anggota
gerak atas, permasalahan pada
anggota gerak bawah)
Proses asuhan fisioterapi
pada permasalahan
posture, permasalahan
pada anggota gerak atas,
permasalahan pada
anggota gerak bawah
SATUAN ACARA PERKULIAHAN
Mata Kuliah : Fisioterapi Kesehatan dan keselamatan kerja
Kode/SKS : PFT1012 / 2 SKS
Semester : I
Minggu ke : 1
Materi Pokok : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan
diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi
ergonomi pada officer
Sub Pokok Bahasan : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan
diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana permasalahan
posture, permasalahan pada anggota gerak atas,
permasalahan pada anggota gerak bawah
Waktu Pertemuan : 3 x 50 menit
Dosen Pengajar : Dr. Nila Wahyuni, M.Fis
KOMPETENSI DAN MODEL PEMBELAJARAN
A. KOMPETENSI
Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF,
menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait
apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi ergonomi pada officer (permasalahan posture,
permasalahan pada anggota gerak atas, permasalahan pada anggota gerak bawah)
B. INDIKATOR
1. Melakukan assessment terkait patologi ergonomi pada officer (permasalahan posture,
permasalahan pada anggota gerak atas, permasalahan pada anggota gerak bawah
2. Melakukan diagnosa fisioterapi secara ICF terkait patologi ergonomi pada officer
(permasalahan posture, permasalahan pada anggota gerak atas, permasalahan pada
anggota gerak bawah)
3. Menetapkan planning terkait patologi ergonomi pada officer (permasalahan posture,
permasalahan pada anggota gerak atas, permasalahan pada anggota gerak bawah)
4. Melakukan intervensi terkait patologi ergonomi pada officer (permasalahan posture,
permasalahan pada anggota gerak atas, permasalahan pada anggota gerak bawah)
5. Melakukan evaluasi terkait patologi ergonomi pada officer (permasalahan posture,
permasalahan pada anggota gerak atas, permasalahan pada anggota gerak bawah)
6. Melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose
penunjang terkait patologi ergonomi pada officer (permasalahan posture, permasalahan
pada anggota gerak atas, permasalahan pada anggota gerak bawah)
C. MODEL PEMBELAJARAN
Metode Pembelajaran :
- Bed side teaching
- Tugas lapangan
D. MEDIA, ALAT DAN BAHAN PEMBELAJARAN
1. White Board
2. Board Marker
3. Laptop
4. Multi Media Projector/LCD
E. SKENARIO KEGIATAN PEMBELAJARAN
Tahapan Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa Penilaian
Pembukaan Materi tentang assessment,
menetapkan diagnose fisioterapi
secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta
evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam
tatalaksana ergonomi pada officer
(permasalahan posture,
permasalahan pada anggota gerak
atas, permasalahan pada anggota
gerak bawah)
Mendengarkan,
mencatat
Soft skill
mahasiswa
Penyajian Bed side teaching
Mendengarkan,
melihat, mencatat
dan bertanya jika
tidak jelas
Soft skill
mahasiswa
Penutup Merangkum uraian dalam bentuk
tugas lapangan.
Mendengarkan dan
mencatat
Tugas
lapangan dan
morning
report.
Sumber Belajar :
1. Direktur Pengawasan Norma K3. (2013). Himpunan Peraturan PerundangUndangan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja: Undang-Undang No. 1. Jakarta: Kemenakertrans
RI.
2. Direktur Pengawasan Norma K3. (2013). Himpunan Peraturan Perundang
Undangan Keselamatan dan Kesehatan Kerja: Undang-Undang No. 13 Tahun 2003
Tentang Ketenagakerjaan. Jakarta: Kemenakertrans RI.
3. Direktur Pengawasan Norma K3. (2013). Himpunan Peraturan Perundang
Undangan Keselamatan dan Kesehatan Kerja: Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun
2012 Tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3). Jakarta: Kemenakertrans RI.
4. Direktur Pengawasan Norma K3. (2013). Himpunan Peraturan Perundang
Undangan Keselamatan dan Kesehatan Kerja: Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun
2012 Tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3 pasal 11. Jakarta: Kemenakertrans RI.
SATUAN ACARA PERKULIAHAN
Mata Kuliah : Fisioterapi Kesehatan dan keselamatan kerja
Kode/SKS : PFT1012 / 2 SKS
Semester : I
Minggu ke : 2
Materi Pokok : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan
diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi
ergonomi pada officer dan ergonomi pada agriculture.
Sub Pokok Bahasan : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan
diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana permasalahan
pada pelvic, permasalahan pada scapula
Waktu Pertemuan : 3 x 50 menit
Dosen Pengajar : Dr. Nila Wahyuni, M.Fis
KOMPETENSI DAN MODEL PEMBELAJARAN
A. KOMPETENSI
Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF,
menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait
apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi ergonomi pada officer dan ergonomi pada
agriculture (permasalahan pada pelvic, permasalahan pada scapula)
B. INDIKATOR
1. Melakukan assessment terkait patologi ergonomi pada officer dan ergonomi pada
agriculture (permasalahan pada pelvic, permasalahan pada scapula)
2. Melakukan diagnosa fisioterapi secara ICF terkait ergonomi pada officer dan ergonomi
pada agriculture (permasalahan pada pelvic, permasalahan pada scapula)
3. Menetapkan planning terkait patologi ergonomi pada officer dan ergonomi pada
agriculture (permasalahan pada pelvic, permasalahan pada scapula)
4. Melakukan intervensi terkait patologi kesehatan dan keselamatan kerja (physiotherapy on
running, physiotherapy on bicycling, physiotherapy on wall rafting, physiotherapy on
canoeing)
5. Melakukan evaluasi terkait patologi ergonomi pada officer dan ergonomi pada agriculture
(permasalahan pada pelvic, permasalahan pada scapula)
6. Melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose
penunjang terkait patologi ergonomi pada officer dan ergonomi pada agriculture
(permasalahan pada pelvic, permasalahan pada scapula)C. MODEL PEMBELAJARAN
Metode Pembelajaran :
- Bed side teaching
- Tugas lapangan
D. MEDIA, ALAT DAN BAHAN PEMBELAJARAN
1. White Board
2. Board Marker
3. Laptop
4. Multi Media Projector/LCD
E. SKENARIO KEGIATAN PEMBELAJARAN
Tahapan Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa Penilaian
Pembukaan Materi tentang assessment,
menetapkan diagnose fisioterapi
secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta
evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam
tatalaksana patologi ergonomi
pada officer dan ergonomi pada
agriculture (permasalahan pada
pelvic, permasalahan pada
scapula).
Mendengarkan,
mencatat
Soft skill
mahasiswa
Penyajian Bed side teaching
Mendengarkan,
melihat, mencatat
dan bertanya jika
tidak jelas
Soft skill
mahasiswa
Penutup Merangkum uraian dalam bentuk
tugas lapangan.
Mendengarkan dan
mencatat
Tugas
lapangan dan
morning
report.
Sumber Belajar :
1. Direktur Pengawasan Norma K3. (2013). Himpunan Peraturan
PerundangUndangan Keselamatan dan Kesehatan Kerja: Undang-Undang No. 1.
Jakarta: Kemenakertrans RI.
2. Direktur Pengawasan Norma K3. (2013). Himpunan Peraturan Perundang
Undangan Keselamatan dan Kesehatan Kerja: Undang-Undang No. 13 Tahun
2003 Tentang Ketenagakerjaan. Jakarta: Kemenakertrans RI.
3. Direktur Pengawasan Norma K3. (2013). Himpunan Peraturan Perundang
Undangan Keselamatan dan Kesehatan Kerja: Peraturan Pemerintah No. 50
Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3). Jakarta: Kemenakertrans RI.
4. Direktur Pengawasan Norma K3. (2013). Himpunan Peraturan Perundang
Undangan Keselamatan dan Kesehatan Kerja: Peraturan Pemerintah No. 50
Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3 pasal 11. Jakarta: Kemenakertrans RI.
SATUAN ACARA PERKULIAHAN
Mata Kuliah : Fisioterapi Kesehatan dan keselamatan kerja
Kode/SKS : PFT1012 / 2 SKS
Semester : I
Minggu ke : 3
Materi Pokok : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan
diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi
ergonomi pada agriculture.
Sub Pokok Bahasan : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan
diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana permasalahan
posture, permasalahan pada anggota gerak atas,
permasalahan pada anggota gerak bawah
Waktu Pertemuan : 3 x 50 menit
Dosen Pengajar : Dr. Nila Wahyuni, M.Fis
KOMPETENSI DAN MODEL PEMBELAJARAN
A. KOMPETENSI
Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF,
menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait
apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi ergonomi pada agriculture (permasalahan
posture, permasalahan pada anggota gerak atas, permasalahan pada anggota gerak bawah)
B. INDIKATOR
1. Melakukan assessment terkait patologi ergonomi pada agriculture (permasalahan posture,
permasalahan pada anggota gerak atas, permasalahan pada anggota gerak bawah)
2. Melakukan diagnosa fisioterapi secara ICF terkait patologi ergonomi pada agriculture
(permasalahan posture, permasalahan pada anggota gerak atas, permasalahan pada
anggota gerak bawah)
3. Menetapkan planning terkait patologi ergonomi pada agriculture (permasalahan posture,
permasalahan pada anggota gerak atas, permasalahan pada anggota gerak bawah)
4. Melakukan intervensi terkait patologi ergonomi pada agriculture (permasalahan posture,
permasalahan pada anggota gerak atas, permasalahan pada anggota gerak bawah)
5. Melakukan evaluasi terkait patologi ergonomi pada agriculture (permasalahan posture,
permasalahan pada anggota gerak atas, permasalahan pada anggota gerak bawah)
6. Melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose
penunjang terkait patologi ergonomi pada agriculture (permasalahan posture,
permasalahan pada anggota gerak atas, permasalahan pada anggota gerak bawah)
C. MODEL PEMBELAJARAN
Metode Pembelajaran :
- Bed side teaching
- Tugas lapangan
D. MEDIA, ALAT DAN BAHAN PEMBELAJARAN
1. White Board
2. Board Marker
3. Laptop
4. Multi Media Projector/LCD
E. SKENARIO KEGIATAN PEMBELAJARAN
Tahapan Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa Penilaian
Pembukaan Materi tentang assessment,
menetapkan diagnose fisioterapi
secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta
evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam
tatalaksana patologi ergonomi
pada agriculture (permasalahan
posture, permasalahan pada
anggota gerak atas, permasalahan
pada anggota gerak bawah)
Mendengarkan,
mencatat
Soft skill
mahasiswa
Penyajian Bed side teaching
Mendengarkan,
melihat, mencatat
dan bertanya jika
tidak jelas
Soft skill
mahasiswa
Penutup Merangkum uraian dalam bentuk
tugas lapangan.
Mendengarkan dan
mencatat
Tugas
lapangan dan
morning
report.
Sumber Belajar :
1. Direktur Pengawasan Norma K3. (2013). Himpunan Peraturan
PerundangUndangan Keselamatan dan Kesehatan Kerja: Undang-Undang No. 1.
Jakarta: Kemenakertrans RI.
2. Direktur Pengawasan Norma K3. (2013). Himpunan Peraturan Perundang
Undangan Keselamatan dan Kesehatan Kerja: Undang-Undang No. 13 Tahun
2003 Tentang Ketenagakerjaan. Jakarta: Kemenakertrans RI.
3. Direktur Pengawasan Norma K3. (2013). Himpunan Peraturan Perundang
Undangan Keselamatan dan Kesehatan Kerja: Peraturan Pemerintah No. 50
Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3). Jakarta: Kemenakertrans RI.
4. Direktur Pengawasan Norma K3. (2013). Himpunan Peraturan Perundang
Undangan Keselamatan dan Kesehatan Kerja: Peraturan Pemerintah No. 50
Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3 pasal 11. Jakarta: Kemenakertrans RI.
KONTRAK PERKULIAHAN
Nama Mata Kuliah : Fisioterapi Kesehatan dan keselamatan kerja
Kode Mata Kuliah : PFT1012
Pengajar : Dr. Nila Wahyuni, M.Fis.
Semester : 1
Hari pertemuan/Jam :
Tempat Pertemuan : Universitas Udayana
1. Manfaat Mata Kuliah
Mata kuliah ini diberikan pada mahasiswa untuk dapat melakukan assessment
menegakkan diagnosa fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan
intervensi,melakukan evaluasi terkait patologi kesehatan dan keselamatan kerja, serta melakukan
rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose penunjang terkait
patologi kesehatan dan keselamatan kerja.
2. Deskripsi Perkuliahan
Mata kuliah ini membahas tentang diantaranya :
1. Permasalahan Posture
2. Permasalahan Pada Anggota Gerak Atas
3. Permasalahan Pada Anggota Gerak Bawah
4. Permasalahan Pada Pelvic
5. Permasalahan Pada Scapula
6. Permasalahan Posture
7. Permasalahan Pada Anggota Gerak Atas
8. Permasalahan Pada Anggota Gerak Bawah
9. Permasalahan Pada Pelvic
10. Permasalahan Pada Scapula
3. Tujuan Instruksional
Setelah menyelesaikan mata kuliah ini (pada akhir semester), mahasiswa mampu
melakukan assessment menegakkan diagnosa fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi,melakukan evaluasi terkait patologi kesehatan dan keselamatan kerja, serta
melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose
penunjang terkait patologi kesehatan dan keselamatan kerja.
4. Organisasi Materi
Organisasi materi dapat dilihat pada jadwal perkuliahan.
5. Strategi Perkuliahan
Perkuliahan berupa kuliah tutorial morning report, bed side teaching, dan penugasan
lapangan. Selain itu, mahasiswa akan dievaluasi melalui presentasi kasus, presentasi jurnal,
dan ujian bagian.
6. Materi/Bacaan Perkuliahan
Buku/bacaan pokok dalam perkuliahan ini adalah:
1. Direktur Pengawasan Norma K3. (2013). Himpunan Peraturan PerundangUndangan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja: Undang-Undang No. 1. Jakarta: Kemenakertrans RI.
2. Direktur Pengawasan Norma K3. (2013). Himpunan Peraturan Perundang Undangan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja: Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan. Jakarta: Kemenakertrans RI.
3. Direktur Pengawasan Norma K3. (2013). Himpunan Peraturan Perundang Undangan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja: Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 Tentang
Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). Jakarta:
Kemenakertrans RI.
4. Direktur Pengawasan Norma K3. (2013). Himpunan Peraturan Perundang Undangan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja: Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 Tentang
Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3 pasal 11.
Jakarta: Kemenakertrans RI.
7. Tugas
Dalam perkuliahan, diberikan beberapa tugas sebagai berikut:
1. Morning Report (MR)
a. MR di lakukan bersama CE dengan sistem SGD
b. Topik MR dapat ditentukan kemudian oleh CE dan/atau Mahasiswa
c. Jumlah minimal pelaksanaan MR berbeda di setiap stase
d. Mahasiswa wajib menyiapkan FORM PENILAIAN MORNING REPORT
(perkelompok) di setiap pelaksanaan MR (form code : 1.FTR.MR)
e. Form Penilaian MR yang telah diisi nilai tetap dibawa oleh CE
f. Mahasiswa berhak dan wajib mengingatkan CE untuk mengumpulkan Nilai MR
kepada Preseptor disetiap akhir praktik di tempat terkait
2. Tugas Lapangan (TL)
a. TL di lakukan setiap hari praktik dengan arahan atau pengawasan dari CE
b. Mahasiswa akan diberikan tanggung jawab untuk mengawasi beberapa pasien atas
petunjuk CE
c. Mahasiswa wajib mencatat perkembangan pasien yg menjadi tanggung jawabnya
dalam FORM TUGAS LAPANGAN tiap hari / kali (form code : 1.FTR.TL) dan
melengkapi laporan pembelajaran TL yang ada pada buku log
d. Mahasiswa wajib melakukan diskusi dengan CE berkaitan dengan perkembangan
pasien
e. Di minggu akhir di tempat terkait, Mahasiswa wajib mengumpulkan FORM TL
dilengkapi dengan FORM PENILAIAN TUGAS LAPANGAN (perorang) untuk
dilakukan penilaian oleh CE (form code : 2.FTR.TL )
f. Form TL yang telah dinilai oleh CE daoat diminta kembali untuk berikutnya
dikumpulkan ke Kordik Profesi Fisioterapi FK Unud
g. Mahasiswa wajib mengingatkan CE untuk mengumpulkan Nilai TL kepada
Preseptor disetiap akhir praktik di tempat terkait
3. Presentasi Kasus (Presus)
a. Jumlah presentasi kasus berbeda di setiap stase
b. Mahasiswa wajib melakukan minimal 4 kali bimbingan dengan CE dan/atau
Preseptor terkait kasus yang akan dipresentasikan dan mencatatnya dalam form
bimbingan pada buku log
c. Jadwal presentasi ditentukan berdasarkan kesepakatan antara Mahasiswa dengan CE
dan/atau Preseptor
d. Mahasiswa wajib mengisi FORM STATUS KLINIS untuk kasus yang akan di
presentasikan (form code : 1.FTR.STAKIS)
e. Mahasiswa wajib membuat PPT untuk sarana presentasi (format disesuaikan dgn isi
STAKIS)
f. Mahasiswa wajib mengirimkan/upload tugas Status Klinis (WORD dan PPT) beserta
Jurnal Pendukung (PDF) melalui Google Classroom Profesi Fisioterapi batch 3 2018
(max H-3 ujian)
g. Mahasiswa masing-masing wajib menyiapkan 2 (Dua) FORM PENILAIAN
PRESUS (perorang) untuk CE dan Preseptor (form code : 2.FTR.PRESUS)
h. Nilai Presus akan langsung dibawa oleh Preseptor/CE
4. Presentasi Jurnal (Presjur)
a. Jumlah presentasi jurnal berbeda di setiap stase
b. Pemilihan jurnal dapat ditentukan oleh Mahasiswa/CE
c. Mahasiswa dapat mereview 1 atau lebih jurnal
d. Mahasiswa wajib melakukan minimal 4 kali bimbingan dengan CE dan/atau
Preseptor terkait jurnal yang akan dipresentasikan dan mencatatnya dalam form
bimbingan pada buku log
e. Jadwal presentasi ditentukan berdasarkan kesepakatan antara Mahasiswa dengan CE
dan/atau Preseptor
f. Mahasiswa wajib mereview jurnal sesuai FORM REVJUR (form code :
1.FTR.REVJUR
g. Mahasiswa wajib mengumpulkan hardcopy JURNAL ASLI , HASIL REVIEW,
FORM PENILAIAN REVJUR (perorang) (form code : 2.FTR.REVJUR) ke CE (max
H-3)
i. Mahasiswa wajib mengirimkan Hasil Review (WORD) dan Jurnal Asli (PDF) melalui
Google Classroom Profesi Fisioterapi batch 3 2018 (max H-3 ujian)
h. CE akan memilih 1 jurnal terbaik untuk di presentasikan perkelompok
i. Mahasiswa wajib menyiapkan 2 (Dua)/ 3 (Tiga) FORM PENILAIAN PREJUR
(perkelompok) untuk CE dan Preseptor (form code : 2.FTR.PRESJUR)
j. Nilai Presus akan langsung dibawa oleh Preseptor/CE
5. Kuliah Kepakaran
a. Kuliah kepakaran bersifat isidental
b. Kuliah kepakaran dapat dilakukan apabila terdapat kasus baru atau kasus sulit dan
lain lain
c. Mahasiswa wajib berdiskusi secara aktif dengan CE terkait kasus atau permasalahan
yang akan diangkat pada kuliah kepakaran
d. Jadwal kuliah kepakaran ditentukan oleh Kordik Profesi Fisioterapi FK Unud
e. Kuliah kepakaran diberikan oleh dr. spesialis atau bidang ilmu lain
f. Mahasiswa wajib menyiapkan ABSENSI KULIAH KEPAKAKARAN (form code :
1.FTR.ABS.KK)
6. Ujian Bagian
a. Jumlah pelaksanaan Ujian Bagian berbeda di setiap stase
b. Jadwal Ujian Bagian ditentukan CE dan/atau Preseptor
c. Preseptor akan meminta CE untuk memilihkan kasus yang akan di Ujikan kepada
Mahasiswa
d. Penilaian Ujian Bagian akan dilakukan oleh CE dan Preseptor
e. Mahasiswa masing-masing wajib menyiapkan 2 (Dua) FORM PENILAIAN UJIAN
BAGIAN (perorang) untuk CE dan Preseptor (form code : 2.FTR.UB)
f. Apabila pada Mahasiswa tidak lulus U1 di tempat terkait, maka Mahasiswa berhak
mengajukan U2 kepada CE di tempat terkait dengan persetujuan Preseptor
8. Kriteria Penilaian
Penilaian akan dilakukan oleh pengajar dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:
Nilai Angka Huruf Mutu Angka Mutu Gabungan
Kemampuan
≥ 80 – 100 A 4,0 Istimewa
≥ 75 – 79 B+ 3,5 Sangat Baik
≥ 70 – 74 B 3,0 Baik
≥ 62 – 69 C+ 2,5 Cukup Baik
≥ 56 – 61 C 2,0 Cukup
≥ 50 – 55 D+ 1,5 Kurang Cukup
≥ 40 – 49 D 1,0 Kurang
0 – 39 E 0 Sangat Kurang
Pembobotan nilai adalah sebagai berikut:
1. Nilai Total (100%) = Morning Report (10%) +Tugas Lapangan (20%) + Presentasi
Kasus (20%) + Presentasi Jurnal (15%) + Ujian Bagian (20%) + Sikap (15%)
Demikian kontrak perkuliahan ini dibuat, agar disetujui dan ditaati oleh semua pihak.
Menyetujui
Mahasiswa Dosen pengampu
(……………………………) (…………………………………….)