Siklus Hidup Toxoplasma Gondii

5
1. Siklus hidup Toxoplasma gondii Siklus hidup Toxoplasma gondii melalui fase intestinal dan ekstra-intestinal. Fase intestinal hanya berlangsung pada kucing (Familia felidae) yang berperan sebagai inang definitive, sedangkan fase ekstraintestinal dapat berlangsung pada kucing dan mamalia lainnya seperti tikus, babi, kambing, domba, sapi, kerbau, manusia dan bangsa unggas yang berperan sebagai inang antara. Fase intestinal Secara alamiah tikus dan mencit yang mengandung sista Toxoplasma gondii dimangsa oleh kucing yang berperan sebagai inang definitive. Didalam usus kucing dinding sista dicernakan dan bradyzoite keluar menembus sel epitel usus halus kucing, kemudian berkembang dalam vakuola yang terletak diantara vili

Transcript of Siklus Hidup Toxoplasma Gondii

Page 1: Siklus Hidup Toxoplasma Gondii

1. Siklus hidup Toxoplasma gondii

Siklus hidup Toxoplasma gondii melalui fase intestinal dan ekstra-intestinal. Fase intestinal hanya berlangsung pada kucing (Familia felidae) yang berperan sebagai inang definitive, sedangkan fase ekstraintestinal dapat berlangsung pada kucing dan mamalia lainnya seperti tikus, babi, kambing, domba, sapi, kerbau, manusia dan bangsa unggas yang berperan sebagai inang antara.

Fase intestinal

Secara alamiah tikus dan mencit yang mengandung sista Toxoplasma gondii dimangsa oleh kucing yang berperan sebagai inang definitive. Didalam usus kucing dinding sista dicernakan dan bradyzoite keluar menembus sel epitel usus halus kucing, kemudian berkembang dalam vakuola yang terletak diantara vili dan inti sel epitel usus secara schizogoni. Kira-kira 4-29 merozoit ditemukan dalam setiap schizont. Schizont yang penuh merozoit segera pecah dan merozoit yang lepas dari schizont tersebut meneruskan schizogoni lagi, sementara yang lain ada yang berkembang menjadi mikro dan makrogametosit.

Setiap mikrogametosit mengandung 12-32 mikrogamet dan setelah matang, satu ekor gamet jantan (mikrogamet) membuahi satu gamet betina (makrogamet) sehingga

Page 2: Siklus Hidup Toxoplasma Gondii

menghasilkan sebuah zygote. Zygote yang keluar bersama feses kini dikenal sebagai oosista. Periode prapaten 3-4 hari atau 30 hari tergantung pada stadium parasit yang termakan kucing.

Oosista Toxoplasma gondii mulai diproduksi oleh kucing lima hari setelah kucing makan seekor tikus yang otaknya positif sista Toxoplasma gondii. Produksi oosista ini berlangsung selama tujuh hari dan jumlah oosista total yang dihasilkan dapat mencapai 296.013 butir

Fase ekstra-intestinal

Oosista Toksoplama gondii ketika dikeluarkan bersama feses kucing belum infektif dan setelah 1-5 hari ditanah mengalami sporulasi menjadi oosista yang matang berisi sporozoit (infektif). Di alam terbuka oosista Toksoplama gondii akan mampu bertahan selama satu tahun didaerah beriklim panas dan lebih lama lagi di daerah beriklim dingin atau dalam ruangan bangunan.

Di dalam ileum inang antara oosista ini pecah dan mengeluarkan sporozoit . sporozoit ini kemudian menembus mukosa ileum mengikuti aliran darah dan limfe mula-mula menuju limfonodi mesenterica, setelah itu ke lomfonodi lainnya dan organ-organ lainnya seperti otak, mata, limpa, hati, jantung , otot serat lintang dan placenta uterus gravid. Didalam sel dari organ-organ tersebut sporozoit membentuk pseudosista dan parasit di dalamnya kini dikenal sebagai endozoit atau tachizoit. Disini parasit memperbanyak secara endodiogeni, sehingga satu pseudosista dapat mengandung 50-100 tachizoit. Stadium prolifersi parasit ini yang menjadi penyebab kerusakan jaringan yang terserang.

Sumber: Juanda, H.A. 2006. TORCH. Solo: PT Wangsa Jatra Lestari

2. Terapi dan dosis terapi toksoplasmosis

Pyrimethamine

Pyrimethamine suatu obat anti malaria, biasanya dikombinasi dengan sulphonamida (sulphadiazine), merupakan obat yang efektif terhadap toksoplasmosis. Keduanya merupakan antagonis asam folat, bekerja secara synergis menekan perkembangan tachyzoites dengan mengganggu sintesis DNA. Pyrimethamine bersifat lipofilik, dengan segera diserap dari saluran cerna dan mempunyai waktu paruh 4-5 hari. Penelitian pada binatang menunjukkan bahwa pyrimethamine menembus sawar darah otak dan darah retina serta terkonsentrasi pada jaringan otak dan retina.

Regimen pyrimethamine pada dewasa dimulai dengan dosis loading, sebanyak 2x100 mg pada hari pertama, dosis berikutnya 20-50 mg/hari selama 2-4 minggu pada penderita yang mendapatkan immunodepressant, termasuk wanita hamil trisemester ke 2 dan ke 3.

Sulphonamide

Page 3: Siklus Hidup Toxoplasma Gondii

Sulphonamide dan Trisulphapyrimidines mempunyai aktifitas yang sama bila dikombinasikan dengan pyrimethamine. Sulphonamide lainnya mempunyai katifitas yang lebih rendah. Pasien-pasien harus cukup minum selama terapi, karena dapat menyebabkan kristaluria. Alkanisasi dengan natrium bicarbonate dapat mengurangi kemungkinan kristaluria. Waktu paruh adalah 10-12 jam. Dosis pertama adalah 75 mg/kg BB. Atau 4 gram maksimal, setelah itu dilanjutkan dengan 100 mg/kg BB/hari atau paling banyak 8 gram/hari dalam dosis yang terbagi dua atau empat.

Spiramycin

Desmont dan Couvreur menemukan bahwa spiramycin dalam dosis 2 gram/hari yang diberikan dalam dosis terbagi selama 3 minggu dan kemudian diulangi selang 2 minggu dapat menurunkan insidens toksoplasmosis congenital pada bayi yang baru dilahirkan oleh ibu hamil yang terinfeksi toksoplasmosis. Efek samping yang sering terjadi adalah keluhan saluran cerna berupa mual dan muntah.

Clindamycin

Akhir-akhir ini clindamycin dikombinasikan dengan pyrimethamine pada terapi encephalitis toksoplasmosis akut penderita AIDS. Sekitar 90% dosis clindamycin diserap pada pemberian peroral. Dosis 150 mg menghasilkan kadar puncak 2-3 µg yang tercapai setelah 1 jam pemberian. Clindamycin menyebar luas ke dalam jaringan dan cairan tubuh, termasuk tulang. Peneterasi ke dalam cairan serebrospinal sedikit, waktu paruh antara 2-3 jam.

Azithromycin

Antibiotic golongan Azolide, telah dipakai secara sukses pada penderita AIDS dengan toksoplasmosis serebtal. Dalam penelitian wanita-wanita hamil yang diterapi dengan 500 mg Azithromycin sekali sehari untuk 3 hari saat minggu terakhir kehamilan menunjukkan konsentrasi Azithromycin pada jaringan plasnta 10-90 kali lebih tinggi daripada darah ibu dan tali pusat. Tidak dijumpai kelainan pada ibu dan bayinya.

Djoko Sekti Wibisono, Enud J. Surjana, Ali Baziad. Ragam medikamentosa terapi toxoplasmosis pada kehamilan. Berkala Ilmiah Kesehatan FATMAWATI. Edisi Vol. 6 No. 15, Agustus 2005.