SIKAP PETANI GAPOKTAN TERHADAP KELANGKAAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/130/1/Yoda...

94
SIKAP PETAN PUPUK URE SAWAH DI D UTAR Seba SEKOL NI GAPOKTAN TERHADAP KELA EA BERSUBSIDI PADA USAHA TA DESA RAMAN AJI KECAMATAN RA KABUPATEN LAMPUNG TIMU OLEH YODA ADITYA 12210019 SKRIPSI agai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pertanian Pada Jurusan Agribisnis LAH TINGGI ILMU PERTANIAN (STIPE DHARMA WACANA METRO LAMPUNG 2016 ANGKAAN ANI PADI RAMAN UR r ER)

Transcript of SIKAP PETANI GAPOKTAN TERHADAP KELANGKAAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/130/1/Yoda...

SIKAP PETANI PUPUK UREA SAWAH DI DESA RAMAN AJI KECAMATAN RAMAN

UTARA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

SEKOLAH TINGGI

PETANI GAPOKTAN TERHADAP KELANGKAAN UREA BERSUBSIDI PADA USAHA TANI PADI

SAWAH DI DESA RAMAN AJI KECAMATAN RAMAN UTARA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

OLEH

YODA ADITYA12210019

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai GelarSarjana Pertanian

Pada Jurusan Agribisnis

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN (STIPER)DHARMA WACANA METRO

LAMPUNG2016

KELANGKAAN BERSUBSIDI PADA USAHA TANI PADI

SAWAH DI DESA RAMAN AJI KECAMATAN RAMAN UTARA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

PERTANIAN (STIPER)

Judul Skripsi : SIKAP PETANI GAPOKTAN TERHADAP KELANGKAAN PUPUK UREA BERSUBSIDI PADA USAHA TANI PADI SAWAH DI DESA RAMAN AJI KECAMATAN RAMAN UTARA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

Nama Mahasiswa : Yoda Aditya

No. Pokok Mahasiawa : 12210019

Program Studi : Agribisnis

Jurusan : Agribisnis

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Ir. Supriadi, M.P. Ir. Sulendro, M.Si.NUPN. 9902004800 NIDN. 0224085801

2. Ketua Jurusan

Ismalia Afriani, S.P., M.Si. NIP. 197504 17200501 2 001

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Ir. Supriadi, M.P. ……………………

Penguji Utama : Ismalia Afriani, S.P., M.Si. ……………………

Anggota : Ir. Sulendro, M.Si. .……………………

2. Ketua Sekolah Tinggi IlmuPertanian Dharma Wacana Kota Metro

Ir. Rakhmiati, M.T.A.NIP. 196302161990031003

Tanggal Lulus Ujian: 18 Juni 2016

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan Skripsi ini Kepada:

1. Kedua orang tuaku, Bapak Alm. Aliudin dan Ibu Herawati yang begitu

bersungguh-sungguh memberikan kasih sayang sehingga dapat

menghantarkan anak-anaknya menempuh pendidikan untuk masa depan.

2. Kakak Witya Asta Rita dan Kakak Herlita yang selalau memberikan

semangat dan motivasi dalam mengerjakan skripsi ini.

3. Keponakan tersayang Nayah Reskina Tianda yang selalu memberikan

dukungan, canda dan tawanya.

4. Fransiska Winda Cahyani yang telah memberikan semangat, dukungan

sertado’a dalam mengerjakan skripsi ini.

5. Seluruh dosen yang telah memberi ilmu dan wawasan sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

6. Teman-teman kosan Yoyon, Rahmat Niko, Budi, Theo, dan Fafa terimakasih

atas dorongan motivasi, semangat serta do’a dalam mengerjakan skripsi ini.

7. Teman-teman terima kasih atas dorongan motivasi untukku dalam

menyelesaikan studi STIPER Dharma Wacana Metro.

MOTTO

“Bukan Harta Kekayaanlah, Tetapi Budi Pekerti yang Harus DitinggalkanSebagai Pusaka Untuk Anak-Anak Kita”

“Teman Sejati Adalah Ia yang Meraih Tangan Anda danMenyentuh Hati Anda”

(Heather Dryon)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga skripsi dengan judul “Sikap Petani Gapoktan

Terhadap Kelangkaan Pupuk Urea Bersubsidi Pada Usaha Tani Padi Sawah Di

Desa Raman Aji Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur” dapat

penulis selesaikan dengan baik. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan

rasa terima kasih kepada:

1. Ibu Ir. Rakhmiati, M.T.A. Selaku Ketua STIPER yang telah memberikan

dukungan, fasilitas, dan kemudahan-kemudahan dalam kegiatan di STIPER

Dharma Wacana Metro.

2. Ibu Ismalia Afriani, S.P.,M.Si. selaku ketua jurusan dan sebagai penguji

skripsi ini yang telah memberikan dukungan dan kemudahan-kemudahan

dalam kegiatan di STIPER Dharma Wacana Metro.

3. Bapak Ir. Supriadi, M.P. sebagai pembimbing I, atas segala bimbingan,

bantuan, motivasi dan saran yang sangat berarti hingga selesainya penulisan

skripsi penelitian ini.

4. Bapak Ir. Sulendro, M.Si. selaku pembimbing II, atas segala bimbingan,

bantuan, motivasi dan saran yang sangat berarti hingga selesainya penulisan

skripsi penelitian ini.

5. Semua pihak dan rekan-rekan yang telah membantu dalam menyelesaikan

skripsi ini.

Semoga amal baik telah diberikan akan mendapatkan imbalan yang sesuai dari

Allah SWT amin. Harapan penulis Skripsi ini dapat bermanfaa tuntuk

pengembangan Ilmu Pengetahuan Khususnya di bidang pertanian. Penulis menya

dari sepenuhnya skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, hal ini semata-mata

karena keterbatasan penulis. Dengan demikian penulis sudah berusaha dengan

sungguh-sungguh dalam penyusunan skripsi ini, tentu masih banyak kekurangan.

Untuk itu saran masukan dari semua pihak sangat penulis harapkan.

Metro, Juli 2016

Penulis

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................. IX

DAFTAR TABEL ........................................................................................... XI

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... XIII

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. XIV

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................ 11.2 Identifikasi Masalah ........................................................................ 71.3 Tujuan Penelitian ............................................................................ 81.4 Manfaat Penelitian.......................................................................... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

2.1 Tinjauan Pustaka ........................................................................... 102.1.1 Pengertian Sikap .................................................................. 102.1.2 Komponen Sikap .................................................................. 112.1.3 Pembentukan dan Perubahan Sikap ..................................... 112.1.4 Peraturan Meteri Sosial Tentang Pupuk Bersubsidi.............. 122.1.5 Pupuk Urea Bersubsidi.......................................................... 13

2.2 Konsep dan Pengertian Kepuasan.................................................. 162.3 Kerangka Pemikiran....................................................................... 172.4 Hipotesa.......................................................................................... 18

III. METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Oprasional dan Pengukuran .............................................. 193.2 Penantuan Lokasi dan Waktu Penelitian......................................... 203.3 Metode Pengumpulan Data ............................................................. 203.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ......................................... 21

3.4.1 Teknik Sampling .................................................................... 223.5 Metode Analisis Data dan Pengujian Hipotesis .............................. 22

3.5.1 Metode Analisis Data ........................................................... 22

3.5.1.a Analisis Deskriptif............................................................... 233.5.1.b Analisis Multivariabel fishbein ........................................... 233.5.2 Customers Satisfaction Index (CSI) ..................................... 28

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Wilayah Penelitian ......................................................... 314.1.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian ...................................... 314.1.2 Potensi Pertanian.................................................................. 314.1.3 Luas Lahan Menurut Penggunaan........................................ 324.1.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian............... 334.1.5 Kelompok Tani..................................................................... 334.1.6 Identitas Responden ............................................................. 344.1.7 Pengalaman Berusahatani .................................................... 37

4.2 Analisis Sikap dan Kepuasan Petani Padi....................................... 394.2.1 Analisis Belief Terhadap Kelangkaan Pupuk Bersubsidi...... 394.2.2 Analisis Evaluation Terhadap Kelangkaan Pupuk................ 454.2.3 Perhitungan Customer Satisfaction Index (ICS) .................. 404.2.4 Sikap Petani Terhadap Kelangkaan Pupuk Bersubsidi ......... 46

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan..................................................................................... 545.2 Saran .............................................................................................. 54

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Realisasi penyaluran pupuk urea bersubsidi di Kabupaten Lampung Timur (2011 – 2013) ................................................................................... 5

2. Kebutuhan dan Realisasi Pupuk Urea Bersubsidi di Desa Raman Aji ....... 6

3. Skala Likert dan skor jawaban responden................................................... 25

4. Pengukuran seluruh variabel (multivariabel) belief dan evaluation ........... 27

5. Rentang Skala dan Kriteria Kepuasan......................................................... 30

6. Penggunaan Lahan di Wilayah Binaan Raman Aji Raman Utara............... 32

7. Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian di Desa Raman Aji Kecamatan Raman Utara ...................................................................... 33

8. Sebaran Tingkat Umur Responden di Desa Raman Aji Kecamatan Raman Utara Lampung Timur .................................................................... 34

9. Sebaran Tingkat Pendidikan Responden di Desa Raman Aji Kecamatan Raman Utara Lampung Timur .................................................................... 35

10. Sebaran Luas Lahan Responden di Desa Raman Aji Kecamatan Raman Utara Lampung Timur .................................................................... 36

11. Sebaran Lama Usahatani Padi Petani Responden di Desa Raman Aji Kecamatan Raman Utara ...................................................................... 38

12. Kepentingan Variabel-Variabel Pupuk Bersubsidi pada Analisis Belief.... 40

13. Kepentingan Variabel-Variabel Pupuk Bersubsidi pada Analisis Evaluation ................................................................................................. . 42

14. Perhitungan Customer Satisfaction Index (CSI) pada analisis belief......... . 45

15. Perhitungan Customer Satisfaction Index (CSI) pada analisis Evaluation . 46

16. Sebaran Jumlah Responden Terhadap Penggunaan Pupuk Organik.......... 47

17. Sebaran Jumlah Responden Terhadap Peningkatan Efektifitas Penggunaan Pupuk..................................................................................... 49

18. Sebaran Jumlah Responden Terhadap Penggunaan Teknologi Pupuk Hayati ......................................................................................................... 50

19. Sebaran Jumlah Responden Terhadap Implementasi Pengolahan Tanaman terpadu (PTT) ............................................................................. 51

20. Sebaran Jumlah Responden Saat Musim Tanam Tiba............................... 52

21. Sebaran Jumlah Responden Terhadap Keikutsertaan Pengawasan Pendistribusian Pupuk Bersubsidi ......................................... 53

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman1. Kerangka Pemikiran Operasioal .............................................................. 18

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman1. Kuesioner Penelitian Jurusan Agribisnis ................................................... 58

2. Identitas Responden di Desa Raman Aji.................................................... 65

3. Workbook Sikap Petani yang Menggunakan Pupuk Urea Bersubsidi....... 67

4. Rekapitulasi Sikap Petani yang Menggunakan Pupuk Urea Bersubsi(belief) ........................................................................................................ 69

5. Rekapitulasi Sikap Petani yang Menggunakan Pupuk Urea Bersubsi(Evaluation)................................................................................................ 69

ABSTRAK

SAWAH DI DESA RAMAN AJI KECAMATAN RAMAN UTARA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

OlehYODA ADITYA

Sektor pertanian merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia. Kebijakan-kebijakan yang diterapkan pemerintah yang berorientasi kepada swasembada pangan Indonesia tidakmenjadikan sub-sektor tanaman pangan sebagai subyek pembangunan tetapi lebihmenjadikannya sebagai suatu obyek yang diperashabis-habisan potensinya untuk mencapai target yang ditetapkan pemerintah. Kasus kelangkaan pupuk terutama jenis urea merupakan fenomena yang terjadi secara berulang-ulang hamper setiap tahun.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sikap petani terhadap kelangkaan pupuk urea bersubsidi di Desa Raman Aji Kecamantan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dan kuantitatif. Jumlah populasiadalah 419 orang, sedangkan yang menjadi sampel yang digunakan berjumlah 30 petani diambildengan acak sederhana (Simple Random Sampling). Metode analisis data yang digunakan adalahalatanalisis multivariable Fishbein untuk mengukur sikap petani selaku konsumen terhadapvariabel produk dan Customers Satisfaction Index (CSI) digunakan untuk mengukur kepuasanpetani selaku konsumen.dilaksanakan di Desa Raman Aji Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur pada bulan Oktober 2015 sampai dengan Desember 2015.

Hasil penelitian menujukkan bahwa dari hasi lanálisis bahwa pupuk bersubsidi masih dibutuhkan oleh petani, tetapi ketika pupuk bersubsi dimengalami kelangkaan, maka sikap petani dalam mengatasi kelangkaan pupuk adalah 1) dengan penggunaan pupuk organic sebagai penggantipupuk bersubsidi, 2) meningkatkan efektifitas penggunaan pupuk (tepat jenis, tepat waktu, tepatcara dan tepat dosis), 3) petani melakukan teknologi pupuk hayati, 4) implementasi PengolahanTanaman Terpadu (PTT), 5) petani melakukan pembelian pupuk bersubsidi sebelum musimtanam tiba, dan 6) petani ikut serta dalam pengawasan pendistribusian pupuk bersubsidi melaluiperkumpulan-perkumpulan gapoktan,

Kata Kunci: Sikap Petani, Kelangkaan Pupuk Urea Bersubsidi, Lampung Timur

RIWAYAT HIDUP

Penulis di lahirkan di Bukit Kemuning Kabupaten Lampung Utara yang

merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara pasangan bapak alm. Aliudin dan ibu

Herawati. Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Bali

Sadhar Tengah pada tahun 2002. Sekolah menengah pertama (SMP) Negeri 2

Bali Sadhar Utara 2005. Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 banjit 2008,

kemudian penulis melanjutkan studi Strata Satu (S1) Jurusan Agribisnis di

Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER) Dharma Wacana Metro Lampung 2012

sampai 2016.

BAB I . PENDAHULUAN

I.I. Latar Belakang

Sektor pertanian merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia. Peranan

sektor pertanian memiliki kontribusi bagi pembentukan Produk Domestik Bruto

(PDB) sebesar 15,3% pada tahun 2009 berdasarkan harga berlaku. Kebijakan-

kebijakan yang diterapkan pemerintah yang berorientasi kepada swasembada

pangan Indonesia tidak menjadikan sub-sektor tanaman pangan sebagai subyek

pembangunan tetapi lebih menjadikannya sebagai suatu obyek yang diperas habis-

habisan potensinya untuk mencapai target yang ditetapkan pemerintah.

Kelangkaan pupuk di beberapa daerah sentra produksi padi di Indonesia sejak

akhir April 2009 dapat berimplikasi terhadap ketahanan pangan nasional.

Kelangkaan pupuk yang terjadi saat ini tidak jauh berbeda dari tahun 1998/1999

sesaat setelah pencabutan subsidi pupuk. Pupuk menghilang dari pasaran dan dari

sentra-sentra produksi padi karena pola distribusi yang buruk, terjadi semacam

oligopoli sistem pemasaran dan skema ekspor tidak dapat "dikontrol" sepenuhnya

oleh sistem kelembagaan (Gsianturi, 2002).

Kebijakan penyediaan pupuk dengan harga murah melalui pemberian subsidi yang

terus meningkat setiap tahun, menyebabkab semakin tidak efisiensinya

penggunaan pupuk urea oleh petani dan meningkatnya ketidaktepatan sasaran

subsidi pupuk yang seharusnya dinikmati oleh petani kecil tetapi dinikmati pula

2

oleh pihak lain (World bank, 2008). Penerapan kebijakan pemberian pupuk

bersubsidi dalam praktinya tidaklah mudah, terdapat kesenjangan antara

dikemukakan oleh Mentri Pertanian Anton Apriyantono dalam kongres Nasional

Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia Tahun 2008 di Palembang,

dimana penyimpangan tersebut disebabkan oleh kesenjangan yang tinggi antara

kebutuhan dan produksi, sehingga petani padi sulit mendapatkan pupuk urea,

terutama setiap awal musim tanam (tahun 2014 kebutuhan urea 9 juta ton yang

tersedia hanya 5,7 juta ton). Kondisi ini diperparah lagi oleh saling berebutnya

petani mendapatkan pupuk urea dengan harga subsidi (Kompas, 15 Oktober

2014).

Selanjutnya untuk mengatasi kelangkaan pupuk tersebut, pemerintah membuat

kebijakan baru yang tertuang dalam Permentan Nomor 42, tahun 2008

(Departemen Pertanian, 2008) yaitu pemberian bantuan langsung pupuk. Jumlah

dan alokasi bantuan langsung pupuk yang diberikan terdiri dari pupuk NPK

sebanyak 41.796,5 ton, pupuk organik cair sebanyak 835.930,5 liter, dan pupuk

organik padat sebanyak 125.389,5 ton. Pupuk tersebut disediakan oleh PT. Sang

Hyang Seri (Persero) dan PT. Pertani (Persero).

Kebutuhan pupuk urea bersubsidi di daerah Lampung hingga beberapa dekade

mendatang masih menjadi tumpuan pertumbuhan ekonomi, karena kontribusi

sektor pertanian terhadap PDRB sekitar 3,95%. Luas panen padi sawah di

Lampung pada tahun 2011 sebesar 543.943 ha dengan produksi 2.752.868 dan

produktivitas 5,06 ton/ha, tahun 2012 dengan luas 577.246 ha dan produksi

2.908.600 ton dan produktivitas 5,04 ton/ha, dan pada tahun 2013 luas tanam

3

584.479 ha dengan produksi 3.042.439 ton dan produktivitas 5,21 ton/ha (Badan

Pusat Statistik Provinsi Lampung, 2014).

Pupuk telah senantiasa berada di lini depan dalam usaha untuk meningkatkan

produksi pangan dunia dan mungkin lebih dari pada jenis input yang lain, secara

luas bertanggung jawab bagi keberhasilan yang telah dicapai. Hanya tanah-tanah

yang subur yang merupakan tanah produktif. Apabila hara tanaman rendah,

produktifitas tanah dan hasil tanaman rendah. Jadi dengan memasok hara tanaman

yang esensial bagi produksi tanaman yang tinggi, pupuk telah menjadi vital untuk

produksi tanaman (Melda R. Sirait, 2008).

Menurut Syahyuti (2007), peranan pupuk sangat signifikan dalam peningkatan

produksi pangan dan kualitas hasil komoditas pertanian. Ketersedian pupuk

hingga di tingkat petani penting untuk dilakukan dengan memenuhi azaz enam

tepat yakni, tepat waktu, jumlah, jenis, tempat, mutu dan tepat harga, agar petani

dapat menerapkan teknologi pemupukan berimbang sesuai dengan rekomendasi

spesifik lokasi. Pengembangan penerapan pemupukan berimbang spesifik lokasi

sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 40/Permentan/SR.140/04/2007

tentang penyempurnaan dan revisi rekomendasi pemupukan N, P, dan K pada padi

sawah spesifik lokasi.Disamping itu, efektivitas penggunaan pupuk di tingkat

petani juga dilakukan dengan mendorong pengembangan penggunaan pupuk

organik.

Pupuk merupakan sarana produksi dalam sektor pertanian yang mempunyai

peranan penting untuk meningkatkan produktifitas dan produksi komoditas

pertanian, sehingga pupuk mempunyai peranan yang sangat strategis dalam

4

rangka mensukseskan program swasembada pangan (beras), meningkatkan taraf

hidup masyarakat dan kesejahteraan petani itu sendiri.

Kasus kelangkaan pupuk terutama jenis urea merupakan fenomena yang terjadi

secara berulang-ulang hampir setiap tahun. Fenomena ini ditandai oleh

melonjaknya harga pupuk di tingkat petani jauh di atas Harga Eceran Tertinggi

(HET) yang ditetapkan pemerintah. (Nurekyanti dan Chrisyanto.J, 2013). Menurut

Bustamil Arifin (2004) bahwa masalahnya kelangkaan pupuk berkaitan dengan

faktor disparisasi Harga Eceran Tertinggi (HET) dan harga di lapangan,

ketidaktepatan subsidi dan persoalan internal dalam industri pupuk seperti

efisiensi, penentuan harga pokok penjualan dan budaya perusahaan perlu juga

diperhatikan.

Namun pada kenyataannya gapoktan sebagai penerima manfaat program ini masih

sulit untuk mengaksesnya. Petani kerap kali menemukan pupuk urea langka, harga

pupuk urea di atas Harga Eceran Tertinggi (HET), dan penyalahgunaan RDKK

Gapoktan. Berdasarkan RDKK saat ini, pengadaan dan penyaluran pupuk

bersubsidi telah ditetapkan dan ditataniagakan dengan HET melalui penyaluran

resmi. Kebijakan subsidi dan distribusi pupuk yang telah diterapkan mulai dari

tahap RDKK, besaran subsidi hingga sistem distribusi ke pengguna pupuk urea

sudah cukup komprehensif.

Berbagai kebijakan belum mampu menjamin ketersediaan pupuk urea yang

memadai dengan HET yang telah ditetapkan.Secara lebih bijak, masih sering

terjadi berbagai kasus diantaranya kelangkaan pasokan pupuk urea yang

menyebabkan harga aktual melebihi HET, dan marjin pemasaran lebih tinggi dari

5

yang telah ditetapkan pemerintah. Selain itu perencanaan alokasi kebutuhan

pupuk urea yang belum sepenuhnya tepat, pengawasan yang belum optimal,

disparitas harga pupuk urea bersubsidi dan nonsubsidi yang cukup besar

menyebabkan penyaluran pupuk urea bersubsidi masih belum tepat sasaran,

kebocoran penyaluran pupuk bersubsidi masih sering ditemukan, sehingga

menimbulkan kelangkaan dan harga pupuk melebihi HET.

Alokasi pupuk urea bersubsidi di Kabupaten Lampung Timur terus meningkat

dari waktu ke waktu. Kenyataan realisasi penyaluran pupuk urea bersubsidi di

Kabupaten Lampung Timur selama 3 tahun terakhir (2011-2013) terlihat

sebagaimana pada Tabel 1.

Tabel 1. Realisasi Penyaluran Pupuk Urea Bersubsidi di Kabupaten Lampung Timur (2011-2013)

No Tahun Realisasi Penyaluran Urea (ton) Peningkatan(%)

1 2011 45.358 -2 2012 36.03 -20,003 2013 39.392 9,00Rata-rata/Tahun 40.26 -3,66

Sumber: PT PUSRI Kantor Pemasaran Pusri Daerah Lampung, 2014.

Dari Tabel 1 di atas tahun 2011 realisasi penyaluran urea sebanyak 45.353 ton dan

tahun 2012 realisasi turun menjadi 36.030 ton atau turun sebesar 20%. Kemudian

tahun 2013 realisasi penyaluran urea naik sebesar 39.392 ton atau meningkat

9,00%. Penyaluran pupuk urea bersubsidi di Lampung Timur rata-rata per tahun

sebesar 40.260 ton dan penyaluran pupuk urea bersubsidi selama tiga tahun

terakhir mengalami penurunan 3,66%/tahun. Ini menunjukkan pasokan pupuk

urea bersubsidi di kabupaten Lampung Timur mengalami penurunanan.

Kelangkaan pupuk urea terjadi di Lampung Timur karena terdapat kesenjangan

6

antara jumlah kebutuhan dan pasokan pupuk dan adanya oknum-oknum tertentu

untuk menjual pupuk dalam bentuk paket yakni dengan cara pupuk bersubsidi

dijual satu paket dengan pupuk nonsubsidi yang harganya lumayan mahal.

(Anonim, 2014).

Menurut petani kelangkaan pupuk urea bersubsidi yang terjadi khususnya di

Kecamatan Raman Utara yang terjadi pada tahun 2015. Hal ini disebabkan belum

ada penambahan quota/alokasi pupuk di Kabupaten Lampung Timur.Petani di

Desa Raman Aji mengeluh kelangkaan pupuk bersubsidi terutama jenis pupuk

urea bersubsidi di khawatirkan hasil panen padi sawah tidak mencapai harapan,

kelangkaan membuat petani menjadi resah (RPJM Laporan Tahun, 2015).

Tabel 2. Kebutuhan dan Realisasi Pupuk Urea Bersubsidi di Desa Raman Aji Kecamatan Raman Utara Lampung Timur tahun 2015

NoNama Kel.

TaniLuas Lahan

Kebutuhan Pupuk(ton)

Realisasi Pupuk (ton)

12

Jaya MakmurKarya Makmur

9.8847.942

2.2472.210

820770

Sumber: RDKK Kabupaten Lampung Timur, 2015.

Dari data di atas menunjukkan bahwa kebutuhan pupuk urea bersubsidi di Desa

Raman Aji Kecamatan Raman Utara sangat tinggi yakni 4.457 ton untuk dua

Gapoktan sedangkan realisasi pupuk yang diberikan hanya 1.590 ton. Jadi,

kekurangan pupuk urea bersubsidi di Desa Raman Aji Kecamatan Raman Utara

mencapai 2.867 ton atau 64,32% dari ketersediaan pupuk yang ada sehingga

petani sulit mendapatakan pupuk karena stok pupuk urea bersubsidi terbatas.

Proses pengambilan keputusan untuk melakukan suatu usaha tani pada dasarnya

adalah proses adopsi inovasi, di mana dalam proses ini banyak faktor yang

7

mempengaruhimya. Perubahan sikap yang dilakukan oleh petani merupakan

proses yang memerlukan waktu dimana tiap-tiap petani berbeda satu sama lain.

Perbedaan ini disebabkan oleh berbagai hal yang melatar belakangi petani itu

sendiri, misalnya kondisi petani, kondisi lingkungan, karakteristik dari teknologi

yang mereka adopsi (Hanafi, 2001)

Karakteristik sosial ekonomi petani padi sawah meliputi adalah luas lahan,

sedangkan umur, tingkat pendidikan, lama bertani dan jumlah tanggungan

(Hasyim, H dan Fauria, L, 2012)

Sikap petani dalam menggunakan pupuk bersubsidi pada usaha tani padi sawah

dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya oleh faktor modal, pendapatan,

pengalaman, umur, luas lahan, jumlah tanggungan keluarga, sarana komunikasi

dan harga pupuk (Ibdersari, M, 2007).

1.2. Identifikasi Masalah

Faktor yang paling mempengaruhi dalam menentukan jumlah pupuk yang

digunakan adalah produksi padi yang berhubungan langsung dengan pendapatan

dan kebiasaan mempergunakan dosis pupuk urea yang cenderung bertambah

bahkan melebihi dosis rekomendasi pemakaian pupuk berimbang. Penggunaan

pupuk khususnya urea ditingkat petani berkisar dari 300-500 kg/ha, sementara

takaran yang dianjurkan dan mendapat subsidi dari pemeritah hanya 200 – 300

kg/ha (Rachman, 2005). Penggunaan pupuk yang berlebih menjadi pemicu utama

melonjaknya permintaan pupuk yang akhirnya berdampak pada kelangkaan pupuk

urea bersubsidi.

8

Usaha mengatasi permasalahan pupuk urea di tingkat produksi dan distribusi

sudah dilakukan oleh pemerintah dan untuk mengubah perilaku pemakaian di

tingkat petani masih perlu dibenahi. Dengan latar belakang tersebut, maka

permasalahan yang dihadapi oleh gapoktan padi sawah khususnya di Desa Raman

Aji Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur dalam peningkatan

produksi padi sawah yaitu kelangkaan pasokan pupuk bersubsidi khusus jenis

pupuk urea. Berdasarkan latar belakang dan permasalahan, maka dapat

dirumuskan suatu permasalahan yaitu, faktor-faktor yang berhubungan dengan

sikap petani terhadap kelangkaan pupuk urea bersubsidi di Desa Raman Aji

Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sikap petani terhadap kelangkaan

pupuk urea bersubsidi di Desa Raman Aji Kecamantan Raman Utara Kabupaten

Lampung Timur.

1.4 Manfaat Penelitian

Pembuatan dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

berbagai kalangan yang berguna berupa informasi mengenai kondisi industri

pupuk, antara lain:

1. Bagi pemerintah, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk

meninjau ulang kebijakan pupuk bersubsidi yang telah diberikan kepada

produsen pupuk. Sehingga dapat menghasilkan kebijakan yang lebih baik di

masa yang akan datang.

9

2. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi mengenai

subsidi pupuk yang mempengaruhi kinerja industri pupuk ketika adanya

pemberian subsidi dan ketika subsidi pupuk itu telah dicabut oleh pemerintah

3. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan

wawasan dalam menganalisis bagaimana sikap gapoktan terhadap kelangkaan

pupuk urea bersubsidi

10

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Pengertian Sikap

Pengertian sikap secara umum adalah suatu keadaan dalam diri individu yang

menggerakkan untuk bertindak dengan perasaan-perasaan menerima atau menolak

suatu obyek yang berharga atau tidak berharga atas dasar pengalaman baik dari

dalam maupun dari luar dirinya.

Suksesi (1990), menyatakan sikap adalah kesadaran mental individual yang

mempengaruhi, mewarnai, bahkan menentukan kegiatan individu yang

bersangkutan dalam memberikan respon terhadap objek atau satuan yang

mempunyai arti baginya. Tindakan-tindakan seseorang untuk berperilaku sebagai

realisasi dari sikap yang ada akan sangat dipengaruhi oleh pengalaman yang

pernah dialaminya. Sikap yang diwujudkan oleh tindakan akan berhubungan

dengan objek yang dihadapi, yang kemudian timbul reaksi dalam diri seseorang

untuk bertindak.

Mar’at (1982), mengemukakan bahwa sikap mempunyai atau mengandung unsur

penilaian, sedang reaksi efektif dan menghasilkan respon atau tingkah laku nyata,

sedang reaksi efektifnya merupakan respon tersembunyi.

11

Sedangkan Guire, Mc dalam Sarwono (1992), mengemukakan sikap sebagai

respon manusia yang menempatkan objek yang dipikirkan (Objek of Though) ke

dalam suatu dimensi pertimbangan. Sikap adalah segala sesuatu (benda, orang, hal

dan isu) yang bisa dinilai manusia, dengan demikian sikap adalah penempatan

pada dimensi penilaian, orang memberi respon atau bereaksi objek yang

dimaksud.

2.1.2 Komponen Sikap

Menurut Ma’rat (1981) terdapat tiga komponen sikap yaitu:

1. Kognisi yang berhubungan dengan ide, pengetahuan, kepercayaan.

2. Afeksi yang menyangkut kehidupan emosional seseorang

3. Konasi yang merupakan kecenderungan untuk bertingkah laku

Sikap merupakan reaksi positif dan negatif yang bernilai emosional yang

disebabkan oleh komponen afeksi. Pengetahuan dan afeksi akan menghasilkan

pola tingkah laku tertentu.

2.1.3 Pembentukan dan Perubahan Sikap

Menurut Walgito (1987) bahwa pembentukan dan perubahan sikap ditentukan

dengan dua faktor.

1. Faktor yang berasal dari dalam (internal). Bagaimana individu menanggapi

dunia luarnya adalah bersifat selektif, ini berarti bahwa apa yang datangnya

dari luar tidak semuanya begitu saja akan diterimanya, tapi individu akan

12

mengadakan seleksi mana yang akan diterimanya dan mana saja yang akan

ditolaknya.

2. Faktor yang berasal dari luar (eksternal). Keadaan-keadaan yang dari luar

individu yang merupakan rangsangan atau stimulus untuk membentuk atau

merubah sikap, hal ini dapat berjalan dengan langsung ataupun tidak

langsung.

Menurut Sherif dalam Ahmadi (1990) faktor internal besar pengaruhnya terhadap

pembentukan dan perubahan sikap, misalnya perasaan dan motivasi. Demikian

juga faktor eksternal melalui interaksi kerja sosial dalam kelompok dapat

mempengaruhi pembentukan dan perubahan sikap.

Dampak kelangkaan pupuk urea bersubsidi dapat mempengaruhi sikap gapoktan

terhadap kebutuhan pupuk bersubsidi.

2.1.4 Peraturan Mentri Pertanian Tentang Pupuk Bersubsidi

Menurut Peraturan Menteri Pertanian no.87 / Permentan /SE. 130/ 12/2011

pengertian pupuk urea bersubsidi adalah pupuk yang pengadaan dan

penyalurannya ditataniagakan dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang

ditetapkan di penyalur resmi Lini IV.Lini IV adalah lokasi gudang atau kios

pengecer di wilayah kecamatan dan atau desa yang ditunjukkan atau ditetapkan

oleh distributor. Pupuk bersubsidi meliputi; jenis-jenis pupuk Urea, ZA, NPK dan

Organik diperuntukan bagi sektor pertanian atau sektor yang berkaitan dengan

budidaya tanaman pangan, holtikultura, perkebunan, hijauan pakan ternak dan

budidaya ikan atau udang. Sasaran pupuk besubsidi adalah petani, pekebun, dan

13

peternak yang mengusahakan lahan paling luas 2 hektar setiap musim tanam per

keluarga petani kecuali pembudidaya ikan atau udang paling luas 1 hektar. Pupuk

bersubsidi tidak diperuntukan bagi perusahaan tanaman pangan, holtikultura,

perkebunan, perternakan, atau perusahaan perikanan budidaya.Petani adalah

perorangan warga Indonesia yang mengusahakan lahan milik sendiri.

2.1.5 Pupuk Urea Bersubsidi

Urea termasuk pupuk an organik yang mengandung unsur hara tunggal yaitu

nitrogen. Urea adalah suatu senyawa organik yang terdiri dari unsur karbon,

hidrogen, oksigen dan nitrogen dengan rumus kimia NH2 CONH2 dan memiliki

tekstur kasar berbentuk kristal berwarna putih ini memiliki kandungan nitrogen

yang sangat diperlukan oleh tanaman, karena pupuk urea ini berperan membantu

metabolisme tanaman, ini sangat penting pada saat tanaman berada dalam masa

pertumbuhan.

Menurut Setijo, P (1995) manfaat pupuk urea adalah sebagai berikut;

a) Pupuk urea membuat tanaman menjadi terlihat lebih subur dimana perbedaan

yang mencolok pada penggunaan pupuk urea ini adalah daunnya yang

menjadi lebih lebat dan rindang.

b) Daun yang rindang disebabkan oleh kandungan nitrogen (N) yang membuat

tanaman lebih banyak memproduksi klorofil. Klorofil inilah yang membantu

tanaman melakukan fotosintetis secara maksimal.

14

c) Pupuk urea akan membuat tanaman lebih cepat dalam pertumbuhan dan

perkembangan tanaman, tanaman akan lebih cepat tinggi dan mempercepat

anakan pada tanaman tunas dan

d) Pupuk urea bisa menambah kandungan protein di dalam tanaman.

Sedangkan fungsi pupuk urea bersubsidi yakni sebagai berikut:

1) Membuat daun lebih rimbun, segar, dan hijau.

2) Mempercepat pertumbuhan tinggi tanaman.

3) Memperbanyak jumlah anakan.

4) Mempercepat pertumbuhan serabut akar.

5) Mempercepat pertumbuhan panjang akar.

6) Meningkatkan pertumbuhan lilit batang.

7) Meningkatkan pertumbuhan tunas baru.

8) Memacu adaptasi perumbuhan tanaman pada kondisi aklimatisasi.

9) Mempercepat sintesis protein dalam tanaman.

10) Meningkatkan laju fotosintesis.

11) Memperbaiki sifat kimia tanah yang terkait dengan ketersediaan nitrogen

dalam menunjang pertumbuhan tanaman.

Dengan adanya keterbatasan Pemerintah dalam penyediaan subsidi pupuk dalam

rangka program pemerintah, maka pupuk bersubsidi hanya diperuntukan bagi

usaha pertanian yang meliputi Petani Tanaman Pangan, Peternakan dan

Perkebunan Rakyat. Untuk menjamin pengadaan dan mencegah terjadinya

penyimpangan dalam penyaluran pupuk bersubsidi perlu ditetapkan Keputusan

Menteri, yaitu melalui Surat Keputusan Menperindag No. 70/MPP/Kep/2/2003

15

tanggal 11 Pebruari 2003, tentang Pengadaan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi

Untuk Sektor Pertanian, yang di dalamnya mengatur hal-hal sebagai berikut :

1. Pupuk bersubsidi adalah pupuk yang pengadaan dan penyalurannya mendapat

subsidi dari Pemerintah untuk kebutuhan petani yang dilaksanakan atas dasar

program Pemerintah.

2. Pupuk non subsidi adalah pupuk yang pengadaan dan penyalurannya di luar

program Pemerintah dan tidak mendapat subsidi.

3. Produsen adalah perusahaan yang memproduksi Pupuk Urea, SP-36,ZA dan

NPK di dalam negeri yang terdiri dari PT Pupuk Sriwidjaja, PT Pupuk

Kujang, PT Pupuk Kalimantan Timur, Tbk, PT Pupuk Iskandar Muda dan PT

Petrokimia Gresik.

4. Produsen Importir (PI) adalah Produsen yang disetujui untuk mengimpor

sendiri barang sejenis dengan hasil produksinya yang diperlukan untuk

memenuhi kekurangan kebutuhan pupuk bersubsidi.

5. Importir Pupuk Terdaftar (IPT) adalah Importir yang diberikan pengakuan

sebagai Importir Pupuk Terdaftar oleh Menteri.

6. Distributor adalah badan usaha yang syah ditunjuk oleh Produsen untuk

melakukan pembelian, penyimpanan, penjualan serta pemasaran pupuk

bersubsidi dalam partai besar untuk dijual kepada Konsumen akhir melalui

Pengecernya.

7. Pengecer adalah perorangan atau badan usaha yang ditunjuk oleh Distributor

yang kegiatan pokoknya melakukan penjualan secara langsung kepada

Konsumen akhir dalam partai kecil.

16

8. Lini I adalah lokasi gudang pupuk di wilayah pabrik pupuk dalam negeri atau

di wilayah pelabuhan tujuan untuk pupuk impor.

9. Lini II adalah lokasi gudang di wilayah Ibukota Propinsi dan Unit

Pengantongan Pupuk (UPP) atau diluar wilayah pelabuhan.

10. Lini III adalah lokasi gudang Distributor pupuk dan atau Produsen di wilayah

Kabupaten/Kotamadya yang ditunjuk/ditetapkan oleh Produsen.

11. Lini IV adalah lokasi gudang Pengecer yang ditunjuk/ditetapkan oleh

Distributor.

12. Harga Eceran Tertinggi disingkat HET adalah harga tertinggi pupuk Urea,

SP-36, dan ZA dalam kemasan 50 kg dan atau 20 kg untuk NPK yang dibayar

tunai oleh Petani kepada Pengecer resmi di Lini IV.

2.2 Konsep dan Pengertian Kepuasan

Kotler (2000) mendefinisikan kepuasan sebagai perasaan senang atau kecewa

seseorang yang muncul setelah membandingkan antara kinerja (hasil) produk

yang di pikirkan terhadap kinerja (hasil) yang diharapkan, jika kinerja berada

dibawah harapan, pelanggan tidak puas. Jika kinerja memenuhi harapan maka

pelenggan puas dan jika kinerja melebihi harapan maka pelanggan amat puas atau

senang.

Menurut Engel, dkk (1995), kepuasan konsumen merupakan evaluasi purnabeli,

dimana alternatif yang dipilih sekurang kurangnya sama atau melampaui harapan

konsumen sedangkan ketidakpuasan konsumen muncul apabila hasil tidak

memenuhi harapan. Kepuasan adalah semacam langkah perbandingan antara

pengalaman dengan hasil evaluasi, dapat menghasikan sesuatu yang nyaman

17

secara rohani, bukan hanya nyaman karena dibayangkan dan diharapkan. Puas

atau tidak puas bukan merupakan emosi melainkan sesuatu hasil evaluasi dari

emosi. Beberapa alat analisis yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat

kepuasan adalah dengan menggunakan metode Customer Satisfaction Index (CSI).

Customer Satisfaction Index (CSI)

Customer Satisfaction Index (CSI) digunakan untuk mengetahui tingkat kepuasan

konsumen secara menyeluruh dengan melihat tingkat kepentingan dari variabel-

variabel produk atau jasa. Cara untuk mengukur CSI dilakukan melalui empat

tahap yaitu :

1. Menentukan Mean Important Skor (MIS)

2. Membuat Weigh Factors (WF)

3. Membuat Weigh Score (WS)

4. Menentukan Custumers Satisfaction Index (CSI)

2.3 Kerangka Pikir

Ketersedian pasokan sarana produksi pupuk di gapoktan (lini IV) termasuk pupuk

urea bersubsidi ke petani harus memenuhi secara enam tepat (waktu, jumlah,

jenis, tempat, mutu dan tepat harga) sehingga dapat menerapkan paket usahatani

dan pemupukan berimbang sesuai rekomundasi dan juga meningkatkan produksi

padi sawah sekaligus pendapatan petani padi sawah. Sebaliknya terjadinya

kelangkaan pupuk urea bersubsidi akan mempengaruhi sikap petani dan akan

berdampak signifikan terhadap penurunan produksi padi sawah sekaligus

pendapatan petani.

18

Dalam penelitian ini, alat analisis yang digunakan untuk mengukur sikap petani

terhadap kelangkaan pupuk bersubsidi adalah model sikap multivariable Fishbein.

Untuk mengukur tingkat kepuasan petani secara menyeluruh terhadap varietas

unggul digunakan Costumer Satification Index (CSI) yang akan mengukur tingkat

kepuasan dengan mengukur tingkat kepentingan dan kinerja. Hasil dari penelitian

ini dapat dijadikan masukan bagi penelitian selanjutnya. Bagan kerangka

operasional dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Operasional

2.4 Hipotesa

“Terjadi kelangkaan pupuk urea bersubsidi di Desa Raman Aji Kecamantan

Raman Utara sehingga petani bersikap untuk mengatasi kelangkaan tersebut”.

Analisis Multiatribut Fishbein

Sikap petani terhadap

kelangkaan pupuk

Upaya Mengatasi Kelangkaan Pupuk Bersubsidi

Kelangkaan pupuk

Costumer satification index (CSI)

19

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran

Untuk memudahkan dan menyamakan persepsi dalam pengukuran variabel-

variabel pada penelitian ini, maka secara operasional akan didefinisikan variabel-

variabel yang digunakan dalam penelitian ini yakni sebagai berikut :

Sikap Gapoktan adalah sikap petani sebagai anggota kelompok tani yang

tergabung dalam Gapoktan yang dalam hal ini, adalah petani yang terkena

dampak kelangkaan pupuk urea bersubsidi yang terjadi.

Luas lahan adalah : luas areal lahan usahatani yang ditananmi padi sawah , yang

diukur dalam satuan hektar (ha).

Pengalaman berusahatani adalah : jumlah tahun yang digunakan untuk

pengelolaan suatu usahatani yang dilakukan oleh petani, diukur dalam jumlah

tahun.

Pendapatan usahatani adalah : selisih antara penerimaan dengan total biaya

produksi (biaya tetap dan biaya tidak tetap), diukur dalam setahun satuan rupiah

(Rp).

Produksi usahatani adalah : output atau keluaran dalam proses produksi, yang

diukur dalam setahun satuan (kg).

20

Harga urea adalah harga pembelian npupuk urea dari petani yang terjadi pada saat

kelangkaan pupuk urea di wilayah penelitian, diukur dalam satuan rupiah (Rp).

Penerimaan : adalah jumlah uang yang diterima oleh petani dari penjualan out put

usahatani, sebelum dikurangi biaya usahatani, diukur dalam satuan rupiah (Rp)

Biaya total atau modal : adalah jumlah seluruh biaya yang dikeluarkan petani

dalam proses produksi, yang meliputi biaya tetap dan biaya variabel, diukur dalam

satuan rupiah per hektar (Rp/Ha).

Sikap Gapoktan terhadap kelangkaan pupuk urea bersubsidi yakni jumlah

penggunaan pupuk urea bersubsidi pada usaha tani padi sawah yang diukur dalam

satuan kilogram.

3.2 Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Desa Raman Aji Kecamatan Raman Utara Kabupaten

Lampung Timur.sebagai lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (Purposive)

atas dasar bahwa Gapoktan Jaya Makmur Desa Raman Aji merupakan gapoktan

di kecamatan Raman Utara yang pada MT 2014/2015, di mana seluruh petani di

desa Raman Aji mengalami kelangkaan pupuk urea bersubsidi. Penelitian

direncanakan pada bulan Oktober 2015 sampai dengan Desember 2015.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder,

data primer merupakan data yang langsung diambil dari petani yang dikumpulkan

dengan menggunakan teknik :

21

1) Kuesioner / daftar pertanyaan

2) Intervew / wawancara langsung dengan responden

3) Observasi / pengamatan pada area penelitian

Sedangkan data sekunder adalah data yang didapat dari Dinas/Instansi yang

berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.

3.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

Dalam penelitian ini yang dimaksud populasi adalah seluruh kelompok tani

sebanyak 16 kelompok tani yang tergabung dalam gapoktan jaya makmur dengan

luas areal sawah 407 hektar dan anggota gapoktan seluruhnya berjumlah 419

orang (BP3K Raman Utara, 2015). Jadi jumlah populasi adalah 419 orang.

Besarnya sampel ditentukan dengan pendugaan populasi yang digunakan rumus

yang dikemukakan oleh Yamane (merangkan Jalaluddin Rakhmat, 1991) dengan

rumus sebagai berikut :

Keterangan :

n = ukuran sample N = jumlah populasi (di)

2 = presisi atau tingkat ketelitian ( 17,50 % )

Berdasarkan rumus tersebut di atas, maka dapat diketahui ukuran sampel yang

dipergunakan dalam penelitian ini, yaitu :

Nn =N (di)

2 + 1

22

419n = = 30,34 dibulatkan menjadi 30 petani padi sawah 419 (0,175)2 + 1

3.4.1 Teknik Sampling

Teknik sampling dalam penelitian ini adalah sampling probabilitas (Probability

Sampling) acak sederhana (Simple Random Sampling) tanpa pengembalian

(Sampling Without Replacement) dengan menggunakan tabel angka random.

Adapun langkah-langkah untuk menentukan sampel menurut Ating Somantri

(2006).

1) Membuat daftar semua populasi/petani dan setiap individu diberi nomor

kode urut 001,002, 003, ............dst 419 (berbentuk kerangka sampling)

2) Menentukan ukuran sampel (Dalam penelitian ini ukuran sampelnya adalah

30 orang petani)

3) Menyediakan tabel angka random. Dalam penelitian ini penulis

menyediakan tabel angka random yang berkapasitas 10.000 digit.

4) Pemilihan anggota sampel dilakukan dengan cara acak menggunakan tabel

angka random sampai terpenuhinya jumlah sampel yang diharapkan.

3.5 Metode Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

3.5.1 Metode Analisis Data

Data dan informasi yang didapat diolah dan dianalisis secara kualitatif dan

kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan secara analisis deskriptif untuk

mengetahui karakteristik petani dan proses pengambilan keputusan yang

dilakukan petani. Analisis kuantitatif dilakukan dengan menggunakan alat analisis

multivariable Fishbein untuk mengukur sikap petani selaku konsumen terhadap

23

variabel produk dan Customers Satisfaction Index (CSI) digunakan untuk

mengukur kepuasan petani selaku konsumen.

3.5.1.a. Analisis Deskriptif

Analisis deskkriptif analisis statistik yang digunakan untuk menganalisa data

dengan cara menggambarkan atau mendeskripsikan data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya tanpa ada maksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk

umum atau generalisasi (Sugiono, 2007). Statistik deskriptif dapat digunakan bila

hanya ingin mendeskripsikan sampel saja, dan tidak ingin membuat kesimpulan

yang berlaku untuk populasi dimana sampel diambil. Sedangkan menurut Nazir,

(2005) analisis deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti manusia, suatu

objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada

masa sekarang. Analisis deskriptif hanya memberikan informasi data yang

dipunyai.

Analisis ini mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang

berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu. Pada penelitian ini analisis

deskriptif digunakan untuk menganalisis karakteristik petani dan proses

pengambilan keputusan petani terkait dengan kondisi kelangkaan pupuk

bersubsidi. Analisis deskriptif ini disajikan dalam bentuk uraian dan tabulasi

sederhana.

3.5.1.b. Analisis Multivariabel Fishbein

Metode analisis Fishbein secara singkat menyatakan bahwa sikap seorang

konsumen terhadap suatu objek akan ditentukan oleh sikapnya terhadap berbagai

24

variabel yang dimiliki oleh objek tersebut. Model ini digunakan untuk mengukur

sikap konsumen terhadap berbagai variabel suatu produk. Model Fishbein

dikatakan multivariabel karena banyak variabel yang akan dievaluasi pada suatu

jenis produk. Teori Fishbein lebih dapat diaplikasikan dibandingkan dengan teori-

teori yang lain, karena Fishbein menjelaskan pembentukan sikap sebagai

tanggapan atas variabel-variabel. Model Fishbein memudahkan para pemasar

mendiagnosis kekuatan dan kelemahan jenis produk mereka secara relatif

dibandingkan dengan jenis produk pesaing dengan cara menentukan bagaimana

konsumen mengevaluasi alternatif jenis produk pada variabel-variabel penting.

Rumus dalam analisis multivariable Fishbein adalah:

NAo = ∑ bi ei ………………………………………………….. (1) i = 1

Keterangan :Ao : Sikap terhadap objek, yaitu kelangkaan pupuk bersubsidiBi : Tingkat kepercayaan bahwa kelangkaan pupuk bersubsidi memiliki variabel ke-iei : Evaluasi kepentingan terhadap variabel-in : Jumlah variabel yang menonjol

Model multivariabel Fishbein terdiri dari variabel kekuatan dan kepercayaan

bahwa kelangkaan pupuk bersubsidipada semua variabel (bi) dan variabel evaluasi

terhadap variabel tersebut (ei) (Sumarwan, 2002). Dalam mengukur analisis sikap

konsumen digunakan skala Likert dan rentang skala yang terdiri dari +2 sampai

dengan -2. Menurut Umar (2000), skala Likert berhubungan dengan pernyataan

sikap seseorang terhadap suatu produk yang memungkinkan konsumen

mengekspresikan intensitas perasaan mereka, seperti setuju, tidak setuju, tidak

25

senang. Skor respon responden dijumlahkan dan jumlah ini merupakan total skor,

dan total skor inilah ditafsirkan sebagai posisi responden dalam skala Likert.

Skala Likert menggunakan ukuran ordinal, karenanya hanya dapat membuat

ranking, tetapi tidak dapat diketahui berapa kali satu responden lebih baik atau

lebih buruk dari responden yang lain dalam skala. Skala Likert beserta skor

jawaban responden yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada

Tabel 3.

Tabel 3. Skala Likert dan skor jawaban responden

Jawaban responden SkorSangat penting, sangat setuju, sangat suka, sangat baikPenting, setuju, suka, baikNetralTidak penting, tidak setuju, tidak suka, tidak baikSangat tidak penting, sangat tidak setuju, sangat tidak suka

54321

Sebelum memberikan intepretasi terhadap penilaian konsumen tersebut, maka

ditentukan terlebih dahulu rentang nilainya dengan menggunakan rumus :

Skala Interval = m – n ……………………………………… (2)b

dimana :

m = angka tertinggi dalam pengukurann = angka terendah lam pengukuranb = banyaknya kelas yang dibentuk

Jika angka pengukuran tertinggi dalam Skala Likert = 5 dan angka terendahnya =

1, maka besarnya range adalah :

5 – 1 = 0,8 5

26

Pembagian kelas berdasarkan tingkat kepentingan adalah :

1< ei ≤-1,2 = sangat tidak penting

1,2 ≤ ei ≤ -0,4 = tidak penting

0,4 ≤ ei ≤ 0,4 = cukup atau biasa saja

0,4 ≤ ei ≤ 1,2 = penting

1,2 ≤ ei ≤ 5 = sangat penting

Pembagian kelas berdasarkan tingkat pelaksanaan dan sikap adalah :

1< bi ≤ -1,2 = sangat tidak baik

1,2 ≤ bi ≤ -0,4 = tidak baik

0,4 ≤ bi ≤ 0,4 = cukup atau biasa saja

0,4 ≤ bi ≤ 1,2 = baik

1,2 ≤ bi ≤ 5 = sangat baik

Pengukuran sikap Fishbein, yaitu adanya evaluasi dan belief yang ada pada diri

konsumen terhadap sebuah obyek tertentu dengan cara memberikan kuisioner

kepada responden sebagai sampel dengan tujuan mengukur sikap komsumen

terhadap kelangkaan pupuk bersubsidi. Ada lima variabel yang ditanyakan untuk

pengukuran sikap tersebut:

1. Harga pupuk (harga yang sesuai dengan kualitas, harga dibandingkan dengan

merek lain)

2. Kemudahan mendapatkan pupuk (took kecil dan besar menyediakan pupuk)

3. Kualitas pupuk (kandungan pupuk memenuhi kebutuhan tanah, kualitas

bahan baku bagus)

4. Kebersihan pupuk (kemasan pupuk bersih dan rapat agar tidak mudah terkena

air)

27

5. Ketersediaan pupuk (suplay pupuk ke daerah memenuhi kebutuhan, volume)

Penentuan salient belief yakni setiap produk mempunyai banyak variabel, namun

akan baik jika kepada konsumen (responden) ditanya tentang variabel yang

relevan atau penting saja, yang disebut Salient Belief. Dalam kasus ini ditentukan

variabel adalah harga, kemudahan mendapatkan pupuk, kualitas pupuk,

kebersihan, dan ketersediaan pupuk. Setelah variabel ditentukan, konsumen akan

ditanya bagaimana keyakian (belief) dia terhadap variabel tersebut. Isi pertanyaan

tentu tidak baku, hanya diusahakan mengukur “keyakinan seseorang terhadap

variabel obyek”. Sedangkan untuk mengukur evaluation sama dengan pengukuran

belief, konsumen akan ditanya bagaimana evaluasi diaterhadap variabel yang telah

diukur beliefnya, apakah penting atau tidak. Untuk mengukur evaluasi “tidak

disebut merk tertentu, namun produk pupuk secara generik”.

Pengukuran sikap terhadap produk dilakukan dengan mengukur keseluruhan

variabel (multivariabel), disajikan pada Tabel 4 berikut.

Tabel 4. Pengukuran seluruh variabel (multivariabel) belief dan evaluation

Resp.

Belief Evaluation Sikap

Harga Kemudahan

Kualitas

Kebersihan

Ketersedian

Harga Kemudahan

Kualitas

Kebersihan

Ketersediaan

12345

Keterangan data:Belief = Kepercayaan konsumen akan suatu variabel, atau bagaimana

responden menilai kinerja variabel tertentu dari kelangkaan pupuk bersudsidi

Evaluation = Seberapa penting variabel tertentu dari kelangkaan pupuk bersubsidi di mata konsumen

28

Skala pengukuran:1 = Sangat tidak penting2 = Tidak penting3 = Netral4 = Penting5 = Sangat penting

3.5.2 Customers Satisfaction Index (CSI)

Customers Satisfaction Index atau Indeks Kepuasan Konsumen (IKK) merupakan

metode yang menggunakan indeks untuk mengukur tingkat kepuasan konsumen

secara menyeluruh terhadap kinerja variabel-variabel pupuk bersubsidi. Hal ini

dilakukan dengan mengukur tingkat kepentingan dan pelaksanaan dari variabel

varietas unggul. Ada empat langkah dalam perhitungan Customers Satisfaction

Index (Massnick, 1997 dalam Afifi, 2007), yaitu :

1. Menentukan Means Important Score (MIS) dan Mean Satification Score

(MSS). Nilai ini didapat dari nilai rata-rata tingkat kepentingan dan nilairata-

rata kinerja tiap responden.

Dimana :

n = Jumlah respondenYi = nilai kepentingan variabel ke iXi = nilai kinerja variabel ke i

2. Membuat Weight Faktors (WF), bobot ini merupakan persentase nilai MIS

per-variabel terhadap total MIS seluruh variabel.

29

Dimana :

P = jumlah variabel kepentinganI =Variabel ke i

3. Membuat Weight Score (WS), bobot ini merupakan perkalian antara Weight

Factor (WF) dengan Mean Satification Score (MSS)

WSi = WFi x MSSi

Total dari Weight Score (WS) variabel ke-1 (a-1) hingga variabel terakhir (ap)

disebut dengan Weight Average Total (WAT).

4. Menentukan nilai CSI

Dimana :P = Variabel ke pHS = Skala maksimum yang digunakan

Kriteria indeks kepuasan menggunakan kisaran 0 hingga 100% (tidak puas hingga

sangat puas), yaitu kepuasan tertinggi dicapai bila CSI menunjukkan 100%.

Rentang skala yang akan digunakan disesuaikan dengan rumus sebagai berikut:

Rs =( m – n )b

Dimana :Rs = Rentang skalam = Skor tertinggin = S kor terendahb = J umlah kelas yang akan dibuat

Rentang skala untuk CSI yang akan digunakan pada penelitian ini adalah:

30

Rs = 100% - 0%

5

Berdasarkan rentang skala tersebut, dapat dibuat lima kelas kriteria kepuasan

seperti pada Tabel 5.

Tabel. 5 Rentang Skala dan Kriteria Kepuasan

Nilai CSI Kriteria CSI0% < CSI ≤ 20%20% < CSI ≤ 40%40% < CSI ≤ 60%60% < CSI ≤ 80%80% < CSI ≤ 100%

Tidak PentingKurang PentingCukup PentingPentingSangat Penting

31

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.I Deskripsi Wilayah Penelitian

4.1.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian

Desa Raman yang merupakan salah satu Desa di kecamatan Raman Utara.

Jumlah penduduk yang ada di Desa Raman Aji yakni 6.751 jiwa. Luas wilayah

Desa Raman Aji1.546,5 Ha, dengan batas wilayah sebagai berikut:

- Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Rejo Binangun

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Batanghari Nuban

- Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Batanghari Nuban

- Sebelah Timur Berbatasan dengan Desa Rukti Sediyo

Jarak tempuh Desa Raman Aji dari pusat pemerintahan Desa yaitu:

a. Dari pusat pemerintahan Kecamatan ± 6 kilometer

b. Dari pusat pemerintahan Kota ± 25 kilometer

4.1.2 Potensi Pertanian

Potensi pertanian yang ada di Desa Raman Aji hampir sama dengan kampung-

kampung lain disekitarnya, masyarakatnya 85% bermata pencaharian sebagai

petani, peternak dan pekebun. Di Desa Raman Aji tidak ada tanah yang

dipergunakan untuk perkebunan Negara, perkebunan swasta, perkebunan rakyat,

32

maupun tempat rekreasi. Semua tanah yang dimiliki oleh masyarakat Desa Raman

Aji telah dimanfaatkan untuk rumah tinggal perladangan, persawahan, dan

sebagainya.

4.1.3 Luas Lahan Menurut Penggunaan

Penggunaan luas lahan di Desa Raman Aji yang paling tinggi yakni untuk

pekarangan/bangunan/halaman yakni 523 ha dan luas lahan yang digunakan untuk

persawahan sama yakni 532 ha sedangkan untuk perkebunan rakyat hanya 39,375

ha. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata penduduk di Desa Raman Aji

memanfaatkan lahannya untuk persawahan. Dari total luas lahan 1.546,5 ha,

penggunaannya tersaji pada tabel 6.

Tabel 6. Penggunaan Lahan di Wilayah Binaan Raman Aji Raman Utara

No Jenis Penggunaan Desa Raman Aji

1234567891011121314151617

Pekarangan/bangunan/halamanKebun /humaHutan lindungHutan produksiHutan rakyatPadang rumputTegalKolam/tebat/empangTambakTanaman kayu-kayuanSawahSementara tidak diusahakanPerkebunan rakyatKuburanLapanganBangunan umumLain-lain

52325----554-12,5523-39,3752,5225235,125

Jumlah 1546,5Sumber: Monografi Desa Raman Aji, 2015

33

4.1.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian di Desa Raman Aji Kecamatan

Raman Utara, secara terperinci disajikan pada Tabel 7 berikut ini:

Tabel 7. Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian di Desa Raman AjiKecamatan Raman Utara

No. Pekerjaan Jumlah Persentase (%)

1234567

PNS/TNI/POlRIWiraswasta/pedagangPetaniPertukangan PekebunPeternakLain-lain/ Buruh

52871272781350135

357550,738

Jumlah 1687 100Sumber: Monografi DesaRaman Aji, 2015

Berdasarkan Tabel 7 diketahui bahwa dari jumlah penduduk berdasarkan mata

pencaharian, di Desa Raman Aji Kecamatan Raman Utara yang bermata

pencahariannya sebagai pegawai negeri sipil/TNI/POLRI adalah 52 jiwa (3%),

wiraswasta/Pedagang ada 87 jiwa (5%), petani ada 1272 jiwa (75%), pertukangan

ada 78 jiwa (5%),Pekebun ada 13 Jiwa (0,7%), Peternak 50 jiwa (3%) dan lain-

lain/Buruh 135 jiwa (8%). Hal ini dapat disimpulkan sebagian besar penduduk

Desa Raman Aji Kecamatan Raman Utara bermata pencaharian sebagai petani.

4.1.5 Kelompok Tani

Kelompok tani yang ada di Desa Raman Aji terdiri dari 36 Kelompok Tani yang

tergabung dalam 2 Gapoktan , Jenis Kelompok Tani dan Gapoktan di DesaRaman

Aji disajikan pada Lampiran 1.

34

4.1.6 Identitas Responden

Untuk mengetahui latar belakang dan identitas responden, maka perlu diketahui

berbagai hal yang berhubungan dengan keadaan responden, seperti umur, tingkat

pendidikan yang ditamatkan, luas lahan, dan pengalaman usahatani. Pada uraian

berikut ini disajikan informasi yang berhubungan dengan keadaan identitas

responden, pendidikan formal, mata pencaharian, dan luas lahan usahatani.

a. Umur Responden

Umur petani responden dapat mempengaruhi pada kegiatan bertani dan

produktifitas kerja disektor pertanian. Dalam penelitian ini umur responden

diklasifikasikan berdasarkan kelompok umur lima tahun. Tabel 8 berikut ini

menyajikan sebaran tingkat umur responden.

Tabel 8. Sebaran Tingkat Umur Responden di Desa Raman Aji Kecamatan Raman Utara Lampung Timur

No. Golongan Umur (Th) Jumlah Persentase %

1 25 – 35 5 152 36 – 45 13 453 46 – 55 6 204 56 – 65 6 20Jumlah 30 100

Sumber: Pengolahan data penelitian 2015

Data Tabel 8 diketahui bahwa sebagian besar umur responden yang menggunakan

pupuk bersubsidi berada rata-rata masih produktif yakni pada tahun 25 – 35 tahun

ada 5 orang, 36 – 45 tahun ada 13 orang dan 46 – 55 tahun ada 6 orang. Kategori

ini masih termasuk usia produktif (15 – 64), dan 56 – 65 tahaun ada 6 orang yang

termasuk usia tidak produktif yakni (>65) (BPS, 2013). Berdasarkan pada data

35

yang diatas, maka umur responden yang menggunakan pupuk bersubsidi di Desa

Raman Aji Kecamatan Raman Utara sebagian besar berada pada usia produktif di

bawah 50 tahun yakni 20%, sehingga dapat diperkirakan produktifitas responden

dalam menjalankan usahatani padi dengan menggunakan pupuk bersubsidi akan

meningkat.

b. Tingkat Pendidikan

Berdasarkan hasil di lapangan diperoleh data tingkat pendidikan petani responden

seperti yang disajikan Tabel 9 berikut ini.

Tabel 9. Sebaran Tingkat Pendidikan Responden di Desa Raman Aji KecamatanRaman Utara Lampung Timur

No. Pendidikan Jumlah Persentase %

1 SD/SR 4 102 SLTP 9 353 SLTA 12 404 Perguruan Tinggi 5 15Jumlah 30 100

Sumber: Pengolahan data penelitian 2015

Dari Tabel 9 diketahui sebagian besar responden yang menggunakan pupuk

bersubsidi berpendidikan tamat sekolah lanjutan tingkat Atas (SLTA), yaitu

sebanyak 12 orang (sebesar 40%). Sedangkan responden yang lulus SD/SR hanya

4 orang (sebesar 10%). Responden yang tamat pendidikan sampai tingkat

perguruan tinggi sebanyak 5 orang (sebesar 15%), dan petani responden yang

tamat pendidikan sampai tingkat SLTP sebayak 9 orang (sebesar 35%).

Berdasarkandata pada Tabel 9 diatas maka dapat dijelaskan bahwa petani

responden masih berpendidikan tinggi yakni tingkat pendidikan SLTA sebanyak

36

12 orang (sebesar 40%). Tingkat pendidikan yang ditempuh oleh para petani

responden dapat mempengaruhi kreatifitas mereka serta daya serap informasi dan

teknologi usahatani yang lebih maju. Rendahnya pendidikan responden akan

berpengaruh terhadap kemampuannya dalam memahami berbagai hal yang

berkaitan dengan teknologi usahatani, terutama kesadaran dan ketersediaan petani

dalam menerima inovasi baru.

c. Luas Lahan Usahatani Responden

Luas lahan garapan yang dikelola oleh setiap petani akan berpengaruh terhadap

perolehan hasil panen. Semakin luas lahan usahatani yang dipergunakan akan

memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk memperoleh hasil panen yang

lebih besar, dan sebaliknya kepemilikan luas lahan yang dimiliki oleh petani tidak

dapat ditambah lagi karena ketersediaan areal lahan yang dapat digunakan untuk

memperluas lahan sangat terbatas. Sebaran luas lahan petani responden yang

dipergunakan untuk usaha tani yang menggunakan pupuk bersubsidi berkisar

antara 0,18 sampai dengan 1,00 ha. Pada Tabel 10 berikut ini disajikan data luas

lahan usahatani petani responden yang menggunakan pupuk bersubsidi.

Tabel 10. Sebaran Luas Lahan Responden di Desa Raman Aji Kecamatan Raman Utara

No. Luas Lahan (Ha)Jumlah (Orang)

Persentase %

1234

0,18 – 0,250,26 – 0,50

67

2024

0,51 – 0,750,76 – 1,00

512

1640

Jumlah 30 100Sumber: Pengolahan data penelitian 2015

37

Data Tabel 10 diketahui sebaran luas lahan garapan petani responden yang paling

banyak pada luas lahan 0,75 – 1,00 ha dimiliki sebanyak 12 orang. Petani

responden yang dimiliki 0,18 – 0,25 ha sebanyak 6 orang petani responden, petani

responden yang memiliki luas lahan 0,26 – 0,50 ha sebanyak 7 orang petani

responden, dan petani responden yang memiliki luas lahan 0,51 – 0,75 ha hanya 5

orang petani responden. Berdasarkan pada Tabel 11 maka dapat dijelaskan bahwa

luas kepemilikan lahan yang dimiliki oleh petani responden yang menggunakan

pupuk bersubsidi rata-rata kurang dari 1 ha, sehingga hasil produksi usahatani

padi yang menjadi salah satu sumber mata pencaharian petani responden belum

mampu secara optimal dijadikan sumber utama pendapatan petani. Ketersediaan

lahan yang mereka milliki menjadi salah satu kendala dalam usaha meningkatkan

pendapatan usahatani dari komoditas padi.

4.1.7 Pengalaman Usahatani

Pengalaman menjalankan usahatani suatu komuditas merupakan salah satu faktor

yang dapat mempengaruhi keberhasilan usaha pertanian. Dengan pengalaman

yang dimiliki maka petani akan memahami berbagai hal yang berkaitan dengan

tanaman padi, dengan pengalaman yang dimilikinya diharapkan mereka akan

mampu mengelola dan meningkatkan hasil usahataninya dengan berbagai cara,

termasuk melakukan perbaikan terhadap kelemahan-kelemahan yang telah

ditemui di masa-masa yang telah lalu. Petani yang menggunakan pupuk bersubsidi

di Desa Raman Aji Kecamatan Raman Utara memiliki pengalaman berusahatani

bervariasi, ada yang masih baru, tetapi ada sebagian yang telah cukup lama,

38

beberapa diantara responden memiliki pengalaman sampai delapan tahun.

Pengalaman berusahatani petani responden disajikan pada Tabel 11 berikut ini:

Tabel 11. Sebaran Lama Usahatani Padi Petani Responden di Desa Raman AjiKecamatan Raman Utara

No. Lama Berusahatani (Th)Jumlah (Orang)

Persentase %

1 1 – 2 8 282 3 – 4 10 323 5 – 6 6 204 >7 6 20Jumlah 30 100

Sumber: Pengolahan data penelitian 2015

Dari data pada Tabel 11 dapat diketahui bahwa sebagian besar petani responden

telah memiliki pengalaman berusahatani padi dengan menggunakan pupuk

bersubsidi lebih dari 2 tahun.Tetapi ada sebagaian kecil responden yang

pengalaman usahataninya kurang dari 2 tahun. Petani yang memiliki pengalaman

1 – 2 tahun ada 8 orang atau sekitar 28%. Sedangkan pengalaman yang paling

banyak yakni 3 – 4 tahun yakni sebanyak 10 responden atau sekitar 32%. Petani

yang memiliki pengalaman usahatani 5 – 6 tahun ada 6 orang atau sekitar 20%

dan lebih dari 7 tahun ada 6 orang atau 20%. Berdasarkan data pada Tabel 11

maka dapat dijelaskan bahwa sebagian besar petani padi telah memiliki

pengalaman belum begitu lama yakni hanya 3 – 4 tahun dengan besar persentase

32%. Dengan demikian, pengalaman usahatani merupakan cara yang lebih baik

untuk mengambil keputusan dari pada dengan cara mengolah sendiri informasi

yang ada. Jadi, seorang petani dapat mengamati dengan seksama dari petani lain

yang lebih mencoba sebuah inovasi baru dan ini menjadi proses belajar secara

39

sadar. Mempelajari pola perilaku baru, bisa juga tanpa disadari (Soekartawi,

2002).

4.2 Analisis Sikap dan Kepuasan Petani Padi

4.2.1 Analisis Belief Terhadap Kelangkaan Pupuk Bersubsidi

Penilaian terhadap tingkat kepentingan dan kinerja variabel perlu dilakukan,untuk

mengetahui kepuasan konsumen secara keseluruhan terhadap pupuk bersubsidi

serta mengetahui variabel mana yang perlu mendapat perhatian. Dari tingkat

kepentingan dan kinerja akan diketahui sejauh mana tingkat kinerja variabel dapat

memenuhi kebutuhan petani responden. Variabel yang menjadi pertimbangan

petani dan akan dibahas ada lima variabel, yaitu harga pupuk, kemudahan dalam

memperoleh, kualitas pupuk, kebersihan pupuk dan ketersediaan pupuk saat

musim tanam. Hasil analisis Belief disajikan pada Tabel 12 berikut ini:

Tabel 12. Kepentingan Variabel-Variabel Pupuk Bersubsidi pada Analisis Belief

Skala Variabel Belief4,302,032,034,202,53

HargaKemudahan

KualitasKebersihan

Ketersediaan

PentingTidak pentingTidak penting

PentingTidak penting

Sumber: Data yang telah diolah, 2016.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 30 responden, variabel yang

memiliki nilai total tingkat kepentingan paling tinggi adalah harga jual pupuk

bersubsidiyaitu sebesar 4,30 dengan skor rata-rata adalah 3,02. Nilai tersebut

berada pada rentang skala 4,20 – 5,00 yang termasuk kedalam kategori sangat

penting karena harga menjadi faktor utama petani menggunakan pupuk urea

40

bersubsidi untuk menekan biaya produksi. Variabel harga adalah yang paling

bagus kinerjanya di persepsi konsumen. Atau bisa dikatakan dalam membentuk

sikap terhadap penggunaan pupuk bersubsidi, konsumen mempunyai keyakinan

(belief) bahwa harga pupuk bersubsidi adalah paling murah dibandingkan pupuk

nonsubsidi.

Variabel yang memiliki tingkat kepentingan tertinggi kedua adalah kebersihan

yaitu sebesar 4,20 dengan skor rata-rata adalah 3,02. Nilai tersebut berada pada

rentang skala 4,20 – 5,00 yang termasuk pada kategori penting, karena kebersihan

pupuk diperlukan agar pupuk tidak cepat rusak atau mencair.

Variabel yang memiliki tingkat kepentingan ketiga adalah ketersediaan yaitu

sebesar 2,53 dibawah skor rata-rata adalah 3,02. Nilai tersebut berada pada

rentang skala 1,80 – 2,59 yang termasuk pada kategori tidak penting, karena

petani dapat mengganti pupuk urea bersubsidi dengan pupuk urea non bersubsidi

meskipun harganya lebih mahal dan penggunaan pupuk organik dapat

menggantikan peran pupuk urea bersubsidi. Hal ini terjadi karena ketersediaan

pupuk urea bersubsidi saat musim tanam sangat terbatas, hal ini ditunjukkan pada

tabel 2 (bab 1) yakni dari data RDKK Kabupaten Lampung Timur tahun 2015,

kebutuhan pupuk urea bersubsidi di Kecamatan Raman Utara mencapai 4.457 ton

sedangkan alokasi pupuk yang tersedia hanya 1.590 ton.

Variabel yang memiliki tingkat kepentingan keempat adalah kemudahan yaitu

sebesar 2,03 dengan skor rata-rata adalah 3,02. Nilai tersebut berada pada rentang

skala 1,80 – 2,59 yang berarti masuk pada kategori tidak penting. Hal ini terjadi

karena pada saat musim tanam dalam memperoleh pupuk sangat sulit. Dalam

41

mengatasi persoalan kelangkaan pupuk adalah segera mempercepat distribusi

pada daerah-daerah yang secara riil membutuhkan. Jika alokasi bulanan yang

tertuang dalam perbup/perwalkot tak mencukupi maka dapat dipecahkan dengan

menggeser alokasi bulan mendatang, asalkan tidak melebihi plafon yang

ditetapkan.

Variabel yang memiliki tingkat kepentingan kelima adalah kemudahan yaitu

sebesar 2,03 dengan skor rata-rata adalah 3,02. Nilai tersebut berada pada rentang

skala 1,80 – 2,59 yang berarti masuk pada kategori tidak penting. Hal ini terjadi

karena saat petani memerlukan pupuk, ketersediaan terbatas sehingga kemudahan

dalam mencari pupuk menjadi sulit. Banyaknya kebutuhan pupuk yang diperlukan

petani menjadikan pupuk urea bersubsidi menjadi langka.

Dari uraian diatas, maka sikap petani untuk mengatasi kelangkaan pupuk urea

bersubsidi petani menggunakan pupuk organik sebagai pengganti pupuk

bersubsidi karena dari hasil analisis belief yang dilakukan dilapangan sikap petani

terhadap kemudahan serta ketersediaan pupuk saat musim tanam atau pada saat

diperlukan sulit didapatkan (lihat tabel 2). Kemudian petani menggunakan pupuk

yang tepat guna untuk meminimalisir penggunaan pupuk bersubsidi serta

implementasi pengelolaan tanaman terpadu (PTT) untuk menghemat pupuk sesuai

dengan kebutuhan tanaman. Untuk menanggulangi kelangkaan pupuk saat musim

tanam petani melakukan penimbunan pupuk sebelum musim tanam tiba serta ikut

serta dalam pengawasan pendistribusian pupuk bersubsidi.

42

4.2.2 Analisis EvaluationTerhadap Kelangkaan Pupuk Bersubsidi

Jika hasil dari rata-rata evaluation diurutkan dari angka terbesar ke angka terkecil

(sesuai kriteria skala), didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 13. Kepentingan Variabel-Variabel Pupuk Bersubsidi pada Analisis Evaluation

Skala Variabel Evaluation4,172,574,233,974,00

HargaKemudahan

KualitasKebersihan

Ketersediaan

PentingTidak penting

pentingpentingPenting

Sumber: Data yang telah diolah, 2016.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 30 responden, variabel yang

memiliki nilai total tingkat kepentingan paling tinggi adalah kualitas pupuk

bersubsidi yaitu sebesar 4,23 berada pada rentang skala 4,20 – 5,00 yang termasuk

kedalam kategori penting karena apabila unsur hara yang terkandung dalam pupuk

urea bersubsidi tidak sesuai dengan kebutuhan tanah maka produksi petani akan

menurun, dan jika kualitas pupuk non bersubsidi memiliki kualitas yang baik

maka petani bisa beralih pada pupuk nonsubsidi meskipun harga pupuk non

bersubsidi lebih mahal dibandingkan pupuk bersubsidi.

Variabel yang memiliki tingkat kepentingan tertinggi kedua adalah harga yaitu

sebesar 4,17 dengan skor rata-rata adalah 3,02. Nilai tersebut berada pada rentang

skala 3,40 – 4,19 yang termasuk pada kategori penting, karena petani yang

memiliki modal ingin mendapatkan hasil panen yang tinggi, sehingga apabila jika

harga pupuk murah namun kualitas buruk dibandingkan dengan harga sedikit

43

mahal namun kualitas baik, petani akan memilih pupuk dengan kualitas yang baik

demi mendapatkan produksi yang optimal.

Kemudian variabel yang memiliki tingkat kepentingan ketiga adalah ketersediaan

dengan skala 4,00 berada pada rentang skala 3,40 – 4,19 yang termasuk pada

kategori penting karena apabila pupuk bersubsidi mengalami kelangkaan, maka

petani dapar beralih pada pupuk non bersubsidi, mengganti dengan pupuk

organik.

Variabel yang memiliki tingkat kepentingan keempat adalah kebersihan dengan

skala 3,97 berada pada rentang skala 3,40 – 4,19 yang termasuk pada kategori

penting, karena kebersihan pupuk menjadikan unsur hara yang ada tidak

terkontaminasi dengan lainnya.

Variabel yang memiliki tingkat kepentingan kelima adalah dengan nilai skala 2,57

berada pada rentang skala 1,80 – 2,59 yang termasuk pada kategori tidak penting,

karena petani dapat berlih pada pupuk non bersubsidi dan pupuk organik. Padahal

dalam mencari pupuk urea bersubsidi seharusnya petani mudah memperoleh saat

musim tanam tiba karena pemupukan sangat penting bagi pertumbuhan dan hasil

produksi. Oleh sebab itu diperlukan kerjasama antara pihak-pihak penyalur pupuk

bersubsidi terkait agar pupuk dapat teralokasikan dengan baik.

Dari ulasan diatas dapat diketahui bahwa variabel kualitas ternyata yang paling

penting bagi konsumen dalam mempertimbangkan untuk membeli pupuk. Atau

konsumen merasa bahwa penilaian (evaluasi) terhadap kualitas pupuk adalah hal

yang paling utama dalam membentuk sikap terhadap pupuk urea dengan evaluasi

44

terhadap kualitas pupuk baik dari segi kandungan bahan aktif pada pupuk urea

dan unsur hara yang baik untuk tanaman.

Dikaitkan dengan hasil analisis Belief sebelumnya, terlihat bahwa kualitas pupuk

yang menjadi kriteria utama konsumen dalam membentuk sikap terhadap pupuk

urea, justru dinilai paling kecil oleh konsumen. Hal ini menandakan kualitas

pupuk bersubsidi tidak disukai konsumen, namun demikian kualitas pupuk non

bersubsidi ternyata disukai konsumen dan variabel kualitas juga menempati urutan

tinggi di persepsi konsumen. Sedangkan variabel kemudahan yang menurut

konsumen adalah kriteria paling tidak penting, ternyata malah dinilai baik oleh

konsumen. Untuk variabel harga, penilaian relatif proporsional karena harga

pupuk non bersubsidi tidak begitu dinilai penting oleh konsumen dan harga pupuk

bersubsidi juga tidak dinilai jelek oleh konsumen.

Dari uraian diatas, maka sikap petani menggunakan pupuk non organik sebagai

pengganti pupuk bersubsidi karena dari hasil analisis evaluation yang dilakukan

dilapangan sikap petani terhadap kemudahan pupuk saat musim tanam tidak

berpengaruh namun harga yang ditawarkan untuk pupuk non bersubsidi dirasa

petani sangat mahal meskipun kualitas yang ditawarkan lebih baik jika

dibandingkan dengan pupuk bersubsidi. Maka petani melakukan penggunaan

teknologi pupuk hayati untuk mengganti pupuk non bersubsidi untuk menekan

biaya produksi.

45

4.2.3 PerhitunganCustomer Satisfaction Index (CSI)

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, didapatkan nilai CSI kelangkaan

pupuk urea bersubsidi terhadap analisis belief sebesar 77,60%. perhitungan

Customer Satisfaction Index (CSI) dapat dilihat pada Tabel 14 berikut ini:

Tabel 14. Perhitungan Customer Satisfaction Index (CSI) pada analisis belief

Variabel

Mean Importance

Score (MIS)

Mean Satification

Score (MSS)

Weighting Factors(WF)

Weight Score(WS)

Harga 4,30 4,17 0,28 1,19

Kemudahan 2,03 2,57 0,13 0,35

Kualitas 2,03 4,23 0,13 0,57

Kebersihan 4,20 3,97 0,28 1,10

Ketersediaan 2,53 4,00 0,17 0,67

Total 15,09 Weight Average Total (WAT) 3,88CSI: (Weight Score total:5) x 100 77,60

Sumber : Data yang telah diolah, 2016.

Berdasarkan tabel diatas nilai CSI ini diperoleh dari pembagian antara nilai weight

total (WT) dengan skala maksimum yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu 5

dan mengalikan dengan 100%. Nilai CSI terletak di rentang 0,60 – 0,80 yang

menunjukkan bahwa indeks kelangkaan pupuk urea bersubsidi pada kriteria

“penting”. Akan tapi, sebaiknya pihak terkait penyalur pupuk urea bersubsidi

terus mengawasi distribusi agar tidak terjadi penumpukan pupuk digudang gudang

tertentu atau penyalahgunaan pupuk urea bersubsidi. Hal ini dilakukan agar CSI

meningkat sampai angka 100% sehingga pengunjung merasa sangat puas.

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan pada analisis evaluation,

didapatkan nilai CSI kelangkaan pupuk urea bersubsidi sebesar 61,80%.

46

perhitungan Customer Satisfaction Index (CSI) dapat dilihat pada Tabel 15 berikut

ini:

Tabel 15. Perhitungan Customer Satisfaction Index (CSI) pada analisis Evaluation

Variabel

Mean Importance

Score (MIS)

Mean Satification

Score (MSS)

Weighting Factors(WF)

Weight Score(WS)

Harga 4,17 4,30 0,22 0,95

Kemudahan 2,57 2,03 0,14 0,28

Kualitas 4,23 2,03 0,22 0,45

Kebersihan 3,97 4,20 0,21 0,88

Ketersediaan 4,00 2,53 0,21 0,53

Total 18,94 Weight Average Total (WAT) 3,09

CSI: (Weight Score total:5) x 100 61,80Sumber : Data yang telah diolah, 2016.

Berdasarkan tabel diatas nilai CSI ini diperoleh dari pembagian antara nilai weight

total (WT) dengan skala maksimum yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu 5

dan mengalikan dengan 100%. Nilai CSI terletak di rentang 0,60 – 0,80 yang

menunjukkan bahwa indeks kelangkaan pupuk urea bersubsidi pada kriteria

“penting”. Akan tapi, sebaiknya pihak terkait penyalur pupuk urea bersubsidi

terus mengawasi distribusi agar tidak terjadi penumpukan pupuk digudang-

gudang tertentu atau penyalahgunaan pupuk urea bersubsidi. Hal ini dilakukan

agar CSI meningkat sampai angka 100% sehingga petani merasa sangat penting.

4.2.3 Sikap Petani Terhadap Kelangkaan Pupuk Bersubsidi

Kelangkaan pupuk ternyata tidak disebabkan oleh volume produksinya saja, tetapi

diakibatkan oleh konsumsinya yang melebihi dosis anjuran. Selain itu kelangkaan

47

pupuk disebabkan juga oleh perencanaan luas tanam yang tidak baik, serta

penggunaan lahan secara intensif (Kariyasa, 2005).

Dari data diatas, maka langkah yang diambil petani dalam mengatasi kelangkaan

pupuk yakni:

1) Penggunaan pupuk organik sebagai pengganti pupuk bersubsidi

Penggunaan pupuk organik sebagai pengganti pupuk bersubsidi dapat diukur

berdasarkan persepsi responden terhadap indikator yang sesuai dengan

definisi operasional variabel. Sebaran jumlah responden berdasarkan

penggunaan pupuk organik sebagai pengganti pupuk bersubsidi di Desa

Raman Aji dilihat pada Tabel 17.

Tabel 16. Sebaran Jumlah Responden Terhadap Penggunaan Pupuk Organik

Interval (skor) Kategori Responden Persentase5 - 1112 - 18 19 – 25

RendahSedangTinggi

3234

10,0076,6013,33

Jumlah 30 100,00Rata-rata 15,27 (Sedang)

Sumber: Data diolah 2016

Berdasarkan Tabel 16 dapat disimpulkan bahwa penggunaan pupuk organik

tergolong dalam kategori sedang dengan nilai rata-rata 15,27 dengan

persentase 76,60%.

Penggunaan pupuk organik seperti pupuk kandang kambing, sapi, ayam,

kerbau dan pupuk kompos dapat menekan biaya produksi sekaligus

meningkatkan kualitas tanah dan memenuhi unsur hara tanah sehingga tanah

enjadi subur. Pupuk organik memiliki berbagai manfaat yakni dapat

48

meningkatnya produktivitas dari lahan pertanian, karena dengan

meningkatnya kadar kandungan bahan organik dan unsur hara yang ada

dalam tanah, maka dengan sendirinya akan memperbaiki sifat, kimia dan

biologi tadi tanah atau lahan pertanian. Manfaat lain yang dirasakan yaitu

semakin mudahnya melakukan pengolahan lahan karena tanah semakin baik.

Harga pupuk organik lebih murah dan sangat mudah didapat dari alam. Pupuk

organik mengandung unsur mikro yang lebih lengkap dibandingkan dengan

pupuk kimia. Pupuk organik akan memberikan kehidupan badi

mikroorganisme tanah. Kelebihan lain dari pupuk organik yaitu mempunyai

kemampuan dalam memobilisasi atau menjembatani hara yang ada di tanah

sehingga akan membentuk partikel ion yang mudah diserap oleh tanaman.

Mempunyai kemampuan dalam melepas hara tanah dengan sangat perlahan

dan terus menerus, seihngga akan membantu mencegah terjadinya kelebihan

suplai hara yang membuat tanaman keracuanan. Mampu menjaga kelembaban

dari tanah, sehingga akan mengurangi tekanan atau tegangan struktur tanah

pada tanaman. Mampu membantu mencegah erosi lapisan atas tanah.Mampu

menjaga dan merawat tingkat kesuburan tanah. Memberi manfaat untuk

kesehatan manusia, karena banyak kandungan nutrisi dan lebih lengkap dan

lebih banyak

2) Meningkatkan efektifitas penggunaan pupuk

Meningkatkan efektifitas penggunaan pupuk sebagai pengganti pupuk

bersubsidi dapat diukur berdasarkan persepsi responden terhadap indikator

yang sesuai dengan definisi operasional variabel. Sebaran jumlah responden

49

berdasarkan efektifitas penggunaan pupuk di Desa Raman Aji dilihat pada

Tabel 17.

Tabel 17. Sebaran Jumlah Responden Terhadap Peningkatan Efektifitas Penggunaan Pupuk

Interval (skor) Kategori Responden Persentase5 - 1112 - 18 19 - 25

RendahSedangTinggi

4260

13,3386,660.00

Jumlah 30 100,00Rata-rata 14,70 (Sedang)

Sumber: Data diolah 2016

Berdasarkan Tabel 17 dapat disimpulkan bahwa efektifitas penggunaan

pupuk tergolong dalam kategori sedang dengan nilai rata-rata 14,07 dengan

persentase 86,66%.

Ada empat hal yang harus diperhatikan untuk meningkatkan efektifitas

penggunaan pupuk bagi petani, yaitu: (1) tepat jenis, yaitu memilih kombinasi

jenis pupuk berdasarkan komposisi unsur hara utama dan tambahan

berdasarkan sifat kelarutan, sifat sinergis dan antagonis antar unsur hara dan

sifat tanahnya, (2) tepat waktu dan frekuensi yang ditentukan oleh iklim/CH,

sifat tanah dan logistik pupuk, (3) tepat cara, yaitu cara pemberian yang

ditentukan berdasarkan jenis pupuk, umur tanaman dan jenis tanah, (4) teat

dosis, yaitu dosis pupuk yang diperlukan berdasarkan analisis status hara

tanah dan kebutuhan tanaman.

3) Petani melakukan teknologi pupuk hayati

Penggunaan teknologi pupuk hayati sebagai pengganti pupuk bersubsidi

dapat diukur berdasarkan persepsi responden terhadap indikator yang sesuai

50

dengan definisi operasional variabel. Sebaran jumlah responden berdasarkan

penggunaan teknologi pupuk hayati di Desa Raman Aji dilihat pada Tabel 18.

Tabel 18. Sebaran Jumlah Responden Terhadap Penggunaan Teknologi Pupuk Hayati

Interval (skor) Kategori Responden Persentase5 - 1112 - 18 19 - 25

RendahSedangTinggi

5232

16,6776,106,67

Jumlah 30 100,00Rata-rata 13,90 (Sedang)

Sumber: Data diolah 2016

Berdasarkan Tabel 18 dapat disimpulkan bahwa penggunaan teknologi pupuk

hayati tergolong dalam kategori sedang dengan nilai rata-rata 13,90 dengan

persentase 76,10%. Teknologi pupuk hayati merupakan penggunaan produk

biologi aktif yang terdiri dari mikroba penyubur tanah untuk meningkatkan

efisiensi pemupukan, kesuburan dan kesehatan tanah saat terjadi kelangkaan

pupuk bersubsidi. Penggunaan pupuk hayati digunakan oleh petani untuk

peningkatan pendapatan petani. Penyuluhan sangat diperlukan agar

pemanfaatan pupuk hayati berdampak pada peningkatan hasil dan efisiensi

pemupukan.Pemahaman strategi pemanfaatan pupuk hayati ialah untuk

memperbaiki kualitas tanah, memelihara keanekaragaman hayati menunjang

keberlanjutan produktivitas pertanian. Apabila petani biasa menganjurkan

pemakaian pupuk sesuai dengan status hara tanah, maka konsumsi akan

pupuk bersubsidi lebih efisien sekaligus dapat meningkatkan pendapatan

petani. Banyak cara yang bisa dilakukan dalam memperbaiki perilaku petani

(sikap) terhadap cara penggunaan pupuk, antara lain dengan cara mengubah

teknologi penggunaan pupuk dengan penerapan teknologi pupuk hayati (bio

51

fertilizer) karena riset menunjukkan bahwa penggunaan teknologi pupuk

mampu meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk kimia tunggal maupun

majemuk hingga 100%. Jika teknologi pupuk hayati ini bisa diterapkan oleh

petani maka konsumsi pupuk urea bersubsidi bisa teratasi.

4) Implementasi Pengolahan Tanaman Terpadu (PTT)

Implementasi pengolahan tanaman terpadu (PTT) sebagai sikap petani dalam

menghadapi kelangkaan pupuk bersubsidi dapat diukur berdasarkan persepsi

responden terhadap indikator yang sesuai dengan definisi operasional

variabel.Sebaran jumlah responden berdasarkan implementasi pengolahan

tanaman terpadu (PTT) di Desa Raman Aji dilihat pada Tabel 20.

Tabel 19. Sebaran Jumlah Responden Terhadap Implementasi Pengolahan Tanaman terpadu (PTT)

Interval (skor) Kategori Responden Persentase5 - 1112 - 18 19 - 25

RendahSedangTinggi

1245

3,3373,3316,67

Jumlah 30 100,00Rata-rata 15,80 (Sedang)

Sumber: Data diolah 2016

Berdasarkan Tabel 19 dapat disimpulkan bahwa implementasi pengolahan

tanaman terpadu (PTT) tergolong dalam kategori sedang dengan nilai rata-

rata 15,80 dengan persentase 73,33%.

Implementasi Pengolahan Tanaman Terpadu (PTT) harus dilakukan secara

sistematis dan melibatkan seluruh stakeholders dari Departemen Pertanian,

Pemerintah Daerah (Dinas Pertanian), BPP/KCD/PPL hingga

Gapoktan/Kelompok tani/petani. Rekontruksi tersebut haruslah dilakukan

52

secara sistematis dan bertahap melalui pendekatan pemberdayaan masyarakat

petani melalui entri point pengelolaan tanaman terpadu yang dilaksanakan

dengan sistem sekolah lapang. Manfaat yang dapat diperoleh dari rekontruksi

ini yakni, rekomendasi yang diberikan sesuai dengan kebutuhan tanaman dan

potensi lokasinya (regional) dan petani dapat menghemat penggunaan pupuk

sehingga dapat mengurangi biaya usahatani dan dapat meningkatkan

produktivitas sehingga pendapatan petani dapat ditingkatkan.

5) Petani melakukan pembelian pupuk bersubsidi sebelum musim tanam

tiba sehingga saat terjadi kelangkaan pupuk petani telah memiliki

pupuk digudang masing-masing.

Pembelian pupuk bersubsidi sebelum musim tanam tiba diperlukan oleh

petani untuk menghadapi terjadinya kelangkaan pupuk bersubsidi dapat

diukur berdasarkan persepsi responden terhadap indikator yang sesuai dengan

definisi operasional variabel. Sebaran jumlah responden berdasarkan

penyimpanan pupuk bersubsidi saat musim tanam di Desa Raman Aji dilihat

pada Tabel 20.

Tabel 20. Sebaran Jumlah Responden Saat Musim Tanam Tiba

Interval (skor) Kategori Responden Persentase5 – 1112 - 18 19 - 25

RendahSedangTinggi

01713

0,0056,6743,33

Jumlah 30 100,00Rata-rata 18,80 (Sedang)

Sumber: Data diolah 2016

53

Berdasarkan Tabel 20 dapat disimpulkan bahwa penyimpanan pupuk saat

musim tanam tiba tergolong dalam kategori sedang dengan nilai rata-rata

18,80 dengan persentase 56,67%.

6) Petani ikut serta dalam pengawasan pendistribusian pupuk bersubsidi

melalui perkumpulan-perkumpulan yang diadakan oleh gapoktan

maupun instansi pertanian lainnya.

Keikutsertaan pengawasan pendistribusian pupuk bersubsidi sebagai sikap

petani terhadap kelangkaan pupuk dapat diukur berdasarkan persepsi

responden terhadap indikator yang sesuai dengan definisi operasional

variabel.Sebaran jumlah responden berdasarkan keikutsertaan pengawasan

pendistribusian pupuk bersubsidi di Desa Raman Aji dilihat pada Tabel 21.

Tabel 21. Sebaran Jumlah Responden Terhadap Keikutsertaan Pengawasan Pendistribusian Pupuk Bersubsidi

Interval (skor) Kategori Responden Persentase5 - 1112 - 18 19 - 25

RendahSedangTinggi

1263

3,3386,6610,00

Jumlah 30 100,00Rata-rata 14,70 (Sedang)

Sumber: Data diolah 2016

Berdasarkan Tabel 21 dapat disimpulkan bahwa efektifitas penggunaan

pupuk tergolong dalam kategori sedang dengan nilai rata-rata 14,07 dengan

persentase 86,66%.

Kelangkaan pupuk akan selalu terjadi pada setiap musim tanam. Kelangkaan

pupuk terutama yang bersubsidi ini terjadi karena perbedaan perhitungan jumlah

kebutuhan pupuk antara petani dengan Deptan. Hal ini terjadi akibat beda basis

54

data yang digunakan dan adanya pemborosan ditingkat petani karena belum

sesuainya dosis, waktu pemberian dan cara pemupukan untuk setiap lokasi, jenis

dan fase pertumbuhan tanaman. Selain itu, penyebab terjadi kelangkaan pupuk

karena adanya kenakalan dan kemacetan dalam jalur distribusi pupuk bersubsidi

dan terjadi penggunaan pupuk bersubsidi untuk industri dan bukan langsung

didistribusikan ke petani. Upaya untuk mengatasi kelangkaan pupuk antara lain

adalah pengelolaan hara spesifik lokasi, pemanfaatan bahan organik, dan

penggunaan pupuk hayati. Selain itu juga dilakukan upaya perbaikan budaya dan

karakter semua pelaku yang berhubungan dengan pupuk. Petani tidak boros dalam

menggunaan pupuk dan lebih memanfaatkan sumber alami sebagai pensubtitusi

pupuk kimia buatan. Distributor/produsen pupuk tidak rakus dalam mencari

keuntungan sehingga melakukan penimbunan pupuk dan penyelewengan

distribusi pupuk bersubsidi.Dan pemerintah lebih akurat dalam menentukan basis

data sehingga tidak terjadi perbedaan yang mencolok serta melakukan

implementasi peraturan yang berlaku dengan baik dan tegas.

55

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil análisis dan pembahasan di atas pupuk bersubsidi masih

dibutuhkan oleh petani, tetapi ketika pupuk bersubsidi diperlukan susah didapat,

padahal stok tersedia, maka sikap petani dalam mengatasi kelangkaan pupuk

adalah1) dengan penggunaan pupuk organik sebagai pengganti pupuk bersubsidi,

2) meningkatkan efektifitas penggunaan pupuk (tepat jenis, tepat waktu, tepat cara

dan tepat dosis), 3) petani melakukan teknologi pupuk hayati, 4) implementasi

Pengolahan Tanaman Terpadu (PTT), 5) petani melakukan pembelian pupuk

bersubsidi sebelum musim tanam tiba,dan 6) petani ikut serta dalam pengawasan

pendistribusian pupuk bersubsidi melalui perkumpulan-perkumpulan gapoktan,

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang ada maka dapat dikemukakan

saran adalah sebagai berikut.

1. Meningkatkan pupuk pengganti (organik) untuk pengganti pupuk urea agar

kebutuhan pupuk dapat terpenuhi.

2. Dalam penyusunan RDK dan RDKK sesuai dengan kebutuhan anggota.

3. Komunikasi dan koordinasi dengan pengecer dan pemerintah ditingkatkan.

DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, Hanafi. 2001. Masyarakat Ide-ide Baru, disarikan dari karya EverentRogers danF.Floyd Shoemaker, Communication of Inovation. Usaha Nasional. Jakarta.

Adnyana, M.O dan K. Kariyasa. 2000. Perumusanhargagabahdanpupukdalam era pasarbebas. PusatPenelitiandanPengembanganSosialEkonomiPertanian Bogor.

Ahmadi,A.1990. PsikologiSosialBinaIlmu. Surabaya.

Arifin, B. 2004.AnalisisEkonomiPertanian Indonesia.KemelutKelangkaanPupuk :PrimitifnyaKelembagaan. PenerbitBukuKompas, Jakarta.

A.T. Mosher. MenggerakandanMembangunPertanian.Jakarta :CV. YasaGuna, 1987.

Dwi Citra Hasibuan. 2012. PerananKelompok.taniterhadapKeberhasilanPenyaluranPupuikBersubsidi. Program StudiAgribisnis. FP USU Medan.

Hernanto, F. 1991. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.

Kariyasa, K., M. Maulana, dan SMardiyanto. 2004. Usulantingkatsubsididanhargaecerantertinggi (HET) yang relevalsertaperbaikanpolapendistribusianpupuk di Indonesia. AnalisisKebijakanPertanian Vol. 2, No. 3, 2004.PusatAnalisisSosialEkonomidanKebijakanPertanian, Bogor.

Kariyasa, K. 2007. Usulan HET PupukBerdasarkan Tingkat EfektifitasKebijakanHargaPembelianGabah.AnalisisKebijakanPertanian. Volume 5 No. 1, Maret 2007.PusatAnalisisSosialEkonomidanKebijakanPertanian, Bogor. Hal 72-85.

MotikIdrasari. 2008. Dampakkelangkaanpupuk Urea bersubsiditerhadapsikappetanidanproduktifitasUsahaTani. JurusanSosialekomiPertanian . UnibersitasJember.

Mar’at. 1982. Sikap Manusia,Perubahan serta Pengukurannya. Ghalia. Jakarta

Mubyarto. 1987. Pembangunan Pertanian. Rajawali Press. Jakarta.

Mubyarto. 1986. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta.

PeraturanMenteriPerdagangan No. 21/M-DAG/PER/6/2008.PengadaanPenyaluranPupukBersubsidiUntukSektorPertanian.

PeraturanMenteriPertanian No. 29/Permentan/OT.140/06/2008.KebutuhandanHargaEcerenTertinggi (HET) PupukBersubsidi.

PeraturanMenteriPertanian No. 5/2009 tgl 14 Januari 2009.HargaPupukBersubsidi.

Pitoyo, Setijo. 1995. Penggunaan Urea Tablet . PT. PenebarSwadaysa . Jakarta.

Rahmat,J. 1991. Metode Penelitian Komunikasi. Remaja Karya. Bandung

Seigel. 1997. Statistik Non Parametrik untuk Ilmu Sosial. PT. Gramedia. Jakarta

Suparyono dan Setyono. 1995. Bertanam Padi. Penebar Swadaya. Jakarta

Wahyu. A. 2013. KajianPupukBersubsidi di Pekalongan (StudiKasus di Kec. Kesesi) FakultasEkonomikadanBisnisUniversitasDiponegoro. Semarang

KUESIONER

SIKAP PETANI GAPOKTAN UNTUK MENGATASI KELANGKAAN PUPUK BERSUBSIDI PADA USAHA TANI PADI SAWAH DI

DESA RAMAN AJI KECAMATAN RAMAN UTARA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

1. BiodataResponden1. Nama : ………………………………….2. Umur : ………………………………….tahun3. Jumlah tenaga kerja : ………………………………….orang4. Pendidikan terakhir

Pendidikan formal yang pernah dicapai ………………………

Jenis kursus/pelatihan yang pernah diikuti : …………………………………………………… ……………………………………………………5. Pengalaman berusahatani padi (thn): ………………………. 6. Kepemilikanlahan : Sewa/Sendiri

: Sewa Rp……………./m/th/ha G: Gadai7. JenisTenagaKerja: Keluarga ………………………. Orang

Luarkeluarga …………………. Orang8. Luaslahan : ………………………………….m2

9. Bagaimanakeadaantanah/lahan yang andausahakan?a. Subur b. Tidaksubur c. Kurangsubur

10. Hasilpanen : …………………………kg 11. Cara pemasaran : konsumen/pasar/agen12. Sumber modal : Sendiri/pinjaman/bunga modal13. Pekerjaanselainpetani : PNS/Wiraswasta/Wirausaha14. Pendapatan (bulan) : …………………………………Rupiah15. Umurpanenbenih : …………………………………bulan

Beritandasilang (X) padajawaban yang andapilih!

ATRIBUT HARGA PUPUK BERSUBSIDI

PengukuranAtributHargaVariabel (Multiavariabel) Belief

1. Harga yang murahdapatmenekanbiayaproduksi.a. Sangattidaksetujub. Tidaksetujuc. Netrald. Setujue. Sangatsetuju

2. Kandunganunsurharatidakberubahmeskipunpupukbersubsididibandroldenganharga yang lebihmurah.a. Sangattidaksetujub. Tidaksetujuc. Netrald. Setujue. Sangatsetuju

3. Penggunaanpupukorganikuntukmenggantipupukbersubsidi.a. Sangattidaksetujub. Tidaksetujuc. Netrald. Setujue. Sangatsetuju

PengukuranAtributHargaVariabel (Multiavariabel) Evaluation

1. Kualitaspupuk non subsidilebihbaikjikadibandingkandenganpupuksubsidi, namunhargamenjadipertimbanganbagipetani.a. Sangattidaksetujub. Tidaksetujuc. Netrald. Setujue. Sangatsetuju

2. Penggunaanpupuk non bersubsidiuntukmengatasikekuranganpupukbersubsidimeskipunhargalebihmahal.a. Sangattidaksetujub. Tidaksetujuc. Netrald. Setujue. Sangatsetuju

3. Penggunaanpupuk non bersubsidiuntukmenggantipupukbersubsidi.a. Sangattidaksetujub. Tidaksetujuc. Netrald. Setujue. Sangatsetuju

ATRIBUT KEMUDAHAN MENDAPATKAN PUPUK BERSUBSIDI

PengukuranAtributKemudahanVariabel (Multiavariabel) Belief

1. MengusulkankepadakepalaGapoktan agar pupukbersubsidi yang diterimaolehpetanisesuaidengan volume luaslahan.a. Sangattidaksetujub. Tidaksetujuc. Netrald. Setujue. Sangatsetuju

2. PengolahanTanamanTerpadu (PTT) harusdilakukansecarasistematisdanmelibatkanseluruh stakeholders.a. Sangattidaksetujub. Tidaksetujuc. Netrald. Setujue. Sangatsetuju

3. Adanyasikappetanidengan 4 halyakni, tepatjenis, tepatwaktudanfrekuensi, tepatcara, dantepatdosis agar menekanpenggunaanpupukbersubsidi.a. Sangattidaksetujub. Tidaksetujuc. Netrald. Setujue. Sangatsetuju

PengukuranAtributKemudahanVariabel (Multiavariabel) Evaluation

1. Melakukankerjasamaantarkelompoktanisaatmusimtanam agar mudahdalammendapatkanpupuk non bersubsidi.a. Sangattidaksetujub. Tidaksetujuc. Netrald. Setujue. Sangatsetuju

2. Saatpupukbersubsidimengalamikelangkaan, makapetanimelakukanteknologipupukhayatiataumenggantidengan non bersubsidi.a. Sangattidaksetujub. Tidaksetujuc. Netrald. Setujue. Sangatsetuju

3. Saatpupukbersubsidimengalamikelangkaan, makapetaniberalihkepupuk non bersubsidi.a. Sangattidaksetujub. Tidaksetujuc. Netrald. Setujue. Sangatsetuju

ATRIBUT KUALITAS PUPUK BERSUBSIDI

PengukuranAtributKualitasVariabel (Multiavariabel) Belief

1. Kualitaspupukbersubsiditidakakan optimal apabilapenggunaantidaktepatjenis, tepatdosisdanpenambahanpupukorganik.a. Sangattidaksetujub. Tidaksetujuc. Netrald. Setujue. Sangatsetuju

2. Mengubahteknologipenggunaanpupukdenganpenerapanteknologipupukhayatidapatmeningkatkankualitasunsurharatanah.a. Sangattidaksetujub. Tidaksetujuc. Netrald. Setujue. Sangatsetuju

3. Pemberianpupuksesuaianjurandapatmemberikankualitasproduksi yang baikdanmaksimal.a. Sangattidaksetujub. Tidaksetujuc. Netrald. Setujue. Sangatsetuju

PengukuranAtributKualitasVariabel (Multiavariabel) Evaluation

1. Penggunaanteknologipupukhayatidapatmeningatkankualitastanahdenganbaikdibandingkandenganpupukbersubsidi.a. Sangattidaksetujub. Tidaksetujuc. Netrald. Setujue. Sangatsetuju

2. Penggunaanteknologipupukhayatimampumeningkatkanefesiensipenggunaanpupukkimiatunggalmaupunmajemukhingga 100% dengankualitas yang sama.a. Sangattidaksetujub. Tidaksetujuc. Netrald. Setujue. Sangatsetuju

3. Pemberianpupuksesuaianjurandapatmemberikankualitasproduksi yang baikdanmaksimal.a. Sangattidaksetujub. Tidaksetujuc. Netrald. Setujue. Sangatsetuju

ATRIBUT KEBERSIHAN PUPUK BERSUBSIDI

PengukuranAtributKebersihanVariabel (Multiavariabel) Belief

1. Pupukbersubsidiseringmengalamikerusakannamunhargamenjadibahanpertimbanganbagipetani.a. Sangattidaksetujub. Tidaksetujuc. Netrald. Setujue. Sangatsetuju

2. Petanimelakukanpenimbunanpupuksebelummusimtanam, sehinggadisaatmusimtanampupukmenjadisulitdidapatkan.a. Sangattidaksetujub. Tidaksetujuc. Netrald. Setujue. Sangatsetuju

3. Kurangnya modal petanisaatpasokanpupukbersubsidimelimpahuntukdisimpan.a. Sangattidaksetujub. Tidaksetujuc. Netrald. Setujue. Sangatsetuju

PengukuranAtributKebersihanVariabel (Multiavariabel) Evaluation

1. Dikarungpupuk non bersubsiditerdapattanggalkadaluarsa agar mutudankualitaspupuktetapterjamin.a. Sangattidaksetujub. Tidaksetujuc. Netrald. Setujue. Sangatsetuju

2. Setiappupukterdapattanggalkadaluarsauntukmenjaminmutudankualitas.a. Sangattidaksetujub. Tidaksetujuc. Netrald. Setujue. Sangatsetuju

3. Pupuknon bersubsidijarangmengalamikerusakannamunhargamenjadibahanpertimbanganbagipetani.a. Sangattidaksetujub. Tidaksetujuc. Netrald. Setujue. Sangatsetuju

ATRIBUT KETERSEDIAAN PRODUK

PengukuranAtributKetersediaanVariabel (Multiavariabel) Belief

1. Implementasi PTT melaluipendekatanpemberdayaanmasyarakatpetanimelaluientri point yang dilaksanakandengansistemsekolahlapangdapatmenjadisolusisaatterjadikelangkaanpupukbersubsidi.a. Sangattidaksetujub. Tidaksetujuc. Netrald. Setujue. Sangatsetuju

2. AdanyacampurtangandariDepartemenpertaniandanpemerintahdaerahdapatmempengaruhiketersediannyapupukbersubsidi.a. Sangattidaksetujub. Tidaksetujuc. Netrald. Setujue. Sangatsetuju

3. Kelangkaanpupukbersubsidiseringterjadisaatmusimtanam.a. Sangattidaksetujub. Tidaksetujuc. Netrald. Setujue. Sangatsetuju

PengukuranAtributKetersediaanVariabel (Multiavariabel) Evaluation

1. Petaniikutsertadalampengawasanpendistribusianpupukbersubsidimelaluiperkumpulan-perkumpulan yang diadakanolehgapoktan.a. Sangattidaksetujub. Tidaksetujuc. Netrald. Setujue. Sangatsetuju

2. Pengawasan yang lemahdariPemda di dalampengelolaanpupukbersubsidijugamenyebabkanpermasalahanpupukterjadi.a. Sangattidaksetujub. Tidaksetujuc. Netrald. Setujue. Sangatsetuju

3. Penggunaanpupuk non subsidisaatkelangkaanpupukterjadisaatmusimtanam.a. Sangattidaksetujub. Tidaksetujuc. Netrald. Setujue. Sangatsetuju

Lampiran 2. Identitas Responden Petani di Desa Raman Aji Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur

Luas Jenis Pendidikan Pekerjaan Pekerjaan Jumlah StatusLhn Umur Alamat Kelamin Suku Terakhir Utama Sampingan Tanggungan Lahan(Ha)

1 Musianto 4,00 63 Raman Aji L Jawa SD Petani Peternak 3 Sendiri2 Budiyono 0,37 42 Raman Aji L Jawa SMA Petani Wiraswasta 2 Sendiri3 Suselo 1,00 56 Raman Aji L Jawa SLTP Petani Wiraswasta 4 Sendiri4 Karidi 0,25 62 Raman Aji L Jawa SD Petani Wiraswasta 3 Sendiri5 Sugiarto 1,00 39 Raman Aji L Jawa STM Petani Wiraswasta 3 Sendiri6 Misan 0,50 54 Raman Aji L Jawa GHA Petani Petani 3 Sendiri7 Suroyo 0,50 48 Raman Aji L Jawa SMA Petani Wirausaha 4 Sendiri8 Sumali 0,25 48 Raman Aji L Jawa SMT Pertanian Petani Wirausaha 4 Sendiri9 Fauzan 0,50 43 Raman Aji L Jawa SMA Petani Wiraswasta 4 Sendiri

10 Watim 0,50 59 Raman Aji L Jawa SD Petani Wirausaha 5 Sendiri11 Yatino 0,25 43 Raman Aji L Jawa SD Petani Wirausaha 3 Sendiri12 Aminan 0,50 47 Raman Aji L Jawa SMA Petani Wirausaha 2 Sendiri13 M. yatin 1,00 65 Raman Aji L Jawa SD Petani Wiraswasta 2 Sendiri14 Ismanto 0,75 50 Raman Aji L Jawa SLA Petani Wiraswasta 2 Sendiri15 Mariyem 0,75 54 Raman Aji L Jawa SD Petani Wiraswasta 4 Sendiri16 Jarno 0,50 48 Raman Aji L Jawa SMT Pertanian Petani Wiraswasta 3 Sendiri17 Pingi 0,75 48 Raman Aji L Jawa SMT Pertanian Petani Wirausaha 3 Sendiri18 Jumanto 1,00 43 Raman Aji L Jawa SMA Petani Wiraswasta 3 Sendiri19 Yanto 0,50 59 Raman Aji L Jawa SMP Petani Wirausaha 5 Sendiri20 Paidi 0,25 43 Raman Aji L Jawa SMA Petani Wirausaha 1 Sendiri21 Bimo 0,50 47 Raman Aji L Jawa SD Petani Wiraswasta 1 Sendiri22 Sumadi 0,25 65 Raman Aji L Jawa SD Petani Wiraswasta 4 Sendiri23 Senen 0,25 50 Raman Aji L Jawa SD Petani Wiraswasta 3 Sendiri24 Sigit 0,50 59 Raman Aji L Jawa SD Petani Wirausaha 2 Sendiri25 Kiman 0,50 43 Raman Aji L Jawa SMP Petani Wiraswasta 2 Sendiri26 Katemi 2,00 47 Raman Aji L Jawa SLTP Petani Wiraswasta 2 Sendiri

No Nama

Luas Jenis Pendidikan Pekerjaan Pekerjaan Jumlah StatusLhn Umur Alamat Kelamin Suku Terakhir Utama Sampingan Tanggungan Lahan(Ha)

27 Katiyat 1,00 50 Raman Aji L Jawa SD Petani Wiraswasta 5 Sendiri28 Sunarno 0,50 58 Raman Aji L Jawa SD Petani Wiraswasta 4 Sendiri29 Badarudin 0,50 47 Raman Aji L Jawa SLA Petani Wirausaha 2 Sendiri30 B. Amin 1,00 42 Raman Aji L Jawa SLTP Petani Wirausaha 2 Sendiri

1,12 1522 Raman Aji L Jawa SD Petani Wirausaha 90 Sendiri0,28 50,73 Raman Aji L Jawa SD Petani Wirausaha 3 Sendiri

TotalRata-rata

No Nama

Lanjutan……

Umur Jenis Pendidikan Pekerjaan Pekerjaan Jumlah

(Tahun) Alamat Kelamin Agama Suku Terakhir Utama Sampingan Tanggungan

L/P (Orang)

1 I Nyoman Mara 60 Rejo Binangun L Hindu Bali SMK Petani Wiraswasta 4

2 I Ketut Sukarma 47 Rejo Binangun L Hindu Bali SD Petani Ternak 2

3 Made Arsanegara 50 Rejo Binangun L Islam Jawa SMA Petani Pamong Desa 4

4 Ketut Merta 38 Rejo Binangun L Hindu Bali SMA Petani 0 2

5 Ketut Rudi 43 Rejo Binangun L Hindu Bali SMA Petani Ternak 5

6 Gusti Suniti 46 Rejo Binangun L Hindu Bali SMA Petani Ternak 5

7 Nyoman Mawa 33 Rejo Binangun L Hindu Bali SMA Petani 0 6

8 Made Jana S 46 Rejo Binangun L Hindu Bali SMA Petani 0 4

9 Agus Effendi 45 Rejo Binangun L Islam Jawa SMA Petani Wiraswasta 4

10 Nengah Sudiarta 49 Rejo Binangun L Hindu Bali SMA Petani Ternak 2

11 P. Wilasa 51 Rejo Binangun L Hindu Bali SMA Petani Ternak 4

12 P. Eka 43 Rejo Binangun L Hindu Bali SMA Petani Ternak 2

13 P. Desi 44 Rejo Binangun L Hindu Bali SMA Petani Ternak 5

14 Ngh. Dwi Candrawan 35 Rejo Binangun L Hindu Bali SMA Petani 0 1

15 I Wayan Suwirya 38 Rejo Binangun L Hindu Bali SMA Petani 0 4

16 Wayan Suminggu 47 Rejo Binangun L Hindu Bali SMA Petani 0 2

17 P. Sumo 39 Rejo Binangun L Islam Bali SMA Petani 0 4

18 P. Larna 56 Rejo Binangun L Hindu Jawa SMA Petani Wiraswasta 2

19 Nym. Sudi Asmara 61 Rejo Binangun L Hindu Bali SMA Petani Ternak 5

20 P. Sudi 48 Rejo Binangun L Hindu Bali SMA Petani Ternak 2

21 Nyoman Sudiarta 52 Rejo Binangun L Hindu Bali SMA Petani Ternak 4

22 P. Sudi 34 Rejo Binangun L Hindu Bali SMA Petani Ternak 2

23 Arianto 48 Rejo Binangun L Hindu Bali SMA Petani Ternak 2

24 Ketut Mudita 34 Rejo Binangun L Hindu Bali SMA Petani Ternak 2

25 Gede Pande 42 Rejo Binangun L Hindu Bali SMA Petani Ternak 4

26 Made Wirawan 47 Rejo Binangun L Hindu Bali SMA Petani Ternak 2

27 Nyoman Nestra 52 Rejo Binangun L Hindu Bali SMA Petani Ternak 3

Total 1228 88

Rata-rata 45,48 3,26

No Nama

Lampiran 3. Workbook Sikap Petani yang Menggunakan Pupuk Urea Bersubsidi

PengalamanBerusahatani Harga Kemudahan Kualitas Kebersihan Ketersediaan Harga Kemudahan Kualitas Kebersihan

1 Musianto 12 12 9 9 9 12 9 9 1236 2 Budiyono 12 9 9 15 6 12 6 15 1229 3 Suselo 12 3 9 15 9 12 9 12 1236 4 Karidi 15 6 9 12 9 12 6 9 1236 5 Sugiarto 12 9 9 15 6 12 6 9 1021 6 Misan 12 3 3 15 9 12 9 15 1236 7 Suroyo 14 3 3 15 6 15 7 12 1215 8 Sumali 15 6 6 15 6 15 10 14 1226 9 Fauzan 13 6 6 15 6 15 10 12 1222 10 Watim 12 9 6 15 9 12 6 13 1230 11 Yatino 12 9 6 12 9 12 10 14 915 12 Aminan 12 9 9 9 9 12 6 9 1026 13 M. yatin 12 6 9 9 5 15 9 14 946 14 Ismanto 12 6 3 9 9 12 9 12 1220 15 Mariyem 12 12 3 9 9 12 9 15 1236 16 Jarno 12 3 3 12 7 12 7 9 1521 17 Pingi 12 3 3 14 9 12 9 15 1536 18 Jumanto 12 3 6 15 2 12 6 12 915 19 Yanto 12 3 6 15 9 10 9 14 1226 20 Paidi 12 3 15 9 5 12 9 14 1222 21 Bimo 14 6 14 9 6 12 9 9 1521 22 Sumadi 15 3 9 12 7 12 6 15 1136 23 Senen 15 3 6 9 9 12 9 15 1115 24 Sigit 12 15 3 14 9 14 6 11 1420 25 Kiman 12 15 3 12 6 12 10 12 1322 26 Katemi 15 9 6 14 6 12 6 12 1518

No Nama RespondenBellef Evaluation

PengalamanBerusahatani Harga Kemudahan Kualitas Kebersihan Ketersediaan Harga Kemudahan Kualitas Kebersihan

27 Katiyat 15 7 6 14 6 15 9 12 321 28 Sunarno 12 9 7 15 9 12 6 14 1236 29 Badarudin 12 9 6 12 9 12 10 15 920 30 B. Amin 12 9 9 9 9 12 6 9 1215 12,767 6,93 6,70 12,466667 7,47 12,50 7,93 12,40 11,60

77425,8

Bellef Evaluation

Rata-rata

No Nama Responden

Lampiran 4. Rekapitulasi Sikap Petani yang Menggunakan Pupuk Urea Bersubsidi (Bellief) CSI Bellief

Nilai Skor Variabel MIS MSSKetersediaan 1 2 3 4 5 Total Rata-rata Harga 4,30 4,17

9 522 Harga 0 0 0 21 9 129 4,30 Kemudahan 2,03 2,5712 585 Kemudahan 11 9 7 3 0 62 2,03 Kualitas 2,03 4,2314 585 Kualitas 8 13 9 0 0 61 2,03 Kebersihan 4,20 3,9715 576 Kebersihan 0 0 9 6 15 126 4,20 Ketersediaan 2,53 4,0012 501 Ketersediaan 0 14 16 0 0 76 2,53 Total 15,0910 486 Total 454 6,5912 51914 63312 57912 564 Lampiran 5. Rekapitulasi Sikap Petani yang Menggunakan Pupuk Urea Bersubsidi (Evaluation) CSI Evaluation12 53412 477 Nilai Skor Variabel MIS MSS12 501 1 2 3 4 5 Total Rata-rata Harga 4,17 4,3012 450 Harga 0 0 1 23 6 125 4,17 Kemudahan 2,57 2,039 486 Kemudahan 0 13 17 0 0 77 2,57 Kualitas 4,23 2,0312 456 Kualitas 0 0 7 9 14 127 4,23 Kebersihan 3,97 4,2012 534 Kebersihan 0 0 6 17 7 121 3,97 Ketersediaan 4,00 2,5311 391 Ketersediaan 0 0 4 22 4 120 4,00 Total 18,9411 510 Total 570 14,945 51411 54912 5499 47712 59512 55812 588

CSI: (WS total:5) x 100

CSI: (WS total:5) x 100

WAT

WAT

VariabelSikap Petani

VariabelSikap Petani

Sikap

Ketersediaan12 47412 58412 54012 495

11,53 527,1

Sikap

WF WS0,28 1,190,13 0,350,13 0,570,28 1,100,17 0,67

3,8877,60

WF WS0,22 0,950,14 0,280,22 0,450,21 0,880,21 0,53

3,0961,80

WAT

WAT

Lampiran 3. Sikap Petani Terhadap Kelangkaan Pupuk Bersubsidi

No. Resp Total Total Total Total Total Total

1 2 3 4 5 Skor 1 2 3 4 5 Skor 1 2 3 4 5 Skor 1 2 3 4 5 Skor 1 2 3 4 5 Skor 1 2 3 4 5 Skor

1 5 4 3 4 4 20 tinggi 3 2 3 4 3 15 sedang 2 1 2 4 3 12 sedang 3 2 2 4 3 14 sedang 3 4 4 4 4 19 tinggi 5 5 3 4 3 20 tinggi

2 4 3 3 3 3 16 sedang 4 3 3 3 3 16 sedang 4 2 5 3 3 17 sedang 4 3 2 3 5 17 sedang 3 4 3 3 5 18 sedang 3 5 3 3 3 17 sedang

3 3 3 3 3 3 15 sedang 3 5 1 3 2 14 sedang 2 3 2 3 3 13 sedang 4 5 4 3 3 19 tinggi 3 3 5 3 5 19 tinggi 3 3 2 3 3 14 sedang

4 5 2 3 5 5 20 tinggi 3 3 3 5 3 17 sedang 4 2 3 5 3 17 sedang 3 2 5 5 3 18 sedang 3 5 5 5 4 22 tinggi 4 1 3 5 3 16 sedang

5 2 3 3 5 5 18 sedang 2 2 3 5 3 15 sedang 2 2 2 5 3 14 rendah 3 5 4 5 3 20 tinggi 5 5 5 5 5 25 tinggi 3 4 5 5 5 22 tinggi

6 1 3 3 5 5 17 sedang 3 2 3 5 4 17 sedang 2 1 2 5 3 13 sedang 4 3 2 5 5 19 tinggi 3 4 3 5 5 20 tinggi 3 5 2 5 3 18 sedang

7 5 3 1 5 5 19 tinggi 4 3 3 5 3 18 sedang 4 5 3 5 1 18 sedang 3 2 4 5 5 19 tinggi 3 5 4 5 4 21 tinggi 4 3 3 5 1 16 sedang

8 4 1 5 2 2 14 sedang 2 2 1 2 3 10 rendah 2 3 2 2 5 14 sedang 5 3 2 2 3 15 sedang 3 3 4 2 4 16 sedang 3 3 2 2 3 13 sedang

9 3 3 5 3 3 17 sedang 3 2 3 3 3 14 sedang 2 2 2 3 1 10 rendah 3 3 2 3 1 12 sedang 3 4 3 3 5 18 sedang 1 4 5 3 1 14 sedang

10 3 4 5 3 3 18 sedang 3 3 3 3 2 14 sedang 2 2 3 3 3 13 sedang 4 3 5 3 3 18 sedang 3 4 4 3 4 18 sedang 3 4 5 3 3 18 sedang

11 5 3 1 3 3 15 sedang 3 2 4 3 3 15 sedang 4 3 1 3 1 12 sedang 3 2 4 3 1 13 sedang 3 5 3 3 4 18 sedang 3 3 2 3 1 12 sedang

12 2 1 3 1 1 8 rendah 4 3 3 1 3 14 sedang 2 2 5 1 3 13 sedang 4 3 2 1 3 13 sedang 3 4 4 1 4 16 sedang 3 4 2 1 3 13 sedang

13 5 3 3 3 3 17 sedang 3 2 1 3 1 10 rendah 1 2 2 3 5 13 sedang 3 3 2 3 3 14 sedang 3 4 5 3 4 19 tinggi 3 1 3 3 3 13 sedang

14 5 3 3 3 3 17 sedang 3 3 3 3 3 15 sedang 4 3 3 3 3 16 sedang 4 3 2 3 3 15 sedang 3 4 4 3 4 18 sedang 3 3 2 3 3 14 sedang

15 5 3 4 4 4 20 tinggi 3 2 5 4 3 17 sedang 2 5 1 4 4 16 sedang 3 5 4 4 4 20 tinggi 3 2 3 4 4 16 sedang 3 3 2 4 4 16 sedang

16 3 1 1 3 3 11 rendah 3 2 3 3 3 14 sedang 2 2 2 3 1 10 rendah 4 2 2 3 1 12 sedang 5 4 3 3 4 19 tinggi 3 3 3 3 1 13 sedang

17 3 3 3 3 3 15 sedang 4 3 3 3 3 16 sedang 1 3 3 3 3 13 sedang 3 3 2 3 3 14 sedang 3 4 3 3 5 18 sedang 3 5 2 3 5 18 sedang

18 2 4 3 4 4 17 sedang 2 2 5 4 1 14 rendah 2 2 2 4 3 13 sedang 4 3 2 4 5 18 sedang 3 4 3 4 4 18 sedang 3 3 3 4 3 16 sedang

19 1 3 3 3 3 13 sedang 3 2 3 3 3 14 sedang 2 2 2 3 3 12 sedang 5 3 4 3 3 18 sedang 3 4 4 3 4 18 sedang 5 3 3 3 3 17 sedang

20 3 1 4 3 3 14 sedang 3 3 3 3 3 15 sedang 4 2 1 3 2 12 sedang 4 2 2 3 2 13 sedang 3 5 4 3 4 19 tinggi 3 3 2 3 5 16 sedang

21 4 3 3 3 3 16 sedang 3 3 3 3 3 15 sedang 4 2 3 3 3 15 sedang 3 5 2 3 5 18 sedang 3 4 4 3 5 19 tinggi 3 3 3 3 3 15 sedang

22 3 3 2 1 1 10 rendah 3 2 1 1 3 10 rendah 1 2 2 1 2 8 rendah 3 3 4 1 2 13 sedang 5 4 4 1 4 18 sedang 3 3 2 1 2 11 rendah

23 2 3 3 3 3 14 sedang 2 5 5 3 2 17 sedang 4 2 4 3 3 16 sedang 4 3 2 3 3 15 sedang 3 4 5 3 4 19 tinggi 3 3 2 3 3 14 sedang

24 2 1 3 3 3 12 sedang 2 3 3 3 4 15 sedang 4 2 3 3 3 15 sedang 4 3 2 3 5 17 sedang 3 4 4 3 4 18 sedang 3 5 2 3 3 16 sedang

25 2 4 2 2 2 12 sedang 2 3 5 2 3 15 sedang 4 2 4 2 2 14 sedang 4 5 2 2 2 15 sedang 3 5 4 2 4 18 sedang 3 3 2 2 5 15 sedang

26 1 3 3 5 5 17 sedang 2 3 3 5 4 17 sedang 5 2 4 5 3 19 tinggi 4 3 2 5 3 17 sedang 3 4 5 5 4 21 tinggi 3 3 5 5 3 19 tinggi

27 2 3 3 3 3 14 sedang 2 3 3 3 3 14 sedang 2 2 3 3 3 13 sedang 4 2 2 3 3 14 sedang 3 3 4 3 5 18 sedang 3 3 5 3 3 17 sedang

28 3 1 3 3 3 13 sedang 3 2 1 3 5 14 rendah 4 5 2 3 3 17 sedang 4 5 2 3 3 17 sedang 3 4 4 3 4 18 sedang 3 3 2 3 3 14 sedang

29 3 3 1 3 3 13 sedang 3 2 5 3 3 16 sedang 4 2 5 3 5 19 tinggi 3 3 2 3 1 12 rendah 3 4 4 3 4 18 sedang 5 3 2 3 1 14 rendah

30 4 3 3 3 3 16 sedang 2 2 3 3 4 14 sedang 2 2 1 3 3 11 rendah 3 2 4 3 3 15 sedang 5 4 4 3 5 21 tinggi 3 3 3 3 3 15 sedang

Jumlah 95 81 88 97 458 85 79 91 89 441 84 72 79 86 418 109 94 82 92 474 98 121 118 129 563 96 100 85 88 466

Rata-Rata 3,2 2,7 2,9 3,2 15,27 3,01 2,8 2,6 3,0 3,0 14,7 2,87 2,8 2,4 2,6 2,9 13,9 2,68 3,6 3,1 2,7 3,1 15,8 3,14 3,3 4,0 3,9 4,3 18,8 3,88 3,2 3,3 2,8 2,9 15,5 3,08

Kriteria t t s s sedang s s s s sedang s s s s sedang t s t s sedang s t t t tinggi s s s s sedang

Pupuk OrganikKriteria

Penggunaan PupukKriteria

Pupuk Hayati Musim Tanam TibaKriteria

PendistribusianKriteriaKriteria

Implementasi PTTKriteria

Nilai

NST 25 {pertanyaan x skor tertinggi (4)}

NSR 5 {pertanyaan x skor terendah (1)}

NR 20 (NST - NSR)

JIK 7 (Interval Kriteria Penilaian)

PI 3,00 (NR/JIK)

Kriteria

ST SP

1 5 < x ≤ 11 1,00 < x ≤ 2,33 Rendah

2 12 < x ≤ 18 2,34< x ≤ 3,67 Sedang

3 19 < x ≤ 25 3,68 < x ≤ 5,00 Tinggi

Ket:

ST: Skor Total

SP: Skor Pertanyaan

Interval Total Kelas

NoNilai Interval Kelas

Lampiran 1.KelembagaanKelompokTanidanKelasKelompokTani

NoNama Kelompok Tani

Nama KetuaLuas (Ha)

JmlAnggota

Tahun Berdiri

Komoditas Unggulan

Kelas Kelompok

1 Subur Jaya Suselo 25 25 2006 TPH Lanjut2 Sempurna II Rudianto 25 25 2006 TPH Lanjut3 Mekar Sari Supardi P 28.5 29 2006 TPH Pemula4 Rukun Tani Budiyono 38.75 30 2006 TPH Lanjut5 Sido Makmur Fauzan 21 25 2006 TPH Lanjut6 Yoso Makmur Sarni 25.5 30 2006 TPH Lanjut7 Al Amin Rohmat 30 27 2006 TPH Lanjut

8 Sri Tani Sriyanto 20 25 2006 TPH Lanjut

9 Sediyo Maju Dami A 14.25 25 2006 TPH Lanjut

10 Maju Lestari Supardi 25.5 25 2006 TPH Lanjut

11 Tani Maju Sumali 34 25 2006 TPH Lanjut

12 Sido Muncul M. Yatin 25 35 2006 TPH Lanjut

13 Sido Maju Watim 12.5 25 2006 TPH Lanjut

14 Tunas Tani M. Yoto 23 25 2006 TPH Lanjut

15 Sempurna I Sucipto 16.5 25 2006 TPH Lanjut

16 Usaha Tani I Turiman 15 25 2006 TPH Lanjut

17 Usaha Tani II H. Supardi 22.5 25 2006 TPH Lanjut

18 Usaha Tani III Turwito 12.75 25 2006 TPH Pemula

19 Tani Jaya Subari 39.25 45 2006 TPH Lanjut

20 Usaha Tani M. Mukri 18.75 24 2006 TPH Lanjut

21 Sumber Makmur Edi Sutikno 17.5 25 2006 TPH Lanjut

22 Tani Maju II Tukaji 24 30 2006 TPH Lanjut

23 Sri Rahayu Mugiono 22.5 24 2006 TPH Lanjut

24 Tani Makmur III Musali 23 30 2006 TPH Lanjut

25 Sumber Makmur II Sumberyanto 27.75 30 2006 TPH Pemula

26 Sumber Rejeki II Ngadimin 19.75 26 2006 TPH Lanjut

27 Sri Mulyo Kusno 28.5 26 2006 TPH Lanjut

28 Sumber Rejeki Tupon Marsudi 20 30 2006 TPH Lanjut

29 Sumber Maju Tedi Sucipto 22.25 29 2006 TPH Pemula

30 Karya Usaha Surip 24 29 2006 TPH Pemula

31 Tri Bumi Sulistiono 23.25 30 2006 TPH Pemula

32 Tani Makmur II Maryono 24.25 30 2006 TPH Lanjut

33 Sejahtera Mandiri Mujiono 19.75 30 2006 TPH Pemula

34 Tani Mukti Sardi 31 29 2006 TPH Pemula

35 Tani Mukti I Misbah 25 30 2006 TPH Lanjut

36 Bumi Rejeki Sugiman 36 30 2009 TPH Pemula

Sumber: MonografiDesa Raman Aji, 2015

LAMPIRAN FOTO KUESIONER