SIKAP BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI...

71
SIKAP BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI IPA SMA AN-NAJAH SUKAMULYA RUMPIN BOGOR Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh NURUL RAHMADINI NIM 1111013000004 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016

Transcript of SIKAP BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI...

Page 1: SIKAP BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31850...i ABSTRAK Nurul Rahmadini, NIM: 1111013000004, “Sikap Bahasa Siswa terhadap Bahasa

SIKAP BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI IPA

SMA AN-NAJAH SUKAMULYA RUMPIN BOGOR

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh

NURUL RAHMADINI

NIM 1111013000004

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2016

Page 2: SIKAP BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31850...i ABSTRAK Nurul Rahmadini, NIM: 1111013000004, “Sikap Bahasa Siswa terhadap Bahasa
Page 3: SIKAP BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31850...i ABSTRAK Nurul Rahmadini, NIM: 1111013000004, “Sikap Bahasa Siswa terhadap Bahasa
Page 4: SIKAP BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31850...i ABSTRAK Nurul Rahmadini, NIM: 1111013000004, “Sikap Bahasa Siswa terhadap Bahasa
Page 5: SIKAP BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31850...i ABSTRAK Nurul Rahmadini, NIM: 1111013000004, “Sikap Bahasa Siswa terhadap Bahasa
Page 6: SIKAP BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31850...i ABSTRAK Nurul Rahmadini, NIM: 1111013000004, “Sikap Bahasa Siswa terhadap Bahasa

i

ABSTRAK

Nurul Rahmadini, NIM: 1111013000004, “Sikap Bahasa Siswa

terhadap Bahasa Indonesia Studi kasus Pada Siswa kelas XI IPA SMA An-

Najah Sukamulya Rumpin Bogor”. Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016. Pembimbing: Dr. Nuryani, M.A

Sikap bahasa dikaitkan dengan motivasi belajar suatu bahasa. Pada

hakikatnya, sikap bahasa adalah kesopanan bereaksi terhadap suatu keadaan.

Dengan demikian, sikap bahasa menunjuk pada sikap mental dan sikap perilaku

dalam berbahasa. Sikap bahasa dapat diamati antara lain melalui perilaku

berbahasa atau perilaku bertutur. Oleh karena itu, siswa harus memiliki sikap

dalam berbahasa sebagai wujud rasa bangga dan cintanya terhadap bahasa

Indonesia.

Permasalahan yang diteliti adalah bagaimana sikap bahasa siswa

terhadap bahasa Indonesia pada siswa kelas XI IPA SMA An-Najah. Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan sikap bahasa siswa kelas XI IPA

SMA An-Najah terhadap bahasa Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk

mendeskripsikan sikap bahasa siswa kelas XI IPA SMA An-Najah Sukamulya

Rumpin Bogor terhadap bahasa Indonesia. Subjek penelitian ini adalah siswa

kelas XI IPA SMA An-Najah. Metode penelitian yang digunakan adalah

deskriptif kualitatif, yakni penyelesaian masalah dengan memaparkan keadaan

objek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang tampil sebagaimana adanya.

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA An-Najah yang

berjumlah 40 orang. Metode pengumpulan data adalah angket dan wawancara.

Hasil penelitian ini menunjukan sikap bahasa siswa kelas XI IPA SMA

An-Najah masuk ke dalam kategori positif. Kategori positif dipengaruhi oleh

faktor kekuatan dan kebanggaan bahasa yang berupa sikap selalu menggunakan

bahasa Indonesia ketika berdiskusi di dalam kelas.

Kata kunci: sikap bahasa, pembelajaran bahasa.

Page 7: SIKAP BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31850...i ABSTRAK Nurul Rahmadini, NIM: 1111013000004, “Sikap Bahasa Siswa terhadap Bahasa

ii

ABSTRACT

Nurul Rahmadini, NIM: 1111013000004, "Language Attitude

towards Indonesian Student Case Study On High School Students in grade

XI IPA An-Najah Sukamulya Rumpin Bogor". Education Indonesian

Language and Literature, Faculty of Science and Teaching of MT, State

Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta, in 2016. Supervisor: Dr.

Nuryani, M.A

The attitude of the language associated with the motivation to learn a

language. In essence, the attitude of the language is a courtesy to react to a

situation. Thus, the attitude of the language refers to the mental attitude and

behavioral attitudes in the language. Language attitudes can be observed among

others through spoken language behavior or behavior. Therefore, students must

have an attitude in the language as a form of pride and love for Indonesian.

The problems studied are how the attitude of students towards

Indonesian language in class XI SMA An-Najah. The purpose of this study was

to describe the attitude of the language class XI IPA SMA An-Najah against

Indonesian. This study aimed to describe the attitude of the language class XI

IPA SMA An-Najah Sukamulya Rumpin against Indonesian Bogor. The

subjects of this study were students of class XI IPA SMA An-Najah. The

method used is descriptive qualitative, ie, solving problems by describing the

state of the object of study is based on the facts as they appear. Subjects in this

study were students of class XI SMA An-Najah totaling 40 people. Methods of

data collection are questionnaires and interviews.

These results indicate the attitude of the language class XI IPA SMA An-

Najah into the positive category. Category positively influenced by the strength

and pride that the form of language always use Indonesian attitude when

discussing in the classroom.

Keywords: language attitudes, language learning.

Page 8: SIKAP BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31850...i ABSTRAK Nurul Rahmadini, NIM: 1111013000004, “Sikap Bahasa Siswa terhadap Bahasa

iii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah segala puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan

taufik, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Shalawat serta salam semoga senantiasa Allah berikan kepada nabi Muhammad Saw,

keluarga, para sahabat, dan para pengikutnya sampai akhir zaman.

Adapun penulisan skripsi ini diajukan untuk mendapatkan gelar sarjana

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis

banyak menerima saran, petunjuk, bimbingan, dan masukan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak, khususnya kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Makyun Subuki, M.Hum. sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia yang selalu mengarahkan dan memberikan semangat.

3. Dr. Nuryani sebagai Dosen Pembimbing yang dengan sabar telah meluangkan

waktunya untuk memberikan bimbingan dan ilmunya kepada penulis.

4. Dr. Hindun, M.Pd dan DRA Mahmudah Fitriyah Z.A, M.Pd selaku dosen

penguji yang telah memberikan saran dan masukan untuk skripsi penulis, yang

sudah banyak meluangkan waktu untuk proses menjadi lebih baik skripsi

penulis.

5. Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, khususnya dosen di Jurusan

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan pengetahuan

dan bimbingan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan.

6. Pimpinan dan staf perpustakaan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan dan

perpustakaan utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Kepala sekolah SMA An-Najah Ibu Nok Siti Maesaroh yang telah memberikan

izin dan kesempatan penulis untuk melaksanakan penelitian.

8. Guru Bahasa Indonesia ibu Ida Farida dan ibu Dian Novitasari, S.Pd yang telah

memberikan banyak cerita tentang pelajaran dan cara pembelajaran Bahasa

Indonesia, sehingga dengan mudah penulis mengumpulkan data.

Page 9: SIKAP BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31850...i ABSTRAK Nurul Rahmadini, NIM: 1111013000004, “Sikap Bahasa Siswa terhadap Bahasa

iv

9. Teristimewa untuk Bapak Iriyanto dan Mama Ida Farida, S.Pd yang selalu

menyayangi, mendoakan dan mensuport saya dalam penyusunan skripsi ini.

Terimakasih mamah dan bapak.

10. Untuk ibu mertua saya ibu Husnah yang sudah sangat sabar mengurus anak saya

ketika saya berangkat ke kampus, dan sudah menganggap saya seperti anak

sendiri. Terimakasih Umi.

11. Untuk Suami tersayang Nasrudin, S.E yang sudah mensuport dan membantu

saya dalam penulisan skripsi ini. Terimakasih ayah, akhirnya aku lulus, dan bisa

menjaga anak kita dengan baik.

12. Untuk semua keluarga yang telah mensuport saya, adik-adik saya semua yang

telah membantu pembuatan skripsi ini.

13. Teman-teman mahasiswa FITK angkatan 2011 khususnya mahasiswa PBSI

kelas A (Indah Margarina, S.Pd, Fikri Ayu Putri, S.Pd, dan Anisah, S.Pd

akhirnya saya menyusul kalian teman-teman) yang telah membantu penulis

dengan berbagai pendapat dan tenaganya yang berkaitan dengan penulisan

skripsi ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih untuk semua pihak yang tak bisa

disebutkan satu per satu, karena telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Ungkapan kata memang takkan cukup untuk kebaikan kalian semua. Semoga Allah

SWT memberikan balasan dengan segala kebaikan dan pahala yang berlipat.

Penulis mengakui dan menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, baik dari segi isi, susunan kalimat dan sistematika penulisannya. Maka

dari itu, penulis berharap ada kritik dan saran yang membangun demi perbaikan

selanjutnya agar tidak terjadi kesalahan-kesalahan sebelumnya. Penulis berharap

semoga skripsi ini dapat menjadi masukan yang positif dalam rangka meningkatkan

mutu pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di negeri ini.

Bogor, 04 Maret 2016

Penulis,

Nrd

Page 10: SIKAP BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31850...i ABSTRAK Nurul Rahmadini, NIM: 1111013000004, “Sikap Bahasa Siswa terhadap Bahasa

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ....................................................................................................... i

ABSTRACT .................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iii

DAFTAR ISI ................................................................................................... v

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 3

C. Rumusan Masalah ................................................................................ 4

D. Tujuan Penelitian .................................................................................. 4

E. Manfaat Penelitian ................................................................................ 4

BAB II KAJIAN TEORI

A. Sikap ................................................................................................. 5

B. Bahasa .................................................................................................. 7

C. Sikap Bahasa ....................................................................................... 9

1. Kebanggan dan Kekuatan Bahasa .................................................. 12

2. Latar Belakang Sejarah Bangsa ..................................................... 13

3. Faktor-faktor Sosial Tradisional .................................................... 13

4. Sistem Internal Bahasa …………………………………………… 14

D. Pembelajaran Bahasa ........................................................................... 15

E. Penelitian Yang Relevan ..................................................................... 17

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 21

B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 21

C. Subjek Penelitian ................................................................................. 22

D. Metode Penelitian ................................................................................ 22

Page 11: SIKAP BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31850...i ABSTRAK Nurul Rahmadini, NIM: 1111013000004, “Sikap Bahasa Siswa terhadap Bahasa

vi

E. Instrumen Penelitian ............................................................................ 23

F. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 23

G. Teknik Analisis Data ........................................................................... 25

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Sejarah SMA An-Najah ....................................................................... 26

1. Profil Sekolah ................................................................................ 26

2. Tujuan Sekolah .............................................................................. 26

3. Visi ................................................................................................ 27

4. Misi ................................................................................................ 27

5. Program Pembiasan ....................................................................... 27

6. Kegiatan Ekstrakurikuler ............................................................... 27

7. Fasilitas .......................................................................................... 27

8. Struktur Organisasi SMA An-Najah .............................................. 28

B. Deskripsi Hasil Penelitian ................................................................... 28

1. Angket ........................................................................................... 29

2. Data Persentase Item Tentang Sikap Bahasa .................................. 30

C. Analisis Hasil Penelitian ...................................................................... 44

1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap Bahasa Siswa Kelas XI IPA SMA

An-Najah ....................................................................................... 44

a. Kebanggan dan Kekuatan Bahasa ........................................... 44

b. Latar Belakang Sejarah Bangsa ............................................... 46

c. Faktor-faktor Sosial dan Tradisional ....................................... 47

d. Sistem Internal Bahasa ............................................................ 48

2. Wawancara .................................................................................... 48

BAB V PENUTUP

A. Simpulan ............................................................................................ 50

B. Implikasi ............................................................................................ 51

C. Saran .................................................................................................. 51

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 52

Page 12: SIKAP BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31850...i ABSTRAK Nurul Rahmadini, NIM: 1111013000004, “Sikap Bahasa Siswa terhadap Bahasa

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan seseorang

dalam kehidupan mereka setiap harinya. Baik untuk komunikasi antar

teman, murid dengan guru, maupun sebaliknya. Komunikasi yang berupa

pembicaraan itu dapat dilakukan secara langsung, melalui telepon, sms,

atau melalui surat. Pembicaraan secara langsung juga dapat terjadi dalam

pembelajaran, salah satunya pembelajaran bahasa Indonesia.

Bahasa dibentuk oleh kaidah aturan serta pola yang tidak boleh

dilanggar agar tidak menyebabkan gangguan pada komunikasi yang

terjadi. Kaidah, aturan, dan pola-pola yang dibentuk mencakup tata bunyi,

tata bentuk, dan tata kalimat. Agar komunikasi yang dilakukan berjalan

dengan baik, penutur dan petutur harus menguasai bahasanya. Ragam

berbahasa terbagi menjadi dua, yaitu bahasa tulisan dan bahasa

lisan.bahasa tulisan adalah bahasa sekunder. Contoh bahasa tulis seperti

bahasa undang-undang, catatan, surat, majalah dan lain sebagainya. Ciri

dari bahasa tulisan adalah dengan menggunakan ejaan yang

disempurnakan.

Bahasa lisan merupakan bahasa primer. Contoh bahasa lisan

seperti bahasa dalam percakapan, berpidato, berdiskusi, dan lain

sebagainya. Bahasa lisan lebih ekspresif karena mimik, intonasi, dan

gerakan tubuh dapat bercampur menjadi satu untuk mendukung

komunikasi yang dilakukan. bahasa lisan terbagi menjadi dua, yaitu

bahasa lisan formal dan bahasa lisan nonformal. Komunikasi dalam bahasa

lisan terjadi secara langsung atau bertatap muka sehingga terikat oleh

kondisi, waktu, dan situasi.

Belajar bahasa Indonesia sama dengan belajar sejarah budaya

Indonesia. Selain belajar menggunaka bahasa Indonesia siswa juga belajar

berkomunikasi dengan santun sesuai dengan budaya Indonesia. Melalui

pembelajaran bahasa, secara tidak langsung ditumbuhkan rasa bangga

Page 13: SIKAP BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31850...i ABSTRAK Nurul Rahmadini, NIM: 1111013000004, “Sikap Bahasa Siswa terhadap Bahasa

2

menggunakan bahasa Indonesia sehingga tumbuh penghargaan akan

pentingnya nilai-nilai yang terkandung dalam bahasa Indonesia.

Pada arus globalisasi seperti sekarang ini tentu saja akan

mempengaruhi seluruh aspek kehidupan. Pengaruh itu akan terlihat pada

bidang pendidikan dan kebudayaan, salah satu yang akan dihadapi dunia

pendidikan adalah masalah identitas bangsa. Ketika membicarakan

identitas bangsa tentunya berbicara kebudayaan, dan ketika berbicara

kebudayaan, jelas berbicara persoalan bahasa. Pengaruh arus globalisasi

dapat terlihat dari sikap yang lebih mengutamakan bahasa asing ketimbang

bahasa Indonesia.

Seseorang yang menguasai dua bahasa biasa disebut bilingual

(dalam bahasa Indonesia disebut juga dwibahasawan) sedangkan

kemampuan untuk menggunakan dua bahasa disebut bilingualitas (dalam

bahasa Indonesia disebut kedwibahasawan). Sebagai seorang yang terlibat

dengan penggunaan dua bahasa dan juga dengan dua budaya, seorang

dwibahasawan tentu tidak terlepas dari akibat penggunaan dua bahasa.

Salah satu akibatnya adalah tumpang tindih antara dua sistem bahasa yag

dipakai atau digunakannya dari unsur bahasa yang satu ke bahasa yang

lain. Ini dapat terjadi karena kurang penguasaan bahasa kedua oleh penutur

atau bahkan karena kebiasaan.

Dalam masyarakat dwibahasa seperti masyarakat kita, pemilihan

ragam bahasa itu berjalin pula dengan pemilihan bahasa yang akan kita

pakai. Dalam suatu peristiwa kita memilih apakah menggunakan Bahasa

Indonesia atau bahasa daerah.

Pada kenyataan yang kita lihat sering masyarakat menganggap

bahwa bahasa Indonesia adalah salah satu bahasa yang harus digunakan di

lingkungan formal atau hanya dalam kalangan-kalangan tertentu yang

kedengarannya akan janggal jika digunakan dalam kehidupan sehari-hari

khususnya siswa SMA An-Najah mereka menganggap bahwa bahasa

Indonesia adalah bahasa formal yang hanya dipakai oleh kalangan tertentu

saja. Padahal bahasa Indonesia lazim digunakan oleh siapa saja

(masyarakat Indonesia). Namun, kenyataan yang terjadi di SMA An-Najah

Page 14: SIKAP BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31850...i ABSTRAK Nurul Rahmadini, NIM: 1111013000004, “Sikap Bahasa Siswa terhadap Bahasa

3

bahwa siswa lebih suka menggunakan bahasa Sunda sebagai bahasa

pengantar sehari-hari.

SMA An-Najah adalah salah satu contoh masyarakat yang hidup di

tengah-tengah masyarakat yang menggunakan dua bahasa sekaligus

sebagai alat untuk berkomunikasi atau sering disebut sebagai

dwibahasawan yang biasanya menggunakan bahasa Sunda sebagai bahasa

ibu dan bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua. Meskipun ada

kecenderungan siswa menggunakan dua bahasa dalam kehidupan sehari-

hari, namun bahasa Indonesia juga dipakai dalam lingkungan formal.

Mengingat siswa SMA An-Najah terdiri dari beragam suku (Jawa dan

Betawi) ternyata mereka masih menghargai bahasa Indonesia sebagai

bahasa pengantar resmi.

Dalam berinteraksi di lingkungan sekolah, hampir sebagian besar

siswa tidak memperhatikan kaidah bahasa Indonesia. Hal ini terjadi

kemungkinan karena mereka merasa sebagai masyarakat yang masih

tinggal di daerah yang masih kental dengan adat dan norma yang terdapat

di daerah tersebut yaitu bahasa Sunda dan norma-norma adat yang masih

melekat di kehidupan masyarakat desa tersebut mereka tidak perlu

memperhatikan penggunaan bahasa Indonesia mereka sesuai dengan

kaidah bahasa Indonesia karena mereka berprinsip, yang penting dapat

dimengerti.

Berdasarkan uraian diatas, penulis ingin meneliti sikap bahasa pada

siswa An-Najah khususnya kelas XI IPA SMA An-Najah.

B. Identifikasi Masalah

1. Kecendrungan memakai bahasa Sunda, dan bahasa Indonesia sebagai

bahasa kedua.

2. Di lingkungan seluruh siswa tidak memperhatikan kaidah bahasa

Indonesia.

3. Kurangnya penguasaan bahasa kedua oleh penutur atau bahkan karena

kebiasaan.

C. Rumusan Masalah

Page 15: SIKAP BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31850...i ABSTRAK Nurul Rahmadini, NIM: 1111013000004, “Sikap Bahasa Siswa terhadap Bahasa

4

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana sikap bahasa siswa terhadap bahasa Indonesia pada siswa

kelas XI IPA SMA An-Najah?

D. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Sikap bahasa siswa terhadap bahasa Indonesia pada siswa kelas XI

IPA SMA An-Najah di dalam kelas.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan sikap bahasa

siswakelas XI IPA SMA An-Najah terhadap bahasa Indonesia.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

pihak-pihak di bawah ini:

1. Manfaat Teoretis

Secara teoretis, penelitian ini bermanfaat untuk:

a. Penulis, sebagaimana penulis memperoleh ilmu baru.

b. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan ragam

bahasa yang digunakan. Sejalan dengan perkembangan zaman,

bahasa selalu berubah dan berkembanng karena adanya pengaruh

dari bahasa lain yang akan memunculkan sikap bahasa. Diharapkan

penelitian ini bermanfaat untuk guru dan siswa.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat menambah wawasan mengenai

hal-hal yag berkaitan dengan sikap bahasa.

b. Bagi sekolah, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan refleksi

dan memperkaya informasi dalam pembelajaran bahasa Indonesia

dalam berbicara.

c. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai

referensi penelitian lebih lanjut yang berhubungan dengan sikap

bahasa.

Page 16: SIKAP BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31850...i ABSTRAK Nurul Rahmadini, NIM: 1111013000004, “Sikap Bahasa Siswa terhadap Bahasa

5

d. Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dalam penggunaan

bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam pembelajaran bahasa

Indonesia di sekolah untuk mengurangi negatifnya masalahnya

sikap bahasa.

Page 17: SIKAP BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31850...i ABSTRAK Nurul Rahmadini, NIM: 1111013000004, “Sikap Bahasa Siswa terhadap Bahasa

6

BAB II

KAJIAN TEORI

Pada bab kajian teori akan dijelaskan landasan teori yang mendukung

penelitian sikap bahasa siswa. Teori yang akan dijelaskan antara lain mengenai

sikap, bahasa, sikap bahasa, serta pembelajaran bahasa. Pada bab ini juga

disajikan hasil penelitian dari laporan penelitian yang relevan.

A. Sikap

Secara historis, istilah sikap (attitude) digunakan pertama kali oleh

Herbert Spencer di tahun 1862 yang pada saat itu diartikan olehnya sebagai

status mental seseorang.1 Maka dari itu, bagaimana mental seseorang

ditentukan oleh bagaimana mereka bersikap. Ketika sikap itu positif maka

mental pun akan menjadi positif dan terlihat menjadi lebih tenang. Namun

sebaliknya, jika sikap menunjukkan sikap negatif maka dampak dari sikap

tersebut adalah mental yang menjadi tidak tenang dan terlihat emosi.

Menurut pandangan ini, sikap mempersiapkan seseorang untuk

bereaksi terhadap stimulus dengan suatu cara tertentu. Kesiapan yang

dimaksudkan merupakan kecenderungan untuk potensial untuk bereaksi

dengan cara tertentu apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang

mengehendaki adanya respons.2 Terlepas dengan teori di atas menunjukkan

bahwa sikap adalah apa yang keluar dari jiwa seseorang ketika mendapatkan

respon. Contohnya adalah, ketika seseorang senang melihat seekor hewan

seperti kucing, maka sikap yang keluar adalah menjadi baik terhadap hewan

tersebut, ingin memeliharanya, memberi makan, dan sebagainya. Beda

dengan seseorang yang membenci atau tidak suka terhadap kucing itu, bisa

saja mereka akan acuh dan tidak peduli terhadap kucing tersebut, bahkan bisa

saja ada yang mengusirnya agar tidak dekat-dekat dengannya.

1Saifuddin Azwar, Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar), 2011, hlm. 3 2Ibid, hlm. 5

6

Page 18: SIKAP BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31850...i ABSTRAK Nurul Rahmadini, NIM: 1111013000004, “Sikap Bahasa Siswa terhadap Bahasa

7

Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah berupa perasaan

mendukung atau tidak mendukung.3 Ketika melihat acara pertunjukkan

pemilihan bintang misalnya, akan ada saja orang yang suka atau tidak suka.

Kedua sikap orang tersebut akan berbeda, orang yang suka dengan salah satu

bintang akan memberikan support dengan cara mengirim sms, selalu

memujinya misalnya, lalu bagaimana dengan yang tidak suka? Dia akan

mengejek, atau bahkan tidak akan melihatnya sama sekali ketika si bintang

tersebut tampil.

Pengertian attitude itu dapat kita terjemahkan dengan sikap terhadap

objek tertentu,yang dapat merupakan sikap pandangan atau sikap perasaan,

tetapi sikap tersebut disertai oleh kecendrungan untuk bertindak sesuai

dengan sikap yang objek tadi itu. Jadi attitude itu tepat diterjemahkan sebagai

sikap dan kesediaan beraksi terhadap suatu hal. Attitude itu senantiasa

terarahkan terhadap suatu hal, suatu objek. Tidak ada attitude tanpa

objeknya.4 Ketika ada sikap maka disitulah terdapat objek yang bisa dinilai

atau diamati. Ketika objek berbuat aneh maka sikap seseorang pun akan

menjadi aneh. Begitupun sebaliknya, ketika objek menjadi lebih baik atau

lebih ramah, maka seseorang itu pula akan menajadi baik atau ramah pula.

Setidak-tidaknya terdapat dua pandangan yang saling berkompetisi

dalam kaitannya dengan sikap. Pandangan pertama diikuti oleh kaum

mentalis yang memandang sikap sebagai suatu keadaan kesiapan mental,

suatu variabel antara yang menjembatani suatu stimulus tertentu dikenakan

pada seseorang dengan respon terhadap stimulus itu.5

Sikap dapat dikatakan suatu reaksi emosional terhadap suatu objek

psikologis. Reaksi yang timbul bisa bersifat positif atau negatif. Sikap juga

dapat berupasuasana batin seseorang. Seseorang yang menyetujui terhadap

suatu objek akan menunjukkan sikap mendukung atau sebaliknya. Sikap

bersifat kompleks, karena pembentukannya melibatkan semua aspek

kepribadian, yaitu kognisi, afeksi, dan konasi secara utuh. Pada komponen

3Ibid, hlm. 4

4Gerungan, Psikologi Sosiologi. (Bandung: Eresco. 1988), hlm. 149

5 Sumarsono dan Paina Partana, sosiolinguistik, (Yogyakarta: Sabda, 2002), hlm.

Page 19: SIKAP BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31850...i ABSTRAK Nurul Rahmadini, NIM: 1111013000004, “Sikap Bahasa Siswa terhadap Bahasa

8

kognisi tercakup keyakinan akan suatu objek, komponen afeksi tercakup

perasaan-perasaan emosional yang berkaitan dengan keyakinan kognisi,

sedangkan komponen konasi merupakan kecenderungan bertindak yang

meliputikesiapan merespon suatu objek sikap. Dengan demikian sikap

terhadap sesuatumenunjukkan besarnya nilai keyakinan dan hasil evaluasi

tentang objek sikap, yang akhirnya melahirkan suatu keputusan senang atau

tidak senang, setuju atau tidak setuju, menerima atau menolak terhadap

keberadaan objek sikap.

Dalam bahasa Indonesia kata sikap dapat mengacu pada bentuk tubuh,

posisi berdiri yang tegak, perilaku atau gerak-gerik, dan perbuatan atau

tindakan yang dilakukan berdasarkan pandangan (pendirian, keyakinan, atau

pendapat) sebagai reaksi atas adanya suatu hal atau kejadian. Sesungguhnya,

sikap itu adalah fenomena kejiwaan, yang biasanya termanisfestasi dalam

bentuk tindakan atau perilaku.6

Sikap itu diwarnai pula oleh sikap menghormati, bertanggung jawab,

dan ikut memiliki bahasa itu. Sikap bertanggung jawab akan melahirkan

kemauan baik secara pribadi maupun kelompok untuk membina dan

mengembangkan bahasanya.7 Orang yang mempunyai sikap yang baik

(positif) terhadap apa yang dilihatnya atau disukainya, dia akan merasa

bertanggung jawab. Seperti kelompok diskusi, seseorang yang ditunjuk

sebagai ketua, dia akan melakukan sikap yang baik karena merasa ada

tanggung jawab dalam dirinya.

B. Bahasa

Penguasaan terhadap bahasa, melebihi atribut apa pun, serta

membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Untuk memahami

kemanusiaan kita, orang harus memahami atau mengetahui bahasa yang

menjadikan kita sebagai manusia. Hanya dengan mempelajari bahasa anak

dapat menjadi manusia. Oleh karena itu, menurut kepercayaan ini kita semua

menjadi “manusia” karena kita setidak-tidaknya menguasai (mengetahui)

sebuah bahasa.8

6Abdul Chaer dan Leonie Agustina, Sosiolinguistik Perkenalan Awal, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2010), hlm. 149-150 7Mansoer Pateda, Sosiolinguistik, (Bandung: Angkasa, 1994), hlm. 25

8Ahmad HP dan Alek Abdullah, linguistik umum, (Jakarta: Erlangga, 2012), hlm. 3

Page 20: SIKAP BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31850...i ABSTRAK Nurul Rahmadini, NIM: 1111013000004, “Sikap Bahasa Siswa terhadap Bahasa

9

Sebagai alat untuk berkomunikasi, bahasa harus mampu menampung

perasaan dan pikiran pemakainya, serta mampu menimbulkan adanya saling

mengerti antara penutur dengan pendengar atau antara penulis dengan

pembacanya.9 Bahasa sebagai alat komunikasi harus mudah dipahami oleh

pembaca maupun penulis, oleh penutur maupun pendengar. Jika bahasa tidak

dapat dipahami oleh satu sama lain, maka komunikasi akan menjadi salah,

hingga akhirnya ada kesalah pahaman antara pendengar dan penutur,

pembaca dan penulis.

Merupakan serangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia

secara sadar, berarti hanya manusia yang dalam keadaan sadarlah yang dapat

menghasilkan bunyi yang disebut bahasa. Semua bunyi yang tidak dihasilkan

oleh alat ucap manusia, tidak dapat disebut bahasa, walaupun bunyi tersebut

dapat dipakai untuk berkomunikasi. Bunyi peluit, tambur, kentongan, dan

sebagainya, tidak dapat disebut bahasa. Isyarat komunikasi yang berwujud

bahasa itu telah dimiliki oleh masyarakat pemakainya sejak ia dijumpai. Asal

mula bahasa tersebut tidak dapat ditentukan, orang tidak dapat lagi

menentukan bagaimana bahasa itu terjadi. bahasa itu tidak diciptakan oleh

seseorang atau oleh kelompok orang. Bahasa itu sudah ada di sana dan

dipergunakan oleh masyarakatnya sebagai salah satu isyarat komunikasi.10

Semua yang hidup di dunia ini pasti menggunakan bahasa sebagai alat

komunikasi. Hewan, manusia, kendaraan, dan sebagainya. Manusialah

memiliki bahasa yang sempurna, beda dengan yang lain hanya menggunakan

isyarat atau hanya dengan suara tanpa harus merangkai huruf-huruf seperti

manusia.

Bahasa itu merupakan suatu gejala alamiah dan manusiawi. Pertama-

tama kita harus melihat bahasa sebagai satu gejala alamiah. Semua kita tahu

bahwa salah satu gejala alam yang manusiawi yang terdapat pada sebuah

paguyuban atau masyarakat, suku, atau bangsa ialah pemilikan satu isyarat

komunikasi yang disebut bahasa.11

Dalam masyarakat kita (Indonesia), kata bahasa sering dipergunakan

dalam berbagai konteks dan berbagai makna.Ada berbicara tentang bahasa

warna, bahasa bunga, bahasa komputer, bahasa diplomasi, bahasa militer,

bahasa politik, dan sebagainya. Di samping itu dalam kalangan terbatas,

terutama dalam kalangan orang yang mendalami seluk beluk bahasa, ada

sejumlah sebutan bahasa, seperti bahasa lisan, bahasa tulisan, dan bahasa

tutur. Di sini yang dimaksudkan dengan bahasa adalah sistem lambang bunyi

9Kusno Budi Santoso, Problematika Bahasa Indonesia: Sebuah Analisis Praktis Bahasa

Baku, (Jakarta: Rineka Cipta, 1990), hlm. 1 10

Ibid, hlm. 1 11

Jos Daniel Parera, Kajian Linguistik Umum Historis Komparatif dan Tipologi

Struktural, (Jakarta: Erlangga, 199), hlm. 6

Page 21: SIKAP BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31850...i ABSTRAK Nurul Rahmadini, NIM: 1111013000004, “Sikap Bahasa Siswa terhadap Bahasa

10

yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk

bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri. 12

Bahasa sebagai suatu sistem komunikasi adalah suatu bagian, atau

subsistem, dari sistem kebudayaan. bahasa terlibat dalam semua aspek

kebudayaan, paling sedikit dengan cara mempunyai nama atau istilah bagi

unsur-unsur dari semua aspek kebudayaan itu. Lebih penting dari itu,

kebudayaan manusia tidak akan dapat terjadi tanpa bahasa; bahasalah faktor

yang memungkinkan terbentuknya kebudayaan.13

Seseorang dikatakan terampil berbahasa Indonesia apabila ia telah

menguasai sistem Bahasa Indonesia secara keseluruhan. Keterampilan

berbahasa yang lengkap mencakup empat keterampilan, yaitu mendengarkan

atau memahami bahasa lisan, berbicara, membaca atau memahami bahasa

tulisan, dan menulis atau menggunakan bahasa secara tertulis.

C. Sikap bahasa

Sikap bahasa dikaitkan dengan motivasi belajar suatu bahasa. Pada

hakikatnya, sikap bahasa adalah kesopanan bereaksi terhadap suatu

keadaan.Dengan demikian, sikap bahasa menunjuk pada sikap mental dan

sikap perilaku dalam berbahasa. Sikap bahasa dapat diamati antara lain

melalui perilaku berbahasa atau perilaku bertutur.14

Menurut KBBI sikap bahasa merupakan posisi mental atau perasaan

terhadap bahasa sendiri atau bahasa orang lain. Sikap bahasa (language

attitude) yaitu posisi mental atau perasaan terhadap bahasa sendiri atau

bahasa orang lain.15

Sikap merupakan bagian dari sikap bahasa yang bertalian erat dengan

psikologi dan penggunaan bahasa-bahasa. Setiap masyarakat pasti akan

berinteraksi dengan sesuatu yang ada di sekitar lingkungannya, baik terhadap

manusia, peristiwa, norma-norma, gejala sosial maupun aktivitas-aktivitas

12

Ahmad HP dan Alek Abdullah, Linguistik Umum, (Jakarta: Erlangga, 2012), hlm. 3 13

P.W.J. Nababan, Sosiolinguistik Suatu Pengantar, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama, 1993), hlm. 50 14

Aslinda dan Leni Syafyahya, Pengantar Sosiolinguistik, (Bandung: PT Refika Aditama,

2007), hlm. 10 15

Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik Edisi Keempat, (Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama, 2009), hlm. 221

Page 22: SIKAP BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31850...i ABSTRAK Nurul Rahmadini, NIM: 1111013000004, “Sikap Bahasa Siswa terhadap Bahasa

11

tertentu. Hal ini terjadi karena sikap terhadap sesuatu saja (masyarakat

indonesia).

Sikap bahasa dari seorang pemakai bahasa atau masyarakat bahasa

baik yang dwibahasawan maupun yang multibahasawan akan berwujud

berupa perasaan bangga atau mengejek, menolak atau sekaligus menerima

suatu bahasa tertentu atau masyarakat pemakai bahasa tertentu, baik terhadap

bahasa yang dikuasai oleh setiap individu maupun oleh anggota masyarakat.

Hal itu ada hubungannya dengan status bahasa dalam masyarakat, termasuk

di dalamnya status politik dan ekonomi. Demikian juga penggunaan bahasa

diasosiasikan dengan kehidupan kelompok masyarakat tertentu, sering

bersifat stereotip karena bahasa bukan saja merupakan alat komunikasi

melainkan juga menjadi identitas sosial.

Menurut Anderson dalam buku Abdul Chaer membagi sikap atas dua

macam.(1) sikap kebahasaan, dan (2) sikap nonkebahasaan, seperti sikap

politik, sikap sosial, sikap estetis, dan sikap keagamaan. Kedua jenis sikap ini

(kebahasaan dan nonkebahasaan) dapat menyangkut keyakinan atau kognisi

mengenai bahasa. Maka dengan demikian, menurut Anderson, sikap bahasa

adalah tata keyakinan atau kognisi yang relatif berjangka panjang, sebagia

mengenai bahasa, mengenai objek bahasa, yang memberikan kecenderungan

kepada seseorang untuk bereaksi dengan cara tertentu yang disenanginya.

Namun, perlu diperhatikan karena sikap itu bisa positif (kalau dinilai baik

atau disukai) dan bisa negatif (kalau dinilai tidak baik atau tidak disukai),

maka sikap terhadap bahasa pun demikian.16

Walker menyatakan, tekanan sosiolinguistik suatu masyarakat Bahasa

merupakan faktor-faktor yang membentuk sikap bahasa. Tekanan tersebut dapat

termasuk faktor eksternal, antara lain (a) kontak dengan bahasa nasional, (b)

pendidikan, (c) pekerjaan atau status ekonomi, (d) emigrasi; maupun faktor

internal yang antara lain, (a) identitas etnik, (b) pemakaian bahasa Jawa, (c)

ikatan dengan budaya tradisi (upaya ritual, upacara seremonial), (d) daya budaya

tradisional (kesenian tradisi). Sikap positif terhadap bahasa tertentu akan

mempertinggi keberhasilan belajar bahasa itu. Sikap positif itu merupakan

16

Abdul Chaer dan Leonie Agustina, Sosiolinguistik Sebuah Perkenalan, (Jakarta: PT

Rineka Cipta, 2010), hlm. 151

Page 23: SIKAP BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31850...i ABSTRAK Nurul Rahmadini, NIM: 1111013000004, “Sikap Bahasa Siswa terhadap Bahasa

12

kontributor utama bagi keberhasilan belajar bahasa. Karsana mengungkapkan

bahwa sikap positif adalah

Sikap positif terhadap suatu bahasa dapat dilihat dalam perilakunya

terhadap sesuatu bahasa itu, ditunjukkan antara lain jika seseorang lebih

banyak menggunakan bahasa tersebut sebagai alat komunikasi dalam

berbagai situasi dan kondisi pembicaraan, memiliki tingkat penguasaan

yang relatif tinggi terhadap bahasa tersebut, tidak banyak terpengaruh

oleh dialek-dialek lain yang akan merusak keberadaan bahasa tersebut

dalam dirinya dan juga turut memperjuangkan bahasa tersebut dari hal-

hal yang merugikan.

Selain faktor positif, Chaer mengungkapkan bahwa sikap negatif

terhadap suatu bahasa bisa terjadi apabila seseorang atau sekelompok orang

sudah tidak lagi mempunyai rasa bangga terhadap bahasanya, serta mengalihkan

bahasa lain yang bukan miliknya. Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan

hilangnya rasa bangga terhadap bahasa sendiri, dan menumbuhkan pada bahasa

lain, antara lain faktor politik, ras, etnik, gengsi, dan sebagainya.

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi sikap bahasa. Pada

kebanyakan studi, kebanggan atau kekuatan bahasa, latar belakang historis

yang terkait dengan bahasa dan penggunanya, perubahan sosial yang

ditemukan dalam masyarakat, dan pengalaman dalam belajar bahasa yang

paling sering menjadi faktor yang mempengaruhi dalam sikap terhadap

penggunaan bahasa.17

Dalam kehidupan sehari-hari banyak yang

mempengaruhi sikap bahasa seseorang, contohnya adalah kebanggaannya

terhadap bahasa Indonesia. Seseorang dikatakan bangga atau kuatnya

menggunakan bahasa Indonesia adalah ketika kesehariannya selalu

menggunakan bahasa Indonesia. Faktor di dalam kelas pun sangat

berpengaruh ketika belajar bahasa Indonesia dengan guru, dan berinteraksi

dengan teman.

17

Made Iwan Indrawan Jendra, Sosiolinguistik: The Study of Societities’ Language,

(Yogyakarta; Graha Ilmu, 2010), hlm. 109

Page 24: SIKAP BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31850...i ABSTRAK Nurul Rahmadini, NIM: 1111013000004, “Sikap Bahasa Siswa terhadap Bahasa

13

1. Kebanggan dan kekuatan bahasa

Di banyak Negara di seluruh dunia, antusiasme untuk mempelajari

bahasa Inggis adalah lazim. Beberapa orang berasumsi bahwa mempelajari

bahasa asing (bahasa Inggris, misalnya) akan berkorelasi dengan menolak

loyalitas nasional dari para pembelajar bahasa. Namun, para cendekiawan

telah mempelajari bahwa antusiasme dalam mempelajari sebuah bahasa asing

tidak selalu berkaitan dengan perilaku negatif terhadap rasa nasionalisme atau

kebudayaan dari pembelajar bahasa. Sebuah penelitian pada anak

berkebangsaan Jepang yang mempelajari bahasa Inggris misalnya,

membuktikan bahwa meskipun para pembelajar bahasa menunjukkan

ketertarikan yang besar terhadap kebudayaan Barat begitu juga bahasanya

yang dipelajari, mereka tetap berpegang teguh pada identitas kebangsaan

Jepangnya dan lolalitas bahasanya.

Namun sejak jumlah pengguna bahasa Inggris di seluruh dunia begitu

banyak, para pembicara bahasa asing lainnya melihat situasi ini sebagai

tekanan dari kelompok yang dominan (pendukung bahasa Inggris). Meskipun

begitu, pemerintah dari sebuah Negara mungkin menganggap hal itu

diperlukan untuk mengeluarkan beberapa regulasi untuk melindungi bahasa

rakyatnya dari dominasi bahasa Inggris.Situasi ini bisa ditemukan di Negara

Perancis seperti yang digambarkan dalam baris yang mengikutinya.

Pemerintah di Paris melarang bahasa Inggris dalam mengiklankan dan

mengatur sejumlah film berbahasa Inggris yang mungkin ditayangkan

dalam Negara. Para pejabat tingkatkcabinet, menteri kebudayaan dan

komunikasi, bertanggungjawab untuk mengawasi kesejahteraan dari

bahasa nasional.18

Karena jumlah pengguna bahasa Inggris di seluruh dunia begitu besar,

penutur bahasa lain melihat situasi sebagai tekanan dari kelompok dominan

(pendukung Inggris). Dengan demikian, pemerintah suatu negara mungkin

menganggap perlu untuk melepaskan beberapa peraturan untuk melindungi

18

Ibid, hlm.109

Page 25: SIKAP BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31850...i ABSTRAK Nurul Rahmadini, NIM: 1111013000004, “Sikap Bahasa Siswa terhadap Bahasa

14

bahasa rakyatnya dari dominasi Inggris. Situasi ini dapat ditemukan di

Perancis seperti yang dijelaskan dalam baris berikut.

2. Latar Belakang Sejarah Bangsa

Beberapa orang berkebangsaan Timur Tengah mungkin tidak ingin

memperlajari bahasa Inggris karena mereka belajar dari sejarah mereka

bahwa orang Barat adalah kolonialis. Pandangan itu mungkin diperkuat

dengan beberapa perselisihan kontemporer yang rumit antara budaya Barat

dan Arab (Muslim).

Penderitaan yang diakibatkan oleh bom atom yang dijatuhkan pada

Negara mereka di masa lalu, beberapa orang Jepang di masa kini mungkin

tidak ingin menganggap bahasa Inggris sebagai bahsa global yang penting

yang perlu untuk dipelajari. Meskipun begitu, keduanya orang Timur Tengah

dan Jepang berpengangan pada perilaku negatif terhadap bahasa Inggris

sebagai bahasa internasional karena beberapa latar belakang sejarahnya.

Perilaku yang sama mungkin ditemukan diantara beberapa orang Indonesia

saat mereka berpikir adalah salah mempelajari bahasa Belanda dan Jepang

karena bahasa itu berhubungan dengan penjajahan Negara mereka di masa

lalu.

3. Faktor-Faktor Sosial dan Tradisional

Dalam masyarakat, situasi diglosia ditemukan pada variasi bahasa

yang lebih tinggi, biasanya dianggap sebagai bentuk yang lebih baik daripada

variasi bahasa yang lebih rendah. Kutipan di bawah menggambarkan hal ini.

Dimana rakyat memiliki variasi linguistik dalam hubungan

diglosia, perilaku biasanya adalah bahasa Tingkat Tinggi lebih murni

dan baik daripada bahasa Tingkat Rendah.Tentu saja, fungsi

pemersatu dan pemisah kemungkinan besar terpenuhi oleh bahasa

Tingkat Rendah.19

Dalam masyarakat dengan poliglosia tradisional, perilaku negatif

mungkin didemonstrasikan terhadap penggunaan bahasa yang berhubungan

dengan kelas yang lebih tinggi, khususnya jika dianggap sebagai alat untuk

19Ibid, hlm.110

Page 26: SIKAP BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31850...i ABSTRAK Nurul Rahmadini, NIM: 1111013000004, “Sikap Bahasa Siswa terhadap Bahasa

15

mengendalikan atau menurunkan tingkatan orang lain. Beberapa orang

bersuku Bali misalnya, mungkin saja menolak untuk menggunakan variasi

yang lebih tinggi (alus) dari bahasa asli mereka sendiri saat berbicara pada

orang yang secara tradisional „lebih tinggi‟ khususnya saat orang

membahasanya dalam tanggapan yang bervariasi dalam variasi yang lebih

rendah bagi mereka. Namun, jika disglosia tradisional semacam itu atau

situasi poliglosia menghilang, reaksi positif terhadap sistem mungkin muncul.

Demikian, untuk memelihara tradisi masyarakat yang percaya bahawa hal itu

perlu untuk dipelajari dan menggunakan variasi bahasa yang lebih tinggi

begitu pula yang lebih rendah.20

4. Sistem Internal bahasa

Orang sering kali menunjukkan perilaku positif dalam mempelajari

sebuah bahasa karena tata bahasa, pelafalan, dan kosa kata secara relatif

mudah. Sebagai sistem nominal berbasis gender dari bahasa adalah sulit

untuk mempelajari bahasa Inggris, daripada bahasa Perancis dan Jerman.

Perilaku negatif mungkin juga ditemukan terhadap orang yang mempelajari

bahasa Cina dengan pelafalan suara yang rumit dan yang berhubungan

dengan sistem ejaan.

Situasi diglosia atau poliglosia mungkin juga penting. Demikian

meskipun orang bersuku Jawa memiliki lebih banyak orang yang memakai

bahasanya, namun bahasa ini tidak dipilih untuk menjadi bahasa Indonesia

nasional, untuk itu bahasa itu diklasifikasikan lebih tinggi (kromo, inggil),

tengah (kromo), dan variasi yang lebih bawah (ngoko) hal itu tidaklah mudah

untuk digunakan oleh pembicara bahasa lainnya secara umum.21

Diglosia

adalah suatu situasi bahasa di mana terdapat pembagian fungsional atas

variasi-variasi bahasa atau bahasa-bahasa yang ada di masyarakat. Yang

dimaksud ialah bahwa terdapat perbedaan antara ragam formal atau resmi dan

tidak resmi atau non-formal. Contohnya, misalkan di Indonesia terdapat

perbedaan antara bahasa tulis dan bahasa lisan. Di Indonesia juga ada

perbedaan ragam bahasa Indonesia, ragam bahasa tulis digunakan dalam

20

Ibid, hlm.111 21

Ibid, hlm.111

Page 27: SIKAP BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31850...i ABSTRAK Nurul Rahmadini, NIM: 1111013000004, “Sikap Bahasa Siswa terhadap Bahasa

16

situasi formal seperti di dalam pendidikan; sedangkan ragam bahasa

lisandigunakan dalam sistuasi nonformal seperti dalam pembicaraan dengan

teman karib, dan sebagainya.

D. Pembelajaran bahasa

Dalam setiap proses pendidikan peserta didik merupakan komponen

masukan yang mempunyai kedudukan sentral. Tidak ada proses pendidikan

yang berlangsung tanpa kehadiran peserta didik. Ketika memasuki proses

pembelajara di sekolah, peserta didik mempunyai latar belakang tertentu,

yang menetukan keberhasilannya dalam mengikuti proses belajar. 22

Rombepanjung mengungkapkan bahwa pembelajaran (learning) berarti

belajar di bawah pengawasan guru. Pernyataan tersebut kemudian dikuatkan oleh

Brown yang menyatakan bahwa pembelajaran adalah penguasaan atau

pemerolehan pengetahuan tentang suatu subjek atau sebuah keterampilan dengan

belajar, pengalaman, atau instruksi. Pembelajaran juga dapat diartikan sebagai

pengalaman belajar yang dialami oleh siswa dalam proses menguasai tujuan

khusus pembelajaran.

Tarigan menyatakan bahwa melalui pembelajaran bahasa siswa

diarahkan untuk menghargai dan mengembangkan bahasa Indonesia sebagai

bahasa nasional dan bahasa negara. Pembelajaran bahasa Indonesia berfungsi

sebagai sarana meningkatkan kemampuan berpikir dan bernalar.

Kata belajar berarti berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu.

Dalam bahasa sederhana kata belajar dimaknai sebagai menuju ke arah yang

lebih baik dengan cara sistematis. Bruner (dalam Iskandarwassid)

mengemukakan proses belajar yang terdiri atas tiga tahapan, yaitu tahap

informasi, transformasi, dan evaluasi. Melalui pembelajaran bahasa siswa

diarahkan untuk menghargai dan mengembangkan bahasa Indonesia sebagai

bahasa nasional dan bahasa negara. Pembelajaran bahasa Indonesia berfungsi

sebagai sarana meningkatkan kemampuan berpikir dan bernalar.23

22

Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, (Bandung: Pt

Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 127 23

Ibid, hlm. 4

Page 28: SIKAP BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31850...i ABSTRAK Nurul Rahmadini, NIM: 1111013000004, “Sikap Bahasa Siswa terhadap Bahasa

17

Belajar juga memainkan peran penting dalam mempertahankan

kehidupan sekelompok umat manusia (bangsa) di tengah-tengah persaingan

yang semakin ketat di antara bangsa yang lainnya yang lebih dahulu maju

karena belajar. Berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat

bergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik ketika ia berada di

sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.24

Penelusuran dalam kamus-kamus kontemporer menunjukkan bahwa

pembelajaran adalah penguasaan atau pemerolehan pengetahuan tentang

suatu subjek atau sebuah keterampilan dengan belajar, pengalaman, atau

intruksi. 25

ketika seseorang sudah belajar, maka harus ada perubahan sikap

atau mental untuk terjun ke lapangan seperti menjadi guru. Bertambahnya

pengetahuan maka bertambah pula keterampilannya.

Tujuan utama kajian pembelajaran bahasa adalah untuk mengetahui

hasil pembelajaran itu, mengetahui kekurangan-kekurangan dalam metode

dan teknik pembelajaran, untuk kemudian mengatasinya, demi tercapainya

hasil pembelajaran yang lebih baik. Oleh karena itu, objek atau materi yang

dikaji meliputi mulai dari metode yang digunakan dalam suatu kegiatan

belajar mengajar (KBM) terhadap hasil belajar, perbandingan hasil belajar

melalui dua metode belajar yang berbeda, pengaruh suatu aspek terhadap

hasil belajar, hubungan (korelasi) antara dua hasil kegiatan belajar, dan

sebagainya.26

Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks.

Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa

adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar

terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar.

Lingkungan yang dipelajari oleh siswa berupa keadaan alam, benda-benda,

hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia, atau hal-hal yang dijadikan bahan

belajar. Pembelajaran merupakan suatu proses pemerolehan ilmu pengetahuan,

baik dalam proses pembelajaran di kelas maupun tidak. Pembelajaran bahasa

24

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 199, hlm. 57 25

H. Douglas Brown, Prinsip Pembelajaran, dan Pengajaran Bahasa, Edisi Kelima,

(Jakarta: Pearson Education, 2008), hlm. 8 26

Abdul Chaer, Kajian Bahasa: Struktur Internal, Pemakaian, dan Pemelajaran, (Jakarta:

PT Rineka Cipta, 2007), hlm. 153

Page 29: SIKAP BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31850...i ABSTRAK Nurul Rahmadini, NIM: 1111013000004, “Sikap Bahasa Siswa terhadap Bahasa

18

merupakan proses pemerolehan bahasa, diarahkan untuk meningkatkan

kemampuan siswa dalam berkomunikasi antara satu dengan yang lain

sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap positif terhadap bahasa

Indonesia.27

Banyak faktor yang menetukan keberhasilan dalam belajar (termasuk

belajar bahasa). Faktor-faktor itu antara lain:

1. Kualitas guru

2. Kurikulum

3. Bahan ajar

4. Minat dan motivasi siswa

5. Tingkat intelegensi siswa

6. Sarana dan fasilitas belajar

7. Lingkunga sekolah

8. Perhatian orang tua (keluarga)

9. Latar belakang sosial budaya, dan

10. Lingkungan tempat tinggal. 28

Pembelajaran merupakan suatu proses pemerolehan ilmu pengetahuan,

baik dalam proses pembelajaran di kelas maupun tidak. Pembelajaran bahasa

merupakan proses pemerolehan bahasa, diarahkan untuk meningkatkan

kemampuan siswa dalam berkomunikasi antara satu dengan yang lain sehingga

dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap positif terhadap bahasa Indonesia.

E. Penelitian yang Relevan.

1. Dalam jurnal yang berjudul “Sikap Bahasa Siswa Terhadap Bahasa

Indonesia: Studi Kasus di SMA Negeri 1 Singaraja” oleh K.Devi Kalfika

Anggria Wardani, M. Gosong, G. Artawan. Dalam jurnalnya, Penelitian

studi kasus ini bertujuan untuk mendeskripsikan sikap bahasa yang

ditunjukkan oleh siswa SMA Negeri 1 Singaraja terhadap bahasa

Indonesia dilihat dari (1) aspek konatif, (2) afektif, (3) kognitif, dan (4)

faktor yang menyebabkan kecenderungan sikap bahasa tersebut. Subjek

penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 1 Singaraja tahun ajaran

27

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), hlm.7 28

Ibid, hlm. 154

Page 30: SIKAP BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31850...i ABSTRAK Nurul Rahmadini, NIM: 1111013000004, “Sikap Bahasa Siswa terhadap Bahasa

19

2012/2013. Pengumpulan data menggunakan metode observasi, samaran

terbanding, angket, dan wawancara. Analisis data observasi dan

wawancara dilakukan melalui tiga tahap, yaitu reduksi data, penyajian

data, dan penarikan simpulan/verifikasi. Analisis data samaran

terbanding dan kuesioner secara umum melalui empat tahap, yaitu

penggolongan, pengkonversian, penghitungan frekuensi, dan menentukan

kecenderungan sikap bahasa siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

sikap bahasa siswa SMA Negeri 1 Singaraja terhadap bahasa Indonesia

dilihat dari (1) aspek konatifnya berada pada kategori negatif, (2) aspek

afektifnya berada pada kategori positif, dan (3) aspek kognitifnya berada

pada kategori netral. (4) Faktor-faktor yang menyebabkan kecenderungan

sikap bahasa tersebut adalah faktor internal dan eksternal. Berdasarkan

temuan tersebut, dapat disimpulkan bahwa siswa SMAN 1 Singaraja

cenderung memiliki sikap bahasa yang bersifat menjadi tiga, yaitu sikap

positif, negatif, dan netral terhadap bahasa Indonesia, yang disebabkan

oleh faktor internal dan eksternal.29

2. Dalam jurnal yang berjudul “Sikap Bahasa Siswa Kelas VII SMP Darma

Bangsa dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran” oleh Laili Apriana,

Karomani Karomani, dan Wini Tarmini Masalah dalam penelitian ini

adalah sikap bahasa siswa kelas VII SMP Darma Bangsa Tahun

Pelajaran 2012/2013 dan implikasinya terhadap pembelajaran bahasa

Indonesia di SMP. Penelitian ini memiliki tujuan mendeskripsikan sikap

bahasa siswa kelas VII SMP Darma Bangsa dan implikasinya terhadap

pembelajaran bahasa Indonesia. Metode penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, yakni penyelesaian

masalah dengan memaparkan keadaan objek penelitian berdasarkan

fakta-fakta yang tampil sebagaimana adanya. Populasi dalam penelitian

ini adalah siswa kelas VII SMP Darma Bangsa tahun pelajaran

2012/2013 yang berjumlah 34 siswa yang tersebar dalam dua kelas. Hasil

29

K.Devi Kalfika Anggria Wardani, M. Gosong, G. Artawan. e-Journal Program

Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan bahasa dan Sastra

Indonesia (Volume 2 Tahun 2013)

Page 31: SIKAP BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31850...i ABSTRAK Nurul Rahmadini, NIM: 1111013000004, “Sikap Bahasa Siswa terhadap Bahasa

20

penelitian menunjukkan bahwa sikap bahasa siswa kelas VII SMP Darma

Bangsa Tahun Pelajaran 2012/2013 terhadap pemakaian bahasa

Indonesia masuk dalam kategori sangat baik atau positif.

3. Dalam jurnal Sikap Bahasa Siswa SMPN 2 Simanindo di Simarmata

Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir Terhadap Bahasa Indonesia,

metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif.

Penulis mengacu pada faktor-faktor sikap bahasa yang ditulis oleh

Garvin dan Mathiot. Dalam tekhnik pengumpulan data ia menggunakan

amgket. Setelah data terkumpul dan semua jawaban telah dirangkum,

maka ia menarik kesimpulan. Ia menyimpulkan dari setiap faktor yang

diamati. Penelitian ini memiliki kesamaan dengan skripsi yang saya buat,

mulai dari metode, juga pengumpulan data, tetapi dalam jurnal ini tidak

ada wawancara.30

Persamaan dari penelitian ini dengan ketiga jurnal diatas adalah

sama-sama mendeskripsikan sikap bahasa siswa. Jurnal yang pertama,

melakukan penelitian melalui aspek, sehingga positif atau negatifnya bahasa

siswa dilihat dari ketiga aspek tersebut. Tetapi, untuk metode penelitian di

SMA Singaraja ini, sama dengan penelitian yang saya buat. Karena

pengumpulan datanya melalui metode observasi, wawancara, dan kuisioner.

Untuk jurnal yang kedua yaitu hampir sama dengan penelitian yang saya

buat, dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif, sehingga peneliti

langsung turun ke lapangan untuk meneliti melalui penyebaran kuisioner,

sehingga setelah itu bisa memastikan bahwa sikap bahasa siswa adalah

positif atau negatif. Untuk jurnal yang ketiga persamannya adalah metode

dan pengumpulan data. Setelah data terkumpul lalu dihitung dengan rumus

yang sudah ada, setelah itu penulis baru bisa menentukan apakah negatif atau

positif sikap bahasa siswa tersebut.

Perbedannya dari ketiga jurnal tersebut adalah, tidak menggunakan

wawancara, teori yang digunakan juga berbeda. Dalam skripsi sikap bahasa

ini menggunakan teori Made Iwan Indrawan Jendra yaitu empat faktor yang

30

Afrita Sidabariba, Sikap Bahasa Siswa SMPN 2 Simanindo di Simarmata Kecamatan

Simanindo Kabupaten Samosir Terhadap Bahasa Indonesia, Volume 3.

Page 32: SIKAP BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31850...i ABSTRAK Nurul Rahmadini, NIM: 1111013000004, “Sikap Bahasa Siswa terhadap Bahasa

21

mempengaruhi sikap bahasa. Meskipun hasilnya sama-sama positif tetapi isi

dan bahasan dari skripsi ini berbeda, skripsi ini juga tidak menggunakan

aspek apapun dalam pengkategorian positif atau negatifnya.

Page 33: SIKAP BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31850...i ABSTRAK Nurul Rahmadini, NIM: 1111013000004, “Sikap Bahasa Siswa terhadap Bahasa

22

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian pada skripsi ini adalah penelitian kualitatif. Bogdan

dan Taylor mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-

orang dan perilaku yang dapat diamati.31

Sementara itu, menurut Kirk dan Miller, penelitian kualitatif adalah

tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental

bergantung pada pengamatan terhadap manusia dalam kawasannya sendiri

dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan

peristiwanya.32

Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat

penelitian adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu, peneliti sebagai

instrumen juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap

melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan.33

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA An-Najah Bogor yang beralamat di

Jalan Raya LAPAN Kampung Cikoleang RT. 01/04 Desa Sukamulya

Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor. Adapun waktu pelaksanaan penelitian

ini dilaksanakan pada bulan Desember tahun 2015 sampai dengan bulan

Januari tahun pelajaran 2016/2017.

C. Subjek Penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA An-Najah.

Peneliti akan menyebar angket ke seluruh siswa kelas XI IPA yang berjumlah

40 siswa. Terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan.

31

S. Margono. Metodologi Penelitian Pendidikan. (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hlm. 36 32

Nurul Zuriah, Metodologi Penelitiam Sosial dan Pendidikan, teori aplikasi, (Jakarta:

Bumi Aksara), 2006, hlm. 92 33

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta,

2009), hlm. 222

22

Page 34: SIKAP BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31850...i ABSTRAK Nurul Rahmadini, NIM: 1111013000004, “Sikap Bahasa Siswa terhadap Bahasa

23

D. Metode Penelitian

Metode yang dilakukan penelitian adalah menggunakan metode

deskripsi kualitatif. Penelitian kualitatif, dengan diperolehnya data (berupa

kata atau tindakan). Analisis isi pada penelitian kualitatif lebih penting

daripada simbol atau atribut seperti pada penelitian kuantitatif. Penelitian

kualitatif memerlukan ketajaman analisis, objektivitas, sistematik, dan

sistemik, sehingga diperoleh ketepatan dalam interpretasi.34

Penelitian deskriptif tidak memberikan perlakuan, manipulasi atau

pengubahan pada variabel-variabel bebas, tetapi menggambarkan suatu

kondisi apa adanya.35

Penelitian kualitatif berlatar alamiah atau naturalistik. Oleh karena

makna, pemahaman, proses, dan pola yang hendak ditemukan merupakan

makna apa adanya sebagaimana yang dihayati oleh subjek atau komunitas

yang diteliti, maka konteks atau latar penelitian harus dibiarkan sebagaimana

adanya. Sebagaimana layaknya sebelum peneliti datang ke tempat penelitian

itu. Inilah makna latar yang alamiah, sewajarnya atau naturalistik.36

Metode ini digunakan oleh peneliti dengan tujuan untuk mengetahui

bagaimana sikap bahasa siswa kelas XI IPA baik di dalam maupun di luar

SMA An-Najah.

E. Instrumen Penelitian.

Dalam angket penelitian kualitatif instrumen penelitian ini adalah

peneliti sendiri. Namun, untuk mendukung dan memperkuat data, peneliti

menyebarkan angket dan melakukan wawancara.

Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, instrumen yang peneliti

gunakan dalam penelitian ini adalah pernyataan-pernyataan berupa angket,

yang kemudian diberikan kepada objek penelitian, yaitu siswa yang peneliti

pilih untuk dijadikan sampel dalam penelitian ini. Selain angket, peneliti juga

34

S. Margono. Metodologi Penelitian Pendidikan. (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hlm. 36 35

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja

Rosdakarya), hlm. 73 36

Nusa Putra, Metode Penelitian Kualitatif Pendidikan, (Jakarta: Rajawali pers, 2013),

hlm. 65

Page 35: SIKAP BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31850...i ABSTRAK Nurul Rahmadini, NIM: 1111013000004, “Sikap Bahasa Siswa terhadap Bahasa

24

menggunakan instrumen wawancara dengan mengajukan pertanyaan-

pertanyaan kepada guru Bahasa Indonesia untuk mendapatkan informasi yang

akurat tentang bagaimana sikap bahasa siswa di SMA An-Najah.

F. Teknik Pengumpulan Data

Adapaun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah

wawancara dan angket.

1. Angket

Hadeli menyatakan angket adalah satu teknik pengumpulan data

yang berbentuk kumpulan pertanyaan.37

Menurut Burhan, angket tersebut

disebarkan kepada responden untuk diminta jawaban mereka. Setelah

angket itu terkumpul, biasanya dilanjutkan dengan proses editing, koding,

dan tabulasi. Dari hasil tabulasi tersebut antara lain bisa disajikan bentuk

tabel. Di tabel itulah tercermin berbagai gambaran tentang para responden

yang telah diteliti. Gambaran yang tertuang dalam tabel tersebut

merupakan cerminan dari keadaan nyata yang terbesar di tengah

masyarakat. Ia merupakan hasil “meringkas” kenyataan para responden

yang terbesar di masyarakat.38

Pada penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan cara

memberikan daftar pernyataan dan kemudian responden diminta untuk

memberikan tanggapan terhadap pernyataan tersebut, apakah ya atau tidak

dalam angket yang diberikan kepada seluruh siswa Kelas XI IPA SMA

An-Najah

2. Wawancara

Untuk mencapai tingkat pemahaman sedemikian itu tentunya

memerlukan cara penggalian data yang handal. Di sinilah letak relevansi

metode atau teknik wawancara mendalam.39

37

Hadeli, Metode Penelitian Kependidikan, (Jakarta: Quantum Teaching, 2006) hlm.75 38

Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2003), hlm. 64 39

Ibid, hlm. 67

Page 36: SIKAP BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31850...i ABSTRAK Nurul Rahmadini, NIM: 1111013000004, “Sikap Bahasa Siswa terhadap Bahasa

25

Wawancara adalah semacam dialog atau tanya jawab antara

pewawancara dengan responden dengan tujuan memperoleh jawaban-

jawaban yang dikehendaki.40

Pewawancara dianjurkan agar bertindak sebagai seorang yang

netral, tidak memihak pada satu konflik pendapat. Walaupun netral,

pewawancara hendaknya senantiasa mendorong, tetapi jangan sampai

mempengaruhi yang diwawancarai.41

Pada penelitian ini penulis melakukan wawancara dengan guru

Bahasa Indonesia untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran

Bahasa Indonesia dan bagaimana sikap bahasa siswa SMA An-Najah.

1. Tabel Sebaran Kisi-kisi

Penyusunan Instrumen Skala Sikap Berbahasa

G. Teknik Analisis Data

Penulis melakukan teknik analisis data angket dengan menggunakan

rumus sebagai berikut:

40

Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, Jakarta: Rineka Cipta, hlm. 141 41

Ibid, hlm. 141

Indikator sikap bahasa Deskriptor Sikap

Positif Jumlah

1. Kebanggaan dan Kekuatan Bahasa 1,2,3,4,5 5

2. Latar Belakang Sejarah Bangsa 6,7,8,9,10 5

3. Faktor Sosial dan Tradisional 11,12,13,14,15 5

4. Sistem Internal Bahasa 16,17,18,19,20 5

Jumlah Soal 20

P = 𝐹

𝑁 x 100%

Page 37: SIKAP BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31850...i ABSTRAK Nurul Rahmadini, NIM: 1111013000004, “Sikap Bahasa Siswa terhadap Bahasa

26

Keterangan :

F = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya

N = Number of Cases (jumlah frekuensi atau banyaknya individu)

P = Angka persentase42

42

Anas Sudjino, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012),

hlm.43

Page 38: SIKAP BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31850...i ABSTRAK Nurul Rahmadini, NIM: 1111013000004, “Sikap Bahasa Siswa terhadap Bahasa

27

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Sejarah SMA An-Najah

1. Profil sekolah

SMA An-Najah merupakan salah satu unit dari Yayasan Keluarga

Besar An-Najah Education Center yang dipimpin oleh Ustzh. Hj. Dra.

Maisaroh Madsuni. Sma An-Najah terletak di wilayah perbatasan antara

Kabupaten Bogor dan Kabupaten Tangerang. Lokasinya strategis,

sehingga mudah dijangkau dengan transportasi umum maupun kendaraan

pribadi. Sarana-prasarana ditata secara menarik dan cukup reprsentatif

untuk kegiatan proses pembelajaran. System manajemen kependidikan

digarap secara serius sehingga mampu meningkatkan etos kerja yang lebih

peduli terhadap perkembangan peserta didik. Peserta didik yang berminat

belajar di SMA An-Najah juga kategori bernilai dan berakhlak baik. Inilah

yang menjadikan SMA An-Najah sebagai salah satu sekolah pilihan bagi

calon siswa dan orang tua di antara sekian sekolah di Kabupaten Bogor

dan Kabupaten Tangerang. Keberadaan seperti ini tidak datang dengan

sendirinya, melainkan melalui proses panjang dan penuh perjuangan.

Kerja keras dan kerja sama dari semua elemen menjadikan SMA An-

Najah dapat survive hingga saat ini.

2. Tujuan sekolah

a. Terbentuknya struktur organisasi dan mekanisme kerja yang jelas.

b. Terwujudnya pengelolaan administrasi sekolah yang trasnparan

dan akuntabel berbasis IT.

c. Meningkatnya prestasi akademik maupun non akademik di tingkat

Kabupaten, Provinsi dan Nasional.

d. Bertambahnya jumlah lulusan SMA An-Najah diberbagai

perguruan tinggi berkualitas.

e. Terciptanya kehidupan warga SMA An-Najah yang religious

melalui perilaku yang tawadhu dan bersahaja.

27

Page 39: SIKAP BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31850...i ABSTRAK Nurul Rahmadini, NIM: 1111013000004, “Sikap Bahasa Siswa terhadap Bahasa

28

3. Visi

Sebagai mediator untuk menyampaikan wahyu Allah SWT, serta

ajaran Rasulullah SAW. Guna mendidik dan membentuk khalifah yang

intelek dan bertaqwa dimuka bumi.

4. Misi

a. Menjadikan SMAIT An-Najah sebagai Lembaga Pendidikan Islam

Modern guna menghasilkan kader-kader muslim terdidik dan potenial

dimasa depan.

b. Menempatkan Lembaga Pendidikan Islam An-Najah sebagai

mediator untuk pengabdian dan ilmu yang bermanfaat.

5. Program Pembiasaan.

a. Tadarus dan shalat Dhuha bersama.

b. Shlata Dzuhur berjamaah.

c. Shalat Jum‟at.

d. Keputrian dan keputraan.

e. Imam shalat Dzuhur berjamaah.

6. Kegiatan Ekstrakurikuler

a. Pramuka.

b. Qiroah.

c. Teater.

d. Futsal.

e. Basket.

f. Volley.

g. Pencak Silat.

7. Fasilitas

a. Ruang kelas dilengkapi dengan LCD,

b. Lab bahasa,

c. Lab Komputer,

d. Perpustakaan,

e. Masjid,

f. Aula,

g. Lapangan futsal,

Page 40: SIKAP BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31850...i ABSTRAK Nurul Rahmadini, NIM: 1111013000004, “Sikap Bahasa Siswa terhadap Bahasa

29

h. Lapangan volley,

i. Lapangan basket.

STRUKTUR ORGANISASI

SMA AN-NAJAH TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Pendiri : Dra. Hj. Maisraoh Madsuni

Ketua Yayasan : H. Arief Budiman, S.H., L.Lm.

Kepala Sekolah : Nok Siti Maesaroh, M.Si.

Wk. Kurikulum dan Humas : Jaenuddin, S.H.I.

Wk. Kesiswaan : Hj. Ida Paridah, S.Pd.

Operator Sekolah : Syahrial, S.E.

Bendahara Sekolah : Siti Muspiroh dan Septi Pridayanti

BP/Biro Konsultasi Studi : Kholifa Damaya, S.Pd.

Pembina OSIS : Imam Fauzi, S,Pd.

Pembina Rohis : Arif Maulana

B. Deskripsi Hasil Penelitian

Penelitian ini dimulai dengan menyebarkan angket. Angket terdiri dari

20 butir pernyataan yang penulis berikan kepada responden yaitu siswa

kelas XI IPA SMA AN-Najah. Adapun pertanyaan yang termuat dalam

angket tersebut menjadi data yang dapat diolah sehingga dapat diketahui

jumlah responden yang sesuai dengan pertanyaan yang diajukan penulis di

setiap masing-masing butir pertanyaan.

Penulis juga melakukan wawancara dengan guru bahasa Indonesia

SMA An-Najah. Temuan penelitian melalui wawancara dengan tujuan

untuk mengetahui proses pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah

tersebut. Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan dapat diketahui

informasi yang berkaitan dengan sikap bahasa siswa. Adapun temuan

penelitian tersebut yang telah penulis uraikan sebagai berikut:

Page 41: SIKAP BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31850...i ABSTRAK Nurul Rahmadini, NIM: 1111013000004, “Sikap Bahasa Siswa terhadap Bahasa

30

1. Angket

Pada BAB III telah penulis kemukakan bahwa teknik pengumpulan

data yang digunakan dalam laporan penelitian ini adalah dengan angket

dan wawancara. Angket disusun berdasarkan pokok penelitian yang

diteliti. Angket dibuat terdiri atas dari 20 pernyataan yang keseluruhannya

merupakan pernyataan positif.

Dalam pengolahan data, penulis mengambil pola perhitungan

statistik dalam bentuk persentase, artinya setiap data dipersentasekan

setelah ditabulasikan dalam bentuk frekuensi untuk setiap jawaban.

Langkah pertama yang dilakukan adalah menyeleksi data. Data yang

disebarkan kepada siswa berjumlah 40 angket.

Langkah selanjutnya adalah mengolah data dan menggunakan

tabulasi frekuensi. Frekuensi tersebut dinyatakan dalam bentuk persentase,

sehingga kecenderungan setiap jawaban dapat diketahui dengan

kemungkinan yang telah disediakan. Dengan begitu berarti setiap

pernyataan menggunakan satu tabel yang langsung dibuat frekuensi dan

persentasenya.

Data yang terkumpul diolah menjadi tabel distribusi frekuensi

dengan menggunakan rumus:

P =

x 100 %

Keterangan :

P : Persentase untuk setiap kategori jawaban

F : Frekuensi jawaban

N : Jumlah seluruh sampel atau objek penelitian

Data tersebut dapat dilihat dalam bentuk tabel masing-masing

pertanyaan berikut ini:

Page 42: SIKAP BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31850...i ABSTRAK Nurul Rahmadini, NIM: 1111013000004, “Sikap Bahasa Siswa terhadap Bahasa

31

Data Persentase Item tentang Sikap bahasa Siswa kelas XI IPA

di SMA An-Najah

Tabel 4.1

Saat membuat status di sosial media lebih suka menulis dengan bahasa

Indonesia dibandingkan bahasa asing.

No Alternatif Jawaban F P %

1 a. Ya 36 90%

b. Tidak 4 10%

Jumlah 40 100%

Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui bahwa sikap bahasa siswa

positif. Hal ini dapat dilihat dari persentase yang telah diuraikan pada

tabel 4.1, sebanyak 90% siswa lebih suka membuat status di sosial media

dengan bahasa Indonesia dibandingkan bahasa asing, hasil persentase

tersebut diperoleh dari

x 100% = 90%. Siswa yang lebih suka menulis

dengan bahasa asing sebanyak 10% yang berarti hanya empat siswa.

Empat siswa lebih suka menggunakan bahasa asing ketika membuat

status di sosial media menurut mereka, mereka bisa mempraktikkan apa

yang sudah mereka dapat ketika belajar bahasa asing contohnya seperti

bahasa Inggris. Alasan mereka lebih suka menggunakan bahasa asing

adalah hanya untuk memanfaatkan sarana yang ada, seperti adanya

google translate, dan juga mereka memanfaatkan apa yang sudah mereka

pelajari di sekolah, contohnya mereka belajar bahasa asing seperti bahasa

Arab dan Inggris.

Siswa di SMA An-Najah menggunakan bahasa asing ketika update di

sosial media bukan berarti mereka bangga menggunakan bahasa asing,

tetapi hanya senang, dan juga memanfaatkan apa yang sudah dipelajari di

sekolah, juga agar orang asing tau bahwa orang Indonesia bisa dan mahir

berbahasa asing.

Page 43: SIKAP BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31850...i ABSTRAK Nurul Rahmadini, NIM: 1111013000004, “Sikap Bahasa Siswa terhadap Bahasa

32

Tabel 4.2

Siswa selalu menggunakan bahasa Indonesia di dalam kelas

dengan teman sebaya daripada bahasa daerah/asing.

No Alternatif Jawaban F P %

1 a. Ya 39 97,5%

b. Tidak 1 2,5%

Jumlah 40 100%

Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui bahwa sikap bahasa siswa

positif. Hal ini dapat dilihat dari persentase yang telah diuraikan pada

tabel 4.2, sebanyak 97,5% siswa selalu menggunakan bahasa Indonesia

di dalam kelas denga teman sebaya daripada bahasa daerah/asing, hasil

persentase tersebut diperoleh dari

x 100% = 97,5%. Siswa hanya 1

yang tidak selalu menggunakan bahasa indoenesia di dalam kelas dengan

teman sebaya daripada bahasa daerah/asing.

1 siswa memilih tidak karena dia lebih sering menggunakan bahasa

daerah di dalam kelas. Tiga puluh Sembilan anak lebih memilih

menggunakan bahasa Indonesia, karena guru bahasa Indonesia

menganjurkan anak-anaknya untuk selalu menggunakan bahasa

Indonesia. 1 siswa yang menggunakan bahasa daerah karena dia ada

lawan bicaranya, atau juga ketika meminjam alat tulis dia lebih memilih

menggunakan bahasa daerah karena dianggapnya komunikasi dengan

bahasa daerah tersebut lebih cepat dan lebih mudah. Tetapi untuk

keseluruhan siswa kelas XI IPA SMA An-Najah lebih dominan

menggunakan bahasa Indonesia.

Tabel 4.3

Di masyarakat umum siswa lebih suka berbicara bahasa Indonesia

daripada bahasa asing.

No Alternatif Jawaban F P %

1 a. Ya 39 97,5%

b. Tidak 1 2,5%

Jumlah 40 100%

Page 44: SIKAP BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31850...i ABSTRAK Nurul Rahmadini, NIM: 1111013000004, “Sikap Bahasa Siswa terhadap Bahasa

33

Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui bahwa sikap bahasa siswa

positif. Hal ini dapat dilihat dari persentase yang telah diuraikan pada

tabel 4.3, sebanyak 97,5% siswa lebih suka berbicara bahasa Indonesia

daripada bahasa asing ketika di masyarakat umum, hasil persentase

tersebut diperoleh dari

x 100% = 97,5%. Siswa yang lebih suka

berbahasa asing di masyarakat umum sebanyak 2,5% atau sebanyak 1

orang.

Rata-rata siswa yang memilih menggunakan bahasa daerah karena

faktor lingkungan. Anak yang lebih banyak menggunakan bahasa

Indonesia di rumahnya menunjukkan bahwa mereka lebih terbiasa

menggunakan bahasa Indonesia ketika berada dalam rumah maupun di

luar rumah, menandakan juga lawan bicara yang lebih banyak

menggunakan bahasa Indonesia. Tetapi anak yang menggunakan bahasa

daerah, dia selalu menggunakan bahasa daerah ketika komunikasi dengan

temannya di rumah, meskipun di dalam rumah juga menggunakan bahasa

Indonesia. bahasa daerah digunakan menandakan komunikasi yang akrab

dengan sesama di luar rumah.

Tabel 4.4

Siswa selalu menggunakan bahasa Indonesia ketika berdiskusi di dalam

kelas

No Alternatif Jawaban F P %

1 a. Ya 40 100%

b. Tidak - -

Jumlah 40 100%

Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui bahwa sikap bahasa

siswa positif. Hal ini dapat dilihat dari persentase yang telah diuraikan

pada tabel 4.4, sebanyak 100% siswa selalu menggunakan bahasa

Indonesia ketika berdiskusi di dalam kelas, hasil persentase tersebut

diperoleh dari

x 100% = 100%. Siswa yang menggunakan bahasa

daerah/asing saat berdiskusi 0% atau tidak ada.

Menurut seorang siswa, menggunakan bahasa Indonesia ketika

pelajaran bahasa Indonesia berlangsung itu wajib, apalagi ketika

Page 45: SIKAP BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31850...i ABSTRAK Nurul Rahmadini, NIM: 1111013000004, “Sikap Bahasa Siswa terhadap Bahasa

34

berdiskusi. Jadi, seluruh siswa setuju dan semuanya menjawab “Ya”.

Kalaupun ada yang menggunakan bahasa daerah itu bukan ketika

berdiskusi di dalam kelas.

Tabel 4.5

Siswa lebih suka membaca buku bacaan yang berbahasa

Indonesia.

No Alternatif Jawaban F P %

1 a. Ya 40 100%

b. Tidak - -

Jumlah 40 100%

Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui bahwa sikap bahasa siswa

positif. Hal ini dapat dilihat dari persentase yang telah diuraikan pada

tabel 4.5, sebanyak 100% siswa lebih suka membaca buku bacaan yang

berbahasa indonesia, hasil persentase tersebut diperoleh dari

x 100% =

100%. Siswa yang menyukai bacaan bahasa asing 0% atau tidak ada.

Semua siswa lebih suka membaca buku bacaan yang berbahasa

Indonesia karena membaca buku bacaan bahasa Indonesia lebih cepat

paham dibandingkan menggunakan buku bacaan bahasa asing. Ketika

membaca buku bacaan asing mereka merasa sulit karena harus mengerti

kosakata bahasa Inggris dibandingkan membaca buku bahasa Indonesia.

Tabel 4.6

Siswa tidak tertarik belajar bahasa Belanda

No Alternatif Jawaban F P %

1 a. Ya 28 70%

b. Tidak 12 30%

Jumlah 40 100%

Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui bahwa sikap bahasa siswa

positif. Hal ini dapat dilihat dari persentase yang telah diuraikan pada

tabel 4.6, sebanyak 70% siswa tidak tertarik belajar bahasa Belanda, hasil

persentase tersebut diperoleh dari

x 100% = 70%. Siswa yang tertarik

belajar bahasa Belanda sebanyak 30% atau dua belas siswa.

Page 46: SIKAP BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31850...i ABSTRAK Nurul Rahmadini, NIM: 1111013000004, “Sikap Bahasa Siswa terhadap Bahasa

35

Mereka beralasan bahwa belajar bahasa Inggris saja yang lumayan

mudah masih sulit untuk dimengerti, apalagi jika harus ditambah dengan

bahasa Belanda yang mereka saja masih asing mendengar bahasa

Belanda. Dan beberapa anak tidak tertarik dengan bahasa Belanda karena

memang mereka tidak pernah mendengar bahasa Belanda itu sendiri juga

rasa tidak tertarik yang amat besar sehingga mereka menjawab tidak.

Tetapi jika ada kartun atau film yang berbahasa Belanda kemungkinan

besar mereka bisa tertarik karena adanya translate bahasa Indonesia.

Tabel 4.7

Siswa tidak setuju bahasa Jepang menjadi salah satu mata

pelajaran bahasa yang wajib dipelajari.

No Alternatif Jawaban F P %

1 a. Ya 24 60%

b. Tidak 16 40%

Jumlah 40 100%

Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui bahwa sikap bahasa siswa

positif. Hal ini dapat dilihat dari persentase yang telah diuraikan pada

tabel 4.7, sebanyak 60% siswa tidak setuju bahasa jepang menjadi salah

satu mata pelajaran bahasa yang wajib dipelajari, hasil persentase

tersebut diperoleh dari

x 100% = 60%. Siswa yang setuju sebanyak

40% atau sebanyak enam belas siswa.

Ada yang beralasan bahwa anak itu memang benar-benar tidak suka

dengan bahasa Jepang. Ada juga anak yang beralasan bahwa untuk mata

pelajaran dia tidak terlalu suka dan tidak setuju, tetapi kalau untuk

ekstrakurikuler dia setuju. Ada juga siswa yang beranggapan bahwa dia

tidak setuju, dan juga bahasa Jepang itu sulit, lebih baik belajar bahasa

Arab daripada bahasa asing.

Page 47: SIKAP BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31850...i ABSTRAK Nurul Rahmadini, NIM: 1111013000004, “Sikap Bahasa Siswa terhadap Bahasa

36

Tabel 4.8

Siswa lebih suka belajar bahasa Rusia daripada bahasa Jepang

karena Jepang pernah menjajah Indonesia.

No Alternatif Jawaban F P %

1 a. Ya 4 10%

b. Tidak 36 90%

Jumlah 40 100%

Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui bahwa sikap bahasa siswa

positif. Hal ini dapat dilihat dari persentase yang telah diuraikan pada

tabel 4.8, sebanyak 90% siswa lebih suka belajar bahasa Jepang daripada

bahasa Rusia, hasil persentase tersebut diperoleh dari

x 100% = 90%.

Siswa yang lebih suka belajar bahasa Rusia sebanyak 10% atau sebanyak

empat siswa.

Dari tiga belas siswa yang diwawancarai, semuanya menjawab tidak,

mereka ikut merasakan bagaimana masyarakat Indonesia ketika dijajah

oleh Jepang, bagaimana kejamnya Jepang terhadap Indonesia, mereka

lebih memilih belajar bahasa Rusia, meskipun ada juga yang bingung

karena bahasa Rusia dan Jepang masih sama-sama asing. Meskipun

Jepang menjajah atau tidak, jika memang mereka tidak tertarik dengan

bahasa Jepang mereka tidak mau belajar bahasa Jepang. Sebagai rakyat

Indonesia ikut merasakan penderitaan rakyat Indonesia zaman dulu. Bukan

berarti mereka benci terhadap Jepang, tetapi karena ikut merasakan saja

ketika zaman dulu bagaimana Jepang menjajah Indonesia.

Tabel 4.9

Siswa percaya lama-kelamaan bahasa Indonesia dapat

menggantikan bahasa asing.

No Alternatif Jawaban F P %

1 a. Ya 25 62,5%

b. Tidak 15 37,5%

Jumlah 40 100%

Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui bahwa sikap bahasa siswa

positif. Hal ini dapat dilihat dari persentase yang telah diuraikan pada

Page 48: SIKAP BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31850...i ABSTRAK Nurul Rahmadini, NIM: 1111013000004, “Sikap Bahasa Siswa terhadap Bahasa

37

tabel 4.9, sebanyak 62,5% siswa percaya lama kelamaan bahasa

Indonesia dapat menggantikan bahasa asing, hasil persentase tersebut

diperoleh dari

x 100% = 62,5%. Siswa yang tidak percaya bahasa

Indonesia dapat menggantikan bahasa asing sebanyak 37,5% atau

sebanyak lima belas siswa.

Ada anak yang tidak percaya bahwa bahasa Indonesia bisa

menggantikan bahasa asing, mereka melihat keadaan warga Indonesia

masih banyak yang suka malas-malasan, ada anak yang di dalam kelas

tidak selalu menggunakan bahasa Indonesia ketika berbicara, karena asal-

usul anak tersebut berasal dari sunda yang rumahnya tidak terlalu jauh dari

sekolah, tetapi jika dengan guru ia selalu menggunakan bahasa Indonesia.

Dikarenakan anak itu ada teman sebaya nya yang rumahnya tidak terlalu

jauh juga, akhirnya mereka berdua memutuskan untuk berbicara dengan

bahasa daerah.

Tabel 4.10

Siswa tidak suka bahasa Belanda menjadi salah satu

ekstrakurikuler di sekolah.

No Alternatif Jawaban F P %

1 a. Ya 26 65%

b. Tidak 14 35%

Jumlah 40 100%

Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui bahwa sikap bahasa siswa

positif. Hal ini dapat dilihat dari persentase yang telah diuraikan pada

tabel 4.10, sebanyak 65% siswa tidak suka bahasa Belanda menjadi salah

satu ekstrakulikuler di sekolah, hasil persentase tersebut diperoleh dari

x 100% = 65%. Siswa yang suka bahasa Belanda menjadi

ekstrakurikuler di sekolah sebanyak 35% atau sebanyak empat belas

siswa.

Bahasa Belanda dan Jepang masih terlalu asing untuk siswa, maka dari

itu mereka sangat tidak tertarik untuk belajar bahasa Jepang maupun

Belanda, ada anak yang benar-benar tidak tertarik dengan Jepang, dari

segi film, anime nya pun mereka tidak tertarik. Mereka bilang adalah

Page 49: SIKAP BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31850...i ABSTRAK Nurul Rahmadini, NIM: 1111013000004, “Sikap Bahasa Siswa terhadap Bahasa

38

belajar bahasa Inggris saja susah apalagi ditambah dengan belajar bahasa

Belanda dan Jepang.

Tabel 4.11

Siswa lebih suka film berbahasa Indonesia daripada bahasa

Korea.

No Alternatif Jawaban F P %

1 a. Ya 38 95%

b. Tidak 2 5%

Jumlah 40 100%

Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui bahwa sikap bahasa siswa

positif. Hal ini dapat dilihat dari persentase yang telah diuraikan pada

tabel 4.11, sebanyak 95% siswa lebih suka film berbahasa Indonesia

daripada bahasa korea, hasil persentase tersebut diperoleh dari

x 100%

= 95%. Siswa yang lebih menyukai film berbahasa korea dibandingkan

dengan bahasa Indonesia sebanyak 5% atau sebanyak dua siswa.

Siswa yang lebih menyukai Film berbahasa Korea karena dia memang

sudah menyukai bahasa Korea dan juga budayanya, untuk film berbahasa

Korea dikarenakan ada translate di dalamnya maka dua siswa ini tertarik

dengan film berbahasa Korea.

Tabel 4.12

Siswa lebih suka film berbahasa Indonesia daripada bahasa India.

No Alternatif Jawaban F P %

1 a. Ya 36 90%

b. Tidak 4 10%

Jumlah 40 100%

Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui bahwa sikap bahasa siswa

positif. Hal ini dapat dilihat dari persentase yang telah diuraikan pada

tabel 4.12, sebanyak 90% siswa lebih suka film berbahasa Indonesia

daripada bahasa india, hasil persentase tersebut diperoleh dari

x 100%

= 90%. Siswa yang lebih menyukai film berbahasa india dibandingkan

dengan bahasa Indonesia sebanyak 10% atau sebanyak empat siswa.

Page 50: SIKAP BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31850...i ABSTRAK Nurul Rahmadini, NIM: 1111013000004, “Sikap Bahasa Siswa terhadap Bahasa

39

4 anak menjawab tidak, karena mereka menyukai film berbahasa India,

dengan alasan ada translate di dalam filmnya. Jadi ia suka dengan film

berbahasa India.

Tabel 4.13

Siswa lebih suka belajar bahasa Indonesia daripada bahasa

Korea, meskipun budaya Korea sudah berkembang di Indonesia.

No Alternatif Jawaban F P %

1 a. Ya 37 92,5%

b. Tidak 3 7,5%

Jumlah 40 100%

Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui bahwa sikap bahasa siswa

positif. Hal ini dapat dilihat dari persentase yang telah diuraikan pada

tabel 4.13, sebanyak 92,5% siswa lebih suka belajar bahasa Indonesia

daripada bahasa korea, hasil persentase tersebut diperoleh dari

x 100%

= 92,5%. Siswa yang lebih menyukai film bahasa korea dibandingkan

dengan bahasa Indonesia sebanyak 7,5% atau sebanyak 3 siswa.

Anak yang menjawab tidak dengan alasan, bahwa kita harus tetap

mencintai dan melestarikan budaya Indonesia agar lebih banyak dikenal di

luar negeri, jangan sampai harus ada negara yang mengaku karya seni

Indonesia. Intinya adalah, boleh menikmati budaya-budaya negara luar

tetapi selaku warga Indonesia harus tetap mencintai dan menjaga Budaya

Bangsa Indonesia.

Tabel 4.14

Siswa marah jika bahasa Indonesia diakui oleh bangsa asing

No Alternatif Jawaban F P %

1 a. Ya 39 97,5%

b. Tidak 1 2,5%

Jumlah 40 100%

Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui bahwa sikap bahasa siswa

positif. Hal ini dapat dilihat dari persentase yang telah diuraikan pada

tabel 4.14, sebanyak 97,5% siswa marah jika bahasa Indonesia diakui

Page 51: SIKAP BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31850...i ABSTRAK Nurul Rahmadini, NIM: 1111013000004, “Sikap Bahasa Siswa terhadap Bahasa

40

oleh Bangsa asing, hasil persentase tersebut diperoleh dari

x 100% =

97,5%. Siswa yang tidak marah jika bahasa Indonesia diakui oleh bangsa

asing sebanyak 2,5% atau sebanyak 1 siswa.

Satu siswa yang menjawab tidak karena dia merasa bangsa Indonesia

masih banyak yang malas-malasan dan tidak serius ketika belajar bahasa

Indonesia. Sehingga anak tersebut pesimis jika harus marah ketika

bahasa Indonesia diakui oleh bahasa asing.

Tabel 4.15

Siswa senang bahasa Indonesia dijadikan bahasa yang wajib

dipelajari di sekolah Australia

No Alternatif Jawaban F P %

1 a. Ya 40 100%

b. Tidak - -

Jumlah 40 100%

Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui bahwa sikap bahasa siswa

positif. Hal ini dapat dilihat dari persentase yang telah diuraikan pada

tabel 4.15, sebanyak 100% siswa senang bahasa Indonesia dijadikan

bahasa yang wajib dipelajari di sekolah Australia, hasil persentase

tersebut diperoleh dari

x 100% = 100%. Siswa yang tidak senang

bahasa yang wajib dipelajari di sekolah Australia sebanyak 0% atau tidak

ada.

Empat puluh siswa mengakui senang jika bahasa Indonesia dijadikan

bahasa yang wajib dipelajari di sekolah Australia, sehingga mereka

bangga, merasa bahwa bahasa Indonesia menjadi universal dikenal oleh

bangsa asing. Mereka merasa adil karena bahasa Inggris di Indonesia

dipelajari dan di luar negeri bahasa Indonesia diperkenalkan juga.

Page 52: SIKAP BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31850...i ABSTRAK Nurul Rahmadini, NIM: 1111013000004, “Sikap Bahasa Siswa terhadap Bahasa

41

Tabel 4.16

Siswa senang belajar bahasa Indonesia karena mudah dipelajari

No Alternatif Jawaban F P %

1 a. Ya 39 97,5%

b. Tidak 1 2,5%

Jumlah 40 100%

Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui bahwa sikap bahasa siswa

positif. Hal ini dapat dilihat dari persentase yang telah diuraikan pada

tabel 4.16, sebanyak 97,5% siswa senang belajar bahasa Indonesia karena

mudah dipahami, hasil persentase tersebut diperoleh dari

x 100% =

97,5%. Siswa yang tidak suka belajar bahasa Indonesia sebanyak 2,5%

atau sebanyak 1 siswa.

Satu anak beranggapan bahwa bahasa Indonesia itu susah untuk

dipelajari, tetapi karena bahasa Indonesia adalah bahasa negaranya, maka

ia bertekad untuk selalu membanggakan bahasa Indonesia. Karena terlalu

banyak struktur-struktur kalimat sehingga ia beranggapan bahwa bahasa

Indonesia itu susah.

Tabel 4.17

Mempelajari bahasa Indonesia lebih mudah daripada bahasa

asing

No Alternatif Jawaban F P %

1 a. Ya 38 95%

b. Tidak 2 5%

Jumlah 40 100%

Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui bahwa sikap bahasa siswa

positif. Hal ini dapat dilihat dari persentase yang telah diuraikan pada

tabel 4.17, sebanyak 95% siswa beranggapan bahwa mempelajari bahasa

Indonesia lebih mudah daripada bahasa asing, hasil persentase tersebut

diperoleh dari

x 100% = 95%. Siswa yang beranggapan bahasa asing

lebih mudah dibandingkan bahasa Indonesia sebanyak 5% atau sebanyak

dua siswa.

Page 53: SIKAP BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31850...i ABSTRAK Nurul Rahmadini, NIM: 1111013000004, “Sikap Bahasa Siswa terhadap Bahasa

42

Anak yang sama menjawab bahwa lebih mudah belajar bahasa asing

(Inggris) daripada bahasa Indonesia. Beberapa anak masih beranggapan

bahwa bahasa Indonesia itu sulit tidak seperti bahasa asing. Sulitnya

adalah didalam pola kalimat dan terlalu banyak struktur yang membuat

merka sedikit bingung. Untuk bahasa asing mereka hanya tertarik pada

bahasa Arab dan bahasa Inggris saja.

Tabel 4.18

Pola kalimat bahasa Indonesia lebih mudah dipelajari daripada

bahasa asing.

No Alternatif Jawaban F P %

1 a. Ya 38 95%

b. Tidak 2 5%

Jumlah 40 100%

Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui bahwa sikap bahasa siswa

positif. Hal ini dapat dilihat dari persentase yang telah diuraikan pada

tabel 4.18, sebanyak 95% siswa beranggapan pola kalimat bahasa

Indonesia lebih mudah dipelajari daripada bahasa asing, hasil persentase

tersebut diperoleh dari

x 100% = 95%. Siswa yang beranggapan pola

kalimat bahasa asing lebih mudah dibandingkan bahasa Indonesia

sebanyak 5% atau sebanyak dua siswa.

Rata-rata anak yang menjawab ya, adalah anak-anak yang menyukai

pelajaran bahasa Indonesia, sedangkan yang menjawab tidak dikarenakan

mereka lebih suka belajar bahasa Inggris karena dianggap lebih mudah.

Tabel 4.19

Penulisan kosakata dalam bahasa Indonesia lebih mudah

daripada bahasa asing lainnya

No Alternatif Jawaban F P %

1 a. Ya 38 95%

b. Tidak 2 5%

Jumlah 40 100%

Page 54: SIKAP BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31850...i ABSTRAK Nurul Rahmadini, NIM: 1111013000004, “Sikap Bahasa Siswa terhadap Bahasa

43

Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui bahwa sikap bahasa siswa

positif. Hal ini dapat dilihat dari persentase yang telah diuraikan pada

tabel 4.19, sebanyak 95% siswa beranggapan penulisan kosakata dalam

bahasa Indonesia lebih mudah daripada bahasa asing. Hasil persentase

tersebut diperoleh dari

x 100% = 95%. Siswa yang beranggapan

penulisan kosakata dalam bahasa asing lebih mudah daripada bahasa

Indonesia sebanyak 5% atau sebanyak dua siswa.

Siswa yang menjawab ya adalah orang-orang yang biasa berbicara

menggunakan bahasa Indonesia ketika berkomunikasi dengan teman-

temannya, menurut salah satu siswa dengan sering berbicara bahasa

Indonesia, maka mudah juga penulisan kosakata bahasa Indonesia. Siswa

yang menjawab tidak adalah anak-anak yang lebih sering berkomunikasi

dengan bahasa asing atau bahasa daerah.

Tabel 4.20

Kosakata bahasa Indonesia lebih mudah dihafal dibandingkan

kosakata bahasa asing.

No Alternatif Jawaban F P %

1 a. Ya 38 95%

b. Tidak 2 5%

Jumlah 40 100%

Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui bahwa sikap bahasa siswa

positif. Hal ini dapat dilihat dari persentase yang telah diuraikan pada

tabel 4.20, sebanyak 95% siswa beranggapan kosakata bahasa Indonesia

lebih mudah dihafal dibandingkan kosakata bahasa asing, hasil

persentase tersebut diperoleh dari

x 100% = 95%. Siswa yang

beranggapan kosakata bahasa asing lebih mudah dihafal sebanyak 5%

atau sebanyak 2 siswa.

Sama seperti soal sebelumnya, ketika wawancara dengan salah satu

siswa, jawabannya adalah karena lebih sering berkomunikasi dengan

bahasa Indonesia sehingga merek berpendapat lebih mudah menghafal

kosakata bahasa Indonesia. Siswa anak-anak yang menyukai bahasa

Page 55: SIKAP BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31850...i ABSTRAK Nurul Rahmadini, NIM: 1111013000004, “Sikap Bahasa Siswa terhadap Bahasa

44

asing meskipun nilai bahasa asingnya tidak terlalu bagus tetapi mereka

beranggapan kosakata bahasa asing lebih mudah dihafal.

C. Analisis Hasil Penelitian

1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap bahasa siswa SMA An-

Najah kelas XI IPA

a. Kebanggan dan kekuatan bahasa

Orang Indonesia, akan dikatakan bangga menggunakan bahasa

Indonesia ketika mereka lebih sering menggunakan bahasa Indonesia

dalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan bahasa Indonesia itu wajib bagi

masyarakat Indonesia, bahasa daerah pun penting untung dipelajari, dan

bahasa asing itu tentu perlu dipelajari. Pada 40 siswa, 36 siswa bangga

menggunakan bahasa Indonesia dalam kegiatan belajar mengajar, juga

kehidupan sehari-hari. Mereka juga lebih senang menggunakan bahasa

Indonesia ketika update status di sosial media. Tetapi, terdapat 4 siswa

yang lebih memilih untuk update status dengan bahasa asing, alasan

mereka lebih suka menggunakan bahasa asing adalah hanya untuk

memanfaatkan sarana yang ada, seperti adanya google translate, dan juga

mereka memanfaatkan apa yang sudah mereka pelajari di sekolah,

contohnya mereka belajar bahasa asing seperti bahasa Arab dan Inggris.

Ketika saya bertanya kepada mereka dalam wawancara singkat, ketika

kalian menggunakan bahasa asing apakah kalian bangga karena dianggap

bisa menggunakan bahasa asing. Mereka menjawab tidak bangga

menggunakan bahasa asing, tujuan mereka menggunakan bahasa asing itu

hanya memanfaatkan apa yang mereka pelajari di sekolah dan adanya alat

untuk menerjemahkan. Ada juga yang berargumen bahwa masih banyak

yang kurang menggunakan bahasa asing ketika update di sosial media,

alasannya adalah karena senang menggunakan bahasa asing, bukan berarti

bangga. Ada juga yang lebih suka menggunakan bahasa Indonesia untuk

update di sosial media, ketika mereka update kata-kata nasihat, dia lebih

memilih bahasa Indonesia yang digunakan, tetapi ketika mengutip dari

quotes dia lebih memilih menggunakan bahasa asing. Ada pula yang

Page 56: SIKAP BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31850...i ABSTRAK Nurul Rahmadini, NIM: 1111013000004, “Sikap Bahasa Siswa terhadap Bahasa

45

update status di sosial media menggunakan bahasa asing karena berfungsi

untuk memorizing, karena anak itu mempunyai tipe menghafal melalui

tulisan. Alasan lain juga adalah agar orang luar mengetahui bahwa orang

Indonesia itu pintar berbahasa Inggris, dan juga mempunyai tujuan untuk

kampanye budaya Indonesia melalui media sosial, ketika menggunakan

bahasa Indonesia, otomatis yang mengerti hanya orang Indonesia saja,

tetapi jika menggunakan bahasa asing, tidak hanya orang Indonesia yang

mengetahui, tetapi orang asing pun mengerti.

Kesimpulannya adalah, siswa di SMA An-Najah menggunakan bahasa

asing ketika update di sosial media bukan berarti mereka bangga

menggunakan bahasa asing, tetapi hanya senang, dan juga memanfaatkan

apa yang sudah dipelajari di sekolah, juga agar orang asing tau bahwa

orang Indonesia bisa dan mahir berbahasa asing.

b. Latar Belakang Sejarah Bangsa

Pada faktor ini, terdapat 29 anak menjawab ya dan 11 anak menjawab

tidak. Pada soal a. siswa tidak tertarik belajar bahasa Belanda. Mereka

beralasan bahwa belajar bahasa Inggris saja yang lumayan mudah masih

sulit untuk dimengerti, apalagi jika harus ditambah dengan bahasa Belanda

yang mereka saja masih asing mendengar bahasa Belanda. Dan beberapa

anak tidak tertarik dengan bahasa Belanda karena memang mereka tidak

pernah mendengar bahasa Belanda itu sendiri juga rasa tidak tertarik yang

amat besar sehingga mereka menjawab tidak. Tetapi jika ada kartun atau

film yang berbahasa Belanda kemungkinan besar mereka bisa tertarik

karena adanya translate bahasa Indonesia. Untuk soal yang b. siswa tidak

setuju bahasa Jepang menjadi salah satu mata pelajaran bahasa yang wajib

dipelajari. Ada yang beralasan bahwa anak itu memang benar-benar tidak

suka dengan bahasa Jepang. Ada juga anak yang beralasan bahwa untuk

mata pelajaran dia tidak terlalu suka dan tidak setuju, tetapi kalau untuk

ekstrakurikuler dia setuju. Ada juga siswa yang beranggapan bahwa dia

tidak setuju, dan juga bahasa Jepang itu sulit, lebih baik belajar bahasa

Arab daripada bahasa asing. Meskipun bahasa Arab jug acara

penulisannya beda dengan bahasa Indonesia dan sulitnya hamper sama

Page 57: SIKAP BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31850...i ABSTRAK Nurul Rahmadini, NIM: 1111013000004, “Sikap Bahasa Siswa terhadap Bahasa

46

dengan bahasa Jepang, mereka lebih memilih belajar bahasa Arab

ketimbang belajar bahasa Jepang. Untuk soal c. siswa lebih suka belajar

bahasa Rusia daripada bahasa Jepang karena Jepang pernah menjajah

Indonesia.

Dari tiga belas siswa yang saya wawancara, semuanya menjawab

tidak, mereka ikut merasakan bagaimana masyarakat Indonesia ketika

dijajah oleh Jepang, bagaimana kejamnya Jepang terhadap Indonesia,

mereka lebih memilih belajar bahasa Rusia, meskipun ada juga yang

bingung karena bahasa Rusia dan Jepang masih sama-sama asing.

Meskipun Jepang menjajah atau tidak, jika memang mereka tidak tertarik

dengan bahasa Jepang mereka tidak mau belajar bahasa Jepang. Sebagai

rakyat Indonesia ikut merasakan penderitaan rakyat Indonesia zaman dulu.

Bukan berarti mereka benci terhadap Jepang, tetapi karena ikut merasakan

saja ketika zaman dulu bagaimana Jepang menjajah Indonesia.

Ada juga anak yang tidak percaya bahwa bahasa Indonesia bisa

menggantikan bahasa asing, mereka melihat keadaan warga Indonesia

masih banyak yang suka malas-malasan, ada anak yang di dalam kelas

tidak selalu menggunakan bahasa Indonesia ketika berbicara, karena asal-

usul anak tersebut berasal dari sunda yang rumahnya tidak terlalu jauh dari

sekolah, tetapi jika dengan guru ia selalu menggunakan bahasa Indonesia.

Dikarenakan anak itu ada teman sebaya nya yang rumahnya tidak terlalu

jauh juga, akhirnya mereka berdua memutuskan untuk berbicara dengan

bahasa daerah.

Kesimpulan dari faktor latar belakang sejarah bangsa ini adalah,

bahasa Belanda dan Jepang masih terlalu asing untuk siswa, maka dari itu

mereka sangat tidak tertarik untuk belajar bahasa Jepang maupun Belanda,

ada anak yang benar-benar tidak tertarik dengan Jepang, dari segi film,

anime nya pun mereka tidak tertarik. Mereka mengucapkan bahwa belajar

bahasa Inggris saja susah apalagi ditambah dengan belajar bahasa Belanda

dan Jepang. Bukan berarti mereka benci dengan Jepang karena sudah

pernah menjajah, tetapi mereka hanya bisa merasakan bagaimana

Page 58: SIKAP BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31850...i ABSTRAK Nurul Rahmadini, NIM: 1111013000004, “Sikap Bahasa Siswa terhadap Bahasa

47

penderitaan zaman dulu warga Indonesia diperlakukan oleh Jepang, siswa

hanya menjadi tidak tertarik, bukan berrati membenci bahasa Jepang.

Mereka lebih memilih belajar bahasa Arab daripada harus belajar bahasa

Jepang maupun Belanda.

c. Faktor-faktor Sosial dan Tradisional

Soal b. saya lebih suka film berbahasa Indonesia daripada bahasa

India. Dua anak menjawab tidak, karena mereka menyukai film berbahasa

India, dengan alasan ada translate di dalam filmnya. Jadi ia suka dengan

film berbahasa India. Pada soal c. saya lebih suka belajar bahasa Indonesia

daripada bahasa korea, meskipun budaya Korea sudah berkembang di

Indonesia. Ada anak yang menjawab tidak dengan alasan, bahwa kita

harus tetap mencintai dan melestarikan budaya Indonesia agar lebih

banyak dikenal di luar sana, jangan sampai harus ada negara yang

mengaku karya seni Indonesia.

Kesimpulannya adalah, untuk faktor tradisional dan sosial ini,

beberapa siswa masih mau mengikuti film-film yang sedang berkembang

di Indonesia, meskipun bahasa asing tetapi jika ada translate nya mereka

masih mau menontonnya.

d. Sistem Internal bahasa

Pada soal a. saya senang belajar bahasa Indonesia karena mudah

dipelajari. Satu anak beranggapan bahwa bahasa Indonesia itu susah untuk

dipelajari, tetapi karena bahasa Indonesia adalah bahasa negaranya, maka

ia bertekad untuk selalu membanggakan bahasa Indonesia. Karena terlalu

banyak struktur-struktur kalimat sehingga ia beranggapan bahwa bahasa

Indonesia itu susah. Pada soal b. mempelajari bahasa Indonesia lebih

mudah daripada bahasa asing. Anak yang sama menjawab bahwa lebih

mudah belajar bahasa asing (Inggris) daripada bahasa Indonesia.

Beberapa anak masih beranggapan bahwa bahasa Indonesia itu sulit

tidak seperti bahasa asing. Sulitnya adalah did alam pola kalimat dan

terlalu banyak struktur yang membuat merka sedikit bingung. Untuk

Page 59: SIKAP BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31850...i ABSTRAK Nurul Rahmadini, NIM: 1111013000004, “Sikap Bahasa Siswa terhadap Bahasa

48

bahasa asing mereka hanya tertarik pada bahasa Arab dan bahasa Inggris

saja.

2. Wawancara

Pada hari Sabtu tanggal 23 Januari 2016 dilakukan wawancara dengan

guru bahasa Indonesia yaitu Ibu Hj. Ida Paridah, S.Pd. menurut beliau

respon/ antusias siswa terhadap bahasa Indonesia itu baik dan sangat

antusias mengikuti pelajaran bahasa Indonesia, karena di dalam pelajaran

bahasa Indonesia banyak keterampilan-keterampilan seperti menulis,

membaca, berbicara, apresiasi sastra jadi mereka senang karena bervariasi.

Penggunaan bahasa Sunda juga di dalam kelas terjadi, tetapi sedikit,

itupun dengan teman sebayanya saja. Ketika mereka tidak membawa

pulpen/pensil mereka bertanya pada temannya dengan bahasa Sunda.

Ketika belajar di dalam kelas menggunakan bahasa Indonesia. Penggunaan

bahasa campuran (Indonesia-Sunda) juga terjadi di dalam kelas, tetapi

hanya sedikit, dan yang dominan itu bahasa Indonesia. Anak-anak di kelas

menggunakan bahasa Sunda ketika situasi tertentu saja, dan tidak sering.

Untuk penggunaan bahasa baku, tidak terlalu sering, tetapi jika sedang

diskusi, penyampaian materinya mereka menggunakan bahasa yang baku,

tetapi ketika sedang bertanya mereka menggunakan bahasa campur

maksudnya tidak menggunakan bahasa yang baku seperti ketika sedang

diskusi.

Maka kesimpulan dari hasil wawancara dengan guru bahasa Indonesia

adalah, sikap bahasa siswa kelas XII IPA SMA An-Najah adalah positif,

karena ketika pembelajaran bahasa Indonesia berlangsung mereka semua

lebih banyak menggunakan bahasa Indonesia, ketika berbicara bahasa

daerah/bahasa asing adalah ketika berkomunikasi dengan teman

sebayanya, contohnya adalah ketika hendak meminjam pulpen, penghapus,

atau keperluan lainnya.

Hasil angket sikap bahasa siswa SMA An-Najah terhadap bahasa

Indonesia di dalam kelas yaitu positif, karena di dalam kelas memang

harus menggunakan bahasa Indonesia, maka siswa mematuhi peraturan

Page 60: SIKAP BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31850...i ABSTRAK Nurul Rahmadini, NIM: 1111013000004, “Sikap Bahasa Siswa terhadap Bahasa

49

untuk selalu menggunakan bahasa Indonesia, baik berbicara dengan teman

sebaya maupun dengan guru. Ketika di luar kelas, sikap bahasa siswa

SMA An-Najah menjadi negatif karena pengaruh lingkungan dan teman-

teman sebayanya yang masih banyak menggunakan bahasa daerah ketika

berkomunikasi. Di dalam angket pun masih banyak yang memilih untuk

menggunakan bahasa Asing/ bahasa daerah ketika di luar kelas, seperti

update status di sosial media, lalu lebih menyukai film berbahasa Asing,

dan sebagainya.

Page 61: SIKAP BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31850...i ABSTRAK Nurul Rahmadini, NIM: 1111013000004, “Sikap Bahasa Siswa terhadap Bahasa

50

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sikap bahasa siswa kelas XI

IPA di SMA An-Najah Rumpin Bogor terhadap bahasa Indonesia.

Berdasarkan latar belakang masalah sikap bahasa siswa SMA An-Najah

adalah salah satu contoh masyarakat yang hidup di tengah-tengah

masyarakat yang menggunakan dua bahasa sekaligus sebagai alat untuk

berkomunikasi atau sering disebut sebagai dwibahasawan yang biasanya

menggunakan bahasa Sunda sebagai bahasa ibu dan bahasa Indonesia

sebagai bahasa kedua. Meskipun ada kecenderungan siswa menggunakan

dua bahasa dalam kehidupan sehari-hari, namun bahasa Indonesia juga

dipakai dalam lingkungan formal. Mengingat siswa SMA An-Najah terdiri

dari beragam suku (Jawa dan Betawi) ternyata mereka masih menghargai

bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar resmi.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh siswa

dan guru diperoleh data bahwa siswa menggunakan bahasa Indonesia

dengan baik. Hasil observasi menunjukkan bahwa siswa menggunakan

bahasa Indonesia untuk bertanya kepada guru, untuk menjawab pertanyaan

yang diajukan oleh guru, untuk berdiskusi dengan teman, khususnya

dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

Hasil wawancara terhadap guru menunjukkan bahwa siswa menyukai

dan bangga menggunakan bahasa Indonesia dalam pembelajaran bahasa

Indonesia karena bahasa Indonesia dianggap lebih sopan dan mudah

dipahami untuk digunakan. Siswa menggunakan bahasa Indonesia dengan

baik untuk bertanya kepada guru, menjawab pertanyaan dari guru,

berdiskusi dengan teman dalam pembelajaran.

Berdasarkan hasil penyebaran angket, observasi, dan wawancara

dapat disimpulkan bahwa sikap bahasa siswa kelas XI IPA SMA An-

Najah positif.

50

Page 62: SIKAP BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31850...i ABSTRAK Nurul Rahmadini, NIM: 1111013000004, “Sikap Bahasa Siswa terhadap Bahasa

51

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat

diberikan sebagai berikut:

1. Penggunaan bahasa Indonesia di sekolah lebih ditingkatkan lagi,

khususnya dalam pembelajaran bahasa Indonesia mengingat bahwa bahasa

Indonesia adalah bahasa persatuan republik Indonesia.

2. Sebaiknya guru lebih mengutamakan penggunaan bahasa Indonesia dalam

proses pembelajaran agar siswa semakin termotivasi untuk lebih

meningkatakan penguasaan terhadap bahasa Indonesia.

3. Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai sikap bahasa Indonesia siswa

secara mendalam.

4. Peneliti selanjutnya kemungkinan dapat memanfaatkan instrumen dalam

penelitian ini untuk melakukan penelitian yang terkait dengan

memperbaiki atau menyesuaikannya dengan tujuan dari penelitian yang

dikehendaki.

C. Implikasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sikap bahasa siwa saat

pembelajaran bahasa Indonesia baik. Hal tersebut dapat digunakan sebagai

salah satu penanda keberhasilan pembelajaran keterampilan bahasa

Indonesia. Peningkatan kemampuan berbahasa siswa mendapat pengaruh

dari guru sehingga disarankan guru lebih memperhatikan aspek-aspek

penggunaan bahasa Indonesia dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

Page 63: SIKAP BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31850...i ABSTRAK Nurul Rahmadini, NIM: 1111013000004, “Sikap Bahasa Siswa terhadap Bahasa

52

DAFTAR PUSTAKA

Aslinda dan Leni Syafyahya. Pengantar Sosiolinguistik. Bandung: Refika

Aditama, 2007

Azwar, Saifuddin. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta:

PustakaPelajar, 2011.

Basrowi dan Suwandi. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta,

2008.

Brown, H. Douglas. Prinsip Pembelajaran, dan Pengajaran Bahasa, Edisi

Kelima. Jakarta: Pearson Education, 2008

Bungin, Burhan. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2003.

Chaer Abdul. Kajian Bahasa Struktur Internal, Pemakaian dan Pemelajaran.

Jakarta: Rineka Cipta, 2007.

--------------- dan Leonie Agustina. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta:

Rineka Cipta, 2010.

Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 1999.

Gerungan. Psikologi Sosial. Bandung: Eresco. 1988.

Hadeli. Metode Penelitian Kependidikan. Jakarta: Quantum Teaching, 2006.

HP, Achmad dan Alex Abdullah. Linguistik Umum. Jakarta: Erlangga, 2012.

Iskandarwassid dan Dadang Sunendar Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2009.

Jendra, Made Iwan Indrawan. Sociolinguistics: The Study of Societies’ Language.

Yogyakarta: Graha llmu, 2010.

Kridalaksana, Harimurti. Kamus Linguistik Edisi Keempat. Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama, 2009.

Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan, Cet. VI. Jakarta: Rineka Cipta,

2004.

Syah, Muhibbin. Psikologis Belajar. Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999.

Nababan, P.W.J. Sosiolinguistik Suatu Pengantar. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama, 1993.

Parera, Jos Daniel. Kajian Linguistik Umum Historis Komparatif dan Tipologi

Struktural. Jakarta: Erlangga, 1991.

Sumarsono dan Partana Pataina. Sosiolinguistik. Yogyakarta: Sabda, 2002.

Pateda, Mansoer. Sosiolinguistik. Bandung: Angkasa, 1994.

Putra, Nusa. Metode Penelitian Kualitatif Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers,

2013.

52

Page 64: SIKAP BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31850...i ABSTRAK Nurul Rahmadini, NIM: 1111013000004, “Sikap Bahasa Siswa terhadap Bahasa

53

Santoso, Kusno Budi. Problematika Bahasa Indonesia: Sebuah Analisis Praktis

Bahasa Baku. Jakarta: Rineka Cipta, 1990.

Sudjino, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2012.

Sugiyono. Metodologi Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif

dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2009.

Sukmadinata, Nana S. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2012.

Zuriah, Nurul. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, Teori aplikasi.

Jakarta: Bumi Aksara, 2006.

baik dimanapun berada. E-mail [email protected].

Page 65: SIKAP BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31850...i ABSTRAK Nurul Rahmadini, NIM: 1111013000004, “Sikap Bahasa Siswa terhadap Bahasa
Page 66: SIKAP BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31850...i ABSTRAK Nurul Rahmadini, NIM: 1111013000004, “Sikap Bahasa Siswa terhadap Bahasa
Page 67: SIKAP BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31850...i ABSTRAK Nurul Rahmadini, NIM: 1111013000004, “Sikap Bahasa Siswa terhadap Bahasa
Page 68: SIKAP BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31850...i ABSTRAK Nurul Rahmadini, NIM: 1111013000004, “Sikap Bahasa Siswa terhadap Bahasa
Page 69: SIKAP BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31850...i ABSTRAK Nurul Rahmadini, NIM: 1111013000004, “Sikap Bahasa Siswa terhadap Bahasa
Page 70: SIKAP BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31850...i ABSTRAK Nurul Rahmadini, NIM: 1111013000004, “Sikap Bahasa Siswa terhadap Bahasa
Page 71: SIKAP BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31850...i ABSTRAK Nurul Rahmadini, NIM: 1111013000004, “Sikap Bahasa Siswa terhadap Bahasa

RIWAYAT HIDUP

Nurul Rahmadini lahir di Jakarta pada tanggal 13

Desember 1993. Anak pertama dari tiga bersaudara ini

lahir dari pasangan Bapak Iriyanto dan Ibu Hj. Ida

Paridah, S.Pd. Ibu dari Hizbiyah Haya Maulidah ini

sekarang bertempat tinggal di Jln. Raya Lapan

Cikoleang Rt 10/04 Sukamulya Rumpin Bogor.

Ibu satu orang anak ini menyelesaikan

pendidikan sekolah dasar di SDN Rahayu Suradita

lulus pada tahun 2005, MTs An-Najah lulus pada tahun 2008, SMA An-Najah lulus

pada tahun 2011, kemudian pada tahun 2011 melanjutkan pendidikan di Universitas

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengambil jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia. Motto hidupnya adalah jadilah manusia yang bermanfaat bagi orang lain

tidak peduli bagaimana keadaan hari esok, yang terpenting adalah selalu berbuat baik

dimanapun berada. E-mail [email protected].