SIGNIFIKANSI PEMBELAJARAN AL-QURA’N HADIS DALAM …

28
-169- SIGNIFIKANSI PEMBELAJARAN AL-QURA’N HADIS DALAM MEMBENTUK PRIBADI YANG TOLERANPADA MASYARAKAT INDUSTRI 4.0 (Studi analisis di MI NU Kumpulrejo Kaliwungu Kabupaten Kendal ) Muhamad Nurudin Lector of Hadit in IAIN Kudus Latar Belakang Kesuksesan pembelajaran studi keislaman (islamic study) terkait dengan berbagai hal yang kompleks, seperti; prilaku pengajar (uswah), metode, materi, media, input, dan institusi pembelajaran. Maka dari itu pelaksanaannya tidak seperti membalikkan dua telapak tangan,mengingat banyaknya problematika yang dihadapi. Di antara berbagai masalah tersebut, tujuan pembelajaran memiliki peran yang vital, karena tujuan yang tidak tepat akan menghasilkan pemahaman agama yang berseberangan dengan tujuan risalah. Akibatnya seringkali muncul konfliks antar agama dan keyakinan yang dianutnya. Kini, masyarakat menyadari bahwa pemahaman agama yang tidak tepat berdampak besar terhadap kehidupan, terutama tujuan hidup bernegara, seperti; munculnya paham radikalisme, fanatisme sempit, ekslusivisme, anti demokrasi, bahkan anti nasionalisme. Sikap ini memicu lahirnya berbagai bahaya, misalnya; teror terhadap rumah ibadah, aparat pemerintah, lembaga pendidikan, penjarahan, pembunuhan karakter, hingga terjadi pertumpahan darah. Pemahaman agama diperoleh melalui pembelajaran terhadap berbagai ilmu keislaman yang meliputi; Ilmu al- Qur’an, Ilmu Kalam (Teologi), Ushul Fiqh, Ilm al-Fiqh, Ilmu

Transcript of SIGNIFIKANSI PEMBELAJARAN AL-QURA’N HADIS DALAM …

Page 1: SIGNIFIKANSI PEMBELAJARAN AL-QURA’N HADIS DALAM …

-169-

SIGNIFIKANSI PEMBELAJARAN AL-QURA’N HADIS DALAM MEMBENTUK PRIBADI YANG TOLERANPADA

MASYARAKAT INDUSTRI 4.0 (Studi analisis di MI NU Kumpulrejo Kaliwungu

Kabupaten Kendal )

Muhamad Nurudin Lector of Hadit in IAIN Kudus

Latar BelakangKesuksesan pembelajaran studi keislaman (islamic study)

terkait dengan berbagai hal yang kompleks, seperti; prilaku pengajar (uswah), metode, materi, media, input, dan institusi pembelajaran. Maka dari itu pelaksanaannya tidak seperti membalikkan dua telapak tangan,mengingat banyaknya problematika yang dihadapi. Di antara berbagai masalah tersebut, tujuan pembelajaran memiliki peran yang vital, karena tujuan yang tidak tepat akan menghasilkan pemahaman agama yang berseberangan dengan tujuan risalah. Akibatnya seringkali muncul konfliks antar agama dan keyakinan yang dianutnya.

Kini, masyarakat menyadari bahwa pemahaman agama yang tidak tepat berdampak besar terhadap kehidupan, terutama tujuan hidup bernegara, seperti; munculnya paham radikalisme, fanatisme sempit, ekslusivisme, anti demokrasi, bahkan anti nasionalisme. Sikap ini memicu lahirnya berbagai bahaya, misalnya; teror terhadap rumah ibadah, aparat pemerintah, lembaga pendidikan, penjarahan, pembunuhan karakter, hingga terjadi pertumpahan darah.

Pemahaman agama diperoleh melalui pembelajaran terhadap berbagai ilmu keislaman yang meliputi; Ilmu al-Qur’an, Ilmu Kalam (Teologi), Ushul Fiqh, Ilm al-Fiqh, Ilmu

Page 2: SIGNIFIKANSI PEMBELAJARAN AL-QURA’N HADIS DALAM …

170| Muhamad Nurudin

Elementary Vol. 7 No.1 Januari-Juni 2019

Tafsir, Ilmu Hadis, dan Ilmu Tasawuf, Ilmu bahasa Arab, dan Ilmu Sejarah Islam. Di antara berbagai cabang keilmuan tersebut, ilmu tentang al-Qur’an dan Hadissangat urgen, karena menyangkut sumber pokok ajaran yang menjadi inti atas semua keilmuan. Ilmu itu dikenal sumber ajaran (masdar asasi) dengan nama Ilmu al-Qur’an, Tafsir, dan Ilmu Hadis.

Perkembangan keilmuan Qur’an dan Hadis pada abad kedua puluh satu sangat pesat, bahkan telah menjadi pokok kajian masyarakat global. Ia tidak hanya menjadi bahan kajian di perguruan Tinggi Islam, tetapi juga dipelajari oleh berbagai Perguruan Tinggi terkenal. Bahkan menjadi kajian penting di masyarakat global, meskipun perkembangan teknologi telah mencapai titik kulminasi. Artinya, ada nilai-nilai signifikan yang patut digali dari makna kedua teks tersebut, meskipun perubahan zaman berlangsung sangat pesat, seperti pada era revolusi industri keempat (4.0).

Pengajaran Al-Qur’an dan Hadis memperoleh tempat terhormat,hal ini ditandai dengan banyaknya kelompok kajian tersebut. Misalnya; pengajian tentang Tafsir-Hadis, Prodi Tafsir-Hadis, lembaga Pendidikan al-Quran, Living Qur’an dan Hadis, kajian Ilmu Agama. Pendek kata, kajian al-Qur’an dan Hadis marak dalam bentuk lembaga formal maupun nonformal.

Signifikansi kajian keilmuan di bidang Qur’an dan Hadis minimal terkait oleh dua hal, antara lain; pertama, keduanya merupakan sumber ajaran Islam (masdar al-asasi) yang masih dipegang teguh oleh umatnya meskipun suasana telah berubah. Di tengah revolusi industri 4.0, pada umumnya eksistensi kitab suci tidak mampu bertahan,karena tereliminir oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun bagi umat muslim hal ini tidak terjadi, bahkan kadang timbul permasalahan akibat over dosis terhadap ajaran. Kedua, selain menjadi sumber ideologi, kedua dasar itu juga menjadi sumber ilmu pengetahuan (sains), sehingga terjadi sinergi antara ilmu pengetahuan dengan ilmu agama.

Studi keislaman, terutama Al-Qur’an dan Sunah telah dikembangkan secara luas oleh berbagai Perguruan

Page 3: SIGNIFIKANSI PEMBELAJARAN AL-QURA’N HADIS DALAM …

Signifikansi Pembelajaran Al-Qura’n Hadis... |171

Elementary Vol. 7 No.1 Januari-Juni 2019

Tinggi di dunia Barat, seperti di Universitas Oxford, Inggris, Universitas Sorbon, Prancis, Universitas Bonn, Jerman, bahkan di Universitas Harvard, Amerika. Tujuannya tidak lain untuk mengetahui kandungan yang ada pada al-Qur’an dan Hadis yang menyimpan berbagai misteri keilmuan.

Meskipun telah berkembang di masyarakat global, dalam prakteknya pengaruh ajaran tersebut belum signifikan,terbukti banyak prilaku yang tidak mencerminkan nilai qur’any.Misalnya;tindak premanisme, radikalisme, kebohongan publik, korupsi, dehumanisasi, dan sikap intoleransi ramai dalam berbagai bentuk.Hal ini menunjukkan ada sejumah permasalahan terkait dengan pengajaran Qur’an dan Hadis.

Salah satu sikap berbahaya bagi bangsa Indonesia adalah intolerandalam arti luas. Sikap ini membahayakanterhadap kelangsungan hidup bangsa dan negara yang majemuk. Padahal hidup yang toleran (at-tasa’mukh) telah diajarkan dalam al-Qur’an dan Sunah melalui beberapa event, terutama pada waktu peletakan negara Madinah (Madinah Charter).

Berbagai sikap yang memicu kehidupan intoleran adalah berita penyebaran berita hoaks, saling menghujat, pembakaran tempat ibadah, dan politisasi agama. Sikap-sikap ini tidak sesuai dengan tujuan risalah itu sendiri, yaitu sebagai rahmat semesta alam (QS. 21: 107).

Selain sebagai rahmat, tujuan diturunkan wahyu adalah sarana mewujudkan kesejahteraan hidup bagi pemeluknya baik di dunia maupun akhirat. Untuk itu proses penyebarannyapun dilakukan dengan arif bijaksana (QS. 17: 125) tanpa paksaan, penuh toleran, serta tanpa kekerasan. Implementasinya adalah terwujud kerukunan hidup, saling mencintai antara sesama, tolong menolong, bekerja sama untuk mencapai satu tujuan bernegara dan mengatasi persoalan yang dihadapi.

Penanaman nilai agama sejak dini sangat penting, dimaksudkan agar nilai tersebut membekas di hati anak-anak guna menghindari berbagai pengaruh negatifyang muncul di masa berikutnya, seperti budaya skuler dan radikal. Hal ini dikarenakan keduanya sangat bertentangan dengan tujuan

Page 4: SIGNIFIKANSI PEMBELAJARAN AL-QURA’N HADIS DALAM …

172| Muhamad Nurudin

Elementary Vol. 7 No.1 Januari-Juni 2019

risalah. Akibatnya, nilai-nilai agama justru menjadi sumber konfliks, bukan sumber perdamaian.1

Dalam penelitiannya tentang “Penguatan Pendidikan Toleransi Sejak Dini”, Zaini menyimpulkan bahwa masa golden age adalah langkah yang paling efektif untuk membentuk karakter siswa, termasuk menanamkan nilai toleransi.2

Lingkuppembelajaran materi al-Qur’an dan Hadis di MI menyangkut beberapa hal, antara lain; tata cara membaca dan menulis, cara penerjemahan, cara memahami kandungan (tafsir), cara mengetahui kandungan hadis (syarah), serta cara mengaplikasikan nilai (transformation of value) dalam kehidupan sehari-hari. Semuanya tidak terlepas dari proses pembelajaran (learning) yang tepat.3

MI Kumpulrejo adalah salah satu lembaga pendidikan formal yang mengajarkan keilmuan Qur’an dan Hadis secara spesifik, sebab materi tersebut dijadikan wahana nilai toleransi, sebuah institusi pendidikan formal dan bercirikan Islam pada level dasar (elementery) di Indonesia. Tujuan utama pendirian lembaga tersebut adalah untuk membekali para siswa agar memiliki pengetahuan, ketrampilan, dan sikap baik di bidang ilmu pengetahuan umum maupun ilmu agama secara seimbang, terutama pada tingkat dasar.4

Kemunculan lembaga tersebut telah ada sejak berdirinya NKRI pada tahun 1945, lalu berkembang mengikuti arah perubahan zaman dengan munculnya lembaga pendidikan umum. Sehingga menjadi ciri khas sistem pendidikan di Indonesia yang bercirikan agama (Islamic education) dengan kurikulum perpaduan antara pendidikan agama dan pendidikan umum (general education). Jadi adanya sistem ini, maka lahirlah ‘dualisme’ pendidikan yang hanya berlaku di negara Indonesia.

1 Imas Kurniasih, Pendidikan Anak Usia Dini, Educatia, 2009, hal. 3. 2 Zaini, Penguatan Pendidikan Toleransi Anak Usia Dini, Journal Tahun

2010, hal. 2.3 Ahmad Lutfi, Pembelajaran Al-Qur’an Hadis, (Jakarta: Kemenag RI

, 2009), hal. 6.4 Sekilas Pandang MI Kumpulrejo Tahun 2012.

Page 5: SIGNIFIKANSI PEMBELAJARAN AL-QURA’N HADIS DALAM …

Signifikansi Pembelajaran Al-Qura’n Hadis... |173

Elementary Vol. 7 No.1 Januari-Juni 2019

Tidak hanya terkait dengan masalah keilmuan, keunikan penyelenggaraan pendidikan di Indonesia juga menyangkut ‘ideologi keagamaan’, yang ada, seperti Ahlussunnah wal Jama’ah. Semangat ini menjadi faktor utama berdirinya madrasah MI NU 04 Kumpulrejo Kaliwungu, Kendal,menjadi Madrasah Ibtidaiyyah yang berideologi Aswaja..

Jadi, keberadaan MI Kumpulrejo senafas dengan Madrasah Nizamiyah yang dibangun oleh Nizamul Muluk pada masa Abasiyah dulu, yaitu untuk menjaga kelangsungn akidah Sunni dari pengaruh keyakinan lain.

Tidak hanya menjadi benteng akidah Suni di Kumpulrejo dan sekitarnya, lembaga pendidikan yang didirikan pada tahun 1954 itu juga bertujuan untuk mendidik putra-putri NU agar memiliki pengetahuan yang seimbang (balance) antara ilmu agama dan ilmu umum bercirikan akidah Ahlussunnah wal Jama’ah,5 memiliki kepedulian terhadap kearifan lokal baik di bidang seni, budaya, dan sosial keagamaan, serta memiliki rasa tasamukh yang tinggi terhadap perbedaan yang ada di negara RI, baik secara politik, budaya, maupun keyakinan.6

Salah satu langkah mencapai tujuan pendidikan di atas, dibebankan pada mata pelajaran al-Qur’an dan Hadis. Hal ini didasarkan atas pertimbangan bahwa di dalam materi tersebut berisi tentang sikap toleran. Seperti halnya ayat dan hadis toleransi, sikap tolong menolong kepada sesama, dan rasa nasionalisme. Oleh sebab itu,cara ini dipandang sangat efektif dalam mewujudkan cita-cita tersebut.78Untuk itu peranan pengajaran tersebut sangat tepat dalam mewujudkan kehidupan yang toleran.

Proses pembelajaran sangat berperan terhadap sikap dan prilaku anak, sebagaimana dikatakan oleh Oemar Hamalik bahwa proses pembelajaran sangat menentukan terhadap

5 AD / ART MI NU Kumpulrejo, hal. 1.6 Omar Hamalik,Kurikulum dan Pembelajaran,(Bandung: Alumni, 2005),

hal. 32.7 AD/ART MI NU hal. 2.8 Wawancara dengan Sri Lestari, S.Pd.I, Kepala Madrasah MI NU

Kumpulrejo, Kaliwungu, Kendal tanggal 3 Mei 2014.

Page 6: SIGNIFIKANSI PEMBELAJARAN AL-QURA’N HADIS DALAM …

174| Muhamad Nurudin

Elementary Vol. 7 No.1 Januari-Juni 2019

penguasaan materi9, seperti tentang toleransi. Dalam suasana belajar anak diajarkan, dibimbing, dan diarahkan dalam membentuk prilakunya setiap hari.

Melihat pentingnya pengaruh pembelajaran terhadap prestasi akademik baik di bidang keagamaan, ilmu pengetahuan, seni budaya, maupun olah ragadi MI NU 04 Kumpulrejo. Maka suasana belajar selalu dilakukan secara efektif dan kondusif. Demikian juga menyangkut sikapmoral, sosial, maupun tata berbangsa dan bernegara, yang telah menjadi bagian hidup sehari-hari di kalangan peserta didik.Hal ini mencerminkan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945 sebagai dasar negara telah diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan para peserta didik juga tidak terpengaruh oleh arus globalisasi dan rongrongan akidah yang tidak sesuai dengan paham NU. Mereka memiliki sikap fanatik terhadap keyakinan yang dipegang, juga toleran terhadap paham lain.

Dilihat dari segi millew, masyarakat di daerah Kumpulrejo termasuk kategori plural, baik dalam arti akidah, sosial keagamaan, maupun politik. Semua memiliki basis massa yang cukup kuat. Oleh karenanya daerah tersebut merupakan ciri prototipe bangsa Indonesia yang dalam kehidupan plural.Mereka menjunjung tinggi nilai tasamukh, bahkan sampai saat ini masih terlihat di nyata dalam berbagai corak dan ragam10.

Ciri masyarakat global (the global village) adalah menjunjung tinggi pluralisme (kemajemukan), yaitu faham yang menerima perbedaan dalam segala aspek kehidupan, seperti aspek sosial, politik, ekonomi, budaya, bahasa, ras, warna kulit, maupun agama. Bahkan nilai-nilai tersebut telah menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari. Mereka menyadari perbedaan dalam berbagai bentuk tidak mungkin dihindari dari kehidupan, karena sejak terlahir memiliki sikap dan budaya yang beragam.

Wilson Bhara Watu dalam tulisannya “Menggagas Pendidikan Toleransi”, menjelaskan, sikap toleransi bagi bangsa

9 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Alumni, 2005, hal. 12.

10 Observasi peneliti pada tanggal 3 Nopember 2014.

Page 7: SIGNIFIKANSI PEMBELAJARAN AL-QURA’N HADIS DALAM …

Signifikansi Pembelajaran Al-Qura’n Hadis... |175

Elementary Vol. 7 No.1 Januari-Juni 2019

Indonesia sangat diperlukan, karena kenyataan yang dihadapi sangat plural. Dengan dipupuk secara baik dan benar, sikap ini dapat terwujud secara nyata seperti yang terjadi di provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).11 Sikap toleransi dapat terwujud karena dua hal, yaitu; berangkat dari ranah teori, yang ditanamkan melalui pendidikan toleransi sebenarnya berangkat pada dua ranah yaitu pada ranah teoritis berupa pengetahuan tentang toleransi. Kedua, melalui ranah praktis, berupa interaksi antar kelompok yang berbeda keyakinan maupun pandangan.

Penelitian Wilson di atas sangat menarik dibahas, karena untuk membangun kehidupan yang toleran diperlukan satu generasi utuh, dan terdidik secara toleran yang dimulai sejak dini. Pentingnya penanaman toleransi sejak dini juga didukung hasil penelitian Zaini di Tulungagung. Dalam tulisannya “Penguatan Pendidikan Toleransi Sejak Usia Dini” (Menanamkan Nilai-nilai Toleransi Dalam Pluralisme Beragama Pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Di Kabupaten Tulungagung Tahun 2010)ia menyimpulkan bahwa sikap toleransi yang baik dan tulus harus ditanamkan sejak dini, terutama melalui pengajaran cinta kasih seperti pada siswa PAUD yang ada di wilayah Tulungagung.12

Menyadari pentingnya sikap toleran tersebut, maka MI Kumpulrejo berusaha menanamkan sikap tersebut secara sungguh-sungguh kepada siswa-siswinya. Misalnya melalui pembelajaran Al-Qur’an Hadis yang berlangsung secara demokratis, moderat, dan responsible terhadap kearifan lokal. Seperti ketika mengajarkan materi tentang ayat ketauhidan, mereka selalu menyisipkan paham toleransi, dalam mengajarkan ayat dan hadis tentang akhlakul karimah mengaitkan dengan bebagai kebiasaan dan sikap di masyarakat yang dipandang luhur,

Dalam mengajarkan materi tentang etos kerja yang tinggi, mengaitkan dengan sikap bangsa Barat dan China yang telah maju. Padahal nilai-nilai etos kerja ada dalam kehidupan umat Islam. Dalam memberlakukan peserta didik ditanamkan

11 Wilson Bhara Watu, Menggagas Pendidikan Toleransi,Edukasi , 2017.12 Zaini, Ibid., hal. 4.

Page 8: SIGNIFIKANSI PEMBELAJARAN AL-QURA’N HADIS DALAM …

176| Muhamad Nurudin

Elementary Vol. 7 No.1 Januari-Juni 2019

sikap tidak membeda-bedakan terhadap peserta didik, dan menanamkan sikap toleran akibat perbedaan paham, keyakinan yang ada di madrasah.13

Melihat pentingnya sikap toleransi di atas, penulis tertarik meneliti masalah tersebut, terutama yang terinspirasi oleh hasil pembelajaran Al-Qur’an Hadis, dengan judul “Signifikansi Pembelajaran Qur’an Hadis di MI NU Kumpulrejo Kaliwungu Kendal dalam Menanamkan Sikap Toleransi”.

Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang di atas, ada dua masalah yang

perlu dibahas di sini, yaitu:Bagaimana proses pembelajaran Qur’an dan Hadis di MI 1. NU Kumpulrejo Kaliwungu, Kendal dalam mewujudkan sikap toleransi ?Apa saja keberhasilan yang telah dicapai dalam proses 2. pembelajaran Qur’an dan Hadis di MI NU Kumpulrejo Kaliwungu Kendal terkait dengan sikap toleransi?Factor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap proses 3. Qur’an dan Hadis di MI NU Kumpulrejo Kaliwungu Kendal ?

Tujuan PenelitianUntuk mengetahui tentang Metodologi Pembelajaran 1. Qur’an dan Hadis di MI NU Kumpulrejo Kaliwungu Kendal ?Untuk mengetahui berbagai keberhasilan yang telah 2. dicapai dalam pembelajaran Qur’an dan Hadis di MI NU Kumpulrejo Kaliwungu Kendal khususnya di bidang toleransi ?Untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh 3. terhadap pembelajaran Qur’an dan Hadis di MI NU Kumpulrejo Kaliwungu Kendal ?

13 Observasi peneliti pada tanggal 5 Nopember 2014 di MI NU Kumpulrejo, Kaliwungu, Kendal.

Page 9: SIGNIFIKANSI PEMBELAJARAN AL-QURA’N HADIS DALAM …

Signifikansi Pembelajaran Al-Qura’n Hadis... |177

Elementary Vol. 7 No.1 Januari-Juni 2019

Pembelajaran al-Qur’an Hadis

Pengertian Pembelajarana. Istilah pembelajaran berasal dari kata dasar “ajar” ditambah

awalan “pe” dan akhiran “an”, menjadi “pembelajaran”, yang berarti proses, perbuatan, cara mengajar, kepada setiap anak didik yang akan belajar. Kata pembelajaran merupakan terjemah dari bahasa Inggris study, artinya belajar,dalam bahasa Arab disebut ta’lim, artinya pengajaran.Semuanya mengandung arti yang sama.

Secara sederhana, istilah pembelajaran bermakna sebagai upaya untuk membelajarkan seseorang atau sekelompok orang melalui berbagai upaya (effort) dan strategi, metode, dan pendekatan ke arah pencapaian tujuan yang telah direncanakan.14 Sedangkan menurut Oemar Hamalik pembelajaran adalah suatu modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman, artinya proses interaktif yang berlangsung antar guru dan siswa dengan tujuan untuk memperoleh pengetahuan, ketrampilan, sikap, serta memantapkan apa yang dipelajari.15

Menurut Correy,16 sebagaimana dikutip Sardiman, pakar pendidikan modern ini mengatakan yang dimaksud dengan pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ikut serta dalam tingkah laku tertentu, sebagai sumber khusus dari pendidikan.

Sardiman dalam bukunya yang berjudul “Interaksi dan Motivas dalam Belajar Mengajar” menyebutkan istilah pembelajaran dengan interaksi edukatif,yaitu interaksi yang dilakukan secara sadar dan bertujuan untuk mendidik peserta didik ke arah kedewasaan. sesuai dengan tugas perkembangan yang dijalani.17.

Adapun pengertian pembelajaran secara formal 14 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa

Indoseia, hal. 109215 Ibid.,36.16 Sardiman, Interaksi dan Motivas dalam Belajar Mengajar,(Jakarta:

1998, Rineka Cipta: 1998), hal. 12.17 Ibid., hal. 12.

Page 10: SIGNIFIKANSI PEMBELAJARAN AL-QURA’N HADIS DALAM …

178| Muhamad Nurudin

Elementary Vol. 7 No.1 Januari-Juni 2019

sebagaimana terdapat dalam rumusan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) tahun 2003, sebagai berikut:” Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”.18

Jadi, berdasarkan rumusan berbagai definisi di atas yang menjadi unsur penting pembelajaran adalah meliputi; peserta didik, pendidik, dan proses pendidikan, tujuan, kurikulum, dan sarana prasarana. Kesemuanya senantiasa bersinergi secara utuh untuk mencapai target yang diharapkan.

Al-Qur’an Hadisb. Pengertian Al-Qur’an secara bahasa adalah bacaan,

menurut istilah ulama tafsir adalah kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw., secara mutawatir, melalui perantara malaikat Jibril As., membacanya sebagai ibadah, petunjuk bagi manusia yang dimulai dari Surat al-Fatihah, dan diakhiri surat an-Nas.19 Sedangkan kata hadis secara bahasa adalah berita, khabar, cerita. Menurut istilah ahli hadis adalah segala sesuatu yang berasal dari Nabi Muhammad Saw., baik berupa perkaitaan, perbuatan, ketetapan, sifat dan tingkah laku beliau, serta kisah hidup setelah diangkat menjadi Nabi.20

Berangkat dari kedua definisi di atas disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan Pembelajaran Al-Qur’an dan Hadis di MI adalah suatu upaya dalam menyampaikan materi pelajaran yang isinya menyangkut masalah tentang wahyu Allah dan kehidupan Nabi Muhammad Saw., yaitu al-Qur’an dan Hadis Nabi yang berisi tata cara membaca dengan tartil, menulis, menghafal, memahami, dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan kurikulum yang ditetapkan pada lembaga madrasah tingkat Ibtidaiyyah.21

18 UU SPN No. 20 Tahun 2003, hal. 3.19 Manna’ al-Qattan, Membahas Ilmu-ilmu Al-Qur’an, Jakrta: Litera

Antar Nusa, 1986, hal. 34.20 Ahmad Lutfi, Ibid., hal. 34.21 Mukti Ali, Metodologi Pemahmaan Agama Islam, (Bandung: Mizan,

1989), hal. 3.

Page 11: SIGNIFIKANSI PEMBELAJARAN AL-QURA’N HADIS DALAM …

Signifikansi Pembelajaran Al-Qura’n Hadis... |179

Elementary Vol. 7 No.1 Januari-Juni 2019

Berbicara tentang struktur ilmu pengetahuan, al-Qur’an dan hadis adalah kategori ilmu agama (theologi), tidak sama dengan ilmu yang lain, karena tingkat kebenarannya mutlak, yaitu menyangkut keyakinan (doctrine). Meskipun demikian, pola pemahamannya bersifat historis, karenanya tidak meninggalkan rasio dan empiri. Dengan kata lain, sifatnya mutlak, tetapi cara penjelasannya berangkat dari logika yang biasa dipakai masyarakat ilmiah.

Menurut Prof. Dr. Mukti Ali, kajian Ilmu Agama dikenal dengan istilah saintific cum doctriner,22 yaitu ilmu pengetahuan yang didasarkan pada keyakinan, ditelaah secra ilmiah. Oleh karenanya pembelajaran ilmu ini sangat unik dalam dunia pendidikan dasar terutama dalam kehidupan yang serba positifistik.

Materi Pembelajaran al-Qur’an Hadis c. Berdasarkan struktur kurikulum MI menurut Kemenag

RI, Materi pembelajaran al-Qur’an Hadis di MI antara lain sebagai berikut; (1) Membaca al-Qur’an dan Hadis, (2) Menulis al-Qur’an dan Hadis, (3)Menghafal al-Qur’an dan Hadis, (4) Mengartikan al-Qur’an dan Hadis,(5) Memahami al-Qur’an dan Hadis, (6) serta mengamalkan kandungan al-Qur’an dan Hadis. Adapun ayat al-Qur’an yang dijadikan tema kajian adalah ayat-ayat pada surat pendek terutama dalam juz ‘amma. Sedangkan hadis-hadis pilihan meliputi hadis keimanan, rukun Islam, akhlak kepada tetangga, sikap toleran, persaudaraan muslim, amalan yang utama, tolong-menolong, dan lain-lain.23

Masing-masing bentuk materi tersebut memiliki tujuan dan manfaat tersendiri,tetapi saling menunjang antara materi yang satu dengan lainnya. Oleh karenanya, pembelajaran ini bersifat integral, artinya pembelajaran yang menekankan adanya satu kesatuan antar aspek yang tidak terpisahkan. Oleh karenanya perlu diterapkan sistem pembelajaran yang holistik, yaitu sistem penbelajaran yang menyeluruh di antara beberapa materi yang ada.

22 Ibid., hal. 3.23 Ahmad Lutfi, Ibid., hal. 13.

Page 12: SIGNIFIKANSI PEMBELAJARAN AL-QURA’N HADIS DALAM …

180| Muhamad Nurudin

Elementary Vol. 7 No.1 Januari-Juni 2019

Toleransid. Pengertian Toleransi1.

Kata toleransi berasal dari bahasa Inggris, dari kata tolerance, artinya batas ukur, maksudnya adalah sikap menghargai perbedaan pendapat dengan orang lain.24 Sedangkan menurut istilah sebagai berikut;

Ignas Kleden 2. Pakar sosiologi di Indonesia ini menjelaskan

yang dimaksud dengan toleransi adalah kemampuan untuk mengaitkan dan menghubungkan diri (linking) serta melepaskan diri dari sistem nilai yang dianut(delinking).25 Teorinya dikenal dengan istilah linking and delinking.

Dalam dunia pendidikan, linking berkaitan dengan kemampuan institusi pendidikan mengaitkan relevansi pembelajarannya pada kehidupan masyarakat konkret. Sedangkan delinking artinya, kemampuan sekolah untuk melepaskan diri dari lingkungan masyarakat meskipun bagian miniatur dari masyarakat, karena tidak identik dengan masyarakat, mereka mesti mampu mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi dunia luar.

Zuhairi Misrawi3. Ia adalah pakar pluralisme di Indonesia,

mempunyai konsep toleransi yang disebut democration-moderation.Demokrasi artinya kebebasan menentukan sikap dan pendapat. Sedangkan kata moderation adalah bersikap tengah-tengah, tidak terperosok pada demokrasi dan diktator.26

Menurut Zuhairi Misrawi, demokrasi adalah musuh kediktatoran, moderasi lawan intoleransi dan ekstrimisme, karena itu jalan terbaik dalam masyarakat yang plural yaitu rekonsiliasi antara demokrasi

24 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indoseia, hal. 1062

25 Ignas Kleden, Ibid., hal. 149.26 Zuhairi Misrawi, Demokrasi Atas Bawah,

Page 13: SIGNIFIKANSI PEMBELAJARAN AL-QURA’N HADIS DALAM …

Signifikansi Pembelajaran Al-Qura’n Hadis... |181

Elementary Vol. 7 No.1 Januari-Juni 2019

dan moderasi untuk menggempur kediktatoran dan intoleransi.

Metode Penelitian Metode penelitian yang dipakai di sini adalah metode

kualitatif, yaitu metode yang mendasarkan pada kondisi obyek yang alamiah (apa adanya), sesuai dengan kenyataan di lapangan. Tehnik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan) analisis data bersifat induktif, hasil penelitiannya lebih menekankkan makna daripada generalisasi.27 yaitu memperoleh data secara mendalam melalui wawancara, observasi, dan studi dokementasi.

Alasan penggunaaan metode kualitatif dengan pendekatan lapangan (field research) karena permasalahan belum jelas, bersifat holistic, kompleks, dinamis dan penuh makna. Selain itu peneliti bermaksud memahami situasi secara mendalam guna menemukan pola hipotesis dan teori. Tujuan penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif adalah temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistic atau bentuk hitungan lainnya. Dengan demikian melalui metode kualitatif ingin mengetahui pembelajaran pola Qur’an hadis yang mampu menanamkan nlai demokrasi dan toleran.

Lokasi PenelitianDipilihnya lokasi penelitian di MI NU 04 Kumpulrejo,

Kaliwungu Kabupaten Kendal, karena madrasah tersebut mengandalkan pembelajaran Qur’an Hadis sebagai andalan guna membentuk siswa sebagai pribadi yang qur’ani sekaligus toleran (tasamukh), moderat (wasatiyyah), dan demokratis (asy-syura). Hal ini yang menjadi faktor utama masyarakat sekitar memasukkan anak-anaknya di lembaga tersebut. Di samping itu dijadikannya program unggulan di bidang Qur’an karena berfungsi sebagai jawaban terhadap permasalahan global, yaitu pribadi yang cerdas dan qur’ani.

27 Noeng Muhajir, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakrata: Rake Sarasin, 2000), hal. 3.

Page 14: SIGNIFIKANSI PEMBELAJARAN AL-QURA’N HADIS DALAM …

182| Muhamad Nurudin

Elementary Vol. 7 No.1 Januari-Juni 2019

Pentingnya penanaman sikap toleran kepada peserta didik karena daerah Kumpulrejo merupakan miniatur wilayah NKRI yang plural, sehingga budaya toleran dapat dipraktekkan dalam kehidupan masyarakat, termasuk anak-anak. Model pembelajaran seperti ini sangat tepat diterapkan dalam kehidupan pendidikan di Indonesia, terutama di tingkat dasar.

Dalam kehidupan sehari-hari di Indonesia, nilai keagamaan tidak terpisahkan dari sitem sosial, ekonomi, politik, dan budaya. Hal ini menarik dikaji, karena secara factual agama menjadi bagian kehidupan mereka. Oleh karenanya penelitian tentang kehidupan masyarakat mesti dikaitkan dengan pengaruh spiritual,

Sebagai desa yang plural, di Kumpulrejo terdapat berbagai keragaman, seperti; aliran keagamaan, pekerjaan, ekonomi, dan pemeluk agama. Namun demikian, mereka selalu menjunjung tinggi sikap toleransi, sehingga suasana kehidupan berlangsung damai. Sikap gotong-royong selalu dilakukan dalam segala hal, seperti membersihkan selokan, membangun masjid, dan membuat fasilitas umum. Oleh karenanya keragaman ini menjadi kearifan local (the local wisdom) masyarakat.28

Instrumen PenelitianAda dua hal yang mempengaruhi hasil penelitian;

pertama, kualitas instrumen penelitian. Kedua, kualitas proses pengumpulan data. Dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrument utama adalah peneliti sendiri, dalam hal ini peneliti termasuk pengajar Qur’an Hadis.29 Prof. DR. S. Nasution,dalam penelitian tidak ada pilihan lain selain manusia sebagai instrument utama. Alasannya, sesuatu belum mempunyai bentuk yang pasti, baik menyangkut masalah, focus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan.30

28 Observasitanggal 3 Desember 2018.29 S. Nasution,Metodologi Penelitian Naturalistik Kualitatif, Bandung:

Tarsito, 1992. Hal. 9.30 Ibid., : 10

Page 15: SIGNIFIKANSI PEMBELAJARAN AL-QURA’N HADIS DALAM …

Signifikansi Pembelajaran Al-Qura’n Hadis... |183

Elementary Vol. 7 No.1 Januari-Juni 2019

Tehnik Pengumpulan DataTeknik pengumpulan data merupakan salah satu langkah

utama dalam penelitian, karena tujuan utamanya untuk mendapatkan data. Tanpa mengetahui tehnik pengumpulan data maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar atas data yang ditetapkan. Dalam penelitian kualitatif ini, pengumpulan data dilakukan secara natural setting (kondisi alamiah).

Adapun proses pengumpulan data dalam penelitian ini, peneluti menggunakan tehnik-tehnik di antaranya:

Interviewa. (wawancara)Yaitu suatu tehnik mendapatkan data dengan melakukan

wawancara dengan sebyek yang dituju. Tehnik wawancara dilakukan dengan kepala madrasah, para guru, siswa MI, dan madrasah untuk mendapatkan data tentang proses Pembelajaran Qur’an Hadis di MI NU 04 desa Kumpulrejo, Kaliwungu Kendal.31 Diantara yang diwawancara adalah Sri Lestari S.Pd.I, Masyhuri, S.Pd.I, dan Erma Sulistiani.

Observasib. Observasi berasal dari bahasa Inggris to observe artinya

meninjau, menjalankan, melihat, mengamati. Yang dimaksud dengan observasi adalah mengamati terhadap subyek penelitian. Observasi adakalanya partisipatif dan non partissipatif. Yang dinamakaan observasi partisipatif adalah observasi melalui cara melakukan observasi langsung, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut.32

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan observaasi partisipatif pasif (passive participant), yaitu peneliti tidak ikut terlibat dalam kegiatan belajar-mengajar secara langsung, melainkan peneliti melakukan pengamatan secara independen.33

31 Lexy Moeleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, hal.145

32 Marshall, D esigning Qualitativ Research, (London SAGE Publications, 2006), hal. 23.

33 Ibid., hal. 24.

Page 16: SIGNIFIKANSI PEMBELAJARAN AL-QURA’N HADIS DALAM …

184| Muhamad Nurudin

Elementary Vol. 7 No.1 Januari-Juni 2019

Dokumentasic. Selain menggunakan tehnik wawancara dan observasi,

peneliti juga menggunakan metode dokumentasi, yakni mencari data pendukung yang berkaitan dengan proses berjalannya penelitian dengan menggunakan dokumen-dokumen terkait. Tujuannya untuk mencatat peristiwa yang sudah berlaku. Wujudnya berupa tulisan, gambar, atau karya-karya monumentak dari seseorang.

Dokumen juga ada yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah madrasah, biografi, peraturan kebijakan. Sedangkan dokumentasi berupa gambar, misalnya; foto, gambar hidup, sketsa tentang para tokoh nasional dan pendiir madrasah,. Dokumen juga ada yag berbentuk karya, misalnya; karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, filem, dan lain- lain.34

Triangulasid. Menurut Sugiono triangulasi diartikan sebagai tehnik

pengmpuklan data yang berupa menggabungkan dari berbagai tehnik pengumpulan data dan sumber data yang ada. Dengan teknik triangulasi peneliti juga sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengaan berbaagaai pengumpulan data dan berbagai sumber data.35

Peneliti menggunakan triangulasi tehnik, yaitu tehnik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama, caranya dengan menggabungkan antara informasi yang berasal dari para guru, kepala madrasah, siswa, dari hasil observasi yang telah diperoleh.

Hasil PenelitianSejarah berdirinya madrasah bernilai heroik a.

Berangkat dari keadaan yang serba sulit untuk bersekolah pada kurun waktu tahun 1954-1955, terutama yang dapat menggabungkan antara ilmu agama (ulum ad-diniyyah) dan ilmu

34 Sugiyono, Pendekatan Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2000, (Sugiyono : 2008), hal, 82.

35 Ibid., hal. 330.

Page 17: SIGNIFIKANSI PEMBELAJARAN AL-QURA’N HADIS DALAM …

Signifikansi Pembelajaran Al-Qura’n Hadis... |185

Elementary Vol. 7 No.1 Januari-Juni 2019

umum (ulum ad-duniawiyyah) bagi anak-anak di desa Kumpulrejo dan sekitarnya, maka diperlukan lembaga pendidikan yang mampu mewadahi antara keduanya. Sementara itu jumlah kuantitas anak-anak Kumpulrejo semakin bertambah, sedangkan sarana pendidikan dasar tidak seimbang,karena pemerintah belum mendirikan Sekolah Dasar di setiap desa36.

Situasi seperti itu membuat para tokoh NU desa Kumpulrejo prihatin, keadaan ini bisa dimaklumi karena mayoritas penduduknya beragama Islam Ahlussunah Waljama’ah. Lalu timbul pemikiranuntuk mempersiapkan generasi muda NU agar memiliki pendidikan yang memadai baiks ecara agama maupun umum.

Dengan motivasi yang kuat mereka mampu membangun lembaga pendidikan formal, berdirilah Madrasah Wajib Belajar (MWB), yaitu sekolah dasar yang bernafaskan Islam di bawah naungan Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama (NU), tepatnya pada tanggal 2 Pebruari 1955. Dalam perkembangannya MWB berubah menjadi MI Kumpulrejo Kaliwungu Kendal, beralamat di jalan Kauman Masjid Kumpulrejo Kaliwungu, yang didirikan di atas tanah wakaf milik Bapak Kyai Humroni berukuran seluas 1.0002 37

Perjalanan sejarah madrasah tersebut mengalami jatuh bangun, tetapi tetap berkembang hingga sekarang, bahkan nampak kemajuan di berbagai bidang. Misalnya sarana prasarana yang memadai, tenaga pengajar profesional, perkembangan jumlah peserta didik cenderung mengalami kenaikan setiap tahun, serta memiliki prestasi dan karifan lokal tersendiri. Kini telah memiliki murid 200 siswa yang terdiri atas 40 TK dan 160 siswa MI untuk sekolah di pagi hari. Selain itu juga mengelola Madrasah Diniyyah dan TPQ di sore hari sejumlah 150 anak.38 Dengan demikian jumlah keseluruhannya mencapai 350 anak.

Metode Pembelajaran Integralb. Menyadari adanya perbedaan antar metode, baik

menyangkut kelebihan dan kelemahan, maka dalam 36 Sekilas Pandang, Ibid., hal. 437 Sekilas Pandang, Ibid., hal. 438 Sekilas Pandang, Ibid., hal. 5

Page 18: SIGNIFIKANSI PEMBELAJARAN AL-QURA’N HADIS DALAM …

186| Muhamad Nurudin

Elementary Vol. 7 No.1 Januari-Juni 2019

menerapkan pembelajaran Al-Qur’an dan Hadis dilakukan dengan menggunakan berbagai metode, disebut juga metode integral, diantaranya:

Metode Ceramah (1. speaking method)Metode ceramah adalah metode yang dilakukan

dengan menjelaskan materi pelajaran kepada siswa mula dari definisi konsep, penjabaran, hingga aplikasinya bagi kehidupan sehari-hari. Metode ini dipakai sebagai pengantar dalam pembelajaran Qur’an Hadisdengan maksud agar siswa mengetahui gambaran umum dalam pembelajaran sehingga dapat mengikuti arah pembelajaran yang dirancang pendidik.

Metode Demonstrasi (2. demonstration method) Yaitu metode yang dilakukan dengan

mempraktekkan materi yang dipelajari secara bersama-sama atau bergantian. Dalam pembelajaran Qur’an Hadis metode ini mutlak diperlukan dengan tujuan agar siswa dapat menirukan bacaan ayat maupun hadis yang diharapkan. Metode ini sangat bertumpu pada kemampuan guru dalam mengelola kelas, agar tidak terjadi kekacauan. Oleh karenanya perlu dirumuskan terlebih dahulu target yang ingin dicapai dalam menggunakan metode ini. Misalnya, mampu membaca ayat secara tepat, menghapal hadis dengan benar, dan menerjemahkan dengan baik.

Metode Latihan (3. drilling method)Metode yang dilakukan dengan mempraktekkan

terhadap materi yang diajarkan oleh guru sesuai dengan keinginan yang diharapkan secara terus menerus. Metode ini merupakan kelanjutan dari metode demonstrasi. Dengan mengulang-ulang bacaan dan hafalan akan diketahui kelemahan dan kamampuan siswa, sehingga mempermudah mengatasinya. Pembelajaran Qur’an Hadis sangat tepat memakai metode ini,terutama materi menghafal ayat dan hadis Nabi.

Page 19: SIGNIFIKANSI PEMBELAJARAN AL-QURA’N HADIS DALAM …

Signifikansi Pembelajaran Al-Qura’n Hadis... |187

Elementary Vol. 7 No.1 Januari-Juni 2019

Metode Penugasan (4. resitation method)Metode ini dilakukan dengan memberi penugasan

kepada siswa agar mampu menulis ayat, hadis, dan mengulang materi yang diajarkan di kelas dengan baik. Maksud dan tujuan penggunaan metode ini adalah untuk menghindari terjadinya kelupaan terutama dalam menghafal ayat sebagai bekal dalam ibadah salat. Metode ini juga sangat tepat dipakai menugaskan siswa untuk mencari kasus tentang sikap toleransi dan manfaatnya di masyarakat, lalu mengaitkan dengan makna ayat dan hadis tertentu.

Metode 5. Inquiri (penemuan) Metode ini dimaksudkan untuk mengtahui

hal-hal baru yang ada di lingkungan madrasah, lalu dikaitkan dengan materi pelajaran apakah sesuai atau tidak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Caranya seorang siswa ditugaskan untuk menganalisis fenomena kehdupan di masyarakat lalu diminta mencarikan jalan keluarnya. Misalnya melihat terjadinya peristiwa radikalisme agama di kampung atau di media massa, lalu menskapinya secara bijak.

Metode diskusi (6. discuss method)Yaitu metode yang berisi pembahasan masalah-

masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari terkait dengan materi toleransi beragama. Setelah itu siswa memperdebatkannya dengan tujuan dicarikan jalan keluarnya secara bersama-sama. Metode ini dimaksudkan untuk melatih siswa memecahkan persoalan yang ada dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dapat membimbing mendewasakan mereka dalam menghadapi kehidupan di masa mendatang. Di samping itu juga melatih keberanian mental mereka dalam mengemukakan pendapat di muka umum secara baik dan sopan dalam mengatasi maslah intoleransi beragama dalam perspektif al-Qur’an an Hadis.

Page 20: SIGNIFIKANSI PEMBELAJARAN AL-QURA’N HADIS DALAM …

188| Muhamad Nurudin

Elementary Vol. 7 No.1 Januari-Juni 2019

Metode 7. Uswah (teladan) Metode ini terkiat dengan aplikasi nilai-nilai yang

terkandung dalam Qur’an dan Hadis pada kehidupan sehari-hari, terutama tentang masalah toleransi. Hal ini dimaksudkan agar setiap murid dapat mengamalkan nilai toleransi dalam pembelajaran diawali oleh sikap guru baik di kelas maupun di masyarakat, sehingga tercermin dalam diri siswa. Metode ini amat menentukan keberhasilan dalam pembelajaran Qur’an Hadis di kelas dasar.

Dari penggunaan berbagai metode di atas menunjukkan bahwa pemakaian berbagai metode pengajaran sangat tepat dalam mencapai tujuan pembelajaran secara maksimal, terutama metode uswah dan hapalan. Dua hal inimenjadi ujung tombak pembelajaran Qur’an Hadis di MI pada masa depan. Kemampuan membaca dan menghapal ayat al-Qur’an sekaligus hadis nabi menjadi jawaban atas permasalahan global di bidang moral. Tentu tidak hanya menghapal, melainkan juga meneladani nilai yang terkandung dalam ayat dan hadis, terutama tentang sikap toleran. Dengan cara seperti ini maka nilai agama akan menjadi solusi positif dalam menanamkan nilai toleransi untuk menjawab keresahan masyarakat global.

Memakai Media Pembelajaran modern c. Yang dimaksud dengan media modern adalah media

pembelajaran yang dipakai pada masa modern. Hal ini bukan berarti media yang lama ditinggalkan begitu saja, melainkan tetap dipakai tetapi tidak secara maksimal. Media pembelajaran sangat berperan dalam membnatu tercapainya tujuan pembelajaran. Macam-macam media pembelajaran modern adalah sebagai berikut:39

Media Gambar1. Yang dimaksud dengan media gambaradalah

media yang berupa gambar-gambar tentang huruf Arab, 39 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta; Rajawali Press, 2011),

hal, 12.

Page 21: SIGNIFIKANSI PEMBELAJARAN AL-QURA’N HADIS DALAM …

Signifikansi Pembelajaran Al-Qura’n Hadis... |189

Elementary Vol. 7 No.1 Januari-Juni 2019

potongan ayat al-Qur’an, dan gambar tentang potongan surat pendek. Gambar-gambar tersebut kemudian digabung dengan label judul dengan huruf- huruf lekat (misalnya rugos). Hasilnya dapat difotokopi atau difoto kemudian dicetak diatas kertas fotografi yang baik dengan ukuran yang diinginkan.

Flashcard 2. (kartu gambar)Yang dimaksudkan dengan flashcard adalah kartu

kecil yang berisi gambar, teks atau tanda simbol yang mengingatkan atau menuntun siswa kepada sesuatu yang berhubungan dengan gambar itu. Flashcard biasanya berukuran 8 x 12 cm, atau dapat disesuaikan dengan besar kecilnya kelas yang dihadapi.

Stripstory3. (cerita bergambar)Secara bahasa artinya cerita bergambar, yaitu

potongan-potongan kertas yang digunakan dalam pengajaran Qur’an Hadis. Di samping murah dan mudah dibuat, teknik ini sangat sederhana dan tidak memerlukan ketrampilan khusus untuk menggunakannya. Penggunaan media stripstory membuat siswa mudah menghafal dan membaca ayat-ayat Qur’an atau Hadis tanpa kesan membosankan dan unsur keterpaksaan.

Audio Visual 4. Secara bahasa artinya pendengaran dan

penglihatan. Yaitu alat bantu pembelajaran yang berupa televisi atau video yang dapat dilihat dan didengar berisi tentang gambar cara membaca al-Qur’an, Hais menulis, memahami, dan mengaplikasikannya.

Tape Recorder5. Yaitu alat bantu berupa pendengaran yang berisi

lantunan ayat suci al-Qur’an dan Hadis Nabi sesuai dengan materi yang dipelajari. Berguna untuk membantu melatih pendengaran siswa terhadap bacaan yang dilakukan oleh guru di kelas. Alat ini dipakai untuk membantu agar siswa menirukan bacaan ayat dan hapalan surat

Page 22: SIGNIFIKANSI PEMBELAJARAN AL-QURA’N HADIS DALAM …

190| Muhamad Nurudin

Elementary Vol. 7 No.1 Januari-Juni 2019

tertentu, Selain itu juga dapat membantu para guru dalam menyampaiakan materi pelajaran.

LCD6. LCD singkatan dari Lacerdisk, artinya disket yang

ditampilkan dalam bentuk sinar lampu. Dari situ maka apa yang terdapat pada disket tersebut dapat dilihat dengan jelas. Alat ini cukup mahal tetapi memiliki manfaat yang besar bagi pembelajaran, sebab peserta didik dapat melihat, mendengarkan petunjuk bacaan yang benar serta mempraktekkan bacaan yang diinginkan. Media pembelajaran ini sangat bermanfaat untuk membantu keberhasilan pembelajaran Qur’an Hadis di madrasah, terutama di tingkat dasar.

Penggunaan LCD di MI Kumpulrejo dilakukan secara bergiliran, karena jumlahnya terbatas. Meskipun demikian, karena dikelola secara baik, maka setiap mata pelajaran dapat memakai media tersebut, sehingga pembelajarannya dicapai secara maksimal.

Buku Pelajaran7. Setiap peserta didik disediakan buku pelajaran

al-Qur’an Hadis dalam jumlah yang lengkap. Hal ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan peserta didik dalam proses belajar mengajar, sehingga mudah tercapai tujuan yang diharapkan. Namun, pada kenyataannya tidak semua siswa mampu menyerap materi dengan baik, masih ada yang tidak mampu mengikuti pelajaran karena berbagai faktor di luar hal itu. Untuk itu pengajar materi tersebut mesti memakai mmetode yang baragam agar dapat mengatasi kesulitan peserta didik.

Kitab al-Qur’an dan Hadis Nabi8. Selain buku pelajaran, di kelas juga tersediakitab

suci Al-Qur’an dan Terjemahnya, Tafsir al-Qur’an al-Azim, Bulughul Maram, dan Sahih al-Bukhari. Tujuannya untuk menambah referensi bagi pengajar agar memiliki wawasan yang luas tentang kitab suci al-Qur’an dan Hadis Nabi.

Page 23: SIGNIFIKANSI PEMBELAJARAN AL-QURA’N HADIS DALAM …

Signifikansi Pembelajaran Al-Qura’n Hadis... |191

Elementary Vol. 7 No.1 Januari-Juni 2019

Pemakaian kitab tersebut cukup efektif, karena para pengajarnya berlatar belakang pesantren, terutma guru al-Qur’an.

Semangat materinyabersifat tolerand.

Menghargai perbedaan nama Tuhan 1. Dalam mengajarkan materi tentang kandungan

S. Al-Fatihah terdapat beberapa nilai toleransi, yaitu; menjadika Tuhan semesta alam sebagai zat pencipta alam, tempat memohon, dan tempat berlindung. Ketika menagajarkan S. an-Nas terkandung makna peran Tuhan sebagai Zat yang menjaga manusia, memperjelas terhadap S. al-Fatihah. Kemudian keesaan Tuhan juga disebutkan seperti bunyi sila pertama pada Pancasila. Penyebutan lafaz Allah selalu ditegaskan bagi kaum muslimin, tetapi pengikut agama lain menyebut dengan nama yang berbeda seperti Tuhan, Sang Bapa, Sang Hyang Widhi, dan lain-lain.

Demikian juga dalam menjelaskan makna hadis rukun iman, salah satunya iman kepada Allah. Dikatakan bahwa keesaan Allah mutlak baik Zat, sifat, dan fi’l-Nya. Namun juga menjelaskan kepada siswa tentang sifat toleransi dengan mengajarkan menghargai nama Tuhan yang beragama di masyarakat. Sikap seperti ini merupakan bagian dari ajaran Rasulullah dan para Sahabatnya yang patut diteladani.

Yang terpenting adalah menanamkan sikap meyakini keesaan Allah, tidak ada Tuhan Selain Allah, tetapi tidak memaksakan keyakinan yang ada kepada masyarakat, karena tidak diperbolehkan memaksakan agama dan keyakinan kepada orang lain. Dalam hal ini para guru Qur’an Hadis selalu mengaitkan materi dengan pasal 29 ayat 2 UUD 945. Melarang siswa agar tidak mengejek atau berdebat dengan pemeluk lain yang ada di sekitar madrasah.

Page 24: SIGNIFIKANSI PEMBELAJARAN AL-QURA’N HADIS DALAM …

192| Muhamad Nurudin

Elementary Vol. 7 No.1 Januari-Juni 2019

Larangan memaksakan kehendak 2. Masalah ini terkait dengan tafsir S. Al Kafirun ayat

pertama sampai terakhir, sebagi salah satu inti pelajaran Qur’an Hadis di MI. Isinyamenegaskan eksistensi keesaan Tuhan, larangan mencampuradukkan keyakinan Islam dengan yang lain (sinkretisme), serta perintah menghormati keyakinan lain (toleransi). Materi ini sangat jelas maknanya dalam konteks bertoleransi sesama dan antar agama.

Demikian juga dalam menyampaikan hadis tentang agama adalah nasehat, yang berbunyi sebagai berikut:40

الدين النصيحة قلنالمن يا رسول الله ؟ قال: للهولكتابه ولرسوله ولائمة المسلمين و عامتهم )رواه البخارى(

Makna hadis di atas menjelaskan tentang fungsi agama sebagai nasehat bagi pemeluknya, antara lain; beriman, bertakwa, beramal salih, serta bersikap toleran kepada sesama manusia.

Berakar dari konsep moderasi ajaran Islam ala Ahlus-e. sunnah

Nahdhatul Ulama adalah organisasi Islam terbesar di dunia, dengan anggota lebih dari 80 juta jiwa mengusung konsep Islam moderat (wasatiyyah al-Islam) yang tercermin dalam beberapa hal, antara lain: tasamukh (toleran), tawazun (penuh pertimbangan), tawasuth (tidak ekstrim). Ajaran ini berasal dari paham akidah Ahlus Sunah wa al-Jama’ah yang dikembangkan para ulama sejak dahulu. Oleh karenanya, aliran selalu ditreima publik, terutama di zaman modern.

Kini, paham yang diusung NU telah menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat global, seperti Eropa, Amerika, Asia, Afrika, dan Australia. Mereka mengapresiasi paham NU yang mampu mengikuti alur masyarakat modern bahwa kehidupan tidaklah homogen, tetapi plural. Konsep ini menjadi ciri khas ajaran Islam Aswaja yang dianut NU.

40 Imam Al-Bukhary, al-Ja<mi’ as}-S}ah}i<h}, (Mesir: Al-Mansurah : 1422) Juz I, hal. 21.

Page 25: SIGNIFIKANSI PEMBELAJARAN AL-QURA’N HADIS DALAM …

Signifikansi Pembelajaran Al-Qura’n Hadis... |193

Elementary Vol. 7 No.1 Januari-Juni 2019

Kondisi sosio kultural1. Keadaan kultur masyarakat yang plural, terutama

di desa Kumpulrejo, disadari dengan penuh kesungguhan para pendiri dan pengelolalnya. Mulai dari organisasi keagamaan, kehidupan sosial, hingga persoalan politik. Pluralisme seperti ini menjadi bagian keseharian warga Kumpulrejo, Kendal. Selain itu jumlah penduduk yang relatif kecil, karena hanya terdiri dari 3500 jiwa, menjadi faktor penentu dalam mengambil kebijakan. Jumlah seperti ini untuk kategori desa di Jawa terhitung kecil. Untuk itu jka tidak mampu mengatasi persoalan yang berkembang akan berdampak pada kelangsungan hidup madrasah. Oleh karena nya sikap demokratis selalu dtanamkan para pengelola baik dalam menghadapi gejolak masyarakat atau mengajarkan pada peserta didik. Dari kondisi seperti inilah menjadikan Madrasah Ibtidaiyyah NU Kumpulrejo menjadi bagian yang tak terpisahkan oleh masyarakat sekitar.

Faktor pendukung dan penghambat Pembelajaran Dari pemaparan di atas menujukkan bahwa proses

pembelajaran Qur’an Hadis di MI NU Kumpulrejo mencapai keberhasilan karena berbagai hal, antara lain;

Pembelajarannya bersifat integral dan komprehensif1. Pemakaian berbagai media pembelajaran2. Profesionalisme pengajar3. Ideologi Aswaja4.

Sedangkan penghambat pembelajaran adalah sebagai berikut:

Kemampuan sebagian siswa 1. Dukungan kurikulum belum maksimal2. Lingkungan sekitar3.

PenutupDari hasil penelitain Pembelajaran Qur’an Hadis di MI 1.

Kumpulrejo Kaliwungu diperoleh berbagai item yang berguna. Berikut kesimpulan yang penulis paparkan, antara lain;1.

Page 26: SIGNIFIKANSI PEMBELAJARAN AL-QURA’N HADIS DALAM …

194| Muhamad Nurudin

Elementary Vol. 7 No.1 Januari-Juni 2019

KesimpulanPembelajaran yang tepat dilakukan dengan memakai a. berbagai metode yang bersifat komprehensif dan integral. Hal ini dilakukan untuk menghasilkan capaian belajar yang maksimal, cara seperti ini sulit terwujud karena membutuhkan berbagai hal, antara lain; kesiapan pembelajar, keluangan waktu, fasilitas memadai, kesiapan peserta didik, serta dukungan orang tua. Kurikulum atau materi pelajaran yang dikembangkan pada b. sebuah lembaga pendidikan mesti menyesuaikan dengan milleu, keadaan sosial budaya masyarakat, faktor historis, serta perkembangan global. Dengan demikian lembaga tersebut akan eksis di masyarakat

SaranPembelajaran Qur’an Hadis hendaklah dilakukan secara a. profesional baik menyangkut tenaga pengajar, fasilitas, metode, sehingga mencapai hasil yang maksimal.Sikap toleransi menjadi modal utama pembangunan b. nasional, mengingat kondisi masyarakat Indonesia yang sangat plural, maka pembelajaran apapun juga, terlebih Qur’an Hadis harus menedepankan prinsip ini.

Demikian tulisan ini dibuat, atas berbagai masukan para pembaca sangat diharapkan demi perbaikan ke depan. Semoga bermanfaat.

Daftar Pustaka

Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014.

Ahmad Lutfi, Pembelajaran Al-Qur’an Hadis, Jakarta: Kemenag RI, 2009.

Al-Qur’an dan Tejemahnya, Departemen Agama RI, Semarang: Toha Putra, 1989.

Page 27: SIGNIFIKANSI PEMBELAJARAN AL-QURA’N HADIS DALAM …

Signifikansi Pembelajaran Al-Qura’n Hadis... |195

Elementary Vol. 7 No.1 Januari-Juni 2019

Amir Syafruddin, Pesantren PembangkitMoral Bangsa, 2006.

Ali Maksum, Model Pendidikan Toleransi di Pesantren Modern dan Salaf, Jurrnal Pendidikan Agama Islam, 2015.

-------, Pluralisme dan Multikulturalisme: Paradigma Baru Pendidikan Agama Islam di Indonesia, Malang: Aditya media, 2011.

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta; Rajawali Press, 2011.

Caterine Marshall, Designing QualitativwResearch, London SAGE Publications, 2006.

Ismail bin MuhammadAl-Bukhary,Al-Jami’ as-Sahih, Semarang: Toha Putra, 1989.

Imas Kurniasih, Pendidikan Anak Usia Dini, Educatia, 2009

Lexy Moeloeng, Metodologi Penelitian Kualtitaif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006.

Manna’ al-Qattan, Membahas Ilmu-ilmu Al-Qur’an, Jakarta: Litera Antar Nusa, 1986.

Muh}ammad ‘Ajja>j Al-Khat}i>b, Us}u>l al-H}adi>s|, ‘Ulu>muhu> wa Mus}t}ala>h}uh, Beirut, Da>r al-Fikr,1989.

Mukti Ali, Metodologi Pemahmaan Agama Islam, Bandung: Mizan, 1989

Noeng Muhajir, Metodologi Penellitian Kualitatif, (Yogyakarat: Rake Sarasin, 2000.

Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran,Bandung: Alumni, 2005.

S. Nasution, Metodologi Penelitian Naturalistik Kualitatif, Bandung: Tarsito, 1992.

Sugiyono, Pendekatan Penelitian Kualitatif, Bandung, Alfabeta, 2000.

UU SPN No. 20 Tahun 2003.

Wilson Bhara Watu, Menggagas Pendidikan Toleransi,Edukasi , 2017.

Page 28: SIGNIFIKANSI PEMBELAJARAN AL-QURA’N HADIS DALAM …

196| Muhamad Nurudin

Elementary Vol. 7 No.1 Januari-Juni 2019

Zaini, Penguatan Pendidikan Toleransi Anak Usia Dini, Journal Tahun 2010.

Zuhairi Misrawi, Demokrasi Atas Bawah