Sifilis Css

3
SIFILIS Definisi Sifili s merup akan penyakit infeksi yang disebabk an oleh Tr eponema pallidum sangat kronik dan bersifat sistemik. Pada perjalanannya dapat menyerang hampir semua organ tubuh, dapat menyerupai banyak penyakit, mempunyai masa laten tanpa manifestasi di tubuh, dan dapat ditularkan kepada bayi di dalam kandungan. Epidemiologi Insidensi sifilis di berbagai negeri di seluruh dunia pada tahun 1! berkisar antara ","#$%",& '$. Ins ide nsi ter endah di (in a, sedang kan yang tert ing gi di )merik a Selatan. Di Indonesia insidensinya ",!1$. Etiologi Treponema pallidum spesi ses Tr epo nema da ri fami ly Spir och aetaceae, ordo Spir och aeta les. Tr epo nema tidak dapat dibiakkan in vit ro  sehing ga sulit untuk mengkl asi fi kas ikannya. Seba gai dasar di feren sia sai ter dapat # spesi es yait u Treponema pallid um sub spec ies palli dum  yan g menye bab kan sifil is. Treponema  pallidum sub species pertenue yang menyeba bkan frambusia, Tr eponema pallicum  sub species en demicum yang menyebabkan bejel, Treponema carateum menyebabkan  pinta.  Tr eponema pallidum  berbentuk spiral, gram negati*e dengan panjang rata%rata 11 um +antara !%'" um dengan diameter antara "," sampai dengan ",1- um. Pada umumnya dijumpai 1" busur dengan panjang gelombang sekitar 1 um, amplitude seki tar ",1%", um. Tr eponema pa llidum mempunyai titik ujung terakhir dengan / aksi al fi br il yang ke lu ar da ri ba gi an uj un g la pi san ba 0ah. Se ba ga imana mikroorganisme gram negati*e, dijumpai dua lapisan. Sitiplasma yang merupakan lapisan dalam mengandung mesosome, *akuol ribosom, dan mungkin juga bahan%  bahn nuleoid. Lapisan luar dilapisi oleh bahan mukoid dan tidak dijumpai Tr eponema yang tidak pathogen. 2erdapat / maam gerakan rotasi epat sepanjang aksis pan jang hel iks, flek si sel, dan maj u seperti ger akan pembuka tut up bot ol. Treponema pallidum  jarang menunjukkan gerakan rotasi.  Pembiakan pada umumnya tidak dapat dilakukan di luar badan3 in vitro. 4uman akan epat mati apabila di luar ruangan, sedangkan dalam darah untuk transfusi dapat hidup ' jam. 4lasifikasi Sifilis dibagi menjadi sifilis kongenital dan sifilis akuisita. Sifilis kongenital dibagi menjadi 5 dini, +sebelim ' tahun, lanjut +sesudah ' tahun, dan stigmata. Sifilis akuisita dapat dibagi menurut dua ara, seara klinis dan epidemiologik. 6enurut ara  pertama sifilis dibagi tiga stadium 5 s tadium I +S I , s tadium II +S I I dan sta dium III +S III 6enurut 789 dibagi menjadi 5 1. Stadium dini men ular +da lam sat u tahun sej ak inf eks i, terd iri atas S I, SII, stadium rekuren, dan stadium laten dini.

description

SIFILIS

Transcript of Sifilis Css

7/17/2019 Sifilis Css

http://slidepdf.com/reader/full/sifilis-css 1/3

SIFILIS

Definisi

Sifilis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Treponema pallidum

sangat kronik dan bersifat sistemik. Pada perjalanannya dapat menyerang hampir semua organ tubuh, dapat menyerupai banyak penyakit, mempunyai masa laten tanpa

manifestasi di tubuh, dan dapat ditularkan kepada bayi di dalam kandungan.

Epidemiologi

Insidensi sifilis di berbagai negeri di seluruh dunia pada tahun 1! berkisar antara

","#$%",&'$. Insidensi terendah di (ina, sedangkan yang tertinggi di )merika

Selatan. Di Indonesia insidensinya ",!1$.

Etiologi

Treponema pallidum  spesises Treponema dari family Spirochaetaceae, ordo

Spirochaetales. Treponema tidak dapat dibiakkan in vitro  sehingga sulit untuk 

mengklasifikasikannya. Sebagai dasar diferensiasai terdapat # spesies yaitu

Treponema pallidum sub species pallidum  yang menyebabkan sifilis. Treponema

 pallidum sub species pertenue yang menyebabkan frambusia, Treponema pallicum

 sub species endemicum yang menyebabkan bejel, Treponema carateum menyebabkan

 pinta.

  Treponema pallidum berbentuk spiral, gram negati*e dengan panjang rata%rata 11

um +antara !%'" um dengan diameter antara "," sampai dengan ",1- um. Pada

umumnya dijumpai 1" busur dengan panjang gelombang sekitar 1 um, amplitude

sekitar ",1%", um. Treponema pallidum mempunyai titik ujung terakhir dengan /

aksial fibril yang keluar dari bagian ujung lapisan ba0ah. Sebagaimana

mikroorganisme gram negati*e, dijumpai dua lapisan. Sitiplasma yang merupakan

lapisan dalam mengandung mesosome, *akuol ribosom, dan mungkin juga bahan%

 bahn nuleoid. Lapisan luar dilapisi oleh bahan mukoid dan tidak dijumpai

Treponema yang tidak pathogen. 2erdapat / maam gerakan rotasi epat sepanjang

aksis panjang heliks, fleksi sel, dan maju seperti gerakan pembuka tutup botol.

Treponema pallidum  jarang menunjukkan gerakan rotasi.

  Pembiakan pada umumnya tidak dapat dilakukan di luar badan3 in vitro. 4uman

akan epat mati apabila di luar ruangan, sedangkan dalam darah untuk transfusi dapat

hidup ' jam.

4lasifikasi

Sifilis dibagi menjadi sifilis kongenital dan sifilis akuisita. Sifilis kongenital dibagi

menjadi 5 dini, +sebelim ' tahun, lanjut +sesudah ' tahun, dan stigmata. Sifilis

akuisita dapat dibagi menurut dua ara, seara klinis dan epidemiologik. 6enurut ara

 pertama sifilis dibagi tiga stadium 5 stadium I +S I, stadium II +S II dan stadium III

+S III

6enurut 789 dibagi menjadi 5

1. Stadium dini menular +dalam satu tahun sejak infeksi, terdiri atas S I, SII,

stadium rekuren, dan stadium laten dini.

7/17/2019 Sifilis Css

http://slidepdf.com/reader/full/sifilis-css 2/3

'. Stadium lanjut tak menular +setelah satu tahun sejak infeksi, terdiri atas

stadium laten lanjut dan S III.

 bentuk lain ialah sifilis kardio*askular dan neurosifilis. )da yang memasukkannya ke

dalan S III atau S I:.

Patogenesis

Stadium Dini

  Pada sifilis akuisita, T. pallidum masuk kedalam kulit melalui mikrolesi atau

selaput lendir, biasanya melalui sanggama. 4uman tersebut membiak, jaringan

 bereaksi dengan membentuk infiltrat yang terdiri atas sel%sel limfosit dan sel%sel

 plasma, terutama di per*askular, pembuluh%pembuluh darah keil berproliferasi di

kelilingi oleh T. pallidum dan sel%sel radang. 2reponema tersebut terletak di antara

endothelium kapiler dan jaringan peri*asular di sekitarnya. Enarteritis pembuluh

darah ke*il menyebabkan perubhan hipertrofik endothelium yang menimbulkanobliterasi lumen +enarteritis obliterans. 4ehilangan pendarahan akan menyebabkan

erosi, pada pemeriksaan klinis tampak sebagai S I.

Sebelum S I terlihat kuman telah menapai 4;< regional seara regional dan

membiak. Pada saat itu terjadi juga penjalaran hematogen dan menyebar ke semua

 jaringan di badan, tetapi manifestasinya akan tampak kemudian. 6ultiplikasi ini

diikuti oleh reaksi jaringan sebagi S II, yang terjadi !%- minggu sesudah S I. S I akan

sembuh perlahan%lahan karena kuman di tempat tersebut jumlahnya berkurang,

kemudian terbentuklah fibroblas%fibroblas dan akhirnya sembuh berupa sikatriks. S II

 juga mengalami regresi perlahan%lahan dan lalu menghilang.

  2ibalah stadium laten yang tidak disertai gejala, meskipun infeksi yang aktif masih

terdapat. Sebagi ontoh pada stadium ini seorang ibu dapat melahirkan bayi dengan

sifilis kongenital.

  4adang%kadang proses immunitas gagal mengontrol infeksi sehingga T. pallidum

membiak lagi pada tempat S I dan menimbulkan lesi rekuren atau kuman tersebut

menyebar melalui jaringan menyebabkan reaksi serupa dengan lesi rekuren S II, yang

terakhir ini lebih sering terjadi daripada yang terdahulu. Lesi menular tersebut dapat

timbul berulang%ulang, tetapi pada umumnya tidak melebihi ' tahun.

Stadium lanjut

  Stadium laten dapat berlangsung bertahun%tahun, rupanya treponema dalamkeadaan dorman. 6eskipun demikian antibodi tetap ada dalam serum pnderita.

4eseimbangan antara treponema dan jaringan dapat sekonyong%konyong berubah,

sebabnya belum jeals, mungkin trauma merupakan salah satu fator presipitasi. Pada

saar itu munulah S III berbentuk gumma. 6eskipun pada gumma tersebut tidak 

ditemukan T. pallidum , reaksinya hebat karena bersifat destruktif dan berlangsung

 bertahun%tahun. Setelah mengalami masa laten yang bera*riasi gumma tersebut timbul

di tempat%tempat lain.

2reponema menapai system kardio*askular dan system saraf pada 0aktu dini,

tetapi kerusakan terjadi perlahan%lahan sehingga memerlukan 0aktu bertahun%tahun

untuk menimbulkan gejala klinis. Penderita dengan gumma biasanya tidak 

mendapatkan gangguan syaraf dan kardio*askular, demikian pula sebaliknya. 4ira%kira dua pertiga kasus dengan stadium laten tidak memberi gejala.

7/17/2019 Sifilis Css

http://slidepdf.com/reader/full/sifilis-css 3/3