Sifat Kimia Tanah Akibat Abu Asal Tanaman Pengganti

11

Click here to load reader

description

Pupuk kalium khlorida (KCl) yang saat ini digunakan sebagai sumber utamaK cenderung makin mahal, sehingga diperlukan suatu terobosan untuk menemukanbahan-bahan alternatif yang dapat mengganti pupuk-pupuk kalium buatan. Penelitianini bertujuan untuk mengkaji penggunaan abu asal tanaman untuk mengganti pupukKCl, khususnya dalam hubungannya dengan karakteristik kimia tanah serta nilaikonversinya. Abu sisa tanaman yang digunakan diambil dari unit pengolahan gulakelapa yang bahan bakar utamanya adalah kayu limbah kebun. Perlakuan yangdiuji adalah tanpa pemberian K2O (kontrol), ditambah dengan K2O baik dalambentuk pupuk KCl maupun sisa tanaman sebanyak 100, 200, 300, 400, 500, and600 mg kg-1 tanah kering angin. Tanah yang diperlakukan diinkubasi selama setahun.Tanah dalam pot dibagi dalam dua bagian, yang pertama ditambah dengan 2 g ureasedang yang lainnya ditambah 2 g SP 36. Setiap bagian tersebut diinkubasi selamadua bulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa abu sisa tanaman dapat digunakanuntuk menggantikan KCl. Untuk memperoleh kandungan K tanah yang sama, jumlahK2O dalam bentuk abu sisa tanaman seperti dalam penelitian ini yang perlu diberikanke dalam tanah atau nilai konversinya adalah sebanyak 1,44 kali dibandingkanjumlah K2O dalam bentuk KCl. Penggunaan abu sisa tanaman juga dapat meningkatkankandungan Ca, ketersediaan P, nisbah Ca/Mg dan pH tanah. Abu sisa tanamantidak menyebabkan kehilangan nitrogen.Kalium (K) adalah salah satu haramakro yang diserap dalam jumlah besaroleh tanaman termasuk kopi dan kakao danberperan utama dalam pembukaan danpenutupan stomata, transportasi hara-haradari akar ke daun serta dalam aktivitasberbagai enzim dalam pertumbuhantanaman (Cherney, 2004). MenurutMikkelsen (2007), sehubungan dengansifatnya yang mudah bergerak dalam tanah,K mudah tercuci oleh air hujan dari zonaperakaran, utamanya pada tanah dengankapasitas pertukaran kation yang rendah.Dengan demikian pemupukan K padakondisi ini sangat diperlukan.

Transcript of Sifat Kimia Tanah Akibat Abu Asal Tanaman Pengganti

  • 98

    PELITA PERKEBUNAN, Volume 27, Nomor 2, Edisi Agustus 2011

    Baon & SugiyantoPelita Perkebunan 27(2) 2011, 98-108

    Naskah diterima (received) 31 Januari 2011, disetujui (accepted) 31 Juni 2011.1) Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman No. 90, Jember, Indonesia.*) Alamat penulis (Corresponding Author) : [email protected]

    Sifat Kimia Tanah Akibat Abu Asal TanamanPengganti Pupuk Kalium dan Nilai Konversinya

    Soil Chemical Properties as Affected by Plant Derived Ashto Replace Potassium Fertilizer and Its Conversion Value

    John Bako Baon1*) dan Sugiyanto1)

    Ringkasan

    Pupuk kalium khlorida (KCl) yang saat ini digunakan sebagai sumber utamaK cenderung makin mahal, sehingga diperlukan suatu terobosan untuk menemukanbahan-bahan alternatif yang dapat mengganti pupuk-pupuk kalium buatan. Penelitianini bertujuan untuk mengkaji penggunaan abu asal tanaman untuk mengganti pupukKCl, khususnya dalam hubungannya dengan karakteristik kimia tanah serta nilaikonversinya. Abu sisa tanaman yang digunakan diambil dari unit pengolahan gulakelapa yang bahan bakar utamanya adalah kayu limbah kebun. Perlakuan yangdiuji adalah tanpa pemberian K2O (kontrol), ditambah dengan K2O baik dalambentuk pupuk KCl maupun sisa tanaman sebanyak 100, 200, 300, 400, 500, and600 mg kg-1 tanah kering angin. Tanah yang diperlakukan diinkubasi selama setahun.Tanah dalam pot dibagi dalam dua bagian, yang pertama ditambah dengan 2 g ureasedang yang lainnya ditambah 2 g SP 36. Setiap bagian tersebut diinkubasi selamadua bulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa abu sisa tanaman dapat digunakanuntuk menggantikan KCl. Untuk memperoleh kandungan K tanah yang sama, jumlahK2O dalam bentuk abu sisa tanaman seperti dalam penelitian ini yang perlu diberikanke dalam tanah atau nilai konversinya adalah sebanyak 1,44 kali dibandingkanjumlah K2O dalam bentuk KCl. Penggunaan abu sisa tanaman juga dapat meningkatkankandungan Ca, ketersediaan P, nisbah Ca/Mg dan pH tanah. Abu sisa tanamantidak menyebabkan kehilangan nitrogen.

    Summary

    Potassium chloride (KCl) presently used as main source of K, tends tobecome more expensive, therefore, there is a need for a breakthrough in findingalternative materials to replace KCl. The aim of this paper is to present recentresearch on the use of plant derived ash to replace KCl fertilizer, especially inrelation with soil chemical characteristics and its conversion value. Plant de-rived ash coming from palm sugar processing unit which use farm waste as mainfuel was used in this experiment. Treatments investigated were no K2O applica-tion (kontrol), applied with K2O in forms of both KCl and plant derived ash indosages of 100, 200, 300, 400, 500 and 600 mg kg-1 air dry soil. The mixture ofsoil with those treatments were then incubated for one year. After incubationperiod, the soil in pots were divided into two parts, first part was added with 2g urea, while other part was added with 2 g SP 36. Both parts were incubatedfor two months. Results of this experiment showed that plant derived ash can be

    ICCR

    I

  • Sifat kimia tanah akibat abu asal tanaman pengganti pupuk kalium dan nilai konversinya

    99

    PELITA PERKEBUNAN, Volume 27, Nomor 2, Edisi Agustus 2011

    PENDAHULUAN

    Kalium (K) adalah salah satu haramakro yang diserap dalam jumlah besaroleh tanaman termasuk kopi dan kakao danberperan utama dalam pembukaan danpenutupan stomata, transportasi hara-haradari akar ke daun serta dalam aktivitasberbagai enzim dalam pertumbuhantanaman (Cherney, 2004). MenurutMikkelsen (2007), sehubungan dengansifatnya yang mudah bergerak dalam tanah,K mudah tercuci oleh air hujan dari zonaperakaran, utamanya pada tanah dengankapasitas pertukaran kation yang rendah.Dengan demikian pemupukan K padakondisi ini sangat diperlukan.

    Terdapat beberapa macam pupuk yangdapat digunakan sebagai sumber K, sepertiKCl, KNO3 dan ZK, yang di antaranyaKNO3 harganya sangat mahal sedangkan ZKcenderung menurunkan pH tanah (Mikkelsen& Bruulsema, 2005). Dengan pertimbanganini penggunaan KCl sebagai sumber Kmenjadi pilihan utama. Di pihak lain, hargapupuk ini cenderung meningkat, sehinggadiperlukan suatu terobosan untuk menemu-kan bahan-bahan alternatif yang dapatmengganti pupuk-pupuk kalium buatan.

    Penelitian-penelitian untuk mengkajikemungkinan penggantian sebagian atauseluruh KCl dengan NaCl telah dilakukanoleh Baon et al. (1994; 2003). Walaupunpenggantian KCl dengan NaCl sampaipersentase tertentu dapat meningkatkanpertumbuhan kakao, penggunaan NaCldalam jumlah besar dapat menekan

    pertumbuhan tanaman. Pujiyanto (1992)melaporkan bahwa penggunaan NaCl dapatmeningkatkan salinitas tanah. Dalam jangkapanjang penggunaan NaCl sebagaipengganti pupuk KCl dalam jumlah tertentudapat merusak struktur tanah (Erwiyonoet al., 2002 ). Bahan alternatif lain yangdiantisipasi berpotensi mengganti pupukKCl adalah abu sisa tanaman (Baon, 2009).Jenis abu ini dapat dengan mudahditemukan di banyak perkebunan sebagailimbah pengolahan kopi, kakao, tebuataupun gula kelapa. Namun komposisihara kalium dalam abu tanaman tergantungpada jenis tanaman dan jaringan tanaman.Odedina et al. (2003) menemukan bahwakandungan kalium dalam tanaman kakaotertinggi (117 g/kg) dibandingkan denganabu kayu (27 g/kg), abu gergaji (58 g/kg)dan abu sekam padi (10 g/kg).

    Pemanfaatan limbah abu masih jarangdigunakan oleh petani berhubung informasikeefektifan bahan tersebut untuk menggantipupuk KCl masih jarang. Beberapa kajianmenunjukkan bahwa penggunaan abu sisatanaman meningkatkan kandungan K tanah(Mozaffari et al., 2002; Baon, 2009).Namun demikian, kajian tersebut tidakmembandingkan antara pupuk KCl denganabu sisa tanaman, sehingga tidak ada datayang menunjukkan jumlah KCl yang dapatdiganti oleh abu asal tanaman. Di sampingitu, masalah yang berkaitan dengan pH abuyang tinggi dapat mempengaruhi pH tanahjuga belum banyak dikaji. Tujuan penelitianini adalah untuk meneliti penggunaan abuasal tanaman untuk mengganti pupuk KCl,

    used to replaced KCl. To obtain similar soil K content, the amount of K2O in formof plant derived ash needed to be added or its conversion value is 1.44 times theamount of K2O in form of KCl. Use of plant derived ash also increased the contentof soil Ca, available P, ratio of Ca/Mg and pH. Plant derived ash did not causednitrogen loss.

    Key words: Potassium, fertilizer, plant derived ash, pH, soil.

    ICCR

    I

  • 100

    PELITA PERKEBUNAN, Volume 27, Nomor 2, Edisi Agustus 2011

    Baon & Sugiyanto

    khususnya dalam hubungannya dengankarakteristik kimia tanah. Hasil dari kajianini diharapkan mampu memberikan arasnilai konversi dalam mengganti dosis KCldengan abu sisa tanaman.

    BAHAN DAN METODE

    Percobaan ini dilaksanakan di rumahkaca Kebun Percobaan Kaliwining, PusatPenelitian Kopi dan Kakao Indonesia,Jember, Jawa Timur, Indonesia. Analisiskimia dari contoh-contoh tanah dilaksana-kan di Laboratorium Analisis Tanah danAir.

    Contoh tanah yang digunakan dalampenelitian ini adalah Inceptisols dariKP Kaliwining yang mengandungC 1,75%; N 0,17%; P2O5 Bray I 48 mgkg-1; 0,18 cmol Na kg-1; 1,98 cmol Kkg-1; 8,74 cmol Ca kg-1; 5,22 cmol Mgkg-1, dan kapasitas pertukaran kation 23,57cmol kg-1; serta pH H2O 6,1 dan pH KCl1 N 5,3. Abu sisa tanaman diambil dariunit pengolahan gula kelapa yang bahanbakar utamanya adalah limbah kebunberupa kayu, ranting, jerami jagung dansejenisnya. Abu sisa tanaman inimengandung C 1,87%, N 0,28%, P2O52,89%, K2O 16,42%, CaO 9,27%, MgO6,48%, dan pH 10,8.

    Dalam percobaan ini perlakuan ditatadalam rancangan acak lengkap. Perlakuanyang diuji adalah tanpa pemberian K2O(kontrol), ditambah dengan K2O dalambentuk pupuk KCl sebanyak 100, 200,300, 400, 500, dan 600 mg kg-1 tanahkering angin, dan juga yang ditambahkandengan K2O dalam bentuk abu sisa tanamansebanyak 100, 200, 300, 400, 500, dan600 mg kg-1 tanah kering angin. Setiappot mengandung 3 kg tanah kering angin.Setiap perlakuan diulang tiga kali. Setelahdiinkubasi selama setahun dengan mem-pertahankan kadar lengas tanah pada

    kapasitas lapang, contoh tanah diambiluntuk dianalisis kandungan kation-kationbasa tertukar dan pH. Setelah itu tanahdalam pot dibagi dalam dua bagian, yangpertama ditambah dengan 2 g Urea sedangyang lainnya ditambah 2 g SP 36. Setiapbagian tersebut diinkubasi selama duabulan. Kemudian bagian contoh yangditambahkan dengan Urea dianalisiskandungan N totalnya, sedangkan yangditambah dengan SP 36 dianalisiskandungan P di dalam tanahnya.

    Analisis pH tanah dilakukan dengancara potensiometrik menggunakan pHmeter. Pengukuran kation-kation basatertukar, seperti K, Na, Ca, Mg diukurdengan cara perkolasi menggunakanamonium asetat 1 N pada pH 7, dilanjutkandengan pengukuran menggunakan spektro-fotometer absorpsi atomik (atomic absorp-tion spectrophotometer). Setelah analisiskation-kation basa tertukar, pengukurandilanjutkan menggunakan perkolasi denganKCl 1 N untuk menganalisis kapasitaspertukaran kation (KPK) yang kemudiandiikuti dengan distilasi amonium.Pengukuran KPK dilakukan dengan caratitrasi. Analisis total N menggunakanmetode Kjeldahl dan kandungan P2O5tersedia menggunakan ekstraksi Olsen dandiukur dengan spektrofotometer. Analisisregresi dilakukan untuk membandingkanpengaruh setiap sumber kalium danpengaruh relatif antara KCl dan abu sisatanaman.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Kation Basa Tertukar dan pH

    Hasil penelitian ini menunjukkanbahwa abu sisa tanaman meningkatkankandungan K tertukar dalam tanah(Gambar 1). Hasil serupa juga didapatkanoleh Mozaffari et al. ( 2002) dan Baon

    ICCR

    I

  • Sifat kimia tanah akibat abu asal tanaman pengganti pupuk kalium dan nilai konversinya

    101

    PELITA PERKEBUNAN, Volume 27, Nomor 2, Edisi Agustus 2011

    (2009). Hubungan antara dosis K2O yangdiberikan dengan kandungan K dalamtanah bersifat linier yang berarti bahwasemakin tinggi dosis K2O yang diaplikasi-kan dalam bentuk abu sisa tanaman akanmenghasilkan kandungan K tertukar yangtinggi pula. Untuk hubungan antara dosisabu dengan kandungan K tertukar dalamtanah mengikuti hubungan Y = 0,00143X+1,98; sedangkan untuk dosis KClyang diberikan mengikuti korelasiY = 0,00206X + 1,98. Ini berarti bahwadengan aplikasi sebanyak 400 mg K2Odalam bentuk abu sisa tanaman akandiperoleh sebanyak 2,552 cmol K2O/kgtanah, sedangkan apabila diberikan dalambentuk KCl maka akan diperoleh sebanyak2,804 cmol K2O/kg tanah. Dengan polapemikiran sebaliknya, apabila diinginkanbahwa kandungan K2O dalam tanahsebanyak 2,5 cmol K2O/kg tanah makadiperlukan abu sisa tanaman sebanyaksetara 364 mg K2O/kg tanah, sedangkan

    apabila diberikan dalam bentuk KCl makadiperlukan sebanyak 252 mg K2O/kg.Dengan demikian berdasarkan hasilpenelitian ini diketahui bahwa dosis K2Odalam bentuk abu sisa tanaman yang harusdiberikan senilai dengan dosis K2O dalambentuk KCl adalah sebesar 1,44 kali.

    Di samping meningkatkan kandunganK dalam tanah, pemberian abu sisatanaman meningkatkan kandungan Cadalam tanah, sedangkan pemberian KCltidak mempengaruhi kandungan Ca dalamtanah (Gambar 2). Hasil penelitian inimenunjukkan bahwa abu sisa tanamandapat digunakan sebagai alternatif dalammengganti pupuk KCl, utamanya padatanah dengan kandungan Ca yang rendah.Hasil tersebut didukung oleh hasilpenelitian Mozaffari et al. ( 2002) yangjuga menunjukkan bahwa pemberianabu sisa tanaman alfalfa tidak meningkat-kan kandungan Na tanah, walaupunmeningkatkan kandungan K, Ca dan Mg.

    Gambar 1. Hubungan antara dosis K2O yang diberikan dan kandungan K dalam tanah bila K

    2O yang diberikan

    dalam bentuk abu sisa tanaman dan KCl.

    Figure 1. Relation between applied K2O dosage and soil K content when K

    2O applied in forms of plant

    derived ash and KCl.

    Pupuk (fertilizer) KCl Abu sisa tanamanPlant derived ash

    K ta

    nah

    (soi

    l), c

    mol

    kg-

    1

    Dosis (dosage) K2O, mg kg-1 soil

    0 100 200 300 400 500 600

    3.50

    3.00

    2.50

    2.00

    1.50

    y=0.00206x+1.98R2=0.81**

    y=-0.00143x+1.98R2=0.92**ICCR

    I

  • 102

    PELITA PERKEBUNAN, Volume 27, Nomor 2, Edisi Agustus 2011

    Baon & Sugiyanto

    Dalam penelitian ini pemberian abusisa tanaman tidak meningkatkankandungan Na dan Mg dalam tanah sebabkandungan dari kedua unsur tersebut dalamabu sisa tanaman dalam aras yang rendahdibandingkan K dan Ca.

    Abu sisa tanaman sebagai limbahproses pembakaran tidak meningkatkanKPK tanah (hasil penelitian ini, data tidakdisajikan). Dengan demikian abu sisatanaman tidak dapat digunakan sebagaibahan pembenah tanah, khususnyadalam memperbaiki KPK tanah, namundemikian bahan ini dapat digunakansebagai sumber kalium seperti ditunjukkandalam Gambar 1.

    Mengingat bahwa semakin banyakjumlah abu sisa tanaman diberikan ke tanahdapat meningkatkan kandungan K dan Catanah, sehingga nisbah dari kedua kationtersebut dengan basa-basa tertukar lainnyajuga akan meningkat (Gambar 3), demikian

    juga dengan kejenuhan Ca dan K dalamtanah (Gambar 4). Tanah sebagai mediapertumbuhan tanaman, juga sebagaipenyedia kation-kation basa dan nisbahantar basa-basa tersebut dapat mendukungpertumbuhan dan produksi tanaman. Sebagaicontoh untuk tanaman kakao, nisbah K/Ca/Mg tertukar yang optimum adalah 8:68:24(Snoeck & Jardin, 1991). Dengan demikianabu sisa tanaman dapat digunakanpenyangga kesetimbangan kation khususnyanisbah K/Ca sehingga dapat digunakanuntuk mengoptimumkan nisbah keduanyadi dalam tanah. Abu sisa tanaman mampumeningkatkan nisbah Ca/Mg dibandingkandengan KCl. Dengan demikian penggunaanabu sisa tanaman sebagai pupuk kedalamtanah dengan nisbah Ca/Mg yang rendahbisa disarankan.

    Hasil penelitian ini menunjukkanbahwa abu sisa tanaman dapat meningkat-kan pH tanah dan hasil serupa diperoleh

    Gambar 2. Hubungan antara dosis K2O yang diaplikasi dan kandungan Ca dalam tanah bila K

    2O yang

    diberikan dalam bentuk abu sisa tanaman dan KCl.

    Figure 2. Relation between applied K2O dosage and soil Ca content when K

    2O applied in forms of plant

    derived ash and KCl.

    Pupuk (fertilizer) KCl Abu sisa tanamanPlant derived ash

    Ca

    tana

    h (s

    oil),

    cm

    ol k

    g-1

    Dosis (dosage) K2O, mg kg-1 soil

    0 100 200 300 400 500 600

    11.00

    10.00

    9.00

    8.00

    7.00

    y=0.001x+8.74R2=0.77**

    y=-0.001x+8.74R2=0.05ns

    ICCR

    I

  • Sifat kimia tanah akibat abu asal tanaman pengganti pupuk kalium dan nilai konversinya

    103

    PELITA PERKEBUNAN, Volume 27, Nomor 2, Edisi Agustus 2011

    Gambar 3. Hubungan antara dosis K2O yang diberikan ke tanah dan nisbah Ca/Mg bila K

    2O diberikan

    ke tanah dalam bentuk abu sisa tanaman dan KCl.

    Figure 3. Relation between applied K2O dosage and soil Ca/Mg ratio when K

    2O applied in forms of plant

    derived ash and KCl.

    Gambar 4. Hubungan antara dosis K2O yang diberikan dengan kejenuhan Ca bila K

    2O diberikan dalam

    bentuk abu sisa tanaman dan KCl.

    Figure 4. Relation between applied K2O dosage and soil Ca saturation when K

    2O applied in forms of plant

    derived ash and KCl.

    Nisb

    ah (r

    atio

    ) Ca/

    Mg

    tana

    h (s

    oil)

    2.10

    2.00

    1.90

    1.80

    1.70

    1.60

    1.50

    1.40

    Dosis (dosage) K2O, mg kg-1 soil

    0 100 200 300 400 500 600

    y=0.000x+1.65R2=0.93**

    y=0.000x+1.65R2=0.00ns

    Kej

    enuh

    an C

    a ta

    nah,

    %So

    il C

    a sta

    urat

    ion,

    %

    40.00

    35.00

    30.00

    25.00

    20.000 100 200 300 400 500 600

    Dosis (dosage) K2O, mg kg-1 soil

    y=0.007x+29.47R2=0.60*

    y=-0.003x+29.47R2=0.27ns

    Pupuk (fertilizer) KCl Abu sisa tanamanPlant derived ash

    Pupuk (fertilizer) KCl Abu sisa tanamanPlant derived ash

    ICCR

    I

  • 104

    PELITA PERKEBUNAN, Volume 27, Nomor 2, Edisi Agustus 2011

    Baon & Sugiyanto

    dari penelitian sebelumnya (Mozaffariet al., 2002). Peningkatan pH tanahdisebabkan oleh adanya transfer ion antarabu sisa tanaman dengan tanah yangmengandung sejumlah basa kemudianmenyebabkan pH tanah yang meningkat.Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiappenambahan abu sisa tanaman setaradengan 100 mg K 2O/kg tanah akanmenyebabkan peningkatan pH tanahsebesar 0,1 unit. Dari hasil penelitian inimengindikasikan bahwa penggunaan abusisa tanaman sangat tepat untuk meng-gantikan KCl bila akan dilakukan padatanah masam. Hasil penelitian Sudadi &Atmaka (2000) menunjukkan bahwa abujerami meningkatkan pertumbuhan danproduksi kedelai di lahan masam.

    Gambar 5 menunjukkan bahwa peng-gunaan abu sisa tanaman sampai dosis600 mg K2O per kg tanah masih meng-hasilkan pH tanah sekitar kondisi netral.Abu sisa tanaman yang digunakan dalam

    penelitian ini mengandung 16,4% K2O,sehingga untuk setiap hektar tanamandibutuhkan 8770 kg abu sisa tanaman yangsetara dengan panambahan 600 mg K2Oper kg tanah. Abu sisa tanaman denganpH sekitar 10,8 sebanyak 8770 kg untuksatu hektar tanah dengan pH 6,2 dalamkenyataannya pH tanah meningkat tetapimasih belum pada level alkalin. Hasilpenelitian ini serupa dengan yangditemukan oleh Meyers & Kopecky (1998)yang menunjukkan bahwa pemberian abukayu industri meningkatkan pH tanahbahkan M ozaf f ar i et al. (2002) me-nyampaikan bahwa penambahan abu sisatanaman menaikkan pH tanah secarakurvilinier. Berbeda dengan penelitianMozaffari et al. (2000), aplikasi abu sisatanaman alfalfa tidak meningkatkan pHtanah yang bertekstur geluh lempungandengan pH yang tinggi dan tanggapan yanglinier untuk tanah dengan tekstur pasiran.Diduga bahwa tidak adanya respons positifterhadap pemberian abu sisa tanaman

    Gambar 5. Hubungan antara dosis K2O yang diberikan ke tanah dengan pH tanah bila K

    2O diberikan dalam

    bentuk abu sisa tanaman dan KCl.

    Figure 5. Relation between applied K2O dosage and soil pH when K

    2O applied in forms of plant derived

    ash and KCl.

    pH ta

    nah

    (soi

    l)

    7.00

    6.80

    6.60

    6.40

    6.20

    6.00

    Dosis (dosage) K2O, mg kg-1 soil

    0 100 200 300 400 500 600

    y=0.001x+6.2R2=0.69**

    y=-0.000x+6.2R2=0.07ns

    Pupuk (fertilizer) KCl Abu sisa tanamanPlant derived ash

    ICCR

    I

  • Sifat kimia tanah akibat abu asal tanaman pengganti pupuk kalium dan nilai konversinya

    105

    PELITA PERKEBUNAN, Volume 27, Nomor 2, Edisi Agustus 2011

    berhubungan dengan dosis abu sisatanaman yang rendah pada percobaan yanglebih awal.

    Nitrogen dan Fosfor

    Pemberian KCl dan abu sisa tanamantidak mempengaruhi kandungan N tanah(Gambar 6). Peningkatan pH tanah sebagaiakibat pengaruh penggunaan abu sisatanaman tidak mengurangi kandungan Ntanah. Kemasaman tanah sampai pH 6,8tidak berpengaruh negatif terhadap urea.Dalam tanah, urea akan terurai menjadiNH4+sedang pada pH tinggi NH4+ ber-ubah menjadi NH3 (Tisdale & Nelson,1975; Raison & McGarity, 1978). Namunpada tanah dengan kapasitas tukar kationcukup tinggi seperti yang digunakan dalampenelitian ini, NH4

    + akan terjerap olehtanah sehingga tidak terjadi perubahankandungan N tanah.

    Terdapat perbedaan pengaruh KCl danabu sisa tanaman terhadap ketersediaan

    P dalam tanah. Pemberian abu sisa tanamanke dalam tanah meningkatkan ketersediaanP dalam tanah, sedangkan pemberian KCltidak (Gambar 7). Mozaffari et al. (2002)juga memperoleh hasil yang menunjukkanbahwa pemberian abu sisa tanaman alfalfameningkatkan kandungan P tersedia(ekstrak Olsen). Peningkatan kandunganP dalam tanah dapat terjadi karena adanyakandungan P dalam abu sisa tanaman,pengaruh pengapuran dari abu yang di-berikan selain itu adanya senyawa lain yangdapat mempengaruhi ketersediaan P dalamtanah. Pemberian abu sisa pembakaransering meningkatkan ketersediaan P dalamtanah. Abu yang berasal dari hasilpembakaran tongkol jagung didugamengandung Si yang juga mungkin beradadi dalam tanaman sereal lain seperti abusekam padi (Harsono, 2002) ataupundalam belotong (Mulyadi et al., 2003).Adanya Si dalam abu sisa tanaman dapatsecara tidak langsung meningkatkanketersediaan P dalam tanah (Isyas et al.,2000; Mulyadi et al., 2007; Yukamgo &

    Gambar 6. Hubungan antara dosis K2O yang diberikan ke tanah dengan kandungan N tanah bila K

    2O diberikan

    dalam bentuk abu sisa tanaman dan K2O.

    Figure 6. Relation between applied K2O dosage and soil nitrogen when K

    2O applied in forms of plant

    derived ash and KCl.

    Dosis (dosage) K2O, mg kg-1 soil

    0 100 200 300 400 500 600

    0.22

    0.20

    0.18

    0.16

    0.12

    0.10

    0.14

    Soil

    N, %

    y=0.000x+0.13R2=0.15ns

    y=-0.000x+0.13R2=0.15ns

    Pupuk (fertilizer) KCl Abu sisa tanamanPlant derived ash

    ICCR

    I

  • 106

    PELITA PERKEBUNAN, Volume 27, Nomor 2, Edisi Agustus 2011

    Baon & Sugiyanto

    Yuwono, 2007). Hal ini dapat terjadikarena SiO4

    4- memiliki elektro-negativitasyang relatif lebih besar daripada PO4

    3-

    sehingga SiO44- dapat menggantikan PO4

    3-

    yang terjerap. Demikian pula sebaliknyayang dapat menjurus pada berkurangnyakandungan P tanah.

    Sebagai contoh, abu kayu dengan dosis20 g/kg meningkatkan ketersediaan P(ekstrak Bray-2) dari 7,9 menjadi 13,5mg/kg (Voundinkana et al., 1998). NisbahP yang diberikan dengan peningkatan hasiluji tanah masih dalam kisaran hasil yangdiperoleh dengan pemupukan P di lapangan(Randall et al., 1997) yang mengindikasikanbahwa abu alfalfa mungkin berfungsi sebagaisumber P bagi tanaman. Codling et al.(2002) dalam penelitian yang dilakukanuntuk mengevaluasi keefektifan abu kotoranayam dibandingkan kalium fosfat sebagaisumber fosfor untuk tanaman gandummenunjukkan bahwa abu kotoran ayamadalah sumber P yang murah untuk

    tanaman pertanian. Kandungan P jaringanlebih tinggi pada tanaman yangdiperlakukan dengan abu kotoran ayamdibandingkan dengan kontrol dan perlakuankalium fosfat, walaupun semua aras Pdalam semua kisaran kahat untuk tanamangandum. Hasil penelitian tersebut jugamengindikasikan bahwa hasil bobot keringgandum yang diperlakukan dengan abukotoran ayam sama dengan hasil yangdiberikan pupuk kalium fosfat bila tanahdiberi kapur, namun bila tidak diberi kapurperlakuan tersebut tidak secara nyatameningkatkan biomassa tanaman.

    Dengan demikian abu sisa tanamandalam pemanfaatannya dapat digunakansebagai sumber hara, khususnya kalium,bagi tanaman, juga dapat digunakan untukmemperbaiki sifat kimia tanah, khususnyadalam memperbaiki keasaman tanah.Di samping itu aplikasi abu sisa tanamanjuga mampu mengurangi proses pe-masaman tanah yang berpotensi menekan

    Gambar 7. Hubungan antara dosis K2O yang diberikan dengan kandungan P tanah bila K

    2O diberikan dalam

    bentuk abu sisa tanaman dan KCl.

    Figure 7. Relation between applied K2O dosage and soil P content when K

    2O applied in forms of plant

    derived ash and KCl.

    Dosis (dosage) K2O, mg kg-1 soil

    0 100 200 300 400 500 600

    Soil

    P, m

    g kg

    -1

    400

    350

    300

    250

    150

    100

    200

    Pupuk (fertilizer) KCl Abu sisa tanamanPlant derived ash

    y=0.19x+228R2=0.84**

    y=-0.009x+228R2=0.003ns

    ICCR

    I

  • Sifat kimia tanah akibat abu asal tanaman pengganti pupuk kalium dan nilai konversinya

    107

    PELITA PERKEBUNAN, Volume 27, Nomor 2, Edisi Agustus 2011

    ketersediaan hara-hara tertentu dan akhir-nya dapat menghambat pertumbuhan danproduksi tanaman.

    KESIMPULAN

    Dari hasil penelitian ini dapat di-simpulkan bahwa:

    1. Abu sisa tanaman berpotensi untuk dapatdigunakan sebagai sumber hara kaliumsehingga dapat untuk menggantikanpupuk KCl sebagai pupuk K.

    2. Untuk memperoleh kandungan K tanahyang sama, jumlah K2O yang perludiberikan ke dalam tanah dalam bentukpupuk abu sisa tanaman seperti yangdigunakan dalam penelitian ini adalahsebanyak 1,44 kali dibandingkan jumlahK2O dalam bentuk KCl.

    3. Penggunaan abu sisa tanaman juga dapatmeningkatkan kandungan Ca, keter-sediaan P, nisbah Ca/Mg dan pH tanah,namun tidak menyebabkan kehilangannitrogen.

    DAFTAR PUSTAKA

    Baon, J.B. (2009). Use of plant derived ashas potassium fertilizer and its effectson soil nutrient and cocoa growth.Jurnal Tanah Tropika, 14, 185193.

    Baon, J.B.; S. Abdoellah; Nurkholis; Sugi-yono & S. Winarsih (2003). Produksitanaman kakao dan status hara tanahakibat penggantian pupuk kaliumklorida dengan natrium klorida. PelitaPerkebunan, 19, 6777.

    Baon, J.B.; S. Winarsih & Nurkholis (1994).Penggunaan garam laut sebagaipengganti sebagian pupuk kalium padatanaman kakao. Pelita Perkebunan,10, 713.

    Cherney, J.H.; Q.M. Ketterings & J.L.Orloski (2004). Plant and soil elemen-

    tal status as influenced by multi-yearnitrogen and potassium fertilization.Journal of Plant Nutrition, 27, 9911014.

    Codling, E.E.; R.L. Chaney & J. Sherwell(2002). Poultry litter ash as a poten-tial phosphorus source for agricul-tural crops. Journal of Environmen-tal Quality, 31, 954961.

    Erwiyono, R.; U. Kaspari; N. Sulistya-ningsih; G. Sukarno & J.B. Baon(2002). Dampak jangka panjangpemupukan NaCl sebagai penggantiKCl pada kakao terhadap sifat fisiktanah dan perakaran. Pelita Per-kebunan, 18, 2230.

    Harsono, H. (2002). Pembuatan silika amorfdari limbah sekam padi. Jurnal IlmuDasar, 3, 98103.

    Ilyas; Syekhfani & S. Priyono (2000). Analisispemberian limbah pertanian abu sekamsebagai sumber silikat pada Andisol danOxisol terhadap pelepasan fosforterjerap dengan perunut 32P. RisalahPertemuan Ilmiah Penelitian danPengembangan Isotop Radiasi, 2000,103110.

    Meyers, N.L. & M.J. Kopecky (1998). In-dustrial wood ash as a soil amend-ment for crop production. Tappi Jour-nal, 81, 123130.

    Mikkelsen, R.L. (2007). Managing potas-sium for organic crop production. HortTechnology, 17, 455460.

    Mikkelsen, R.L. & T.W. Bruulsema (2005).Fertilizer use for horticultural cropsin the U.S. during the twentieth cen-tury. Hort. Technology, 15, 2430.

    Mozaffari, M.; C.J. Rosen; M.P. Russelle& E.A. Nater (2000). Corn and soilresponse to application of ash ge-nerated from gasified alfalfa stems.Soil Science, 165, 896907.

    Mozaffari, M.; M.P. Russelle; C.J. Rosen& E.A. Nater (2002). Nutrient supplyand neutralizing value of alfafa stemgasification ash. Soil Science Soci-

    ICCR

    I

  • 108

    PELITA PERKEBUNAN, Volume 27, Nomor 2, Edisi Agustus 2011

    Baon & Sugiyanto

    ety of American Journal, 66, 171178.

    Mulyadi, M.; K. Idris; D.A. Rachim &S. Simoen (2003). Kajian pemberianblotong dan terak baja pada tanahkandiudoxs Pelaihari dalam upayamemperbaiki ciri kimia tanah sertaserapan hara dan pertumbuhantanaman tebu. Forum Pascasarjana,26, 8187.

    Mulyadi, M.; S. Sofiah & A. Rasjid (2007).Pengaruh pemupukan silikat terhadapsifat kimia tanah, serapan hara danpertumbuhan tebu pada tanah masamDystropepts Jatitujuh. Majalah Pene-litian Gula, 43, 7184.

    Odedina, S.A.; J.N. Odedina; S.O. Ayeni;S.A.A. Arowojolu; S.D. Ayeye &S.O. Ojeniyi (2003). Effects of typeof ash on soil fertility nutrient avail-ability and yield of tomato andpepper. Nigeria Journal of SoilScience, 13, 6167.

    Pujiyanto (1992). Toleransi bibit kakao ter-hadap salinitas tanah. Pelita Per-kebunan, 8, 6166.

    Raison, R.J. & J.W. McGarity (1978).Effect of plant ash on nitrogen ferti-lizer transformations and ammoniavolatilization. Soil Science Societyof American Journal, 42, 140143.

    Randall, G.W.; T.K. Iragavarapu & S.D.Evans (1997). Long-term P and Kapplications: Effect on soil test in-cline and decline rates and criticalsoil test levels. Journal of Produc-tion Agriculture, 10, 565571.

    Snoeck, J. & P. Jardin (1991). Calculationof fertilizer requirement for cocoa.Int. Cocoa Conf., Oct. 2427, KualaLumpur Malaysia.

    Sudadi & W. Atmaka (2000). Cara dan dosispenggunaan abu jerami padi untukmeningkatkan hasil kedelai pada tanahmasam. Agrosains, 2, 5053.

    Tisdale, S.L. & W.L. Nelson (1975). SoilFertility and Fertilizers. MacMilanPubl. Co., Inc. New York.

    Voundinkana, J.C.; A. Demeyer & M.G.Verlo (1998). Availability of nutri-ents in wood ash amended tropicalacid soils. Environmental Techno-logy, 19, 12131221.

    Yukamgo, E. & N.W. Yuwono (2007). Peransilikon sebagai unsur bermanfaat padatanaman tebu. Jurnal Ilmu Tanah danLingkungan, 7, 103116.

    **********

    ICCR

    I