Studi Komparatif Sifat Mutu dan Fungsional Telur Puyuh dan Telur ...
sifat fisik telur
-
Upload
fenny-crista-a-panjaitan -
Category
Documents
-
view
947 -
download
18
Transcript of sifat fisik telur
SIFAT FISIK TELUR
Oleh
FENNY CRISTA A. PANJAITAN
05111003019
TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2012
A. PENDAHULUAN
Calon individu baru yang dihasilkan oleh seekor unggas betina disebut dengan telur.
Pembuahan perlu dilakukan untuk mengubah telur ini menjadi embrio kemudian telur ini akan
menetas. Telur merupakan bahan pangan dengan komposisi yang baik dan lengkap untuk
memenuhi kebutuhan gizi manusia dan baik untuk dikonsumsi manusia. Telur yang banyak
dikosumsi manusia saat ini diperoleh dari unggas yang dengan sengaja dipelihara sebanagai
unggas petelur untuk menghasilkan telur yang maksimal dan baik untuk dikonsumsi. Jenis
ayam ataupun unggas lainnya juga bisa menghasilkan telur baik yang dibuahi maupun yang
tidak dan dijadikan bahan makanan bagi manusia dengan tingkat kualitas yang relatif sama.
Banyak sekali jenis hewan yang dapat mengahasilkan telur. Sekian banyak telur yang
dihasilkan oleh beberapa hewan, hanya beberapa jenis telus yang biasa diperdagangkan dan
dikonsumsi manusia yaitu telur ayam, bebek, telur puyuh, dan telur ikan. Paling populer
adalah telur ayam sehingga dalam kehidupan sehari-hari istilah telur diasosiasikan dengan
telur ayam. Telur ayam terdapat 2 jenis yaitu telur ayam kampung (Buras) dan telur ayam
negeri (ras). Telur ayam kampung harganya lebih mahal dibandingkan telur ayam negeri
karena penawarannya sangat terbatas dan anggapan masyarakat bahwa telur ayam kampung
lebih berkhasiat dibanding telur lain. Telur bebek ada 2 jenis yaitu yang berwarna biru dan
berwarna putih. Masing-masing telur dihasilkan oleh jenis yang berbeda. (Suharyanto, 2009).
Telur merupakan salah satu bahan pangan dengan nilai nutrisi yang baik. Hal ini
karena telur merupakan sumber protein yang terdiri dari berbagai asam amino yang
dibutuhkan oleh tubuh. Komposisi telur terdiri dari air (72,8 – 75,6 %), protein (12,8 – 13,4
%) dan lemak (10,5 – 11,8 %). Telur merupakan bahan pangan yang mudah rusak (perishable
food) karena banyak mengandung nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
mikroorganisme. Teknologi pengawetan merupakan teknologi yang dapat mencegah
kerusakan tersebut. Pengawetan yang sudah sering dilakukan diantaranya berbagai metode
pembuatan telur asin, larutan kapur, maupun perendaman dengan ekstrak daun jambu biji
(Zulfikar, 2008).
B. TUJUAN
Praktikan dapat mengamati dan mengetahui sifat –sifat fisik telur.
C. BAHAN DAN ALAT
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah 1) larutan HCl, 2) telur ayam
kampung, 3) telur ayam negeri, 4) telur bebek.
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah 1) beaker glass, 2) cawan petri, 3)
mikrometer sekrup, 4) neraca analitik, 5) penggaris, 6) pisau, 7) sendok.
D. CARA KERJA
Cara praktikum kali ini adalah:
a. Struktur fisik telur
1. Telur ditimbang dan selanjutnya dipecahkan di atas cawan
2. Kuning telur dipisahkan dari putih telurnya
3. Kuning telur dan putih telur ditimbang dan persentasenya dihitung terhadap berat utuhnya.
4. Membrane kulit telur dipisahkan dari kulitnya dan diukur ketebalannya dengan
micrometer sekrup.
5. Tebal kulit telurnya diukur dengan alat yang sama yaitu micrometer sekrup.
b. Pengamatan kulit telur
1. Tebal kulit telur diukur dengan micrometer sekrup dan catat ketebalannya dalam mm.
2. Sejumlah kulit telur direndam dalam HCl selama 15 menit.
3. Gelembung-gelembung CO2 diamati.
4. Warna dan tekstur kulit telur diperiksa dan diamati.
c. Parameter mutu telur
1. Pemeriksaan telur utuh dengan candling.
Telur ditempatkan pada tempat gelap lalu disinari dengan lampu senter. Hal ini
bertujuan untuk melihat kantung udara di dalam telur.
2. Pemeriksaan isi telur.
Telur utuh ditimbang, dipecahkan dan seluruh isinya diletakkan dengan hati-hati
diatas cawan petri besar.
a. Pemeriksaan subjektif
Pengamatan ditujukan terhadap kondisi putih telur tebal dan kuning telur (kebersihan,
kejernihan, warna, dan ketegangan).
b. Pemeriksaan objektif
Kuning telur diukur tingginya menggunakan micrometer sekrup.
E. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
a. Pengamatan fisik
Jenis telur Berat telur % Berat putih % Berat kuning Tebal cangkang
Ayam negeri (B) 58,8 gr 62,5 11,7 0,04
Ayam negeri (L) 61 gr 65,9 13,4 0,12
Ayam kampung (B) 59,8 gr 29,58 43,72 0,05
Ayam kampung (L) 65,6 gr 23,67 44,92 0,04
Bebek (B) 64,3 gr 50,39 36 0,19
Bebek (L) 65,5 gr 52 37,1 0,20
% berat kuning=berat kuningberat utuh
x 100 %
% berat putih=berat putihberat utuh
x100 %
% berat kuning(B)=23,15 gr64,29 gr
x100 %=36 %
% berat putih (B )= 32,4 gr64,29 gr
x 100 %=50,39 %
% berat kuning ( L )=24,31 gr65,52 gr
x100 %=37,1 %
% berat putih ( L )=32,56 gr65,52 gr
x 100 %=52
b. Pengamatan kulit
Jenis Gelembung CO2
(ya/tidak)Perubahan
(warna/tekstur)Ayam negeri (B) Ya Tetap/keras
Ayam negeri (L) Ya Tetap/keras
Ayam kampung (B) Ya Jernih/keras
Ayam kampung (L) Ya Jernih/keras
Bebek (B) Ya Tetap/keras
Bebek (L) Ya Tetap/keras
c. Pengamatan mutu
Jenis Keretakan (ada/tidak) Kantung udara (cm)
Ayam negeri (B) Ada 1,5
Ayam negeri (L) Tidak 1,9
Ayam kampung (B) Tidak 2,1
Ayam kampung (L) Tidak 2,4
Bebek (B) Tidak 1,2
Bebek (L) Tidak 1,8
d. Pengamatan subjektif
Jenis Kebersihan Kejernihan Warna Ketegangan
Ayam negeri (B) Bersih Jernih Kuning pekat Padat
Ayam negeri (L) Bersih Jernih Kuning pudar Agak cair
Ayam kampung (B) Bersih Jernih Kuning pekat Cair
Ayam kampung (L) Tidak bersih Tidak jernih Kuning Cair
Bebek (B) Bersih Jernih Kuning mengkilap Kental
Bebek (L) Tidak bersih Tidak jernih Kuning kusam Kental
e. Pengamatan objektif
Jenis Indeks Nilai Zcm/grAyam negeri (B) 0,13 0,062
Ayam negeri (L) 0,177 0,049
Ayam kampung (B) Error Error
Ayam kampung (L) 0,15 0,0381
Bebek (B) 0,36 0,27
Bebek (L) 0,4 0,09
indeks B=1,7324,75
=0,36
indeks L=1,8254,54
=0,4
nilai Z B=10 x 1,7323 x20,67
=0,27
nilai Z L=10 x 1,8253 x 66,55
=0,09
B. Pembahasan
Persentase kuning telur sekitar 30%-32% dari berat telur. Kuning telur terdiri atas
membran kuning telur (vitellin) dan kuning telur sendiri. Kuning telur merupakan makanan
dan sumber lemak bagi perkembangan embrio. Komposisi kuning telur adalah air 50%, lemak
32%-36%, protein 16% dan glukosa 1%-2%. Asam lemak yang banyak terdapat pada kuning
telur adalah linoleat, oleat dan stearat. Telur konsumsi diproduksi oleh ayam betina tanpa
adanya ayam jantan. Persentase putih telur (albumen) sekitar 58%-60% dari berat telur itu.
Putih telur terdiri atas dua lapisan, yaitu lapisan kental dan lapisan encer. Lapisan kental
terdiri atas lapisan kental dalam dan lapisan kental luar. Lapisan kental dalam hanya 3% dari
volume total putih telur. Lapisan kental dalam ini membentuk kalaza yang terpelintir dari
membran kuning telur ke arah kerabang telur. Kalaza ini berfungsi sebagai tali untuk
menahan kuning tetap berada di tengah telur. Lapisan kental luar 57% dari total putih telur.
Lapisan kental ini mengandung protein dengan karakteristik gel yang berhubungan dengan
jumlah ovomucin protein. Lapisan encer terdiri dari lapisan encer dalam dan lapisan encer
luar yang masing-masing mewakili 17% dan 23% dari jumlah total volume putih telur (Bell
dan Weaver, 2002).
Praktikum pengamatan fisik telur diperoleh persen berat dari masing-masing telur
bagian kuning dan telur bagian putih. Berat telur bagian kuning dan berat telur bagian putih
haruslah kurang dari seratus persen. Hal ini disebabkan masih terdapat kulit telur pada saat
penimbangan berat telur mencapai seratus persen.
Pengamatan cangkang telur dilakukan dengan mecelupkan cangkang telur ke dalam
larutan HCl selama 15 menit. Terbentuk gelembung-gelembung udara di sekitar cangkang
telur. Cangkang telur sebagian besar terdiri dari Kalsium Karbonat dan itulah kenapa
cangkang telur keras. Kulit telur yang terdiri dari kalsium karbonat (CaCO3). Ketika telur
dicampur dengan asam akan menimbulkan reaksi kimia dgn produknya berupa gas
karbondioksida (CO2) (Zulfikar, 2008).
Kantung udara pada telur tergantung pada berapa lama telur tersebut sudah berada di
luar kloaka. Semakin besar gelembung udara telur maka semakin rendah mutu dari telur
tersebut. Penguapan gas seperti uap air, karbondioksida, amoniak, nitrogen dan H2S
menyebabkan terjadinya pembesaran kantung udara telur (Suprapti,2002).
Ketegangan kuning telur juga ditentukan berdasarkan waktu dan lama penyimpanan
telur. Jenis telur juga mempengaruhi ketengangan kuning telur yang dimiliki oleh masing-
masing telur (Naquiah, 2012).
F. KESIMPULAN
Kesimpulan yang diperoleh dari praktikum ini adalah:
1. Lama waktu yang diperoleh telur setelah keluar dari kloaka menentukan kualitas telur
tersebut.
2. Kantung udara telur akan semakin membesar seturut dengan lama waktu telur tersebut
disimpan.
3. Gelembung CO2 berasal dari hasil reaksi kulit telur, yaitu kalsium karbonat (CaCO3)
dengan asam.
4. Kekentalan kuning telur didasarkan pada jenis telur dan lama penyimpanan telur.
5. Jenis-jenis telur memiliki ketebalan cangkang yang berbeda-beda.
DAFTAR PUSTAKA
Bell, Donald D. dan W.D Weaver, Jr. ed. 2002 Commercial Chicken Meat and Egg Production 5th ed. Kluwer Academic Published. California
Naqiuah, Siti. 2012. Freeze -Thaw Stability Of Egg Yolk And White-Stabilised Emulsions. Universitas Teknologi MARA. Selangor
Suharyanto. 2009. Pengolahan Bahan Pangan Hasil Ternak. Universitas Bengkulu. Bengkulu
Suprapti, M. L. 2002. Pengawetan Telur : Telur Asin, Tepung telur, dan Telur Beku. Kanisius. Yogyakarta
Zulfikar. 2008. Sifat Fisik Dan Organoleptik Telur Ayam Ras Hasil Perendamanan Dalam Campuran Larutan Garam Dengan Ekstrak Jahe Yang Berbeda. Institut Pertanian Bogor. Bogor