Sidang Hasil Isa

33
HUBUNGAN PENGGUNAAN JILBAB TERHADAP KEJADIAN KETOMBE PADA SISWI SMA WIRATAMA KOTAGAJAH LAMPUNG TENGAH Pembimbing I : dr. Ek Si!"i# M.Ke$ Pembimbing II : dr. Ni% S&r Peng'(i : dr. Hid)%# S*.PK# M.Ke$ O!e& : Si%i Ai$)& NPM : 09310264

description

skripsi

Transcript of Sidang Hasil Isa

IDENTIFIKASI BAKTERI Escherichia coli PADA SUSU KEDELAI DI KECAMATAN PURBOLINGGO KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

HUBUNGAN PENGGUNAAN JILBAB TERHADAP KEJADIAN KETOMBE PADA SISWI SMA WIRATAMA KOTAGAJAH LAMPUNG TENGAHPembimbing I: dr. Eka Silvia, M.KesPembimbing II: dr. Nita SaharaPenguji : dr. Hidayat, Sp.PK, M.Kes

Oleh : Siti AisyahNPM : 09310264

Latar BelakangKetombe merupakan istilah umum dalam bahasa Indonesia yang dalam bahasa kedokteran lazim disebut dandruff.

Menurut data dari Internasional Data Base, US Sensus Bureu tahun 2004, prevalensi populasi masyarakat Indonesia adalah 43.833.262 jiwa dari 238.452.952 jiwa dan menempati urutan ke empat setelah China, India, dan US. Lebih dari 50% orang dewasa mungkin akan terpengaruh oleh kondisi ini dan dampak mereka sangat tinggi.

Lanjutan...Berbagai kondisi memudahkan orang untuk berketombe, walau penyebabnya belum pasti diketahui. Gangguan ketombe berarti kelainan pengelupasan stratum korneum kulit kepala. Siswa rentan terkena ketombe, hal ini disebabkan karena siswa pada umurnya 15-17 tahun yang merupakan insidensi tertinggi untuk terkena ketombe.

Rumusan Masalah:Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan pertanyaan peneliti sebagai berikut : apakah ada hubungan penggunaan jilbab terhadap kejadian ketombe pada siswi SMA wiratama kotagajah lampung-tengah?

Tujuan PenelitianTujuan UmumTujuan KhususBagi PenelitiBagi Ilmu PengetahuanBagi MasyarakatBagi Peneliti Selanjutnya

Manfaat PenelitianTinjauan Pustaka1. JILBAB

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, pengertian jilbab adalah baju kurung yang longgar, dilengkapi dengan kerudung yang menutupi kepala, bagian muka dan dada.

Fungsi jilbab secara umum adalah sebagai penutup kepala yang digunakan oleh wanita dibelahan dunia, dan digunakan seharian penuh baik sedang beraktifitas maupun tidak sedang beraktifitas.2. KULITDefinisiKulit adalah organ terbesar tubuh, terdiri dari lapisan sel di permukaan , disebut epidermis (kulit ari), dan lapisan jaringan ikat yang lebih dalam, dikenal sebagai dermis (kulit jangat)..

Struktur KulitEpidermis : terdiri atas stratum korneum, stratum lusidum, stratum granulosum, stratum spinosum, stratum basale.Dermis: Lapisan dibawah epidermis yang jauh lebih tebal.Subkutis: Kelanjutan dermis, terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak.Kelenjar KulitKelenjar sebasea : terbenam dalam dermis pada sebagian besar permukaan tubuh.

Kelenjar Keringat : tersebar luas dikulit kecuali untuk daerah tertentu, seperti glans penis.

Fungsi Kulit

Proteksi, Absorbsi, Ekskresi, Persepsi.Pengaturan suhu tubuh, Pembentukan pigmen, Keratinisasi, Pembentukan vitamin D.4. RambutPengertian Rambutstruktur berkeratin panjang yang berasal dari invaginasi epitel epidermis. Warna, ukuran, dan penyebarannya bervariasi sesuai ras, umur, jenis kelamin, dan bagian tubuh.

Jenis RambutRambut Terminal

Rambut VelusKelainan Rambut

Alopesia Areata : kebotakan yang terjadi setempat-setempat dan berbatas tegas.

Alopesia Andronegika : rambut rontok secara bertahap dimulai dari bagian vertex dan frontal.

Alopesia Prematur : umumnya keturunan dan hormonal, sering terjadi pada laki-laki muda pada umur duapuluhan.5. KETOMBEDefinisiKetombe adalah lepasnya sel kulit mati yang terjadi dikulit kepala berupa eritema atau kemerahan pada kulit kepala dan skuama kering yang mudah lepas dengan sendirinya.

EpidemiologiPada umumnya masalah yang di alami wanita Indonesia adalah ketombe. Kelainan ini mempengaruhi hampir separuh penduduk usia pubertas dan setiap jenis kelamin maupun etnis.

Faktor yang mempengaruhiBangsa/ ras

Makanan

Iklim

Keturunan

Lingkungan Perjalanan penyakit pada penderita biasanya kulit tampak berminyak, itu karena aktivitas kelenjar sebasea yang meningkat. Dengan kuman Pityrosporum ovale yang hidup di kulit kepala berkembang lebih subur. Hal itu menimbulkan eritema pada kulit kepala dan juga menghasilkan skuama-skuama halus sampai kasar (ketombe)PATOFISIOLOGIPemeriksaan LaboratoriumWalaupun temuan dermatopatologi tidak spesifik, kultur fungi bisa digunakan untuk menyingkirkan Tinea kapitis. Kemudian dapat juga dilakukan pemeriksaan mikroflora dari kulit kepala untuk melihat Pityrosporum ovale.Diagnosa Banding

Psoriasis : terdapat skuama berlapis-lapis, kasar, tanda tetesan lilin.

Tinea kapitis : Kelainan ini dapat ditandai dengan lesi bersisik, kemerah-merahan, alopesia, dan kadang-kadang terjadi gambaran klinis yang lebih berat, yang disebut kerion.

Dermatitis seboroik : eritema kering, lembab atau sisik berminyak dan bercak kering kuning.6. HUBUNGAN JILBAB DENGAN KULIT KEPALA DAN KEJADIAN KETOMBE.

Jilbab adalah pakaian yang longgar dilengkapi dengan kerudung yang menutupi kepala, bagian muka dan dada. Wanita Indonesia yang menggunakan jilbab biasanya juga melakukan aktifitas diluar dan terpapar sinar matahari langsung.

Kelenjar sebasea meningkat, keringat menjadi banyak, kulit tak bisa bernafas dan menjadi lembab sangat berminyak.

P. ovale yang mulanya normal menjadi patogen.

Kerangka TeoriKepala Tertutup RapatAbsorbsi Kulit GagalPenggunaan Jilbab (seharian penuh)Banyak BeraktifitasTerpapar Sinar Matahari Kelenjar Sebasea Terus MeningkatLembab dan berminyakP. Ovale menjadi patogenInflamasiKejadian KetombeKerangka KonsepVariabel BebasPenggunaan JilbabKejadian KetombeVariabel TerikatHipotesis

Ha Ada hubungan penggunaan jilbab terhadap kejadian ketombe pada siswi SMA wiratama kotagajah lampung-tengah

Ho Tidak ada hubungan penggunaan jilbab terhadap kejadian ketombe pada siswi SMA wiratama kotagajah lampung-tengah

METODOLOGI PENELITIAN1.Jenis penelitian: Analitik Observasional2.Rancangan penelitian: Cross Sectional3.Lokasi penelitian: SMA wiratama kotagajah lampung-tengah 4.Waktu penelitian: Oktober 20135.Populasi : Seluruh siswi SMA wiratama kotagajah lampung-tengah yang berjumlah 253 orang6.Jumlah sample:Jumlah sampel dari total populasi yaitu 154 responden dari 253 orang. . Teknik pengambilan besar sampel menggunakan rumus Notoatmodjo sebagai berikut: N 253n = = = 154 orang 1+N(d2) 1+253(0,052)

7.Teknik penelitian: proportional random sampling

8.Kriteria sampel penelitian Kriteria inklusi Seluruh siswi SMA wiratama kotagajah yang masih aktif dalam pembelajaran disekolah.Bersedia menjadi responden penelitian.Kriteria ekslusi Siswi yang menderita penyakit kulit kepala selain ketombe.

9.Variabel penelitian: Variabel Bebas (Independen), adalah Penggunaan Jilbab.Variabel Terikat (Dependen), adalah Kejadian Ketombe.Variabel Definisi Alat UkurHasil UkurSkala 1. Penggunaan jilbabKebiasaan siswi memakai sejenis kain yang dapat menutupi kepala dan rambutnyakuesioner0 = Tidak Berjilbab1 = BerjilbabNominal2. Kejadian KetombePengelupasan sel kulit kepala yang sudah mati dan menumpuk dalam jumlah yang besar, yang tampak seperti serpihan-serpihan kecil berwarna putih atau kelabu di kulit kepalaLoop 0 = Tidak Ada1 = AdaNominal DEFINISI OPERASIONAL10.Pengumpulan dataData primerMelakukan wawancara dan pengisian kuisioner Melakukan observasiData sekunder diperoleh dari pihak sekolah berupa keterangan mengenai keadaan umum sekolah dan jumlah siswi yang ada disekolah tersebut.

11.Pelaksanaan penelitian Survey pendahuluanMelakukan izin penelitian Kepala Sekolah

12.Pengolahan dataEditing Coding EntringTabulating

Menggunakan program spss versi 17.00.

1. Univariat Menjelaskan secara deskriptif untuk melihat distribusi variabel-variabel yang diteliti, baik dependent maupun idependent.2. Bivariat Mengukur keeratan hubungan antara variabel terikat dan variabel bebas. Analisa dilakukan dengan uji maka dapat digunakan chi square dengan batas kemaknaan 5% (0,05).ANALISA DATAAnalisis Univariat

Distribusi Frekuensi Penggunaan jilbab pada siswi di SMA Wiratama Kotagajah Lampung Tengah

Distribusi Frekuensi Kejadian Ketombe Pada Siswi di SMA Wiratama Kotagajah Lampung Tengah

Penggunaan JilbabFrekuensi Persentase (%)Tidak berjilbab6039,0Berjilbab 9491,0Total 154100Kejadian KetombeFrekuensi Persentase (%)Tidak ada7146,1Ada 8353,9Total 15410027HASIL PENELITIAN Analisis Bivariat

Hubungan Penggunaan Jilbab Pada Siswi Dengan Kejadian Ketombe Pada Siswi di SMA Wiratama Kotagajah Lampung Tengah

Penggunaan jilbab Kejadian ketombe TotalP Value OR(95% CI)Tidak adaAda N%N%N%Tidak berjilbab5388,3711,7601000,0103,968 (2,477-8,909)Berjilbab 1819,17680,994100Jumlah 13046,18353,915410028Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa diketahui bahwa responden yang tidak berjilbab dan tidak ada ketombe sebanyak 53 orang (88,3%), sedangkan responden yang tidak berjilbab dan ada ketombe sebanyak 7 orang (11,7%). Responden yang berjilbab dan tidak ada ketombe sebanyak 18 orang (19,1%), sedangkan responden yang berjilbab dan ada ketombe sebanyak 76 orang (80,9%)Hasil uji statistik didapatkan p-value = 0,010 (p-value < = 0,05) Kemudian didapatkan OR = 3,96829PEMBAHASANPenelitian ini sesuai dengan teoriHal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Mery Astrina dari FK UNILA terhadap siswi SMA menunjukan bahwa 60,61% berjilbab ketombe, 43,91% tidak berjilbab berketombe dengan nilai (p = 0,036, OR = 1,67 dan CI 95% = 1,96-3,46) dengan keeratan hubungan 0,75.

30Penggunaan jilbab pada siswi di SMA Wiratama Kotagajah Lampung Tengah sebanyak 94 orang (91,0%).

Kejadian ketombe pada siswi di SMA Wiratama Kotagajah Lampung Tengah sebanyak 83 orang (53,9%).

Ada hubungan antara penggunaan jilbab pada siswi dengan terjadinya kejadian ketombe di SMA Wiratama Kotagajah Lampung Tengah (p-value = 0,010 dan OR = 3,968).

SIMPULANSARANBagi Peneliti

Bagi Ilmu Pengetahuan

Bagi Masyarakat

Bagi Peneliti SelanjutnyaTERIMAKASIH