Siaran pers seminar nasional juni 2014 ypb

3

Click here to load reader

Transcript of Siaran pers seminar nasional juni 2014 ypb

Page 1: Siaran pers seminar nasional juni 2014   ypb

SIARAN PERS Dapat disiarkan segera

Seminar Nasional:Indonesia Butuh Presiden Pro Lingkungan dan HAM

Jakarta, 18 Juni – Pemilihan presiden (Pilpres) 2014 momen sangat penting bagi masyarakat untuk memilih presiden yang pro lingkungan dan hak asasi manusia (HAM). Satu persoalan besar Indonesia adalah kerusakan hutan dan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) terutama pada masyarakat di dalam dan sekitar hutan.

Hutan Indonesia, yang merupakan ketiga terbesar dunia, memiliki fungsi ekologis yang penting bagi Indonesia dan dunia terus rusak dan menyusut. Penelitian yang dipimpin oleh Matt Hansen dari University of Maryland menemukan bahwa Indonesia kehilangan 15,8 juta hektar antara tahun 2000 dan 2012.1

Selain itu, masyarakat di dalam dan sekitar hutan yang diperkirakan mencapai sekitar 50 – 70 juta jiwa masih terus mengalami kehilangan hak hidup atas lahan hutan dan wilayah adat mereka. Hingga kini kasus-kasus pelanggaran HAM tersebut belum dapat diselesaikan pemerintah.

Hal tersebut dipaparkan dan dibahas dalam Seminar Nasional bertema "Memilih Presiden yang Pro Kelestarian Lingkungan dan HAM" di Plaza Bapindo, Jakarta, Rabu (18/6). Acara ini merupakan hasil kerja sama Yayasan Perspektif Baru (YPB), Kemitraan (Partnership), dan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI).

Hadir sebagai pembicara dalam Seminar Nasional tersebut adalah Direktur Eksekutif WALHI Abetnego Tarigan, Komisioner Komnas HAM Sandra Moniaga, dan Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi. Sedangkan pendiri Yayasan Perspektif Baru Wimar Witoelar sebagai moderator. Hadir juga di acara tersebut Direktur Eksekutif Kemitraan Wicaksono Sarosa yang memberikan kata sambutan.

Menurut Wicaksono, dalam empat tahun terakhir bangsa Indonesia telah mulai menjadi harapan dunia untuk mengurangi dampak perubahan iklim dengan melangkah ke arah pro kelestarian hutan. “Komitmen dan upaya tersebut berisiko besar lenyap jika presiden terpilih tidak pro kelestarian hutan dan tidak menjalankan program pembangunan yang green economy. Oleh karena itu program-program untuk mengurangi deforestasi dan illegal logging seperti moratorium hutan dan pembuatan one map serta program pengelolaan hutan berbasis masyarakat harus terus dilanjutkan dan ditingkatkan dalam pemerintahan mendatang,” kata dia.

Abetnego menjelaskan kerusakan lingkungan hidup terutama hutan Indonesia telah masuk kategori sangat parah sehingga Indonesia termasuk Negara penghasili emisi karbon lima besar di dunia dengan 80% sumber emisinya tata guna lahan dan alih fungsi lahan. Sedangkan di dunia, kerusakan hutan merupakan penyebab 20% emisi gas-gas rumah kaca yang memicu perubahan iklim ekstrim. “Karena itu presiden Indonesia mendatang harus yang pro lingkungan hidup agar kerusakan hutan dapat dihentikan,” kata dia. 

1 http://www.mongabay.co.id/2013/11/15/temuan-peta-hutan-google-laju-deforestasi-meningkat-di-indonesia   /   

Page 2: Siaran pers seminar nasional juni 2014   ypb

Menurut Sandra Moniaga, selain kelestarian hutan, masyarakat Indonesia juga harus memperhatkan isu pelanggaran HAM dalam memilih presiden periode mendatang. Dari sekian banyak kasus HAM, ada kasus yang harus menjadi perhatian utama, yaitu kasus-kasus pelanggaran HAM yang menimpa masyarakat adat serta masyarakat lokal lainnya di dalam dan sekitar kawasan hutan. Kebijakan pemerintah era Orde Baru telah mengakibatkan masyarakat adat kehilangan hak atas wilayah adatnya, termasuk hutan adat, yang ditetapkan secara sepihak sebagai kawasan hutan, yang sampai sekarang belum dapat diselesaikan pemerintah.

“Saat ini Komnas HAM hingga awal Desember 2014 melakukan Inkuiri Nasional mengenai kasus pelanggaran HAM terhadap masyarakat adat. Kami mengharapkan Presiden terpilih mendatang mau dan berkomitmen menindaklanjuti hasil Inkuri Nasional,” kata Sandra.

Saat mengakhiri Seminar Nasional, Wimar Witoelar mengingatkan bahwa upaya menjaga kelestarian lingkungan seperti hutan dan menyelesaikan pelanggaran HAM merupakan kegiatan masif yang memerlukan political will bersama untuk mengubah kerangka kebijakan pemerintahan. “Karena itu kesadaran masyarakat Indonesia untuk mengunakan hak suara di Pilpres 2014 sangat penting terutama memilih calon presiden yang berkomitmen menjaga kelestarian hutan dan menjaga HAM.”

--- Selesai ---

Keterangan tentang Yayasan Perspektif Baru (YPB) dapat dilihat di situs www.perspektifbaru.com

Keterangan tentang WALHI dapat dilihat di situs www. walhi.or.id

Keterangan tentang Kemitraan dapat dilihat di situs www.kemitraan.or.id

Kontak MediaYayasan Perspektif BaruStephanie Ratih Public Relations Tel: (62-21) 727 90028 Fax: (62-21) 722 9994E-mail: stephani [email protected]