Siaran pers cop21 hari ke1 final

1
Delegasi Republik Indonesia Komitmen Kuat Indonesia dalam Perubahan Ikilm : Hutan Indonesia Sebagai Solusi dan Pembangunan Yang Memperhatikan Lingkungan Paris, 2 Desember 2015 - Sebagai salah satu pemilik hutan terbesar yang menjadi paru-paru dunia, Indonesia memilih untuk menjadi bagian dari solusi menghadapi perubahan iklim. Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan membangun Indonesia dengan memperhatikan lingkungan. Dalam sesi pidato kepala negara di sidang COP 21 Paris, Perancis, Selasa (1/12), Presiden Jokowi yang mendapat giliran berpidato pukul 16.45 waktu setempat. Presiden Jokowi menyatakan kerentanan dan tantangan perubahan iklim tidak menghentikan komitmen Indonesia untuk berkontribusi dalam aksi global menurunkan emisi. Indonesia mengalami kebakaran hutan dan lahan gambut. El Nino yang panas dan kering telah menyebabkan upaya penanggulangan menjadi sangat sulit, namun telah dapat diselesaikan. Penegakan hukum secara tegas dilakukan, langkah prevensi telah disiapkan dan sebagian mulai implementasikan, restorasi ekosistem gambut dengan pembentukan Badan Restorasi Gambut Lebih lanjut lagi mengatakan bahwa Indonesia berkomitmen menurunkan emisi karbon sebesar 29% dibawah business as usual pada tahun 2030, dan 41% dengan bantuan internasional. Penurunan emisi dilakukan dengan mengambil langkah di bidang energi, maritim serta tata kelola hutan dan sektor lahan, yaitu melalui penerapan one map policy, moratorium dan review izin pemanfaatan lahan gambu serta pengelolaan lahan dan hutan produk lestari. Hal penting yang ditekankan pula adalah bahwa semua upaya tesebut dilakukan bersama masyarakat termasuk masyarakat adat. Pada hari yang sama, Presiden Jokowi menyempatkan hadir di Pavilion Indonesia, yaitu ketika berlangsungnya forum Interfaith Dialogue : Faith Action on Global Climate Change. Pavilion Indonesia mengambil tema “Solutions to Climate Change” yan menampilkan empat area, yaitu Sustainable Landscape Management, Renewable Energy and Energy Efficiencies, Green Industries and Smart Cities, Climate Resilience. Pavilion ini merupakan partisipasi berbagai elemen bangsa yaitu pemerintah, swasta, lembaga swadaya masyarakat, civil societies, kelompok agama dan pemuda. Selama sekitar 10 hari(30 November-11 Desember 2015) diadakan sekitar 45 yang mengetengahkan tema tentang masyarakat adat, teknologi lingkungan, kebijakan terkait perubahan iklim dan diantaranya dihadiri pembicara kelas dunia seperti Menteri Prancis, Laurent Fabius (Presiden COP 21), Al Gore, Lord Stern dan Presiden keenam Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono. Pavilion Indonesia dibuka secara resmi oleh Utusan Khusus Presiden untuk Perubahan Iklim, Rachmat Witoelar. Penanggungjawab Berita: 1. Menteri LHK, Siti Nurbaya, Hp. +628121116061 2. Dirjen Pengendalian Perubahan Iklim, Nur Masripatin, Telp. +6221-5733433 3. Staf Ahli Bidang Ekonomi Sumber Daya Alam, Agus Justianto, +628129199192

Transcript of Siaran pers cop21 hari ke1 final

Delegasi Republik Indonesia

Komitmen Kuat Indonesia dalam Perubahan Ikilm : Hutan Indonesia Sebagai Solusi

dan Pembangunan Yang Memperhatikan Lingkungan Paris, 2 Desember 2015 - Sebagai salah satu pemilik hutan terbesar yang menjadi paru-paru dunia, Indonesia memilih untuk menjadi bagian dari solusi menghadapi perubahan iklim. Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan membangun Indonesia dengan memperhatikan lingkungan. Dalam sesi pidato kepala negara di sidang COP 21 Paris, Perancis, Selasa (1/12), Presiden Jokowi yang mendapat giliran berpidato pukul 16.45 waktu setempat. Presiden Jokowi menyatakan kerentanan dan tantangan perubahan iklim tidak menghentikan komitmen Indonesia untuk berkontribusi dalam aksi global menurunkan emisi. Indonesia mengalami kebakaran hutan dan lahan gambut. El Nino yang panas dan kering telah menyebabkan upaya penanggulangan menjadi sangat sulit, namun telah dapat diselesaikan. Penegakan hukum secara tegas dilakukan, langkah prevensi telah disiapkan dan sebagian mulai implementasikan, restorasi ekosistem gambut dengan pembentukan Badan Restorasi Gambut Lebih lanjut lagi mengatakan bahwa Indonesia berkomitmen menurunkan emisi karbon sebesar 29% dibawah business as usual pada tahun 2030, dan 41% dengan bantuan internasional. Penurunan emisi dilakukan dengan mengambil langkah di bidang energi, maritim serta tata kelola hutan dan sektor lahan, yaitu melalui penerapan one map policy, moratorium dan review izin pemanfaatan lahan gambu serta pengelolaan lahan dan hutan produk lestari. Hal penting yang ditekankan pula adalah bahwa semua upaya tesebut dilakukan bersama masyarakat termasuk masyarakat adat. Pada hari yang sama, Presiden Jokowi menyempatkan hadir di Pavilion Indonesia, yaitu ketika berlangsungnya forum Interfaith Dialogue : Faith Action on Global Climate Change. Pavilion Indonesia mengambil tema “Solutions to Climate Change” yan menampilkan empat area, yaitu Sustainable Landscape Management, Renewable Energy and Energy Efficiencies, Green Industries and Smart Cities, Climate Resilience. Pavilion ini merupakan partisipasi berbagai elemen bangsa yaitu pemerintah, swasta, lembaga swadaya masyarakat, civil societies, kelompok agama dan pemuda. Selama sekitar 10 hari(30 November-11 Desember 2015) diadakan sekitar 45 yang mengetengahkan tema tentang masyarakat adat, teknologi lingkungan, kebijakan terkait perubahan iklim dan diantaranya dihadiri pembicara kelas dunia seperti Menteri Prancis, Laurent Fabius (Presiden COP 21), Al Gore, Lord Stern dan Presiden keenam Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono. Pavilion Indonesia dibuka secara resmi oleh Utusan Khusus Presiden untuk Perubahan Iklim, Rachmat Witoelar. Penanggungjawab Berita: 1. Menteri LHK, Siti Nurbaya, Hp. +628121116061 2. Dirjen Pengendalian Perubahan Iklim, Nur Masripatin, Telp. +6221-5733433 3. Staf Ahli Bidang Ekonomi Sumber Daya Alam, Agus Justianto, +628129199192