siap

11
SISTEM PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL (MAKP) TIM A. Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Tim Metode tim merupakan suatu metode pemberian asuhan keperawatan dimana seorang perawat profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan kelompok klien melalui upaya kooperatif dan kolaboratif ( Douglas, 1984). Model tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota kelompok mempunyai kontribusi dalam merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan sehingga timbul motivasi dan rasa tanggung jawab perawat yang tinggi sehingga diharapkan mutu asuhan keperawatan meningkat. Menurut Kron & Gray (1987) pelaksanaan model tim harus berdasarkan konsep berikut: a. Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan tehnik kepemimpinan. b. Komunikasi yang efektif penting agar kontinuitas rencana keperawatan terjamin c. Anggota tim menghargai kepemimpinan ketua tim. d. Peran kepala ruang penting dalam model tim. Model tim akan berhasil baik bila didukung oleh kepala ruang. Metode ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang berbeda- beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2 – 3 tim/ group yang terdiri dari tenaga professional, tehnikal dan pembantu dalam satu grup kecil yang saling membantu. Dalam

Transcript of siap

Page 1: siap

SISTEM PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL (MAKP) TIM

A. Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Tim

Metode tim merupakan suatu metode pemberian asuhan keperawatan dimana seorang perawat

profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan

kelompok klien melalui upaya kooperatif dan kolaboratif ( Douglas, 1984). Model tim

didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota kelompok mempunyai kontribusi dalam

merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan sehingga timbul motivasi dan rasa tanggung

jawab perawat yang tinggi sehingga diharapkan mutu asuhan keperawatan meningkat. Menurut

Kron & Gray (1987) pelaksanaan model tim harus berdasarkan konsep berikut:

a. Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan tehnik

kepemimpinan.

b. Komunikasi yang efektif penting agar kontinuitas rencana keperawatan terjamin

c. Anggota tim menghargai kepemimpinan ketua tim.

d. Peran kepala ruang penting dalam model tim. Model tim akan berhasil baik bila didukung

oleh kepala ruang.

Metode ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang berbeda- beda dalam

memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi

2 – 3 tim/ group yang terdiri dari tenaga professional, tehnikal dan pembantu dalam satu grup

kecil yang saling membantu. Dalam penerapannya ada kelebihan dan kelemahannya yaitu

(Nursalam, 2002):

1. Kelebihan :

Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh.

Mendukung pelaksanakaan proses keperawatan.

Memungkinkan komunikasi antar tim sehingga konflik mudah diatasi dan memberi

kepuasan kepada anggota tim.

Page 2: siap

2. Kelemahan :

Komunikasi antar anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk konferensi tim, yang

biasanya membutuhkan waktu dimana sulit untuk melaksanakan pada waktu-waktu sibuk.

B. MODEL TIM

Setelah bertahun-tahun menggunakan Model Fungsional,  beberapa pimpinan

keperawatan (nursing leader) mulai mempertanyakan keefektifan model tersebt dalam

pemberian asuhan keperawatan profesional.  Oleh karena adanya berbagai jenis tenaga dalam

keperawatan, diperlukan adanya supervisi yang adekuat, maka pada tahun 1950

dikembangkan Model Tim dalam pelayanan asuhan keperawatan.

Model Tim  merupakan suatu model pemberian asuhan keperawatan dimana seorang

perawat professional memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam memberikan asuhan

keperawatan pada sekelompok klien melalui upaya kooperatif dan kolaboratif (Douglas, 1984).

Konsep model ini didasarkan kepada  falsafah bawah sekelompok tenaga keperawatan bekerja

secara bersama-sama secara terkoordinasi dan kooperatif sehingga dapat berfungsi secara

menyeluruh dalam memberikan asuhan keperawatan kepada setiap pasien.

Model Tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota kelompok mempunyai

kontribusi dalam merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan sehingga timbul motivasi

dan rasa tanggung jawab perawat yang tinggi,  sehingga setiap anggota tim merasakan kepuasan

karena diakui kontribusinya di dalam mencapai tujuan bersama yaitu mencapai kualitas asuhan

keperawatan yang bermutu.  Potensi setiap anggota tim saling komplementer menjadi satu

kekuatan yang dapat meningkatkan kemampuan kepemimpinan serta timbul rasa kebersamaan

dalam setiap upaya pemberian asuhan keperawatan, sehingga dapat menghasilkan sikap moral

yang tinggi.

Pada dasarnya di dalam Model Tim menurut Kron & Gray (1987) terkandung dua konsep utama

yang harus ada, yaitu:

1) Kepemimpinan

Kemampuan ini harus dipunyai oleh Ketua Tim, yaitu perawat profesional (Registered

Nurse) yang ditunjuk oleh Kepala Ruangan untuk bertanggung jawab terhadap sekelompok

Page 3: siap

pasien  dalam merencanakan asuhan keperawatan, merencanakan penugasan kepada anggota tim,

melakukan supervisi dan evaluasi pelayanan keperawatan yang diberikan.

2) Komunikasi yang efektif

Proses ini harus dilaksanakan untuk memastikan adanya kesinambungan asuhan keperawatan

yang diberikan dalam rangka memenuhi kebutuhan pasien secara individual dan membantunya

dalam mengatasi masalah.  Proses komunikasi harus dilakukan secara terbuka dan aktif melalui

laporan, preatau post conference atau pembahasan dalam penugasan, pembahasan dalam

merencanakan dan menuliskan asuhan keperawatan dan mengevaluasi hasil yang telah dicapai.

Pengajaran dan bimbingan secara insidental perlu dilakukan yang merupakan bagian dari

tanggung jawab Ketua Tim dalam pembinaan anggotanya.  Dalam model ini Ketua Tim

menetapkan anggota tim yang terbaik untuk merawat setiap pasien.  Dengan cara ini Ketua Tim

membantu semua anggota tim untuk belajar apa yang terbaik untuk pasien yang dirawatnya

berdasarkan kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi pasien. Dalam pelaksanaan model ini,

Ketua Tim dapat memperoleh pengalaman praktek melakukan kepemimpinan yang demokratik

dalam mengarahkan dan membina anggotanya.  Pimpinan juga akan belajar bagaimana

mempertahankan hubungan antar manusia dengan baik dan bagaimana mengkoordinasikan

berbagai kegiatan yang dilakukan dengan beberapa anggota tim secara bersama-sama.  Untuk

mencapai kepemimpinan yang efektif setiap anggota tim harus mengetahui prinsip dasar

administrasi, supervisi, bimbingan dan tehnik mengajar agar dapat dilakukannya dalam

bekerjasama dengan anggota tim.  Ketua Tim juga harus mampu mengimplementasikan prinsip

dasar kepemimpinan.

Tanggung Jawab Kepala Ruangan, Ketua Tim dan Anggota Tim

1) Tanggung Jawab Kepala Ruangan

Model Tim akan berhasil baik bila didukung oleh Kepala Ruangan, yang berperan sebagai

menejer di ruangan tersebut, yang bertanggung jawab dalam:

Menetapkan standar kinerja yang diharapkan sesuai dengan standar asuhan keperawatan.

Membantu staf dalam menetapkan sasaran asuhan keperawatan.

Memberikan kesempatan kepada ketua tim untuk mengembangkan kepemimpinan.

Page 4: siap

Mengorientasikan tenaga keperawatan yang baru tentang fungsi model tim dalam sistem

pemberian asuhan keperawatan.

Menjadi nara sumber bagi ketua tim

Mendorong staf untuk meningkatkan kemampuan melalui riset keperawatan.

Menciptakan iklim komunikasi yang terbuka dengan semua staf.

2) Tanggung Jawab Ketua Tim

Mengkaji setiap pasien dan menetapkan rencana keperawatan.

Mengkoordinasi rencana keperawatan dengan tindakan medika

Membagi tugas yang harus dilaksanakan oleh setiap anggota tim dan memberikan

bimbingan melaui pre atau post conference.

Mengevaluasi asuhan keperawatan baik proses ataupun hasil yang diharapkan serta

mendokumentasikannya.

3) Tanggung Jawab Anggota Tim

Melaksanakan tugas berdasarkan rencana asuhan keperawatan yang telah disusun.

Mencatat dengan jelas dan tepat asuhan keperawatan yang telah diberikan berdasarkan

respon pasien.

Berpartisipasi dalam setiap memberikan masukan untuk meningkatkan asuhan

keperawatan.

Menghargai bantuan dan bimbingan dari ketua tim.

Pelaksanaan model tim tidak dibatasi oleh suatu pedoman yang kaku.  Model tim dapat

diimplementasikan pada tugas pagi, sore, dan malam.  Apakah terdapat 2 atau 3 tim tergantung

pada jumlah dan kebutuhan serta jumlah dan kualitas tenaga keperawatan.  Umumnya satu tim

terdiri dari 3-5 orang tenaga keperawatan untuk 10-20 pasien.

Berdasarkan hasil penelitian Lambertsonseperti dikutip oleh Douglas (1984), menunjukkan

bahwa model tim bila dilakukan dengan benar merupakan model asuhan kperawatan yang tepat

dalam meningkatkan pemanfaatan tenaga keperawatan yang bervariasi kemampuannya dalam

memberikan asuhan keperawatan.  Hal ini berarti bahwa model tim dilaksanakan dengan tepat

pada kondisi dimana kemampuan tenaga keperawatan bervariasi.

Page 5: siap

Kegagalan penerapan model ini, jika penerapan konsep tidak dilaksanakan secara menyeluruh/

total dan tidak dilakukan pre atau post conference dalam sistem pemberian asuhan keperawatan

untuk pemecahan masalah yang dihadapi pasien dalam penentuan strategi pemenuhan kebutuhan

pasien.

A. Keuntungan:

Memfasilitasi yankep komprehensif

Memungkinkan penerapan proses kep

Konflik antar staf dpt dikurangi mll pre-conference

Proses belajar dlm tim & kembangkan hub interpersonal

B. Kerugian:

Pre-conference sulit dilakukan pada waktu-waktu sibuk

Perawat yg belum berpengalaman shg perlu dorongan berlatih

Akontabel dlm tim kurang jelas

Prinsip Team Nursing

a. Suatu  model asuhan yang dilaksanakan oleh suatu    team terhadap  satu atau sekelompok

klien/pasien

b. Team dipimpin oleh seorang perawat yang secara klinis kompeten, mempunyai

kemampuan yang baik dalam komunikasi, mengorganisasi, dan  memimpin

c. Dalam model ini, team dapat terdiri dari pelaksana asuhan dengan level kemampuan yang

berbeda tetapi semua   aktifitas team harus terkoordinasi secara baik

d. Semua anggota team  harus paham terhadap permasalahan klien – intervensi dan

dampaknya – karenanya dibutuhkan case conference secara periodik dan

berkesinambungan

Page 6: siap

TANGGUNG JAWAB PERAWAT DALAM MODEL ASUHAN KEPERAWATAN

PROFESIONAL (MAKP) TIM

1) Tanggung jawab anggota tim:

Memberikan asuhan keperawatan pada pasien di bawah tanggung jawabnya.

Bekerjasama dengan anggota tim dan antar tim.

Memberikan laporan.

2) Tanggung jawab ketua tim:

Membuat perencanaan.

Membuat penugasan, supervisi dan evaluasi.

Mengenal/ mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat kebutuhan pasien.

Mengembangkan kemampuan anggota.

Menyelenggarakan konferensi.

3) Tanggung jawab kepala ruang:

A. Perencanaan

Menunjuk ketua tim yang akan bertugas di ruangan masing- masing.

Mengikuti serah terima pasien di shift sebelumnya.

Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien: gawat, transisi dan persiapan pulang

bersama ketua tim.

Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan aktifitas dan

kebutuhan klien bersama ketua tim, mengatur penugasan/ penjadwalan.

Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan.

Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologis, tindakan medis yang

dilakukan, program pengobatan dan mendiskusikan dengan dokter tentang tindakan

yang akan dilakukan terhadap pasien.

Mengatur dan mengendalikan asuhan keparawatan:

Membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan.

Membimbing penerapan proses keperawatan dan menilai asuhan keperawatan.

Mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah.

Memberikan informasi kepada pasien atau keluarga yang baru masuk RS.

Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri.

Page 7: siap

Membantu membimbing terhadap peserta didik keperawatan.

Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan di rumah sakit.

B. Pengorganisasian

Merumuskan metode penugasan yang digunakan.

Merumuskan tujuan metode penugasan.

Membuat rincian tugas tim dan anggota tim secara jelas.

Membuat rentang kendali kepala ruangan membawahi 2 ketua tim dan ketua tim

membawahi 2 – 3 perawat.

Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan: membuat proses dinas, mengatur

tenaga yang ada setiap hari dan lain- lain.

Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan.

Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktik.

Mendelegasikan tugas kepala ruang tidak berada di tempat, kepada ketua tim.

Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus administrasi pasien.

Identifikasi masalah dan cara penanganannya.

C. Pengarahan

Memberikan pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim.

Memberikan pujian kepada anggota tim yang melaksanakan tugas dengan baik.

Memberikan motivasi dalam peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap.

Menginformasikan hal – hal yang dianggap penting dan berhubungan dengan asuhan

keperawatan pasien.

Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan.

Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugasnya.

Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain.

D. Pengawasan

Melalui komunikasi : mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan ketua tim

dalam pelaksanaan mengenai asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien.

Melalui supervisi:

Page 8: siap

Pengawasan langsung melalui inspeksi, mengamati sendiri atau melalui

laporan langsung secara lisan dan memperbaiki/ mengawasi kelemahannya

yang ada saat itu juga.

Pengawasan tidak langsung yaitu mengecek daftar hadir ketua tim, membaca

dan memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang dibuat selama dan

sesudah proses keperawatan dilaksanakan (didokumentasikan), mendengar

laporan ketua tim tentang pelaksanaan tugas.

E. Evaluasi

Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan rencana keperawatan

yang telah disusun bersama ketua tim.

Audit keperawatan.