buletin siap

10
LPMM ALPHA / EDISI MAGANG MEI 2013 Bum Secercah cahaya dari Gamping Gunung Sadeng

description

sdsd

Transcript of buletin siap

Page 1: buletin siap

LPMM ALPHA / EDISI MAGANG MEI 2013Bum

Secercah cahayadari Gamping Gunung Sadeng

Page 2: buletin siap

SALAM REDAKSI

uger merupakan sa lah sa tu kecamatan yang cukup termasyur di kabupaten jember. Puger menyimpan P

banyak keindahan alam misalnya saja pantai Puger, TPI P u g e r , P u l a u Kucur dan Pulau N u s a B a r o n g . Yang tak kalah menarik adalah p e n a m b a n g a n ba tu kapu r d i Gunung Sadeng.

Penambangan batu kapur (jawa: gamping) di gunung Sadeng sudah ada sejak ratusan tahun lalu. P e n a m b a n g a n batu kapur in i menjadi salah satu mata pencaharian mayoritas warga Puger dan sekitarnya selain sebagai nelayan. Setiap hari para pekerja menahan panasnya terik matahari maupun tungku pembakaran. Pekerja penambangan di gunung Sadeng ini meliputi penambang, pengepul, pembakar gamping dan pengolah akhir. Tubuh penuh keringat, bekerja dengan bahan peledak, bunyi martil, palu, truk dan lain sebagainya merupakan pemandangan yang lazim di area penambangan ini. Setetes keringat untuk mendapat upah yang tidak seberapa, meski terkadang nyawa jadi taruhannya.

Sebut saja Bapak Sis, 35 tahun, seorang penambang batu gamping ini. Warga asli Kasian, Puger ini menyatakan bahwa gaji yang diterimanya tidaklah menentu “Biasanya sih emat puluh ribu per truk,satu hari bisa sampai tiga truk” jelas Pak Sis yang sudah 2 tahun bekerja sebagai penambang batu gamping.setiap harinya ia be rangka t puku l 04 .30 dan j i ka pekerjaannya lancar ba'da dhuhur ia sudah

pulang, jika pekerjaannya banyak,bisa sampai sore hari. Sampai di lokasi, Pak Sis langsung mengangkat bongkahan- bongkahan kecil batu gamping yang ia

letakkan di keranjang lalu dimasukkan ke bak truk. Bapak satu o r a n g a n a k i n i menyatakan bahwa gaji yang ia terima belum cukup untuk m e m e n u h i kebutuhan h idup k e l u a r g a n y a . Sehingga, ia harus b e k e r j a s e b a g a i petani juga. “ya kalau p a g i k e penambangan, kalau s o r e k e s a w a h ” jelasnya lagi.

Berbeda dengan pak Sis, kerja Abdul Zakir, 32 tahun, lebih menjanjikan. Pria paruh baya ini selama 2 tahun telah b e r p r o f e s i s e b a g a i p e m b o r o n g pembakaran gamping. Setiap pembakaran gamping membutuhkan waktu 4 hari. Setiap kali pembakaran, ia mendapat honor enam ratus ribu yang masih dipotong uang makan.

Menuru t sa lah sa tu d i rek tu r penambangan di gunung Sadeng, bapak Bantolo, 52 tahun, asal Talangsari, gaji penambang berbeda. Untuk pegawai harian minimal Rp. 25.000, sedangkan pegawai tetap seperti mandor bisa lebih tinggi. Memang, jumlah nominal yang diterima penambang lebih besar dari yang disebutkan pak Bantolo. Perusahaan setiap hari bisa menghasilkan 20 truk batu gamping, sedangkan harga satu truk gampir sekitar Rp. 260.000. sehingga hasil bersih perusahaan sekitar Rp. 2.500.000.

Bekerja dipertambangan memang bukan merupakan prioritas utama dari

Judul TulisanNama Penulis

Harga Keringat Pekerja Gunung Sadeng Berbeda

- Ika Wahyuni -

2 Bumi Edisi Magang I Mei 2013 Bumi Edisi Magang I Mei 2013 3

Laporan Utama

Zain

ul /

Alp

ha

Penambang Gamping. salah sau penambang yangsedang menambang gamping di tebing gunung Sadeng

Page 3: buletin siap

SALAM REDAKSI

uger merupakan sa lah sa tu kecamatan yang cukup termasyur di kabupaten jember. Puger menyimpan P

banyak keindahan alam misalnya saja pantai Puger, TPI P u g e r , P u l a u Kucur dan Pulau N u s a B a r o n g . Yang tak kalah menarik adalah p e n a m b a n g a n ba tu kapu r d i Gunung Sadeng.

Penambangan batu kapur (jawa: gamping) di gunung Sadeng sudah ada sejak ratusan tahun lalu. P e n a m b a n g a n batu kapur in i menjadi salah satu mata pencaharian mayoritas warga Puger dan sekitarnya selain sebagai nelayan. Setiap hari para pekerja menahan panasnya terik matahari maupun tungku pembakaran. Pekerja penambangan di gunung Sadeng ini meliputi penambang, pengepul, pembakar gamping dan pengolah akhir. Tubuh penuh keringat, bekerja dengan bahan peledak, bunyi martil, palu, truk dan lain sebagainya merupakan pemandangan yang lazim di area penambangan ini. Setetes keringat untuk mendapat upah yang tidak seberapa, meski terkadang nyawa jadi taruhannya.

Sebut saja Bapak Sis, 35 tahun, seorang penambang batu gamping ini. Warga asli Kasian, Puger ini menyatakan bahwa gaji yang diterimanya tidaklah menentu “Biasanya sih emat puluh ribu per truk,satu hari bisa sampai tiga truk” jelas Pak Sis yang sudah 2 tahun bekerja sebagai penambang batu gamping.setiap harinya ia be rangka t puku l 04 .30 dan j i ka pekerjaannya lancar ba'da dhuhur ia sudah

pulang, jika pekerjaannya banyak,bisa sampai sore hari. Sampai di lokasi, Pak Sis langsung mengangkat bongkahan- bongkahan kecil batu gamping yang ia

letakkan di keranjang lalu dimasukkan ke bak truk. Bapak satu o r a n g a n a k i n i menyatakan bahwa gaji yang ia terima belum cukup untuk m e m e n u h i kebutuhan h idup k e l u a r g a n y a . Sehingga, ia harus b e k e r j a s e b a g a i petani juga. “ya kalau p a g i k e penambangan, kalau s o r e k e s a w a h ” jelasnya lagi.

Berbeda dengan pak Sis, kerja Abdul Zakir, 32 tahun, lebih menjanjikan. Pria paruh baya ini selama 2 tahun telah b e r p r o f e s i s e b a g a i p e m b o r o n g pembakaran gamping. Setiap pembakaran gamping membutuhkan waktu 4 hari. Setiap kali pembakaran, ia mendapat honor enam ratus ribu yang masih dipotong uang makan.

Menuru t sa lah sa tu d i rek tu r penambangan di gunung Sadeng, bapak Bantolo, 52 tahun, asal Talangsari, gaji penambang berbeda. Untuk pegawai harian minimal Rp. 25.000, sedangkan pegawai tetap seperti mandor bisa lebih tinggi. Memang, jumlah nominal yang diterima penambang lebih besar dari yang disebutkan pak Bantolo. Perusahaan setiap hari bisa menghasilkan 20 truk batu gamping, sedangkan harga satu truk gampir sekitar Rp. 260.000. sehingga hasil bersih perusahaan sekitar Rp. 2.500.000.

Bekerja dipertambangan memang bukan merupakan prioritas utama dari

Judul TulisanNama Penulis

Harga Keringat Pekerja Gunung Sadeng Berbeda

- Ika Wahyuni -

2 Bumi Edisi Magang I Mei 2013 Bumi Edisi Magang I Mei 2013 3

Laporan Utama

Zain

ul /

Alp

ha

Penambang Gamping. salah sau penambang yangsedang menambang gamping di tebing gunung Sadeng

Page 4: buletin siap

uger. Sebuah desa yang tak asing dengan kelimpahan sumber daya alamnya di bidang perikanan. PNamun di balik itu,terdapat mata

pencaharian mayoritas warga Puger yaitu di bidang penambangan batu kapur.

Gunung Sadeng. Itulah nama gunung kapur Puger laksana “emas”bagi pencarinya. Di sekitar gunung kapur tak jarang terlihat pemukiman penduduk yang dekat dengan area penambangan kapur. Rumah – rumah penduduk disekitar pertambangan sedikit banyak merasakan adanya pertambangan ini, misalnyadari segi kesehatan, ekonomi, sosial dam lain sebagainya.

Misniati (35 tahun) misalnya. Wanita yang memiliki dua anak ini bertempat tak jauh dari area penambangan dan pabrik semen, sangat mengenal lingkunganya. Ia telah tinggal didaerah tersebut selama 2 tahun. Apalagi beberapa anggota

k e l u a r g a n y a merupakan pekerja tambang. Suami dan a d i k n y a s e b a g a i penambang batu kapur d i a re a t e rs e b u t . Selama tinggal di area tersebut, tidak banyak k e r u g i a n a t a u g a n g g u a n y a n g diakibatkan adanya pertambangan. “ kalau dari pertambangan mungkin Cuma debu, bikn batuk – batuk. Nah dari pabrik semennya

itu yang agak mengganggu. Kadang tercium bau busuk, tapi saya tidak tau bau apa “ p a p a r m i s n a t i .

Bantolo, 52 tahun, seorang direktur salah satu penambangan menyatakan bahwa masalah debu yang ditimbulkan penambangan kurang dapat diminimalisir, karena masalah cuaca . selain itu pengelola telah mendapatkan perizinan dari Dinas Perindustrian Dalam Negeri (Disperindag). Sebagai rasa peduli pada masyarakat sekitar, kadang beberapa pengusaha memberikan sembako gratis kepada masyarakat. []

emua orang tentu ingin hidup sehat. Kesehatan adalah hal utama yang sangat penting dalam menunjang Ssegala aktivitas sehari- hari, Aktivitas

akan berjalan kurang maksimal apabila tubuh kurang sehat.

Di daerah Jember, tepatnya di Kecamatan Puger terdapat pertambangan kapur. Masyarakat khususnya pekerja pertambangan ini masih banyak yang mengabaikan kesehatan. Mereka tidak sadar akan bahaya debu kapur yang setiap hari terhirup. Para pekerja hanya mengeluh batuk- batuk saat bekerja di pertambangan akibat menghirup debu kapur seperti yang dituturkan oleh Pak Koko, yang merupakan s a l a h s a t u p e n g e p u l yang bekerja d i pertambangan k a p u r t e r s e b u t ” Dampak dari debu kapur yang terhirup sudah biasa b a g i s a y a karena hanya menyebabkan batuk- batuk.”ujar beliau`

Para pekerja pertambangan bersikap acuh tak acuh pada kesehatannya yang sbenarnya lambat laun akan berdampak buruk bagi kesehatan mereka. Bahkan mereka mengatakan bahwa batuk hanya penyakit sepele yang tidak terlalu

berdampak buruk bagi kesehatan. Kurangnya pengetahuan dan rasa tidak peduli pada kesehatannya membuat para pekerja cenderung menyepelekan dalam menjaga kesehatan.

Zat- zat yang terkandug dalam kapur berbahaya apabila terhirup dan mengendap di dalam tubuh. Zat apur dapat m e nye b a b ka n b e r b a ga i p e nya k i t pernafasan seperti sesak nafas. Apalagi pekerja kebanyakan tidak menggunakan masker yang digunakan untuk melindungi agar debu tidak terhirup. Tentunya kondisi seperti ini akan mempermudah debu- debu terhirup dan masuk ke dalam tubuh. Pengetahuan akan dampak buruk debu

kapur bagi para p e k e r j a p e r t a m b a n g a n kapur sangat penting untuk menghindari bahaya yang akan berdampak buruk b a g i k e s e h a t a n semua. Hal ini akan terealisasi apabila s e m u a p e k e r j a p e r t a m b a n g a n kapur menghindari dampak buruknya

dengan menggunakan masker dan menjalani hidup sehat. [ ]

4 Bumi Edisi Magang I Mei 2013 5Bumi Edisi Magang I Mei 2013

Laporan Utama

HUUHHH... Kesehatan yang Terabaikan

Laporan khusus

- Fenty Eka Ardiana -- Vivta Lusiana -

Zain

ul /

Alp

ha

Maya

/ A

lpha

Penambang kapur. Sikap pekerja yang kurang peduli akan kesehatan pada saat penambangan.

Polusi udara Aasap yang menyebabkan polusi udara dari hasil pembakaran batu kapur

Page 5: buletin siap

uger. Sebuah desa yang tak asing dengan kelimpahan sumber daya alamnya di bidang perikanan. PNamun di balik itu,terdapat mata

pencaharian mayoritas warga Puger yaitu di bidang penambangan batu kapur.

Gunung Sadeng. Itulah nama gunung kapur Puger laksana “emas”bagi pencarinya. Di sekitar gunung kapur tak jarang terlihat pemukiman penduduk yang dekat dengan area penambangan kapur. Rumah – rumah penduduk disekitar pertambangan sedikit banyak merasakan adanya pertambangan ini, misalnyadari segi kesehatan, ekonomi, sosial dam lain sebagainya.

Misniati (35 tahun) misalnya. Wanita yang memiliki dua anak ini bertempat tak jauh dari area penambangan dan pabrik semen, sangat mengenal lingkunganya. Ia telah tinggal didaerah tersebut selama 2 tahun. Apalagi beberapa anggota

k e l u a r g a n y a merupakan pekerja tambang. Suami dan a d i k n y a s e b a g a i penambang batu kapur d i a re a t e rs e b u t . Selama tinggal di area tersebut, tidak banyak k e r u g i a n a t a u g a n g g u a n y a n g diakibatkan adanya pertambangan. “ kalau dari pertambangan mungkin Cuma debu, bikn batuk – batuk. Nah dari pabrik semennya

itu yang agak mengganggu. Kadang tercium bau busuk, tapi saya tidak tau bau apa “ p a p a r m i s n a t i .

Bantolo, 52 tahun, seorang direktur salah satu penambangan menyatakan bahwa masalah debu yang ditimbulkan penambangan kurang dapat diminimalisir, karena masalah cuaca . selain itu pengelola telah mendapatkan perizinan dari Dinas Perindustrian Dalam Negeri (Disperindag). Sebagai rasa peduli pada masyarakat sekitar, kadang beberapa pengusaha memberikan sembako gratis kepada masyarakat. []

emua orang tentu ingin hidup sehat. Kesehatan adalah hal utama yang sangat penting dalam menunjang Ssegala aktivitas sehari- hari, Aktivitas

akan berjalan kurang maksimal apabila tubuh kurang sehat.

Di daerah Jember, tepatnya di Kecamatan Puger terdapat pertambangan kapur. Masyarakat khususnya pekerja pertambangan ini masih banyak yang mengabaikan kesehatan. Mereka tidak sadar akan bahaya debu kapur yang setiap hari terhirup. Para pekerja hanya mengeluh batuk- batuk saat bekerja di pertambangan akibat menghirup debu kapur seperti yang dituturkan oleh Pak Koko, yang merupakan s a l a h s a t u p e n g e p u l yang bekerja d i pertambangan k a p u r t e r s e b u t ” Dampak dari debu kapur yang terhirup sudah biasa b a g i s a y a karena hanya menyebabkan batuk- batuk.”ujar beliau`

Para pekerja pertambangan bersikap acuh tak acuh pada kesehatannya yang sbenarnya lambat laun akan berdampak buruk bagi kesehatan mereka. Bahkan mereka mengatakan bahwa batuk hanya penyakit sepele yang tidak terlalu

berdampak buruk bagi kesehatan. Kurangnya pengetahuan dan rasa tidak peduli pada kesehatannya membuat para pekerja cenderung menyepelekan dalam menjaga kesehatan.

Zat- zat yang terkandug dalam kapur berbahaya apabila terhirup dan mengendap di dalam tubuh. Zat apur dapat m e nye b a b ka n b e r b a ga i p e nya k i t pernafasan seperti sesak nafas. Apalagi pekerja kebanyakan tidak menggunakan masker yang digunakan untuk melindungi agar debu tidak terhirup. Tentunya kondisi seperti ini akan mempermudah debu- debu terhirup dan masuk ke dalam tubuh. Pengetahuan akan dampak buruk debu

kapur bagi para p e k e r j a p e r t a m b a n g a n kapur sangat penting untuk menghindari bahaya yang akan berdampak buruk b a g i k e s e h a t a n semua. Hal ini akan terealisasi apabila s e m u a p e k e r j a p e r t a m b a n g a n kapur menghindari dampak buruknya

dengan menggunakan masker dan menjalani hidup sehat. [ ]

4 Bumi Edisi Magang I Mei 2013 5Bumi Edisi Magang I Mei 2013

Laporan Utama

HUUHHH... Kesehatan yang Terabaikan

Laporan khusus

- Fenty Eka Ardiana -- Vivta Lusiana -

Zain

ul /

Alp

ha

Maya

/ A

lpha

Penambang kapur. Sikap pekerja yang kurang peduli akan kesehatan pada saat penambangan.

Polusi udara Aasap yang menyebabkan polusi udara dari hasil pembakaran batu kapur

Page 6: buletin siap

uger merupakan salah satu kecamatan yang berada di wilayah Pkabupaten Jember. Jika dilihat

sekilas, mungkin kecamatan Puger akan terlihat biasa saja. Tetapi jika diamati secara seksama, aktivitas masyarakat Puger sangat berbeda.

Puger memiliki kekayaan alam berupa Gunung Gamping (kapur) yang disebut Gunung Sodeng. Karena kekayaan a l a m i n i l a h y a n g m e ny e b a b ka n masyarakat memanfaatkan Gunung Sodeng sebagai tempat mata pencaharian mereka untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Gunung Sadeng didalamnya berupa timbunan batu kapur yang membentang. Sehingga masyarakat menambang batu kapur tersebut untuk dijual.

Dalam penjualan batu kapur, penambang tidak ikut menjual melainkan hanya bekerja sebagai buruh tambang dengan cara menggambil batu kapur yang telah hancur karena telah diledakkan oleh bahan peledak. Serpihan-serpihan batu kapur yang telah hancur diangkut untuk dinaikkan kedalam truk. Penambang

hanya bekerja kepada pemilik wilayah tambang gunung kapur. Pemilik wilayah tambang itulah yang menjual hasilnya kepada perusahaan tempat pembakaran batu kapur, ataupun dapat dijual ke tempat yang lain.

Sabtu 3 Mei 2013 di suatu tempat pembakaran batu gamping, dua orang l e l a k i s e d a n g b e k e r j a u n t u k mempersiapkan proses pembakaran batu gamping. Terlihat susunan-susunan batu bata yang tinggi membentuk suatu tungku pembakaran. Pembakaran yang dilakukan secara manual dengan menggunakan kayu bakar,terlihat tumpukan-tumpukan kayu bakar sangat banyak.

Walaupun gunung kapur telah memberikan bnyak lapangan pekerjaan bagi masyarakatnya, tetapi banyak dampak negatif pula yang sering terjadi dalam pengolahan batu kapur tersebut. Seperti yang diutarakan oleh Abdul zakir , 32 tahun, warga desa Grenden kecamatan Puger. Salah satu pekerja ditempat pembakaran batu kapur tersebut. Ia bekerja di tempat tersebut selama kurang lebih dua tahun. Dan sekitar kurang lebih delapan bulan

terakhir telah terjadi suatu kecelakaan dalam pekerjaannya sehingga menewaskan salah seorang rekan kerjanya. Abdul zakirmenceritakan bahwa pada saat pembakaraan berlangsung selama empat hari, setelah itu akan dilakukan proses pembongkaran batu kapur yang telah selesai dibakar. Tetapi, saat membongkar kayu penahan tumpukan batu kapur disebelah kanan tumbang sehingga tumpukan-tumpukan batu kapur diatasnya runtuh.para pekerja yang berada di dalam tungku pembakaran segera berlari keluar. Tetapi salah satu dari mereka ada yang belum sempat melarikan diri lubang tungku tertutup oleh runtuhan batu kapur dan separuh badan orang tersebut juga telah tertimbun oleh batu kapur yang masih agak

panas. Sehingga orang tersebut tewas di t e m p a t , m e n g e n a i a s u ra n s i a t a u semacamnya, keluarga mendapat uang santunan dari pemilik pembakaran gamping. “ada, bos saya memberikan sejumlah uang kepada keluarga korban” jelas pak Zakir. Para pekerja pembakar tidak begitu memperhatikan hal tersebut.. Mereka tetap memilih bekerja di tempat itu. Alasan mereka tetap bekerja disana karena hanya pekerjaan itulah yang bisa mereka kerjakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.[ ]

6 Bumi Edisi Magang I Mei 2013 7Bumi Edisi Magang I Mei 2013

Nyawa Jadi Taruhan

Selamat Hari Pendidikan Nasional

Dirgahayu Indonesia-ku

- Prilla Puspita Dewi -

Maya

/ A

lpha

SOROT SOROT

Page 7: buletin siap

uger merupakan salah satu kecamatan yang berada di wilayah Pkabupaten Jember. Jika dilihat

sekilas, mungkin kecamatan Puger akan terlihat biasa saja. Tetapi jika diamati secara seksama, aktivitas masyarakat Puger sangat berbeda.

Puger memiliki kekayaan alam berupa Gunung Gamping (kapur) yang disebut Gunung Sodeng. Karena kekayaan a l a m i n i l a h y a n g m e ny e b a b ka n masyarakat memanfaatkan Gunung Sodeng sebagai tempat mata pencaharian mereka untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Gunung Sadeng didalamnya berupa timbunan batu kapur yang membentang. Sehingga masyarakat menambang batu kapur tersebut untuk dijual.

Dalam penjualan batu kapur, penambang tidak ikut menjual melainkan hanya bekerja sebagai buruh tambang dengan cara menggambil batu kapur yang telah hancur karena telah diledakkan oleh bahan peledak. Serpihan-serpihan batu kapur yang telah hancur diangkut untuk dinaikkan kedalam truk. Penambang

hanya bekerja kepada pemilik wilayah tambang gunung kapur. Pemilik wilayah tambang itulah yang menjual hasilnya kepada perusahaan tempat pembakaran batu kapur, ataupun dapat dijual ke tempat yang lain.

Sabtu 3 Mei 2013 di suatu tempat pembakaran batu gamping, dua orang l e l a k i s e d a n g b e k e r j a u n t u k mempersiapkan proses pembakaran batu gamping. Terlihat susunan-susunan batu bata yang tinggi membentuk suatu tungku pembakaran. Pembakaran yang dilakukan secara manual dengan menggunakan kayu bakar,terlihat tumpukan-tumpukan kayu bakar sangat banyak.

Walaupun gunung kapur telah memberikan bnyak lapangan pekerjaan bagi masyarakatnya, tetapi banyak dampak negatif pula yang sering terjadi dalam pengolahan batu kapur tersebut. Seperti yang diutarakan oleh Abdul zakir , 32 tahun, warga desa Grenden kecamatan Puger. Salah satu pekerja ditempat pembakaran batu kapur tersebut. Ia bekerja di tempat tersebut selama kurang lebih dua tahun. Dan sekitar kurang lebih delapan bulan

terakhir telah terjadi suatu kecelakaan dalam pekerjaannya sehingga menewaskan salah seorang rekan kerjanya. Abdul zakirmenceritakan bahwa pada saat pembakaraan berlangsung selama empat hari, setelah itu akan dilakukan proses pembongkaran batu kapur yang telah selesai dibakar. Tetapi, saat membongkar kayu penahan tumpukan batu kapur disebelah kanan tumbang sehingga tumpukan-tumpukan batu kapur diatasnya runtuh.para pekerja yang berada di dalam tungku pembakaran segera berlari keluar. Tetapi salah satu dari mereka ada yang belum sempat melarikan diri lubang tungku tertutup oleh runtuhan batu kapur dan separuh badan orang tersebut juga telah tertimbun oleh batu kapur yang masih agak

panas. Sehingga orang tersebut tewas di t e m p a t , m e n g e n a i a s u ra n s i a t a u semacamnya, keluarga mendapat uang santunan dari pemilik pembakaran gamping. “ada, bos saya memberikan sejumlah uang kepada keluarga korban” jelas pak Zakir. Para pekerja pembakar tidak begitu memperhatikan hal tersebut.. Mereka tetap memilih bekerja di tempat itu. Alasan mereka tetap bekerja disana karena hanya pekerjaan itulah yang bisa mereka kerjakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.[ ]

6 Bumi Edisi Magang I Mei 2013 7Bumi Edisi Magang I Mei 2013

Nyawa Jadi Taruhan

Selamat Hari Pendidikan Nasional

Dirgahayu Indonesia-ku

- Prilla Puspita Dewi -

Maya

/ A

lpha

SOROT SOROT

Page 8: buletin siap

Bapak Koko (60), tinggal di jl. Ahmad Zain, Puger, Jember. Beliau bukanlah seorang pejabat ataupun PNS melainkan seorang pekerja pembakar kapur. Dalam perjalanan menuju tempat kerja Bapak Koko dengan mengendarai sepeda motor. Dalam kesehariannya Bapak Koko k e r j a b a n t i n g t u l a n g u n t u k keluarganya. Istrinya seorang ibu rumah tangga dengan dua orang anak, yang satu masih kuliah di Malang dan satunya masih SMP sekaligus di pondokkan. Sudah 40 tahun pak Koko b e k e r j a s e b a g a i p e m b o r o n g pembakaran gamping, waktu yang tidak sebentar. Beliau memiliki suatu prinsip dalam hidupnya” Jujur Pasti Selamat ”. Jika orang yang tidak jujur, maka dia tidak akan lama bekerja di tempat tersebut.

Disela-sela kesibukannya, ia mengutarakan prinsip hidupnya selama ini yaitu “ jujur pasti selamat. Laki-laki banyak yang tidak jujur seperti contohnya membuat sakit hati seorang perempuan atau istri, maka di jamin kehidupannya tidak akan lancar di lihat dari segi ekonomi. “ Carilah jodoh yang

jujur” ujar pak Koko. Pak Koko sangat berpegang teguh terhadap kejujuran. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya beliau merasa sudah tercukupi, yaitu dengan modal jujur dan selalu bersyukur. Dalam kejujurannya itu, beliau tidak hanya cukup dalam memenuhi kebutuhannya saja bahkan dari segi keselamatannya juga. Profesi sebagai pembakar kapur tidaklah mudah, penuh tantangan dan juga bisa membahayakan diri sendiri. Selama puluhan tahun beliau belum mengalami kecelakaan kerja.Dalam proses pembakaran di butuhkan waktu 4 malam 4 hari, setiap pembakaran di butuhkan 35 ton kapur. Satu kantong kapur yang sudah halus di jual dengan harga Rp. 5.000,00 ini untuk sekitar daerah itu sendiri, sedangkan untuk luar daerah atau kota berbeda lagi. Biaya pengiriman di kenai ongkos jalan. Dalam perjalanan kisah hidup Bapak Koko dapat kita ambil pelajaran yang sangat berarti. Meski hanya sebagai p e m b o r o n g , p a k K o k o b i s a menyekolahkan kedua anaknya ke jenjang yang tinggi.[ ]

- Ika Kustiani -

Kontribusi pertambangan gamping terhadap pemerintah Kabupaten Jember terasa kurang seimbang dengan kerusakan a lam yang diakibatkan. Pertambangan yang terletak di puger ini merusak ekosistem yang ada di daerah tersebut karena sering dilakukan peledakan di area tersebut guna mempercepat proses pengambilan batu gamping. Keadaan g u n u n g s a d e n g k i n i c u k u p memprihatinkan, dengan banyaknya lahan-lahan bekas ledakan terutama di bagian bawah (lereng gunung). K e a d a a n s e p e r t i i n i c u k u p membahayakan bagi penambang yang s e b a g i a n b e s a r k e g i a t a n pertambangannya dilakukan di sekitar a r e a p e l e d a k a n . M i s a l a n y a p e n g a n g k u t a n b a t u g a m p i n g menggunakan truk melalui jalan yang berada di atas area ledakan. Jika ledakan ini dilakukan terus-menerus, bisa saja terjadi retakan di jalur truk sehingga terjadi longsor sewaktu-waktu.

Menurut pak Rofiq, alumni jurusan Fisika FMIPA Universitas Jember, peledakan memang sengaja dilakukan di area bawah karena jika dilakukan di area atas bisa menimbulkan bongkahan batu yang longsor dan menimpa penambang. Tetapi hal ini kurang baik, apabila hanya bagian bawah yang diledakkan, dikhawatirkan area bawah tidak kuat menopang bagian atas lereng g u n u n g . S e h a r u s n y a p r o s e s pe r tambangan memperha t i kan kelesetarian alam di daerah tersebut, b u k a n h a n y a m e m e n t i n g k a n

keuntungan saja. Eksploitasi yang berlebihan akan merugikan berbagai pihak, baik dari pihak masyarakat ataupun perusahaan pertambangan itu sendiri. Salah satu cara untuk menjaga kelestarian alam gunung sadeng yaitu dengan melakukan penjadwalan peledakan yang lebih teratur oleh setiap perusahaan yang melakukan penambangan di area tersebut, bukan melakukan peledakan setiap hari seperti yang selama ini dilakukan. Hal ini diharapkan bisa meminimalisir kerusakan alam gunung sadeng. []

Bom Gunung Sadeng Hancurkan EkosistemJujur Pasti Selamat

-Ika Kustiani-

8 Bumi Edisi Magang I Mei 2013 9Bumi Edisi Magang I Mei 2013

Maya

/ A

lpha

PROFIL OPINI

Page 9: buletin siap

Bapak Koko (60), tinggal di jl. Ahmad Zain, Puger, Jember. Beliau bukanlah seorang pejabat ataupun PNS melainkan seorang pekerja pembakar kapur. Dalam perjalanan menuju tempat kerja Bapak Koko dengan mengendarai sepeda motor. Dalam kesehariannya Bapak Koko k e r j a b a n t i n g t u l a n g u n t u k keluarganya. Istrinya seorang ibu rumah tangga dengan dua orang anak, yang satu masih kuliah di Malang dan satunya masih SMP sekaligus di pondokkan. Sudah 40 tahun pak Koko b e k e r j a s e b a g a i p e m b o r o n g pembakaran gamping, waktu yang tidak sebentar. Beliau memiliki suatu prinsip dalam hidupnya” Jujur Pasti Selamat ”. Jika orang yang tidak jujur, maka dia tidak akan lama bekerja di tempat tersebut.

Disela-sela kesibukannya, ia mengutarakan prinsip hidupnya selama ini yaitu “ jujur pasti selamat. Laki-laki banyak yang tidak jujur seperti contohnya membuat sakit hati seorang perempuan atau istri, maka di jamin kehidupannya tidak akan lancar di lihat dari segi ekonomi. “ Carilah jodoh yang

jujur” ujar pak Koko. Pak Koko sangat berpegang teguh terhadap kejujuran. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya beliau merasa sudah tercukupi, yaitu dengan modal jujur dan selalu bersyukur. Dalam kejujurannya itu, beliau tidak hanya cukup dalam memenuhi kebutuhannya saja bahkan dari segi keselamatannya juga. Profesi sebagai pembakar kapur tidaklah mudah, penuh tantangan dan juga bisa membahayakan diri sendiri. Selama puluhan tahun beliau belum mengalami kecelakaan kerja.Dalam proses pembakaran di butuhkan waktu 4 malam 4 hari, setiap pembakaran di butuhkan 35 ton kapur. Satu kantong kapur yang sudah halus di jual dengan harga Rp. 5.000,00 ini untuk sekitar daerah itu sendiri, sedangkan untuk luar daerah atau kota berbeda lagi. Biaya pengiriman di kenai ongkos jalan. Dalam perjalanan kisah hidup Bapak Koko dapat kita ambil pelajaran yang sangat berarti. Meski hanya sebagai p e m b o r o n g , p a k K o k o b i s a menyekolahkan kedua anaknya ke jenjang yang tinggi.[ ]

- Ika Kustiani -

Kontribusi pertambangan gamping terhadap pemerintah Kabupaten Jember terasa kurang seimbang dengan kerusakan a lam yang diakibatkan. Pertambangan yang terletak di puger ini merusak ekosistem yang ada di daerah tersebut karena sering dilakukan peledakan di area tersebut guna mempercepat proses pengambilan batu gamping. Keadaan g u n u n g s a d e n g k i n i c u k u p memprihatinkan, dengan banyaknya lahan-lahan bekas ledakan terutama di bagian bawah (lereng gunung). K e a d a a n s e p e r t i i n i c u k u p membahayakan bagi penambang yang s e b a g i a n b e s a r k e g i a t a n pertambangannya dilakukan di sekitar a r e a p e l e d a k a n . M i s a l a n y a p e n g a n g k u t a n b a t u g a m p i n g menggunakan truk melalui jalan yang berada di atas area ledakan. Jika ledakan ini dilakukan terus-menerus, bisa saja terjadi retakan di jalur truk sehingga terjadi longsor sewaktu-waktu.

Menurut pak Rofiq, alumni jurusan Fisika FMIPA Universitas Jember, peledakan memang sengaja dilakukan di area bawah karena jika dilakukan di area atas bisa menimbulkan bongkahan batu yang longsor dan menimpa penambang. Tetapi hal ini kurang baik, apabila hanya bagian bawah yang diledakkan, dikhawatirkan area bawah tidak kuat menopang bagian atas lereng g u n u n g . S e h a r u s n y a p r o s e s pe r tambangan memperha t i kan kelesetarian alam di daerah tersebut, b u k a n h a n y a m e m e n t i n g k a n

keuntungan saja. Eksploitasi yang berlebihan akan merugikan berbagai pihak, baik dari pihak masyarakat ataupun perusahaan pertambangan itu sendiri. Salah satu cara untuk menjaga kelestarian alam gunung sadeng yaitu dengan melakukan penjadwalan peledakan yang lebih teratur oleh setiap perusahaan yang melakukan penambangan di area tersebut, bukan melakukan peledakan setiap hari seperti yang selama ini dilakukan. Hal ini diharapkan bisa meminimalisir kerusakan alam gunung sadeng. []

Bom Gunung Sadeng Hancurkan EkosistemJujur Pasti Selamat

-Ika Kustiani-

8 Bumi Edisi Magang I Mei 2013 9Bumi Edisi Magang I Mei 2013

Maya

/ A

lpha

PROFIL OPINI

Page 10: buletin siap

presented by : kelompok 2

kebersamaan tak pandang

perbedaan........