SIAP BAB I bjfdkbsliufdsl iufdh

7
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu Negara penghasil minyak atsiri dunia. Minyak atsiri merupakan komoditas eksport Indonesia yang menghasilkan devisa Negara. Oleh karena itu pada tahun-tahun terakhir ini, minyak atsiri mendapat perhatian yang cukup besar dari pemerintah Indonesia. Indonesia menghasilkan 40 jenis dari 80 jenis minyak atsiri yang diperdagangkan dipasar dunia. Dari jumlah tersebut, 13 jenis telah memasuki pasar atsiri dunia, yaitu nilam, serai wangi, cengkih, jahe, pala, lada, kayu manis, cendana, melati, akar wangi, kenanga, kayu putih, dan kemukus. (Ketaren, S.1985.) Sentra produksi minyak nilam banyak tersebar di NAD, Sumut, Sumbar, Jambi, Bengkulu, Sumsel, Jabar, Jateng, dan Jatim. beberapa daerah juga mulai 1

description

bvfdia jbfdlvfdbvifs bjdfs bifd bfivfvlifs lifdus dfibsdfbsdf bhfdlbsiufdbs ilfduv fslivg fliuvhidufgvp fifdvsdfiuvs lfdiuv

Transcript of SIAP BAB I bjfdkbsliufdsl iufdh

5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah salah satu Negara penghasil minyak atsiri dunia. Minyak atsiri merupakan komoditas eksport Indonesia yang menghasilkan devisa Negara. Oleh karena itu pada tahun-tahun terakhir ini, minyak atsiri mendapat perhatian yang cukup besar dari pemerintah Indonesia. Indonesia menghasilkan 40 jenis dari 80 jenis minyak atsiri yang diperdagangkan dipasar dunia. Dari jumlah tersebut, 13 jenis telah memasuki pasar atsiri dunia, yaitu nilam, serai wangi, cengkih, jahe, pala, lada, kayu manis, cendana, melati, akar wangi, kenanga, kayu putih, dan kemukus. (Ketaren, S.1985.)

Sentra produksi minyak nilam banyak tersebar di NAD, Sumut, Sumbar, Jambi, Bengkulu, Sumsel, Jabar, Jateng, dan Jatim. beberapa daerah juga mulai mengembangkan nilam seperti Sulsel, Kaltim, Kalteng. Tabel I memperlihatkan luas areal dan produksi minyak nilam di beberapa daerah. Tabel 1. Data sebaran luas area tanaman nilam dan produksi minyak nilam tahun 2006-2007

Daerah/Sentra

20062007

Luas Area (Ha)Produksi

(Ton Minyak)Luas Area (Ha)Produksi

(Ton Minyak)

NAD710,562,96967181

Sumut51468,962.389.53115,54

Sumber2.283283,752.72213.697,035

Jambi1,03566,725871.409

Sulsel 80825,498606190

Bengkulu 53225,871.0883.875,15

Jabar2.064,96683,152.154685

Jateng3.777,562.011,261.384,4520,858,6

Jatim1.713136,54756,5844,6

Kalsel2O,28621,207

Kalteng32437,7 11,5

Sumber Subdit. Tanaman Atsiri, Dit Tanaman Semusim. Ditjenbun, 2008Dalam pengolahan minyak astiri pada umumnya para petani masih menggunakan alat destilasi yang tradisional. Dari segi dimensi ketel suling yang kurang proposional yaitu sekedar memanaskan pada bagian bawah ketel untuk mendidihkan air yang ada di dalam ketel, serta bentuk skat antara air dan bahan kurang optimal yang mengakibatkan kurang meratanya pendistribusian uap sehingga bahan tidak tersuling dengan sempurna. Tentunya hal ini akan berpengaruh pada efesiensi waktu yang dibutuhkan dalam proses produksi atau penyulingan, serta biaya operasi yang besar karena berkaitan dengan konsumsi bahan bakar.

Untuk mendapatkan waktu yang efesien serta menekan biaya produksi, sebaiknya alat suling yang digunakan harus memiliki bentuk atau disain ketel yang optimal yaitu dengan menambahkan komponen berupa pipa api yang mana dengan memanfaatkan panas dari sisa pembakaran. Pengembangan disain atau modifikasi ketel masih bisa dilakukan untuk meningkatkan efesien ketel dengan memanfaatkan panas sisa pembakaran yang dialirkan kembali melewati pipa api, serta menambahkan pipa berlubang pada skat bahan, yang bertujuan memeratakan aliran uap panas.

Berdasarkan karena pentingnya bentuk atau dimensi ketel suling yang optimal, maka dalam skripsi ini penulis menggangkat jidul Modifikasi Ketel Destilasi Minyak Atsiri Tipe Air Dan Uap Kapasitas 10 kg1.2 Rumusan Masalah

Panas sisa pembakaran saat proses pengolahan minyak atsiri masih dapat dimanfaatkan sebelum dibuang ke lingkungan dengan melewatkannya kedalam ketel, sehingga beberapa permasalahan yang harus dirumuskan diantaranya :

1) Berapa panas sisa yang bisa dimanfaatkan?2) Bagaimana modifikasi ketel yang efektif pada ketel penyulingan dalam pemanfaatan panas gas pembakaran?

3) Berapa jumlah pipa dan dimensi pipa untuk menyalurkan sisa pembakaran?1.3 Tujuan Perancangan dan Pembuatan Alat

Adapun tujuan dari tugas akhir modifikasi ketel destilasi adalah :

1) Menghitung dan memperoleh panas ssa pembakaran.

2) Memilih rancangan modifikasi ketel destilasi.

3) Menentukan dimensi komponen modifikasi ketel destilasi.1.4 Manfaat Modifikasi alat destilasiManfaat dari modifikasi ketel destilasi ini adalah sebagai berikut :

a. Mengetahui pemanfaatan panas dari sisa pembakaran.b. Mendapatkan dimensi ketel destilasi yang efektif.c. Memperoleh jumlah dan dimensi pipa yang tepat untuk menyalurkan gas dari sisa pembakaran.1.5. Ruang Lingkup

Pada modifikasi ketel dengan memenfaatkan panas sisa pembakaran, bahan uji daun nilam , dan kapasitas alat distilasi minyak atsiri tipe air dan uap terdiri atas ketel suling (retort) yang dilengkapi dengan pipa api, tabung kondensi atau kondensor, tempat penampung minyak (receiver), tempat penampung air pendingin, tungku dilengkapi dengan cerobong asap ini memiliki ruang lingkup antara lain ;1. Modifikasi alat penyuling minyak atsiri ditujukan pada ketel suling atau retort dengan penambahkan pipa api.2. Alat destilasi menggunakan bahan bakar kayu bakar.3. Bahan baku yang digunakan adalah daun nilam, dengan perajangan 3 5 cm.4. Tinggi tumpukan bahan daun nilam adalah 45 cm, dengan diameter ketel 40 cm.5. Daun nilam diambil dari Pabrik Penyulingan Kelompok Tani Kecamatan Jangkat, Kabupaten Merangin.1