SI327-092173-829-15
-
Upload
septias-yusup-hendrawan -
Category
Documents
-
view
221 -
download
0
description
Transcript of SI327-092173-829-15
![Page 1: SI327-092173-829-15](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082418/5695d4831a28ab9b02a1b409/html5/thumbnails/1.jpg)
PERSEDIAANPersediaan
Perusahaan dagangPersedian Barang dagangLain-lain Persediaan
Penggolongan Persediaan
Persediaan Bahan Baku
Perusahaan ManufakturPersediaan Bahan Dalam ProsesPersediaan Produk JadiPersediaan Bahan PenolongLain-lain Persediaan
Faktor penyebab timbulnya masalah persediaan
Akibat dari masalah Persediaan Terjadinya alokasi dari harga pokok barang yang tersediua untuk di jual menjadi dua kelompok
1 Barang-barang yang dijual atau dikonsumsikan2 Barang-barang yang masih dalam persediaan
Pemecahan masalah akuntansi Persediaan
Barang-barang yang ada di gudang/tokoArus BiayaBarang-barang yang berada di tempat pihak lain
Barang-barang yang berada dalam perjalanan
Terendah harga pasar dan harga pokokHarga pokok
Indentifikasi husus HPNilai realisasi barang Harga pokok Rata-rata
Nilai Reproduksi MPKPHarga jual MTKP
Metode Pencatatan persediaan Metode Phisik
Nilai persediaan akhir di tentukan hasil dari perhitungan phisik persedian pada akhir periode akuntansi
Harga pokok persediaan merupakan selsih antra barang siap dijual dengan persedian akhir periode
Metode Perpetual
Contoh perhitungan dan pencatatan harga pokok penjualanPersediaan Awal @ Rp 15,000 2,500 Pembelian Rp 15,000 1,500
Semua harta yang dimiliki perusahaan dengan tujuan dijual kembali atau di konsumsi dalam siklus operasi normal perusahaan
Penetuan Laba Rugi periodik (income determination) yaitu proses mempertemukan antara harga pokok barang yang dijual dengan hasil penjualan dalam priode akuntansi yang bersangkutanMasalah Akuntansi
Persediaan Tujuan Pokok
Akuntansi Persedianan
Penetuan jumlah persediaan yang akan disajikan di dalam neraca. Dalam hal ini disamping adanya penggolongan persediaan sesuai dengan jenisnya, juga penilaian persediaan (inventory Valuation) terhadap persediaan intu sendiri
Adanya kenyataan bahwa tidak semua barang yang dibeli datau di produksi dalam satu periode akuntansi dapat di jual seluruhnya dalam periode yang sama atau sebaliknya.
Menentukan dan mengidentifikasikan phisik barang-barang jenis dan kwantitas yang masuk dalam persediaan
Menentuan harga yang akan di pakai sebagai dasar penilaian terhadap kwantitas barang-barang
yang ada dalam perseidaan
Harga pokok Persatuan barang
Penyimpangan dari harga pokok
Membebankan persediaan awal periode sebaghai harga poko penjualan dan mencatat persediana akhir periode bersangkutan
Mencatat terperinci setiap mutasi persediaan kedalam kartu persediaan. Sehingga jumlah phisik dan nilai persediaan bisa diketahui setiap saat.
![Page 2: SI327-092173-829-15](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082418/5695d4831a28ab9b02a1b409/html5/thumbnails/2.jpg)
PERSEDIAANJumalah Barang siap dijual 4,000 Penjualan @ Rp 17,500 3,000 Persediaan Akhir 1,000
PencatatanMetode Phisik Metode Perpetual
Pembelian Rp 22,500,000 Persediaan Brg dagang Rp 22,500,000 Hutang Dangang Rp 22,500,000 Hutang Dagang Rp 22,500,000
Piutang dagang Rp 52,500,000 Piutang dagang Rp 22,500,000 Penjualan Rp 52,500,000 Penjualan Rp 22,500,000
Ikhtisar L/R Rp 37,500,000 Harga Pokok penjualan Rp 45,000,000 Persd. Brg Dg Rp 37,500,000 Pers. Brg Dagang Rp 45,000,000
Persd. Brg Dg Rp 15,000,000 Ikhtisar L/R Rp 15,000,000
Perhitungan Laba RugiMetode Phisik Metode Perpetual
Penjualan Rp 22,500,000 Penjualan Rp 22,500,000 Harga Pokok penjualan
Persediaan Awal Rp 37,500,000 Pembelian Rp 22,500,000 Brg Siap Dijual Rp 60,000,000 Peredian Akhir Rp 15,000,000
Harga Pokok Penjualan Rp 45,000,000 Harga Pokok Penjualan Rp 45,000,000 Laba Kotor Rp (22,500,000) Laba Kotor Rp (22,500,000)
Penilaian PersediaanBerikut ini adalah transaksi yang berhubungan dengan barang dagangan selama bulan DeS - 2000
1 Saldo Awal 600 Unit @ 1100 2 Pembelian 900 Unit @ 1160
16 Penjualan 700 Unit @ 1190 29 Pembelian 300 Unit @ 1260 31 Penjualan 400 Unit @ 1800
Diminta :Hitunglah nilai Persediaan akhir barang dagang, Harga Pokok dan Laba kotorDengan asum metode yang dipakaia. FIFO dengan sistem pencatatan : Pirodik
Perpetual b. LIFO dengan sistem pencatatan : Pirodik
Perpetual c. Rata-rata : - tertimbang
NILAI PERSEDIAAN AKHIR (SISTEM PERIODIK/PHYSIK : FIFO/LIFO/AVERAGE1 Menghitung Penjualan 20001 Penjualan 16-Dec 700 Unit @ 1,190 Rp 833,000
31-Dec 400 Unit @ 1,800 Rp 720,000 Total penjualan 1,100 Unit Rp 1,553,000
2 Menghitung barang siap Dijual Saldo Awal 1-Dec 600 Unit @ 1,100 Rp 660,000 Pembelian 2-Dec 900 Unit @ 1,160 Rp 1,044,000 29-Dec 300 Unit @ 1,260 Rp 378,000 Tersedia untuk dijual 1,800 Unit Rp 2,082,000 Penjualan 1,100 Unit Persediaan Akhir 700 Unit
Nilai Persediaan menurut sistem phisik METODE FIFO/MPKP 300 Unit @ 1,260 378,000 400 Unit @ 1,160 464,000
PERSEDIAAN AKHIR 700 Unit 842,000
![Page 3: SI327-092173-829-15](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082418/5695d4831a28ab9b02a1b409/html5/thumbnails/3.jpg)
PERSEDIAANHPP 1,240,000 LABA KOTOR 313,000
Nilai Persediaan menurut sistem phisik METODE LIFO/MTKP 600 Unit @ 1,100 660,000 100 Unit @ 1,160 116,000
PERSEDIAAN AKHIR 700 Unit 776,000 HPP 1,306,000 LABA KOTOR 247,000
Nilai Persediaan menurut sistem RATA-RATA TERTIMBANGPERSEDIAAN AKHI 700 Unit @ 1,157 809,667 HPP 1,272,333 LABA KOTOR 280,667
PENILAIAN SISTEM PENCATATAN PERPETUAL METODE FIFO
TGL PENAMBAHAN PENJUALAN SALDO
UNIT Price @ Jumlah UNIT Price @ Jumlah UNIT Price Jumlah 1-Dec Saldo Awal 600 1,100 660,000 600 1,100 660,000 2-Dec Pembelian 900 1,160 1,044,000 900 1,160 1,044,000
16-Dec Penjualan 600 1,100 660,000 800 1,160 928,000 100 1,160 116,000
800 1,160 928,000 29-Dec Pembelian 300 1,260 378,000 300 1,260 378,000 31-Dec Penjualan 400 1,160 464,000 400 1,160 464,000
300 1,260 378,000 1,100 1,240,000 700 842,000 Harga Pokok pejualan Persediaan Akhir
PENILAIAN SISTEM PENCATATAN PERPETUAL METODE LIFO
TGL PENAMBAHAN PENJUALAN SALDO
UNIT Price @ Jumlah UNIT Price @ Jumlah UNIT Price Jumlah 1-Dec Saldo Awal 600 1,100 660,000 600 1,100 660,000 2-Dec Pembelian 900 1,160 1,044,000 900 1,160 1,044,000
16-Dec Penjualan 700 1,160 812,000 600 1,100 660,000 200 1,160 232,000
29-Dec Pembelian 300 1,260 378,000 600 1,100 660,000 200 1,160 232,000
300 1,260 378,000 31-Dec Penjualan 300 1,260 378,000 600 1,100 660,000
100 1,160 116,000 100 1,160 116,000 1,100 1,306,000 700 776,000
Harga Pokok pejualan Persediaan Akhir
PENILAIAN SISTEM PENCATATAN PERPETUAL METODE AVERAGE
TGL PENAMBAHAN PENJUALAN SALDO
UNIT Price @ Jumlah UNIT Price @ Jumlah UNIT Price Jumlah 1-Dec Saldo Awal 600 1,100 660,000 2-Dec Pembelian 900 1,160 1,044,000 900 1,160 1,044,000
1,500 1,136 1,704,000 16-Dec Penjualan 700 1,130 791,000 800 1,136 908,800 30-Dec Pembelian 300 1,260 378,000 800 1,136 908,800
300 1,260 378,000 1,100 1,170 1,286,800
31-Dec Penjualan 400 1,170 467,927 700 1,170 818,873 1,100 1,258,927 700 818,873 Harga Pokok pejualan Persediaan Akhir
KETERA GAN
KETERA GAN
KETERA GAN
![Page 4: SI327-092173-829-15](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082418/5695d4831a28ab9b02a1b409/html5/thumbnails/4.jpg)
PERSEDIAAN
Mengapa timbul masalah ?Karena harga jual sudah ditetapkan sebelum pekerjaan dimulaiRealisasi tidak lagi memalui penjualan tetapi melalu pelaksanaan pekerjaan .penakuan pendapatan harus dikaitkan dengan pelaksaan pekerjaan tersebut.
Metode alternatif pengakuan pendapatan 1 Metode Kontrak Selesai2 Metode Prosentase penyelesaian Kontrak
Metode Kontrak Selesaia Tidak ada pengakuan pendapatan sebelum seluruh pekerjaan diselesaikan
Harga pokok harus dipakai sebagai dasar penilaian terhadap setetiap Pekerjaan Kontrak Dalam Pelaksanaan
b Biaya-biaya yang terjadi Bagian harga kontrak yang difakturkan
Lebih selisih Kurang
c
Metode Prosentase Penyelesaiana.
Pengukuran lain atas tingkat kemajuan (%) pekerjaan phisiknya
b Bagian harga kontrak yang difakturkan
Lebih selisih Kurang
c
CONTOH SOAL PERSEDIAAN KONTRAK JANGKA PANJANG1
Rp 90,000,000 data lain yang diketahu sebagai berikut:
Maslah akuntansi untuk persediaan pada perusahaan -perusahaan kontraktor yang melaksanakan pekerjaan berdasarkan kontrka untuk membuat gedung, jembatan, jalan dan lain- lain yang memerlukan jangka waktu penyelesaian lebihdari satu periode akuntansi adlah pengakakuan pendapatan (Revanue) .
Biaya-biaya yang dikerjakan disajikan di dalam neraca tanpa meperhitungkan informasi pekerjaan/kontrak dalam pelaksanaan di dalam laporan laba rugi
akitva lancar = Biaya Kontrak dalam Pelaksanaan diatas jumlah yang
difakturkan
hutang lancar = Jumlah yang difakturkan diatas biayanya
Biaya administrasi dan umum dapat dibebankan pada pekerjaan (biaya kontrak) ditangguhkan dingga pekerjaan/kontrak diselesaiakn dan sebagai biaya periodik
Pendapatan diakuio secara periodik sejalan dengan tingkat perkembangan penyelesaian pekerjaan/kontrak . Oleh karena itu pekerjaan dalam pelaksaan (=Persediaan) dinuilia sebesar biaya-biaya yang telah terjadi ditambah pendapatn lab yang diperhitungkan .
Besar kecil pendapatan periodik diukur
berdasarkan suatu % yang ditetapkan dari taksiran pendapatan seluruhnya
menurut:
Perbandingan antara biaya-biaya yang telah terjadi dengan seluruh (total) biaya yang diperkirakan untuk menyelsaikan kontrak
Biaya-biaya yang terjadi ditambah pendapatan yang direalisasi
akitva lancar = Biaya Kontrak dalam Pelaksanaan diatas jumlah yang
difakturkan
hutang lancar = Jumlah yang difakturkan diatas biayanya
Biaya administrasi dan umum tetap diperlakukan sebagai biaya periodik dan tidak ada alasan apapun untuk menagguhkan pembebanannya sehinggan pekerjaan/kontrak selesai
PT. AMBURAD menerima kontrak untuk menbangun gedung STIE Mulia Karta pada tanggal 01 Mei 2000 yang akan diperkirakan selesai dalam jangka waktu 3 tahun dengan harga kontrak
![Page 5: SI327-092173-829-15](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082418/5695d4831a28ab9b02a1b409/html5/thumbnails/5.jpg)
PERSEDIAAN(dalam rupiah)
KETERANGAN Tahun 2000 Tahun 2001 Tahun 2002Taksiran biaya penyelesaian (akhir tahun) 60,000,000 27,600,000 - Biaya yang dikeluarkan 21,000,000 33,000,000 27,900,000 Uang muka yang diterima 18,000,000 34,000,000 38,000,000 Dari data diatas tentukan :
A Laba yang diakui tahun 1998,1999 tahun 2.000 bila menggunakan metode persentase penyelesaianB Laba rugi bila menggunakan kontrak selesaiC Jurnal yang dibutuhkan
JawabA
Prosentase Penyelesaian
1 Tahun 2000
21,000,000x 100% = 35% x 90,000,000 = 31,500,000
60,000,000
2 Tahun 2001
21.000.000 + 33,000,000 x 100% = 62%
87,600,000
Difakturkan tahun 2000 35%
Difakturkan tahun 2001 27% x 90,000,000 = 24,300,000
3 Tahun 2002Prosentase Penyelesaian 100%Difakturkan tahun sebelumnya 62% Difakturkan tahun 2002 38% x 90,000,000 = 34,200,000 Harga Kontrak yang di faktur kan 90,000,000
Perhitungan laba Rugi periodik atas kontrak jangka panjang
KETERANGAN Tahun 2000 Tahun 2001 Tahun 2002Harga Kontrak 90,000,000 90,000,000 90,000,000 Dikurangi biaya-biaya kontrak Biaya yang telah terjadi 21,000,000 54,000,000 81,900,000
60,000,000 27,600,000 -
Total Biaya Kontrak 81,000,000 81,600,000 81,900,000
L/R atas kontrak taksiran tahun 2000 & 2001 9,000,000 8,400,000 8,100,000 Tingkat penyelsaiak kontrakTahun 2000 35% Tahun 2001 62% Tahun 2002 100%Laba atas kontrak sampai dengan tahun buku 3,150,000 5,208,000 8,100,000 Laba yang diakui pada tahun-tahun sebelumnya - 3,150,000 5,208,000 Laba atas kontrak dalam tahun buku ybs 3,150,000 2,058,000 2,892,000
Harga kontrak yang difakturkan 90,000,000
Kontrak dalam pelasanaan
Laba yang diakui tahun 1998,1999 tahun 2.000 bila menggunakan metode persentase penyelesaian
Taksiran biaya yang dperlukan untuk menyelesaiakn kontrak
![Page 6: SI327-092173-829-15](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082418/5695d4831a28ab9b02a1b409/html5/thumbnails/6.jpg)
PERSEDIAANBiaya yang sesungguhnya terjadi Tahun 2000 21,000,000
2001 33,000,000 2002 27,900,000
Laba yang telah diakui Tahun 2000 3,150,000 2001 2,058,000
87,108,000 Laba atas kontrak untuk tahun 2002 2,892,000
Jurnal untuk mencatat atas pengakuan labaTahun 2000 Kontrak dalam pelaksanaan 3,150,000
Laba atas kontrak jangka panjang 3,150,000
Tahun 2001 Kontrak dalam pelaksanaan 2,058,000 Laba atas kontrak jangka panjang 2,058,000
Tahun 2002 Kontrak Dalam Pelaksanaan 2,892,000 Laba atas kontrak jangka panjang 2,892,000
B Laba rugi bila menggunakan kontrak selesai
Laba/Rugi atas kontrak jangka panjangHarga kontrak yang difakturkan 90,000,000 Kontrak dalam pelasanaan 81,900,000 Laba atas kontrak jangka panjang 8,100,000
Jurnal untuk mencatat atas pengakuan laba
Tahun 2000 Tahun 2001 Tahun 2002
Kontrak Dalam Pelaksanaan 21,000,000 33,000,000 27,900,000 Macam-macam reKening 21,000,000 33,000,000 27,900,000
-
Piutang atas kontrak jangka PJ 31,500,000 24,300,000 34,200,000 Harga kontrak yang difakturkan 31,500,000 24,300,000 34,200,000
kas 18,000,000 34,000,000 38,000,000 Piutang atas kontrak jangka PJ 18,000,000 34,000,000 38,000,000
Harga kontrak yang difakturkan - - 90,000,000 Kontrak Dalam Pelaksanaan - - 81,900,000 Laba atas kontrak selesai 8,100,000
PERSEDIAAN (POSEDUR TAKSIRAN)
Mencatat Biaya-Biaya yang terjadi
Mencatat harga kontrak yg difakturkan
Mencatat penerimaan kas atas harga kontrak yang telah difakturkan
Mencatat pengakuan L/R atas kontrak jangka panjang pada saat kontrak selesai
![Page 7: SI327-092173-829-15](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082418/5695d4831a28ab9b02a1b409/html5/thumbnails/7.jpg)
PERSEDIAAN
I Metode Laba Kotor
Laba Kotor = Harga jual - harga Pokok Penjualan
Harga Pokok Penjualan = Barang Siap Dijual - Persediaan Akhir
Persediaan Akhir = Barang SiapDijual - Persediaan Akhir
Jadi % Laba Kotor Dapat Dihunt SBB
Tingkat Laba kotor Dari Harag hasil penjualan = Tingkat (%) laba kotor dari harga pokok
100% + tingakat (%) laba kotor dari harga pokok
Tingkat laba Kotor dari Harga pokok penjualan = Tingkat (%) laba kotor dari harga penjualan
100% - tingkat (%) laba kotor dari harga pokok
Contoh
Deskripsi
Tingkat Laba Kotor
Jumlah % Jumlah %
Hasil Penjualan 1000 Unit x 1000 Rp 1,000,000 100% Rp 1,000,000 125%Harga Pokok Penj. 1000 Unit x 800 Rp 800,000 80% Rp 800,000 100%Laba Kotor 1000 Unit x 200 Rp 200,000 20% Rp 200,000 25%
Jadi Tingkat laba kotor 20% dari hasil penjualan sama dengan 25% dari harga Pokok penjualan
Dapat Di konversikan sebagai berikut:
Tingkat laba kotor 25% d/ HPP di konversikan 25%= 20%
menjadi tingkat laba kotor dari hasil penjualan 100% + 25%
Tingkat laba kotor 20% dari Penjualan di 20%= 25%
Konversikan menjadi tingkat laba kotor dari HPP 100% - 20%
CONTOH SOAL PERSEDIAAN % LABA KOTOR
a.
Contoh
Persedian awal 01 Januari Rp 125,000 Pembelian dalam tahun buku yang bersangkutan Rp 825,000 Penjualan untuk tahun buku yang bersangkutan Rp 1,050,000 Laba kotor pada tahun-tahun seblumnya rata-rata 25% dari penjualanJadi Perseidaan akhir dapat ditentukan sebagia berikut:
Dalam keadaan tertentu penetuan nilai persediaan akhir tidak dapat ditentukan atau tidak dikehendaki terutama untuk tujuan-tujuan yang besifat khusus dan dapat digunkan metode taksiran sebagai pengganti
Suatu prosedur yang pada umumnya untuk menentukan taksiran nilai persediaan tanpa dilakukan perhiutungan phisik barang dan untuk menguji ketelitina data akuntansi dalamn hal isstem permanen digunakan. Biasanya didasarka suatu anggapan bahwa dalam jangka pendek tingkat laba kotor dari hasil penjualan relatif sama.
Dasar Penentuan Tingkat Laba kotor bertitik tolak dari informasi perhtungan Laba rugi dengan perhutungan matematis sebagai berikut:
Dinyatakan dari harga (hasil ) Penjualan
Dinyatakan dari harga pokok Penjualan
Sebagai salah satu cara untuk memverifikasi besarnya jumlah atau ketetlitian catatan akuntansinya
Dari catatan pembukuan dalam tahun buku yang diperiksa diperoleh informasi yang berhubungan dengan persediaan berikut:
![Page 8: SI327-092173-829-15](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082418/5695d4831a28ab9b02a1b409/html5/thumbnails/8.jpg)
PERSEDIAANPersedian awal (01 Januari) Rp 125,000
Pembelian Rp 825,000
Tersedia Untuk di jual Rp 950,000 Harga Pokok penjualan (taksiran)
Penjualan Rp 1,050,000
Laba kotor 25% Rp 262,500
Harga Pokok penjualan Rp 787,500
Persedian akhir 31 Desember (Taksiran) Rp 162,500
b.
Contoh
ال Persediaan (Opname terakhir sebelum terjadio kebakaran) Rp 300,000
ال Pembelian (sejak stock opename terakhir sampai dengan terjadi kebakaran) Rp 1,450,000
ال Retur Pembelian Rp 257,500
ال Penjualan (sejak stock opename terakhir sampai dengan terjadi kebakaran) Rp 1,750,000
ال Retur Penjualan Rp 60,000
ال Tingkat laba kotor dalam masa periode tahun kebakaran adalah 25%
ال Barang yang masih ada setelah terjadi kebakaran - Barang yang tidak rusak dengan Harga jual Rp 50,000 - Barang yg rusak dengan harga jual Rp 25,000 di perkirakan laku dijual Rp 7,500
Atas Dasar Informasi diatas maka besarnya kerugian dapat ditaksir sebagia berikut:Persedian Awal Rp 300,000
Pembelian Rp 1,450,000
Retur pembelian Rp 257,500
Pembelian Bersih Rp 1,192,500
Tersedia untuk dijual Rp 1,492,500 Harga Poko penjualn (taksiran)
Penjualan Rp 1,750,000
Retur Penjualan Rp 60,000
Penjualan bersih Rp 1,690,000
Laba Kotor Penjualan 25% x Rp 1,690,000 Rp 422,500
Harga Poko penjualn (taksiran) Rp 1,267,500
Persedian Akhir (taksiran) Rp 225,000 HPP barang y tidak rusak Rp 50,000 x 75% Rp 37,500
Hrga jual brang yang rusak Rp 7,500
Rp 45,000
Rugi Akibat Kebakaran (Taksiran) Rp 180,000
I Metode Harga Eceran (Retail Inventory Method)
Alasan yang mendukung digunkan Metode harga pokok eceran1 Banyaknya barang yang diperdagangkan dengan frekwensi perputaran yang relatif tinggi menyebabkan :
a. Tidak dimungkinkan penggunaan sistem perpetual b. Tidak dimungkinkan untuk mengadakan stock opname lebih dari satu atau dua kali dalam satu periode
2
Menaksir pesarnya kerugian atas persediaan sebagai akibat terjadinya musibah kebakran dan bencana alam lainnya , mendeteksi adanya pencurian persediaan dan kerugian-kerugian lainnya
Kebakaran telah menimpa gudang suatu perusahaan berikut sebagian besar barang dagangan. Dari catatan pembukuan yang dapat dikumpulkan yang berhubungan dengan persediaan sebagai berikut:
Biasanya digunakn pada perusahaan retail dan departemen store yang memperjual belikan banyak jenis dan jumlah barang dan frekwensi perputaran barqanya relatif ringgi pula
Retail dan departemen stores biasnya menjual barang dagangan dengan memperhitungkan tingkat laba yang homogen untuk setia kelompok bahkan untuk keseluruhan barangdagangan .Setiap barang yang dibeli harus ditentukan dengan segera harga jualnya . Sifat demikian mengakibatkan adanya kecenderungan dari manajemen untuk lebih banyak menggunakan harga jual senagai dasar pertimbangan di dalam merumuskan kebijasanaan dan pengambilan keputusan . mIsalnya dalam menentukan anggaran, menentukan besarnya mark-up, mark down dll.
![Page 9: SI327-092173-829-15](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082418/5695d4831a28ab9b02a1b409/html5/thumbnails/9.jpg)
PERSEDIAAN
Tujuan dari penggunaan metode harga (jual) eceran.1
2
3
ContohData persediaan dari salah satu departement store untuk periode tahun buku 2000 sebagai berikut:
Persediaan 01 Januari Menurut harga pokok Rp 1,312,500 Menurut harga (Jual) eceran Rp 1,750,000
Pembelian 01 Januari s/d 31 Desember Menurut harga pokok Rp 15,750,000 Menurut harga (Jual) eceran Rp 21,000,000
Penjualan ( = Harga jual eceran) Rp 16,000,000 Dari data tersebut maka persediaan akhir dapat ditentukan sebagai berikut:
Tahap Deskripsi Harga Poko
Persediaan 01 Januari Rp 1,750,000 Rp 1,312,500 Pembelian Rp 21,000,000 Rp 15,750,000
1 Barang terseidan untuk dijual Rp 22,750,000 Rp 17,062,500
2 Rp 17,062,500 x 100% = 75% Rp 22,750,000
3 Penjualan Rp 16,000,000 4 Persedian Akhir (Harga Jual) Rp 6,750,000 5 Persediaan akhir menurt harga pokok (taksiran) Rp 5,062,500
Harga poko Penjualn (Taksiran) Rp 12,000,000
Akuntansi terhadap Metode harga (Jual) EceranPencatatan (administrasi) persediaan yang diselengarakan harus mampu menyelngarakan sebagai berikut:
Persediaan awal (jika ada ) menurut harga pokok (HP) maupun harga jual ecerannya (HJE)Pembelian untuk periode yang sedang berjalam, masing-masing berdasarkan HP dan HJEPenyesuaian perubahan harga jual eceran yang teradi dalam periode akuntansi yang bersangkutan:
▪ Harga jual yang ditentukan pertam kali
▪ Selisih antara harga poko dengan harga jual mula-mula
▪ Kenaikan dari harga jual mula-mula menjadi harga terbaru
▪ Penurunan harga jual sampai dengan harga jual yang ditetapkan
▪ Penurunan harga jual unutk jumlah dibawah harga jual mula-mula
▪ Kenaikan harga jual untuk jumlah sampai dengan harga jual mula-mula
Secara Diagramtik
Harga Jual eceran
Harga Pokok Kenaikan harga Jual Netto
Setiap barang yang dibeli harus ditentukan dengan segera harga jualnya . Sifat demikian mengakibatkan adanya kecenderungan dari manajemen untuk lebih banyak menggunakan harga jual senagai dasar pertimbangan di dalam merumuskan kebijasanaan dan pengambilan keputusan . mIsalnya dalam menentukan anggaran, menentukan besarnya mark-up, mark down dll.
Untuk menentukan (estimasi) nilai dalam rangga penyusuna laporan keuangan interim ( dimana tidak dimungkinkan untuk dilakukan stock opname) Sebagai alat untuk menetukan harga poko (taksiran) dari phisik barang yang ada dalam persediaan akhir periode sehingga menguragi pekerjaan untuk mengidentyifikasikan harga poko persatuan barangSebagai alat kontrol sebagai aktivitas pembelian, penjualan dan mendeteksi adanya kemungkinan terjadinya manipulasi pekerjaan
Harga (Jual) Eceran
Cost Ratio
► ► ►
♦♦ Harga Jual mula-mula ( Original sales price)
♦♦ Mark - Up
♦♦ Kenaikan hrga jual diatas harga jual mula-mula (Additional Mark -Up)
♦♦ Pembatalan Mark -Up (Additional Mark -Up Concellation)
♦♦ Mark - Down
♦♦ Pembatalan Mark -Down (Additional Mark -Down Concellation) / (Net Mark Down)
Harga Jual Mula-Mula
![Page 10: SI327-092173-829-15](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082418/5695d4831a28ab9b02a1b409/html5/thumbnails/10.jpg)
PERSEDIAANHarga Pokok Kenaikan harga Jual Netto
Rp 800 Rp 1,000 Rp 1,100 Rp 200 Rp 100
Mark - Up Add- Mark - Up Rp 800 Rp 1,000
Mark - Down Rp 100 Pembatalam Mark-Up
Pembatalan Mark Down
CONTOH SOALDiketahui data persediaan yang dimiliki oleh HERO Departemen store untuk priode tahun 1998 sebagai berikut:
Deskripsi Harga Pokok Harga EceranPersediaan 1 Januari Rp 2,000,000 Rp 2,500,000 Pembelian Rp 11,600,000 Rp 15,080,000 Retur Pembelian Rp (340,000) Rp (500,000)Ongkos Angkut Pembelian Rp 240,000 Kenaikan harga jual Rp 1,400,000 Pembatalan kenaikan harga jual Rp (300,000)Penurunan harga jual Rp (340,000)Pembatalan penurunan harga jual Rp 160,000 Hasil penjualan Rp 15,800,000 Retur penjualan Rp 800,000
Penilaian Berdasarkan Harga harga Pokok
Tahapan Deskripsi Harga Pokok Harga Eceran
1 Persediaan 1 Januari Rp 2,000,000 Rp 2,500,000 2 Pembelian Rp 11,600,000 Rp 15,080,000 3 Retur Pembelian Rp (340,000) Rp (500,000)4 Ongkos Angkut Pemb. Rp 240,000 5 Kenaikan harga jual Rp 1,100,000 6 Penurunan harga jual Rp (180,000)7 Jumlah tidak termasuk persediaan awal Rp 11,500,000 Rp 15,500,000 8 Jumlah termasuk persediaan awal Rp 13,500,000 Rp 18,000,000 9 Hasil penjualan (Netto) Rp 15,000,000
10 Perd. Akhir (Harga Eceran) Rp 3,000,000 11 Cost Ratio ---> harga Pokok /Harga Eceran
Rata - Rata Rp 13,500,000 / Rp18,000,000 x 100% = 75%MPKP Rp 11,500,000 / Rp15,500,000 x 100% = 74%
12a Rata-rata 75% x Rp 3,000,000 = Rp 2,250,000 12b MPKP 74% x Rp 3,000,000 = Rp 2,225,806
Penilaian Berdasarkan Harga Paling Rendah diatara Harga Pokok dan Harga Pasar
Tahapan Deskripsi Harga Pokok Harga Eceran
1 Persediaan 1 Januari Rp 2,000,000 Rp 2,500,000 2 Pembelian Rp 11,600,000 Rp 15,080,000 3 Retur Pembelian Rp (340,000) Rp (500,000)4 Ongkos Angkut Pemb. Rp 240,000 5 Kenaikan harga jual Rp 1,100,000 6 Jumlah tidak termasuk persediaan awal Rp 11,500,000 Rp 15,680,000 7 Jumlah termasuk persediaan awal Rp 13,500,000 Rp 18,180,000 8 Hasil penjualan (Netto) Rp 15,000,000 9 Sisa Rp 3,180,000
10 Penurunan Harga Jual Rp 180,000 11 Perd. Akhir (Harga Eceran) Rp 3,000,000 12 Cost Ratio ---> harga Pokok /Harga Eceran
13a Rata - Rata Rp 13,500,000 / Rp18,180,000 x 100% = 74%MPKP Rp 11,500,000 / Rp15,680,000 x 100% = 73%
Rata-rata 74% x Rp 3,000,000 = Rp 2,227,723 13b MPKP 73% x Rp 3,000,000 = Rp 2,200,255
Harga Jual Mula-Mula
Dari data tersebut saudara diminta untuk menhitung nilai persediaan akhir berdasarkan harga pokok dengan menggunakan metode FIF0 dan Avarege
Jadi Persediaan berdasarkan harga Pokok
Jadi Persediaan berdasarkan harga Pokok