SI327-092173-829-15

20
PERSEDIAAN Persediaan Perusahaan dagang Persedian Barang dagang Lain-lain Persediaan Persediaan Bahan Baku Persediaan Bahan Dalam Proses Persediaan Produk Jadi Persediaan Bahan Penolong Lain-lain Persediaan Faktor penyebab timbulnya masalah persediaan Akibat dari masalah Persediaan Terjadinya alokasi dari harga pokok barang yang tersediua untuk di jual menjadi d 1 Barang-barang yang dijual atau dikonsumsikan 2 Barang-barang yang masih dalam persediaan Barang-barang yang ada di gudang/toko Arus Bi Barang-barang yang berada di tempat pihak lain Barang-barang yang berada dalam perjalanan erendah harga pasar dan harga poko Harga pokok Indentifikasi hu Nilai realisasi barang Harga pokok Rata Nilai Reproduksi MPKP Harga jual MTKP Metode Pencatatan persediaan Metode Phisik Nilai persediaan akhir di tentukan hasil dari perhitungan phisik persedian pad Harga pokok persediaan merupakan selsih antra barang siap dijual dengan persed Metode Perpetual Contoh perhitungan dan pencatatan harga pokok penjualan Persediaan Awal Rp 15,000 ### Pembelian Rp 15,000 ### Semua harta yang dimiliki perusahaan dengan tujuan dijual kembali atau di konsums dalam siklus operasi normal perusahaan Penggolongan Persediaan Perusahaan Manufaktur determination) yaitu proses mempertemukan antara harga poko barang yang dijual dengan hasil penjualan dalam priode akuntans Masalah Akuntansi Persediaan Tujuan Pokok Akuntansi Persedianan disajikan di dalam neraca. Dala ini disamping adanya penggolong persediaan sesuai dengan jenisn juga penilaian persediaan (inventory Valuation) terhadap Adanya kenyataan bahwa tidak semua barang yang dibeli datau di produksi dalam sat periode akuntansi dapat di jual seluruhnya dalam periode yang sama atau sebalikny Pemecahan masalah akuntansi Persediaan Menentukan dan mengidentifikasikan phisik barang-barang jenis dan kwantitas yang masuk dalam persediaan Menentuan harga yang akan di sebagai dasar penilaian terha kwantitas barang-barang yang dalam perseidaan Harga pokok Persatuan barang Penyimpangan dari harga pokok Membebankan persediaan awal periode sebaghai harga poko penjualan dan mencatat persediana akhir periode bersangkutan Mencatat terperinci setiap mutasi persediaan kedalam kartu persediaan. Sehingg jumlah phisik dan nilai persediaan bisa diketahui setiap saat.

description

tes

Transcript of SI327-092173-829-15

Page 1: SI327-092173-829-15

PERSEDIAANPersediaan

Perusahaan dagangPersedian Barang dagangLain-lain Persediaan

Penggolongan Persediaan

Persediaan Bahan Baku

Perusahaan ManufakturPersediaan Bahan Dalam ProsesPersediaan Produk JadiPersediaan Bahan PenolongLain-lain Persediaan

Faktor penyebab timbulnya masalah persediaan

Akibat dari masalah Persediaan Terjadinya alokasi dari harga pokok barang yang tersediua untuk di jual menjadi dua kelompok

1 Barang-barang yang dijual atau dikonsumsikan2 Barang-barang yang masih dalam persediaan

Pemecahan masalah akuntansi Persediaan

Barang-barang yang ada di gudang/tokoArus BiayaBarang-barang yang berada di tempat pihak lain

Barang-barang yang berada dalam perjalanan

Terendah harga pasar dan harga pokokHarga pokok

Indentifikasi husus HPNilai realisasi barang Harga pokok Rata-rata

Nilai Reproduksi MPKPHarga jual MTKP

Metode Pencatatan persediaan Metode Phisik

Nilai persediaan akhir di tentukan hasil dari perhitungan phisik persedian pada akhir periode akuntansi

Harga pokok persediaan merupakan selsih antra barang siap dijual dengan persedian akhir periode

Metode Perpetual

Contoh perhitungan dan pencatatan harga pokok penjualanPersediaan Awal @ Rp 15,000 2,500 Pembelian Rp 15,000 1,500

Semua harta yang dimiliki perusahaan dengan tujuan dijual kembali atau di konsumsi dalam siklus operasi normal perusahaan

Penetuan Laba Rugi periodik (income determination) yaitu proses mempertemukan antara harga pokok barang yang dijual dengan hasil penjualan dalam priode akuntansi yang bersangkutanMasalah Akuntansi

Persediaan Tujuan Pokok

Akuntansi Persedianan

Penetuan jumlah persediaan yang akan disajikan di dalam neraca. Dalam hal ini disamping adanya penggolongan persediaan sesuai dengan jenisnya, juga penilaian persediaan (inventory Valuation) terhadap persediaan intu sendiri

Adanya kenyataan bahwa tidak semua barang yang dibeli datau di produksi dalam satu periode akuntansi dapat di jual seluruhnya dalam periode yang sama atau sebaliknya.

Menentukan dan mengidentifikasikan phisik barang-barang jenis dan kwantitas yang masuk dalam persediaan

Menentuan harga yang akan di pakai sebagai dasar penilaian terhadap kwantitas barang-barang

yang ada dalam perseidaan

Harga pokok Persatuan barang

Penyimpangan dari harga pokok

Membebankan persediaan awal periode sebaghai harga poko penjualan dan mencatat persediana akhir periode bersangkutan

Mencatat terperinci setiap mutasi persediaan kedalam kartu persediaan. Sehingga jumlah phisik dan nilai persediaan bisa diketahui setiap saat.

Page 2: SI327-092173-829-15

PERSEDIAANJumalah Barang siap dijual 4,000 Penjualan @ Rp 17,500 3,000 Persediaan Akhir 1,000

PencatatanMetode Phisik Metode Perpetual

Pembelian Rp 22,500,000 Persediaan Brg dagang Rp 22,500,000 Hutang Dangang Rp 22,500,000 Hutang Dagang Rp 22,500,000

Piutang dagang Rp 52,500,000 Piutang dagang Rp 22,500,000 Penjualan Rp 52,500,000 Penjualan Rp 22,500,000

Ikhtisar L/R Rp 37,500,000 Harga Pokok penjualan Rp 45,000,000 Persd. Brg Dg Rp 37,500,000 Pers. Brg Dagang Rp 45,000,000

Persd. Brg Dg Rp 15,000,000 Ikhtisar L/R Rp 15,000,000

Perhitungan Laba RugiMetode Phisik Metode Perpetual

Penjualan Rp 22,500,000 Penjualan Rp 22,500,000 Harga Pokok penjualan

Persediaan Awal Rp 37,500,000 Pembelian Rp 22,500,000 Brg Siap Dijual Rp 60,000,000 Peredian Akhir Rp 15,000,000

Harga Pokok Penjualan Rp 45,000,000 Harga Pokok Penjualan Rp 45,000,000 Laba Kotor Rp (22,500,000) Laba Kotor Rp (22,500,000)

Penilaian PersediaanBerikut ini adalah transaksi yang berhubungan dengan barang dagangan selama bulan DeS - 2000

1 Saldo Awal 600 Unit @ 1100 2 Pembelian 900 Unit @ 1160

16 Penjualan 700 Unit @ 1190 29 Pembelian 300 Unit @ 1260 31 Penjualan 400 Unit @ 1800

Diminta :Hitunglah nilai Persediaan akhir barang dagang, Harga Pokok dan Laba kotorDengan asum metode yang dipakaia. FIFO dengan sistem pencatatan : Pirodik

Perpetual b. LIFO dengan sistem pencatatan : Pirodik

Perpetual c. Rata-rata : - tertimbang

NILAI PERSEDIAAN AKHIR (SISTEM PERIODIK/PHYSIK : FIFO/LIFO/AVERAGE1 Menghitung Penjualan 20001 Penjualan 16-Dec 700 Unit @ 1,190 Rp 833,000

31-Dec 400 Unit @ 1,800 Rp 720,000 Total penjualan 1,100 Unit Rp 1,553,000

2 Menghitung barang siap Dijual Saldo Awal 1-Dec 600 Unit @ 1,100 Rp 660,000 Pembelian 2-Dec 900 Unit @ 1,160 Rp 1,044,000 29-Dec 300 Unit @ 1,260 Rp 378,000 Tersedia untuk dijual 1,800 Unit Rp 2,082,000 Penjualan 1,100 Unit Persediaan Akhir 700 Unit

Nilai Persediaan menurut sistem phisik METODE FIFO/MPKP 300 Unit @ 1,260 378,000 400 Unit @ 1,160 464,000

PERSEDIAAN AKHIR 700 Unit 842,000

Page 3: SI327-092173-829-15

PERSEDIAANHPP 1,240,000 LABA KOTOR 313,000

Nilai Persediaan menurut sistem phisik METODE LIFO/MTKP 600 Unit @ 1,100 660,000 100 Unit @ 1,160 116,000

PERSEDIAAN AKHIR 700 Unit 776,000 HPP 1,306,000 LABA KOTOR 247,000

Nilai Persediaan menurut sistem RATA-RATA TERTIMBANGPERSEDIAAN AKHI 700 Unit @ 1,157 809,667 HPP 1,272,333 LABA KOTOR 280,667

PENILAIAN SISTEM PENCATATAN PERPETUAL METODE FIFO

TGL PENAMBAHAN PENJUALAN SALDO

UNIT Price @ Jumlah UNIT Price @ Jumlah UNIT Price Jumlah 1-Dec Saldo Awal 600 1,100 660,000 600 1,100 660,000 2-Dec Pembelian 900 1,160 1,044,000 900 1,160 1,044,000

16-Dec Penjualan 600 1,100 660,000 800 1,160 928,000 100 1,160 116,000

800 1,160 928,000 29-Dec Pembelian 300 1,260 378,000 300 1,260 378,000 31-Dec Penjualan 400 1,160 464,000 400 1,160 464,000

300 1,260 378,000 1,100 1,240,000 700 842,000 Harga Pokok pejualan Persediaan Akhir

PENILAIAN SISTEM PENCATATAN PERPETUAL METODE LIFO

TGL PENAMBAHAN PENJUALAN SALDO

UNIT Price @ Jumlah UNIT Price @ Jumlah UNIT Price Jumlah 1-Dec Saldo Awal 600 1,100 660,000 600 1,100 660,000 2-Dec Pembelian 900 1,160 1,044,000 900 1,160 1,044,000

16-Dec Penjualan 700 1,160 812,000 600 1,100 660,000 200 1,160 232,000

29-Dec Pembelian 300 1,260 378,000 600 1,100 660,000 200 1,160 232,000

300 1,260 378,000 31-Dec Penjualan 300 1,260 378,000 600 1,100 660,000

100 1,160 116,000 100 1,160 116,000 1,100 1,306,000 700 776,000

Harga Pokok pejualan Persediaan Akhir

PENILAIAN SISTEM PENCATATAN PERPETUAL METODE AVERAGE

TGL PENAMBAHAN PENJUALAN SALDO

UNIT Price @ Jumlah UNIT Price @ Jumlah UNIT Price Jumlah 1-Dec Saldo Awal 600 1,100 660,000 2-Dec Pembelian 900 1,160 1,044,000 900 1,160 1,044,000

1,500 1,136 1,704,000 16-Dec Penjualan 700 1,130 791,000 800 1,136 908,800 30-Dec Pembelian 300 1,260 378,000 800 1,136 908,800

300 1,260 378,000 1,100 1,170 1,286,800

31-Dec Penjualan 400 1,170 467,927 700 1,170 818,873 1,100 1,258,927 700 818,873 Harga Pokok pejualan Persediaan Akhir

KETERA GAN

KETERA GAN

KETERA GAN

Page 4: SI327-092173-829-15

PERSEDIAAN

Mengapa timbul masalah ?Karena harga jual sudah ditetapkan sebelum pekerjaan dimulaiRealisasi tidak lagi memalui penjualan tetapi melalu pelaksanaan pekerjaan .penakuan pendapatan harus dikaitkan dengan pelaksaan pekerjaan tersebut.

Metode alternatif pengakuan pendapatan 1 Metode Kontrak Selesai2 Metode Prosentase penyelesaian Kontrak

Metode Kontrak Selesaia Tidak ada pengakuan pendapatan sebelum seluruh pekerjaan diselesaikan

Harga pokok harus dipakai sebagai dasar penilaian terhadap setetiap Pekerjaan Kontrak Dalam Pelaksanaan

b Biaya-biaya yang terjadi Bagian harga kontrak yang difakturkan

Lebih selisih Kurang

c

Metode Prosentase Penyelesaiana.

Pengukuran lain atas tingkat kemajuan (%) pekerjaan phisiknya

b Bagian harga kontrak yang difakturkan

Lebih selisih Kurang

c

CONTOH SOAL PERSEDIAAN KONTRAK JANGKA PANJANG1

Rp 90,000,000 data lain yang diketahu sebagai berikut:

Maslah akuntansi untuk persediaan pada perusahaan -perusahaan kontraktor yang melaksanakan pekerjaan berdasarkan kontrka untuk membuat gedung, jembatan, jalan dan lain- lain yang memerlukan jangka waktu penyelesaian lebihdari satu periode akuntansi adlah pengakakuan pendapatan (Revanue) .

Biaya-biaya yang dikerjakan disajikan di dalam neraca tanpa meperhitungkan informasi pekerjaan/kontrak dalam pelaksanaan di dalam laporan laba rugi

akitva lancar = Biaya Kontrak dalam Pelaksanaan diatas jumlah yang

difakturkan

hutang lancar = Jumlah yang difakturkan diatas biayanya

Biaya administrasi dan umum dapat dibebankan pada pekerjaan (biaya kontrak) ditangguhkan dingga pekerjaan/kontrak diselesaiakn dan sebagai biaya periodik

Pendapatan diakuio secara periodik sejalan dengan tingkat perkembangan penyelesaian pekerjaan/kontrak . Oleh karena itu pekerjaan dalam pelaksaan (=Persediaan) dinuilia sebesar biaya-biaya yang telah terjadi ditambah pendapatn lab yang diperhitungkan .

Besar kecil pendapatan periodik diukur

berdasarkan suatu % yang ditetapkan dari taksiran pendapatan seluruhnya

menurut:

Perbandingan antara biaya-biaya yang telah terjadi dengan seluruh (total) biaya yang diperkirakan untuk menyelsaikan kontrak

Biaya-biaya yang terjadi ditambah pendapatan yang direalisasi

akitva lancar = Biaya Kontrak dalam Pelaksanaan diatas jumlah yang

difakturkan

hutang lancar = Jumlah yang difakturkan diatas biayanya

Biaya administrasi dan umum tetap diperlakukan sebagai biaya periodik dan tidak ada alasan apapun untuk menagguhkan pembebanannya sehinggan pekerjaan/kontrak selesai

PT. AMBURAD menerima kontrak untuk menbangun gedung STIE Mulia Karta pada tanggal 01 Mei 2000 yang akan diperkirakan selesai dalam jangka waktu 3 tahun dengan harga kontrak

Page 5: SI327-092173-829-15

PERSEDIAAN(dalam rupiah)

KETERANGAN Tahun 2000 Tahun 2001 Tahun 2002Taksiran biaya penyelesaian (akhir tahun) 60,000,000 27,600,000 - Biaya yang dikeluarkan 21,000,000 33,000,000 27,900,000 Uang muka yang diterima 18,000,000 34,000,000 38,000,000 Dari data diatas tentukan :

A Laba yang diakui tahun 1998,1999 tahun 2.000 bila menggunakan metode persentase penyelesaianB Laba rugi bila menggunakan kontrak selesaiC Jurnal yang dibutuhkan

JawabA

Prosentase Penyelesaian

1 Tahun 2000

21,000,000x 100% = 35% x 90,000,000 = 31,500,000

60,000,000

2 Tahun 2001

21.000.000 + 33,000,000 x 100% = 62%

87,600,000

Difakturkan tahun 2000 35%

Difakturkan tahun 2001 27% x 90,000,000 = 24,300,000

3 Tahun 2002Prosentase Penyelesaian 100%Difakturkan tahun sebelumnya 62% Difakturkan tahun 2002 38% x 90,000,000 = 34,200,000 Harga Kontrak yang di faktur kan 90,000,000

Perhitungan laba Rugi periodik atas kontrak jangka panjang

KETERANGAN Tahun 2000 Tahun 2001 Tahun 2002Harga Kontrak 90,000,000 90,000,000 90,000,000 Dikurangi biaya-biaya kontrak Biaya yang telah terjadi 21,000,000 54,000,000 81,900,000

60,000,000 27,600,000 -

Total Biaya Kontrak 81,000,000 81,600,000 81,900,000

L/R atas kontrak taksiran tahun 2000 & 2001 9,000,000 8,400,000 8,100,000 Tingkat penyelsaiak kontrakTahun 2000 35% Tahun 2001 62% Tahun 2002 100%Laba atas kontrak sampai dengan tahun buku 3,150,000 5,208,000 8,100,000 Laba yang diakui pada tahun-tahun sebelumnya - 3,150,000 5,208,000 Laba atas kontrak dalam tahun buku ybs 3,150,000 2,058,000 2,892,000

Harga kontrak yang difakturkan 90,000,000

Kontrak dalam pelasanaan

Laba yang diakui tahun 1998,1999 tahun 2.000 bila menggunakan metode persentase penyelesaian

Taksiran biaya yang dperlukan untuk menyelesaiakn kontrak

Page 6: SI327-092173-829-15

PERSEDIAANBiaya yang sesungguhnya terjadi Tahun 2000 21,000,000

2001 33,000,000 2002 27,900,000

Laba yang telah diakui Tahun 2000 3,150,000 2001 2,058,000

87,108,000 Laba atas kontrak untuk tahun 2002 2,892,000

Jurnal untuk mencatat atas pengakuan labaTahun 2000 Kontrak dalam pelaksanaan 3,150,000

Laba atas kontrak jangka panjang 3,150,000

Tahun 2001 Kontrak dalam pelaksanaan 2,058,000 Laba atas kontrak jangka panjang 2,058,000

Tahun 2002 Kontrak Dalam Pelaksanaan 2,892,000 Laba atas kontrak jangka panjang 2,892,000

B Laba rugi bila menggunakan kontrak selesai

Laba/Rugi atas kontrak jangka panjangHarga kontrak yang difakturkan 90,000,000 Kontrak dalam pelasanaan 81,900,000 Laba atas kontrak jangka panjang 8,100,000

Jurnal untuk mencatat atas pengakuan laba

Tahun 2000 Tahun 2001 Tahun 2002

Kontrak Dalam Pelaksanaan 21,000,000 33,000,000 27,900,000 Macam-macam reKening 21,000,000 33,000,000 27,900,000

-

Piutang atas kontrak jangka PJ 31,500,000 24,300,000 34,200,000 Harga kontrak yang difakturkan 31,500,000 24,300,000 34,200,000

kas 18,000,000 34,000,000 38,000,000 Piutang atas kontrak jangka PJ 18,000,000 34,000,000 38,000,000

Harga kontrak yang difakturkan - - 90,000,000 Kontrak Dalam Pelaksanaan - - 81,900,000 Laba atas kontrak selesai 8,100,000

PERSEDIAAN (POSEDUR TAKSIRAN)

Mencatat Biaya-Biaya yang terjadi

Mencatat harga kontrak yg difakturkan

Mencatat penerimaan kas atas harga kontrak yang telah difakturkan

Mencatat pengakuan L/R atas kontrak jangka panjang pada saat kontrak selesai

Page 7: SI327-092173-829-15

PERSEDIAAN

I Metode Laba Kotor

Laba Kotor = Harga jual - harga Pokok Penjualan

Harga Pokok Penjualan = Barang Siap Dijual - Persediaan Akhir

Persediaan Akhir = Barang SiapDijual - Persediaan Akhir

Jadi % Laba Kotor Dapat Dihunt SBB

Tingkat Laba kotor Dari Harag hasil penjualan = Tingkat (%) laba kotor dari harga pokok

100% + tingakat (%) laba kotor dari harga pokok

Tingkat laba Kotor dari Harga pokok penjualan = Tingkat (%) laba kotor dari harga penjualan

100% - tingkat (%) laba kotor dari harga pokok

Contoh

Deskripsi

Tingkat Laba Kotor

Jumlah % Jumlah %

Hasil Penjualan 1000 Unit x 1000 Rp 1,000,000 100% Rp 1,000,000 125%Harga Pokok Penj. 1000 Unit x 800 Rp 800,000 80% Rp 800,000 100%Laba Kotor 1000 Unit x 200 Rp 200,000 20% Rp 200,000 25%

Jadi Tingkat laba kotor 20% dari hasil penjualan sama dengan 25% dari harga Pokok penjualan

Dapat Di konversikan sebagai berikut:

Tingkat laba kotor 25% d/ HPP di konversikan 25%= 20%

menjadi tingkat laba kotor dari hasil penjualan 100% + 25%

Tingkat laba kotor 20% dari Penjualan di 20%= 25%

Konversikan menjadi tingkat laba kotor dari HPP 100% - 20%

CONTOH SOAL PERSEDIAAN % LABA KOTOR

a.

Contoh

Persedian awal 01 Januari Rp 125,000 Pembelian dalam tahun buku yang bersangkutan Rp 825,000 Penjualan untuk tahun buku yang bersangkutan Rp 1,050,000 Laba kotor pada tahun-tahun seblumnya rata-rata 25% dari penjualanJadi Perseidaan akhir dapat ditentukan sebagia berikut:

Dalam keadaan tertentu penetuan nilai persediaan akhir tidak dapat ditentukan atau tidak dikehendaki terutama untuk tujuan-tujuan yang besifat khusus dan dapat digunkan metode taksiran sebagai pengganti

Suatu prosedur yang pada umumnya untuk menentukan taksiran nilai persediaan tanpa dilakukan perhiutungan phisik barang dan untuk menguji ketelitina data akuntansi dalamn hal isstem permanen digunakan. Biasanya didasarka suatu anggapan bahwa dalam jangka pendek tingkat laba kotor dari hasil penjualan relatif sama.

Dasar Penentuan Tingkat Laba kotor bertitik tolak dari informasi perhtungan Laba rugi dengan perhutungan matematis sebagai berikut:

Dinyatakan dari harga (hasil ) Penjualan

Dinyatakan dari harga pokok Penjualan

Sebagai salah satu cara untuk memverifikasi besarnya jumlah atau ketetlitian catatan akuntansinya

Dari catatan pembukuan dalam tahun buku yang diperiksa diperoleh informasi yang berhubungan dengan persediaan berikut:

Page 8: SI327-092173-829-15

PERSEDIAANPersedian awal (01 Januari) Rp 125,000

Pembelian Rp 825,000

Tersedia Untuk di jual Rp 950,000 Harga Pokok penjualan (taksiran)

Penjualan Rp 1,050,000

Laba kotor 25% Rp 262,500

Harga Pokok penjualan Rp 787,500

Persedian akhir 31 Desember (Taksiran) Rp 162,500

b.

Contoh

ال Persediaan (Opname terakhir sebelum terjadio kebakaran) Rp 300,000

ال Pembelian (sejak stock opename terakhir sampai dengan terjadi kebakaran) Rp 1,450,000

ال Retur Pembelian Rp 257,500

ال Penjualan (sejak stock opename terakhir sampai dengan terjadi kebakaran) Rp 1,750,000

ال Retur Penjualan Rp 60,000

ال Tingkat laba kotor dalam masa periode tahun kebakaran adalah 25%

ال Barang yang masih ada setelah terjadi kebakaran - Barang yang tidak rusak dengan Harga jual Rp 50,000 - Barang yg rusak dengan harga jual Rp 25,000 di perkirakan laku dijual Rp 7,500

Atas Dasar Informasi diatas maka besarnya kerugian dapat ditaksir sebagia berikut:Persedian Awal Rp 300,000

Pembelian Rp 1,450,000

Retur pembelian Rp 257,500

Pembelian Bersih Rp 1,192,500

Tersedia untuk dijual Rp 1,492,500 Harga Poko penjualn (taksiran)

Penjualan Rp 1,750,000

Retur Penjualan Rp 60,000

Penjualan bersih Rp 1,690,000

Laba Kotor Penjualan 25% x Rp 1,690,000 Rp 422,500

Harga Poko penjualn (taksiran) Rp 1,267,500

Persedian Akhir (taksiran) Rp 225,000 HPP barang y tidak rusak Rp 50,000 x 75% Rp 37,500

Hrga jual brang yang rusak Rp 7,500

Rp 45,000

Rugi Akibat Kebakaran (Taksiran) Rp 180,000

I Metode Harga Eceran (Retail Inventory Method)

Alasan yang mendukung digunkan Metode harga pokok eceran1 Banyaknya barang yang diperdagangkan dengan frekwensi perputaran yang relatif tinggi menyebabkan :

a. Tidak dimungkinkan penggunaan sistem perpetual b. Tidak dimungkinkan untuk mengadakan stock opname lebih dari satu atau dua kali dalam satu periode

2

Menaksir pesarnya kerugian atas persediaan sebagai akibat terjadinya musibah kebakran dan bencana alam lainnya , mendeteksi adanya pencurian persediaan dan kerugian-kerugian lainnya

Kebakaran telah menimpa gudang suatu perusahaan berikut sebagian besar barang dagangan. Dari catatan pembukuan yang dapat dikumpulkan yang berhubungan dengan persediaan sebagai berikut:

Biasanya digunakn pada perusahaan retail dan departemen store yang memperjual belikan banyak jenis dan jumlah barang dan frekwensi perputaran barqanya relatif ringgi pula

Retail dan departemen stores biasnya menjual barang dagangan dengan memperhitungkan tingkat laba yang homogen untuk setia kelompok bahkan untuk keseluruhan barangdagangan .Setiap barang yang dibeli harus ditentukan dengan segera harga jualnya . Sifat demikian mengakibatkan adanya kecenderungan dari manajemen untuk lebih banyak menggunakan harga jual senagai dasar pertimbangan di dalam merumuskan kebijasanaan dan pengambilan keputusan . mIsalnya dalam menentukan anggaran, menentukan besarnya mark-up, mark down dll.

Page 9: SI327-092173-829-15

PERSEDIAAN

Tujuan dari penggunaan metode harga (jual) eceran.1

2

3

ContohData persediaan dari salah satu departement store untuk periode tahun buku 2000 sebagai berikut:

Persediaan 01 Januari Menurut harga pokok Rp 1,312,500 Menurut harga (Jual) eceran Rp 1,750,000

Pembelian 01 Januari s/d 31 Desember Menurut harga pokok Rp 15,750,000 Menurut harga (Jual) eceran Rp 21,000,000

Penjualan ( = Harga jual eceran) Rp 16,000,000 Dari data tersebut maka persediaan akhir dapat ditentukan sebagai berikut:

Tahap Deskripsi Harga Poko

Persediaan 01 Januari Rp 1,750,000 Rp 1,312,500 Pembelian Rp 21,000,000 Rp 15,750,000

1 Barang terseidan untuk dijual Rp 22,750,000 Rp 17,062,500

2 Rp 17,062,500 x 100% = 75% Rp 22,750,000

3 Penjualan Rp 16,000,000 4 Persedian Akhir (Harga Jual) Rp 6,750,000 5 Persediaan akhir menurt harga pokok (taksiran) Rp 5,062,500

Harga poko Penjualn (Taksiran) Rp 12,000,000

Akuntansi terhadap Metode harga (Jual) EceranPencatatan (administrasi) persediaan yang diselengarakan harus mampu menyelngarakan sebagai berikut:

Persediaan awal (jika ada ) menurut harga pokok (HP) maupun harga jual ecerannya (HJE)Pembelian untuk periode yang sedang berjalam, masing-masing berdasarkan HP dan HJEPenyesuaian perubahan harga jual eceran yang teradi dalam periode akuntansi yang bersangkutan:

▪ Harga jual yang ditentukan pertam kali

▪ Selisih antara harga poko dengan harga jual mula-mula

▪ Kenaikan dari harga jual mula-mula menjadi harga terbaru

▪ Penurunan harga jual sampai dengan harga jual yang ditetapkan

▪ Penurunan harga jual unutk jumlah dibawah harga jual mula-mula

▪ Kenaikan harga jual untuk jumlah sampai dengan harga jual mula-mula

Secara Diagramtik

Harga Jual eceran

Harga Pokok Kenaikan harga Jual Netto

Setiap barang yang dibeli harus ditentukan dengan segera harga jualnya . Sifat demikian mengakibatkan adanya kecenderungan dari manajemen untuk lebih banyak menggunakan harga jual senagai dasar pertimbangan di dalam merumuskan kebijasanaan dan pengambilan keputusan . mIsalnya dalam menentukan anggaran, menentukan besarnya mark-up, mark down dll.

Untuk menentukan (estimasi) nilai dalam rangga penyusuna laporan keuangan interim ( dimana tidak dimungkinkan untuk dilakukan stock opname) Sebagai alat untuk menetukan harga poko (taksiran) dari phisik barang yang ada dalam persediaan akhir periode sehingga menguragi pekerjaan untuk mengidentyifikasikan harga poko persatuan barangSebagai alat kontrol sebagai aktivitas pembelian, penjualan dan mendeteksi adanya kemungkinan terjadinya manipulasi pekerjaan

Harga (Jual) Eceran

Cost Ratio

► ► ►

♦♦ Harga Jual mula-mula ( Original sales price)

♦♦ Mark - Up

♦♦ Kenaikan hrga jual diatas harga jual mula-mula (Additional Mark -Up)

♦♦ Pembatalan Mark -Up (Additional Mark -Up Concellation)

♦♦ Mark - Down

♦♦ Pembatalan Mark -Down (Additional Mark -Down Concellation) / (Net Mark Down)

Harga Jual Mula-Mula

Page 10: SI327-092173-829-15

PERSEDIAANHarga Pokok Kenaikan harga Jual Netto

Rp 800 Rp 1,000 Rp 1,100 Rp 200 Rp 100

Mark - Up Add- Mark - Up Rp 800 Rp 1,000

Mark - Down Rp 100 Pembatalam Mark-Up

Pembatalan Mark Down

CONTOH SOALDiketahui data persediaan yang dimiliki oleh HERO Departemen store untuk priode tahun 1998 sebagai berikut:

Deskripsi Harga Pokok Harga EceranPersediaan 1 Januari Rp 2,000,000 Rp 2,500,000 Pembelian Rp 11,600,000 Rp 15,080,000 Retur Pembelian Rp (340,000) Rp (500,000)Ongkos Angkut Pembelian Rp 240,000 Kenaikan harga jual Rp 1,400,000 Pembatalan kenaikan harga jual Rp (300,000)Penurunan harga jual Rp (340,000)Pembatalan penurunan harga jual Rp 160,000 Hasil penjualan Rp 15,800,000 Retur penjualan Rp 800,000

Penilaian Berdasarkan Harga harga Pokok

Tahapan Deskripsi Harga Pokok Harga Eceran

1 Persediaan 1 Januari Rp 2,000,000 Rp 2,500,000 2 Pembelian Rp 11,600,000 Rp 15,080,000 3 Retur Pembelian Rp (340,000) Rp (500,000)4 Ongkos Angkut Pemb. Rp 240,000 5 Kenaikan harga jual Rp 1,100,000 6 Penurunan harga jual Rp (180,000)7 Jumlah tidak termasuk persediaan awal Rp 11,500,000 Rp 15,500,000 8 Jumlah termasuk persediaan awal Rp 13,500,000 Rp 18,000,000 9 Hasil penjualan (Netto) Rp 15,000,000

10 Perd. Akhir (Harga Eceran) Rp 3,000,000 11 Cost Ratio ---> harga Pokok /Harga Eceran

Rata - Rata Rp 13,500,000 / Rp18,000,000 x 100% = 75%MPKP Rp 11,500,000 / Rp15,500,000 x 100% = 74%

12a Rata-rata 75% x Rp 3,000,000 = Rp 2,250,000 12b MPKP 74% x Rp 3,000,000 = Rp 2,225,806

Penilaian Berdasarkan Harga Paling Rendah diatara Harga Pokok dan Harga Pasar

Tahapan Deskripsi Harga Pokok Harga Eceran

1 Persediaan 1 Januari Rp 2,000,000 Rp 2,500,000 2 Pembelian Rp 11,600,000 Rp 15,080,000 3 Retur Pembelian Rp (340,000) Rp (500,000)4 Ongkos Angkut Pemb. Rp 240,000 5 Kenaikan harga jual Rp 1,100,000 6 Jumlah tidak termasuk persediaan awal Rp 11,500,000 Rp 15,680,000 7 Jumlah termasuk persediaan awal Rp 13,500,000 Rp 18,180,000 8 Hasil penjualan (Netto) Rp 15,000,000 9 Sisa Rp 3,180,000

10 Penurunan Harga Jual Rp 180,000 11 Perd. Akhir (Harga Eceran) Rp 3,000,000 12 Cost Ratio ---> harga Pokok /Harga Eceran

13a Rata - Rata Rp 13,500,000 / Rp18,180,000 x 100% = 74%MPKP Rp 11,500,000 / Rp15,680,000 x 100% = 73%

Rata-rata 74% x Rp 3,000,000 = Rp 2,227,723 13b MPKP 73% x Rp 3,000,000 = Rp 2,200,255

Harga Jual Mula-Mula

Dari data tersebut saudara diminta untuk menhitung nilai persediaan akhir berdasarkan harga pokok dengan menggunakan metode FIF0 dan Avarege

Jadi Persediaan berdasarkan harga Pokok

Jadi Persediaan berdasarkan harga Pokok