Shanty Tugas

10
GANGGUAN DAN MASALAH HAID 1.Dismenorea Dismenorea adalah nyeri haid yang timbul menjelang atau selama haid. Dikatakan nyeri haid (dismenorea) bila nyeri yang ditimbulkan sampai membuat wanita tidak dapat bekerja dan harus tidur. Nyeri yang terjadi seringnya bersamaan dengan rasa mual, sakit kepala, perasaan mau pingsan dan mudah marah. Nyeri tersebut dirasakan oleh wanita pada bagian perut dan terasa sanga tsakit (kolik). Dismenorea dibagi dalam dua macam, yaitu: dismenorea primer dan dismenorea sekunder. Dismenorea primer adalah nyeri yang muncul segera setelah menars (sejak pertama mengalami haid), sedangkan dismenorea sekunder nyeri yang muncul setelah beberapa bulan mengalami masa haid. Penyebab: Penyebab pasti dari dismenorea primer belum bisa diketahui. Akan tetapi, diduga faktor psikis dalam hal ini sangat berperan terhadap timbulnya nyeri. Dis¬menorea primer umumnya dijumpai pada wanita dengan siklus haid berovulasi. Pada fase sekresi dijumpai kadar prostaglandin yang tinggi dalam endometrium.

description

asdafdghhnbgvfdtrdbrdv

Transcript of Shanty Tugas

Page 1: Shanty Tugas

GANGGUAN DAN MASALAH HAID

1.Dismenorea

Dismenorea adalah nyeri haid yang timbul menjelang atau selama haid. Dikatakan

nyeri haid (dismenorea) bila nyeri yang ditimbulkan sampai membuat wanita tidak dapat

bekerja dan harus tidur. Nyeri yang terjadi seringnya bersamaan dengan rasa mual, sakit

kepala, perasaan mau pingsan dan mudah marah. Nyeri tersebut dirasakan oleh wanita

pada bagian perut dan terasa sanga tsakit (kolik).

Dismenorea dibagi dalam dua macam, yaitu: dismenorea primer dan dismenorea

sekunder. Dismenorea primer adalah nyeri yang muncul segera setelah menars (sejak

pertama mengalami haid), sedangkan dismenorea sekunder nyeri yang muncul setelah

beberapa bulan mengalami masa haid.

Penyebab:

Penyebab pasti dari dismenorea primer belum bisa diketahui. Akan tetapi, diduga faktor

psikis dalam hal ini sangat berperan terhadap timbulnya nyeri. Dis¬menorea primer

umumnya dijumpai pada wanita dengan siklus haid berovulasi. Pada fase sekresi

dijumpai kadar prostaglandin yang tinggi dalam endometrium.

Gangguan haid terbagi menjadi dua macam, yaitu:

1. Gangguan ritme.

Gangguan ini terbagi lagi menjadi beberapa macam, yaitu: gangguan yang sering

terjadi (polimenorea), jarang terjadi (oligomenorea), terjadinya tidak teratur dan tidak terjadi

haid sama sekali (amenorea)

2. Gangguan pendarahan.

Page 2: Shanty Tugas

Gangguan ini terbagi menjadi beberapa macam juga, yaitu: sedikit pendarahan

(hipomenorea), banyak pendarahan (hiperme¬norea), pendarahan yang terlalu lama

(menoragia) dan pendarahan bercak (spotting). Timbulnya gangguan pendarahan

menunjukkan adanya gangguan organik (anatomis) atau gangguan endokronologik

(hormonal).

Klasifikasi Gangguan Haid

Gangguan haid dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis:

A. Ditinjau dari banyaknya darah yang keluar:

1. Normal (2-5 pembalut per hari)

2. Hipermenorea/pendarahan banyak (>5 pembalut per hari)

3. Hipomenorea/pendarahan sedikit (< 2 pembalut per hari)

4. Spotting (bercak)

B. Ditinjau dari lamanya pendarahan:

1. Normal (selama 3-6 hari)

2. Menoragia (selama > 6 hari)

3. Brakimenorea (selama < 3 hari)

Page 3: Shanty Tugas

4. Premenstrual spotting

5. Pascamenstrual spotting

C. Ditinjau dari siklusnya:

1. Eumenorea/normal (setiap 25-31 hari sekali)

2. Polimenorea/terlalu sering (setiap < 25 hari sekali)

3. Oligomenorea/terlalu jarang (setiap > 31 hari sekali)

4. Amenorea/tidak ada pendarahan

5. Haid tidak teratur/pendarahan interval

6. Spotting pertengahan siklus

Faktor yang paling sering menyebabkan terjadinya dismenorea sekunder adalah

karena endome¬triosis (tumbuhnya jaringan endometrium di luar endometrium) dan

infeksi kronik genitalia interna. Wanita yang mengalami endo¬metriosis biasanya sering

merasakan nyeri ketika bersenggama dan buang air besar, bahkan biasanya juga sulit

untuk mendapatkan anak (infertil). Kadang-kadang pada wanita ter¬tentu dijumpai

endometriosis di paru, mata, dan di pusar. Setiap mengalami haid, wanita tersebut akan

mengeluarkan darah dari paru-paru, mata atau dari pusar.

Diagnosis dapat dibuat dari keluhan-keluhan yang ada, yang mana biasanya selalu

Page 4: Shanty Tugas

berhubungan dengan haid. Pada kasus dugaan terhadap endometriosis atau infeksi kronik

diperlukan laparoskopi diagnostik.

Pengobatan:

Ada beberapa pengobatan yang bisa dilakukan sesuai dengan kondisi wanita yang

terkena dimenorea, di antaranya:

1. Jika wanita tersebut mengalami kelainan organik maka cara pengobatannya adalah

dengan menghilangkan kelainan organik tersebut terlebih dahulu, kemudian dilakukan

pengobatan sesuai dengan kelainan organik yang ada.

2. Jika dimenorea terjadi pada wanita yang masih berusia muda maka pengobatan bisa

dilakukan dengan obat-obatan spasmolitik atau anal¬gesik terlebih dahulu.

3. Jika wanita mengalami dismenorea primer, yang mana penyebabnya adalah karena

kadar prostaglandin yang terlalu tinggi dan terjadi pada siklus haid yang berovulasi,

maka pengobatannya adalah dengan antiprostaglandin dan terapi hormon progesteron

untuk mencegah ovulasi sesuai dengan petunjuk dokter kandungan.

4. Jika wanita mengalami dismenorea sekunder, yang mana penyebabnya adalah karena

endometriosis dan infeksi kronik, maka pengobatannya adalah dengan penyembuhan

terhadap infeksi yang ada.

2.Hipomenorea

Hipomenorea adalah pendarahan dengan jumlah darah sedikit, melakukan

pergantian pembalut sebanyak 1-2 kali per hari, dan berlangsung selama 1-2 hari saja.

Penyebab:

Penyebab kelainan ini adalah kekurangan hormon estrogen atau progesteron.

Pengobatan:

Bila siklus haid berovulasi maka tidak perlu dilakukan pengobatan apa pun. Metroragia

Page 5: Shanty Tugas

Pendarahan yang terjadi pada seorang wanita yang tidak berhubungan dengan siklus

haid.

3.Hipermenorea

Hipermenorea adalah pendarahan dengan jumlah darah banyak, berlangsung selama

6−7 hari, dan melakukan pergantian pembalut sebanyak 5−6 kali per hari yang setiap

pembalutnya basah seluruhnya. Kelainan ini terletak pada kondisi dalam uterus.

Penyebab:

• Bisa berupa kelainan pada uterus (rahim), seperti mioma (tumor), uterus hipoplasia,

dan lain-lain; atau terdapat infeksi pada genitalia interna (organ reproduksi bagian

dalam).

• Kelainan darah.

• Gangguan fungsional (ganguan endokrinologik/hormonal).

Diagnosis:

Pada setiap wanita yang berusia 35 tahun harus dilakukan kuretase diagnostik untuk

menyingkirkan adanya keganasan.

Pengobatan:

Bila dijumpai kelainan organik, tentu dengan sendirinya penye¬babnya dapat

dihilangkan. Pada kelainan hormonal dapat diberikan be¬berapa jenis terapi hormon,

dan jika memungkinkan bisa dilakukan pemeriksaan hormon FSH, LH dan PRL.

\

Page 6: Shanty Tugas

GANGGUAN PADA MENSTRUASI

Permasalahan yang berhubungan dengan haid seringkali membuat kita, para wanita,

cemas. Apakah haid kita normal, perlu pengobatan, atau bahkan merupakan masalah serius

yang membutuhkan penanganan lebih lanjut. Untuk mengobati kecemasan ini, kita perlu

sedikit mengenal seluk-beluk gangguan yang berhubungan dengan haid, atau tepatnya

pendarahan pervaginam lainnya yang mungkin sedang kita alamia.

4.Menoragia

Penyebabnya:

Penyebab pendarahan ini adalah kelainan organik atau kelainan endokrinologik.

Pengobatan:

Untuk kelainan yang sifatnya organik, pengobatannya sesuai dengan jenis penyebabnya. Jika

terdapat kelainan hormonal, diberikan kombinasi estrogen dan progesteron dengan aturan

sesuai petunjuk dokter. Menoragia Pendarahan siklik yang berlangsung lebih dari 7 hari (haid

yang memanjang), dengan jumlah darah kadang-kadang cukup banyak.

Penyebab:

Mirip dengan hipermenorea. Pengobatan: Sama dengan prinsip pengobatan pada

Page 7: Shanty Tugas

hipermenorea.

5. Polimenorea

Pada polimenorea siklus haid lebih pendek dari biasa (kurang dari 21 hari).

Perdarahan kurang lebih sama atau lebih banyak dari haid biasa. Polimenorea dapat

disebabkan oleh gangguan hormonal yang mengakibatkan gangguan ovulasi, atau

menjadi pendeknya masa luteal.

6. Oligomenorea

Di sini siklus haid lebih panjang, lebih dari 35 hari. Apabila panjangnya siklus

lebih dari 3 bulan, hal itu sudah mulai dinamakan aminorea. Perdarahan pada

oligomenorea biasanya berkurang.Oligomenorea dan aminorea seringkali mempunyai

dasar yang sama, perbedaannya terletak dalam tingkat. Pada kebanyakan kasus

oligomenorea kesehatan wanita tidak terganggu, dan fertilitas cukup baik. 

7.Amenorea

Adalah keadaan tidak adanya haid untuk sedikitnya 3 bulan berturut-turut.

Page 8: Shanty Tugas

DAFTAR PUSTAKA

Referensi:

ENDOKRINOLOGI GINEKOLOGI, Dr. Med Ali Baziad (Sub Bagian Endokrinologi

Reproduksi Bagian Obstetri Ginekologi FKUI) dan dr. Zain Alkaff (Sub Bagian

Endokrinologi Reproduksi Bagian Obstetri Ginekologi RSUP dr. Sardjito Yogyakarta),

Kelompok Studi Endokrinologi Reproduksi Indonesia, Jakarta: 1993