KETERAMPILAN MEMBACA TELITI DENGAN STRATEGI...
Transcript of KETERAMPILAN MEMBACA TELITI DENGAN STRATEGI...
-
KETERAMPILAN MEMBACA TELITI DENGAN STRATEGI
PEMBELAJARAN AKTIF READING GUIDE SISWA KELAS X
SMK BINTAN INSANI TANJUNGPINANG
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Ejournal
Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan guna mencapai gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
RAJA KASARUDIN
NIM 110388201085
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2017
-
ABSTRAK
Kasarudin, Raje, 2016. “Keterampilan Membaca Teliti dengan Strategi
Pembelajaran Aktif Reading Guide Siswa Kelas X SMK Bintan Insani
Tanjungpinang, Tahun Pelajaran 2016/2017.”Skripsi. Jurusan Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Maritim Raja Ali Haji. Pembimbing 1: Isnaini Leo Shanty, M.Pd., Pembimbing 2: Dian Lestari, M.A.
Kata kunci : Membaca Teliti dan Strategi Pembelajaran Aktif Reading Guide Penelitian ini adalah “Keterampilan Membaca Teliti dengan Strategi
Pembelajaran Aktif Reading Guide Siswa Kelas X SMK Bintan Insani
Tanjungpinang, Tahun Pelajaran 2016/2017. Penelitian ini dimaksudkan
untuk mengetahui bagaimanakah keterampilan membaca teliti dengan
strategi pembelajaran Aktif Reading Guide Siswa Kelas X SMK Bintan
Insani Tanjungpinang, Tahun Pelajaran 2016/2017. Untuk mencapai tujuan tersebut digunakan metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Dalam hal ini,
teknik yang menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran
terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Hal yang hendak
dideskripsikan ialah keterampilan membaca teliti dengan strategi
pembelajaran Aktif Reading Guide siswa kelas X SMK Bintan Insani
Tanjungpinang, Tahun Pelajaran 2016/2017.
Hasil penelitian ini dapat melihat nilai rata-rata yang diperoleh
siswa kelas X dalam membaca teliti dengan strategi pembelajaran Aktif
Reading Guide siswa kelas X SMK Bintan Insani Tanjungpinang, Tahun
Pelajaran 2016/2017 dengan rata-rata kelas berjumlah 74,34 dengan kriteria cukup . Adapun persentase yang dapat dilihat dari keterampilan
membaca teliti siswa berdasarkan setiap kriteria adalah sebagai berikut.
Siswa yang mendapat nilai yang gagal dalam keterampilan membaca teliti
berjumlah 1 siswa (2,4%), sedangkan siswa yang mendapat nilai kurang
dalam keterampilan membaca teliti berjumlah 6 siswa (14,6%), siswa yang
memiliki nilai cukup dalam keterampilan membaca teliti berjumlah 19
siswa (46,3%), siswa yang memiliki nilai baik berjumlah 13 siswa (31,7%)
dan siswa yang memiliki nilai dengan sangat baik berjumlah 2 siswa
(4,8%). Simpulan yang dapat ditarik berdasarkan hasil tes tersebut di atas,
secara meyakinkan dapat dikatakan strategi pembelajaran Aktif Reading
Guide dapat diandalkan sebagai strategi yang baik untuk meningkatkan
hasil belajar Bahasa Indonesia tingkat Sekolah Menengah Kejuruan.
-
ABSTRACT
Kasarudin, Raje. 2016. “Careful Reading Skills With Learning Strategies Reading
Guide Class XI Vocational High School of The Country 3
Tanjungpinang, Years Lesson 2016/2017.”Scrieption. Teacher and Education Science Mayor. Maritim Raja Ali Haji University. Advisor 1:
Isnaini Leo Shanty, M.Pd.,Advisor 2: Dian Lestari, M.A.
Key words: Careful Reading and Strategies Reading Guide
This topic is Careful Reading Skills With Learning Strategies Reading
Guide Class XI Vocational High School of The Country 3
Tanjungpinang, Years Lesson 2016/2017. This research is for to know how Careful Reading Skills With Learning Strategies Reading Guide Class
XI Vocational High School of The Country 3 Tanjungpinang, Years
Lesson 2016/2017. For to reach this aim is research had used method descrption
quantitative. This method had number dan result, start collection item until
interpreting. The problem has solving to saw Careful Reading Skills With
Learning Strategies Reading Guide Class XI Vocational High School of
The Country 3 Tanjungpinang, Years Lesson 2016/2017. The results of this research can see the aveage rating class XI
students obtained in careful reading skills with learning strategies reading
guide with an average class numbering 74,34. As for the percentage that
can be seen from the careful reading students writing proficiency based on
any criteria as follows. Students who got less grades amounted to 1 student
(2,4%), and Students who got the value failed grades amounted to 6
students (14,6%), Students who got enough grades amounted to 19 student
(46,3%), Students who get good grades amounted to 13 student (31,7%)
and Students who get good grades amounted to 2 student (4,8%). Conclusions that could be drawn based on the result of tests that Learning
Strategies Reading Guide good strategies to improve learning result
Indonesia Language vocational high school level.
1.
-
1. Pendahuluan
Mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup empat aspek, yaitu menyimak,
membaca, berbicara, dan menulis. Dari keempat aspek pengajaran Bahasa
Indonesia itu salah satunya adalah membaca. Membaca adalah suatu proses yang
dilakukan serta digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak
disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis (Tarigan,
1979:7).
Dari segi linguistik, membaca adalah salah suatu proses penyandian kembali dan
pembacaan sandi (a recording and decoding process), berlainan dengan berbicara
dengan menulis yang justru melibatkan penyandian (enconding). Sebuah aspek
pembacaan sansi (decoding) adalah menghubungkan kata-kata tulis (written
word) dengan makna bahasa lisan (oral language meaning) yang mencakup
pengubahan tulisan atau cetakan menjadi bunyi yang bermakna (Tarigan, 1979:7).
Membaca adalah satu dari empat kemampuan bahasa pokok dan
merupakan satu bagian atau komponen dari komunikasi tulisan. Dalam
komunikasi tulisan, sebagimana telah dikatakan, lambang-lambang bunyi
bahasa diubah menjadi lambang-lambang tulisan atau huruf-huruf
(Tampubolon, 1986:5).Dapat dipahami bahwa pada tingkatan membaca
permulaan, proses pengubahan inilah yang terutama dibina dan dikuasai,
dan ini terutama dilakukan pada masa anak-anak, khususnya pada tahun
permulaan di sekolah. Pengertian pengubahan di sini juga mencakup
pengenalan huruf-huruf sebagai lambang-lambang bunyi bahasa. Setelah
pengubahan dimaksud di atas dikuasai secara mantap, barulah penekanan
-
diberikan pada pemahaman isi bacaan. Inilah yang dibina dan
dikembangkan secara bertahap pada tahun-tahun selanjutnya di sekolah.
Menurut Hodgson dalam Tarigan (1979:7), Suatu proses yang
menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat
dalam suatu pandangan sekilas dan agar makna kata-kata secara individual
akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, maka pesan yang
tersurat dan yang tersirat tidak akan tertangkap atau dipahami, dan proses
membaca itu tidak terlaksana dengan baik.
Tujuan utama pembelajaran membaca adalah guru dapat
menciptakan suatu kondisi atau situasi yang mendukung siswa untuk
belajar membaca, dan semua ini dapat dilaksanakan apabila guru dapat
merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran yang bisa diterima
oleh siswa sehingga mendapatkan hasil yang positif.Di sekolah, pengajaran
membaca merupakan salah satu aspek pengajaran bahasa dan sastra
Indonesia. Salah satu tujuannya agar siswa memiliki kegemaran dan
memanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti yang tertuang dalam
kurikulum.
Pada taraf penerimaan lambang-lambang tulisan diperlukan
kemampuan-kemampuan motoris berupa gerakan-gerakan mata,
kebanyakan dari kegiatan-kegiatan dalam membaca pada tingkatan ini
adalah kegiatan-kegiatan pikiran atau penalaran termasuk ingatan.Dengan
kegiatan-kegiatan penalaran dimaksud ini pembaca berusaha menemukan
dan memahami informasi yang dikomunikasikan oleh pengarang melalui
-
karangan bersangkutan. Dalam proses memahami informasi dimaksud,
pembaca juga mempelajari cara-cara pengarang menyajikan pikiran-
pikirannya.Dengan demikian dapat juga dikatakan bahwa dalam membaca,
pembaca dapat memperoleh dua jenis pengetahuan, yaitu informasi-
informasi baru dari bacaan dan cara-cara penyajian pikiran dalam karangan.
Jadi, selain memperkaya pengetahuan, membaca juga meningkatkan daya
nalar.
Keterampilan membaca ialah kecepatan membaca dan pemahaman
isi secara keseluruhan dan dapat ditingkatkan dengan penguasaan teknik-
teknik membaca efisien dan efektif (Tampubolon, 1986:7).Kemampuan
membaca maksimal sehubungan dengan arus informasi yang semakin deras
dalam berbagai bidang kehidupan masa kini, terlebih-lebih masa depan.
Pada tingkatan membaca lanjut terdapat berbagai masalah yang
menyebabkan pembaca tidak dapat mencapai kemampuan maksimal.
Masalah-masalah dimaksud terutama adalah yang berkaitan dengan
kebiasaan-kebiasan membaca tertentu, gerakan-gerakan mata, motivasi,
kebiasaan serta minat membaca.
Keterampilan membaca maksimal tidak dapat dicapai, jika masih
ada kebiasaan-kebiasaan membaca tertentu yang merugikan para pembaca.
Walaupun kebiasaan-kebiasaan tertentu ini tidak ada, jika metode-metode
dan teknik-teknik membaca yang efektif, dan efesien; bahasa tidak
dikuasai, maka kemampuan maksimal itu juga tidak tercapai.Selanjutnya,
tanpa motivasi dan kebiasaan serta minat membaca yang tinggi,
-
kemampuan maksimal dimaksud juga tidak akantercapai, walaupun
masalah-masalahnya belum teratasi. Karena itu, hanya dengan mengatasi
masalah-masalah tersebut secara keseluruhanlah keterampilan membaca
maksimal dapat tercapai. Sudah barang tentu bahwa pengatasan masalah-
masalah dimaksud ini tidak mungkin dapat dilakukan tanpa sarana-sarana
yang diperlukan, terutama bahan-bahan bacaan yang baik.
Membaca diimbangi dengan kemampuan pokok suatu teks bacaan.
Keterampilan membaca merupakan mutlak dalam proses belajar mengajar
apabila pembaca mengerti maksud yang disampaikan oleh penulis melalui
teks/ paragraf. Pada kenyataannya, siswa sangat banyak yang belum
mampu dalam membaca teliti, karena dibutuhkan ketelitian secara khusus
dalam proses belajar pembelajaran. Ketuntasan siswa dalam setiap materi
pelajaran bahasa Indonesia ditentukan oleh tingkat kemahiran membaca
siswa. Berdasarkan Standar Kompetensi mata Pelajaran Bahasa Indonesia
kelas X SMK Bintan Insani pada aspek membaca dan Kompetensi Dasar,
yakni siswa juga terbiasa menggunakan bahasa Indonesia sebagai sarana
komunikasi dalam memahami, menerapkan, dan menganalisis informasi
teks cerita biografi baik melalui lisan maupun tulis dengan benar dan siswa
juga terbiasa menggunakan bahasa Indonesia dalam mengolah, menalar,
dan menyajikan informasi selama proses pembelajaran memahami teks
cerita biografi baik melalui lisan maupun tulis dengan benar. Pada
kenyataannya, Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) siswa masih di bawah
rata-rata. Masalah ini sama halnya terjadi pada siswa Sekolah Menengah
-
Kejuruan (SMK) Bintan Insani Kota Tanjungpinang. Masih banyak kendala
yang dialami oleh guru bahasaIndonesia terhadap membaca teliti. Peneliti
memprediksikan, hal ini bisa terjadi karena penggunaan strategi
pembelajaran yang tidak bervariasi bahkan monoton.
Berkaitan dengan strategi pembelajaran, guru sering kali
mengaitkan pembelajaran dengan penyampaian materi secara lisan yang
dituangkan dalam tulisan. Pada dasarnya, metode yang sering digunakan
oleh guru yaitu metode ceramah. Sebaiknya, guru menggunakan strategi
secara bervariasi, seperti halnya dengan membaca teliti. Strategi
pembelajaran aktifReading Guide sangat tepat digunakan dalam proses
pembelajaran dalam mengukur keterampilan membaca teliti. Reading
Guide merupakan sebuah strategi pembelajaran aktif yang memandu
peserta didik dengan membaca sebuah bahan bacaan (sebagai panduan)
yang disiapkan oleh guru yang isinya disesuaikan dengan materi yang akan
diajarkan (Zaini dan Munthe, 2008: 8).
Maka dari itu, kepada pembaca yang baik tidak sekedar dituntut
kemampuan memahami secara teliti dan mengenal deretan huruf yang
membangun kata, deretan kata yang membangun kalimat, tetapi jauh lebih
luas dari itu. Hal ini dituntut adanya kondisi mental yang terarah, perhatian
yang tercurah kepada apa yang dibacanya, sehingga sanggup menangkap
dan memahami gagasan-gagasan yang terselubung di balik kata atau
lambang-lambang tertulis.
-
Dengan demikian, keterampilan membaca teliti ini terpaku pada
penyajian informasi-informasi, penjelasan-penjelasan, contoh-contoh serta
latihan-latihan sejauh mungkin didasarkan pada kenyataan-kenyataan
pragmatis. Oleh karena itu, semaksimal mungkin diusahakan
mempergunakan bahasa Indonesia baku dan contoh-contoh serta latihan-
latihan yang praktis dari kehidupan sehari-hari. Contoh-contoh bacaan dan
bacaan-bacaan latihan adalah dari sumber-sumber yang bermutu dan
menarik perhatian. Sifat demikian ini ditambah dengan pertanyaan-
pertanyaan isi serta prinsip dan teknik mandiri dalam penilaian
keterampilan membaca teliti.
Inilah yang membuat penulis tertarik untuk meneliti keterampilan
membaca teliti siswa SMK Bintan Insani. Dilihat dari ilustrasi yang
tertuang di atas, maka judul skripsi yang akan peneliti teliti adalah
“Keterampilan Membaca Teliti dengan Strategi Pembelajaran AktifReading
Guide Siswa Kelas X SMK Bintan Insani Tanjungpinang Tahun Pelajaran
2016/2017”.
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya.
Arianto, Novi. 2013. “Kemahiran Membaca Pemahaman Siswa Kelas X Sekolah
Menengah Kejuruan Pembangunan di Tanjungpinang.” Skripsi Sarjana
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia.Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang (Tidak
diterbitkan).
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
-
Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Fransiska, Fredina. 2015. “Efektivitas Metode Reading Guide Terhadap
Keterampilan Membaca Bahasa Arab Siswa Kelas XI IPS MAN Demak.”
Skripsi Sarjana Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Asing. Universitas Negeri Semarang,
Semarang (Tidak diterbitkan).
Khuzaimatun, Siti. 2009. “Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca
Pemahaman Dengan Metode SQ3R Pada Siswa Kelas X3 SMA Negeri 1
Sumberlawang.” Skripsi Sarjana Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Universitas Sebelas
Maret Surakarta, Surakarta (Tidak diterbitkan).
Mahzah dan Mohamad. 2015. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM. Jakarta:
Bumi Aksara.
Mulyati, Yeti. 2008. Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka.
Mulyatiningsih, Endang. 2012. Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan.
Bandung: Alfabeta.
Nurhadi, 2008. Membaca Cepat dan Efektif. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis
Kompetensi. Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA.
Purwanto, Ngalim. 2006. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Rahim, Farida. 2008. Pengajaran Membaca Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara
Sudjana dan Ibrahim. 2001. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar
Baru Aglesindo.
Sudjana. 2001. Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung: Falah
Production.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitaif dan Kualitatif. Jakarta: Alfabeta.
Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Bumi Aksara.
Tampubolon, 1990. Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan Efisien.
Bandung: Angkasa.
-
Tarigan, Henry Guntur. 1979. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Penerbit Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa
„Edisi Revisi”. Bandung: Penerbit Angkasa.
Wahyuni, Sri dan Ibrahim. 2012. Asesmen Pembelajaran Bahasa.Bandung: PT
Refika Aditama.
Zaini dan Munthe. 2015. Strategi Pembelajaran Aktif. Jakarta: Insan Madani.