SGA Kalau Terpaksa Aku Mati
-
Upload
yanet-muna-huma -
Category
Documents
-
view
86 -
download
4
Transcript of SGA Kalau Terpaksa Aku Mati
Buku Bacaan : KALAU TERPAKSA AKU MATI
Karya : Ester Ahn Kim
Penerbit : BPK. Gunung Mulia, Jakarta, 2000
Jumlah halaman : 250 halaman
Dalam sejarah perkembangan gereja-gereja di dunia, mulai dari masa
gereja mula-mula yang terdapat dalam kitab Kisah Para Rasul sampai saat
ini pun masih banyak terjadi penghambatan dan penganiayaan.
Namun, meskipun demikian kuasa penyertaan Allah semakin nyata
dialami oleh para pejuang-pejuang iman yakni mereka yang berusaha
dengan sepenuh hati, tenaga maupun jiwa untuk mempertahankan iman
seutuhnya kepada Yesus Kristus meskipun akhirnya mereka harus
kehilangan nyawanya.
Keadaan yang dialami umat Kristen di Negara Korea sungguh sangat
berat pada saat itu. Para pengikut Kristus, terlebih khusus para penginjil
menjadi incaran polisi-polisi Jepang yang saat itu menjajah Korea. Mereka
ditangkap, keluar-masuk penjara, diperlakukan dengan kejam, disiksa,
dicambuk, bahkan banyak pula yang harus martir di tangan-tangan dingin
para penjajah tersebut. Akibat penganiayaan tersebut, banyak umat Kristen
di Korea yang lelah mempertahankan imannya dan akhirnya menyerah
terhadap perintah penjajah untuk menyembah dewa-dewa. Keadaan yang
1
agak menyenangkan adalah, banyak pula umat Kristen yang lebih memilih
meninggalkan tempat tinggalnya, sanak saudara, bahkan harta benda nya
daripada meninggalkan kemurnian iman mereka atau menyangkal iman nya.
Mereka lebih senang berada di tempat persembunyian di daerah-daerah
perbukitan, di gua-gua, ataupun pedesaan yang jauh dari keberadaan para
penjajah agar di sana mereka dapat saling menguatkan iman satu sama
lainnya, bersaksi tentang bagaimana penyertaan Tuhan dalam kehidupan
mereka masing-masing, bersekutu dalam ibadah, berdoa, berpuasa, dan
memuji Tuhan dengan tenang dan penuh kedamaian. Dari sinilah saya
melihat bahwa Allah sangat cakap memelihara umat-umat pilihan-Nya.
Dalam buku ini menceritakan suatu kisah seorang yang
dipilih Allah yang diperkenankan-Nya untuk mengalami keadaan yang sulit
dan mengharukan tentang bagaimana kejamnya, penyiksaan, penganiayaan
dan penghambatan yang dirasakan oleh seorang gadis Korea yang cantik
bernama Ahn Ei Sook. Meskipun ia hanyalah seorang perempuan biasa yang
lemah dan tidak memiliki pengaruh besar dan berarti pada saat itu, namun
dengan imannya yang besar kepada Yesus Kristus setiap hal yang ia alami
dia tidak pernah merasa sendiri tapi Tuhan selalu mengadakan penyertaan
dan penyataan kepadanya. Dengan segala pengalaman rohani yang
dialaminya, ia semakin yakin dan percaya kepada Tuhan dan berusaha
2
meyakinkan dan memberi dorongan kepada orang-orang lain yang teraniaya
karena Yesus.
Meskipun ia merasa bahwa dirinya hanyalah seorang gadis yang
lemah, namun Ahn Ei Sook, saya menganggap dia adalah seorang wanita
yang tangguh luar biasa. Ia seorang muda yang cerdas dan terdidik di atas
didikan Jepang. Ia sungguh-sungguh bertekad melayani Tuhan. Ibunya juga
adalah wanita yang tegar dan takut akan Tuhan, iman nya yang sangat besar
kepada Yesus telah diturunkannya kepada putrinya tersebut. Ayahnya
seorang pria terhormat yang terpandang dalam pemerintahan namun belum
mengenal Yesus secara pribadi pada saat itu. Sedangkan kakaknya adalah
seorang pengusaha sukses yang memiliki banyak usaha pabrik di salah satu
kota kecil di Korea.
Setelah menyelesaikan pendidikannya di Jepang atas desakan dari
ayahnya, ia kembali ke Korea Negara asalnya. Namun, ketika ia kembali
keadaan di Korea sungguh sangat berbeda dari keadaan sebelumnya.
Sehingga ia seperti masuk ke Negara orang lain yang asing baginya. Ia
melihat penganiayaan yang luar biasa terhadap umat Kristen di negaranya
tersebut. Pemerintah Jepang yang menjajah negaranya ingin menguasai
seluruh aspek kehidupan rakyat Korea. Baik dari segi sosial, politik maupun
ekonomi Negara. Mereka berusaha untuk menjepangkan negara Korea
3
dengan cara memaksa rakyatnya terlebih khusus di dalam aparat
pemerintahnya untuk berbahasa Jepang, menghormati dan menjalankan
budaya Jepang, dan yang lebih parah lagi yaitu semua orang tidak terkecuali
harus menyembah Dewa Matahari, Amaterasu Omikami. Termasuk orang-
orang atau umat Kristen. Kewajiban ini diberlakukan di seluruh daerah
jajahan Jepang di Korea.
Pemerintahan kekuasaan Jepang tersebut dinyatakan dengan
dibangunnya banyak kuil besar di pusat kota untuk penyembahan dewa-
dewa. Ritual penyembahan dewa matahari dan kaisar Jepang dilakukan tiap
awal bulan di setiap bulannya. Selain itu, kuil-kuil kecil juga harus dibuat
dan diletakkan di setiap kantor pemerintah, di sekolah-sekolah, bahkan di
dalam gereja sekalipun. Hal ini dilakukan agar setiap orang dapat
menyembah dewa-dewa mereka di manapun saja mereka berada.
Hal ini menjadi tantangan berat yang harus dialami oleh setiap orang
percaya. Mereka harus memilih di antara 2 pilihan berat. Mempertahankan
kemurnian iman atau menyembah berhala yang jelas-jelas bertentangan
dengan firman Allah yang hidup. Memilih kedua hal ini menentukan dirinya
sendiri, hidup atau mati. Sungguh pilihan yang sangat berat. Tunduk kepada
Allah, atau tunduk kepada allah-allah lain.
Suatu saat pilihan itu sangat mengganggu pemikiran Ahn Ei Sook.
Ketika ia dipaksa oleh kepala sekolah tempat ia mengajar kesenian untuk
4
berkumpul di atas bukit. Bersama seluruh rakyat Korea untuk sujud
menyembah dewa matahari. Jika ia tidak pergi, maka dampak buruk akan
menimpa sekolahnya beserta murid-muridnya. Namun, apabila ia menuruti
perintah kepala sekolahnya maka ia berarti menyangkal iman nya kepada
Kristus yang sangat dikasihinya.
Namun, pilihan telah jatuh kepada Kristus. Namun sekali lagi bukan
dia yang memilih untuk percaya dan taat kepada Kristus tetapi semata-mata
pekerjaan Roh Kudus yang memampukannya dan memberinya keberanian
untuk bertahan. Meskipun ia turut dalam perkumpulan orang-orang untuk
menyembah kaisar, namun ia tidak gentar sedikitpun. Ia adalah satu dari
seribuan manusia yang berani berdiri tegak menengadah ke langit sementara
ribuan orang lainnya menunduk sampai ke tanah untuk menyembah.
Sungguh ajaib penyertaan Tuhan. Polisi-polisi Jepang yang berdiri
mengawasi jalannya upacara tersebut hanya tertegun dan terdiam menatap
gadis itu. Sampai upacara selesai, semua orang berbaris rapi meninggalkan
bukit dan kembali ke tempatnya masing-masing. Baru, di situlah nona Ahn
menyadari bahwa nyawanya sedang terancam oleh polisi-polisi Jepang yang
mengawasinya pada waktu itu. Sebab, dia telah berani melawan Jepang dan
melecehkan dewa mereka. Dalam perjalanannya pulang, ia memohon
kekuatan dari Tuhan namun imannya diuji kembali ia merasa menjadi
sangat lemah ketika memikirkan hukuman yang akan menimpa dirinya
5
sesampainya ia di sekolah. Dengan kegelisahan itulah sehingga memaksa ia
untuk melarikan diri dari situ dan mencari tempat perlindungan sebab
detektif-detektif Jepang telah mencarinya.
Dalam pelariannya itu, ia benar-benar ketakutan dan hampir hilang
harapan. Namun dalam pelariannya, ia ternyata justru diperlihatkan
mukjizat-mukjizat nyata dari Tuhan. Ia bertemu dengan orang-orang yang
luar biasa dalam mempertahankan imannya. Ada yang harus tinggal di desa-
desa pedalaman atau di gua-gua namun mereka dengan penuh sukacita
memuji Tuhan. Mereka menyakini, bahwa di surga nanti ada tempat untuk
mereka tinggali untuk selama-lamanya.
Ahn Ei Sook tidak gentar dan tidak ragu lagi untuk dipenjarakan
karena Kristus sebab imannya telah ditambahkan melalui pengalaman-
pengalamannya bersama saudara-saudaranya seiman. Bahkan, di penjara
sekalipun ia tetap menjadi berkat yang luar biasa bagi penghuni penjara
lainnya bahkan polisi penjaga penjaranya sekalipun menjadi sahabatnya dan
bersedia menerima Kristus melalui kesaksian hidupnya. Dengan kasihnya
yang besar, ia berhasil pula memenangkan iman dua orang wanita yang
dihukum mati akibat melanggar hukum. Ia membuat mereka mengakui
Yesus sebagai satu-satunya juru selamat. Sampai suatu saat ia pun melihat
6
jawaban doa berlaku atas kehidupan ayahnya, sebab di akhir kehidupannya
ia bersedia menerima Yesus sebagai Tuhan dan juru selamatnya.
Seluruh kehidupan masa mudanya ia berikan untuk melayani Tuhan
meskipun ia berada di tengah-tengah penganiayaan. Berkat keteguhan
imannya itulah, semakin banyak pula orang yang tidak ragu-ragu
memberitakan injil kepada semua orang meskipun nyawa menjadi
taruhannya.
Ketika ia bebas dari penjara, ia semakin berkobar-kobar untuk
menyatakan kasih Kristus bagi setiap orang yang ia temui. Sehingga ketika
ia menikah dengan Kim, seorang temannya yang ketika itu bersamanya di
Jepang maka mereka bertekad untuk seumur hidup akan memberitakan injil
bagi semua orang. Bukan hanya di korea, melainkan menjadi berkat bagi
seluruh bangsa.
Buku ini sangat bermanfaat bagi kehidupan umat Kristen pada masa
kini khususnya bagi para pelayan Tuhan. Sebab seringkali kita menghadapi
banyak tantangan dalam pelayanan yang membuat kita jenuh dan akhirnya
merasa tidak mampu menghadapinya. Namun, melalui kisah yang dituliskan
pada buku ini kita dapat menjadi mengerti bahwa tidak mudah dalam
memberi diri dalam pelayanan-Nya. Kita semua pasti menghadapi segala
macam pencobaan. Oleh karena itu pencobaan yang kita alami saat ini tentu
7
tidak lebih besar dari para pendahulu kita sejak zaman perjanjian baru
sampai kepada peristiwa yang dialami oleh rakyat Korea. Sebab
sesungguhnya melalui perjuangan merekalah sehingga kita dapat
meneruskan warisan yang luar biasa bagi setiap orang yang belum mengenal
Kristus. Jadi, jangan pernah menyerah dalam pekerjaan Tuhan namun
teruslah melayani dengan kesungguhan hati sebab sesungguhnya janji
firman Tuhan jerih payah kita tidak akan sia-sia. Amin.
8