Setelah Bank Umum Konvesional

1
Setelah bank umum konvesional, Bank Indonesia (BI) akan memonitor kesehatan bank umum syariah melalui Peraturan BI (PBI) pun yang dikeluarkan khusus untuk bank syariah. BI menilai perkembangan bank syariah kedepan akan semakin beragam dan kompleks seiring dengan banyaknya produk dan jasa perbankan syariah yang muncul dan bisa memicu naiknya eksposur risiko bank syariah. BI menilai, meningkatnya eksposur kredit akan mengubah profil risiko bank syariah yang pada gilirannya akan mempengaruhi tingkat kesehatan bank syariah. Untuk itu BI menerbitkan PBI No.9/1/PBI/2007 tentang sistem penilaian tingkat kesehatan bank umum berdasarkan prinsip syariah yang mulai berlaku 24 Januari 2007. Demikian penjelasan Mulia S Siregar, Kepala Biro Litbang dan Peraturan Perbankan Syariah BI, di Gedung BI, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Senin (29/1/2007). Mulia menjelaskan, pada dasarnya faktor yang menjadi penilaian sama dengan penilaian bank umum konvensional. "Yang membedakan hasilnya dibagi menjadi dua yaitu berdasarkan faktor finansial dan fakator manajemen," kata Mulia. Kedua faktor ini akan memberikan gambaran kepada pengawas apakah bank tersebut sudah memiliki performa dan nilai yang baik. Dari sisi finansial, BI akan menilai rasio-rasio bank umum syariah secara kuantitatif. Sementara dari sisi manajemen ada tambahan faktor penilaian yang berbeda dengan penilaian pada bank umum nasional. "Dari penilaian kedua faktor tersebut kita bisa melihat apakah dia bagus dari sisi finansialnya atau dari manajemennya saja, atau kedua-duanya sudah bagus. Jadi nanti akan diberikan rating mengenai penilaian tersebut," papar Mulia. Penilaian peringkat ini mulai dari kategori A, B, C sampai D. Penilaian itu meliputi modal, kualitas aset, rentabilitas, likuiditas, sensitivitas terhadap risiko pasar dan manajemen.

description

h

Transcript of Setelah Bank Umum Konvesional

Page 1: Setelah Bank Umum Konvesional

Setelah bank umum konvesional, Bank Indonesia (BI) akan memonitor kesehatan bank umum syariah melalui Peraturan BI (PBI) pun yang dikeluarkan khusus untuk bank syariah. BI menilai perkembangan bank syariah kedepan akan semakin beragam dan kompleks seiring dengan banyaknya produk dan jasa perbankan syariah yang muncul dan bisa memicu naiknya eksposur risiko bank syariah. BI menilai, meningkatnya eksposur kredit akan mengubah profil risiko bank syariah yang pada gilirannya akan mempengaruhi tingkat kesehatan bank syariah. Untuk itu BI menerbitkan PBI No.9/1/PBI/2007 tentang sistem penilaian tingkat kesehatan bank umum berdasarkan prinsip syariah yang mulai berlaku 24 Januari 2007. Demikian penjelasan Mulia S Siregar, Kepala Biro Litbang dan Peraturan Perbankan Syariah BI, di Gedung BI, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Senin (29/1/2007). Mulia menjelaskan, pada dasarnya faktor yang menjadi penilaian sama dengan penilaian bank umum konvensional. "Yang membedakan hasilnya dibagi menjadi dua yaitu berdasarkan faktor finansial dan fakator manajemen," kata Mulia. Kedua faktor ini akan memberikan gambaran kepada pengawas apakah bank tersebut sudah memiliki performa dan nilai yang baik. Dari sisi finansial, BI akan menilai rasio-rasio bank umum syariah secara kuantitatif. Sementara dari sisi manajemen ada tambahan faktor penilaian yang berbeda dengan penilaian pada bank umum nasional. "Dari penilaian kedua faktor tersebut kita bisa melihat apakah dia bagus dari sisi finansialnya atau dari manajemennya saja, atau kedua-duanya sudah bagus. Jadi nanti akan diberikan rating mengenai penilaian tersebut," papar Mulia. Penilaian peringkat ini mulai dari kategori A, B, C sampai D. Penilaian itu meliputi modal, kualitas aset, rentabilitas, likuiditas, sensitivitas terhadap risiko pasar dan manajemen.