SESI 2

5
1. BAGAIMANA PEMBERIAN RESUSITASI CAIRAN PADA LUKA BAKAR Resusitasi cairan (diperlukan untuk luka bakar permukaan tubuh > 10%). Gunakan larutan Ringer laktat dengan glukosa 5%, larutan garam normal dengan glukosa 5%, atau setengah garam normal dengan glukosa 5%. 24 jam pertama: hitung kebutuhan cairan dengan menambahkan cairan dari kebutuhan cairan rumatan dan kebutuhan cairan resusitasi (4 ml/kgBB untuk setiap 1% permukaan tubuh yang terbakar) o Berikan ½ dari total kebutuhan cairan dalam waktu 8 jam pertama, dan sisanya 16 jam berikutnya. Contoh: untuk pasien dengan berat badan 20 kg dengan luka bakar 25% Total cairan dalam waktu 24 jam pertama = (60 ml/jam x 24 jam) + 4 ml x 20kg x 25% luka bakar = 1440 ml + 2000 ml = 3440 ml (1720 ml selama 8 jam pertama) 24 jam kedua: berikan ½ hingga ¾ cairan yang diperlukan selama hari pertama Awasi pasien dengan ketat selama resusitasi (denyut nadi, frekuensi napas, tekanan darah dan jumlah air seni) Transfusi darah mungkin diberikan untuk memperbaiki anemia atau pada luka-bakar yang dalam untuk mengganti kehilangan darah. 2. KOMPLIKASI LUKA BAKAR Setiap luka bakar dapat terinfeksi yang menyebabkan cacat lebih lanjut atau kematian Lambatnya aliran darah dapat menyebabkan pembentukan bekuan darah sehingga timbul cerebrovascular accident, infark miokardium, atau emboli paru Kerusakan paru akibat inhalasi asap atau pembentukan embolus. Dapat terjadi kongesti paru akibat gagal jantung kiri atau infark miokardium, serta sindrom distress pernafasan pada orang dewasa. Gangguan elektrolit dapat menyebabkan disritmia jantung Syok luka bakar dapat secara irreversiblemerusak ginjal sehingga timbul gagal ginjal dalam 1 atau 2 minggu pertama setelah luka bakar. Dapat terjadi

description

sesi 2 yang bisa menjadikan sesuatu pekerjaan menjadi lebih mudah ketika kita bisa bekerja mandiri dan lebih terstruktur..karena pekerjaan yang manir

Transcript of SESI 2

Page 1: SESI 2

1. BAGAIMANA PEMBERIAN RESUSITASI CAIRAN PADA LUKA BAKAR

Resusitasi cairan (diperlukan untuk luka bakar permukaan tubuh > 10%). Gunakan larutan Ringer laktat dengan glukosa 5%, larutan garam normal dengan glukosa 5%, atau setengah garam normal dengan glukosa 5%.

24 jam pertama: hitung kebutuhan cairan dengan menambahkan cairan dari kebutuhan cairan rumatan dan kebutuhan cairan resusitasi (4 ml/kgBB untuk setiap 1% permukaan tubuh yang terbakar)

o Berikan ½ dari total kebutuhan cairan dalam waktu 8 jam pertama, dan sisanya 16 jam berikutnya.Contoh: untuk pasien dengan berat badan 20 kg dengan luka bakar 25%Total cairan dalam waktu 24 jam pertama= (60 ml/jam x 24 jam) + 4 ml x 20kg x 25% luka bakar= 1440 ml + 2000 ml= 3440 ml (1720 ml selama 8 jam pertama)

24 jam kedua: berikan ½ hingga ¾ cairan yang diperlukan selama hari pertama Awasi pasien dengan ketat selama resusitasi (denyut nadi, frekuensi napas, tekanan

darah dan jumlah air seni) Transfusi darah mungkin diberikan untuk memperbaiki anemia atau pada luka-bakar

yang dalam untuk mengganti kehilangan darah.

2. KOMPLIKASI LUKA BAKAR Setiap luka bakar dapat terinfeksi yang menyebabkan cacat lebih lanjut atau

kematian Lambatnya aliran darah dapat menyebabkan pembentukan bekuan darah

sehingga timbul cerebrovascular accident, infark miokardium, atau emboli paru

Kerusakan paru akibat inhalasi asap atau pembentukan embolus. Dapat terjadi kongesti paru akibat gagal jantung kiri atau infark miokardium, serta sindrom distress pernafasan pada orang dewasa.

Gangguan elektrolit dapat menyebabkan disritmia jantung Syok luka bakar dapat secara irreversiblemerusak ginjal sehingga timbul gagal

ginjal dalam 1 atau 2 minggu pertama setelah luka bakar. Dapat terjadi gagal ginjal akibat hipoksia ginjal atau rabdomiolisis (obstruksi mioglobin pada tubulus ginjal akibat nekrosis otot yang luas)

Penurunan aliran darah ke saluran cerna dapat menyebabkan hipoksia sel-sel penghasil mukus sehingga terjadi ulkus peptikum

Dapat terjadi koagulasi intravaskular diseminata (DIC) karena destruksi jaringan yang luas

Pada luka bakar yang luas akan menyebabkan kecacatan, trauma psikologis dapat menyebabkan depresi, perpecahan keluarga, dan keinginan untuk bunuh diri. Gejala-gejala psikologis dapat timgul setiap saat setelah luka bakar. Gejala-gejala dapat datang dan pergi berulang-ulang kapan saja seumur hidup.

Page 2: SESI 2

3. LUAS LUKA BAKAR PADA ANAK

Pada anak dan bayi digunakan rumus lain karena luas relatif  permukaan kepala anak jauh lebih besar dan luas relatif permukaan kaki lebih kecil. Karena perbandingan luas permukaan bagian tubuh anak kecil berbeda, dikenal rumus 10 untuk bayi, dan rumus 10-15-20 untuk anak.

Metode Lund dan Browder Metode yang diperkenalkan untuk kompensasi besarnya porsi massa tubuh di

kepala pada anak. Metode ini digunakan untuk estimasi besarnya luas permukaan pada anak. Apabila tidak tersedia tabel tersebut, perkiraan luas permukaan tubuh pada anak dapat menggunakan „Rumus 9‟ dan disesuaikan dengan usia:

  Pada anak di bawah usia 1 tahun: kepala 18% dan tiap tungkai 14%. Torso dan lengan

persentasenya sama dengan dewasa. Untuk tiap pertambahan usia 1 tahun, tambahkan 0.5% untuk tiap tungkai dan

turunkan persentasi kepala sebesar 1% hingga tercapai nilai dewasa

Page 3: SESI 2

Pada anak-anak terdapat perbedaan dalam luas permukaaan tubuh, yang umumnya mempunyai pertimbangan lebih besar antara luas permukaan kepala dengan luas ekstrimitas bawah dibandingkan pada orang dewasa. Area kepala luasnya adalah 19 persen pada waktu lahir (10 persen lebih besar daripada orang dewasa). Hal ini terjadi akibat pengurangan pada luas ekstrimitas bawah, yang masing-masing sebesar 13 persen. Dengan bertambahnya umur setiap tahun, sampai usia 10 tahun, area kepala dikurangi 1 persen dan jumlah yang sama ditambah pada setiap ekstrimitas bawah. Setelah usia 10 tahun, digunakan persentase orang dewasa.

Bayi dan anak-anak

1 Tahun 5 Tahun

Kepala 18 % 14 %Badan 36 % 36 %Tangan 9 % – 9 % 9 % – 9 % Kaki 14 % – 14 % 16 % – 16 % Telapak tangan seluas 1 %