Serial Oliv Buku 3 Bab 3: Selai ubay

8

Click here to load reader

Transcript of Serial Oliv Buku 3 Bab 3: Selai ubay

Page 1: Serial Oliv Buku 3 Bab 3: Selai ubay

SELAI UBAY JABLAI

Jam istirahat kali ini dimanfaatin Oliv, dkk dengan makan bakso di kantin. Siapa sih yang nggak kenal baksonya pak Slamet? Inget kan sama Koko? Yang rela pindah haluan mendukung Engel waktu pemilihan ketua OSIS gara-gara bakso? Wow! Bakso pak Slamet memang tiada taranya. Murah, enak, porsinya banyak, pas dengan selera anak sekolahan. Tapi, apa yang terjadi dengan hari ini? Sungguh kontras dengan hari kemarin. Dagangan pak Slamet yang biasanya langsung diserbu saat bel istirahat berdentang, kini tidak lagi. Antian yang mengular di depan gerobak bakso, sekarang jadi antrian yang mencacing. Bakso di gerobaknya masih menggunung. Utuh, tak tersentuh.

Oliv seneng banget mendapati dirinya dan tiga sahabatnya tak perlu ngantri untuk makan. Secara, perut udah mulai keroncongan akibat diserap otak buat mikir pelajaran matematika yang susye benget itu. Saat Oliv dengan asyiknya menikmati bakso nan lezat itu, semua mata tertuju kepadanya. Termasuk pada ketiga sohibnya yang lahap menyantap hidangan berkuah itu. “Rasanya… mak nyusss!” ucap Oliv sambil mengacungkan jempolnya. “rasa dagingnya terasa banget pemirsa!” Erly niruin pak Bondan Winarno yang ngebawain acara wisata kuliner. “Ditaburi bawang goreng dan daun bawang, ditambah mie kuning yang nikmat, serta sambelnya itu loh pemirsa, pueddes gak

Page 2: Serial Oliv Buku 3 Bab 3: Selai ubay

ketulungan, bikin tambah ueeeenake pol” sahut Engel nggak mau kalah. “Hwa ha ha ha ha ha” mereka berempat ngakak bareng. Semua mata yang tertuju padanya jadi empet banget, sambil menahan mual. “Hoeeek!” Neyna malah muntah beneran. Keempat gadis manis yang sedang makan bakso jadi sebel ngelihat Neyna. Semua yang lagi makan disitu langsung bubar. Nggak tahu udah bayar apa belum. Rupanya keempat sohib karib ini gak tahu kalo’ ada sebuah isu gak bertanggung jawab tentang pak Slamet telah berkembang pesat, seperti microorganisme yang berkembang cepat menjadi ketombe di kulit kepala. Tak tanggung-tanggung, pak Slamet digosipkan menjual bakso daging kucing. Ada yang gak percaya, tapi banyak yang mendukung pernyataan ini. Hal ini dipicu oleh ketidakhadiran si Coklat, si Belang, dan Si Putih. Kucing yang biasa mangkal di kantin untuk mencari sisa makanan. Maklum, harga daging sapi kian melonjak, apalagi sejak Pemerintah berupaya menaikkan BBM (lagi!). “Mbak Oliv jangan percaya sama gossip itu ya” kata Ubay, anak sekaligus asisten pak Slamet. “Mbak kan pernah lihat sendiri, saya pagi-pagi ke Mersi, tempat pejagalan sapi” tambah Pak Slamet lagi. Emang sih, waktu itu Oliv lagi disuruh Bunda beli sayur di pasar, dan lagi lihat pak Slamet di pejagalan sapi. Tapi, siapa tahu dia disana cuma nongkrong doang. “Ya nggak mungkin lah mbak, saya disana cuma nongkrong doang, ngapain? Mending kalo’ mau ngeceng di mall sekalian. Ngecengin siapa? Bakul daging?” Oliv kaget dengan kalimat pak Slamet barusan. Jangan-jangan dia bisa baca pikiran orang!, gawat!

Page 3: Serial Oliv Buku 3 Bab 3: Selai ubay

“ Ya enggak, lah pak. Saya tetep seneng dengan bakso pak Slamet!” jawab Oliv jujur. “Terima kasih neng, eh mbak!” pak Slamet menjawab dengan wajah berbinar. Setidaknya masih ada orang yang mau mempercayainya. “Mbak, cobain ini deh!” Ubay menawarkan roti bakar isi coklat pada Oliv. “Apaan ini bay?” sahut OLiv sambil mencomot roti bakar itu. “Alternatif lain mbak, saya mau banting setir, mau jualan roti bakar aja. Kan belum pernah ada gossip roti bakar kucing kan mbak?” Tanya Ubay, “gimana enak gak mbak?” katanya lagi. Oliv mencicipi sedikit. “eeeehm, enak sih, tapi kurang special. Roti bakar coklat mah, udah biasa bay, mesti cari inovasi lain biar jadi special” kata Oliv memberi masukan. Ubay mengangguk senang. Ubay, anak pak Slamet itu, menurut Oliv termasuk anak yang berbakti pada orang tua. Usianya tiga tahun diatas Oliv, dan dia cukup dewasa. Pagi kerja, sore sekolah. Meski sempat tertinggal kelas ampe 3 kali, Ubay tak pernah patah semangat. Menurutnya, kegagalan itu bukan karena dia bodoh, tapi, kondisi fisik dan psikisnya sudah lelah setelah bekerja seharian. Ubay jablai, julukan anak-anak pada dirinya. Cowok ceking nan kampleng (tinggi kurus) bagaikan junkies. Dia kurus bukan karena madat, tapi emang kurang gizi. Kalo’ sarapan sih emang sering pake’ narkoba (Nasi Rames Karo Bakwan) he he he he. Kata jablai merupakan imbuhan yang merujuk dia emang gak pernah punya pacar alias jomblo. Mulanya sih mau dipanggil Ubay jomblo, tapi kedengarannya gak enak, Ubay Jablai lebih merdu di telinga. Pun, dia tidak keberatan diberi nama itu. Malah katanya dia jadi tambah beken.

Page 4: Serial Oliv Buku 3 Bab 3: Selai ubay

Ubay masih terus menggali inspirasi untuk roti bakarnya. Dicarinya di internet, tabloid, majalah, sampai terakhir di Koran SINDO yang suka di tempel di Koran dinding sekolah, soalnya Koran itu berslogan “Cari Inspirasi? Baca Koran SINDO!”. Dan hasilnya adalah kolaborasi roti bakar dan burjo alias bubur kacang ijo. “Nah! Ini baru special! Roti bakar dengan selai kacang ijo. Rotinya sumber karbohidrat, kacang ijo sumber protein!” komentar Oliv pada ide cemerlang Ubay. “Lu mesti cari rasa lain, soalnya orang terbiasa senang dengan banyak pilihan!” tambah Oliv. Ubay girang bukan kepalang, maka terciptalah roti bakar selai kacang merah, roti bakar selai ketan hitam, dan roti bakar selai sea food. Oliv terus mencicipi semua karya Ubay. Pokoknya, setiap ke kantin, Oliv jadi “njatah” roti bakar. Lumayan, ngirit uang jajan. Tapi, Oliv paling merasa paling aneh pada selai sea food. Dari semua makanan yang pernah mampir di lambungnya, Cuma makanan ini yang bikin dia langsung mual-mual tak karuan. “Hoeeek! Hoeek!” Oliv muntah nggak bisa nahan. Persis seperti Neyna yang mual karena membayangkan bakso pak Slamet yang katanya dari daging kucing. Kontan semua mata tertuju padanya. Dan untuk yang kedua kalinya, semua yang sedang makan disitu bubar jalan meninggalkan meja beserta hidangan pesanannya. Entah sudah bayar atau belum.

“yeeee! Kalo’ mau muntah jangan disini dong, bikin selera makan gue terganggu!” sungut Pompi kesel. “iya nih, dasar anak ngeyel! Udah tau disitu jualan bakso kucing, masih aja demen ngicipin makanan buatan pak Slamet dan anaknya! Dasar orang miskin, segitunya minta makan gratis, tapi kesehatan gak dipikirin! Kalo’

Page 5: Serial Oliv Buku 3 Bab 3: Selai ubay

nggak punya duit puasa aja kek! Lebih berpahala ketimbang makan jajanan murahan kayak gitu!” Neyna ngomelin Oliv panjang bener kayak antrian minyak tanah. Oliv yang lagi mual jadi tambah enek. Dan “ Hooooek!” Oliv muntah lagi, Kali ini di sepatunya Neyna. “aduh bay, sorry banget soal kemarin, gue bener-bener gak sengaja. Gue sebetulnya seneng ama sea food, tapi selai sea food yang kemarin itu bener-bener payah menurutku. Gak enak sama sekali!” kata Oliv jujur. “nggak papa mbak, saya yang salah, itu sebenarnya selai ubur-ubur. Idenya saya dapatkan saat saya ikut menonton film kartun Spongebob squarepants yang dilihat adik saya, saya pikir itu ide bagus mbak” jawab Ubay lugu. “Pantesan! Gila aja lu, film khayal dijadiin panutan!” sungut Oliv. “Jadi gimana dong?” Tanya Oliv lagi. “Kayaknya saya nggak jadi jualan roti bakar mbak, saya nggak bakat, biarin aja jualan bakso, keahlian saya dan bapak ya cuma ini. Bisnis ini kelak akan diturunkan kepada saya. Ya udah mbak, terima nasib aja” Ubay berkata menahan sedih. “Gue prihatin bay, tapi masih ada satu cara lagi untuk mengembalikan kepercayaan orang buat makan disini lagi, yaitu dengan menghadirkan kembali 3 sosok kucing yang hilang itu!” kata Oliv penuh semangat. Ubay yang menunduk lesu raut mukanya berubah cerah seketika. Maka dimulailah investigasi untuk mencari keberadaan ketiga kucing itu. Oliv menggambarkan ketiga kucing itu dalam bentuk sketsa dan berjudul “WANTED”. Dicari tiga kucing dengan ciri-ciri : berwarna coklat, putih dan belang. Si Coklat berjenis kelamin jantan, dan si putih berjenis kelamin betina. Si belang,

Page 6: Serial Oliv Buku 3 Bab 3: Selai ubay

anak dari pasangan ini, berwarna putih belang coklat, dan ada kumisnya. Kumis yang dimaksud disini bukan misai kucing, tapi ada bercak coklat pada hidungnya yang menyerupai kumisnya gogon, anggota srimulat. Dia juga biasa dipanggil gogon. Bagi yang menemukannya harap menghubungi OLIV : 0281-7648358. Begitulah kira-kira bunyi selebaran itu. Langkah kedua, petunjuk! Oliv dan Ubay mencari petunjuk dengan mewawancarai setiap pedagang di kantin mengenai hilangnya keluarga kucing nan misterius itu. Dari hasil wawancara, orang yang terakhir melihat kucing itu adalah pak Ahmad, pedagang somay. “saya melihat kucing itu terakhir hari Jumat mbak, 3 hari sebelum gossip bakso kucing.” Pada hari Jumat yang disebutkan pak Ahmad, disinyalir ada 2 pedagang yang masih mangkal disitu ampe sore yaitu Ibu Isah, penjual POP Ice, dan Pak Darsun penjual soto. Soto pak Darsun emang agak seret lakunya. Hal ini bisa dijadikan motif untuk menjatuhkan nama baik pak Slamet. Saingan dagang. Maka, saksi-saksi merujuk pada nama pak Darsun sebagai dalangnya. Tetapkan tersangka! Oliv menguntit pak Darsun sampai ke rumah. Dia pura-pura bertamu sambil celingukan di setiap sudut rumah pak Darsun. Berharap menemukan sosok tiga kucing yang paling dicari itu. Saat Oliv ngintip di dapur yang sedari tadi bunyi gedubrak-gedubruk, pak Darsun datang mengagetkannya. “ada apa sih non? Rumah bapak memang banyak tikusnya. Tapi bapak gak perlu jauh-jauh nyari kucing buat ngusirnya. Apalagi, istri bapak pernah terserang toxoplasma pada tri mester kehamilannya, anak saya jadi kena Hydrocepallus. Saya

Page 7: Serial Oliv Buku 3 Bab 3: Selai ubay

pun, nggak akan tega memfitnah pak Slamet cuma karena saingan bisnis. Saya tidak menyembunyikan kucing-kucing itu. Istri saya sangat trauma dengan kucing.” Pak Darsun berbicara panjang lebar. Seolah dia tahu maksud kedatangan Oliv untuk menyelidikinya. Bahkan, demi melihat anaknya yang cacat, Oliv jadi tergerak hatinya untuk sekedar membeli sotonya suatu hari nanti. Oliv tak punya tersangka lain, hatinya mencelos, lalu minta maaf dan pamitan pulang. Kasihan pak Darsun, paling tidak, udah rejekinya pas-pasan, anaknya sakit, dicurigai pula. Sungguh tidak adil! Lalu siapa orang yang tega memfitnah pak Slamet? Trrrr trrrr, HP Oliv bergetar. Ada sms masuk. “saya tahu dimana kucing itu” pesan yang cukup singkat. Oliv terlonjak girang, ampe HPnya ikut mental ke pojok kasur. Dengan segera Oliv menelepon nomor tak dikenal itu. Tapi tak ada jawaban, malah dimatikan, sial! Tak lama ada sms masuk lagi. “ketemu di halaman sekolah, sekarang!” Tanpa pikir panjang Oliv segera bergegas dari ranjangnya. Saking semangatnya dia sampai nggak sadar kalo’ sepatu yang dipakainya selen alias beda sebelah! Di halaman sekolah telah menunggu seorang wanita cantik bertubuh langsing, berkulit kuning langsat, dan bergaya anggun. Warna kulitnya serasi dengan suasana langit sore yang kuning jingga menuju senja. “hallo” sapanya lembut, sambil membelai si belang. Tak salah lagi! Ini si belang, kumisnya itu lo… persis kayak gogon. “hai…” “kenalkan aku Oliv, “ Oliv mengulurkan tangannya. “aku Manda, Amanda, kelas satu” “Ngomong-ngomong, benarkah kamu

Page 8: Serial Oliv Buku 3 Bab 3: Selai ubay

menginginkan kucing yang cantik ini?” tanyanya dengan nada sedih. “enggak juga sih, Cuma gini, ada seseorang yang butuh bantuan kamu” kata Oliv. Oliv lalu menjelaskan tentang gossip yang menimpa pak Slamet, dan Manda dengan senang hati mau membantu. Pagi harinya, manda buat pengumuman lewat pengeras suara “teman-teman saya harap kalian mau makan bakso lagi, ketiga kucing itu sekarang sedang saya pelihara. Sama sekali bukan dibantai. Apalagi dijadiin bakso. Bagi yang nyebarin berita murahan, semoga diberi ampunan dari Tuhan. Biar Dia yang maha tahu yang membalas. Sekian” Anak-anak pun bersorak lega. Begitupun pak Slamet, juga Ubay. Apalagi Koko, yang puasa makan bakso selama seminggu. Semua tepuk tangan. Meriah.. anak-anak pun bubaran ke kelas masing-masing. Namun, alangkah terkejutnya mereka karena ada selebaran lagi yang ditempelkan di setiap sudut ruangan kelas.

WANTED! Bagi siapa yang menemukan sepatu warna merah merek YONGKI KOMALADI sebelah kanan, harap segera menghubungi saya : KIKI 0281-7649901.

Semua mata tertuju pada Oliv…..