Seri Lembar Informasi Pencemaran Udara April 2019 #8 - ICEL

33
Seri Lembar Informasi | Pencemaran Udara | April 2019 #8 ICEL Oleh: Annisa Erou dan Fajri Fadhillah PELAKSANAAN STRATEGI DAN RENCANA AKSI PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DKI JAKARTA

Transcript of Seri Lembar Informasi Pencemaran Udara April 2019 #8 - ICEL

Seri Lembar Informasi | Pencemaran Udara | April 2019 #8

ICEL

Oleh: Annisa Erou dan Fajri Fadhillah

PELAKSANAAN STRATEGI DAN RENCANA AKSI PENGENDALIAN

PENCEMARAN UDARA DKI JAKARTA

ICEL

Inisiatif Bersihkan Udara, Koalisi SemestaIBUKOTA

Seri Lembar Informasi | Pencemaran Udara | April 2019 #8

Oleh: Annisa Erou dan Fajri Fadhillah

PELAKSANAAN STRATEGI DAN RENCANA AKSI PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DKI JAKARTA

3

PELAKSANAAN STRATEGI DAN RENCANA AKSI PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DKI JAKARTA

Indonesian Center for Environmental Law | icel.or.id

Strategi dan rencana aksi pengendalian pencemaran udara (PPU) merupakan pedoman

pelaksanaan upaya PPU yang disyaratkan baik oleh Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999

tentang Pengendalian Pencemaran Udara (PP 41/1999) maupun Peraturan Menteri Lingkungan

Hidup No. 12 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Pengendalian Pencemaran Udara di Daerah (PermenLH

12/2010). Strategi dan rencana aksi PPU ini diperlukan untuk menanggulangi dan memulihkan mutu

udara ambien (bila status mutu udara suatu daerah cemar) atau mempertahankan dan meningkatkan

mutu udara ambien (bila status mutu udara baik).1 Dengan demikian, keberadaan strategi dan rencana

aksi PPU menjadi sangat penting.

Dalam lembar informasi ini, akan dijabarkan fakta-fakta mengenai strategi dan rencana aksi PPU DKI

Jakarta dan bagaimana pelaksanaan strategi dan rencana aksi tersebut.

Apakah DKI Jakarta memiliki Strategi dan Rencana Aksi PPU?

Tidak. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta (Pemprov DKI Jakarta) saat ini tidak

mempunyai strategi dan rencana aksi PPU. Beberapa tahun silam, pernah dibuat

rencana aksi pengelolaan kualitas udara DKI Jakarta 2002-2007.2 Rencana aksi

tersebut merupakan pengembangan dari program udara bersih dan program langit

biru yang telah dimulai sejak tahun 1997. Ruang lingkup rencana aksi ini terdiri dari: (1)

rencana aksi yang berkaitan dengan proses/konsumsi bahan bakar minyak di sektor transportasi dan

industri, (2) rencana aksi yang berkaitan dengan proses/kegiatan yang tidak menggunakan bahan bakar,

1 Lebih lanjut mengenai ketentuan hukum Strategi dan Rencana Aksi dapat dibaca di Lembar Informasi #6 “Strategi dan Rencana Aksi Pengendalian Pencemaran Udara”.

2 Cecep Aminudin, “Efektivitas Kebijakan Pengendalian Pencemaran Udara Industri (Studi Perbandingan Efektivitas Kebijakan Pengendalian Pencemaran Udara Industri di DKI Jakarta, Indonesia dan New South Wales, Australia), Tesis Program Studi Ilmu Lingkungan, Universitas Indonesia, Jakarta, 2006, hal. 62 – 64.

Strategi dan rencana aksi Pengendalian Pencemaran Udara ini diperlukan untuk menanggulangi dan memulihkan mutu udara ambien (bila status mutu udara suatu daerah cemar)

atau mempertahankan dan meningkatkan mutu udara ambien (bila status mutu udara baik)

4

PELAKSANAAN STRATEGI DAN RENCANA AKSI PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DKI JAKARTA

Seri Lembar Informasi | Pencemaran Udara | April 2019

(3) rencana aksi yang berkaitan dengan pengenalan bahan bakar alternatif (gas, biodiesel, dll). Rencana

aksi ini juga menetapkan target yang terdiri dari target kualitatif dan target kuantitatif (lihat Lampiran

1: Target Kualitatif dan Kuantitatif Rencana Aksi Pengelolaan Kualitas Udara DKI Jakarta 2002-2007).

Meskipun demikian, setelah rencana aksi tersebut belum ada strategi dan rencana aksi PPU yang dibuat

oleh Pemprov DKI Jakarta hingga saat ini.

Pemprov DKI Jakarta sendiri sebenarnya memiliki instrumen hukum pengendalian pencemaran udara

yakni Peraturan Daerah DKI Jakarta No. 2 Tahun 2005 tentang Pengendalian Pencemaran Udara (Perda

2/2005) (lihat Lampiran 2: “Hal-Hal yang Diatur dalam Perda 2/2005”). Meskipun demikian, Perda 2/2005

ini bukan merupakan strategi dan rencana aksi PPU DKI Jakarta karena perda tersebut tidak memuat

hal-hal yang seharusnya termuat dalam strategi dan rencana aksi PPU, yakni:3

1. Target penurunan beban pencemaran4 untuk tiap jenis pencemar yang melampaui BMUA daerah

maupun nasional dan dapat ditinjau ulang setiap 5 tahun;

2. Target waktu pemenuhan BMUA maksimal 5 tahun;

3. Upaya instansi terkait sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing agar mencapai target

yang ditetapkan; dan

4. Rencana pemantauan kemajuan kegiatan.

Selain tidak memiliki strategi dan rencana aksi PPU, Pemprov DKI Jakarta juga tidak memiliki target

penurunan beban emisi untuk wilayah DKI Jakarta. Bila merujuk pada Rancangan Kerja Pemerintah

Daerah (RKPD) Provinsi DKI Jakarta sejak tahun 2012 hingga 2018, dari tahun ke tahun Pemprov DKI

Jakarta selalu mempunyai Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup.

Program tersebut merupakan bagian dari Urusan Lingkungan Hidup yang dilaksanakan oleh Pemprov

DKI Jakarta. Adapun beberapa kegiatannya yakni pengendalian pencemaran udara dari kendaraan

bermotor, penegakan hukum terhadap pelanggaran uji emisi kendaraan bermotor roda 4, penegakan

hukum terhadap pelanggaran baku mutu emisi gas buang pada Sumber Tidak Bergerak (STB), penegakan

hukum Kawasan Dilarang Merokok (KDM) pemantauan kualitas udara, pemulihan mutu kualitas udara

melalui Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) dan road side, pemeliharaan ruang terbuka hijau.5

Sayangnya, meskipun sudah memiliki Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan

Hidup berikut dengan kegiatan-kegiatannya, Pemprov DKI Jakarta selama ini tidak pernah menetapkan

target penurunan beban emisi secara berkala dalam kegiatan-kegiatan tersebut.

3 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 12 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Pengendalian Pencemaran Udara di Daerah, Lampiran III tentang Pedoman Teknis Penentuan Status Mutu Udara Daerah, hal. 2.

4 Disebut juga target penurunan beban emisi.

5 Indikator kinerja yang digunakan untuk program yang ada beberapa di antaranya seperti: berkurangnya tingkat pencemaran udara baik dari Sumber Bergerak (SB), Sumber Tidak Bergerak (STB) maupun Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB), terlaksananya penegakan hukum lingkungan hidup (untuk kasus pelanggaran baku mutu, kasus pidana, sengketa lingkungan maupun bertambahnya jumlah pengelola Kawasan Dilarang Merokok), bertambahnya jumlah frekuensi pemantauan kualitas udara ambien dengan metode manual aktif, terinformasikannya kualitas udara secara kontinu di 5 wilayah kota administrasi, terpenuhinya baku mutu SB maupun baku mutu STB, serta terpulihkannya kualitas udara melalui pelaksanaan HBKB.

5

PELAKSANAAN STRATEGI DAN RENCANA AKSI PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DKI JAKARTA

Indonesian Center for Environmental Law | icel.or.id

Di lain sisi, Indonesia secara umum hanya mempunyai target penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK)6

(lihat Lampiran 3: “Target Penurunan Emisi GRK Berdasarkan Dokumen NDC Indonesia”). Terkait upaya

penurunan emisi GRK ini, bahkan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian

PPN) atau Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) di tahun 2011 yang lalu membuat

Pedoman Pelaksanaan Rencana Aksi Penurunan Emisi GRK yang meliputi Rencana Aksi Nasional

Penurunan Emisi GRK, Strategi Nasional Penurunan Emisi GRK hingga Penyusunan Rencana Aksi Daerah

Penurunan Emisi GRK. Dengan demikian, Pemprov DKI Jakarta mempunyai rencana aksi daerah untuk

penurunan emisi GRK namun tidak memiliki target penurunan emisi (pencemar udara) secara umum

sebagai bagian dari upaya PPU maupun strategi dan rencana aksi PPU.

Upaya Apa yang Telah Dilakukan Pemprov DKI Jakarta untuk Memperbaiki Mutu Udara DKI Jakarta?

Terdapat beberapa upaya yang telah dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta untuk memperbaiki mutu

udara wilayah DKI Jakarta di antaranya melalui:

a. Uji Emisi

Pemprov DKI Jakarta berupaya melakukan pengendalian emisi

kendaraan bermotor dengan menyelenggarakan program Uji

Emisi dan Perawatan Kendaraan Bermotor. Uji emisi adalah tes

yang dilakukan untuk menguji apakah suatu kendaraan bermotor

memenuhi persyaratan ambang batas emisi gas buang. Hal ini

dilakukan karena pada dasarnya menurut ketentuan hukum

yang berlaku, setiap kendaraan bermotor yang beroperasi di

jalan wajib memenuhi persyaratan ambang batas emisi gas

buang.7 Untuk mencapai hal tersebut, Dinas Lingkungan Hidup

DKI Jakarta (DLH DKI Jakarta) membuat kemudahan bagi para pengendara untuk melakukan

uji emisi gratis, misalnya uji emisi kendaraan di Jakarta Pusat (Tugu Proklamasi, Monas, dan

Gelora Bung Karno) secara berturut-turut pada 17-19 Juli 2018, di Jakarta Utara pada 16-18

Juli 2018, di Jakarta Selatan (TMP Kalibata) pada 24-26 Juli 2018 serta untuk daerah Jakarta

6 Presiden Joko Widodo menyampaikan komitmen Indonesia pada COP-21 di Paris untuk menurunkan emisi GRK sebesar 29% di tahun 2030 dengan usaha sendiri atau sebesar 41% dengan bantuan internasional. Momentum ini menjadi dasar perubahan bantuan internasional. Dari angka 29% tersebut, sektor energi mendapatkan porsi penurunan emisi GRK sebesar 314 juta ton CO2. Angka ini menjadi dasar bagi Indonesia dalam membuat dokumen Nationally Determined Contribution (NDC) yang diserahkan kepada The United Nations Framework Conventions on Climate Change (UNFCCC). Dalam RPJMD Tahun 2013-2017 sendiri, dinyatakan bahwa salah satu indikator sasarannya adalah “Persentase penurunan emisi GRK dari business as usual (BAU) dengan baseline emisi GRK tahun 2005” dengan kondisi awal 3% dan kondisi akhir 8%”.

7 Diatur di Pasal 210 ayat (1) UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Pasal 68 huruf (c) UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Pasal 36 ayat (1) PP No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara serta Pasal 19 Perda DKI Jakarta No. 2 Tahun 2005 tentang Pengendalian Pencemaran Udara. Uji emisi juga diatur di Pergub DKI Jakarta No. 5 Tahun 2014 tentang Transportasi, Pergub DKI Jakarta No. 92 Tahun 2007 tentang Uji Emisi dan Perawatan Kendaraan Bermotor serta Pergub DKI Jakarta No. 31 Tahun 2008 tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor.

6

PELAKSANAAN STRATEGI DAN RENCANA AKSI PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DKI JAKARTA

Seri Lembar Informasi | Pencemaran Udara | April 2019

Barat dan Jakarta Timur sudah dilakukan uji emisi pada bulan April 2018. Meskipun demikian,

sebenarnya uji emisi gratis ini adalah spot-check (uji petik emisi), bukan uji emisi sebagaimana

yang dimandatkan oleh peraturan perundang-undangan yang ada.

PP 41/1999 mengatur pemerintah untuk melakukan uji tipe emisi bagi produsen dan/atau

importir (untuk sumber bergerak tipe baru)8

dan uji emisi berkala bagi pengendara dan/atau

pemilik kendaraan (untuk sumber bergerak tipe lama)9. Pada kenyataannya, uji tipe emisi

dilakukan, namun publikasi dari pelaksanaan uji tipe emisi bagi kendaraan tipe baru tidak

tersedia. Sedangkan, uji emisi berkala justru tidak dilakukan sama sekali. Dengan demikian,

tidak diketahui apakah kebijakan ini memiliki target yang jelas, terfokus maupun terukur untuk

menurunkan tingkat pencemaran udara di DKI Jakarta.

b. Car Free Day

Car Free Day (CFD) diatur dalam Perda 2/2005

dan merupakan salah satu upaya PPU yang

dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta untuk

wilayah DKI Jakarta. Dalam instrumen hukum

tersebut, CFD disebut dengan Hari Bebas

Kendaraan Bermotor (HBKB). CFD adalah hari

dimana pada suatu waktu tertentu, kendaraan

bermotor (kecuali Bus Trans Jakarta yang

menggunakan Bahan Bakar Gas) tidak boleh

melintasi kawasan/ruas jalan yang sudah ditetapkan sebagai lokasi pelaksanaan CFD, dimana

pada pelaksanaan HBKB tersebut terdapat 3 kegiatan utama yang dilaksanakan yakni:

1. Penutupan jalan;

2. Pengukuran kualitas udara; dan

3. Kegiatan penunjang lainnya.

CFD diselenggarakan sekurang-kurangnya satu kali dalam satu bulan dalam rangka pemulihan

mutu udara. CFD atau hari bebas kendaraan bermotor ini selanjutnya diatur di Peraturan

Gubernur DKI Jakarta No. 12 Tahun 2016 tentang Pelaksanaan Hari Bebas Kendaraan Bermotor

(Pergub DKI Jakarta 12/2016), Keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 545 Tahun 2016 tentang

Penetapan Lokasi, Jadwal dan Tata Cara Pelaksanaan Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB)

di Provinsi DKI Jakarta (Kepgub DKI Jakarta 545/2016) serta Keputusan Gubernur No. 509/2016

tentang Tim Kerja Hari Bebas Kendaraan Bermotor (Kepgub 509/2016).

8 Pasal 34 PP 41/1999.

9 Pasal 36 PP 41/1999.

7

PELAKSANAAN STRATEGI DAN RENCANA AKSI PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DKI JAKARTA

Indonesian Center for Environmental Law | icel.or.id

Guna mengetahui mutu udara pada lokasi pelaksanaan CFD, dilakukan pengukuran mutu udara

pada setiap pelaksanaan CFD di tingkat provinsi dan kota administrasi.10

Pengukuran mutu udara

dilakukan terhadap parameter NO2, SO2, HC, CO dan PM10. Dalam hal ini, konsentrasi masing-

masing parameter pencemar diperbandingkan antara hari libur, pada saat pelaksanaan CFD

maupun pada saat hari kerja (lihat: Lampiran 4 “Pengukuran Mutu Udara pada Pelaksanaan CFD”).

Meskipun demikian, Pemprov DKI Jakarta tidak menentukan target penurunan beban kelima

parameter pencemar tersebut. Pemprov DKI Jakarta hanya menghitung selisih konsentrasi

masing-masing pencemar pada saat pelaksanaan CFD dan pada hari kerja. Adapun mengenai

lokasi dan jadwal pelaksanaan CFD sendiri sudah ditentukan oleh Kepgub DKI 545/2016 (lihat:

Lampiran 5 “Lokasi dan Jadwal Pelaksanaan Hari Bebas Kendaraan Bermotor Menurut Kepgub

545/2016”).

c. Ganjil-Genap

Kebijakan ini adalah kebijakan Pemprov DKI Jakarta dalam

melakukan pembatasan kendaraan yang mengacu pada

angka terakhir dari nomor plat kendaraan bermotor roda

empat. Setiap pengendara kendaraan bermotor beroda

empat dengan nomor plat ganjil dilarang melintasi ruas

jalan tertentu pada tanggal genap dan setiap pengendara

kendaraan bermotor beroda empat dengan nomor plat

genap dilarang melintasi ruas jalan tertentu pada tanggal ganjil (lihat Lampiran 6 “Ruas Jalan

Kawasan Pembatasan Lalu Lintas dengan Sistem Ganjil-Genap Selama Penyelenggaraan Asian

Games Menurut Pergub 77/2018”).11

Kebijakan ini kemudian diperpanjang jangka berlakunya

karena pelaksanaan Asian Para Games 2018 melalui penetapan Pergub DKI Jakarta No. 92

Tahun 2018 tentang Pembatasan Lalu Lintas dengan Sistem Ganjil-Genap Menjelang dan Selama

Penyelenggaraan Asian Para Games 2018 (Pergub 92/2018) dengan perubahan kecil mengenai ruas

jalan kawasan diberlakukannya ganjil-genap (lihat Lampiran 7 “Ruas Jalan Kawasan Pembatasan

Lalu Lintas Jalan dengan Sistem Ganjil-Genap Menjelang dan Selama Penyelenggaraan Asian

Para Games 2018 Menurut Pergub 92/2018”). Oleh karena menurut hasil evaluasi DLH DKI Jakarta

penerapan kebijakan ini dianggap berdampak positif pada peningkatan efisiensi dan efektivitas

penggunaan ruang jalan, maka penyelenggaraan kebijakan ini diperpanjang melalui Pergub

DKI Jakarta No. 106 Tahun 2018 tentang Pembatasan Lalu Lintas dengan Sistem Ganjil-Genap

(Pergub 106/2018) dengan ruas jalan kawasan diberlakukannya ganjil-genap yang sedikit berbeda

dengan yang sebelumnya (lihat Lampiran 8 “Ruas Jalan Kawasan Pembatasan Lalu Lintas Jalan

dengan Sistem Ganjil-Genap Menurut Pergub 106/2018). Dengan diberlakukannya instrumen

hukum yang terakhir ini, kebijakan ganjil-genap diberlakukan mulai tanggal 15 Oktober 2018

10 Pasal 11 Peraturan Gubernur DKI Jakarta No. 12 Tahun 2016 tentang Pelaksanaan Hari Bebas Kendaraan Bermotor

11 Pasal 2 Pergub 77/2018.

B A15

8

PELAKSANAAN STRATEGI DAN RENCANA AKSI PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DKI JAKARTA

Seri Lembar Informasi | Pencemaran Udara | April 2019

sampai dengan 31 Desember 2018 mulai hari Senin sampai dengan Jumat mulai pukul 06.00 WIB

sampai dengan pukul 10.00 WIB dan mulai pukul 16.00 WIB sampai dengan pukul 20.00 WIB.12

Adapun menurut hasil peninjauan yang dilakukan oleh Badan Pengelola Transportasi Jakarta

(BPTJ) terhadap kinerja ruas jalan sebelum dan setelah perluasan ganjil genap, diketahui bahwa

terdapat perubahan VC Ratio yang signifikan antara sebelum dan sesudah diberlakukannya

ganjil-genap di ruas Jl. M.H Thamrin (Tosari), Jl. Rasuna Said (GOR Sumantri), Jl. S. Parman (Mall

TA) dan Jl. Metro Pondok Indah (PIM). Kinerja jalan menjadi lebih baik setelah diberlakukannya

ganjil-genap (lihat Lampiran 9 “Volume Capacity Ratio di Ruas Jalan Sebelum dan Sesudah

Diberlakukannya Ganjil-Genap Menurut Hasil Review BPTJ”). Sementara itu, kinerja jalan

alternatif lebih dinamis karena setelah pemberlakuan sistem ganjil-genap di ruas jalan alternatif

relatif menurun (lihat Lampiran 10 “Volume Capacity Ratio di Ruas Jalan Alternatif Sebelum dan

Sesudah Diberlakukannya Ganjil-Genap”). Selain itu, terdapat pula penurunan emisi CO2 yaitu

sebesar 26.63%. Di Bundaran Hotel Indonesia misalnya, terjadi penurunan konsentrasi CO

sebesar 1.7%, konsentrasi NO turun sebesar 14.7% dan konsentrasi THC turun sebesar 1.37%.

Sementara itu di Kelapa Gading terpantau terjadi penurunan konsentrasi CO sebesar 1.15%,

konsentrasi NO turun sebesar 7.03% dan NO2 turun sebesar 2.01%.13

Meskipun demikian, tidak

ada penjelasan mengenai SO, PM10 dan O3 menurut peninjauan tersebut.

Sedangkan menurut Dokumen Analisa Pelaksanaan HBKB dan Ganjil-Genap yang dikeluarkan

oleh DLH DKI Jakarta, parameter pencemar udara yang diukur adalah PM10, SO2, CO, O3 dan NO2

(lihat Lampiran 11 “Analisa Ganjil-Genap pada Konsentrasi PM10, SO2, CO, O3 dan NO2). Adapun

pelaksanaan Ganjil-Genap yang dianalisa oleh DLH DKI Jakarta adalah selama penyelenggaraan

Asian Games 2018. Menurut DLH DKI Jakarta, kebijakan Ganjil-Genap untuk wilayah Bundaran HI

tidak mempengaruhi penurunan kualitas udara secara langsung maupun mengubah pola atau

perilaku dari generasi konsentrasi pencemaran udara. Sedangkan untuk wilayah Kelapa Gading

menunjukkan adanya perbaikan kualitas udara, di mana ada perbedaan signifikan yang berjalan

ke arah positif antara adanya kebijakan Ganjil-Genap dan tanpa adanya kebijakan Ganjil-Genap.

d. Kawasan Dilarang Merokok

Perda 2/2005 menyatakan bahwa tempat umum, sarana kesehatan,

tempat kerja dan tempat yang secara spesifik sebagai tempat proses

belajar mengajar, arena kegiatan anak, tempat ibadah dan angkutan

umum adalah kawasan dilarang merokok.14

Pimpinan atau penanggung

jawab tempat umum dan tempat kerja dalam hal ini harus menyediakan

tempat khusus untuk merokok serta menyediakan alat penghisap udara

12 Pasal 3 ayat (1) dan (2) Pergub 106/2018.

13 Ir. Bambang Prihartono, MSCE, Ganjil Genap “Katanya & Ternyata”, (Jakarta: Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek, 2018), hlm. 47-48.

14 Pasal 13 ayat (1) Perda 2/2005.

9

PELAKSANAAN STRATEGI DAN RENCANA AKSI PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DKI JAKARTA

Indonesian Center for Environmental Law | icel.or.id

sehingga tidak menganggu kesehatan bagi yang tidak merokok.15

Sedangkan dalam angkutan

umum dapat disediakan tempat khusus untuk merokok dengan ketentuan:16

1. Lokasi tempat khusus untuk merokok terpisah secara fisik/tidak bercampur dengan

kawasan tanpa rokok pada angkutan umum yang sama;

2. Dalam tempat khusus untuk merokok harus dilengkapi alat penghisap udara atau memiliki

sistem sirkulasi udara yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

Mengenai kawasan dilarang merokok ini diatur secara khusus dalam Peraturan Gubernur DKI

Jakarta No. 50 Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Pembinaan, Pengawasan dan

Penegakan Hukum Kawasan Dilarang Merokok (Pergub 50/2012). Menurut instrumen hukum

tersebut, BPLHD, Walikota/Bupati, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan, Dinas Perhubungan, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Dinas Koperasi Usaha

Mikro Kecil dan Menengah serta Perdagangan (Dinas KUMKMP), Dinas Olahraga dan Pemuda,

Satuan Polisi Pamong Praja, Biro Pendidikan dan Mental Spiritual dan Biro Umum wajib melakukan

pengawasan penaatan kawasan dilarang merokok.17

Pengawasan penaatan kawasan dilarang

merokok ini dilakukan berdasarkan tugas pengawasan yang dilakukan oleh SKPD/UKPD dan

Walikota/Bupati, pengaduan masyarakat, temuan langsung dan informasi dari media massa.18

Berdasarkan data Kawasan Dilarang Merokok di Provinsi DKI Jakarta yang dimiliki DLH DKI

Jakarta untuk periode Januari 2017 hingga Desember 2018, ditinjau dari laporan penanganan

pengaduan, hampir seluruh wilayah administratif DKI Jakarta (77.78%) tidak menaati kebijakan

Kawasan Dilarang Merokok. Kebijakan ini tidak memiliki target yang terfokus dan terukur untuk

menuruni tingkat pencemaran udara di DKI Jakarta (lihat Lampiran 12 “Penanganan Pengaduan

Pelanggaran Kawasan Dilarang Merokok”).

e. Larangan Pembakaran Sampah

Dinyatakan dalam Perda 2/2005, setiap orang atau

badan dilarang membakar sampah di ruang terbuka yang

mengakibatkan pencemaran udara.19

Dalam Peraturan

Daerah DKI Jakarta No. 3 Tahun 2013 tentang Pengelolaan

Sampah (Perda 3/2013) juga diatur bahwa setiap orang

dilarang membakar sampah yang mencemari lingkungan.20

15 Pasal 13 ayat (2) Perda 2/2005.

16 Pasal 13 ayat (3) Perda 2/2005.

17 Pasal 9 ayat (1) Pergub 50/2012.

18 Pasal 12 ayat (1) Pergub 50/2012.

19 Pasal 14 Perda 2/2005.

20 Pasal 126 huruf e Perda 3/2013.

10

PELAKSANAAN STRATEGI DAN RENCANA AKSI PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DKI JAKARTA

Seri Lembar Informasi | Pencemaran Udara | April 2019

Sebagai sanksinya, setiap orang yang lalai atau dengan sengaja membakar sampah yang

mencemari lingkungan dapat dikenakan sanksi pidana sebagaimana diatur dalam Pasal 112

Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

(UU 32/2009) yakni pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak Rp.

500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).21

Sayangnya, berdasarkan keterangan yang diberikan

oleh DLH DKI Jakarta, kebijakan ini tidak dievaluasi sehingga tidak ada Dokumen Evaluasi

Dampak Kebijakan Larangan Pembakaran Sampah, yang ada hanyalah penanganan pengaduan

saja. Dengan demikian, kebijakan ini juga tidak memiliki target yang terfokus dan terukur untuk

mengendalikan pencemaran udara yang terjadi di DKI Jakarta.

Apa Kekurangannya Jika Pemprov DKI Jakarta Tidak Mempunyai Strategi dan Rencana Aksi PPU?

Jika Pemprov DKI Jakarta tidak mempunyai strategi dan rencana aksi PPU, maka pelaksanaan

PPU menjadi tidak terfokus dan tepat sasaran. Selain itu, terdapat kemungkinan program-program

pemerintah pusat menghambat upaya PPU yang dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta oleh karena

program-program yang dicanangkan oleh pemerintah pusat tersebut dilakukan di wilayah DKI Jakarta

dan justru membuat lebih parah pencemaran udara di wilayah DKI Jakarta. Beberapa contoh program

pemerintah pusat yang merupakan Program Strategi Nasional (PSN) yang lokasinya berada di wilayah

DKI Jakarta dan akan berdampak pada pencemaran udara yakni:

1. Proyek Pembangunan Infrastruktur Enam Ruas Jalan Tol

Proyek pembangunan infrastruktur enam ruas jalan

tol pada dasarnya merupakan upaya penyelesaian

kemacetan yang terjadi di wilayah DKI Jakarta

yang dicetuskan pada Oktober 2005 dan diinisiasi

oleh Pemprov DKI Jakarta bersama Gubernur DKI

Jakarta saat itu, Sutiyoso. Keenam ruas jalan tol

tersebut adalah Kemayoran – Kampung Melayu

dengan panjang 9.65 kilometer, Rawa Buaya –

Sunter dengan panjang 18.6 kilometer, Kampung

Melayu – Tanah Abang – Duri Pulo dengan panjang

12.5 kilometer, Pasar Minggu – Casablanca dengan panjang 9 kilometer dan Ulujami – Tanah

Abang dengan panjang 8.7 kilometer. Enam ruas tol dalam kota ini merupakan PSN yang

ditetapkan dalam Peraturan Presiden No. 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek

Strategis Nasional (Perpres 3/2016) maupun dalam Peraturan Presiden No. 58 Tahun 2017

21 Pasal 135 Perda 3/3013 jo. Pasal 112 UU 32/2009.

11

PELAKSANAAN STRATEGI DAN RENCANA AKSI PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DKI JAKARTA

Indonesian Center for Environmental Law | icel.or.id

tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden No. 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan

Proyek Strategis Nasional (Perpres 58/2017).

Jika dilihat dari peta indeks kualitas udara disekitar DKI Jakarta, dapat dilihat lokasi yang

memiliki indeks kualitas udara terburuk di DKI Jakarta yaitu Mangga Dua Utara dengan indeks

178 US AQI, Rawamangun dengan indeks 173 US AQI, Jakarta Pusat dengan indeks 165 US AQI,

dan Kemayoran dengan indeks 165 US AQI. Lokasi yang memiliki indeks udara terburuk pun akan

dilewati dengan 6 ruas jalan tol. Dapat dibayangkan jika 6 ruas tol akan dibangun, kualitas udara

akan semakin memburuk. Hal ini dikarenakan jalan tol akan dilewati kendaraan pribadi yang

tentunya akan menyumbang emisi kendaraan bermotor.

Menurut BPTJ, saat ini pertumbuhan kendaraan bermotor sudah mencapai 10 persen.

Sementara, pertumbuhan jalan raya masih di bawah 1 persen. Kondisi ini tentu akan menjadi

masalah, dan penambahan panjang jalan khusunya jalan tol yang direncakan saat ini bukan

menjadi solusi kemacetan. Merujuk data Ditlantas Polda Metro Jaya yang menaungi Jakarta,

Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jadetabek), jumlah kendaraan bertambah 5.500-6.000 unit per

hari. Dari jumlah tersebut, sepeda motor mencapai 4.000-4.500 per hari. Data dari BPS tahun

2017 membuktikan bahwa tiap tahun jumlah kendaraan bermotor selalu meningkat dengan

pesat. Menurut Data BPS tahun 2017, jalan tol di DKI Jakarta tahun 2016 mencapai 138 km.

Dengan semakin panjangnya jalan tol, maka terbukti pada tabel peningkatan jumlah kendaraan

bahwa makin meningkatnya keinginan masyarakat untuk memiliki kendaraan pribadi karena

lebih cepat dalam melakukan perjalanan. Dengan itu, semakin meningkatnya pula kepadatan

kendaraan di jalan yang disertai meningkat pula kadar polusi udara.22

2. Proyek Infrastruktur Pembangkit Listrik Berbasis Sampah di Kota-kota Besar

Proyek ini merupakan proyek pemerintah pusat

untuk mendirikan pembangkit listrik berbasis

sampah (PLTSa) di kota-kota besar. Instrumen

hukumnya adalah Peraturan Presiden No. 35

Tahun 2018 tentang Percepatan Pembangunan

Instalasi Pengolah Sampah Menjadi Energi

Listrik Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan

(Perpres 35/2018). Untuk wilayah DKI Jakarta,

dengan didasarkan pada Perpres 35/2018,

instrumen hukumnya adalah Peraturan Gubernur No. 33 Tahun 2018 tentang Penugasan Lanjutan

kepada Perseroan Terbatas Jakarta Propertindo dalam Penyelenggaraan Fasilitas Pengelolaan

Sampah di dalam Kota/Intermediate Treatment Facility (Pergub 33/2018).

22 Lebih lanjut mengenai pembangunan 6 ruas jalan tol dan dampaknya dapat dibaca di Buku “Seruan Jakarta #Tolak6RuasTolDalKot” oleh Rujak Center for Urban Studies.

12

PELAKSANAAN STRATEGI DAN RENCANA AKSI PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DKI JAKARTA

Seri Lembar Informasi | Pencemaran Udara | April 2019

Pada dasarnya peraturan tersebut menyatakan bahwa pembangkit listrik berbasis sampah

merupakan pengolah sampah menjadi energi listrik berbasis teknologi ramah lingkungan yang

memenuhi baku mutu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan dapat

mengurangi volume sampah secara signifikan serta teruji. Dijelaskan pula bahwa pengolah

sampah menjadi energi listrik berbasis teknologi ramah lingkungan adalah mesin/peralatan

yang dapat mengolah sampah menjadi energi listrik dan mengurangi volume sampah dan waktu

pengolahan secara signifikan melalui teknologi yang ramah lingkungan dan teruji. Meskipun

demikian, dalam peraturan tersebut tidak dijelaskan bahwa pengolah sampahnya adalah

insinerator dan metode pengolahan sampahnya adalah dengan cara dibakar.23

Meskipun diklaim

“ramah lingkungan” oleh pemerintah, insinerator sebenarnya tidak ramah lingkungan sama

sekali bahkan membahayakan masyarakat.24

Masyarakat yang tinggal di dekat insinerator berpotensi terkena bahan kimia berbahaya melalui

udara yang tercemar atau hasil pertanian yang terkontaminasi. Semua proses pembakaran

sampah ini menghasilkan dioksin yang berkarakteristik persisten, bioakumulatif dan karsinogen,

terutama jika sampah yang dibakar mengandung klorin. Baik pembakaran sampah skala kecil,

sedang maupun besar, semuanya menghasilkan dioksin, yang berbeda hanyalah konsentrasi

dan waktu pelepasannya saja.

Beberapa polutan yang masuk ke dalam udara ambien dari operasi insinerator dapat dilihat

dalam gambar di bawah ini.

23 Dalam peraturan yang sebelumnya yakni Peraturan Presiden No. 18 Tahun 2016 tentang Percepatan Pembangunan Pembangkit Listrik Berbasis Sampah di Provinsi DKI Jakarta, Kota Tangerang, Kota Bandung, Kota Semarang, Kota Surakarta, Kota Surabaya dan Kota Makassar (Perpres 18/2016), dinyatakan bahwa teknologi yang digunakan adalah teknologi thermal process meliputi gasifikasi, insinerator dan pirolysis. Perpres ini kemudian dibatalkan oleh Mahkamah Agung (MA) setelah adanya permohonan uji materiil yang diajukan oleh 15 orang pemohon perorangan dan lima organisasi lingkungan hidup. Lihat putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 27 P/HUM/2016.

24 Fajri Fadhillah, “Insinerator sampah akan perparah pencemaran udara Jakarta”, theconversation.com.

Sumber: https://www.balifokus.asia/single-post/2016/06/14/Bagaimana-cara-kerja-insinerator-dan-apa-saja-bahaya-tersembunyi-dari-insinerator

13

PELAKSANAAN STRATEGI DAN RENCANA AKSI PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DKI JAKARTA

Indonesian Center for Environmental Law | icel.or.id

Adapun beberapa dampak kesehatan yang mungkin timbul dan diderita oleh penduduk yang

tinggal di sekitar insinerator adalah sarkoma jaringan lunak, limfoma non-Hodgkin, kanker

paru-paru, kanker laring, kanker hati dan kanker lain, kanker pada anak serta permasalahan

pernapasan. Kemungkinan meninggalnya seseorang dari kanker paru-paru bagi orang yang

tinggal di dekat insinerator adalah 6.7 kali lebih besar dibandingkan orang-orang yang tinggal

di wilayah lain. Terdapat penambahan jumlah yang signifikan dari semua kanker meliputi kanker

lambung, kanker kolorektar, kanker hati dan kanker paru-paru bagi populasi yang tinggal dalam

radius 7.5 km dari insinerator. Semakin dekat jarak wilayah tempat tinggal dengan insinerator,

maka semakin tinggi kemungkinan terkena kanker. Adapun penderita kanker limfoma maupun

kanker paru-paru memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker lambung, itulah mengapa kanker

lambung juga termasuk jenis dampak kesehatan yang mungkin timbul dari penggunaan

insinerator. Mengenai kanker pada anak, kanker ini kemungkinan besar terjadi terutama bila

dalam masa-masa pertumbuhan dan perkembangan janin serta masa-masa awal kehidupan

anak, ia mendapat paparan bahan beracun dari operasi insinerator. Permasalahan pernapasan

juga mungkin timbul karena insinerator menghasilkan polutan dengan kuantitas besar seperti

SO2, NO2 dan Particulate Matter (PM).25

25 Lebih lanjut mengenai dampak kesehatan akibat penggunaan insinerator dapat dibaca di Laporan Greenpeace: “Incineration and Human Health: State of Knowledge of the Impacts of Waste Incineration on Human Health”.

14

PELAKSANAAN STRATEGI DAN RENCANA AKSI PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DKI JAKARTA

Seri Lembar Informasi | Pencemaran Udara | April 2019

LAMPIRAN

Pelaksanaan Strategi dan Rencana Aksi Pengendalian Pencemaran Udara DKI

Jakarta

15

PELAKSANAAN STRATEGI DAN RENCANA AKSI PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DKI JAKARTA

Indonesian Center for Environmental Law | icel.or.id

LAMPIRAN 1Target Kualitatif dan Kuantitatif Rencana Aksi Pengelolaan Kualitas Udara DKI Jakarta 2002-2007

Target (kualitatif) Target (kuantitatif)

1. Pengendalian kualitas udara ambien (ambien dan sisi jalan) khususnya untuk parameter utama – manajemen ambien

2. Pengendalian kualitas emisi dari berbagai macam sumber – manajemen emisi

3. Pengenalan bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan

1. Pada akhir tahun 2005 konsentrasi seluruh pencemar parameter mencapai atau tidak melebihi baku mutu udara ambien yang dipersyaratkan

2. Pada akhir tahun 2005 kontribusi emisi dari sumbernya berkurang secara signifikan hingga 50%

3. Pembangunan infrastruktur pemantauan kualitas udara untuk meningkatkan kualitas/efektivitas program tahun 2005

4. Adanya perubahan yang signifikan dari parameter kualitas kesehatan masyarakat serta produktivitas kota pada tahun 2005

5. Pada akhir tahun 2004, ada pengembangan dan metode pengembangan bahan bakar alternatif/investasi.

6. Pada akhir tahun 2005, tersedia bahan bakar alternatif/substitusi.

16

PELAKSANAAN STRATEGI DAN RENCANA AKSI PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DKI JAKARTA

Seri Lembar Informasi | Pencemaran Udara | April 2019

LAMPIRAN 2 Hal-Hal yang Diatur dalam Perda DKI Jakarta No. 2/2005 tentang PPU

Berikut adalah hal-hal yang diatur dalam Perda 2/2005:

a. asas, tujuan dan sasaran PPU

b. perlindungan mutu udara (meliputi BMUA, Status Mutu Udara Ambien, BME dan Ambang Batas

Emisi Gas Buang, Baku Tingkat Gangguan dan Ambang Batas Kebisingan, ISPU)

c. pengendalian pencemaran udara

d. pencegahan pencemaran udara (meliputi penetapan BMUA, pelaksanaan inventarisasi, penaatan

BMUA, BME, baku tingkat gangguan, pemberian informasi yang benar dan akurat kepada

masyarakat, kawasan bebas asap rokok serta larangan open-waste burning)

e. penanggulangan pencemaran udara (pengawasan terhadap penaatan BME, penaatan BMUA, BME

dan baku tingkat gangguan, pengawasan terhadap penaatan ambang batas emisi gas buang,

pemeriksaan emisi gas buang kendaraan bermotor, pemantauan mutu udara ambien di sekitar

jalan, uji emisi, pengawasan terhadap penaatan baku tingkat gangguan, penaatan baku tingkat

gangguan, penaatan terhadap pemenuhan ambang batas kebisingan)

f. pemulihan mutu udara (kewajiban memulihkan mutu udara, pengembangan ruang terbuka hijau,

hari bebas kendaraan bermotor)

g. perizinan (izin pembuangan emisi)

h. biaya penanggulangan dan pemulihan (bagi yang menimbulkan pencemaran udara)

i. ganti rugi (bagi yang menimbulkan kerugian bagi pihak lain)

j. retribusi (terhadap pelayanan pemberian izin pembuangan emisi STB)

k. peran serta masyarakat (meliputi CLS dan gugatan legal standing)

l. pembinaan dan pengawasan

m. sanksi administrasi, ketentuan pidana, ketentuan peralihan dan ketentuan penutup

17

PELAKSANAAN STRATEGI DAN RENCANA AKSI PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DKI JAKARTA

Indonesian Center for Environmental Law | icel.or.id

LAMPIRAN 3Target Penurunan Emisi GRK Berdasarkan Dokumen NDC Indonesia

No. SektorEmisi GRK 2010 (Juta Ton CO2e)

Emisi GRK 2030(Juta Ton CO2e)

Penurunan Emisi GRK (Juta Ton CO2e)

BaU Mitigasi 29%

Mitigasi 41%

Mitigasi 29%

% dari total BaU

Mitigasi 41%

% dari total BaU

1. Energi 453,2 1.669 1.355 1.271 314 11% 398 14%

2. Limbah 88 296 285 270 11 0,38% 26 1%

3. IPPU 36 69,6 66,85 66,35 2,75 0,10% 3,25 0,11%

4. Pertanian 110,5 119,66 110,39 115,86 9 0,32% 4 0,13%

5. Kehutanan 647 714 217 64 497 17,2% 650 23%

Total1.334 2.869 2.034 1.787 834 29% 1.081 38%

Sumber : Kementerian LHK, 2016

18 Seri Lembar Informasi | Pencemaran Udara | April 2019

PELAKSANAAN STRATEGI DAN RENCANA AKSI PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DKI JAKARTA

Efisiensi Penyisihan

Efisiensi Penyisihan

HBKBHBKB Hari KerjaHari KerjaEfisiensi

PenyisihanHari LiburHari LiburHari LiburHBKB Hari KerjaHari Libur HBKB Hari Kerja

Jakarta Barat 23.70 24.55 19.50 -25.9% 52.90 35.22 52.13 32.4% 0.25 0.29 0.33 14.6% 4.78 2.71 3.27Jakarta Selatan 32.67 28.33 27.00 -4.9% 34.00 29.00 35.33 17.9% 0.02 0.01 0.02 20.0% 4.36 3.99 4.39Jakarta Timur 9.14 6.60 9.52 30.6% 9.39 26.00 13.00 -100.0% 0.09 0.08 0.09 5.0% 7.27 3.52 3.83Jakarta Pusat 32.67 27.67 33.67 17.8% 35.00 30.33 35.67 15.0% 0.02 0.01 0.02 33.3% 4.35 3.96 4.45Jakarta Utara #DIV/0! 2.77 6.67 58.5% #DIV/0! 5.40 22.90 76.4% #DIV/0! 0.08 0.09 11.1% #DIV/0! 8.95 4.19Jakarta Barat -5.05 16.91 0.05 0.56Jakarta Selatan -1.33 6.33 0.003 0.40Jakarta Timur 2.92 -13.00 0.004 0.31Jakarta Pusat 6.00 5.33 0.01 0.50Jakarta Utara 3.90 17.50 0.01 -4.76

Selisih HBKB - Hari Kerja Selisih HBKB - Hari Kerja Selisih HBKB - Hari Kerja Selisih HBKB - Hari Kerja

PERIODE JULI - SEPTEMBER

Lokasi

NO2 SO2 HC COµg/Nm3 µg/Nm3 mg/Nm3 mg/Nm3

HBKB Hari Kerja HBKB HBKB Hari Kerja Hari Libur HBKB Hari Kerja Hari Libur HBKB Hari KerjaJakarta Barat 2.13 1.58 2.41 0.51 0.51 2.62 0.29 0.12 0.52 3.59 1.67 7.30 28.40 18.11 37.11Jakarta Selatan 30.67 27.00 33.33 33.67 30.00 36.67 0.13 0.12 0.09 4.31 3.89 4.45 61.00 35.67 66.00Jakarta Timur 18.63 6.52 15.93 1.10 0.51 0.51 0.10 0.05 0.06 0.43 0.48 3.66 20.49 8.16 47.57Jakarta Pusat 27.50 22.00 30.00 32.00 26.50 34.50 0.16 0.18 0.20 4.13 3.60 4.38 46.00 26.50 66.00Jakarta Utara 4.39 9.82 8.72 3.69 3.91 5.14 0.11 0.11 0.54 2.48 1.14 2.67 26.80 42.63 42.00Jakarta Barat 0.83 2.11 0.40 5.63 19.00Jakarta Selatan 6.33 6.67 -0.03 0.56 30.33Jakarta Timur 9.41 0.00 0.01 3.17 39.41Jakarta Pusat 8.00 8.00 0.02 0.78 39.50Jakarta Utara -1.10 1.23 0.42 1.53 -0.63

Selisih HBKB - Hari Kerja

Selisih HBKB - Hari Kerja

Selisih HBKB - Hari Kerja

Selisih HBKB - Hari Kerja

Selisih HBKB - Hari Kerja

PERIODE JANUARI - MARET

LokasiNO2 SO2 HC CO PM10

µg/Nm3 µg/Nm3 mg/Nm3 mg/Nm3 µg/Nm3Hari Libur Hari Libur Hari Kerja Hari Libur

Efisiensi Penyisihan

Hari Libur HBKB Hari KerjaEfisiensi

Penyisihan17.1% 93.35 61.00 109.15 44.1%9.2% 78.33 51.00 84.00 39.3%8.2% 21.94 38.00 40.00 5.0%

11.2% 68.67 37.67 72.67 48.2%-113.6% #DIV/0! 75.30 78.60 4.2%

48.1533.00

2.0035.00

3.30

Selisih HBKB - Hari Kerja

PERIODE JULI - SEPTEMBERPM10

µg/Nm3

LAMPIRAN 4 Pengukuran Mutu Udara pada Pelaksanaan CFD

19

PELAKSANAAN STRATEGI DAN RENCANA AKSI PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DKI JAKARTA

Indonesian Center for Environmental Law | icel.or.id

Profil perbandingan konsentrasi rata-rata bulanan antara parameter PM10 pada CFD dan hari kerja

Profil perbandingan konsentrasi rata-rata bulanan antara parameter SO2 pada CFD dan hari kerja

Konsentrasi PM10 HBKB vs Hari Kerja 120.00

100.00

80.00

60.00

40.00

20.00

0.00 6:00 6:30 7:00 7:30 8:00 8:30

Jam

9:00 9:30 10:00 10:30 11:00

ug/m

3

Konsentrasi SO2 HBKB vs Hari Kerja

6:00 6:30 7:00 7:30 8:00 8:30

Jam

9:00 9:30 10:00 10:30 11:00

45.00 40.00 35.00 30.00 25.00 20.00 15.00 10.00

5.00

0.00

ug/m

3

20

PELAKSANAAN STRATEGI DAN RENCANA AKSI PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DKI JAKARTA

Seri Lembar Informasi | Pencemaran Udara | April 2019

Profil perbandingan konsentrasi rata-rata bulanan antara parameter CO pada CFD dan hari kerja

Profil perbandingan konsentrasi rata-rata bulanan antara parameter O3 pada CFD dan hari kerja

Konsentrasi CO HBKB vs Hari Kerja

6:00 6:30 7:00 7:30 8:00 8:30

Jam 9:00 9:30 10:00 10:30 11:00

3.00

2.50

2.00

1.50

1.00

0.50

0.00

mg/

m3

Konsentrasi O3 HBKB vs Hari Kerja

6:00 6:30 7:00 7:30 8:00 8:30

Jam

9:00 9:30 10:00 10:30 11:00

120.00

100.00

80.00

60.00

40.00

20.00

0.00

ug/m

3

21

PELAKSANAAN STRATEGI DAN RENCANA AKSI PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DKI JAKARTA

Indonesian Center for Environmental Law | icel.or.id

Profil perbandingan konsentrasi rata-rata bulanan antara parameter THC pada CFD dan hari kerja

Profil perbandingan konsentrasi rata-rata bulanan antara parameter NO2 pada CFD dan hari kerja

Konsentrasi THC HBKB vs Hari Kerja

6:00 6:30 7:00 7:30 8:00 8:30

Jam 9:00 9:30 10:00 10:30 11:00

25.00

20.00

5.00

0.00

15.00

10.00

ug/m

3

Konsentrasi NO2 HBKB vs Hari Kerja

6:00 6:30 7:00 7:30 8:00 8:30 Jam

9:00 9:30 10:00 10:30 11:00

20.00 18.00 16.00 14.00 12.00 10.00

8.00

6.00

4.00

2.00

0.00

ug/m

3

22

PELAKSANAAN STRATEGI DAN RENCANA AKSI PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DKI JAKARTA

Seri Lembar Informasi | Pencemaran Udara | April 2019

LAMPIRAN 5Lokasi dan Jadwal Pelaksanaan Hari Bebas Kendaraan Bermotor Menurut Kepgub DKI Jakarta

545/2016

No. Wilayah Lokasi Hari Bebas Kendaraan Bermotor Saat Ini Jadwal Pelaksanaan

1. Provinsi DKI Jakarta

Jl. Jend. Sudirman – Jl. M.H. Thamrin

(Patung Pemuda Membangun s.d Bundaran Patung Kuda/Patung Arjuna)

Tiap Minggu

2. Jakarta SelatanJl. Sisingamangaraja

(Tugu Selamat Datang s.d Jl. Trunojoyo – Jl. Kyai Maja (CSW))Minggu ke-1

3. Jakarta Barat

Kawasan Kota Tua Tamansari

(Jl. Kali Besar Utara – Jl. Kali Besar Timur – Jl. Kali Besar Barat – Jl. Kopi – Jl. Kali Besar Timur 2 – sebagian Jl. Kali Besar Timur 3 – Jl. Kali Besar Timur 4 – Jl. Kali Besar Timur 5 – Jl. Pos Kota

Minggu ke-2

4. Jakarta PusatJl. Suryo Pranoto

(Persimpangan Jl. Harmoni s.d. Persimpangan RSUD Tarakan)Minggu ke-3

5. Jakarta UtaraJl. Boulevard Raya

(Bundaran La Piazza – Jl. Perintis)Minggu ke-3

6. Jakarta Timur

Jl. Pemuda

Persimpangan Arion (Jl. Pemuda – Jl. Velodrome) s.d. Persimpangan Jl. Pemuda – Jl. Bekasi Raya

Minggu ke-4

23

PELAKSANAAN STRATEGI DAN RENCANA AKSI PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DKI JAKARTA

Indonesian Center for Environmental Law | icel.or.id

LAMPIRAN 6 Ruas Jalan Kawasan Pembatasan Lalu Lintas dengan Sistem Ganjil-Genap Selama Penyelenggaraan

Asian Games Menurut Pergub 77/2018

Ruas jalan sebagai kawasan pembatasan lalu lintas dengan sistem ganjil genap terdiri atas:

a. Jalan Medan Merdeka Barat;

b. Jalan M.H. Thamrin;

c. Jalan Jenderal Sudirman;

d. Jalan Sisingamangaraja;

e. Jalan Jenderal Gatot Subroto;

f. Jalan Jenderal S. Parman (sebagian mulai dari Simpang Tomang s.d. Simpang Slipi);

g. Jalan Jenderal M.T. Haryono;

h. Jalan H.R. Rasuna Said;

i. Jalan Jenderal D.I. Panjaitan;

j. Jalan Jenderal Ahmad Yani;

k. Jalan Benyamin Sueb (sebagian mulai dari Bundaran Angkasa s.d. Kupingan Ancol);

l. Jalan Metro Pondok Indah (sebagian mulai dari Simpang Kartini s.d. Simpang Pondok Indah

Mall); dan

m. Jalan R.A. Kartini (sebagian mulai dari Simpang Ciputat Raya s.d. Simpang Kartini).

24

PELAKSANAAN STRATEGI DAN RENCANA AKSI PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DKI JAKARTA

Seri Lembar Informasi | Pencemaran Udara | April 2019

LAMPIRAN 7Ruas Jalan Kawasan Pembatasan Lalu Lintas Jalan dengan Sistem Ganjil-Genap Menjelang dan

Selama Penyelenggaraan Asian Para Games 2018 Menurut Pergub 92/2018

Ruas jalan sebagai kawasan pembatasan lalu lintas dengan sistem ganjil-genap terdiri atas:

a. Jalan Medan Merdeka Barat;

b. Jalan M.H. Thamrin;

c. Jalan Jenderal Sudirman;

d. Jalan Gatot Subroto;

e. Sebagian Jalan Jenderal S. Parman (mulai dari Simpang Jalan Tomang Raya s.d. Simpang Jalan

KS. Tubun);

f. Jalan Jenderal M.T. Haryono;

g. Jalan H.R. Rasuna Said;

h. Jalan Jenderal D.I. Panjaitan;

i. Jalan Jenderal Ahmad Yani; dan

j. Sebagian Jalan Benyamin Sueb (mulai dari Bundaran Angkasa s.d. Kupingan Ancol) diberlakukan

mulai tanggal 1 Oktober 2018 sampai dengan 13 Oktober 2018.

Pembatasan lalu lintas dengan sistem ganjil-genap pada ruas jalan sebagaimana dimaksud tidak

diberlakukan pada segmen persimpangan terdekat sampai dengan pintu masuk tol dan segmen pintu

keluar tol sampai dengan persimpangan terdekat.

25

PELAKSANAAN STRATEGI DAN RENCANA AKSI PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DKI JAKARTA

Indonesian Center for Environmental Law | icel.or.id

LAMPIRAN 8Ruas Jalan Kawasan Pembatasan Lalu Lintas Jalan dengan Sistem Ganjil-Genap Menurut Pergub

106/2018

Ruas jalan sebagai kawasan pembatasan lalu lintas dengan sistema ganjil-genap terdiri atas:

a. Jalan Medan Merdeka Barat;

b. Jalan M.H. Thamrin;

c. Jalan Jenderal Sudirman;

d. Sebagian Jalan Jenderal S. Parman (mulai dari simpang Jalan Tomang Raya sampai dengan

simpang Jalan K.S. Tubun);

e. Jalan Gatot Subroto;

f. Jalan H.R. Rasuna Said;

g. Jalan Jenderal M.T. Haryono;

h. Jalan Jenderal D.I. Panjaitan; dan

i. Jalan Jenderal Ahmad Yani.

Pembatasan lalu lintas dengan sistem ganjil-genap pada ruas jalan sebagaimana dimaksud tidak

diberlakukan pada segmen persimpangan terdekat sampai dengan pintu masuk tol dan segmen pintu

keluar tol sampai dengan persimpangan terdekat.

26

PELAKSANAAN STRATEGI DAN RENCANA AKSI PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DKI JAKARTA

Seri Lembar Informasi | Pencemaran Udara | April 2019

LAMPIRAN 9Volume Capacity Ratio di Ruas Jalan Sebelum dan Sesudah Diberlakukannya Ganjil-Genap Menurut

Hasil Review BPTJ

No. Ruas Jalan Diberlakukannya Ganjil Genap

VC Ratio

Sebelum Sesudah/Minggu ke-3

Sesudah/Minggu ke-6

1 Jl. M.H. Thamrin (Losari) 0.76 0.68 0.61

2 Jl. Rasuna Said (GOR Sumantri) 0.69 0.58 0.54

3 Jl. S. Parman (Mall TA) 0.8 0.74 0.66

4 Jl. Metro Pondok Indah (PIM) 0.81 0.72 0.63

Rata-rata 0.77 0.68 0.63

27

PELAKSANAAN STRATEGI DAN RENCANA AKSI PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DKI JAKARTA

Indonesian Center for Environmental Law | icel.or.id

LAMPIRAN 10: Volume Capacity Ratio di Ruas Jalan Alternatif Sebelum dan Sesudah Diberlakukannya Ganjil-Genap

No. Ruas Jalan Alternatif Diberlakukannya Ganjil-Genap

VC Ratio

Sebelum Sesudah/Minggu ke-3

Sesudah/Minggu ke-6

1 Jl. Perintis Kemerdekaan (ASMI) 0.63 0.76 0.76

2 Jl. Letjen Suprapto (Coca Cola) 0.58 0.56 0.60

3 Jl. Salemba (UI) 0.61 0.57 0.64

4 Jl. Pejaten Raya (Penvil) 0.70 0.77 0.73

5 Jl. Gunung Sahari (MBAL) 0.55 0.54 0.56

6 Jl. Dewi Sartika (Cawang Otista) 0.65 0.63 0.68

7 Jl. Mayjen Sutoyo (BKN) 0.67 0.65 0.69

Rata-rata 0.63 0.64 0.66

28

PELAKSANAAN STRATEGI DAN RENCANA AKSI PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DKI JAKARTA

Seri Lembar Informasi | Pencemaran Udara | April 2019

LAMPIRAN 11Analisa Ganjil-Genap pada Konsentrasi PM10, SO2, CO, O3 dan NO2

Analisa Ganjil Genap pada Konsentrasi PM10

120.00 100.00

80.00

60.00

40.00

20.00

0.00

Bulan Juli PM10 Bulan Agustus PM10

0:30

1:

00

1:30

2:

00

2:30

3:

00

3:30

4:

00

4:30

5:

00

5:30

6:

00

6:30

7:

00

7:30

8:

00

8:30

9:

00

9:30

10

:00

10:3

0 11

:00

11:3

0 12

:00

12:3

0 13

:00

13:3

0 14

:00

14:3

0 15

:00

15:3

0 16

:00

16:3

0 17

:00

17:3

0 18

:00

18:3

0 19

:00

19:3

0 20

:00

20:3

0 21

:00

21:3

0 22

:00

22:3

0 23

:00

23:3

0 0:

00

Analisa Ganjil-Genap Konsentrasi PM10 di Bundaran HI

Analisa Ganjil-Genap Konsentrasi PM10 di Kelapa Gading

Analisa Ganjil Genap pada Konsentrasi PM10

120.00 100.00

80.00

60.00

40.00

20.00

0.00

Bulan Juli PM10 Bulan Agustus PM10

0:30

1:

00

1:30

2:

00

2:30

3:

00

3:30

4:

00

4:30

5:

00

5:30

6:

00

6:30

7:

00

7:30

8:

00

8:30

9:

00

9:30

10

:00

10:3

0 11

:00

11:3

0 12

:00

12:3

0 13

:00

13:3

0 14

:00

14:3

0 15

:00

15:3

0 16

:00

16:3

0 17

:00

17:3

0 18

:00

18:3

0 19

:00

19:3

0 20

:00

20:3

0 21

:00

21:3

0 22

:00

22:3

0 23

:00

23:3

0 0:

00

29

PELAKSANAAN STRATEGI DAN RENCANA AKSI PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DKI JAKARTA

Indonesian Center for Environmental Law | icel.or.id

Analisa Ganjil-Genap Konsentrasi SO2 di Bundaran HI

Analisa Ganjil-Genap Konsentrasi SO2 di Kelapa Gading

Analisa Ganjil Genap pada Konsentrasi SO2

25.00

20.00

15.00

10.00

5.00

0.00

Bulan Juli SO2 Bulan Agustus SO2

0:30

1:

00

1:30

2:

00

2:30

3:

00

3:30

4:

00

4:30

5:

00

5:30

6:

00

6:30

7:

00

7:30

8:

00

8:30

9:

00

9:30

10

:00

10:3

0 11

:00

11:3

0 12

:00

12:3

0 13

:00

13:3

0 14

:00

14:3

0 15

:00

15:3

0 16

:00

16:3

0 17

:00

17:3

0 18

:00

18:3

0 19

:00

19:3

0 20

:00

20:3

0 21

:00

21:3

0 22

:00

22:3

0 23

:00

23:3

0 0:

00

Analisa Ganjil Genap pada Konsentrasi SO2

70.00 60.00 50.00 40.00 30.00 20.00 10.00

0.00

Bulan Juli SO2 Bulan Agustus SO2

0:30

1:

00

1:30

2:

00

2:30

3:

00

3:30

4:

00

4:30

5:

00

5:30

6:

00

6:30

7:

00

7:30

8:

00

8:30

9:

00

9:30

10

:00

10:3

0 11

:00

11:3

0 12

:00

12:3

0 13

:00

13:3

0 14

:00

14:3

0 15

:00

15:3

0 16

:00

16:3

0 17

:00

17:3

0 18

:00

18:3

0 19

:00

19:3

0 20

:00

20:3

0 21

:00

21:3

0 22

:00

22:3

0 23

:00

23:3

0 0:

00

30

PELAKSANAAN STRATEGI DAN RENCANA AKSI PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DKI JAKARTA

Seri Lembar Informasi | Pencemaran Udara | April 2019

Analisa Ganjil-Genap Konsentrasi CO di Bundaran HI

Analisa Ganjil-Genap Konsentrasi CO di Kelapa Gading

Analisa Ganjil Genap pada Konsentrasi CO 1.80

1.60

1.40

1.20

1.00

0.80

0.60

0.40

0.20

0.00

Bulan Juli CO Bulan Agustus CO

0:30

1:

00

1:30

2:

00

2:30

3:

00

3:30

4:

00

4:30

5:

00

5:30

6:

00

6:30

7:

00

7:30

8:

00

8:30

9:

00

9:30

10

:00

10:3

0 11

:00

11:3

0 12

:00

12:3

0 13

:00

13:3

0 14

:00

14:3

0 15

:00

15:3

0 16

:00

16:3

0 17

:00

17:3

0 18

:00

18:3

0 19

:00

19:3

0 20

:00

20:3

0 21

:00

21:3

0 22

:00

22:3

0 23

:00

23:3

0 0:

00

Analisa Ganjil Genap pada Konsentrasi CO 1.80

1.60

1.40

1.20

1.00

0.80

0.60

0.40

0.20

0.00

Bulan Juli CO Bulan Agustus CO

0:30

1:

00

1:30

2:

00

2:30

3:

00

3:30

4:

00

4:30

5:

00

5:30

6:

00

6:30

7:

00

7:30

8:

00

8:30

9:

00

9:30

10

:00

10:3

0 11

:00

11:3

0 12

:00

12:3

0 13

:00

13:3

0 14

:00

14:3

0 15

:00

15:3

0 16

:00

16:3

0 17

:00

17:3

0 18

:00

18:3

0 19

:00

19:3

0 20

:00

20:3

0 21

:00

21:3

0 22

:00

22:3

0 23

:00

23:3

0 0:

00

31

PELAKSANAAN STRATEGI DAN RENCANA AKSI PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DKI JAKARTA

Indonesian Center for Environmental Law | icel.or.id

Analisa Ganjil-Genap Konsentrasi O3 di Bundaran HI

Analisa Ganjil-Genap Konsentrasi O3 di Kelapa Gading

Analisa Ganjil Genap pada Konsentrasi O3

70.00 60.00 50.00 40.00 30.00 20.00 10.00

0.00

Bulan Juli O3 Bulan Agustus O3

0:30

1:

00

1:30

2:

00

2:30

3:

00

3:30

4:

00

4:30

5:

00

5:30

6:

00

6:30

7:

00

7:30

8:

00

8:30

9:

00

9:30

10

:00

10:3

0 11

:00

11:3

0 12

:00

12:3

0 13

:00

13:3

0 14

:00

14:3

0 15

:00

15:3

0 16

:00

16:3

0 17

:00

17:3

0 18

:00

18:3

0 19

:00

19:3

0 20

:00

20:3

0 21

:00

21:3

0 22

:00

22:3

0 23

:00

23:3

0 0:

00

Analisa Ganjil Genap pada Konsentrasi O3

300.00 250.00

200.00

150.00

100.00

50.00

0.00

Bulan Juli O3 Bulan Agustus O3

0:30

1:

00

1:30

2:

00

2:30

3:

00

3:30

4:

00

4:30

5:

00

5:30

6:

00

6:30

7:

00

7:30

8:

00

8:30

9:

00

9:30

10

:00

10:3

0 11

:00

11:3

0 12

:00

12:3

0 13

:00

13:3

0 14

:00

14:3

0 15

:00

15:3

0 16

:00

16:3

0 17

:00

17:3

0 18

:00

18:3

0 19

:00

19:3

0 20

:00

20:3

0 21

:00

21:3

0 22

:00

22:3

0 23

:00

23:3

0 0:

00

32

PELAKSANAAN STRATEGI DAN RENCANA AKSI PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DKI JAKARTA

Seri Lembar Informasi | Pencemaran Udara | April 2019

Analisa Ganjil-Genap Konsentrasi NO2 di Bundaran HI

Analisa Ganjil-Genap Konsentrasi NO2 di Kelapa Gading

Analisa Ganjil Genap pada Konsentrasi NO2

18.00

16.00

14.00

12.00

10.00

8.00

6.00

4.00

2.00

0.00

Bulan Juli NO2 Bulan Agustus NO2

0:30

1:

00

1:30

2:

00

2:30

3:

00

3:30

4:

00

4:30

5:

00

5:30

6:

00

6:30

7:

00

7:30

8:

00

8:30

9:

00

9:30

10

:00

10:3

0 11

:00

11:3

0 12

:00

12:3

0 13

:00

13:3

0 14

:00

14:3

0 15

:00

15:3

0 16

:00

16:3

0 17

:00

17:3

0 18

:00

18:3

0 19

:00

19:3

0 20

:00

20:3

0 21

:00

21:3

0 22

:00

22:3

0 23

:00

23:3

0 0:

00

Analisa Ganjil Genap pada Konsentrasi NO2

120.00 100.00

80.00

60.00

40.00

20.00

0.00

Bulan Juli NO2 Bulan Agustus NO2

0:30

1:

00

1:30

2:

00

2:30

3:

00

3:30

4:

00

4:30

5:

00

5:30

6:

00

6:30

7:

00

7:30

8:

00

8:30

9:

00

9:30

10

:00

10:3

0 11

:00

11:3

0 12

:00

12:3

0 13

:00

13:3

0 14

:00

14:3

0 15

:00

15:3

0 16

:00

16:3

0 17

:00

17:3

0 18

:00

18:3

0 19

:00

19:3

0 20

:00

20:3

0 21

:00

21:3

0 22

:00

22:3

0 23

:00

23:3

0 0:

00

33

PELAKSANAAN STRATEGI DAN RENCANA AKSI PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DKI JAKARTA

Indonesian Center for Environmental Law | icel.or.id

LAMPIRAN 12Penanganan Pengaduan Pelanggaran Kawasan Dilarang Merokok

No Wilayah Jumlah Taat Tidak Taat

1. Jakarta Timur 0 0 0

2. Jakarta Barat 1 0 1

3. Jakarta Pusat 5 1 4

4. Jakarta Selatan 5 2 3

5. Jakarta Utara 3 0 3

Total 14 3 11

11

3

22,2%

Taat

TidakTaat

77,78%

Hasil PenangananPengaduan