FASILITAS PEMBAKARAN SAMPAH - ICEL

15
FASILITAS PEMBAKARAN SAMPAH Oleh: Fajri Fadhillah Intermediate Treatment Facility Sunter, Provinsi DKI Jakarta ICEL

Transcript of FASILITAS PEMBAKARAN SAMPAH - ICEL

Page 1: FASILITAS PEMBAKARAN SAMPAH - ICEL

FASILITAS PEMBAKARAN

SAMPAH

Oleh: Fajri Fadhillah

Intermediate Treatment FacilitySunter, Provinsi DKI Jakarta

ICEL

Page 2: FASILITAS PEMBAKARAN SAMPAH - ICEL

ICEL

Inisiatif Bersihkan Udara, Koalisi SemestaIBUKOTA

Seri Lembar Informasi | Pencemaran Udara | Maret 2019 #7

INVENTARISASI EMISI PROVINSI DKI JAKARTA

Oleh: Annisa Erou dan Fajri Fadhillah

FASILITAS PEMBAKARAN

SAMPAH

Oleh: Fajri Fadhillah

Intermediate Treatment FacilitySunter, Provinsi DKI Jakarta

Page 3: FASILITAS PEMBAKARAN SAMPAH - ICEL

3

FASILITAS PEMBAKARAN SAMPAH Intermediate Treatment Facility Sunter, Provinsi DKI Jakarta

Indonesian Center for Environmental Law | icel.or.id

Amdal ITF Sunter menentukan batas-batas wilayah sebelum mengkaji dampak dari kegiatan ITF Sunter.

Batas wilayah tersebut terdiri dari batas ekologis, batas sosial dan batas administratif.

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, melaksanakan ground breaking Intermediate

Treatment Facility Sunter (ITF Sunter) pada tanggal 20 Desember 2018. Bagaimanakah

gambaran umum dari pembangunan ITF Sunter? Lembar informasi ini akan

menyampaikan ringkasan informasi mengenai ITF Sunter.

1. Penanggung Jawab ProyekPenanggung jawab proyek ITF Sunter adalah PT. Jakarta Propertindo (PT. Jakpro) yang bekerja sama

dengan Fortum Power and Heat (Fortum).1

2. Lokasi pembangunan ITF SunterITF Sunter akan dibangun di lahan seluas 3,0337 Ha yang terletak di Jalan Danau Sunter Barat, Kelurahan

Sunter Agung, Kecamatan Tanjung Priok, Kota Administrasi Jakarta Utara, Provinsi DKI Jakarta

(titik koordinat 6o07’31,48”S; 106

o51’23,04”E).

2 Pembangunan ITF Sunter berdekatan dengan wilayah

pemukiman dan area komersial.3 Berikut ini batas-batas lokasi proyek ITF Sunter:

4

Page 4: FASILITAS PEMBAKARAN SAMPAH - ICEL

4

FASILITAS PEMBAKARAN SAMPAH Intermediate Treatment Facility Sunter, Provinsi DKI Jakarta

Seri Lembar Informasi | Pencemaran Udara | April 2019

3. Masyarakat Terdampak ITF SunterAmdal ITF Sunter menentukan batas-batas wilayah sebelum mengkaji dampak dari kegiatan ITF Sunter.

Batas wilayah tersebut terdiri dari batas ekologis, batas sosial dan batas administratif. Batas ekologis

merupakan batasan yang ditentukan berdasarkan penyebaran limbah dari suatu kegiatan.5 Seberapa

jauh penyebaran limbah tersebut ditentukan berdasarkan media penyebarannya, seperti melalui air

atau udara/angin. Berikut ini batas ekologis dari kegiatan ITF Sunter:6

Dampak Penting yang Diperkirakan Terjadi Batas Ekologis

Tahap Konstruksi

Gangguan Lalu Lintas Jl. R.E. Martadinata, Jl. Sunter Permai Raya, dan Jl. Danau Sunter Barat (radius 100 meter)

Peningkatan Air Larian Sekitar Lokasi ITF

Penurunan Kualitas UdaraSekitar Jl. R.E. Martadinata, Jl. Sunter Permai Raya, dan Jl. Danau Sunter Barat dan Sekitar Lokasi ITF (radius 100 meter)

Peningkatan Kebisingan Sekitar Lokasi ITF

LokasiITF Sunter

Sebelah Utara

Sebelah Selatan

Sebelah Timur

Kali Ancol (55 m)

Jalan R.E. Martadinata (35 m)

Jalan Sunter Permai Raya

tanah kosong (30 m). Pembangunan Jakarta International Stadion akan dilaksanakan di tanah kosong sebelah timur ITF Sunter.

Taman BMW, Jalan Danau Sunter Barat (75 m)

Tanah milik pemerintah, rel kereta api (8 m)

Sebelah Barat

Jalan Danau Sunter Barat

Kali Sunter 1 (30 m)

pintu air Kali Sunter 1 (12 m)

Page 5: FASILITAS PEMBAKARAN SAMPAH - ICEL

5

FASILITAS PEMBAKARAN SAMPAH Intermediate Treatment Facility Sunter, Provinsi DKI Jakarta

Indonesian Center for Environmental Law | icel.or.id

Tahap Operasi

Penurunan Kualitas Udara Sekitar Lokasi ITF (radius 500 meter)

Peningkatan Kebisingan Sekitar Lokasi ITF

Timbulan Kebauan Sekitar Lokasi ITF (radius 500 meter) dan Jl. Sunter Permai Raya

Peningkatan Getaran Sekitar Lokasi ITF (radius 500 meter) dan Jl. Sunter Permai Raya

Penurunan Kualitas Air Permukaan Kali Sunter 1 (radius 500 meter)

Penurunan Kualitas Air Tanah Sekitar Lokasi ITF

Timbulan Limbah B3 Sekitar Lokasi ITF

Gangguan Lalu Lintas Jl. R.E. Martadinata, Jl. Sunter Permai Raya, dan Jl. Danau Sunter Barat

Batas sosial merupakan tempat terjadinya interaksi sosial di sekitar rencana

lokasi ITF Sunter, yang mana akan terpengaruh karena adanya ITF Sunter. Area

pemukiman-pemukiman yang terkena dampak lingkungan dari kegiatan ITF

Sunter menjadi acuan untuk menentukan batas sosial.7 Batas sosial meliputi

wilayah pemukiman penduduk sekitar dan kelurahan yang berbatasan dengan Kelurahan Sunter

Agung. Tabel di bawah ini mencantumkan batas sosial ITF Sunter:8

Dampak Penting yang Diperkirakan Terjadi Batas Ekologis

Tahap Konstruksi

Peningkatan Kesempatan Kerja dan Berusaha

RW 06 Kelurahan Sunter Agung

RW 03 Kelurahan Sunter Agung

RW 12 Kelurahan Papanggo

RW 10 Kelurahan Ancol

Perubahan Persepsi Masyarakat

Tahap Operasi

Peningkatan Kesempatan Kerja dan Berusaha

Perubahan Persepsi Masyarakat

Gangguan Kesehatan Masyarakat

Terakhir, batas administratif dari ITF Sunter adalah Kelurahan Sunter Agung – Kecamatan Tanjung

Priok, Kelurahan Papanggo - Kecamatan Tanjung Priok, Kelurahan Ancol – Kecamatan Pademangan,

Kota Administrasi Provinsi Jakarta Utara.9 Dengan begitu, masyarakat yang kemungkinan terdampak

oleh kegiatan ITF Sunter adalah masyarakat yang tinggal dan/atau berkegiatan di area dengan batas

administratif sebagaimana disebutkan di atas.

Page 6: FASILITAS PEMBAKARAN SAMPAH - ICEL

6

FASILITAS PEMBAKARAN SAMPAH Intermediate Treatment Facility Sunter, Provinsi DKI Jakarta

Seri Lembar Informasi | Pencemaran Udara | April 2019

4. PerizinanPT. Jakpro sudah memiliki dokumen-dokumen perizinan yang berkaitan dengan

pembangunan ITF Sunter. PT. Jakpro sudah menerima penugasan dari Gubernur DKI

Jakarta untuk menyelenggarakan ITF Sunter.10

PT. Jakpro juga sudah memegang

persetujuan Izin Pemanfaatan Barang Milik Daerah berupa Tanah11

dan juga Ketetapan

Rencana Kota untuk pembangunan ITF Sunter.12

PT. Jakpro juga memiliki Surat Keputusan

Kelayakan Lingkungan Hidup13

dan Izin Lingkungan14

untuk pembangunan ITF Sunter berdasarkan

penilaian Amdal oleh Komisi Penilai Amdal Daerah Provinsi DKI Jakarta (KPA Provinsi DKI Jakarta).

Selain itu, ada juga perizinan yang sedang diurus oleh PT. Jakpro, yakni Izin Genset, Izin

Pengoperasian Genset, Izin Pembuangan Air Limbah, Izin Instalasi Pengolahan Air Limbah, Izin Tempat

Penyimpanan Sementara Limbah Berbahaya dan Beracun (TPS LB3), Gambar Perencanaan Arsitektur

(GPA), Izin PLB dan Izin Mendirikan Bangunan (IMB).15

5. Kapasitas Produksi ITF SunterITF Sunter memiliki kapasitas pengolahan sampah sebanyak 2.200 ton setiap harinya. 2.200 ton sampah

yang timbul di area Jakarta Pusat dan Jakarta Utara diperkirakan mengandung nilai kalori sebanyak 4

– 10 MJ/kg. Nilai kalori dari 2.200 ton sampah tersebut diperkirakan akan menghasilkan energi panas

sebanyak 170 MWt. Dengan efisiensi bruto produksi listrik sebesar 29%, energi panas sebanyak 170 MWt

tersebut akan menghasilkan energi listrik bruto sebesar 40 – 50 MWe. ITF Sunter sendiri membutuhkan

konsumsi listrik internal sebesar 4,950 MWe. Jadi, energi listrik neto yang dihasilkan sebesar 35 – 45

MWe. Tabel di bawah ini meringkas informasi jumlah sampah yang dibutuhkan dan nilai kalor serta listrik

yang dihasilkan ITF Sunter:

Total sampah yang dibakar

Kapasitas termal

Output listrik bruto

Nilai kalori sampah (LHV)

2.200 ton/per hari

40 – 50 MWe

Output listrik bruto

35 – 45 MWe

170 MWt

4 – 10 J/Kg

Total konsumsi listrik internal ITF Sunter

4,950 MWe

Page 7: FASILITAS PEMBAKARAN SAMPAH - ICEL

7

FASILITAS PEMBAKARAN SAMPAH Intermediate Treatment Facility Sunter, Provinsi DKI Jakarta

Indonesian Center for Environmental Law | icel.or.id

6. Prakiraan Dampak Penting ITF SunterTerdapat perkiraan dampak-dampak penting dalam kegiatan ITF Sunter, mulai dari tahap konstruksi

hingga tahap operasi. Bagian ini akan menjelaskan secara ringkas perkiraan dampak penting pada aspek

gangguan lalu lintas, gangguan kebisingan, ganggan getaran, penurunan kualitas udara, kesehatan

masyarakat, penurunan kualitas air dan pengelolaan limbah bahan beracun dan berbahaya (limbah B3).

a) Gangguan lalu lintas

Kegiatan ITF Sunter, baik pada saat tahap konstruksi maupun tahap operasi, akan menimbulkan dampak

berupa gangguan lalu lintas. Mobilisasi dan demobilisasi material dan peralatan konstruksi merupakan

sumber gangguan lalu lintas pada tahap konstruksi ITF Sunter.16

Ada lima jalan yang terpengaruh oleh

kegiatan konstruksi ITF Sunter, yakni Jalan Sunter Permai Raya, Jalan R.E. Martadinata, Jalan Danau

Sunter Utara, Jalan Danau Sunter Barat dan Jalan Griya Utama. Andal ITF Sunter menyebutkan bahwa

Jalan Sunter Permai Raya akan berubah dari kondisi arus bebas, volume rendah dan kecepatan tinggi

menjadi arus lalu lintas stabil, kecepatan sedikit terbatas oleh lalu lintas17

. Lalu kondisi Jalan R.E.

Martadinata akan berubah dari cenderung arus lalu lintas mulai tidak stabil menjadi arus tidak stabil.18

Proses gangguan lalu lintas akibat konstruksi ITF Sunter akan berlangsung selama 40 bulan.19

Pada tahap operasi ITF Sunter, gangguan lalu lintas di Jalan Sunter Permai Raya dan Jalan R.E.

Martadinata memburuk. 25 truk pengangkut sampah akan masuk dan keluar area ITF Sunter setiap

jam selama 24 jam waktu operasi ITF Sunter.20

Dengan keadaan ini, Jalan Sunter Permai Raya akan

mengalami arus lalu lintas yang mulai tidak stabil, kecepatan rendah dan berbeda-beda dan volume

mendekati kapasitas.21

Kondisi arus lalu lintas di Jalan R.E. Martadinata akan cenderung terhambat,

kecepatan rendah, volume jalan melebihi kapasitas dan sering terjadi kemacetan pada waktu yang

cukup lama.22

Operasional ITF Sunter akan berlangsung kurang lebih selama 25 tahun.23

Berkaitan dengan lalu lintas, terdapat juga kemungkinan terjadinya dampak negatif dari pengangkutan

limbah bahan berbahaya dan beracun (limbah B3) dari lokasi ITF Sunter keluar ITF Sunter. Tentang ini

akan dibahas pada bagian mengenai pengelolaan limbah B3 pada huruf f.

b) Kebisingan

Kegiatan konstruksi dan operasi ITF Sunter akan meningkatkan tingkat kebisingan di sekitar lokasi ITF

Sunter. Tanpa adanya konstruksi dan operasi ITF Sunter pun, empat dari tujuh titik di sekitar ITF Sunter

sudah melampaui baku mutu kebisingan, seperti terlihat pada tabel di alaman berikut:24

Page 8: FASILITAS PEMBAKARAN SAMPAH - ICEL

8

FASILITAS PEMBAKARAN SAMPAH Intermediate Treatment Facility Sunter, Provinsi DKI Jakarta

Seri Lembar Informasi | Pencemaran Udara | April 2019

Lokasi Peruntukan Baku Mutu dB(A) Hasil Pengujian dB(A)

Tapak ITF Industri 70,0 64,0

Pemukiman di Barat Pemukiman 55,0 66,0

Pemukiman di Barat Daya

Pemukiman 55,0 58,0

Perkantoran di Selatan Komersial 65,0 65,0

Area Rekreasi di Timur Rekreasi 70,0 66,0Pemukiman di Utara Pemukiman 55,0 62,0Taman BMW di Selatan Area Hijau 50,0 60,0

Lalu, Andal ITF Sunter menghitung peningkatan kebisingan baik pada saat konstruksi dan operasi ITF

Sunter. Hasilnya dari tujuh lokasi dalam tabel tersebut, hanya satu lokasi saja yang kebisingannya masih

di bawah baku mutu, yankni area rekreasi di timur ITF Sunter.25

Penyusun Amdal ITF Sunter memberikan

catatan bahwa kontribusi tinggi dari periode puncak konstruksi dan operasi ITF Sunter terjadi di area

tapak ITF dan area Taman BMW.26

Dalam kedua area tersebut, peningkatan kebisingan sudah melebihi 3

dB(A), di mana dianggap signifikan karena akan disadari oleh reseptor yang berada di lokasi tersebut.27

c) Penurunan kualitas udara

Andal ITF Sunter menginformasikan bahwa kualitas udara di area sekitar rencana pembangunan ITF

Sunter masih berada di bawah Baku Mutu Udara Ambien (BMUA) menurut SK Gubernur Provinsi DKI

Jakarta No. 551 Tahun 2001 tentang Penetapan Baku Mutu Udara Ambien dan Baku Tingkat Kebisingan (SK

Gubernur DKI Jakarta No. 551 Tahun 2001).28 Apabila ITF Sunter mulai beroperasi, Andal memprakirakan

bahwa kualitas udara untuk parameter SO2, NOx, Total Partikulat, CO, dan Dioksin dan Furan (DnF) akan

menurun, akan tetapi masih berada di bawah baku mutu yang diatur dalam SK Gubernur DKI Jakarta No.

551 Tahun 2001. Perbandingan antara kualitas udara sebelum ITF Sunter beroperasi (rona awal) dengan

kualitas udara ketika ITF beroperasi dapat dilihat pada lampiran 1 di bagian akhir lembar informasi ini.

Namun, perlu digarisbawahi pula bahwa Andal ITF Sunter tidak mencantumkan informasi kualitas udara

jangka panjang dalam bentuk rata-rata tahunan. Informasi rona awal dari parameter dioksin dan furan

juga tidak tersedia. Selain itu, dari 8 (delapan) parameter yang didata pada rona awal, prakiraan dampak

hanya dilakukan terhadap 5 (lima) parameter.

Selain pada tahap operasi, dampak penurunan kualitas udara akan terjadi pada tahap konstruksi

ITF Sunter. Kegiatan pembangunan bangunan utama, pemasangan peralatan ITF Sunter beserta

mobilisasi dan demobilisasi material dan peralatan merupakan sumber kegiatan konstruksi yang

Page 9: FASILITAS PEMBAKARAN SAMPAH - ICEL

9

FASILITAS PEMBAKARAN SAMPAH Intermediate Treatment Facility Sunter, Provinsi DKI Jakarta

Indonesian Center for Environmental Law | icel.or.id

menyebabkan terjadinya penurunan kualitas udara.29 Puncak tahap konstruksi ITF Sunter diperkirakan

akan terjadi pada Juni 2019 sampai dengan Mei 2020.30 Dari kegiatan konstruksi tersebut, Andal ITF

Sunter memperkirakan konsentrasi NOx di empat titik akan melampaui BMUA menurut SK Gubernur DKI

Jakarta No. 551 Tahun 2001.31

d) Kesehatan Masyarakat

Kesehatan masyarakat merupakan dampak turunan dari penurunan kualitas udara. Andal ITF Sunter

menyebutkan beberapa jenis penyakit yang diperkirakan akan timbul akibat operasi ITF Sunter.32

Penyakit-penyakit tersebut mencakup:

• Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA);

• Kanker;

• Pembengkakan paru (edema pulmonari); dan

• Asma.

Tetapi, Andal ITF Sunter memperkirakan peningkatan jumlah penyakit-penyakit tersebut hanya

sebagian-sebagian saja. Andal ITF Sunter hanya memperkirakan peningkatan timbulan penyakit

kanker. Dari empat penyakit tersebut, hanya ISPA saja yang tersedia jumlahnya sebagai data rona awal.

Tabel berikut ini menunjukan data rona awal dan peningkatan jumlah keempat penyakit tersebut akibat

operasi ITF Sunter:

Penyakit Rona AwalPrakiraanPengaruhDampak

Keterangan

765 Tidak diperkirakan

Tidak ada data awal

Tidak ada data awal

Tidak diperkirakan

ISPA

Kanker

Pembengkakan paru (edema pulmonari)

Tidak ada data awal

Tidak diperkirakan

Asma

Penyakit terbanyak

dari 10 penyakit

utama di Kec. Tanjung Priok

Akibat dioksin &

furan, dengan asumsi

konsentrasi maksimal

dioksin 0.002 pg/m3

6.6 kasus per 100 juta

penduduk (total 0.01 kasus

untuk 157.082 penduduk yang tinggal di tiga kelurahan di

sekitar lokasi tapak)

Page 10: FASILITAS PEMBAKARAN SAMPAH - ICEL

10

FASILITAS PEMBAKARAN SAMPAH Intermediate Treatment Facility Sunter, Provinsi DKI Jakarta

Seri Lembar Informasi | Pencemaran Udara | April 2019

Selain empat penyakit di atas, sebenarnya terdapat juga penyakit-penyakit lainnya yang

berhubungan dengan emisi dari kegiatan ITF Sunter, seperti penyakit bronchitis, pneumonia dan

penyakit kardiovaskular. Namun data awal dan perkiraan peningkatan penyakit-penyakit tersebut tidak

tertera dalam Andal ITF Sunter.

e) Pengelolaan Limbah B3

Pada aspek dampak pengelolaan limbah B3, terdapat beberapa jenis limbah B3 yang timbul dari operasi

ITF Sunter, yakni APC residue, slag, sludge dari Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), oli bekas, dan

drum atau tong sisa tempat penampungan oli bekas dan kemasan bahan kimia.33

Berikut ini jumlah

timbulan limbah B3 dari masing-masing jenis tersebut:34

Slag 330 – 440 ton/hariAPC residue 44 – 88 ton/hariOli Bekas 250 liter/bulanKemasan Oli 5 drum/bulanKemasan bahan kimia ± 3 drum kaleng kapasitas 100 liter/tahun

Sludge dari IPAL -

Untuk oli bekas, kemasan oli, dan kemasan bahan kimia, ITF Sunter akan menggunakan Tempat

Penyimpanan Sementara (TPS) limbah B3 sebelum diangkut keluar oleh pihak ketiga. Slag akan

didinginkan dan dipindakan ke slag pit dengan kapasitas 2000 m3. Slag tersebut akan diuji Toxicity

Characteristic Leaching Procedure (TCLP) untuk menentukan apakah slag dapat dimanfaatkan untuk

material konstruksi. Jika tidak lolos uji tes, slag akan distabilisasi dan dibawa ke TPA khusus limbah

B3. APC residue akan dipisahkan dari gas buang dan akan dipindahkan ke tempat penampungan khusus

berkapasitas 2 x 260 m3, yakni APC residue silo.

Pemrakarsa ITF Sunter akan mengangkut keluar seluruh jenis limbah B3 yang dihasilkan oleh ITF

Sunter.35

Pengangkutan limbah B3 tersebut akan melalui akses utama kelua masuk ITF Sunter yang

meliputi ruas Jalan Sunter Permai Raya; ruas Jalan Danau Sunter Barat; simpang Jalan Sunter Permai

Raya – Jalan Danau Sunter Barat hingga masuk ke kompleks ITF Sunter (seluruhnya dari arah selatan);

ruas Jalan R.E. Martadinata bagian selatan.36

Kegiatan pengangkutan limbah B3 keluar ITF Sunter ini

juga memiliki potensi dampak negatif bagi masyarakat yang berkegiatan di area jalan-jalan tersebut.

Bagaimana pengangkutan limbah B3 tersebut dilakukan tidak tercantum dalam Andal ITF Sunter.

f) Penurunan Kualitas Air

Pada aspek kualitas air, operasi ITF Sunter akan menimbulkan air limbah domestik dan air lindi dengan

total 140 m3 per hari.

37 Semua air limbah akan dikumpulkan dalam water reuse tank dan diolah lebih

lanjut dalam IPAL. Air limbah akan dibuang ke Kali Sentiong/Sunter I setelah diolah.

Andal ITF Sunter menyebutkan bahwa kualitas Kali Sentiong/Sunter I sudah melebihi baku mutu untuk

Page 11: FASILITAS PEMBAKARAN SAMPAH - ICEL

11

FASILITAS PEMBAKARAN SAMPAH Intermediate Treatment Facility Sunter, Provinsi DKI Jakarta

Indonesian Center for Environmental Law | icel.or.id

sembilan parameter. Sembilan parameter tersebut adalah Daya Hantar Listrik (DHL), Zat Padat Terlarut

(TDS), Kromium, Valensi 6 (CR 6+), Fosfat Terlarut, COD, BOD (5 hari 20oC), Surfaktan Anionik (MBAS)

dan minyak dan lemak total coliform. Meskipun faktanya seperti itu, penyusun Amdal ITF Sunter hanya

memperkirakan peningkatan pencemaran air untuk COD, BOD dan TSS. Dalam keadaan buangan air

limbah ITF Sunter berada di bawah baku mutu air limbah pun, kualitas air Kali Sentiong akan melampaui

baku mutu air permukaan, sebagaimana terlihat pada tabel di bawah ini:

Parameter Air Limbah (mg/l)

Kali Sentiong (mg/l) Percampuran

Baku Mutu

Air Limbah (mg/l)

Air Permukaan (mg/l)

COD 200 156,8 156,8 300 30

BOD 100 82,5 82,5 150 20

TSS 50 54 54,0 100 200

Page 12: FASILITAS PEMBAKARAN SAMPAH - ICEL

12

FASILITAS PEMBAKARAN SAMPAH Intermediate Treatment Facility Sunter, Provinsi DKI Jakarta

Seri Lembar Informasi | Pencemaran Udara | April 2019

LAMPIRAN

Inventarisasi Emisi Provinsi DKI Jakarta

Page 13: FASILITAS PEMBAKARAN SAMPAH - ICEL

13

FASILITAS PEMBAKARAN SAMPAH Intermediate Treatment Facility Sunter, Provinsi DKI Jakarta

Indonesian Center for Environmental Law | icel.or.id

Lampiran I. Tabel Perbandingan Kualitas Udara Sebelum (Rona Awal) dan Ketika ITF Sunter Beroperasi (Rona Akhir)

Titik Parameter Satuan Rona awal Rona Akhir Keterangan

Tapak Proyek ITF Sunter

Sulfur Dioksida (SO2) ug/m3

55 55.16 Di bawah baku mutu udara ambien

Nitrogen Dioksida (NO2) ug/m3

69,8 70,44 Di bawah baku mutu udara ambien

Debu (TSP) ug/m3

60 60.03 Di bawah baku mutu udara ambien

Karbon Monoksida (CO) ug/m3

1.505 1.505,16 Di bawah baku mutu udara ambien

Dioksin dan furan pg/m3

Tidak diukur 0.0003Tidak termasuk dalam baku mutu udara ambien

Oksidan (O3) ug/m3

79 Tidak diukur

Timbal (Pb) ug/m3

0,138 Tidak diukur

Partikel < 10 um (PM10) ug/m3

38 Tidak diukur

Partikel < 2.5 um (PM2.5) ug/m3

30 Tidak diukur

Pemukiman Penduduk RW 03 Kelurahan Sunter Agung

Sulfur Dioksida (SO2) ug/m3

45 45,44 Di bawah baku mutu udara ambien

Nitrogen Dioksida (NO2) ug/m3

73,1 74,89 Di bawah baku mutu udara ambien

Debu (TSP) ug/m3

72 72,09 Di bawah baku mutu udara ambien

Karbon Monoksida (CO) ug/m3

1.523 1523,46 Di bawah baku mutu udara ambien

Dioksin dan furan pg/m3

Tidak diukur 0,0008Tidak termasuk dalam baku mutu udara ambien

Oksidan (O3) ug/m3

73 Tidak diukur

Timbal (Pb) ug/m3

0,152 Tidak diukur

Partikel < 10 um (PM10) ug/m3

28 Tidak diukur

Partikel < 2.5 um (PM2.5) ug/m3

26 Tidak diukur

Pemukiman Penduduk Kelurahan Sunter Agung (sebelah barat daya)

Sulfur Dioksida (SO2) ug/m3

44 44,08 Di bawah baku mutu udara ambien

Nitrogen Dioksida (NO2) ug/m3

70,6 70,90 Di bawah baku mutu udara ambien

Debu (TSP) ug/m3

55 55,02 Di bawah baku mutu udara ambien

Karbon Monoksida (CO) ug/m3

1.456 1.456,08 Di bawah baku mutu udara ambien

Dioksin dan furan pg/m3

Tidak diukur 0,0001Tidak termasuk dalam baku mutu udara ambien

Oksidan (O3) ug/m3

68 Tidak diukur

Timbal (Pb) ug/m3

0,202 Tidak diukur

Partikel < 10 um (PM10) ug/m3

22 Tidak diukur

Partikel < 2.5 um (PM2.5) ug/m3

20 Tidak diukur

Page 14: FASILITAS PEMBAKARAN SAMPAH - ICEL

14

FASILITAS PEMBAKARAN SAMPAH Intermediate Treatment Facility Sunter, Provinsi DKI Jakarta

Seri Lembar Informasi | Pencemaran Udara | April 2019

Pemukiman Penduduk RW 06 Kelurahan Sunter Agung

Sulfur Dioksida (SO2) ug/m3

43 43,18 Di bawah baku mutu udara ambien

Nitrogen Dioksida (NO2) ug/m3

64,8 64,71 Di bawah baku mutu udara ambien

Debu (TSP) ug/m3

63 63,03 Di bawah baku mutu udara ambien

Karbon Monoksida (CO) ug/m3

1.651 1.651,19 Di bawah baku mutu udara ambien

Dioksin dan furan pg/m3

Tidak diukur 0,0003Tidak termasuk dalam baku mutu udara ambien

Oksidan (O3) ug/m3

76 Tidak diukur

Timbal (Pb) ug/m3

0,167 Tidak diukur

Partikel < 10 um (PM10) ug/m3

34 Tidak diukur

Partikel < 2.5 um (PM2.5) ug/m3

31 Tidak diukur

Pemukiman Penduduk RW 12 Kelurahan Papanggo

Sulfur Dioksida (SO2) ug/m3

40 40,35 Di bawah baku mutu udara ambien

Nitrogen Dioksida (NO2) ug/m3

66,1 67,53 Di bawah baku mutu udara ambien

Debu (TSP) ug/m3

61 61,07 Di bawah baku mutu udara ambien

Karbon Monoksida (CO) ug/m3

1.441 1.441,37 Di bawah baku mutu udara ambien

Dioksin dan furan pg/m3

Tidak diukur 0,0007Tidak termasuk dalam baku mutu udara ambien

Oksidan (O3) ug/m3

68 Tidak diukur

Timbal (Pb) ug/m3

0,190 Tidak diukur

Partikel < 10 um (PM10) ug/m3

22 Tidak diukur

Partikel < 2.5 um (PM2.5) ug/m3

20 Tidak diukur

Pemukiman Penduduk RW 10 Kelurahan Ancol

Sulfur Dioksida (SO2) ug/m3

33 33,52 Di bawah baku mutu udara ambien

Nitrogen Dioksida (NO2) ug/m3

56,7 58,80 Di bawah baku mutu udara ambien

Debu (TSP) ug/m3

55 55,10 Di bawah baku mutu udara ambien

Karbon Monoksida (CO) ug/m3

1.221 1.221,55 Di bawah baku mutu udara ambien

Dioksin dan furan pg/m3

Tidak diukur 0,0010Tidak termasuk dalam baku mutu udara ambien

Oksidan (O3) ug/m3

82 Tidak diukur

Timbal (Pb) ug/m3

0,159 Tidak diukur

Partikel < 10 um (PM10) ug/m3

23 Tidak diukur

Partikel < 2.5 um (PM2.5) ug/m3

14 Tidak diukur

Page 15: FASILITAS PEMBAKARAN SAMPAH - ICEL

15

FASILITAS PEMBAKARAN SAMPAH Intermediate Treatment Facility Sunter, Provinsi DKI Jakarta

Indonesian Center for Environmental Law | icel.or.id

Catatan Akhir1 Kerangka Acuan Andal (KA-Andal) Amdal Fasilitas Pengelolaan Sampah di dalam Kota/ITF Sunter Kapasitas 2.200 Ton/Hari dan

Fasilitas Pendukungnya, hal. 1-3.2 Ibid., hal. 2-1 sampai 2-2.

3 Ibid., hal. 2-2.

4 Ibid.

5 Kerangka Acuan Andal (KA-Andal) Amdal Fasilitas Pengelolaan Sampah di dalam Kota/ITF Sunter Kapasitas 2.200 Ton/Hari

dan Fasilitas Pendukungnya, hal. 2-176.6 Ibid., hal. 2-176 sampai 2-177.

7 Ibid.

8 Ibid., hal. 2-177 sampai 2-178.

9 Ibid.

10 Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 33 Tahun 2018 tentang Penugasan Lanjutan kepada Perseroan Terbatas Jakarta

Propertindo dalam Penyelenggaraan Fasilitas Pengelolaan Sampah di dalam Kota/Intermediate Treatment Facility.11

Nota Dinas dari Badan Pengelola Aset Daerah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta No. 1703/-076.11 tanggal 12 April 2018 perihal Laporan Persetujuan Izin Pemanfaatan Barang Milik Daerah Berupa Tanah Terletak di Jalan Sunter Permai Raya/Jalan RE Marta-dinata, Kelurahan Sunter Agung, Kecamatan Tanjung Priok, Kota Administrasi Jakarta Utara Untuk Pembangunan Intermediate Treatment Facility (ITF/pengolahan sampah di dalam kota) oleh PT. Jakarta Propertindo.

12 Ketetapan Rencana Kota No. 216/C.23a/31/-1.711.53/2018/U yang diterbitkan oleh Kepala Dinas Penanaman Modal dan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi DKI Jakarta pada tanggal 16 Agustus 2018.13

Surat Keputusan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi DKI Jakarta Nomor 43/K.1c/31/-1.774.15/2018 tentang Kelayakan Lingkungan Hidup Kegiatan Pembangunan Fasilitas Pengelolaan Sampah di dalam Kota/ITF Sunter dan Fasilitas Pendukungnya Kapasitas 2.200 Ton/Hari, di Jalan Sunter Permai Raya Kelurahan Sunter Agung, Kecamatan Tanjung Priok, Kota Administrasi Jakarta Utara oleh Pemerintah Republik Indonesia cq Pemerintah Provinsi DKI Jakarta cq PT. Jakarta Propertindo, ditanda tangani oleh Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi DKI Jakarta, tanggal 19 Desember 2018.

14 Surat Keputusan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi DKI Jakarta Nomor 46/K.1a/31/-

1.774.15.2018 tentang Izin Lingkungan Pembangunan Fasilitas Pengelolaan Sampah di dalam Kota/ITF Sunter dan Fasilitas Pendukungnya Kapasitas 2.200 Ton/Hari, di Jalan Sunter Permai Raya Kelurahan Sunter Agung, Kecamatan Tanjung Priok, Kota Administrasi Jakarta Utara oleh Pemerintah Republik Indonesia cq Pemerintah Provinsi DKI Jakarta cq PT. Jakarta Propertindo, tanggal 19 Desember 2018.

15 Analisis Dampak Lingkungan Hidup (Andal), Amdal Fasilitas Pengelolaan Sampah di dalam Kota/ITF Sunter Kapasitas 2.200

Ton/Hari dan Fasilitas Pendukungnya, hal. 1-18.16

Ibid., hal. 3-9.17

Ibid., hal. 3-13.18

Ibid.19

Ibid., hal. 3-14.20

Ibid., hal. 3-81.21

Ibid., hal. 3-8222

Ibid.23

Ibid., hal. 1-3.24

Ibid., hal. 2-14.25

Ibid., hal. 3-30 dan hal. 3-63.26

Ibid., hal. 3-29 dan hal. 3-62.27

Ibid.28

Kesimpulan tersebut diperoleh berdasarkan pengukuran kualitas udara ambien (data primer) pada enam lokasi di sekitar rencana pembangunan ITF Sunter pada tanggal 10 – 13 Oktober 2018. Delapan parameter pencemar udara yang diukur, yakni Sulfur Dioksida (SO2), Nitrogen Dioksida (NO2), Oksidan (O3), Karbon Monoksida (CO), Debu (TSP), Timbal (Pb), Partikel < 10 μm (PM10), Partikel < 2,5 μm (PM2.5). Lih: Ibid., hal. 2-11 sampai 2-12.

29 Ibid., hal. 3-16.

30 Ibid.

31 Ibid., hal. 3-17.

32 Ibid., hal. 3-78.

33 Ibid., hal. 3-74.

34 Ibid., hal. 3-74 sampai 3-75.

35 Ibid., hal. 1-100.

36 Ibid.

37 Ibid.,