Serba Serbi PER 24 2012
Transcript of Serba Serbi PER 24 2012
-
7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012
1/48
Observation & Research of TaxationThe 1st Indonesian Tax Community Media
http://www.ortax.org
Serba-Serbi PER-24/PJ/2012
Penyusun :
Tim Pajak ORTax
-
7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012
2/48
ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012
Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 1
Perubahan Peraturan
Dalam rangka pembenahan sistem administrasi PPN, pada akhir tahun
2012, Direktorat Jenderal Pajak (Ditjen Pajak) menerbitkan peraturan baru
tentang ketentuan dan format Faktur Pajak. Peraturan tersebut adalah Peraturan
Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-24/PJ/2012 tentang Bentuk, Ukuran, Tata
Cara Pengisian Keterangan, Prosedur Pemberitahuan Dalam Rangka Pembuatan,
Tata Cara Pembetulan atau Penggantian, dan Tata Cara Pembatalan Faktur Pajak
(PER-24/PJ/2012) yang mulai berlaku efektif pada tanggal 1 April 2013
PER-24/PJ/2012 merupakan perubahan dari peraturan sebelumnya,
yaitu PER-13/PJ/2010 dan perubahannya PER-65/Pj/2010 tentang Perubahan
Atas Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-13/Pj/2010 tentang Bentuk,
Ukuran, Prosedur Pemberitahuan Dalam Rangka Pembuatan, Tata Cara
Pengisian Keterangan, Tata Cara Pembetulan Atau Penggantian, Dan Tata Cara
Pembatalan Faktur Pajak sudah berlaku sejak 1 April 2010. PER-24/PJ/2012
tersebut tentunya membawa perubahan yang cukup signifikan bagi Pengusaha
Kena Pajak.
Skema 1.1 Perubahan Peraturan terkait Faktur Pajak
Sebagaimana diketahui bersama, Faktur Pajak merupakan sarana bagi
Pengusaha Kena Pajak (PKP) dalam menjalankan mekanisme pengkreditan PPN.
Fungsi Faktur Pajak dapat dirasakan oleh PKP Penjual dan PKP Pembeli. Bagi
PKP Penjual Faktur Pajak berfungsi sebagai bukti PPN telah dipungut. Sedangkan
bagi PKP Pembeli, Faktur Pajak dijadikan bukti bahwa PPN yang terutang telah
dibayar. Secara sederhana, penerbitan Faktur Pajak harus memenuhi 2 syaratyang berlaku umum yaitu sebagai berikut:
PER-13/PJ/2010 PER-65/Pj/2010 PER-24/PJ/2012
-
7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012
3/48
ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012
Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 2
1) Syarat formal.Terkait dengan Faktur Pajak harus diisi secara lengkap, jelas dan benar
serta ditanda-tangani oleh pihak yang ditunjuk oleh PKP untuk
menandatanganinya.
2) Syarat material.Terkait dengan keterangan yang sebenarnya atau sesungguhnya
mengenai penyerahan BKP dan/atau penyerahan JKP, ekspor BKP,
pemanfaatan JKP, pemanfaatan BKP tidak berwujud dari luar daerah
pabean di dalam daerah pabean, impor BKP.
Ketentuan material dan formal dalam pembuatan Faktur Pajak ini
disebutkan dalam peraturan perundang-undangan. Dengan demikian, pihak yang
menerbitkan atau menerima Faktur Pajak harus terus mengikuti ketentuan, dari
peraturan perundang-undangan yang baru, agar mekanisme kredit pajak dapat
dilakukan oleh PKP dan terhindar dari sanksi perpajakan. Oleh karena itu, para
PKP perlu pemahaman yang mendalam terhadap isi PER-24/PJ/2012. Hal
tersebut bertujuan agar dalam pemenuhan hak dan kewajiban perpajakan PPN
dapat dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
-
7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012
4/48
ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012
Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 3
Ketentuan yang
harus dilakukan oleh PKP
A. Tahap-Tahap Administrasi Sebelum PKP Menerbitkan Faktur PajakDiterbitkannya PER-24/PJ/2012 membawa perubahan besar pada
ketentuan penerbitan Faktur Pajak. Perubahan yang paling signifikan terkait
dengan Nomor Seri Faktur Pajak. Direktorat Jenderal Pajak dalam hal ini Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) akan memberikan Nomor Seri Faktur Pajak. Untuk
mendapatkan Nomor Seri Faktur Pajak, setiap Pengusaha Kena Pajak (PKP)
harus melakukan serangkaian tahap administrasi. Pertama, PKP harus
mengajukan permohonan kode aktivasi & password. Kemudian pada tahap
kedua, PKP harus mengajukan permintaan Nomor Seri Faktur Pajak. Setelah
kedua tahap tersebut dilakukan oleh PKP dan permohonan atas keduanya
dikabulkan, maka PKP dapat menerbitkan Faktur Pajak. Berikut ini merupakan
proses administrasi yang harus dilakukan oleh PKP sebelum menerbitkan FakturPajak:
Skema 2.1 Proses Administrasi yang Dilakukan oleh PKP
Penjelasan tentang permohonan kode aktivasi & password serta
permintaan Nomor Seri Faktur Pajak, lebih rinci disebutkan pada PER-
24/PJ/2012 dan SE-52/PJ/2012 tentang Tata Cara Permohonan Kode Aktivasi
dan Password serta Permintaan, Pengembalian dan Pengawasan Nomor Seri
Faktur Pajak. Berikut ini adalah hal-hal yang harus dilakukan PKP pada saat
menyampaikan Surat Permohonan Kode Aktivasi Dan Password;
-
7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012
5/48
ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012
Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 4
1. Ketentuan Pengajuan Surat Permohonan Kode Aktivasia. PKP mengajukan Surat Permohonan Kode Aktivasi dan Password
Langkah awal yang harus dilakukan PKP adalah mengajukan Surat
Permohonan Kode Aktivasi dan Password ke KPP tempat PKPdikukuhkan. Surat permohonan tersebut harus diisi dengan lengkap dan
disampaikan secara langsung ke KPP. Berikut ini merupakan bentuk dari
Surat Permohonan Kode Aktivasi dan Passwordyang harus diisi oleh PKP:
Form 2.1 Surat Permohonan Kode Aktivasi dan Password
b.Petugas Tempat Pelayanan Terpadu (TPT) menerima SuratPermohonan Kode Aktivasi dan Password
Setelah Surat Permohonan Kode Aktivasi dan Password diisi
dengan lengkap dan benar oleh PKP. PKP dapat menyerahkan Surat
tersebut ke Petugas Tempat Pelayanan Terpadu (TPT). Petugas TPT akan
menerima dan meneliti atas kelengkapan surat permohonan yang
diberikan oleh PKP.
Nomor : ............ ......... ......,... .............. .....
Hal : Permohonan Kode Aktivasi dan Password/
Cetak Ulang Kode Aktivasi/update email*)
Yth. Kepala Kantor Pelayanan Pajak...............
...............................................................
Dengan ini, saya:
Nama : ........... .............. ..........
Jabatan : ........... .............. ..........
Nama PKP : ........... ............... .........
NPWP : ........... .............. ..........
Alamat : ........... .............. ..........
Alamat Email : ........... .............. ..........
mengajukan permohonan Kode Aktivasi dan Password/Cetak Ulang Kode Aktivasi/update
email*) dalam rangka permintaan Nomor Seri Faktur Pajak berdasarkan Peraturan Direktur
Jenderal Pajak Nomor PER-........./PJ/2012 tentang Bentuk, Ukuran, Tata Cara Pengisian
Keterangan, Prosedur Pemberitahuan dalam Rangka Pembuatan, Tata Cara Pembetulan atau
Penggantian, dan Tata Cara Pembatalan Faktur Pajak.
Demikian disampaikan, atas perhatian Saudara kami ucapkan terima kasih.
Pemohon
(..................)
*) coret salah satu
-
7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012
6/48
ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012
Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 5
Hasil penelitian TPT dapat berupa:
Surat Permohonan Kode Aktivasi dan Passwordbelum diisi secaralengkap, maka Petugas TPT akan meminta PKP untuk
melengkapinya; atau Surat Permohonan Kode Aktivasi dan Password telah diisi secara
lengkap, maka Petugas TPT:
1. mencetak Bukti Penerima Surat (BPS) dan LembarPengawasan Arus Dokumen (LPAD);
2. memberikan BPS kepada PKP; dan3. menggabungkan surat permohonan dengan LPAD, lalu
meneruskan dokumen tersebut ke Petugas khusus yang
ditunjuk.
c. Proses pembuatan konsep Surat Pemberitahuan Kode
Aktivasi/Surat Penolakan Permohonan Kode Aktivasi dan
Password
Petugas TPT akan memberikan dokumen terkait Permohonan
Kode Aktivasi dan Passwordyang diajukan oleh PKP ke Petugas Khusus
yang Ditunjuk. Lalu petugas akan menginput dokumen serta mencetak
dan memaraf konsep surat, yang berupa:
1. Surat Pemberitahuan Kode Aktivasi, serta mengirimkanPassword, apabila:
a. PKP telah dilakukan registrasi ulang dan kesimpulanLaporan Hasil Verifikasi menyatakan status PKP tetap,
atau PKP dibuatkan Berita Acara Verifikasi dalam rangka
pembatalan Surat Pencabutan Surat Pengukuhan
Pengusaha Kena Pajak; atau
b. PKP telah dilakukan verifikasi dalam rangka PengukuhanPKP dan kesimpulan Laporan Hasil Verifikasi menyatakan
menerima permohonan Wajib Pajak untuk dikukuhkan
sebagai PKP.
2. Surat Penolakan Permohonan Kode Aktivasi danPassword, apabila:
a. PKP belumdiregistrasi ulang/diverifikasi;
-
7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012
7/48
ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012
Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 6
b. PKP telah dilakukan registrasi ulang dan kesimpulanLaporan Hasil Verifikasi menyatakan diterbitkan Surat
Pencabutan Pengukuhan PKP; atau
c.
PKP telah dilakukan verifikasi dalam rangka PengukuhanPKP dan kesimpulan Laporan Hasil Verifikasi menyatakan
menolak permohonan Wajib Pajak untuk dikukuhkan
sebagai PKP.
Surat Pemberitahuan Kode Aktivasi/Surat Penolakan Pemberian
Kode Aktivasi diterbitkan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari
kerja sejak permohonan diterima secara lengkap. Kemudian Surat
Pemberitahuan Kode Aktivasi/Surat Penolakan Pemberitahuan Kode
Aktivasi dan Password, akan dibuat dua rangkap yaitu lembar pertama
untuk PKP dan lembar ke dua untuk arsip Kantor Pelayanan Pajak.
Apabila Surat Permohonan Kode Aktivasi dan Password tidak
dikabulkan, maka PKP dapat mengajukan kembali ke KPP. Akan tetapi
PKP harus terlebih dahulu memenuhi syarat sebagaimana yang telah
disebutkan sebelumnya. Bila penolakan surat permohonan tersebut
akibat alamat yang tidak benar, maka PKP harus mengajukan
permohonan perubahan alamat sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku.
-
7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012
8/48
ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012
Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 7
Berikut ini merupakan contoh dari Surat Pemberitahuan Kode Aktivasi
dan Surat Pemberitahuan Penolakan Kode Aktivasi dan Password:
Form 2.2 Surat Pemberitahuan Kode Aktivasi
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KANTOR WILAYAH DJP..........................
KANTOR PELAYANAN PAJAK..........................
..........................................................................
Nomor : ............ ......... .........,. ............... .........
Sifat : Rahasia
Hal : Pemberitahuan Kode Aktivasi
Kepada
Nama PKP ...............................
NPWP .....................................di ..........................................
Kode Aktivasi : XXXXXXXX
diberikan pada tanggal ........................................kepada:
Nama : ............ .............. ............. ............... ........
NPWP : ............ .............. ............. ............... ........
Alamat : ............ .............. ............. ............... ........
Dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut:
a. Gunakan Kode Aktivasi sebagai identitas digital dalam hal Saudara mengajukanpermohonan nomor seri Faktur Pajak ke Direktorat Jenderal Pajak.
b. Kode Aktivasi ini bersifat rahasia, segala risiko atas kerahasiaan data ini menjadi tanggungjawab Saudara, untuk itu diharapkan tidak memberitahukannya kepada pihak yang tidak
berwenang.
c. Apabila Kode Aktivasi ini hilang, saudara dapat mengajukan permohonan cetak ulangdengan dilampiri kopi surat permohonan kode aktivasi beserta BPS-nya dan surat
keterangan kehilangan dari kepolisian.
a.n. Kepala Kantor Pelayanan Pajak,
Kepala Seksi Pelayanan,
Nama
NIP
Tembusan:
Arsip.
-
7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012
9/48
ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012
Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 8
Form 2.3 Surat Pemberitahuan Penolakan Kode Aktivasi dan Password
d. Penandatanganan Surat Pemberitahuan Kode Aktivasi/SuratPenolakan Pemberian Kode Aktivasi
Setelah Petugas Khusus yang Ditunjuk merekam data PKP,
mencetak, dan memaraf konsep Surat Pemberitahuan Kode Aktivasi/Surat
Penolakan Pemberian Kode Aktivasi. Petugas Khusus yang Ditunjuk
menyerahkan konsep surat tersebut kepada Kepala Seksi Pelayanan. Hal ini
dilakukan untuk meminta tanda tangan kepada Kepala Seksi Pelayanan,agar surat dapat dikirimkan ke PKP.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KANTOR WILAYAH DJP..........................
KANTOR PELAYANAN PAJAK....................................................................................................
Nomor : ..........,.........................
Sifat : Biasa
Hal : Penolakan Pemberian Kode Aktivasi dan Password
Kepada
Nama PKP ...............................
NPWP .....................................
di ..........................................
Berdasarkan surat permohonan Saudara Nomor ...................... tanggal ...................... hal Permohonan Kode
Aktivasi dan Password, dengan ini disampaikan beberapa hal sebagai berikut:
1. Permohonan Saudara tidak dapat ditindaklanjuti karena tidak memenuhi ketentuan Pasal 8ayat (3) Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-......./PJ/2012 tentang Bentuk, Ukuran,
Tata Cara Pengisian Keterangan, Prosedur Pemberitahuan dalam Rangka Pembuatan, Tata Cara
Pembetulan atau Penggantian, dan Tata Cara Pembatalan Faktur Pajak.
2. Saudara dapat mengajukan kembali surat permohonan Kode Aktivasi dan Password, setelahKantor Pelayanan Pajak terlebih dahulu melakukan verifikasi dalam rangka pengujian
kepatuhan subjektif dan objektif berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan
yang berlaku.
Demikian kami sampaikan.
a.n. Kepala Kantor Pelayanan Pajak,
Kepala Seksi Pelayanan,
Nama
NIP
Tembusan:
Arsip.
-
7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012
10/48
ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012
Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 9
e. Proses pengiriman Surat Pemberitahuan Kode Aktivasi/SuratPenolakan Pemberian Kode Aktivasi dan Password
Setelah petugas menerima Surat Pemberitahuan Kode
Aktivasi/Surat Penolakan Pemberian Kode Aktivasi yang telahditandatangani oleh Kepala Seksi Pelayanan, maka surat tersebut akan
diteruskan ke Sub Bagian Umum, untuk dikirimkan ke PKP dengan
menggunakan jasa pos tercatat/jasa ekspedisi/kurir. Petugas akan
mengarsipkan berkas permohonan tersebut. Jika Kantor Pelayanan Pajak
menerbitkan Surat Pemberitahuan Kode Aktivasi, maka KPP juga akan
mengirim password ke alamat email PKP, yang sebelumnya telah
dicantumkan dalam surat permohonan itu.
f. Bila PKP tidak menerima Surat Pemberitahuan KodeAktivasi/Surat Pemberitahuan Penolakan dan Password
Jika Surat Pemberitahuan Kode Aktivasi/Surat Pemberitahuan
Penolakan tidak diterima oleh PKP dan ternyata kembali ke pos. KPP akan
memberitahukan informasi tersebut melalui email. Petugas harus
menginputkan kembali Nomor Surat Pemberitahuan Kode
Aktivasi/Nomor Surat Penolakan Pemberian Kode Aktivasi ke dalam
sistem yang telah disediakan.
g. Bila Surat Pemberitahuan Kode Aktivasi Hilang Dan InginMengajukan Permohonan Update Email
Saat Surat Pemberitahuan Kode Aktivasi yang diterima PKP hilang.
PKP dapat meminta kembali ke KPP dengan mengajukan Surat
Permohonan Cetak Ulang Kode Aktivasi serta melampirkan:
i. Fotocopysurat keterangan kehilangan dari kepolisianii. Bukti penerimaan surat dari KPP atas Surat Permohonan Kode
Aktivasi dan Password.
Setelah KPP menerima fotocopy surat keterangan hilang dan bukti
penerimaan surat dari PKP, maka KPP akan menerbitkan surat
pemberitahuan kode aktivasi atau surat pemberitahuan penolakan dalam
jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja.
-
7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012
11/48
ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012
Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 10
Jika PKP tidak menerima password akibat adanya kesalahan
penulisan alamat email, maka yang harus dilakukan PKP adalah
mengajukan permohonan updateemailke KPP dengan menggunakan Surat
Permohonan UpdateEmail. Petugas akan melakukan update emailke PKPdan mengirimkan Passwordke emailPKP.
h. Re-aktivasi atas Kode AktivasiDalam jangka waktu 6 (enam) bulan sejak tanggal Surat
Pemberitahuan Kode Aktivasi dicetak, Direktorat Jenderal Pajak (dalam
hal ini KPP) dapat melakukan aktivasi kembali (re-aktivasi) atas Kode
Aktivasi yang telah dimiliki oleh PKP. KPP akan mencetak Surat
Pemberitahuan Kode Aktivasi baru dan mengirim passwordbaru ke email
PKP.
Untuk lebih memahami proses permohonan aktivasi dan password, dapat
melihat pada Skema 2.2 tentang Proses Permohonan Kode Aktivasi dan
Password Jika Permohonan Diterima dan Skema 2.3 terkait Permohonan
Aktivasi dan Passwordsecara keseluruhan:
Skema 2.2 Proses Permohonan Kode Aktivasi dan PasswordJika Persyaratannya
Diterima
awal
PKP mengajukaansuratpermohonankode aktivasi danpasswordkepadaKPP
proses
KPP menerbitkansuratpemberitahuankode aktivasi kePKP melalui pos.dan mengirimpassword melaluiemail ke PKP. ataupos.
akhir
SuratPemberitahuankode aktivasiditerbitkan 3 harikerja setelahpermohonanditerima
-
7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012
12/48
ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012
Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 11
Skema 2.3 Permohonan Aktivasi dan Password
-
7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012
13/48
ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012
Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 12
2. Ketentuan Permintaan Nomor Seri Faktur Pajaka. PKP Mengajukan Surat Permintaan Nomor Seri Faktur Pajak
Pengusaha Kena Pajak (PKP) mengajukan Permintaan Nomor Seri
Faktur Pajak ke KPP tempat PKP dikukuhkan. Surat Permintaan NomorSeri Faktur Pajak harus diisi secara lengkap dan disampaikan langsung ke
Kantor Pelayanan Pajak tempat PKP dikukuhkan. Berikut ini merupakan
format Surat Permintaan Nomor Seri Faktur Pajak:
Form 2.4 Surat Permintaan Nomor Seri Faktur Pajak
Nomor : ............ .............. ..... .........., .............. ...........
Hal : Permintaan Nomor Seri Faktur Pajak
Yth. Kepala Kantor Pelayanan Pajak...............
...............................................................
Dengan ini, saya:
Nama : ............ .............. .........
Jabatan : ............ .............. .........
Nama PKP : ............ .............. .........
NPWP : ............ .............. .........
Alamat : ............ .............. .........
Penyampaian SPT : e-SPT/e-Filling manual/hardcopy
Mengajukan permohonan Permintaan Nomor Seri Faktur Pajak berdasarkan Peraturan Direktur
Jenderal Pajak Nomor PER-....../PJ/2012 sebanyak ...............(........................) Nomor Seri Faktur Pajak.
Bersama ini kami sampaikan data penyampaian SPT Masa PPN untuk 3 (tiga) bulan terakhirberturut-turut yang telah jatuh tempo pada tanggal permintaan ini diajukan berikut jumlah
penerbitan Faktur Pajaknya.
No Masa Pajak Jumlah Penerbitan Faktur Pajak
1
2
3
Demikian disampaikan, atas perhatian Saudara kami ucapkan terima kasih.
Pemohon
(.....................)
-
7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012
14/48
ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012
Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 13
b. Penelitian Surat Permintaan Nomor Seri Faktur PajakSurat Permintaan Nomor Seri Faktur Pajak diserahkan langsung
kepada Petugas Khusus yang Ditunjuk. Kondisi saat surat tersebut
diterima oleh Petugas, adalah: Bila surat permintaan tersebut belum diisi lengkap, Petugas
akan meminta kepada PKP untuk melengkapinya;
Kemudian jika surat permintaan sudah diisi lengkap, Petugasmasuk ke sistem pemberian Nomor Seri Faktur Pajak Nasional
dan menginput data permintaan PKP;
Petugas Khusus yang Ditunjuk tidak hanya memeriksa
kelengkapan Surat Permintaan Nomor Seri Faktur Pajak. Petugas dalammemberikan nomor seri Faktur Pajak akan memperhatikan 2 (dua) syarat
sebagaimana telah disebutkan dalam PER-24/PJ/2012, PKP harus
memenuhi2 syarat, yaitu:
1. telah memiliki kode aktivasi danpassword; dan2. telah melaporkan Surat Pemberitahuan Masa PPN untuk 3 (tiga)
masa pajak terakhir yang telah jatuh tempo secara berturut-
turut pada tanggal permintaan disampaikan ke KantorPelayanan Pajak.
Apabila PKP tidak memenuhi syarat tersebut, maka KPP tidak akan
memberikan Nomor Seri Faktur Pajak.
c. Menginput Kode Aktivasi dan PasswordSetelah Surat Permintaan Nomor Seri Faktur Pajak diisi dengan
lengkap, Petugas mempersilahkan PKP untuk menginput kode aktivasi
dan password pada sistem secara mandiri. Pada saat proses PKP
menginput kode aktivasi dan password, PKP salah menginputkan Kode
Aktivasi dan/atau Password, surat permintaan dikembalikan kepada PKP.
Jika kondisi sebaliknya yaitu kode aktivasi danpasswordyang diinput PKP
benar, maka akan dilanjutkan ke proses berikutnya.
-
7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012
15/48
ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012
Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 14
d. Menginput Masa Pajak Surat Pemberitahuan Masa PPNPetugas menginput masa pajak Surat Pemberitahuan PPN yang
telah dilapor selama 3 bulan berturut-turut yang telah jatuh tempo pada
tanggal permintaan beserta jumlah penerbitan Faktur Pajak-nya. Saatpetugas melakukan pengecekan dan mendapati PKP belum melaporkan
Surat Pemberitahuan PPN untuk 3 (tiga) bulan berturut-turut, yang telah
jatuh tempo pada tanggal permintaan diajukan, maka surat permintaan
akan dikembalikan. Akan tetapi, bila PKP sudah melaporkan Surat
Pemberitahuan Masa PPN untuk 3 (tiga) bulan berturut-turut yang telah
jatuh tempo pada tanggal permintaan diajukan, Petugas akan mencetak
dan memaraf Surat Pemberitahuan Nomor Seri Faktur Pajak.
e. Kriteria Pemberian Faktur PajakKantor Pelayanan Pajak akan memberikan jumlah Nomor Seri
Faktur Pajak dengan memperkirakan ketentuan-ketentuan berikut ini:
1. Untuk PKP baru atau PKP yang melaporkan Surat PemberitahuanMasa PPN secara manual/hardcopy, akan diberikan paling banyak
sebesar 75 (tujuh puluh lima) nomor seri
2. Untuk PKP yang telah menerbitkan Faktur Pajak dan melaporkanSurat Pemberitahuan Masa PPN sebelumnya secara elektronik (e-
SPT), memiliki dua kriteria:
a. jika jumlah yang diminta PKP > dari 120 % (seratus dua puluhpersen) dari jumlah penerbitan Faktur Pajak selama 3 (tiga)
bulan sebelumnya, maka jumlah Nomor Seri Faktur Pajak yang
akan diberikan kepada PKP sebesar 120 % (seratus dua puluh
persen) dari jumlah penerbitan Faktur Pajak selama 3 (tiga)
bulan.
b. jika jumlah yang diminta PKP dari 120 % (seratus dua puluhpersen) dari jumlah penerbitan Faktur Pajak selama 3 (tiga)
bulan sebelumnya, maka jumlah Nomor Seri Faktur Pajak yang
diberikan kepada PKP sebesar jumlah yang diminta PKP.
-
7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012
16/48
ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012
Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 15
f. Penandatangan Surat Pemberitahuan Nomor Seri Faktur PajakSurat Pemberitahuan Nomor Seri Faktur Pajak ditandatangani oleh
Kepala Seksi Pelayanan dan dibuat dalam dua rangkap. Lembar pertama
disampaikan kepada PKP dan lembar kedua untuk arsip KPP.
Berikut ini merupakan format Surat Pemberitahuan Nomor Seri Faktur
Pajak dan Gambar 2.5 tentang Permintaan Nomor Seri Faktur Pajak :
Form 2.5 Surat Pemberitahuan Nomor Seri Faktur Pajak
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KANTOR WILAYAH DJP..........................
KANTOR PELAYANAN PAJAK..........................
..........................................................................
Nomor : ........... ............... ..... ......... ..,............ .............Sifat : Rahasia
Hal : Pemberian Nomor Seri Faktur Pajak
Kepada
Nama PKP ...............................
NPWP .....................................
di ..........................................
Berdasarkan surat permohonan Saudara Nomor ...............tanggal....................... hal Permintaan Nomor
Seri Faktur Pajak, dengan ini disampaikan beberapa hal sebagai berikut:
1. Nomor Seri Faktur Pajak yang dapat Saudara gunakan adalah mulai dari .................. sampaidengan..................
2. Tata cara penggunaan Nomor Seri Faktur Pajak tersebut adalah sebagaimana diatur dalamPeraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-...... ../PJ/2012.
3. Dalam hal Nomor Seri yang diberikan sudah hampir habis, Saudara dapat mengajukankembali surat permohonan Nomor Seri Faktur Pajak sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan perpajakan yang berlaku.
Demikian kami sampaikan.
a.n. Kepala Kantor Pelayanan Pajak,
Kepala Seksi Pelayanan,
Nama
NIP
Tembusan:
Arsip.
-
7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012
17/48
ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012
Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 16
g. Jangka Waktu PenyelesaianSurat Pemberitahuan Nomor Seri Faktur Pajak diterbitkan pada
hari yang sama sejak permintaan diterima secara lengkap.
h. PKP Dapat Meminta Untuk Mencetak Ulang Surat PemberitahuanNomor Seri Faktur Pajak
Hal ini dapat dilakukan jika Surat Pemberitahuan Nomor Seri
Faktur Pajak hilang, rusak, atau tidak tercetak dengan jelas. PKP dapat
meminta kembali ke Kantor Pelayanan Pajak dengan menunjukkan Surat
Permintaan Nomor Seri Faktur Pajak.
-
7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012
18/48
ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012
Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 17
Berikut skema terkait Permintaan Nomor Seri Faktur Pajak Aktivasi dan
Password:
Skema 2.4 Permintaan Nomor Seri Faktur Paja
-
7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012
19/48
ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012
Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 18
Perubahan
PER-13/PJ/2010 dan PER-24/PJ/2012
PER-24/PJ/2012 yang mulai berlaku tanggal 1 April 2013 ini membawa
beberapa perubahan dan menimbulkan beberapa dispute bagi PKP. Salah satu
perubahan yang krusial adalah adanya permintaan kode aktivasi dan password
sebelum menerbitkan Faktur Pajak serta perubahan nomor seri Faktur Pajak.
Permintaan kode aktivasi dan password harus disampaikan oleh PKP
mulai tanggal 1 Maret 2013. Selain itu, ada beberapa perubahan yang menarik
untuk dibahas dan wajib di ketahui. Beberapa perubahan tersebut antara lain:
A. Penambahan Beberapa Definisi BaruPada PER-24/PJ/2012, terdapat definisi baru yang menarik untuk dibahas.
Beberapa definisi tersebut belum dijelaskan pada peraturan sebelumnya yaitu:
1) Nomor Seri Faktur PajakNomor seri Faktur Pajak pada PER-24/PJ/2012 yaitu berupa kumpulan
angka, huruf atau kombinasi angka dan huruf. Nomor Seri Faktur Pajak dengan
kombinasi ini, ditentukan oleh DJP. Faktur Pajak dengan sistem dan format
lama hanya terdiri dari satu komponen, yaitu komponen angka. Kemudian
Nomor Seri Faktur Pajak yang terdahulu hanya terdiri dari 10 digit. Dalam PER-
24/PJ/2012 Nomor Seri Faktur Pajak terdiri dari 13 digit. Pada bagian
selanjutnya akan dibahas secara lebih khusus mengenai Nomor Seri FakturPajak.
2) Faktur Pajak Tidak LengkapIstilah Faktur Pajak Tidak Lengkap pernah disebutkan dalam beberapa
ketentuan perpajakan. Ketentuan perpajakan terakhir yang menggunakan istilah
tersebut terdapat dalam Surat Direktur Jenderal Pajak Nomor S-
1982/PJ.52/1995 tentang Faktur Pajak dan Komisi yang Diterima dari Luar
Negeri (Sebelum Berlakunya Undang-Undang PPN 1994). Kini dalam PER-24/PJ/2012 muncul kembali istilah Faktur Pajak Tidak Lengkap.
-
7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012
20/48
ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012
Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 19
Faktur Pajak Tidak Lengkap merupakan Faktur Pajak yang tidak
memenuhi ketentuan Pasal 13 ayat (5) Undang-Undang No 42 Tahun 2009
Tentang Pajak Pertambahan Nilai, dan/atau tidak pula mengisi keterangan yang
sesuai dengan tata cara dan prosedur yang telah diatur. Jika melihat definisitersebut, bukankah akan teringat dengan Faktur Pajak Cacat?
Pada ketentuan perundang-undangan baik dalam Undang-Undang Pajak
Pertambahan Nilai maupun Undang-Undang Ketentuan Umum Dan Tata Cara
Perpajakan, tidak disebutkan secara eksplisit mengenai Faktur Pajak Cacat. Akan
tetapi, istilah Faktur Pajak Cacat disebutkan dalam beberapa Peraturan Direktur
Jenderal Pajak, seperti PER-159/PJ/2006 sebagaimana telah dirubah menjadi
PER-13/PJ/2010 dan PER-06/PJ/2012. Dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak
tersebut, Pengusaha Kena Pajak membuat Faktur Pajak yang isinya tidak sesuai
atau tidak memenuhi ketentuan perundang-undangan, Faktur Pajak itu akan
disebut sebagai Faktur Pajak Cacat. Untuk memahami Faktur Pajak Cacat
maupun Faktur Pajak Tidak Lengkap, dapat melihat pada Peraturan Direktur
Jenderal Pajak berikut ini:
Tabel 3.1
Ketentuan Tentang Faktur Pajak Cacat dan Faktur Pajak Tidak Lengkap
Pasal PER-06/PJ/2012 Pasal PER-24/PJ/2012
Pasal 1
angka
27
Faktur Pajak Cacat adalah
Faktur Pajak yang tidak
memenuhi ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 13 ayat (5) Undang-
Undang No 42 Tahun 2009
Tentang Pajak PertambahanNilai jo PER-13/PJ/2010 telah
diubah dengan PER-
65/PJ/2010.
Pasal 1
angka 9
Faktur Pajak tidak Lengkap
adalah Faktur Pajak yang tidak
mencantumkan keterangan
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 13 ayat (5) Undang-
Undang No 42 Tahun 2009
Tentang Pajak PertambahanNilai dan/atau mencantumkan
keterangan tidak sebenarnya
atau sesungguhnya dan/atau
mengisi keterangan yang tidak
sesuai dengan tata cara dan
prosedur sebagaimana diatur
dalam Peraturan Direktur
Jenderal Pajak ini.
-
7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012
21/48
ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012
Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 20
PasalPER-13/PJ/2010 jo
PER-65/PJ/2010Pasal PER-24/PJ/2012
Pasal 5
ayat (3)
Faktur Pajak yang tidak diisi
secara lengkap, jelas,
benar,dan/atau tidak
ditandatangani merupakan
Faktur Pajak Cacat.
Pasal 6
ayat (2)
Faktur Pajak yang tidak diisi
secara lengkap, jelas, benar,
dan/atau tidak ditandatangani
oleh PKP atau pejabat/pegawai
yang ditunjuk oleh PKP untuk
menandatanganinya sesuai
dengan tata cara dan prosedur
sebagaimana diatur dalam
Peraturan Direktur Jenderal
Pajak ini merupakan Faktur
Pajak Tidak Lengkap.
Pada PER-06/PJ/2012 dan PER-13/PJ/2010 jo PER-65/PJ/2010
memberikan definisi mengenai Faktur Pajak Cacat, sedangkan PER-24/PJ/2012
menyebutkan tentang Faktur Pajak Tidak Lengkap. Dari peraturan-peraturan
tersebut menghasilkan pemahaman yang serupa, dimana adanya Faktur Pajak
yang tidak memenuhi ketentuan/keterangan Pasal 13 ayat (5) Undang-Undang
No 42 Tahun 2009 Tentang Pajak Pertambahan Nilai, atau tidak diisi secara
lengkap, jelas, benar dan/atau tidak ditandatangani sebagaimana seharusnya
disebut sebagai Faktur Pajak Cacat dan Faktur Pajak Tidak Lengkap.
Penjelasan di atas memberikan pemahaman bahwa Faktur Pajak Cacat
dan Faktur Pajak Tidak Lengkap memiliki makna yang sama tetapi disebutkan
dengan dua istilah yang berbeda. Seiring diberlakukannya PER-24/PJ/2012,
faktur pajak yang tidak memenuhi ketentuan perundang-undangan bukan
disebut dengan Faktur Pajak Cacat, melainkan Faktur Pajak Tidak Lengkap.
3) Registrasi Ulang Pengusaha Kena Pajak dan VerifikasiRegistrasi Ulang Pengusaha Kena Pajak dan Verifikasi merupakan syarat
bagi Pengusaha Kena Pajak untuk mendapatkan kode aktivasi danpassworddari
Kantor Pelayanan Pajak. Registrasi Ulang Pengusaha Kena Pajak diselenggarakan
pada awal Februari 2012 hingga akhir Desember 2012. Peraturan pelaksana
program ini adalah PER-05/PJ/2012 tentang Registrasi Ulang Pengusaha Kena
Pajak tahun 2012. Registrasi Ulang Pengusaha Kena Pajak itu sendiri merupakan
-
7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012
22/48
ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012
Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 21
program dari Direktorat Jenderal Pajak yang bertujuan untuk meningkatkan
pelayanan, penertiban administrasi, pengawasan, dan untuk menguji
pemenuhan kewajiban subjektif dan objektif PKP. Berdasarkan PER-05/PJ/2012
penyelenggaraan program ini hanya dilakukan pada Februari 2012 hingga 31Agustus 2012, tetapi Direktur Jenderal Pajak menginstruksikan untuk
memperpanjang Program Registrasi Ulang Pengusaha Kena Pajak hingga 31
Desember 2012 dengan diterbitkannya PER - 20/PJ/2012. Seluruh Pengusaha
Kena Pajak yang terdaftar akan diregistrasi ulang. Maksud dari diregistrasi
ulang adalah Direktorat Jenderal Pajak akan melakukan verifikasi pada status
Pengusaha Kena Pajak.
Berdasarkan PMK-73/PMK.03/2012 tentang Jangka Waktu Pendaftaran
dan Pelaporan Kegiatan Usaha, Tata Cara Pendaftaran, Pemberian, dan
Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak, Serta Pengukuhan dan Pencabutan
Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, bahwa verifikasi biasanya dilakukan oleh
Direktorat Jenderal Pajak untuk mengukuhkan Pengusaha Kena Pajak secara
jabatan, hingga mencabut pengukuhan Pengusaha Kena Pajak secara jabatan
atau berdasarkan permohonan Pengusaha Kena Pajak. Tahapan verifikasi dalam
registrasi ulang pengusaha kena pajak ada tiga, yaitu persiapan, pelaksanaan dan
pelaporan. Verifikasi dilakukan dengan mencocokkan data dan/atau informasi
yang diperoleh atau dimiliki oleh Direktorat Jenderal Pajak. Isi data tersebut
biasanya menyatakan bahwa Wajib Pajak sudah tidak memenuhi persyaratan
subjektif dan objektif. Kemudian, melakukan konfirmasi lapangan terhadap
tempat kedudukan atau kegiatan usaha. Setelah itu, menguji jumlah nilai
peredaran bruto atas penyerahan Barang Kena Pajak.
Hasil verifikasi Registrasi Ulang Pengusaha Kena Pajak dituangkan dalam
suatu laporan. Dimana laporan hasil verifikasi digunakan untuk membuat
kesimpulan dan/atau usulan, apakah nantinya akan mencabut status
pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, melakukan perubahan data Pengusaha Kena
Pajak, atau tindak lanjut lainnya seperti pemeriksaan. Berikut ini merupakan
bentuk laporan hasil verifikasi Registrasi Ulang Pengusaha Kena Pajak:
-
7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012
23/48
ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012
Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 22
LAPORAN HASIL VERIFIKASI
NOMOR LHV- ............. (1)
Surat Tugas Verifikasi : Nomor ............... ............. ............ (2)
Tanggal .............. ............. ........... (3)
I. Identitas Pengusaha Kena Pajak
1. Nama PKP : ........... .............. .............. .............. ............. (4)
2. NPWP : ........... .............. .............. .............. ............. (5)
3. Tanggal Pengukuhan PKP : ........... .............. .............. .............. ............. (6)
4. Bidang Usaha / KLU : ........... .............. .............. .............. ............. (7)
5. Alamat : ........... .............. .............. .............. ............. (8)
6. Status PKP : Pusat Cabang
(9)
II. Identifikasi Kriteria (10)
Pengusaha Kena Pajak tersebut termasuk :
a. PKP yang telah dipusatkan tempat terutangnya Pajak Pertambahan Nilai di tempat lain
b. PKP yang pindah alamat ke wilayah kerja kantor Direktorat Jenderal Pajak lainnya
c. PKP dengan status tidak aktif/Non Efektif
d. PKP yang tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan Masa PPN untuk Masa Pajak Januari sampai dengan Desember
2011
e. PKP yang menyampaikan Surat Pemberitahuan Masa PPN yang Pajak Masukan dan Pajak Keluarannya nihil untuk
Masa Pajak Januari sampai dengan Desember 2011
f. PKP yang pada Masa Pajak Januari sampai dengan Desember 2011 sebelum berlakunya Peraturan Direktur Jenderal
Pajak ini, yang pada bagian periode tersebut tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan Masa PPN atau menyampaikan
Surat Pemberitahuan Masa PPN yang Pajak Masukan dan Pajak Keluarannya nihil
g. PKP yang tidak ditemukan pada waktu pelaksanaan Sensus Pajak Nasional
Catatan :
1. Apabila salah satu kriteria dalam huruf a, b, c, d, e, f, atau g terpenuhi, maka lanjutkan pengisian ke bagian V Kesimpulan.2. Apabila seluruh kriteria di atas tidakterpenuhi, maka lanjutkan pengisian ke bagian III Verifikasi Lanjutan .
III. Verifikasi Lanjutan (11)
a. PKP telah dilakukan kunjungan (visit) dalam jangka waktu 6 (enam) bulan terakhir
b. PKP telah dilakukan pemeriksaan PPN dalam jangka waktu 6 (enam) bulan terakhir
c. PKP telah dilakukan Konfirmasi Lapangan sesuai Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-62/PJ/2010
d. PKP ditemukan keberadaannya dan diyakini kegiatan usahanya pada waktu pelaksanaan Sensus Pajak Nasional
Catatan :
1. Apabila seluruh kriteria tersebut di atas tidakterpenuhi maka perlu dilakukan verifikasi lapangan dan lanjutkan pengisian ke
bagian IV Verifikasi Lapangan.2. Apabila salah satu kriteria di atas terpenuhi, maka tidak perlu dilakukan verifikasi lapangan dan lanjutkan pengisian ke bagian
V Kesimpulan.
-
7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012
24/48
ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012
Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 23
Form 3.1 Bentuk Laporan Hasil Verifikasi Registrasi Ulang Pengusaha Kena Pajak
4) Kode Aktivasi dan PasswordKode aktivasi dan Passwordini merupakan kode yang terdiri dari angka,
huruf, atau kombinasi angka dan huruf yang diberikan oleh Direktorat Jenderal
Pajak. Kode aktivasi ini diberikan melalui Surat Pemberitahuan Kode Aktivasi,
sedangkanpassworddiberikan hanya melalui surat elektronik (email).
IV. Verifikasi Lapangan (12)
Sesuai dengan Surat Tugas Verifikasi Lapangan Nomor ...... Tanggal ......... telah dilaksanakan verifikasi lapangan dengan hasil
sebagai berikut :
A. Keberadaan Pengusaha Kena Pajak (Syarat Subjektif)
Kondisi PKP pada saat Verifikasi Lapangan
1. Pengusaha : Orang Pribadi Badan(13)
2. Alamat : Sesuai dengan data KPP Tidak sesuai dengan data KPP (14)
Dalam hal alamat tidak sesuai dengan data KPP, maka alamat yang seharusnya
3. Kegiatan Usaha/KLU Sesuai dengan data KPP Tidak sesuai dengan data KPP (16)
Dalam hal kegiatan usaha tidak sesuai dengan data KPP, maka kegiatan usaha yang ditemukan
pada saat verifikasi lapangan diuraikan pada kolom B angka 2.
4. Status PKP : Pusat Cabang
(17)
5. Penanggung Jawab : (18)
- Nama :
- Jabatan :
- Alamat dan Telepon :
- NPWP :
B. Kegiatan Pengusaha Kena Pajak (Syarat Objektif)
1. Daftar harta di lokasi usaha pada saat verifikasi lapangan :
No. Jenis Harta Status Kepemilikan Keterangan
(19)
2. Gambaran Kegiatan Usaha PKP
(20)
3. Foto/Gambar Tempat/Lokasi Kegiatan usaha PKP
(21)
-
7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012
25/48
ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012
Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 24
A. Saat Pembuatan Faktur PajakPada PER-13/PJ/2010 saat pembuatan Faktur Pajak dilakukan saat
penyerahaan BKP dan/atau JKP, penerimaan pembayaran jika pembayaran
terlebih dahulu dilakukan baru disusul dengan penyerahan, penerimaan terminbila penyerahan masih dalam pengerjaan, dan saat PKP rekanan menyampaikan
tagihan. Namun, PER-24/PJ/2012 menambahkan satu point saat pembuatan
Faktur Pajak, yaitu saat lain. Saat lain sebagai saat pembuatan Faktur Pajak
hanya diperuntukan bagi penyerahan BKP dengan karakteristik tertentu.
Ketentuan mengenai hal ini diatur dalam PMK-238/PMK.03/2012 tanggal 26
Desember 2012.
Sebelum sampai pada penjelasan saat lain sebagai saat pembuatan Faktur
Pajak, perlu diketahui apa yang dimaksud dengan Barang Kena Pajak dengan
karakteristik tertentu. Barang karakteristik tertentu adalah suatu barang yang
harus memenuhi kriteria-kriteria tertentu. Salah satu contoh Barang Kena Pajak
dengan Karakteristik tertentu, adalah konsentrat produk pertambangan yang
mengadung kadar mineral dan bahan/produk kimia. Berikut ini adalah kriteria-
kriteria dari BKP dengan kriteria tertentu:
Harga jual dari Barang Kena Pajak tersebut mengalami fluktuasimenyesuaikan harga acuan/standar yang berlaku di pasar domestik
maupun pasar internasional;
Kualitas atau kadar kandungan berharga di dalam Barang Kena Pajaktersebut dapat berubah dalam proses pengiriman atau transportasi dari
pihak penjual ke pihak pembeli yang disebabkan oleh cuaca atau iklim
tertentu secara normal dan tidak disebabkan karena kerusakan
pengiriman atau kelalaian dalam proses pengiriman atau transportasi
dari pihak penjual ke pihak pembeli atau bencana alam; dan/atau
Kuantitas baik berupa tonase, volume atau satuan lainnya dapatmengalami perubahan dalam proses pengiriman atau transportasi dari
pihak penjual ke pihak pembeli yang disebabkan oleh cuaca atau iklim
tertentu secara normal dan tidak disebabkan karena kerusakan
pengiriman atau kelalaian dalam proses pengiriman atau transportasi
dari pihak penjual ke pihak pembeli atau bencana alam.
-
7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012
26/48
ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012
Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 25
Saat pembuatan Faktur Pajak atas penyerahaan Barang Kena Pajak
dengan karakteristik tertentu tersebut ditetapkan dengan batas waktu, yaitu
paling lambat pada saat pendapatan dari transaksi atas penyerahan Barang Kena
Pajak tersebut secara keseluruhan sudah dapat dihitung secara final. Dalamkurun waktu yang ditetapkan tersebut ternyata, terjadi pembayaran maka atas
pembayaran tersebut wajib dibuat Faktur Pajak. Ketentuan tersebut berlaku, jika
dalam perjanjian jual beli disebutkan hal-hal berikut ini:
a. menyatakan bahwa hak atas Barang Kena Pajak berpindah ke pihakpembeli setelah dikirimkan dari tempat penjual; dan
b. terdapat klausul tentang perubahan nilai tagihan akibat perubahan hargajual, perubahan kualitas dan/atau perubahan kuantitas Barang Kena
Pajak, sehingga perlu dilakukan penyesuaian faktur komersial
(commercial invoice).
B. Bentuk Faktur PajakBentuk dan ukuran Faktur Pajak yang diatur pada PER-13/PJ/2010 dan
PER-24/PJ/2012 tidak mengalami perubahan. Hal-hal yang perlu dibuat dalam
Faktur Pajak tersebut juga sama, yaitu Faktur Pajak paling sedikit harus
mencantumkan :
a. nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak yang menyerahkan BarangKena Pajak atau Jasa Kena Pajak;
b. nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak pembeli Barang Kena Pajakatau penerima Jasa Kena Pajak;
c. jenis barang atau jasa, jumlah Harga Jual atau Penggantian, dan potonganharga;
d. Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut;e. Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang dipungut;f. kode, nomor seri, dan tanggal pembuatan Faktur Pajak; dang. nama dan tanda tangan yang berhak menandatangani Faktur Pajak.
-
7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012
27/48
ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012
Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 26
Berikut ini merupakan bentuk dari Faktur Pajak berdasarkan Lampiran PER-
24/PJ/2012.
Form 3.2 Bentuk dari Faktur Pajak
C. Pengadaan dan Penegasan Isi Faktur PajakSama hal-nya dengan bentuk Faktur Pajak, bahwa ketentuan mengenai
pengadaan Faktur Pajak serta rangkapannya tidak berubah. Faktur Pajak dibuat
oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP). Faktur Pajak paling sedikit dibuat dalam 2
(dua) rangkap. Lembar pertama diperuntukan kepada pembeli BKP/penerima
JKP dan lembar kedua adalah untuk arsip PKP yang menerbitkan Faktur Pajak.
Pada PER-24/PJ/2012, ada beberapa isi dari Faktur Pajak yang tata cara
pengisiannya berbeda dengan ketentuan sebelumnya. Berikut ini adalah
beberapa hal yang dipertegas dalam PER-24/PJ/2012:
-
7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012
28/48
ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012
Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 27
1. Penegasan Identitas PKPPada PER-13/PJ/2010 ketentuan mengenai alamat tidak diatur secara
jelas, sedangkan PER-24/PJ/2012 Pasal 6 ayat (3) dan (4), menyebutkan bahwa
penulisan alamat harus menurut keadaan sebenarnya atau sesungguhnya saatpembuatan Faktur Pajak. Alamat yang seharusnya atau sesungguhnya adalah:
a. Alamat yang sama dengan surat keterangan terdaftar atau suratpengukuhan PKP;
b. Apabila alamat di Faktur Pajak berbeda dengan alamat yang tertera didalam Surat Keterangan Terdaftar atau Surat Pengukuhan PKP, maka
PKP tersebut harus memberitahukan ke KPP tempat PKP dikukuhkan
untuk meminta perubahan alamat dalam surat keterangan terdaftar atau
surat pengukuhan PKP.
Dalam Lampiran II PER-24/PJ/2012 menyebutkan, bahwa format
penulisan adalah nama jalan diikuti dengan nomor, RT/RW, nama desa,
kecamatan, kabupaten/kota, dan diakhiri dengan kode pos. Jika terdapat
kawasan/area, misalnya apartemen, gedung perkantoran, atau kompleks
perumahan, maka ditulis nama kawasan/area tersebut sebelum nama jalan.
Dikecualikan dari tata cara penulisan alamat dengan ketentuan tersebut, apabila
alamat pada Surat Keterangan Terdaftar atau Surat Pengukuhan PKP tidak
mempunyai nama jalan dan tidak mempunyai nomor, maka penulisan alamat
hanya mencantumkan RT/RW, nama desa, kecamatan, kabupaten/kota, dan
diakhiri dengan kode pos.
Penulisan alamat dengan benar, lengkap dan jelas, merupakan syarat Faktur
Pajak yang dapat dikreditkan. Dengan demikian jika penulisan alamat di Faktur
Pajak tidak dibuat sebagaimana disebutkan dalam PER-24/PJ/2012, maka
Faktur Pajak tersebut dianggap sebagai Faktur Pajak Tidak Lengkap.
Pejabat/pegawai yang berwenang untuk membuat Faktur Pajak, haruslah
memperhatikan identitas lawan transaksinya mulai dari NPWP hingga alamat.
Sehingga ketentuan perpajakan terkait pembuatan Faktur Pajak dapat terpenuhi.
-
7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012
29/48
ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012
Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 28
2. Penegasan Detail TransaksiDalam PER-24/PJ/2012, kolom Jenis barang atau jasa harus diisi dengan
keterangan yang harus sebenarnya atau sesungguhnya. Maksud dari penegasan
tersebut adalah:a. Jika terdapat pembayaran berupa uang muka, Termin, atau
Angsuran, maka kolom nama BKP atau JKP ditambah dengan
keterangan Uang Muka, Termin, atau Angsuran.
b. Jika BKP memiliki jumlah unit atau satuan, maka kolom nama BKPatau JKP ditambah dengan keterangan jumlah unit atau satuan.
3. Penegasan Penandatanganan Faktur PajakPada PER-13/PJ/2010, tidak dijelaskan secara detail tentang kesesuaian
data yang menandatangani Faktur Pajak tersebut. Sedangkan PER-24/PJ/2012,
lebih dijelaskan lagi bahwa Faktur Pajak yang terbaru harus disertai dengan
nama yang sesuai dengan kartu identitas yang sah yaitu Kartu Tanda Penduduk
(KTP), Surat Izin Mengemudi (SIM), dan Paspor.
PKP harus menyampaikan pemberitahuan secara tertulis tentang nama
PKP/Pejabat/Pegawai yang berhak menandatangani Faktur Pajak. Pada saat
penyampaian pemberitahuan tersebut, PKP harus menyertakan contoh
tandatangan, dan juga melampirkan fotocopy kartu identitas yang berhak
menandatangani Faktur Pajak yang sah yang telah dilegalisasi pejabat yang
berwenang kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak (KPP), paling lama pada akhir
bulan berikutnya. Dalam hal penandatanganan Faktur Pajak, cap tanda
tangan/scan tanda tangan tidak diperkenankan dibubuhkan pada Faktur Pajak.
Pengertian Pejabat yang telah ditunjuk oleh PKP disini adalah orang-
orang di perusahaan yang mempunyai jabatan di perusahaan tersebut.
Contohnya: Dewan Komisaris, Direksi dan lain-lain. Jika PKP tidak/terlambat
menyampaikan pemberitahuan tentang PKP yang berhak menandatangani
Faktur Pajak atau perubahan pejabat/pegawai yang berhak menandatangani
Faktur Pajak, maka Faktur Pajak yang diterbitkan adalah Faktur Pajak Tidak
Lengkap. Terdapat beberapa perbedaan terkait penegasan penandatanganan
Faktur Pajak, yaitu:
-
7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012
30/48
ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012
Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 29
1) Form Surat Pemberitahuan PKP/Penunjukan Pejabat/Pegawai yangberwenang menandatangani Faktur Pajak. Pada format sebelumnya
tidak terdapat kata PKP. Di PER-24/PJ/2012, dengan form yang
serupa terdapat tambahan kata PKP.Penjelasan:
- PER-13/PJ/2010: Format Surat Pemberitahuan PenunjukanPejabat/kuasa yang berwenang menandatangani Faktur Pajak
(Tidak ada kata PKP).
- PER-24/PJ/2012: Format Surat Pemberitahuan PKP atauPenunjukan Pejabat/Pegawai yang Berwenang Menandatangani
Faktur Pajak(Ada kata PKP).
2) Jika di perhatikan di form surat pemberitahuan PKP/PenunjukanPejabat/Pegawai yang berwenang menandatangani Faktur Pajak
dalam PER-24/PJ/2012, ada kata-kata yang menyebutkan bahwa
surat ini hanya mencantumkan contoh tanda tangan PKP atau
Pejabat/Pegawaiyang ditunjuk untuk menandatangani Faktur Pajak.
Dapat dikatakan pada PER-24/PJ/2012, penandatanganan Faktur
Pajak dibatasi untuk PKP/Pejabat/Pegawai yang ditunjuk saja dan ini
berarti Pejabat/Pegawai yang ditunjuk disini adalah orang-orang
internal perusahaan saja.
3) Pada peraturan terbaru ini yaitu PER-24/PJ/2012 juga tidakdisebutkan tentang surat kuasa. Itu artinya, surat kuasa yang
terlampir pada lampiran PER-13/PJ/2010, tidak dijelaskan di PER-
24/PJ/2012. Surat kuasa itu bisa dikuasakan kepada siapa saja baik
orang internal perusahaan maupun eksternal perusahaan (contohnya
konsultan pajak). Tetapi, pada PER-24/PJ/2012 tidak dijelaskan
ketentuan mengenai kuasa. Namun nama PKP yang tercantum dalam
format surat pemberitahuan PKP/Penunjukan Pejabat/Pegawai yang
berwenang menandatangani Faktur Pajak itu dapat diartikan sebagai
orang pribadi. Dimana arti PKP itu sendiri adalah Orang
Pribadi/Badan. Hal ini menjadi dispute tersendiri untuk peraturan
terbaru ini.
-
7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012
31/48
ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012
Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 30
Berikut ini adalah Format Surat Pemberitahuan PKP/Penunjukan
Pejabat/Pegawai Yang Berwenang Menandatangani Faktur Pajak Berdasarkan
PER-24/PJ/2012:
Form 3.3 Surat Pemberitahuan PKP/Penunjukan Pejabat/Pegawai Yang Berwenang
Menandatangani Faktur Pajak Berdasarkan PER-24/PJ/2012
Kepada Yth.
Kepala KPP ...........................
Jl .........................
di ........................
Dengan ini, saya :
Nama
Jabatan
Nama PKP
NPWP
: ...................................
: ...................................
: ...................................
: ...................................
memberitahukan identitas dan contoh tanda tangan PKP atau pejabat/pegawai yang ditunjuk untuk
menandatangani Faktur Pajak, yaitu :
No.
Nama
Pejabat/
Pegawai yang
Ditunjuk
NPWP Jabatan
Tanggal
Mulai
Menandatangani
Lokasi
Tempat
Keg.Usaha
Contoh
Tanda
Tangan
1.
2.
3.
4.
5.
6.*)
Demikian disampaikan, apabila ternyata terdapat kekeliruan dalam Surat Pemberitahuan ini, akan
dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya. Atas Perhatian Saudara kami ucapkan terima kasih.
............................, ...................
Meterai
....................................
*) Jumlah baris dapat disesuaikan dengan kebutuhan PKP
Catatan : Pemberitahuan ini harus dilampiri dengan fotokopi kartu identitas yang sah (dilegalisasi olehpejabat yang berwenang) untuk setiap pejabat/pegawai yang ditunjuk menandatangani Faktur Pajak.
-
7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012
32/48
ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012
Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 31
Sedangkan format Surat Pemberitahuan Penunjukan Pejabat/Kuasa Yang
Berwenang Menandatangani Faktur Pajak Berdasarkan PER-13/PJ/2010:
Kepada Yth.
Kepala KPP ....................
Jl. ...............................
di .......................
Dengan ini, saya :
Nama : ............. .............. ............... ...........
Jabatan : ............. .............. ............... ...........
Nama PKP : ............. .............. ............... ...........
NPWP : ............. .............. ............... ...........
Tanggal Pengukuhan : ............. .............. ............... ...........
memberitahukan identitas dan contoh tanda tangan Pejabat/kuasa yang ditunjuk untuk menandatangani
Faktur Pajak, yaitu :
No Nama Pejabat/
kuasa yang
Ditunjuk
NPWP Jabatan Tanggal Mulai
Menandatangani
Lokasi
Tempat
Keg. Usaha
Contoh
Tanda
Tangan
1.
2.
3.
4.
5.
6. *)
Demikian disampaikan, apabila ternyata terdapat kekeliruan dalam surat pemberitahuan ini, akan
dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya. Atas perhatian saudara kami ucapkan terima kasih.
....................................., ...........................
Meterai
............................................
*) Jumlah baris dapat disesuaikan dengan kebutuhan PKP
Form 3.4 Surat Pemberitahuan Penunjukan Pejabat/Kuasa Yang Berwenang
Menandatangani Faktur Pajak Berdasarkan PER-13/PJ/2010
-
7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012
33/48
ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012
Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 32
Format Surat Kuasa penunjukan kuasa untuk menandatangani Faktur Pajak oleh
PKP Orang Pribadi yang tidak memiliki struktur organisasi dan tidak
menandatangani sendiri Faktur Pajak-nya berdasarkan PER-13/PJ/2010 adalah
sebagai berikut:
Form 3.5 Surat Kuasa penunjukan Kuasa untuk menandatangani Faktur Pajak oleh PKP
Orang Pribadi yang tidak memiliki struktur organisasi dan tidak menandatangani sendiri
Faktur Pajak-nya berdasarkan PER-13/PJ/2010
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama PKP : .............. ............... .............. ..........
NPWP : .............. ............... .............. ..........
Tanggal Pengukuhan : .............. ............... .............. ..........
(selanjutnya disebut sebagai Yang Memberi Kuasa)
memberitahukan kuasa kepada :
Nama Pihak yang ditunjuk : .............. ............... .............. ..........
NPWP : .............. ............... .............. ..........
Mulai tanggal : .............. ....... s.d. ............. ................ atau ............ .............. .........
(selanjutnya disebut sebagai Yang Diberi Kuasa)
KHUSUS
untuk dan atas nama Yang Memberi Kuasa, menandatangani Faktur Pajak.
Demikian disampaikan, apabila ternyata terdapat kekeliruan dalam Surat Pemberitahuan ini, akan dilakukan
perbaikan sebagaimana mestinya. Atas perhatian Saudara kami ucapkan terima kasih.
Yang Diberi Kuasa, ........... ............... ..........., ............... ............
Yang Memberi Kuasa,
Meterai
............................................
-
7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012
34/48
ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012
Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 33
4. Ketentuan Nomor Seri Faktur PajakKetentuan Nomor Seri Faktur Pajak dalam PER-24/PJ/2012 berbeda
dengan PER-13/PJ/2010. Pada PER-13/PJ/2012, ketentuan Faktur Pajak
sebelum 31 Maret 2013 terdiri dari 16 digit yaitu 2 digit Kode Transakasi, 1 digitKode Status, 3 digit Kode Cabang, 2 digit Tahun Penerbitan, dan 8 digit Nomor
Urut. Berikut ini merupakan gambar pembagian 16 digit Nomor Seri Faktur
Pajak berdasarkan PER-13/PJ/2010:
Gambar 3.1 Pembagian 16 Digit Nomor Seri Faktur Pajak
Berdasarkan PER-13/PJ/2010
Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak tetap terdiri dari 16 digit, hanya saja
pembagian ke 16 digit antara PER-13/PJ/2010 berbeda dengan PER-
24/PJ/2012. Berdasarkan PER-24/PJ/2012, 16 digit tersebut terdiri dari 2 (dua)
digit Kode Transaksi, 1 (satu) digit Kode Status, dan 13 (tiga belas) digit Nomor
Seri Faktur Pajak yang ditentukan oleh Direktur Jenderal Pajak. Berikut ini
merupakan gambar dari pembagian ke 16 digit Nomor Seri Faktur Pajak,
berdasarkan PER-24/PJ/2012:
Gambar 3.2 Pembagian 16 Digit Nomor Seri Faktur Pajak
Berdasarkan PER-24/PJ/2012
Ketentuan PER-24/PJ/2012 menyebutkan, bahwa KPP tempat PKP
dikukuhkan akan memberikan nomor seri Faktur Pajak sesuai dengan
permintaan PKP. Pemberian Faktur Pajak ditentukan mulai dari Nomor Seri 900-
13.00000001 untuk Faktur Pajak yang diterbitkan tanggal 1 April 2013. Untuk
-
7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012
35/48
ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012
Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 34
tahun 2014 akan dimulai dari nomor seri Faktur Pajak 000- 14.00000001
demikian seterusnya.
5. Kode TransaksiKetentuan mengenai kode transaksi masih serupa dengan ketentuan yang
terdahulu. Hanya saja ada beberapa penekanan bahasa dalam penyebutan arti
setiap kode transaksi Faktur Pajak. Berikut ini merupakan perbandingan kode
transaksi Faktur Pajak :
Tabel 3.2 Perbandingan Kode Transaksi Faktur Pajak
KodePER-13/PJ/2010 jo
PER-65/PJ/2010PER-24/PJ/2012
01 Selain Pemungut PPN PPN dipungut oleh penjual yang
dilakukan penyerahan BKP dan/atau
JKP
02 Pemungut PPN Bendahara
Pemerintah
Pemungut PPN Bendahara Pemerintah
yang PPN-nya dipungut oleh
pemungut PPN bendahara pemerintah.
03 Pemungut PPN lainnya (selain
Bendahara Pemerintah)
Pemungut PPN lainnya (selain
Bendahara Pemerintah) yang PPN-nya
dipungut oleh Pemungut PPN lainnya
04 Menggunakan DPP dengan Nilai Lain
kepada selain pemungut PPN
Menggunakan DPP nilai lain yang PPN-
nya dipungut oleh PKP penjual
05 Tidak digunakan sejak 1 April 2010 Tidak digunakan
06 Penyerahan lainnya selain kepada
pemungut
Penyerahaan lainnya yang PPN-nya
dipungut oleh PKP penjual
07 PPN atau PPN dan PPn BM tidak
dipungut kepada selain pemungut
PPN
PPN tidak dipungut atau ditanggung
pemerintah
08 dibebaskan dari pengenaan PPN atau
PPN dan PPn BM, kepada selain
pemungut PPN
dibebaskan dari pengenaan PPN
09 Penyerahan aktiva pasal 16 D kepada
selain pemungut PPN.
Penyerahan aktiva pasal 16 D yang
PPN-nya dipungut oleh PKP
Penjualnya
-
7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012
36/48
ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012
Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 35
6. Kode StatusKode status, hanya terdiri dari satu angka dengan dua tipe yaitu angka 0
(nol) untuk status normal dan angka 1 (satu) untuk status penggantian.
Ketentuan ini tidak berbeda dengan ketentuan pada PER-13/PJ/2010.7. Nomor Seri Faktur Pajak
Nomor Seri Faktur Pajak terdiri dari 11 (sebelas) digit nomor urut yang
dipisahkan oleh 2 (dua) digit tahun penerbitan. Perlu diperhatikan bahwa nomor
seri Faktur Pajak diberikan oleh KPP sesuai dengan permintaan PKP dan dalam
bentuk blok nomor. Contoh: PKP meminta 100 Nomor Seri Faktur Pajak, maka
Nomor Seri Faktur Pajak yang diberikan oleh Direktorat Jenderal Pajak dapat
berupa:
900.13.00000001 s.d. 900.13.00000100;
900.13.99999901 s.d. 901.13.00000000;
900.13.99999999 s.d. 901.13.00000098, dan sebagainya.
E. Notifikasi Faktur Pajak Ganda = Faktur Pajak Tidak Lengkap
Dalam PER-24/PJ/2012 menerbitkan ketentuan baru. Ketentuan baru
tersebut menyebutkan bahwa apabila PKP membuat Faktur Pajak dengan
menggunakan Nomor Seri Faktur Pajak Ganda dalam tahun pajak yang sama,
maka Faktur Pajak tersebut dapat dikatakan sebagai Faktur Pajak Tidak
Lengkap. Akan tetapi apabila Nomor Seri Faktur Pajak yang diminta tidak
digunakan, PKP harus melapor kepada KPP tempat PKP dikukuhkan bersamaan
dengan Surat Pemberitahuan Masa PPN Masa Pajak Desember. Ketika PKP
menyampaikan Surat Pemberitahuan Nomor Seri Faktur Pajak Yang Tidak
Digunakan ke Petugas TPT. Petugas TPT akan memberikan BPS.
-
7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012
37/48
ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012
Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 36
Berikut ini merupakan bentuk formulir Pemberitahuan Nomor Seri Faktur Pajak
yang Tidak Digunakan :
Form 3.6 Pemberitahuan Nomor Seri Faktur Pajak Yang Tidak Digunakan
F. Saat PKP Pindah Tempat Kegiatan Usaha
Apabila kegiatan usaha PKP berpindah tempat ke luar wilayah Kantor
Pelayanan Pajak tempat PKP tersebut dikukuhkan. PKP diharuskan mengajukan
kembali permohonan kode aktivasi dan password. Pengajuan permohonan
tersebut disampaikan ke KPP yang membawahi tempat kegiatan usaha PKP yang
baru. Dalam pengajuan permohonan tersebut jangan lupa untuk menunjukan
pemberitahuan kode aktivasi yang asli dari KPP sebelumnya. PKP tetap dapat
menggunakan Nomor Seri Faktur Pajak yang belum digunakan.
Nomor : ............ .............. ..... ......,.... .............. .......
Hal : Pemberitahuan Nomor Seri Faktur PajakYang Tidak Digunakan
Yth. Kepala Kantor Pelayanan Pajak...............
...............................................................
Dengan ini, saya:
Nama : ............ .............. .........
Jabatan : ............ .............. .........
Nama PKP : ............ .............. .........
NPWP : ............ .............. .........
Alamat : ............ .............. .........
menyampaikan Nomor Seri Faktur Pajak yang tidak digunakan pada tahun ................, yaitu :
1. ...................................
2. ...................................
3. ............ ............... ........ dst.
4. ............ ............... ........ sampai dengan ............. ............... .......
5. ............ ................ ....... sampai dengan ............. ............... .......dst.
Pemberitahuan ini kami sampaikan untuk memenuhi ketentuan Peraturan Direktur Jenderal Pajak
Nomor PER-....../PJ/2012.
Nomor Seri tersebut di atas belum pernah dipergunakan untuk menerbitkan Faktur Pajak.
Demikian disampaikan, atas perhatian Saudara kami ucapkan terima kasih.
Pemohon
(.....................)
-
7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012
38/48
ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012
Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 37
Gambar 3.2 Saat PKP Pindah Kegiatan Usaha ke Luar Wilayah KPP
G. Ketentuan Untuk Faktur PenjualanBagaimana dengan Faktur Penjualan? Pada peraturan sebelumnya (PER-
13/PJ/2010) & peraturan yang terbaru (PER-24/PJ/2012) tidak ada perbedaan.
Untuk Faktur penjualan yang digunakan sama dengan Faktur Pajak seperti yang
telah di atur. Berikut ini adalah contoh format faktur penjualan:
Faktur Penjualan
Nomor Faktur :
Kode Pelanggan :
Nama Pelanggan :
Total Faktur:
Tanggal Pelunasan :
Form 3.2. Contoh Faktur Penjualan
Kode Barang Nama Barang Jumlah Harga Total
PKP Pindah
ke Luar
Kode Aktivasi dan Password
Mengajukan kembali permohonan
kode aktivasi danpassword +
menunjukan asli pemberitahuan
kode aktivasi an diberikan oleh KPP
No Seri Faktur Pajak
Tetap dapat menggunakan
No Seri Faktur Pajak yang
belum di unakan
-
7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012
39/48
ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012
Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 38
Berikut ini adalah contoh Faktur Penjualan yang berfungsi sebagai Faktur Pajak:
FAKTUR PENJUALAN/ FAKTUR PAJAK
Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak:
Pengusaha Kena Pajak
Nama:
Alamat: No Faktur:
NPWP: Tgl.Jth Tempo:
Pembeli Barang Kena Pajak/Penerima Jasa Kena Pajak
Nama:
Alamat: Kode:
NPWP: Sales:
No. Urut Nama Barang Kena Pajak / Jasa Kena Pajak Harga Jual/Penggantian/Uang Muka/Termin
Valas Rp
Harga Jual/Penggantian/Uang Muka/Termin
Dikurangi potongan harga
Dikurangi uang muka yang telah diterima
Dasar Pengenaan Pajak
PPN = 10% x Dasar Pengenaan Pajak
Total
Pajak Penjualan Atas Barang Mewah
Tarif DPP PPnBM
............%
............%
............%
............%
Rp...................
Rp...................
Rp...................
Rp...................
Rp...................
Rp...................
Rp...................
Rp...................
..................tgl...............
.....................................
Nama
Jumlah Rp...................
Form 3.3 Contoh Faktur Penjualan Yang Berfungsi Sebagai Faktur Pajak
-
7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012
40/48
ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012
Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 39
H. Ketentuan Faktur Pajak PenggantiPerubahan mengenai ketentuan Faktur Pajak Pengganti adalah sebagai
berikut :
Tabel 3.2 Perbedaan PER-13/PJ/2010 dan PER-24/PJ/2012 terkait dengan Faktur Pajak
Pengganti/Pembatalan
PER-13/PJ/2010 PER-24/PJ/2012
Penerbitan Faktur Pajak Pengganti
dapat dilakukan jika SPT Masa PPN
(dimana FP Pengganti tersebut
dilaporkan) belum dilakukan
pemeriksaan & PPN dalam Faktur
Pajak tersebut belum dibebankan
sebagai biaya.
PKP boleh menerbitkan Faktur Pajak
Pengganti atas Faktur Pajak yang
rusak, salah pengisian & penulisan
serta Faktur Pajak atas pembatalan
transaksi penyerahan BKP/JKP
selama Faktur Pajak tersebut masih
dapat dilakukan pembetulan.
Faktur Pajak yang diganti/dibatalkan
sepanjang belum dilakukan
pemeriksaan.
Pembetulan SPT Masa PPN (dimana
FP Pengganti tersebut dilaporkan)
dapat dilakukan selama belum
dilakukan pemeriksaan, belum
dilakukan pemeriksaan bukti
permulaan yang bersifat terbuka dan
PKP belum menerima surat
pemberitahuan hasil verifikasi.
Pembeli BKP/JKP yang sudah
melakukan pengkreditan atas PM dari
PPN yang Faktur Pajak nyadiganti/dibatalkan maka harus
dilakukan pembetulan SPT masa PPN
pada masa pajak untuk Faktur Pajak
yang diganti/dibatalkan selama belum
dilakukan pemeriksaan
Jika PM atas Faktur Pajak yang
diganti/dibatalkan oleh PKP sudah
dikreditkan, maka harus melakukanpembetulan SPT masa PPN pada masa
pajak atas Faktur Pajak yang
diganti/dibatalkan tersebut
dilaporkan. Dan selama belum
dilakukan pemeriksaan, belum
dilakukan pemeriksaan bukti
permulaan yang bersifat terbuka &
PKP belum menerima surat
pemberitahuan hasil verifikasi.
Penjelasan:
Jika kita perhatikan antara PER-13/PJ/2010 dan PER-24/PJ/2012 terdapat
penambahan kata-kata yaitu:
1) Pada PER-13/PJ/2010, PKP dapat menerbitkan Faktur PajakPengganti/dibatalkan asalkan belum ada pemeriksaan dan PPN dalam
Faktur Pajak tersebutbelum dibebankan sebagai biaya. Itu artinya jika
sudah dilakukan pemeriksaan dan PPN tersebut sudah dijadikan biaya,
maka tidak bisa diterbitkan Faktur Pajak Pengganti/Pembatalan.
-
7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012
41/48
ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012
Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 40
2) Pada PER-24/PJ/2012, Penerbitan Faktur Pajak Pengganti dapatdilakukan, sepanjang Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai
(dimana Faktur Pajak yang diganti tersebut dilaporkan) masih dapat
dilakukan pembetulan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.
3) Pada PER-24/PJ/2012, SPT Masa PPN (dimana Faktur Pajak yang digantitersebut dilaporkan) dapat dilakukan Pembetulan jika belum ada
pemeriksaan, belum dilakukan pemeriksaan bukti permulaan yang
bersifat terbuka dan PKP belum menerima surat pemberitahuan
hasil verifikasi. Artinya, jika setelah adanya pemeriksaan, adanya
pemeriksaan bukti permulaan yang bersifat terbuka dan PKP sudah
menerima surat pemberitahuan hasil verifikasi, maka PKP tidak dapat
menerbitkan Faktur Pajak Pengganti/Pembatalan. Selain itu, dalam PER-
24/PJ/2012 untuk nomor seri Faktur Pajak Pengganti ada ketentuan baru
yaitu:
a) Pada PER-24/PJ/2012, untuk Nomor Seri Faktur Pajak Penggantitetap menggunakan Nomor Seri Faktur Pajak yang sama dengan
Nomor Seri Faktur Pajak yang diganti.
Contoh:
Faktur Pajak yang diganti
Kode dan Nomor Seri
Tanggal
: 010.900.13.00000010
: 011.900.13.00000010
: 15 Juli 2013
Gambar 3.2 Contoh Faktur Pajak Pengganti (Berdasarkan PER-24/PJ/2012)
b) Sedangkan di PER-13/PJ/2010, nomor urut Faktur Pajak Penggantiberdasarkan Nomor Seri Faktur Pajak terakhir yang belum
digunakan.
Contoh:
Faktur Pajak yang diganti
Kode dan Nomor Seri
Tanggal
: 010.000.11.00000018
: 011.000.11.00000030
: 12 Februari 2012
Gambar 3.3 Contoh Faktur Pajak Pengganti (Berdasarkan PER-13/PJ/2010)
-
7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012
42/48
ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012
Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 41
I. Sanksi administrasiBagi PKP yang menerbitkan Faktur Pajak lewat dari batas waktu yang
ditentukan, maka dikenakan sanksi administrasi berdasarkan Undang-Undang
Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan Pasal 14 ayat (4) yaitu denda 2%dari DPP. PKP yang menerbitkan Faktur Pajak lewat dari 3 bulan, maka dianggap
tidak Menerbitkan Faktur Pajak & Pajak Masukan-nya tidak dapat dikreditkan.
Tidak ada perubahan antara peraturan baru dan lama yang membahas tentang
sanksi administrasi ini.
Contoh 1 (Bagi PKP yang menerbitkan Faktur Pajak lewat dari batas
waktu yang ditentukan):
PT A melakukan penjualan sebagai berikut:
DPP : Rp 12.000.000
Saat penyerahan : 10 April 2013
Saat pembayaran : 10 Mei 2013
Saat penerbitan Faktur Pajak :11 April 2013 (Terlambat)
Dengan begitu PT A terlambat menerbitkan Faktur Pajak. Sehingga PT A
dikenakan sanksi administrasi yaitu denda 2% x Rp 12.000.000 (DPP) = Rp
240.000. Seharusnya PT A menerbitkan Faktur Pajak paling lambat tanggal 10
April 2013.
Contoh 2 (Bagi PKP yang menerbitkan Faktur Pajak lebih dari 3 bulan):
PT Y menjual BKP kepada PT Z sebagai berikut:
DPP : Rp 20.000.000
Saat penyerahan : 30 Juli 2013
Saat penerbitan Faktur Pajak : 1 November 2013
Maka, PT Y sebagai penjual terlambat menerbitkan Faktur Pajak selama 4
bulan. Sehingga PT Y dianggap tidak menerbitkan Faktur Pajak. Kemudian PT Z
sebagai pembeli, tidak bisa mengkreditkan Pajak Masukan atas pembelian
Barang Kena Pajak (BKP) tersebut.
-
7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012
43/48
ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012
Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 42
J. Sanksi Untuk Faktur Pajak Tidak LengkapPada peraturan sebelumnya yaitu PER-13/PJ/2010, tidak ada istilah
Faktur Pajak Tidak Lengkap Tetapi yang ada hanya Faktur Pajak Cacat. Atas
Faktur Pajak Tidak Lengkap tersebut, PKP dikenakan sanksi administrasiberdasarkan Undang-Undang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan Pasal
14 ayat (4) yaitu denda 2% dari Dasar Pengenaan Pajak.
Faktur Pajak Cacat (Istilah pada peraturan PER-13/PJ/2010) dan Faktur
Pajak Tidak Lengkap (Pada Peraturan PER-24/PJ/2012) tidak dijelaskan secara
spesifik di Undang-Undang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan. Namun,
pada Pasal 14 ayat (1) huruf e Undang-Undang Ketentuan Umum Dan Tata Cara
Perpajakan disebutkan:
Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak
yang tidak mengisi Faktur Pajak secara lengkap sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5) Undang-Undang Pajak
Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya, selain:
1. identitas pembeli sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat
(5) huruf b Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan
perubahannya;atau
2. identitas pembeli serta nama dan tandatangan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5) huruf b dan huruf g Undang-
Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya, dalam
hal penyerahan dilakukan oleh Pengusaha Kena Pajak pedagang
eceran;
Dari penjelasan diatas, bisa disimpulkan bahwa PKP yang tidak mengisi Faktur
Pajak secara lengkap ini disebut sebagai Faktur Pajak Tidak Lengkap. Untuk
BKP/JKP yang menerima Faktur Pajak Tidak Lengkap, maka Pajak Masukan-nya
tidak dapat dikreditkan.
Contoh Faktur Pajak Tidak Lengkap:
PT B menerbitkan Faktur Pajak kepada PT C atas pembelian BKP sebesar
Rp 23.000.000 (belum termasuk PPN). Kemudian setelah diteliti, PT B
salah mengisi nomor seri pada Faktur Pajak tersebut. Sehingga:
- PT B dikenakan sanksi administrasi berupa denda sebesar 2% x Rp23.000.000 (DPP) = Rp 460.000.
- PT C sebagai pembeli tidak dapat mengkreditkan PM atas pembelianBKP tersebut (berdasarkan Undang-Undang Ketentuan Umum Dan
Tata Cara Perpajakan Pasal 14 ayat 4).
-
7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012
44/48
ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012
Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 43
K. Faktur Pajak Untuk PKP Pedagang Eceran Dan Faktur Pajak KhususUntuk PKP Toko Retail
Mengacu pada Peraturan PER-13/PJ/2010, Faktur Pajak untuk PKP
Pedagang Eceran, Faktur Pajak-nya dipersamakan dengan Faktur Pajak yangdiatur dalam peraturan tersebut. Tetapi, hanya diatur sampai dengan tanggal 31
Desember 2010 saja. Setelah itu terbit peraturan baru yaitu PER58/PJ/2010 &
SE-137/PJ/2010 tentang Bentuk dan Ukuran Formulir Serta Tata Cara Pengisian
Keterangan Pada Faktur Pajak Bagi Pengusaha Kena Pajak Pedagang Eceran.
Kemudian, DJP menerbitkan PMK-84/PMK.03/2012 yang membahas tentang
pengertian PKP Pedagang Eceran. Peraturan PMK-84/PMK.03/2012 ini masih
berlaku sampai dengan tanggal 31 Maret 2013.
Berdasarkan PER-58/PJ/2010 Pasal 1 ayat (1) dan PMK-
84/PMK.03/2012 Pasal 4 ayat (2) dan (3) yang dimaksud dengan PKP Pedagang
Eceran (PKP PE) adalah PKP yang kegiatan usahanya melakukan penyerahan
BKP/Pemberian JKP dengan cara:
a) Melalui suatu tempat penjualan eceran atau langsung mendatangitempat penjualannya. Contoh: toko/kios.
b) Dengan cara penjualan eceran langsung kepada konsumen. Penjualanini tidak ada penawaran tertulis, pemesanan (order), atau kontrak.
c) Transaksi jual beli dilakukan langsung secara tunai antara penjualdan pembeli/ pembeli langsung membawa BKP yang dibeli.
Pengertian PKP Pedagang Eceran ini sama dengan yang disebutkan PER-
24/PJ/2012 Pasal 1 ayat (7). Penyerahan BKP/Pemberian JKP tersebut
merupakan ketentuan yang kumulatif, artinya poin a hingga c harus terpenuhi
oleh PKP. Dalam peraturan ini pengertian tentang PKP Pedagang Eceran sama
dengan definisi yang diatur di PER-58/PJ/2010 dan juga PMK-84/PMK.03/2012.
Sedangkan penjelasan tentang Faktur Pajak Khusus Toko Retail diatur
tersendiri berdasarkan PMK-76/PMK.03/2010. Yang dimaksud dengan Toko
Retail pada Pasal 1 ayat (3) adalah:
Toko Retail adalah toko yang menjual BKP di dalam Daerah Pabean dantelah menjadi PKP, serta berpartisipasi dalam skema pengembalian PPN
kepada orang pribadi, yang ditunjuk oleh DJP.
-
7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012
45/48
ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012
Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 44
Toko Retail yang menyerahkan Barang Bawaan harus menerbitkanFaktur Pajak Khusus untuk orang pribadi dengan menggunakan format,
berdasarkan lampiran I PMK-76/PMK.03/2010 sebagai berikut:
Form 3.4 Faktur Pajak Khusus
CONTOH FAKTUR PAJAK KHUSUS
FAKTUR PAJAK KHUSUS/TAX INVOICE
XXX-XX-XX-00000001............... (1)
(Tanggal/Date dd-mm-yy) (2)
PENGUSAHA KENA PAJAK : ........... .............. .............. .............. ............. ........ (3)
TAXABLE PERSON FOR VAT PURPOSES
NPWP : ........... .............. .............. .............. ............. ........ (4)
TAXPAYER IDENTITY NUMBER
ALAMAT : ........... .............. .............. .............. ............. ........ (5)
ADDRESS
NAMA : ........... .............. .............. .............. .............. ....... (6)
TOURIST NAME
NOMOR PASPOR : ........... .............. .............. .............. ............. ........ (7)
Passport No.
ALAMAT : ........... .............. .............. .............. ............. ........ (8)
ADDRESS
Total Pembayaran/Total Paid PPN/VAT (10/110) 45.000.000 ........(9)
4.090.909 ........(10)
Telah dilayani oleh :
/ You have been attended by
Esra Maheri ............................. (11)
Pernyataan Toko Retail/ Toko Retail's Declaration Saya menyatakan bahwa turis telah melakukan pembelian barang dan berhak
untuk meminta pengembalian restitusi Pajak Pertambahan Nilai (/declared that tourist has purchased the goods and is
entitled to claim for a refund)
Pernyataan Turis/ Tourist's Declaration Dengan ini saya menyatakan bahwa saya memenuhi kriteria dan persyaratan untuk
mengajukan permohonan pengembalian PPN sesuai dengan skema restitusi PPN turis asing. Saya menyatakan bahwa saya memahami
kriteria dan persyaratan yang telah diberitahukan kepada saya. Saya akan mengizinkan DJP untuk melakukan pemeriksaan dokumen
dan barang bawaan saya.
( I hereby declare that I meet the eligibility criteria and will comply with the conditions and requirements for claiming VAT refund
under the tourist refund scheme. I confirm that I fully understand the eligibility criteria, conditions and requirements which have
been made known to me. I will allow DGT to inspect my good)
Mengajukan pengembalian /apply for refund
..................... (12)
tanda tangan turis Tanda tangan Penjual dan Stempel /tourist
signature /Toko Retail's Signature & Stamp
(Nama/Name) .......... ........... (13) (Nama) ........... ............... ..... (14)
-
7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012
46/48
ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012
Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 45
Untuk Kode Dan Nomor Seri Faktur Pajak dengan menggunakan kode
transaksi 06 dan dimulai dari 00000001. Faktur Pajak Khusus atas pembelian
Barang Bawaan tersebut harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:1) Kolom NPWP diisi dengan nomor paspor orang pribadi sesuai yang
tercantum dalam paspornya.
2) Kolom alamat pembeli diisi dengan alamat lengkap orang pribadisesuai yang tercantum dalam paspornya.
Faktur Pajak khusus dapat berfungsi sebagai surat permohonan pengembalian
PPN dengan mencantumkan tanda pada kolom permohonan pengembalian PPN
yang dicantumkan tanda tangan orang pribadi dan kasir Toko Retail yang diberi
stempel Toko Retail.
-
7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012
47/48
ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012
Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 46
Ketentuan Peralihan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84/PMK.03/2012 tentang Tata
Cara Pembuatan dan Tata Cara Pembetulan atau Penggantian Faktur Pajak,
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-13/PJ/2010 Tentang Bentuk,
Ukuran, Prosedur Pemberitahuan dalam Rangka Pembuatan, Tata Cara Pengisian
Keterangan, Tata Cara Pembetulan atau Penggantian, dan Tata Cara Pembatalan
Faktur Pajak sebagaimana telah diubah dengan PER-65/PJ/2010 Tetap
berlaku sampai dengan berlakunya PER-24/PJ/2012 yaitu 1 April 2013.
-
7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012
48/48
Jika Andamemerlukan konsultasi komprehensif terkaitPER-24/PJ/2012, silahkan menghubungi tim kami
Gd.Pemuda 2nd FloorJl. Pemuda Raya No.66
Jakarta 13220
Email : [email protected]
Tel : +62 21 47865713 atau +62 21 4788 1443
Fax : +62 21 4788 1350
All materials or explanations (not restricted to the following presentation slides) (collectively Material) havebeen and are prepared in general terms only. The Material is intended as a general guide and shall not be
construed as any advice, opinion or recommendation given by Ortax.
In addition, the Material is limited by the time available and by the information made available to us. You shouldnot consider the Material as being comprehensive as we may not become aware of all facts or information.
Accordingly, Ortax is not in a position to and will not make any representation as to the accuracy, completeness or
sufficiency of the Material for your purposes