Serba Serbi PER 24 2012

download Serba Serbi PER 24 2012

of 48

Transcript of Serba Serbi PER 24 2012

  • 7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012

    1/48

    Observation & Research of TaxationThe 1st Indonesian Tax Community Media

    http://www.ortax.org

    Serba-Serbi PER-24/PJ/2012

    Penyusun :

    Tim Pajak ORTax

  • 7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012

    2/48

    ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012

    Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 1

    Perubahan Peraturan

    Dalam rangka pembenahan sistem administrasi PPN, pada akhir tahun

    2012, Direktorat Jenderal Pajak (Ditjen Pajak) menerbitkan peraturan baru

    tentang ketentuan dan format Faktur Pajak. Peraturan tersebut adalah Peraturan

    Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-24/PJ/2012 tentang Bentuk, Ukuran, Tata

    Cara Pengisian Keterangan, Prosedur Pemberitahuan Dalam Rangka Pembuatan,

    Tata Cara Pembetulan atau Penggantian, dan Tata Cara Pembatalan Faktur Pajak

    (PER-24/PJ/2012) yang mulai berlaku efektif pada tanggal 1 April 2013

    PER-24/PJ/2012 merupakan perubahan dari peraturan sebelumnya,

    yaitu PER-13/PJ/2010 dan perubahannya PER-65/Pj/2010 tentang Perubahan

    Atas Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-13/Pj/2010 tentang Bentuk,

    Ukuran, Prosedur Pemberitahuan Dalam Rangka Pembuatan, Tata Cara

    Pengisian Keterangan, Tata Cara Pembetulan Atau Penggantian, Dan Tata Cara

    Pembatalan Faktur Pajak sudah berlaku sejak 1 April 2010. PER-24/PJ/2012

    tersebut tentunya membawa perubahan yang cukup signifikan bagi Pengusaha

    Kena Pajak.

    Skema 1.1 Perubahan Peraturan terkait Faktur Pajak

    Sebagaimana diketahui bersama, Faktur Pajak merupakan sarana bagi

    Pengusaha Kena Pajak (PKP) dalam menjalankan mekanisme pengkreditan PPN.

    Fungsi Faktur Pajak dapat dirasakan oleh PKP Penjual dan PKP Pembeli. Bagi

    PKP Penjual Faktur Pajak berfungsi sebagai bukti PPN telah dipungut. Sedangkan

    bagi PKP Pembeli, Faktur Pajak dijadikan bukti bahwa PPN yang terutang telah

    dibayar. Secara sederhana, penerbitan Faktur Pajak harus memenuhi 2 syaratyang berlaku umum yaitu sebagai berikut:

    PER-13/PJ/2010 PER-65/Pj/2010 PER-24/PJ/2012

  • 7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012

    3/48

    ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012

    Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 2

    1) Syarat formal.Terkait dengan Faktur Pajak harus diisi secara lengkap, jelas dan benar

    serta ditanda-tangani oleh pihak yang ditunjuk oleh PKP untuk

    menandatanganinya.

    2) Syarat material.Terkait dengan keterangan yang sebenarnya atau sesungguhnya

    mengenai penyerahan BKP dan/atau penyerahan JKP, ekspor BKP,

    pemanfaatan JKP, pemanfaatan BKP tidak berwujud dari luar daerah

    pabean di dalam daerah pabean, impor BKP.

    Ketentuan material dan formal dalam pembuatan Faktur Pajak ini

    disebutkan dalam peraturan perundang-undangan. Dengan demikian, pihak yang

    menerbitkan atau menerima Faktur Pajak harus terus mengikuti ketentuan, dari

    peraturan perundang-undangan yang baru, agar mekanisme kredit pajak dapat

    dilakukan oleh PKP dan terhindar dari sanksi perpajakan. Oleh karena itu, para

    PKP perlu pemahaman yang mendalam terhadap isi PER-24/PJ/2012. Hal

    tersebut bertujuan agar dalam pemenuhan hak dan kewajiban perpajakan PPN

    dapat dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

  • 7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012

    4/48

    ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012

    Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 3

    Ketentuan yang

    harus dilakukan oleh PKP

    A. Tahap-Tahap Administrasi Sebelum PKP Menerbitkan Faktur PajakDiterbitkannya PER-24/PJ/2012 membawa perubahan besar pada

    ketentuan penerbitan Faktur Pajak. Perubahan yang paling signifikan terkait

    dengan Nomor Seri Faktur Pajak. Direktorat Jenderal Pajak dalam hal ini Kantor

    Pelayanan Pajak (KPP) akan memberikan Nomor Seri Faktur Pajak. Untuk

    mendapatkan Nomor Seri Faktur Pajak, setiap Pengusaha Kena Pajak (PKP)

    harus melakukan serangkaian tahap administrasi. Pertama, PKP harus

    mengajukan permohonan kode aktivasi & password. Kemudian pada tahap

    kedua, PKP harus mengajukan permintaan Nomor Seri Faktur Pajak. Setelah

    kedua tahap tersebut dilakukan oleh PKP dan permohonan atas keduanya

    dikabulkan, maka PKP dapat menerbitkan Faktur Pajak. Berikut ini merupakan

    proses administrasi yang harus dilakukan oleh PKP sebelum menerbitkan FakturPajak:

    Skema 2.1 Proses Administrasi yang Dilakukan oleh PKP

    Penjelasan tentang permohonan kode aktivasi & password serta

    permintaan Nomor Seri Faktur Pajak, lebih rinci disebutkan pada PER-

    24/PJ/2012 dan SE-52/PJ/2012 tentang Tata Cara Permohonan Kode Aktivasi

    dan Password serta Permintaan, Pengembalian dan Pengawasan Nomor Seri

    Faktur Pajak. Berikut ini adalah hal-hal yang harus dilakukan PKP pada saat

    menyampaikan Surat Permohonan Kode Aktivasi Dan Password;

  • 7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012

    5/48

    ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012

    Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 4

    1. Ketentuan Pengajuan Surat Permohonan Kode Aktivasia. PKP mengajukan Surat Permohonan Kode Aktivasi dan Password

    Langkah awal yang harus dilakukan PKP adalah mengajukan Surat

    Permohonan Kode Aktivasi dan Password ke KPP tempat PKPdikukuhkan. Surat permohonan tersebut harus diisi dengan lengkap dan

    disampaikan secara langsung ke KPP. Berikut ini merupakan bentuk dari

    Surat Permohonan Kode Aktivasi dan Passwordyang harus diisi oleh PKP:

    Form 2.1 Surat Permohonan Kode Aktivasi dan Password

    b.Petugas Tempat Pelayanan Terpadu (TPT) menerima SuratPermohonan Kode Aktivasi dan Password

    Setelah Surat Permohonan Kode Aktivasi dan Password diisi

    dengan lengkap dan benar oleh PKP. PKP dapat menyerahkan Surat

    tersebut ke Petugas Tempat Pelayanan Terpadu (TPT). Petugas TPT akan

    menerima dan meneliti atas kelengkapan surat permohonan yang

    diberikan oleh PKP.

    Nomor : ............ ......... ......,... .............. .....

    Hal : Permohonan Kode Aktivasi dan Password/

    Cetak Ulang Kode Aktivasi/update email*)

    Yth. Kepala Kantor Pelayanan Pajak...............

    ...............................................................

    Dengan ini, saya:

    Nama : ........... .............. ..........

    Jabatan : ........... .............. ..........

    Nama PKP : ........... ............... .........

    NPWP : ........... .............. ..........

    Alamat : ........... .............. ..........

    Alamat Email : ........... .............. ..........

    mengajukan permohonan Kode Aktivasi dan Password/Cetak Ulang Kode Aktivasi/update

    email*) dalam rangka permintaan Nomor Seri Faktur Pajak berdasarkan Peraturan Direktur

    Jenderal Pajak Nomor PER-........./PJ/2012 tentang Bentuk, Ukuran, Tata Cara Pengisian

    Keterangan, Prosedur Pemberitahuan dalam Rangka Pembuatan, Tata Cara Pembetulan atau

    Penggantian, dan Tata Cara Pembatalan Faktur Pajak.

    Demikian disampaikan, atas perhatian Saudara kami ucapkan terima kasih.

    Pemohon

    (..................)

    *) coret salah satu

  • 7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012

    6/48

    ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012

    Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 5

    Hasil penelitian TPT dapat berupa:

    Surat Permohonan Kode Aktivasi dan Passwordbelum diisi secaralengkap, maka Petugas TPT akan meminta PKP untuk

    melengkapinya; atau Surat Permohonan Kode Aktivasi dan Password telah diisi secara

    lengkap, maka Petugas TPT:

    1. mencetak Bukti Penerima Surat (BPS) dan LembarPengawasan Arus Dokumen (LPAD);

    2. memberikan BPS kepada PKP; dan3. menggabungkan surat permohonan dengan LPAD, lalu

    meneruskan dokumen tersebut ke Petugas khusus yang

    ditunjuk.

    c. Proses pembuatan konsep Surat Pemberitahuan Kode

    Aktivasi/Surat Penolakan Permohonan Kode Aktivasi dan

    Password

    Petugas TPT akan memberikan dokumen terkait Permohonan

    Kode Aktivasi dan Passwordyang diajukan oleh PKP ke Petugas Khusus

    yang Ditunjuk. Lalu petugas akan menginput dokumen serta mencetak

    dan memaraf konsep surat, yang berupa:

    1. Surat Pemberitahuan Kode Aktivasi, serta mengirimkanPassword, apabila:

    a. PKP telah dilakukan registrasi ulang dan kesimpulanLaporan Hasil Verifikasi menyatakan status PKP tetap,

    atau PKP dibuatkan Berita Acara Verifikasi dalam rangka

    pembatalan Surat Pencabutan Surat Pengukuhan

    Pengusaha Kena Pajak; atau

    b. PKP telah dilakukan verifikasi dalam rangka PengukuhanPKP dan kesimpulan Laporan Hasil Verifikasi menyatakan

    menerima permohonan Wajib Pajak untuk dikukuhkan

    sebagai PKP.

    2. Surat Penolakan Permohonan Kode Aktivasi danPassword, apabila:

    a. PKP belumdiregistrasi ulang/diverifikasi;

  • 7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012

    7/48

    ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012

    Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 6

    b. PKP telah dilakukan registrasi ulang dan kesimpulanLaporan Hasil Verifikasi menyatakan diterbitkan Surat

    Pencabutan Pengukuhan PKP; atau

    c.

    PKP telah dilakukan verifikasi dalam rangka PengukuhanPKP dan kesimpulan Laporan Hasil Verifikasi menyatakan

    menolak permohonan Wajib Pajak untuk dikukuhkan

    sebagai PKP.

    Surat Pemberitahuan Kode Aktivasi/Surat Penolakan Pemberian

    Kode Aktivasi diterbitkan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari

    kerja sejak permohonan diterima secara lengkap. Kemudian Surat

    Pemberitahuan Kode Aktivasi/Surat Penolakan Pemberitahuan Kode

    Aktivasi dan Password, akan dibuat dua rangkap yaitu lembar pertama

    untuk PKP dan lembar ke dua untuk arsip Kantor Pelayanan Pajak.

    Apabila Surat Permohonan Kode Aktivasi dan Password tidak

    dikabulkan, maka PKP dapat mengajukan kembali ke KPP. Akan tetapi

    PKP harus terlebih dahulu memenuhi syarat sebagaimana yang telah

    disebutkan sebelumnya. Bila penolakan surat permohonan tersebut

    akibat alamat yang tidak benar, maka PKP harus mengajukan

    permohonan perubahan alamat sesuai dengan ketentuan perundang-

    undangan yang berlaku.

  • 7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012

    8/48

    ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012

    Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 7

    Berikut ini merupakan contoh dari Surat Pemberitahuan Kode Aktivasi

    dan Surat Pemberitahuan Penolakan Kode Aktivasi dan Password:

    Form 2.2 Surat Pemberitahuan Kode Aktivasi

    KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

    DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

    KANTOR WILAYAH DJP..........................

    KANTOR PELAYANAN PAJAK..........................

    ..........................................................................

    Nomor : ............ ......... .........,. ............... .........

    Sifat : Rahasia

    Hal : Pemberitahuan Kode Aktivasi

    Kepada

    Nama PKP ...............................

    NPWP .....................................di ..........................................

    Kode Aktivasi : XXXXXXXX

    diberikan pada tanggal ........................................kepada:

    Nama : ............ .............. ............. ............... ........

    NPWP : ............ .............. ............. ............... ........

    Alamat : ............ .............. ............. ............... ........

    Dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut:

    a. Gunakan Kode Aktivasi sebagai identitas digital dalam hal Saudara mengajukanpermohonan nomor seri Faktur Pajak ke Direktorat Jenderal Pajak.

    b. Kode Aktivasi ini bersifat rahasia, segala risiko atas kerahasiaan data ini menjadi tanggungjawab Saudara, untuk itu diharapkan tidak memberitahukannya kepada pihak yang tidak

    berwenang.

    c. Apabila Kode Aktivasi ini hilang, saudara dapat mengajukan permohonan cetak ulangdengan dilampiri kopi surat permohonan kode aktivasi beserta BPS-nya dan surat

    keterangan kehilangan dari kepolisian.

    a.n. Kepala Kantor Pelayanan Pajak,

    Kepala Seksi Pelayanan,

    Nama

    NIP

    Tembusan:

    Arsip.

  • 7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012

    9/48

    ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012

    Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 8

    Form 2.3 Surat Pemberitahuan Penolakan Kode Aktivasi dan Password

    d. Penandatanganan Surat Pemberitahuan Kode Aktivasi/SuratPenolakan Pemberian Kode Aktivasi

    Setelah Petugas Khusus yang Ditunjuk merekam data PKP,

    mencetak, dan memaraf konsep Surat Pemberitahuan Kode Aktivasi/Surat

    Penolakan Pemberian Kode Aktivasi. Petugas Khusus yang Ditunjuk

    menyerahkan konsep surat tersebut kepada Kepala Seksi Pelayanan. Hal ini

    dilakukan untuk meminta tanda tangan kepada Kepala Seksi Pelayanan,agar surat dapat dikirimkan ke PKP.

    KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

    DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

    KANTOR WILAYAH DJP..........................

    KANTOR PELAYANAN PAJAK....................................................................................................

    Nomor : ..........,.........................

    Sifat : Biasa

    Hal : Penolakan Pemberian Kode Aktivasi dan Password

    Kepada

    Nama PKP ...............................

    NPWP .....................................

    di ..........................................

    Berdasarkan surat permohonan Saudara Nomor ...................... tanggal ...................... hal Permohonan Kode

    Aktivasi dan Password, dengan ini disampaikan beberapa hal sebagai berikut:

    1. Permohonan Saudara tidak dapat ditindaklanjuti karena tidak memenuhi ketentuan Pasal 8ayat (3) Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-......./PJ/2012 tentang Bentuk, Ukuran,

    Tata Cara Pengisian Keterangan, Prosedur Pemberitahuan dalam Rangka Pembuatan, Tata Cara

    Pembetulan atau Penggantian, dan Tata Cara Pembatalan Faktur Pajak.

    2. Saudara dapat mengajukan kembali surat permohonan Kode Aktivasi dan Password, setelahKantor Pelayanan Pajak terlebih dahulu melakukan verifikasi dalam rangka pengujian

    kepatuhan subjektif dan objektif berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan

    yang berlaku.

    Demikian kami sampaikan.

    a.n. Kepala Kantor Pelayanan Pajak,

    Kepala Seksi Pelayanan,

    Nama

    NIP

    Tembusan:

    Arsip.

  • 7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012

    10/48

    ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012

    Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 9

    e. Proses pengiriman Surat Pemberitahuan Kode Aktivasi/SuratPenolakan Pemberian Kode Aktivasi dan Password

    Setelah petugas menerima Surat Pemberitahuan Kode

    Aktivasi/Surat Penolakan Pemberian Kode Aktivasi yang telahditandatangani oleh Kepala Seksi Pelayanan, maka surat tersebut akan

    diteruskan ke Sub Bagian Umum, untuk dikirimkan ke PKP dengan

    menggunakan jasa pos tercatat/jasa ekspedisi/kurir. Petugas akan

    mengarsipkan berkas permohonan tersebut. Jika Kantor Pelayanan Pajak

    menerbitkan Surat Pemberitahuan Kode Aktivasi, maka KPP juga akan

    mengirim password ke alamat email PKP, yang sebelumnya telah

    dicantumkan dalam surat permohonan itu.

    f. Bila PKP tidak menerima Surat Pemberitahuan KodeAktivasi/Surat Pemberitahuan Penolakan dan Password

    Jika Surat Pemberitahuan Kode Aktivasi/Surat Pemberitahuan

    Penolakan tidak diterima oleh PKP dan ternyata kembali ke pos. KPP akan

    memberitahukan informasi tersebut melalui email. Petugas harus

    menginputkan kembali Nomor Surat Pemberitahuan Kode

    Aktivasi/Nomor Surat Penolakan Pemberian Kode Aktivasi ke dalam

    sistem yang telah disediakan.

    g. Bila Surat Pemberitahuan Kode Aktivasi Hilang Dan InginMengajukan Permohonan Update Email

    Saat Surat Pemberitahuan Kode Aktivasi yang diterima PKP hilang.

    PKP dapat meminta kembali ke KPP dengan mengajukan Surat

    Permohonan Cetak Ulang Kode Aktivasi serta melampirkan:

    i. Fotocopysurat keterangan kehilangan dari kepolisianii. Bukti penerimaan surat dari KPP atas Surat Permohonan Kode

    Aktivasi dan Password.

    Setelah KPP menerima fotocopy surat keterangan hilang dan bukti

    penerimaan surat dari PKP, maka KPP akan menerbitkan surat

    pemberitahuan kode aktivasi atau surat pemberitahuan penolakan dalam

    jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja.

  • 7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012

    11/48

    ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012

    Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 10

    Jika PKP tidak menerima password akibat adanya kesalahan

    penulisan alamat email, maka yang harus dilakukan PKP adalah

    mengajukan permohonan updateemailke KPP dengan menggunakan Surat

    Permohonan UpdateEmail. Petugas akan melakukan update emailke PKPdan mengirimkan Passwordke emailPKP.

    h. Re-aktivasi atas Kode AktivasiDalam jangka waktu 6 (enam) bulan sejak tanggal Surat

    Pemberitahuan Kode Aktivasi dicetak, Direktorat Jenderal Pajak (dalam

    hal ini KPP) dapat melakukan aktivasi kembali (re-aktivasi) atas Kode

    Aktivasi yang telah dimiliki oleh PKP. KPP akan mencetak Surat

    Pemberitahuan Kode Aktivasi baru dan mengirim passwordbaru ke email

    PKP.

    Untuk lebih memahami proses permohonan aktivasi dan password, dapat

    melihat pada Skema 2.2 tentang Proses Permohonan Kode Aktivasi dan

    Password Jika Permohonan Diterima dan Skema 2.3 terkait Permohonan

    Aktivasi dan Passwordsecara keseluruhan:

    Skema 2.2 Proses Permohonan Kode Aktivasi dan PasswordJika Persyaratannya

    Diterima

    awal

    PKP mengajukaansuratpermohonankode aktivasi danpasswordkepadaKPP

    proses

    KPP menerbitkansuratpemberitahuankode aktivasi kePKP melalui pos.dan mengirimpassword melaluiemail ke PKP. ataupos.

    akhir

    SuratPemberitahuankode aktivasiditerbitkan 3 harikerja setelahpermohonanditerima

  • 7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012

    12/48

    ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012

    Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 11

    Skema 2.3 Permohonan Aktivasi dan Password

  • 7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012

    13/48

    ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012

    Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 12

    2. Ketentuan Permintaan Nomor Seri Faktur Pajaka. PKP Mengajukan Surat Permintaan Nomor Seri Faktur Pajak

    Pengusaha Kena Pajak (PKP) mengajukan Permintaan Nomor Seri

    Faktur Pajak ke KPP tempat PKP dikukuhkan. Surat Permintaan NomorSeri Faktur Pajak harus diisi secara lengkap dan disampaikan langsung ke

    Kantor Pelayanan Pajak tempat PKP dikukuhkan. Berikut ini merupakan

    format Surat Permintaan Nomor Seri Faktur Pajak:

    Form 2.4 Surat Permintaan Nomor Seri Faktur Pajak

    Nomor : ............ .............. ..... .........., .............. ...........

    Hal : Permintaan Nomor Seri Faktur Pajak

    Yth. Kepala Kantor Pelayanan Pajak...............

    ...............................................................

    Dengan ini, saya:

    Nama : ............ .............. .........

    Jabatan : ............ .............. .........

    Nama PKP : ............ .............. .........

    NPWP : ............ .............. .........

    Alamat : ............ .............. .........

    Penyampaian SPT : e-SPT/e-Filling manual/hardcopy

    Mengajukan permohonan Permintaan Nomor Seri Faktur Pajak berdasarkan Peraturan Direktur

    Jenderal Pajak Nomor PER-....../PJ/2012 sebanyak ...............(........................) Nomor Seri Faktur Pajak.

    Bersama ini kami sampaikan data penyampaian SPT Masa PPN untuk 3 (tiga) bulan terakhirberturut-turut yang telah jatuh tempo pada tanggal permintaan ini diajukan berikut jumlah

    penerbitan Faktur Pajaknya.

    No Masa Pajak Jumlah Penerbitan Faktur Pajak

    1

    2

    3

    Demikian disampaikan, atas perhatian Saudara kami ucapkan terima kasih.

    Pemohon

    (.....................)

  • 7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012

    14/48

    ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012

    Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 13

    b. Penelitian Surat Permintaan Nomor Seri Faktur PajakSurat Permintaan Nomor Seri Faktur Pajak diserahkan langsung

    kepada Petugas Khusus yang Ditunjuk. Kondisi saat surat tersebut

    diterima oleh Petugas, adalah: Bila surat permintaan tersebut belum diisi lengkap, Petugas

    akan meminta kepada PKP untuk melengkapinya;

    Kemudian jika surat permintaan sudah diisi lengkap, Petugasmasuk ke sistem pemberian Nomor Seri Faktur Pajak Nasional

    dan menginput data permintaan PKP;

    Petugas Khusus yang Ditunjuk tidak hanya memeriksa

    kelengkapan Surat Permintaan Nomor Seri Faktur Pajak. Petugas dalammemberikan nomor seri Faktur Pajak akan memperhatikan 2 (dua) syarat

    sebagaimana telah disebutkan dalam PER-24/PJ/2012, PKP harus

    memenuhi2 syarat, yaitu:

    1. telah memiliki kode aktivasi danpassword; dan2. telah melaporkan Surat Pemberitahuan Masa PPN untuk 3 (tiga)

    masa pajak terakhir yang telah jatuh tempo secara berturut-

    turut pada tanggal permintaan disampaikan ke KantorPelayanan Pajak.

    Apabila PKP tidak memenuhi syarat tersebut, maka KPP tidak akan

    memberikan Nomor Seri Faktur Pajak.

    c. Menginput Kode Aktivasi dan PasswordSetelah Surat Permintaan Nomor Seri Faktur Pajak diisi dengan

    lengkap, Petugas mempersilahkan PKP untuk menginput kode aktivasi

    dan password pada sistem secara mandiri. Pada saat proses PKP

    menginput kode aktivasi dan password, PKP salah menginputkan Kode

    Aktivasi dan/atau Password, surat permintaan dikembalikan kepada PKP.

    Jika kondisi sebaliknya yaitu kode aktivasi danpasswordyang diinput PKP

    benar, maka akan dilanjutkan ke proses berikutnya.

  • 7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012

    15/48

    ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012

    Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 14

    d. Menginput Masa Pajak Surat Pemberitahuan Masa PPNPetugas menginput masa pajak Surat Pemberitahuan PPN yang

    telah dilapor selama 3 bulan berturut-turut yang telah jatuh tempo pada

    tanggal permintaan beserta jumlah penerbitan Faktur Pajak-nya. Saatpetugas melakukan pengecekan dan mendapati PKP belum melaporkan

    Surat Pemberitahuan PPN untuk 3 (tiga) bulan berturut-turut, yang telah

    jatuh tempo pada tanggal permintaan diajukan, maka surat permintaan

    akan dikembalikan. Akan tetapi, bila PKP sudah melaporkan Surat

    Pemberitahuan Masa PPN untuk 3 (tiga) bulan berturut-turut yang telah

    jatuh tempo pada tanggal permintaan diajukan, Petugas akan mencetak

    dan memaraf Surat Pemberitahuan Nomor Seri Faktur Pajak.

    e. Kriteria Pemberian Faktur PajakKantor Pelayanan Pajak akan memberikan jumlah Nomor Seri

    Faktur Pajak dengan memperkirakan ketentuan-ketentuan berikut ini:

    1. Untuk PKP baru atau PKP yang melaporkan Surat PemberitahuanMasa PPN secara manual/hardcopy, akan diberikan paling banyak

    sebesar 75 (tujuh puluh lima) nomor seri

    2. Untuk PKP yang telah menerbitkan Faktur Pajak dan melaporkanSurat Pemberitahuan Masa PPN sebelumnya secara elektronik (e-

    SPT), memiliki dua kriteria:

    a. jika jumlah yang diminta PKP > dari 120 % (seratus dua puluhpersen) dari jumlah penerbitan Faktur Pajak selama 3 (tiga)

    bulan sebelumnya, maka jumlah Nomor Seri Faktur Pajak yang

    akan diberikan kepada PKP sebesar 120 % (seratus dua puluh

    persen) dari jumlah penerbitan Faktur Pajak selama 3 (tiga)

    bulan.

    b. jika jumlah yang diminta PKP dari 120 % (seratus dua puluhpersen) dari jumlah penerbitan Faktur Pajak selama 3 (tiga)

    bulan sebelumnya, maka jumlah Nomor Seri Faktur Pajak yang

    diberikan kepada PKP sebesar jumlah yang diminta PKP.

  • 7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012

    16/48

    ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012

    Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 15

    f. Penandatangan Surat Pemberitahuan Nomor Seri Faktur PajakSurat Pemberitahuan Nomor Seri Faktur Pajak ditandatangani oleh

    Kepala Seksi Pelayanan dan dibuat dalam dua rangkap. Lembar pertama

    disampaikan kepada PKP dan lembar kedua untuk arsip KPP.

    Berikut ini merupakan format Surat Pemberitahuan Nomor Seri Faktur

    Pajak dan Gambar 2.5 tentang Permintaan Nomor Seri Faktur Pajak :

    Form 2.5 Surat Pemberitahuan Nomor Seri Faktur Pajak

    KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

    DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

    KANTOR WILAYAH DJP..........................

    KANTOR PELAYANAN PAJAK..........................

    ..........................................................................

    Nomor : ........... ............... ..... ......... ..,............ .............Sifat : Rahasia

    Hal : Pemberian Nomor Seri Faktur Pajak

    Kepada

    Nama PKP ...............................

    NPWP .....................................

    di ..........................................

    Berdasarkan surat permohonan Saudara Nomor ...............tanggal....................... hal Permintaan Nomor

    Seri Faktur Pajak, dengan ini disampaikan beberapa hal sebagai berikut:

    1. Nomor Seri Faktur Pajak yang dapat Saudara gunakan adalah mulai dari .................. sampaidengan..................

    2. Tata cara penggunaan Nomor Seri Faktur Pajak tersebut adalah sebagaimana diatur dalamPeraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-...... ../PJ/2012.

    3. Dalam hal Nomor Seri yang diberikan sudah hampir habis, Saudara dapat mengajukankembali surat permohonan Nomor Seri Faktur Pajak sesuai dengan ketentuan perundang-

    undangan perpajakan yang berlaku.

    Demikian kami sampaikan.

    a.n. Kepala Kantor Pelayanan Pajak,

    Kepala Seksi Pelayanan,

    Nama

    NIP

    Tembusan:

    Arsip.

  • 7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012

    17/48

    ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012

    Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 16

    g. Jangka Waktu PenyelesaianSurat Pemberitahuan Nomor Seri Faktur Pajak diterbitkan pada

    hari yang sama sejak permintaan diterima secara lengkap.

    h. PKP Dapat Meminta Untuk Mencetak Ulang Surat PemberitahuanNomor Seri Faktur Pajak

    Hal ini dapat dilakukan jika Surat Pemberitahuan Nomor Seri

    Faktur Pajak hilang, rusak, atau tidak tercetak dengan jelas. PKP dapat

    meminta kembali ke Kantor Pelayanan Pajak dengan menunjukkan Surat

    Permintaan Nomor Seri Faktur Pajak.

  • 7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012

    18/48

    ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012

    Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 17

    Berikut skema terkait Permintaan Nomor Seri Faktur Pajak Aktivasi dan

    Password:

    Skema 2.4 Permintaan Nomor Seri Faktur Paja

  • 7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012

    19/48

    ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012

    Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 18

    Perubahan

    PER-13/PJ/2010 dan PER-24/PJ/2012

    PER-24/PJ/2012 yang mulai berlaku tanggal 1 April 2013 ini membawa

    beberapa perubahan dan menimbulkan beberapa dispute bagi PKP. Salah satu

    perubahan yang krusial adalah adanya permintaan kode aktivasi dan password

    sebelum menerbitkan Faktur Pajak serta perubahan nomor seri Faktur Pajak.

    Permintaan kode aktivasi dan password harus disampaikan oleh PKP

    mulai tanggal 1 Maret 2013. Selain itu, ada beberapa perubahan yang menarik

    untuk dibahas dan wajib di ketahui. Beberapa perubahan tersebut antara lain:

    A. Penambahan Beberapa Definisi BaruPada PER-24/PJ/2012, terdapat definisi baru yang menarik untuk dibahas.

    Beberapa definisi tersebut belum dijelaskan pada peraturan sebelumnya yaitu:

    1) Nomor Seri Faktur PajakNomor seri Faktur Pajak pada PER-24/PJ/2012 yaitu berupa kumpulan

    angka, huruf atau kombinasi angka dan huruf. Nomor Seri Faktur Pajak dengan

    kombinasi ini, ditentukan oleh DJP. Faktur Pajak dengan sistem dan format

    lama hanya terdiri dari satu komponen, yaitu komponen angka. Kemudian

    Nomor Seri Faktur Pajak yang terdahulu hanya terdiri dari 10 digit. Dalam PER-

    24/PJ/2012 Nomor Seri Faktur Pajak terdiri dari 13 digit. Pada bagian

    selanjutnya akan dibahas secara lebih khusus mengenai Nomor Seri FakturPajak.

    2) Faktur Pajak Tidak LengkapIstilah Faktur Pajak Tidak Lengkap pernah disebutkan dalam beberapa

    ketentuan perpajakan. Ketentuan perpajakan terakhir yang menggunakan istilah

    tersebut terdapat dalam Surat Direktur Jenderal Pajak Nomor S-

    1982/PJ.52/1995 tentang Faktur Pajak dan Komisi yang Diterima dari Luar

    Negeri (Sebelum Berlakunya Undang-Undang PPN 1994). Kini dalam PER-24/PJ/2012 muncul kembali istilah Faktur Pajak Tidak Lengkap.

  • 7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012

    20/48

    ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012

    Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 19

    Faktur Pajak Tidak Lengkap merupakan Faktur Pajak yang tidak

    memenuhi ketentuan Pasal 13 ayat (5) Undang-Undang No 42 Tahun 2009

    Tentang Pajak Pertambahan Nilai, dan/atau tidak pula mengisi keterangan yang

    sesuai dengan tata cara dan prosedur yang telah diatur. Jika melihat definisitersebut, bukankah akan teringat dengan Faktur Pajak Cacat?

    Pada ketentuan perundang-undangan baik dalam Undang-Undang Pajak

    Pertambahan Nilai maupun Undang-Undang Ketentuan Umum Dan Tata Cara

    Perpajakan, tidak disebutkan secara eksplisit mengenai Faktur Pajak Cacat. Akan

    tetapi, istilah Faktur Pajak Cacat disebutkan dalam beberapa Peraturan Direktur

    Jenderal Pajak, seperti PER-159/PJ/2006 sebagaimana telah dirubah menjadi

    PER-13/PJ/2010 dan PER-06/PJ/2012. Dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak

    tersebut, Pengusaha Kena Pajak membuat Faktur Pajak yang isinya tidak sesuai

    atau tidak memenuhi ketentuan perundang-undangan, Faktur Pajak itu akan

    disebut sebagai Faktur Pajak Cacat. Untuk memahami Faktur Pajak Cacat

    maupun Faktur Pajak Tidak Lengkap, dapat melihat pada Peraturan Direktur

    Jenderal Pajak berikut ini:

    Tabel 3.1

    Ketentuan Tentang Faktur Pajak Cacat dan Faktur Pajak Tidak Lengkap

    Pasal PER-06/PJ/2012 Pasal PER-24/PJ/2012

    Pasal 1

    angka

    27

    Faktur Pajak Cacat adalah

    Faktur Pajak yang tidak

    memenuhi ketentuan

    sebagaimana dimaksud dalam

    Pasal 13 ayat (5) Undang-

    Undang No 42 Tahun 2009

    Tentang Pajak PertambahanNilai jo PER-13/PJ/2010 telah

    diubah dengan PER-

    65/PJ/2010.

    Pasal 1

    angka 9

    Faktur Pajak tidak Lengkap

    adalah Faktur Pajak yang tidak

    mencantumkan keterangan

    sebagaimana dimaksud dalam

    Pasal 13 ayat (5) Undang-

    Undang No 42 Tahun 2009

    Tentang Pajak PertambahanNilai dan/atau mencantumkan

    keterangan tidak sebenarnya

    atau sesungguhnya dan/atau

    mengisi keterangan yang tidak

    sesuai dengan tata cara dan

    prosedur sebagaimana diatur

    dalam Peraturan Direktur

    Jenderal Pajak ini.

  • 7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012

    21/48

    ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012

    Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 20

    PasalPER-13/PJ/2010 jo

    PER-65/PJ/2010Pasal PER-24/PJ/2012

    Pasal 5

    ayat (3)

    Faktur Pajak yang tidak diisi

    secara lengkap, jelas,

    benar,dan/atau tidak

    ditandatangani merupakan

    Faktur Pajak Cacat.

    Pasal 6

    ayat (2)

    Faktur Pajak yang tidak diisi

    secara lengkap, jelas, benar,

    dan/atau tidak ditandatangani

    oleh PKP atau pejabat/pegawai

    yang ditunjuk oleh PKP untuk

    menandatanganinya sesuai

    dengan tata cara dan prosedur

    sebagaimana diatur dalam

    Peraturan Direktur Jenderal

    Pajak ini merupakan Faktur

    Pajak Tidak Lengkap.

    Pada PER-06/PJ/2012 dan PER-13/PJ/2010 jo PER-65/PJ/2010

    memberikan definisi mengenai Faktur Pajak Cacat, sedangkan PER-24/PJ/2012

    menyebutkan tentang Faktur Pajak Tidak Lengkap. Dari peraturan-peraturan

    tersebut menghasilkan pemahaman yang serupa, dimana adanya Faktur Pajak

    yang tidak memenuhi ketentuan/keterangan Pasal 13 ayat (5) Undang-Undang

    No 42 Tahun 2009 Tentang Pajak Pertambahan Nilai, atau tidak diisi secara

    lengkap, jelas, benar dan/atau tidak ditandatangani sebagaimana seharusnya

    disebut sebagai Faktur Pajak Cacat dan Faktur Pajak Tidak Lengkap.

    Penjelasan di atas memberikan pemahaman bahwa Faktur Pajak Cacat

    dan Faktur Pajak Tidak Lengkap memiliki makna yang sama tetapi disebutkan

    dengan dua istilah yang berbeda. Seiring diberlakukannya PER-24/PJ/2012,

    faktur pajak yang tidak memenuhi ketentuan perundang-undangan bukan

    disebut dengan Faktur Pajak Cacat, melainkan Faktur Pajak Tidak Lengkap.

    3) Registrasi Ulang Pengusaha Kena Pajak dan VerifikasiRegistrasi Ulang Pengusaha Kena Pajak dan Verifikasi merupakan syarat

    bagi Pengusaha Kena Pajak untuk mendapatkan kode aktivasi danpassworddari

    Kantor Pelayanan Pajak. Registrasi Ulang Pengusaha Kena Pajak diselenggarakan

    pada awal Februari 2012 hingga akhir Desember 2012. Peraturan pelaksana

    program ini adalah PER-05/PJ/2012 tentang Registrasi Ulang Pengusaha Kena

    Pajak tahun 2012. Registrasi Ulang Pengusaha Kena Pajak itu sendiri merupakan

  • 7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012

    22/48

    ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012

    Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 21

    program dari Direktorat Jenderal Pajak yang bertujuan untuk meningkatkan

    pelayanan, penertiban administrasi, pengawasan, dan untuk menguji

    pemenuhan kewajiban subjektif dan objektif PKP. Berdasarkan PER-05/PJ/2012

    penyelenggaraan program ini hanya dilakukan pada Februari 2012 hingga 31Agustus 2012, tetapi Direktur Jenderal Pajak menginstruksikan untuk

    memperpanjang Program Registrasi Ulang Pengusaha Kena Pajak hingga 31

    Desember 2012 dengan diterbitkannya PER - 20/PJ/2012. Seluruh Pengusaha

    Kena Pajak yang terdaftar akan diregistrasi ulang. Maksud dari diregistrasi

    ulang adalah Direktorat Jenderal Pajak akan melakukan verifikasi pada status

    Pengusaha Kena Pajak.

    Berdasarkan PMK-73/PMK.03/2012 tentang Jangka Waktu Pendaftaran

    dan Pelaporan Kegiatan Usaha, Tata Cara Pendaftaran, Pemberian, dan

    Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak, Serta Pengukuhan dan Pencabutan

    Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, bahwa verifikasi biasanya dilakukan oleh

    Direktorat Jenderal Pajak untuk mengukuhkan Pengusaha Kena Pajak secara

    jabatan, hingga mencabut pengukuhan Pengusaha Kena Pajak secara jabatan

    atau berdasarkan permohonan Pengusaha Kena Pajak. Tahapan verifikasi dalam

    registrasi ulang pengusaha kena pajak ada tiga, yaitu persiapan, pelaksanaan dan

    pelaporan. Verifikasi dilakukan dengan mencocokkan data dan/atau informasi

    yang diperoleh atau dimiliki oleh Direktorat Jenderal Pajak. Isi data tersebut

    biasanya menyatakan bahwa Wajib Pajak sudah tidak memenuhi persyaratan

    subjektif dan objektif. Kemudian, melakukan konfirmasi lapangan terhadap

    tempat kedudukan atau kegiatan usaha. Setelah itu, menguji jumlah nilai

    peredaran bruto atas penyerahan Barang Kena Pajak.

    Hasil verifikasi Registrasi Ulang Pengusaha Kena Pajak dituangkan dalam

    suatu laporan. Dimana laporan hasil verifikasi digunakan untuk membuat

    kesimpulan dan/atau usulan, apakah nantinya akan mencabut status

    pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, melakukan perubahan data Pengusaha Kena

    Pajak, atau tindak lanjut lainnya seperti pemeriksaan. Berikut ini merupakan

    bentuk laporan hasil verifikasi Registrasi Ulang Pengusaha Kena Pajak:

  • 7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012

    23/48

    ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012

    Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 22

    LAPORAN HASIL VERIFIKASI

    NOMOR LHV- ............. (1)

    Surat Tugas Verifikasi : Nomor ............... ............. ............ (2)

    Tanggal .............. ............. ........... (3)

    I. Identitas Pengusaha Kena Pajak

    1. Nama PKP : ........... .............. .............. .............. ............. (4)

    2. NPWP : ........... .............. .............. .............. ............. (5)

    3. Tanggal Pengukuhan PKP : ........... .............. .............. .............. ............. (6)

    4. Bidang Usaha / KLU : ........... .............. .............. .............. ............. (7)

    5. Alamat : ........... .............. .............. .............. ............. (8)

    6. Status PKP : Pusat Cabang

    (9)

    II. Identifikasi Kriteria (10)

    Pengusaha Kena Pajak tersebut termasuk :

    a. PKP yang telah dipusatkan tempat terutangnya Pajak Pertambahan Nilai di tempat lain

    b. PKP yang pindah alamat ke wilayah kerja kantor Direktorat Jenderal Pajak lainnya

    c. PKP dengan status tidak aktif/Non Efektif

    d. PKP yang tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan Masa PPN untuk Masa Pajak Januari sampai dengan Desember

    2011

    e. PKP yang menyampaikan Surat Pemberitahuan Masa PPN yang Pajak Masukan dan Pajak Keluarannya nihil untuk

    Masa Pajak Januari sampai dengan Desember 2011

    f. PKP yang pada Masa Pajak Januari sampai dengan Desember 2011 sebelum berlakunya Peraturan Direktur Jenderal

    Pajak ini, yang pada bagian periode tersebut tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan Masa PPN atau menyampaikan

    Surat Pemberitahuan Masa PPN yang Pajak Masukan dan Pajak Keluarannya nihil

    g. PKP yang tidak ditemukan pada waktu pelaksanaan Sensus Pajak Nasional

    Catatan :

    1. Apabila salah satu kriteria dalam huruf a, b, c, d, e, f, atau g terpenuhi, maka lanjutkan pengisian ke bagian V Kesimpulan.2. Apabila seluruh kriteria di atas tidakterpenuhi, maka lanjutkan pengisian ke bagian III Verifikasi Lanjutan .

    III. Verifikasi Lanjutan (11)

    a. PKP telah dilakukan kunjungan (visit) dalam jangka waktu 6 (enam) bulan terakhir

    b. PKP telah dilakukan pemeriksaan PPN dalam jangka waktu 6 (enam) bulan terakhir

    c. PKP telah dilakukan Konfirmasi Lapangan sesuai Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-62/PJ/2010

    d. PKP ditemukan keberadaannya dan diyakini kegiatan usahanya pada waktu pelaksanaan Sensus Pajak Nasional

    Catatan :

    1. Apabila seluruh kriteria tersebut di atas tidakterpenuhi maka perlu dilakukan verifikasi lapangan dan lanjutkan pengisian ke

    bagian IV Verifikasi Lapangan.2. Apabila salah satu kriteria di atas terpenuhi, maka tidak perlu dilakukan verifikasi lapangan dan lanjutkan pengisian ke bagian

    V Kesimpulan.

  • 7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012

    24/48

    ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012

    Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 23

    Form 3.1 Bentuk Laporan Hasil Verifikasi Registrasi Ulang Pengusaha Kena Pajak

    4) Kode Aktivasi dan PasswordKode aktivasi dan Passwordini merupakan kode yang terdiri dari angka,

    huruf, atau kombinasi angka dan huruf yang diberikan oleh Direktorat Jenderal

    Pajak. Kode aktivasi ini diberikan melalui Surat Pemberitahuan Kode Aktivasi,

    sedangkanpassworddiberikan hanya melalui surat elektronik (email).

    IV. Verifikasi Lapangan (12)

    Sesuai dengan Surat Tugas Verifikasi Lapangan Nomor ...... Tanggal ......... telah dilaksanakan verifikasi lapangan dengan hasil

    sebagai berikut :

    A. Keberadaan Pengusaha Kena Pajak (Syarat Subjektif)

    Kondisi PKP pada saat Verifikasi Lapangan

    1. Pengusaha : Orang Pribadi Badan(13)

    2. Alamat : Sesuai dengan data KPP Tidak sesuai dengan data KPP (14)

    Dalam hal alamat tidak sesuai dengan data KPP, maka alamat yang seharusnya

    3. Kegiatan Usaha/KLU Sesuai dengan data KPP Tidak sesuai dengan data KPP (16)

    Dalam hal kegiatan usaha tidak sesuai dengan data KPP, maka kegiatan usaha yang ditemukan

    pada saat verifikasi lapangan diuraikan pada kolom B angka 2.

    4. Status PKP : Pusat Cabang

    (17)

    5. Penanggung Jawab : (18)

    - Nama :

    - Jabatan :

    - Alamat dan Telepon :

    - NPWP :

    B. Kegiatan Pengusaha Kena Pajak (Syarat Objektif)

    1. Daftar harta di lokasi usaha pada saat verifikasi lapangan :

    No. Jenis Harta Status Kepemilikan Keterangan

    (19)

    2. Gambaran Kegiatan Usaha PKP

    (20)

    3. Foto/Gambar Tempat/Lokasi Kegiatan usaha PKP

    (21)

  • 7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012

    25/48

    ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012

    Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 24

    A. Saat Pembuatan Faktur PajakPada PER-13/PJ/2010 saat pembuatan Faktur Pajak dilakukan saat

    penyerahaan BKP dan/atau JKP, penerimaan pembayaran jika pembayaran

    terlebih dahulu dilakukan baru disusul dengan penyerahan, penerimaan terminbila penyerahan masih dalam pengerjaan, dan saat PKP rekanan menyampaikan

    tagihan. Namun, PER-24/PJ/2012 menambahkan satu point saat pembuatan

    Faktur Pajak, yaitu saat lain. Saat lain sebagai saat pembuatan Faktur Pajak

    hanya diperuntukan bagi penyerahan BKP dengan karakteristik tertentu.

    Ketentuan mengenai hal ini diatur dalam PMK-238/PMK.03/2012 tanggal 26

    Desember 2012.

    Sebelum sampai pada penjelasan saat lain sebagai saat pembuatan Faktur

    Pajak, perlu diketahui apa yang dimaksud dengan Barang Kena Pajak dengan

    karakteristik tertentu. Barang karakteristik tertentu adalah suatu barang yang

    harus memenuhi kriteria-kriteria tertentu. Salah satu contoh Barang Kena Pajak

    dengan Karakteristik tertentu, adalah konsentrat produk pertambangan yang

    mengadung kadar mineral dan bahan/produk kimia. Berikut ini adalah kriteria-

    kriteria dari BKP dengan kriteria tertentu:

    Harga jual dari Barang Kena Pajak tersebut mengalami fluktuasimenyesuaikan harga acuan/standar yang berlaku di pasar domestik

    maupun pasar internasional;

    Kualitas atau kadar kandungan berharga di dalam Barang Kena Pajaktersebut dapat berubah dalam proses pengiriman atau transportasi dari

    pihak penjual ke pihak pembeli yang disebabkan oleh cuaca atau iklim

    tertentu secara normal dan tidak disebabkan karena kerusakan

    pengiriman atau kelalaian dalam proses pengiriman atau transportasi

    dari pihak penjual ke pihak pembeli atau bencana alam; dan/atau

    Kuantitas baik berupa tonase, volume atau satuan lainnya dapatmengalami perubahan dalam proses pengiriman atau transportasi dari

    pihak penjual ke pihak pembeli yang disebabkan oleh cuaca atau iklim

    tertentu secara normal dan tidak disebabkan karena kerusakan

    pengiriman atau kelalaian dalam proses pengiriman atau transportasi

    dari pihak penjual ke pihak pembeli atau bencana alam.

  • 7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012

    26/48

    ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012

    Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 25

    Saat pembuatan Faktur Pajak atas penyerahaan Barang Kena Pajak

    dengan karakteristik tertentu tersebut ditetapkan dengan batas waktu, yaitu

    paling lambat pada saat pendapatan dari transaksi atas penyerahan Barang Kena

    Pajak tersebut secara keseluruhan sudah dapat dihitung secara final. Dalamkurun waktu yang ditetapkan tersebut ternyata, terjadi pembayaran maka atas

    pembayaran tersebut wajib dibuat Faktur Pajak. Ketentuan tersebut berlaku, jika

    dalam perjanjian jual beli disebutkan hal-hal berikut ini:

    a. menyatakan bahwa hak atas Barang Kena Pajak berpindah ke pihakpembeli setelah dikirimkan dari tempat penjual; dan

    b. terdapat klausul tentang perubahan nilai tagihan akibat perubahan hargajual, perubahan kualitas dan/atau perubahan kuantitas Barang Kena

    Pajak, sehingga perlu dilakukan penyesuaian faktur komersial

    (commercial invoice).

    B. Bentuk Faktur PajakBentuk dan ukuran Faktur Pajak yang diatur pada PER-13/PJ/2010 dan

    PER-24/PJ/2012 tidak mengalami perubahan. Hal-hal yang perlu dibuat dalam

    Faktur Pajak tersebut juga sama, yaitu Faktur Pajak paling sedikit harus

    mencantumkan :

    a. nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak yang menyerahkan BarangKena Pajak atau Jasa Kena Pajak;

    b. nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak pembeli Barang Kena Pajakatau penerima Jasa Kena Pajak;

    c. jenis barang atau jasa, jumlah Harga Jual atau Penggantian, dan potonganharga;

    d. Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut;e. Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang dipungut;f. kode, nomor seri, dan tanggal pembuatan Faktur Pajak; dang. nama dan tanda tangan yang berhak menandatangani Faktur Pajak.

  • 7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012

    27/48

    ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012

    Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 26

    Berikut ini merupakan bentuk dari Faktur Pajak berdasarkan Lampiran PER-

    24/PJ/2012.

    Form 3.2 Bentuk dari Faktur Pajak

    C. Pengadaan dan Penegasan Isi Faktur PajakSama hal-nya dengan bentuk Faktur Pajak, bahwa ketentuan mengenai

    pengadaan Faktur Pajak serta rangkapannya tidak berubah. Faktur Pajak dibuat

    oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP). Faktur Pajak paling sedikit dibuat dalam 2

    (dua) rangkap. Lembar pertama diperuntukan kepada pembeli BKP/penerima

    JKP dan lembar kedua adalah untuk arsip PKP yang menerbitkan Faktur Pajak.

    Pada PER-24/PJ/2012, ada beberapa isi dari Faktur Pajak yang tata cara

    pengisiannya berbeda dengan ketentuan sebelumnya. Berikut ini adalah

    beberapa hal yang dipertegas dalam PER-24/PJ/2012:

  • 7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012

    28/48

    ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012

    Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 27

    1. Penegasan Identitas PKPPada PER-13/PJ/2010 ketentuan mengenai alamat tidak diatur secara

    jelas, sedangkan PER-24/PJ/2012 Pasal 6 ayat (3) dan (4), menyebutkan bahwa

    penulisan alamat harus menurut keadaan sebenarnya atau sesungguhnya saatpembuatan Faktur Pajak. Alamat yang seharusnya atau sesungguhnya adalah:

    a. Alamat yang sama dengan surat keterangan terdaftar atau suratpengukuhan PKP;

    b. Apabila alamat di Faktur Pajak berbeda dengan alamat yang tertera didalam Surat Keterangan Terdaftar atau Surat Pengukuhan PKP, maka

    PKP tersebut harus memberitahukan ke KPP tempat PKP dikukuhkan

    untuk meminta perubahan alamat dalam surat keterangan terdaftar atau

    surat pengukuhan PKP.

    Dalam Lampiran II PER-24/PJ/2012 menyebutkan, bahwa format

    penulisan adalah nama jalan diikuti dengan nomor, RT/RW, nama desa,

    kecamatan, kabupaten/kota, dan diakhiri dengan kode pos. Jika terdapat

    kawasan/area, misalnya apartemen, gedung perkantoran, atau kompleks

    perumahan, maka ditulis nama kawasan/area tersebut sebelum nama jalan.

    Dikecualikan dari tata cara penulisan alamat dengan ketentuan tersebut, apabila

    alamat pada Surat Keterangan Terdaftar atau Surat Pengukuhan PKP tidak

    mempunyai nama jalan dan tidak mempunyai nomor, maka penulisan alamat

    hanya mencantumkan RT/RW, nama desa, kecamatan, kabupaten/kota, dan

    diakhiri dengan kode pos.

    Penulisan alamat dengan benar, lengkap dan jelas, merupakan syarat Faktur

    Pajak yang dapat dikreditkan. Dengan demikian jika penulisan alamat di Faktur

    Pajak tidak dibuat sebagaimana disebutkan dalam PER-24/PJ/2012, maka

    Faktur Pajak tersebut dianggap sebagai Faktur Pajak Tidak Lengkap.

    Pejabat/pegawai yang berwenang untuk membuat Faktur Pajak, haruslah

    memperhatikan identitas lawan transaksinya mulai dari NPWP hingga alamat.

    Sehingga ketentuan perpajakan terkait pembuatan Faktur Pajak dapat terpenuhi.

  • 7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012

    29/48

    ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012

    Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 28

    2. Penegasan Detail TransaksiDalam PER-24/PJ/2012, kolom Jenis barang atau jasa harus diisi dengan

    keterangan yang harus sebenarnya atau sesungguhnya. Maksud dari penegasan

    tersebut adalah:a. Jika terdapat pembayaran berupa uang muka, Termin, atau

    Angsuran, maka kolom nama BKP atau JKP ditambah dengan

    keterangan Uang Muka, Termin, atau Angsuran.

    b. Jika BKP memiliki jumlah unit atau satuan, maka kolom nama BKPatau JKP ditambah dengan keterangan jumlah unit atau satuan.

    3. Penegasan Penandatanganan Faktur PajakPada PER-13/PJ/2010, tidak dijelaskan secara detail tentang kesesuaian

    data yang menandatangani Faktur Pajak tersebut. Sedangkan PER-24/PJ/2012,

    lebih dijelaskan lagi bahwa Faktur Pajak yang terbaru harus disertai dengan

    nama yang sesuai dengan kartu identitas yang sah yaitu Kartu Tanda Penduduk

    (KTP), Surat Izin Mengemudi (SIM), dan Paspor.

    PKP harus menyampaikan pemberitahuan secara tertulis tentang nama

    PKP/Pejabat/Pegawai yang berhak menandatangani Faktur Pajak. Pada saat

    penyampaian pemberitahuan tersebut, PKP harus menyertakan contoh

    tandatangan, dan juga melampirkan fotocopy kartu identitas yang berhak

    menandatangani Faktur Pajak yang sah yang telah dilegalisasi pejabat yang

    berwenang kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak (KPP), paling lama pada akhir

    bulan berikutnya. Dalam hal penandatanganan Faktur Pajak, cap tanda

    tangan/scan tanda tangan tidak diperkenankan dibubuhkan pada Faktur Pajak.

    Pengertian Pejabat yang telah ditunjuk oleh PKP disini adalah orang-

    orang di perusahaan yang mempunyai jabatan di perusahaan tersebut.

    Contohnya: Dewan Komisaris, Direksi dan lain-lain. Jika PKP tidak/terlambat

    menyampaikan pemberitahuan tentang PKP yang berhak menandatangani

    Faktur Pajak atau perubahan pejabat/pegawai yang berhak menandatangani

    Faktur Pajak, maka Faktur Pajak yang diterbitkan adalah Faktur Pajak Tidak

    Lengkap. Terdapat beberapa perbedaan terkait penegasan penandatanganan

    Faktur Pajak, yaitu:

  • 7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012

    30/48

    ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012

    Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 29

    1) Form Surat Pemberitahuan PKP/Penunjukan Pejabat/Pegawai yangberwenang menandatangani Faktur Pajak. Pada format sebelumnya

    tidak terdapat kata PKP. Di PER-24/PJ/2012, dengan form yang

    serupa terdapat tambahan kata PKP.Penjelasan:

    - PER-13/PJ/2010: Format Surat Pemberitahuan PenunjukanPejabat/kuasa yang berwenang menandatangani Faktur Pajak

    (Tidak ada kata PKP).

    - PER-24/PJ/2012: Format Surat Pemberitahuan PKP atauPenunjukan Pejabat/Pegawai yang Berwenang Menandatangani

    Faktur Pajak(Ada kata PKP).

    2) Jika di perhatikan di form surat pemberitahuan PKP/PenunjukanPejabat/Pegawai yang berwenang menandatangani Faktur Pajak

    dalam PER-24/PJ/2012, ada kata-kata yang menyebutkan bahwa

    surat ini hanya mencantumkan contoh tanda tangan PKP atau

    Pejabat/Pegawaiyang ditunjuk untuk menandatangani Faktur Pajak.

    Dapat dikatakan pada PER-24/PJ/2012, penandatanganan Faktur

    Pajak dibatasi untuk PKP/Pejabat/Pegawai yang ditunjuk saja dan ini

    berarti Pejabat/Pegawai yang ditunjuk disini adalah orang-orang

    internal perusahaan saja.

    3) Pada peraturan terbaru ini yaitu PER-24/PJ/2012 juga tidakdisebutkan tentang surat kuasa. Itu artinya, surat kuasa yang

    terlampir pada lampiran PER-13/PJ/2010, tidak dijelaskan di PER-

    24/PJ/2012. Surat kuasa itu bisa dikuasakan kepada siapa saja baik

    orang internal perusahaan maupun eksternal perusahaan (contohnya

    konsultan pajak). Tetapi, pada PER-24/PJ/2012 tidak dijelaskan

    ketentuan mengenai kuasa. Namun nama PKP yang tercantum dalam

    format surat pemberitahuan PKP/Penunjukan Pejabat/Pegawai yang

    berwenang menandatangani Faktur Pajak itu dapat diartikan sebagai

    orang pribadi. Dimana arti PKP itu sendiri adalah Orang

    Pribadi/Badan. Hal ini menjadi dispute tersendiri untuk peraturan

    terbaru ini.

  • 7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012

    31/48

    ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012

    Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 30

    Berikut ini adalah Format Surat Pemberitahuan PKP/Penunjukan

    Pejabat/Pegawai Yang Berwenang Menandatangani Faktur Pajak Berdasarkan

    PER-24/PJ/2012:

    Form 3.3 Surat Pemberitahuan PKP/Penunjukan Pejabat/Pegawai Yang Berwenang

    Menandatangani Faktur Pajak Berdasarkan PER-24/PJ/2012

    Kepada Yth.

    Kepala KPP ...........................

    Jl .........................

    di ........................

    Dengan ini, saya :

    Nama

    Jabatan

    Nama PKP

    NPWP

    : ...................................

    : ...................................

    : ...................................

    : ...................................

    memberitahukan identitas dan contoh tanda tangan PKP atau pejabat/pegawai yang ditunjuk untuk

    menandatangani Faktur Pajak, yaitu :

    No.

    Nama

    Pejabat/

    Pegawai yang

    Ditunjuk

    NPWP Jabatan

    Tanggal

    Mulai

    Menandatangani

    Lokasi

    Tempat

    Keg.Usaha

    Contoh

    Tanda

    Tangan

    1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    6.*)

    Demikian disampaikan, apabila ternyata terdapat kekeliruan dalam Surat Pemberitahuan ini, akan

    dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya. Atas Perhatian Saudara kami ucapkan terima kasih.

    ............................, ...................

    Meterai

    ....................................

    *) Jumlah baris dapat disesuaikan dengan kebutuhan PKP

    Catatan : Pemberitahuan ini harus dilampiri dengan fotokopi kartu identitas yang sah (dilegalisasi olehpejabat yang berwenang) untuk setiap pejabat/pegawai yang ditunjuk menandatangani Faktur Pajak.

  • 7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012

    32/48

    ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012

    Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 31

    Sedangkan format Surat Pemberitahuan Penunjukan Pejabat/Kuasa Yang

    Berwenang Menandatangani Faktur Pajak Berdasarkan PER-13/PJ/2010:

    Kepada Yth.

    Kepala KPP ....................

    Jl. ...............................

    di .......................

    Dengan ini, saya :

    Nama : ............. .............. ............... ...........

    Jabatan : ............. .............. ............... ...........

    Nama PKP : ............. .............. ............... ...........

    NPWP : ............. .............. ............... ...........

    Tanggal Pengukuhan : ............. .............. ............... ...........

    memberitahukan identitas dan contoh tanda tangan Pejabat/kuasa yang ditunjuk untuk menandatangani

    Faktur Pajak, yaitu :

    No Nama Pejabat/

    kuasa yang

    Ditunjuk

    NPWP Jabatan Tanggal Mulai

    Menandatangani

    Lokasi

    Tempat

    Keg. Usaha

    Contoh

    Tanda

    Tangan

    1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    6. *)

    Demikian disampaikan, apabila ternyata terdapat kekeliruan dalam surat pemberitahuan ini, akan

    dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya. Atas perhatian saudara kami ucapkan terima kasih.

    ....................................., ...........................

    Meterai

    ............................................

    *) Jumlah baris dapat disesuaikan dengan kebutuhan PKP

    Form 3.4 Surat Pemberitahuan Penunjukan Pejabat/Kuasa Yang Berwenang

    Menandatangani Faktur Pajak Berdasarkan PER-13/PJ/2010

  • 7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012

    33/48

    ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012

    Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 32

    Format Surat Kuasa penunjukan kuasa untuk menandatangani Faktur Pajak oleh

    PKP Orang Pribadi yang tidak memiliki struktur organisasi dan tidak

    menandatangani sendiri Faktur Pajak-nya berdasarkan PER-13/PJ/2010 adalah

    sebagai berikut:

    Form 3.5 Surat Kuasa penunjukan Kuasa untuk menandatangani Faktur Pajak oleh PKP

    Orang Pribadi yang tidak memiliki struktur organisasi dan tidak menandatangani sendiri

    Faktur Pajak-nya berdasarkan PER-13/PJ/2010

    Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

    Nama PKP : .............. ............... .............. ..........

    NPWP : .............. ............... .............. ..........

    Tanggal Pengukuhan : .............. ............... .............. ..........

    (selanjutnya disebut sebagai Yang Memberi Kuasa)

    memberitahukan kuasa kepada :

    Nama Pihak yang ditunjuk : .............. ............... .............. ..........

    NPWP : .............. ............... .............. ..........

    Mulai tanggal : .............. ....... s.d. ............. ................ atau ............ .............. .........

    (selanjutnya disebut sebagai Yang Diberi Kuasa)

    KHUSUS

    untuk dan atas nama Yang Memberi Kuasa, menandatangani Faktur Pajak.

    Demikian disampaikan, apabila ternyata terdapat kekeliruan dalam Surat Pemberitahuan ini, akan dilakukan

    perbaikan sebagaimana mestinya. Atas perhatian Saudara kami ucapkan terima kasih.

    Yang Diberi Kuasa, ........... ............... ..........., ............... ............

    Yang Memberi Kuasa,

    Meterai

    ............................................

  • 7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012

    34/48

    ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012

    Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 33

    4. Ketentuan Nomor Seri Faktur PajakKetentuan Nomor Seri Faktur Pajak dalam PER-24/PJ/2012 berbeda

    dengan PER-13/PJ/2010. Pada PER-13/PJ/2012, ketentuan Faktur Pajak

    sebelum 31 Maret 2013 terdiri dari 16 digit yaitu 2 digit Kode Transakasi, 1 digitKode Status, 3 digit Kode Cabang, 2 digit Tahun Penerbitan, dan 8 digit Nomor

    Urut. Berikut ini merupakan gambar pembagian 16 digit Nomor Seri Faktur

    Pajak berdasarkan PER-13/PJ/2010:

    Gambar 3.1 Pembagian 16 Digit Nomor Seri Faktur Pajak

    Berdasarkan PER-13/PJ/2010

    Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak tetap terdiri dari 16 digit, hanya saja

    pembagian ke 16 digit antara PER-13/PJ/2010 berbeda dengan PER-

    24/PJ/2012. Berdasarkan PER-24/PJ/2012, 16 digit tersebut terdiri dari 2 (dua)

    digit Kode Transaksi, 1 (satu) digit Kode Status, dan 13 (tiga belas) digit Nomor

    Seri Faktur Pajak yang ditentukan oleh Direktur Jenderal Pajak. Berikut ini

    merupakan gambar dari pembagian ke 16 digit Nomor Seri Faktur Pajak,

    berdasarkan PER-24/PJ/2012:

    Gambar 3.2 Pembagian 16 Digit Nomor Seri Faktur Pajak

    Berdasarkan PER-24/PJ/2012

    Ketentuan PER-24/PJ/2012 menyebutkan, bahwa KPP tempat PKP

    dikukuhkan akan memberikan nomor seri Faktur Pajak sesuai dengan

    permintaan PKP. Pemberian Faktur Pajak ditentukan mulai dari Nomor Seri 900-

    13.00000001 untuk Faktur Pajak yang diterbitkan tanggal 1 April 2013. Untuk

  • 7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012

    35/48

    ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012

    Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 34

    tahun 2014 akan dimulai dari nomor seri Faktur Pajak 000- 14.00000001

    demikian seterusnya.

    5. Kode TransaksiKetentuan mengenai kode transaksi masih serupa dengan ketentuan yang

    terdahulu. Hanya saja ada beberapa penekanan bahasa dalam penyebutan arti

    setiap kode transaksi Faktur Pajak. Berikut ini merupakan perbandingan kode

    transaksi Faktur Pajak :

    Tabel 3.2 Perbandingan Kode Transaksi Faktur Pajak

    KodePER-13/PJ/2010 jo

    PER-65/PJ/2010PER-24/PJ/2012

    01 Selain Pemungut PPN PPN dipungut oleh penjual yang

    dilakukan penyerahan BKP dan/atau

    JKP

    02 Pemungut PPN Bendahara

    Pemerintah

    Pemungut PPN Bendahara Pemerintah

    yang PPN-nya dipungut oleh

    pemungut PPN bendahara pemerintah.

    03 Pemungut PPN lainnya (selain

    Bendahara Pemerintah)

    Pemungut PPN lainnya (selain

    Bendahara Pemerintah) yang PPN-nya

    dipungut oleh Pemungut PPN lainnya

    04 Menggunakan DPP dengan Nilai Lain

    kepada selain pemungut PPN

    Menggunakan DPP nilai lain yang PPN-

    nya dipungut oleh PKP penjual

    05 Tidak digunakan sejak 1 April 2010 Tidak digunakan

    06 Penyerahan lainnya selain kepada

    pemungut

    Penyerahaan lainnya yang PPN-nya

    dipungut oleh PKP penjual

    07 PPN atau PPN dan PPn BM tidak

    dipungut kepada selain pemungut

    PPN

    PPN tidak dipungut atau ditanggung

    pemerintah

    08 dibebaskan dari pengenaan PPN atau

    PPN dan PPn BM, kepada selain

    pemungut PPN

    dibebaskan dari pengenaan PPN

    09 Penyerahan aktiva pasal 16 D kepada

    selain pemungut PPN.

    Penyerahan aktiva pasal 16 D yang

    PPN-nya dipungut oleh PKP

    Penjualnya

  • 7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012

    36/48

    ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012

    Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 35

    6. Kode StatusKode status, hanya terdiri dari satu angka dengan dua tipe yaitu angka 0

    (nol) untuk status normal dan angka 1 (satu) untuk status penggantian.

    Ketentuan ini tidak berbeda dengan ketentuan pada PER-13/PJ/2010.7. Nomor Seri Faktur Pajak

    Nomor Seri Faktur Pajak terdiri dari 11 (sebelas) digit nomor urut yang

    dipisahkan oleh 2 (dua) digit tahun penerbitan. Perlu diperhatikan bahwa nomor

    seri Faktur Pajak diberikan oleh KPP sesuai dengan permintaan PKP dan dalam

    bentuk blok nomor. Contoh: PKP meminta 100 Nomor Seri Faktur Pajak, maka

    Nomor Seri Faktur Pajak yang diberikan oleh Direktorat Jenderal Pajak dapat

    berupa:

    900.13.00000001 s.d. 900.13.00000100;

    900.13.99999901 s.d. 901.13.00000000;

    900.13.99999999 s.d. 901.13.00000098, dan sebagainya.

    E. Notifikasi Faktur Pajak Ganda = Faktur Pajak Tidak Lengkap

    Dalam PER-24/PJ/2012 menerbitkan ketentuan baru. Ketentuan baru

    tersebut menyebutkan bahwa apabila PKP membuat Faktur Pajak dengan

    menggunakan Nomor Seri Faktur Pajak Ganda dalam tahun pajak yang sama,

    maka Faktur Pajak tersebut dapat dikatakan sebagai Faktur Pajak Tidak

    Lengkap. Akan tetapi apabila Nomor Seri Faktur Pajak yang diminta tidak

    digunakan, PKP harus melapor kepada KPP tempat PKP dikukuhkan bersamaan

    dengan Surat Pemberitahuan Masa PPN Masa Pajak Desember. Ketika PKP

    menyampaikan Surat Pemberitahuan Nomor Seri Faktur Pajak Yang Tidak

    Digunakan ke Petugas TPT. Petugas TPT akan memberikan BPS.

  • 7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012

    37/48

    ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012

    Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 36

    Berikut ini merupakan bentuk formulir Pemberitahuan Nomor Seri Faktur Pajak

    yang Tidak Digunakan :

    Form 3.6 Pemberitahuan Nomor Seri Faktur Pajak Yang Tidak Digunakan

    F. Saat PKP Pindah Tempat Kegiatan Usaha

    Apabila kegiatan usaha PKP berpindah tempat ke luar wilayah Kantor

    Pelayanan Pajak tempat PKP tersebut dikukuhkan. PKP diharuskan mengajukan

    kembali permohonan kode aktivasi dan password. Pengajuan permohonan

    tersebut disampaikan ke KPP yang membawahi tempat kegiatan usaha PKP yang

    baru. Dalam pengajuan permohonan tersebut jangan lupa untuk menunjukan

    pemberitahuan kode aktivasi yang asli dari KPP sebelumnya. PKP tetap dapat

    menggunakan Nomor Seri Faktur Pajak yang belum digunakan.

    Nomor : ............ .............. ..... ......,.... .............. .......

    Hal : Pemberitahuan Nomor Seri Faktur PajakYang Tidak Digunakan

    Yth. Kepala Kantor Pelayanan Pajak...............

    ...............................................................

    Dengan ini, saya:

    Nama : ............ .............. .........

    Jabatan : ............ .............. .........

    Nama PKP : ............ .............. .........

    NPWP : ............ .............. .........

    Alamat : ............ .............. .........

    menyampaikan Nomor Seri Faktur Pajak yang tidak digunakan pada tahun ................, yaitu :

    1. ...................................

    2. ...................................

    3. ............ ............... ........ dst.

    4. ............ ............... ........ sampai dengan ............. ............... .......

    5. ............ ................ ....... sampai dengan ............. ............... .......dst.

    Pemberitahuan ini kami sampaikan untuk memenuhi ketentuan Peraturan Direktur Jenderal Pajak

    Nomor PER-....../PJ/2012.

    Nomor Seri tersebut di atas belum pernah dipergunakan untuk menerbitkan Faktur Pajak.

    Demikian disampaikan, atas perhatian Saudara kami ucapkan terima kasih.

    Pemohon

    (.....................)

  • 7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012

    38/48

    ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012

    Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 37

    Gambar 3.2 Saat PKP Pindah Kegiatan Usaha ke Luar Wilayah KPP

    G. Ketentuan Untuk Faktur PenjualanBagaimana dengan Faktur Penjualan? Pada peraturan sebelumnya (PER-

    13/PJ/2010) & peraturan yang terbaru (PER-24/PJ/2012) tidak ada perbedaan.

    Untuk Faktur penjualan yang digunakan sama dengan Faktur Pajak seperti yang

    telah di atur. Berikut ini adalah contoh format faktur penjualan:

    Faktur Penjualan

    Nomor Faktur :

    Kode Pelanggan :

    Nama Pelanggan :

    Total Faktur:

    Tanggal Pelunasan :

    Form 3.2. Contoh Faktur Penjualan

    Kode Barang Nama Barang Jumlah Harga Total

    PKP Pindah

    ke Luar

    Kode Aktivasi dan Password

    Mengajukan kembali permohonan

    kode aktivasi danpassword +

    menunjukan asli pemberitahuan

    kode aktivasi an diberikan oleh KPP

    No Seri Faktur Pajak

    Tetap dapat menggunakan

    No Seri Faktur Pajak yang

    belum di unakan

  • 7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012

    39/48

    ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012

    Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 38

    Berikut ini adalah contoh Faktur Penjualan yang berfungsi sebagai Faktur Pajak:

    FAKTUR PENJUALAN/ FAKTUR PAJAK

    Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak:

    Pengusaha Kena Pajak

    Nama:

    Alamat: No Faktur:

    NPWP: Tgl.Jth Tempo:

    Pembeli Barang Kena Pajak/Penerima Jasa Kena Pajak

    Nama:

    Alamat: Kode:

    NPWP: Sales:

    No. Urut Nama Barang Kena Pajak / Jasa Kena Pajak Harga Jual/Penggantian/Uang Muka/Termin

    Valas Rp

    Harga Jual/Penggantian/Uang Muka/Termin

    Dikurangi potongan harga

    Dikurangi uang muka yang telah diterima

    Dasar Pengenaan Pajak

    PPN = 10% x Dasar Pengenaan Pajak

    Total

    Pajak Penjualan Atas Barang Mewah

    Tarif DPP PPnBM

    ............%

    ............%

    ............%

    ............%

    Rp...................

    Rp...................

    Rp...................

    Rp...................

    Rp...................

    Rp...................

    Rp...................

    Rp...................

    ..................tgl...............

    .....................................

    Nama

    Jumlah Rp...................

    Form 3.3 Contoh Faktur Penjualan Yang Berfungsi Sebagai Faktur Pajak

  • 7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012

    40/48

    ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012

    Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 39

    H. Ketentuan Faktur Pajak PenggantiPerubahan mengenai ketentuan Faktur Pajak Pengganti adalah sebagai

    berikut :

    Tabel 3.2 Perbedaan PER-13/PJ/2010 dan PER-24/PJ/2012 terkait dengan Faktur Pajak

    Pengganti/Pembatalan

    PER-13/PJ/2010 PER-24/PJ/2012

    Penerbitan Faktur Pajak Pengganti

    dapat dilakukan jika SPT Masa PPN

    (dimana FP Pengganti tersebut

    dilaporkan) belum dilakukan

    pemeriksaan & PPN dalam Faktur

    Pajak tersebut belum dibebankan

    sebagai biaya.

    PKP boleh menerbitkan Faktur Pajak

    Pengganti atas Faktur Pajak yang

    rusak, salah pengisian & penulisan

    serta Faktur Pajak atas pembatalan

    transaksi penyerahan BKP/JKP

    selama Faktur Pajak tersebut masih

    dapat dilakukan pembetulan.

    Faktur Pajak yang diganti/dibatalkan

    sepanjang belum dilakukan

    pemeriksaan.

    Pembetulan SPT Masa PPN (dimana

    FP Pengganti tersebut dilaporkan)

    dapat dilakukan selama belum

    dilakukan pemeriksaan, belum

    dilakukan pemeriksaan bukti

    permulaan yang bersifat terbuka dan

    PKP belum menerima surat

    pemberitahuan hasil verifikasi.

    Pembeli BKP/JKP yang sudah

    melakukan pengkreditan atas PM dari

    PPN yang Faktur Pajak nyadiganti/dibatalkan maka harus

    dilakukan pembetulan SPT masa PPN

    pada masa pajak untuk Faktur Pajak

    yang diganti/dibatalkan selama belum

    dilakukan pemeriksaan

    Jika PM atas Faktur Pajak yang

    diganti/dibatalkan oleh PKP sudah

    dikreditkan, maka harus melakukanpembetulan SPT masa PPN pada masa

    pajak atas Faktur Pajak yang

    diganti/dibatalkan tersebut

    dilaporkan. Dan selama belum

    dilakukan pemeriksaan, belum

    dilakukan pemeriksaan bukti

    permulaan yang bersifat terbuka &

    PKP belum menerima surat

    pemberitahuan hasil verifikasi.

    Penjelasan:

    Jika kita perhatikan antara PER-13/PJ/2010 dan PER-24/PJ/2012 terdapat

    penambahan kata-kata yaitu:

    1) Pada PER-13/PJ/2010, PKP dapat menerbitkan Faktur PajakPengganti/dibatalkan asalkan belum ada pemeriksaan dan PPN dalam

    Faktur Pajak tersebutbelum dibebankan sebagai biaya. Itu artinya jika

    sudah dilakukan pemeriksaan dan PPN tersebut sudah dijadikan biaya,

    maka tidak bisa diterbitkan Faktur Pajak Pengganti/Pembatalan.

  • 7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012

    41/48

    ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012

    Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 40

    2) Pada PER-24/PJ/2012, Penerbitan Faktur Pajak Pengganti dapatdilakukan, sepanjang Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai

    (dimana Faktur Pajak yang diganti tersebut dilaporkan) masih dapat

    dilakukan pembetulan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.

    3) Pada PER-24/PJ/2012, SPT Masa PPN (dimana Faktur Pajak yang digantitersebut dilaporkan) dapat dilakukan Pembetulan jika belum ada

    pemeriksaan, belum dilakukan pemeriksaan bukti permulaan yang

    bersifat terbuka dan PKP belum menerima surat pemberitahuan

    hasil verifikasi. Artinya, jika setelah adanya pemeriksaan, adanya

    pemeriksaan bukti permulaan yang bersifat terbuka dan PKP sudah

    menerima surat pemberitahuan hasil verifikasi, maka PKP tidak dapat

    menerbitkan Faktur Pajak Pengganti/Pembatalan. Selain itu, dalam PER-

    24/PJ/2012 untuk nomor seri Faktur Pajak Pengganti ada ketentuan baru

    yaitu:

    a) Pada PER-24/PJ/2012, untuk Nomor Seri Faktur Pajak Penggantitetap menggunakan Nomor Seri Faktur Pajak yang sama dengan

    Nomor Seri Faktur Pajak yang diganti.

    Contoh:

    Faktur Pajak yang diganti

    Kode dan Nomor Seri

    Tanggal

    : 010.900.13.00000010

    : 011.900.13.00000010

    : 15 Juli 2013

    Gambar 3.2 Contoh Faktur Pajak Pengganti (Berdasarkan PER-24/PJ/2012)

    b) Sedangkan di PER-13/PJ/2010, nomor urut Faktur Pajak Penggantiberdasarkan Nomor Seri Faktur Pajak terakhir yang belum

    digunakan.

    Contoh:

    Faktur Pajak yang diganti

    Kode dan Nomor Seri

    Tanggal

    : 010.000.11.00000018

    : 011.000.11.00000030

    : 12 Februari 2012

    Gambar 3.3 Contoh Faktur Pajak Pengganti (Berdasarkan PER-13/PJ/2010)

  • 7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012

    42/48

    ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012

    Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 41

    I. Sanksi administrasiBagi PKP yang menerbitkan Faktur Pajak lewat dari batas waktu yang

    ditentukan, maka dikenakan sanksi administrasi berdasarkan Undang-Undang

    Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan Pasal 14 ayat (4) yaitu denda 2%dari DPP. PKP yang menerbitkan Faktur Pajak lewat dari 3 bulan, maka dianggap

    tidak Menerbitkan Faktur Pajak & Pajak Masukan-nya tidak dapat dikreditkan.

    Tidak ada perubahan antara peraturan baru dan lama yang membahas tentang

    sanksi administrasi ini.

    Contoh 1 (Bagi PKP yang menerbitkan Faktur Pajak lewat dari batas

    waktu yang ditentukan):

    PT A melakukan penjualan sebagai berikut:

    DPP : Rp 12.000.000

    Saat penyerahan : 10 April 2013

    Saat pembayaran : 10 Mei 2013

    Saat penerbitan Faktur Pajak :11 April 2013 (Terlambat)

    Dengan begitu PT A terlambat menerbitkan Faktur Pajak. Sehingga PT A

    dikenakan sanksi administrasi yaitu denda 2% x Rp 12.000.000 (DPP) = Rp

    240.000. Seharusnya PT A menerbitkan Faktur Pajak paling lambat tanggal 10

    April 2013.

    Contoh 2 (Bagi PKP yang menerbitkan Faktur Pajak lebih dari 3 bulan):

    PT Y menjual BKP kepada PT Z sebagai berikut:

    DPP : Rp 20.000.000

    Saat penyerahan : 30 Juli 2013

    Saat penerbitan Faktur Pajak : 1 November 2013

    Maka, PT Y sebagai penjual terlambat menerbitkan Faktur Pajak selama 4

    bulan. Sehingga PT Y dianggap tidak menerbitkan Faktur Pajak. Kemudian PT Z

    sebagai pembeli, tidak bisa mengkreditkan Pajak Masukan atas pembelian

    Barang Kena Pajak (BKP) tersebut.

  • 7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012

    43/48

    ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012

    Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 42

    J. Sanksi Untuk Faktur Pajak Tidak LengkapPada peraturan sebelumnya yaitu PER-13/PJ/2010, tidak ada istilah

    Faktur Pajak Tidak Lengkap Tetapi yang ada hanya Faktur Pajak Cacat. Atas

    Faktur Pajak Tidak Lengkap tersebut, PKP dikenakan sanksi administrasiberdasarkan Undang-Undang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan Pasal

    14 ayat (4) yaitu denda 2% dari Dasar Pengenaan Pajak.

    Faktur Pajak Cacat (Istilah pada peraturan PER-13/PJ/2010) dan Faktur

    Pajak Tidak Lengkap (Pada Peraturan PER-24/PJ/2012) tidak dijelaskan secara

    spesifik di Undang-Undang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan. Namun,

    pada Pasal 14 ayat (1) huruf e Undang-Undang Ketentuan Umum Dan Tata Cara

    Perpajakan disebutkan:

    Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak

    yang tidak mengisi Faktur Pajak secara lengkap sebagaimana

    dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5) Undang-Undang Pajak

    Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya, selain:

    1. identitas pembeli sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat

    (5) huruf b Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan

    perubahannya;atau

    2. identitas pembeli serta nama dan tandatangan sebagaimana

    dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5) huruf b dan huruf g Undang-

    Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya, dalam

    hal penyerahan dilakukan oleh Pengusaha Kena Pajak pedagang

    eceran;

    Dari penjelasan diatas, bisa disimpulkan bahwa PKP yang tidak mengisi Faktur

    Pajak secara lengkap ini disebut sebagai Faktur Pajak Tidak Lengkap. Untuk

    BKP/JKP yang menerima Faktur Pajak Tidak Lengkap, maka Pajak Masukan-nya

    tidak dapat dikreditkan.

    Contoh Faktur Pajak Tidak Lengkap:

    PT B menerbitkan Faktur Pajak kepada PT C atas pembelian BKP sebesar

    Rp 23.000.000 (belum termasuk PPN). Kemudian setelah diteliti, PT B

    salah mengisi nomor seri pada Faktur Pajak tersebut. Sehingga:

    - PT B dikenakan sanksi administrasi berupa denda sebesar 2% x Rp23.000.000 (DPP) = Rp 460.000.

    - PT C sebagai pembeli tidak dapat mengkreditkan PM atas pembelianBKP tersebut (berdasarkan Undang-Undang Ketentuan Umum Dan

    Tata Cara Perpajakan Pasal 14 ayat 4).

  • 7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012

    44/48

    ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012

    Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 43

    K. Faktur Pajak Untuk PKP Pedagang Eceran Dan Faktur Pajak KhususUntuk PKP Toko Retail

    Mengacu pada Peraturan PER-13/PJ/2010, Faktur Pajak untuk PKP

    Pedagang Eceran, Faktur Pajak-nya dipersamakan dengan Faktur Pajak yangdiatur dalam peraturan tersebut. Tetapi, hanya diatur sampai dengan tanggal 31

    Desember 2010 saja. Setelah itu terbit peraturan baru yaitu PER58/PJ/2010 &

    SE-137/PJ/2010 tentang Bentuk dan Ukuran Formulir Serta Tata Cara Pengisian

    Keterangan Pada Faktur Pajak Bagi Pengusaha Kena Pajak Pedagang Eceran.

    Kemudian, DJP menerbitkan PMK-84/PMK.03/2012 yang membahas tentang

    pengertian PKP Pedagang Eceran. Peraturan PMK-84/PMK.03/2012 ini masih

    berlaku sampai dengan tanggal 31 Maret 2013.

    Berdasarkan PER-58/PJ/2010 Pasal 1 ayat (1) dan PMK-

    84/PMK.03/2012 Pasal 4 ayat (2) dan (3) yang dimaksud dengan PKP Pedagang

    Eceran (PKP PE) adalah PKP yang kegiatan usahanya melakukan penyerahan

    BKP/Pemberian JKP dengan cara:

    a) Melalui suatu tempat penjualan eceran atau langsung mendatangitempat penjualannya. Contoh: toko/kios.

    b) Dengan cara penjualan eceran langsung kepada konsumen. Penjualanini tidak ada penawaran tertulis, pemesanan (order), atau kontrak.

    c) Transaksi jual beli dilakukan langsung secara tunai antara penjualdan pembeli/ pembeli langsung membawa BKP yang dibeli.

    Pengertian PKP Pedagang Eceran ini sama dengan yang disebutkan PER-

    24/PJ/2012 Pasal 1 ayat (7). Penyerahan BKP/Pemberian JKP tersebut

    merupakan ketentuan yang kumulatif, artinya poin a hingga c harus terpenuhi

    oleh PKP. Dalam peraturan ini pengertian tentang PKP Pedagang Eceran sama

    dengan definisi yang diatur di PER-58/PJ/2010 dan juga PMK-84/PMK.03/2012.

    Sedangkan penjelasan tentang Faktur Pajak Khusus Toko Retail diatur

    tersendiri berdasarkan PMK-76/PMK.03/2010. Yang dimaksud dengan Toko

    Retail pada Pasal 1 ayat (3) adalah:

    Toko Retail adalah toko yang menjual BKP di dalam Daerah Pabean dantelah menjadi PKP, serta berpartisipasi dalam skema pengembalian PPN

    kepada orang pribadi, yang ditunjuk oleh DJP.

  • 7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012

    45/48

    ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012

    Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 44

    Toko Retail yang menyerahkan Barang Bawaan harus menerbitkanFaktur Pajak Khusus untuk orang pribadi dengan menggunakan format,

    berdasarkan lampiran I PMK-76/PMK.03/2010 sebagai berikut:

    Form 3.4 Faktur Pajak Khusus

    CONTOH FAKTUR PAJAK KHUSUS

    FAKTUR PAJAK KHUSUS/TAX INVOICE

    XXX-XX-XX-00000001............... (1)

    (Tanggal/Date dd-mm-yy) (2)

    PENGUSAHA KENA PAJAK : ........... .............. .............. .............. ............. ........ (3)

    TAXABLE PERSON FOR VAT PURPOSES

    NPWP : ........... .............. .............. .............. ............. ........ (4)

    TAXPAYER IDENTITY NUMBER

    ALAMAT : ........... .............. .............. .............. ............. ........ (5)

    ADDRESS

    NAMA : ........... .............. .............. .............. .............. ....... (6)

    TOURIST NAME

    NOMOR PASPOR : ........... .............. .............. .............. ............. ........ (7)

    Passport No.

    ALAMAT : ........... .............. .............. .............. ............. ........ (8)

    ADDRESS

    Total Pembayaran/Total Paid PPN/VAT (10/110) 45.000.000 ........(9)

    4.090.909 ........(10)

    Telah dilayani oleh :

    / You have been attended by

    Esra Maheri ............................. (11)

    Pernyataan Toko Retail/ Toko Retail's Declaration Saya menyatakan bahwa turis telah melakukan pembelian barang dan berhak

    untuk meminta pengembalian restitusi Pajak Pertambahan Nilai (/declared that tourist has purchased the goods and is

    entitled to claim for a refund)

    Pernyataan Turis/ Tourist's Declaration Dengan ini saya menyatakan bahwa saya memenuhi kriteria dan persyaratan untuk

    mengajukan permohonan pengembalian PPN sesuai dengan skema restitusi PPN turis asing. Saya menyatakan bahwa saya memahami

    kriteria dan persyaratan yang telah diberitahukan kepada saya. Saya akan mengizinkan DJP untuk melakukan pemeriksaan dokumen

    dan barang bawaan saya.

    ( I hereby declare that I meet the eligibility criteria and will comply with the conditions and requirements for claiming VAT refund

    under the tourist refund scheme. I confirm that I fully understand the eligibility criteria, conditions and requirements which have

    been made known to me. I will allow DGT to inspect my good)

    Mengajukan pengembalian /apply for refund

    ..................... (12)

    tanda tangan turis Tanda tangan Penjual dan Stempel /tourist

    signature /Toko Retail's Signature & Stamp

    (Nama/Name) .......... ........... (13) (Nama) ........... ............... ..... (14)

  • 7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012

    46/48

    ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012

    Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 45

    Untuk Kode Dan Nomor Seri Faktur Pajak dengan menggunakan kode

    transaksi 06 dan dimulai dari 00000001. Faktur Pajak Khusus atas pembelian

    Barang Bawaan tersebut harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:1) Kolom NPWP diisi dengan nomor paspor orang pribadi sesuai yang

    tercantum dalam paspornya.

    2) Kolom alamat pembeli diisi dengan alamat lengkap orang pribadisesuai yang tercantum dalam paspornya.

    Faktur Pajak khusus dapat berfungsi sebagai surat permohonan pengembalian

    PPN dengan mencantumkan tanda pada kolom permohonan pengembalian PPN

    yang dicantumkan tanda tangan orang pribadi dan kasir Toko Retail yang diberi

    stempel Toko Retail.

  • 7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012

    47/48

    ORTax Team -Serba-Serbi PER-24/PJ/2012

    Observation & Research of Taxation http://www.ortax.org 46

    Ketentuan Peralihan

    Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84/PMK.03/2012 tentang Tata

    Cara Pembuatan dan Tata Cara Pembetulan atau Penggantian Faktur Pajak,

    Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-13/PJ/2010 Tentang Bentuk,

    Ukuran, Prosedur Pemberitahuan dalam Rangka Pembuatan, Tata Cara Pengisian

    Keterangan, Tata Cara Pembetulan atau Penggantian, dan Tata Cara Pembatalan

    Faktur Pajak sebagaimana telah diubah dengan PER-65/PJ/2010 Tetap

    berlaku sampai dengan berlakunya PER-24/PJ/2012 yaitu 1 April 2013.

  • 7/23/2019 Serba Serbi PER 24 2012

    48/48

    Jika Andamemerlukan konsultasi komprehensif terkaitPER-24/PJ/2012, silahkan menghubungi tim kami

    Gd.Pemuda 2nd FloorJl. Pemuda Raya No.66

    Jakarta 13220

    Email : [email protected]

    Tel : +62 21 47865713 atau +62 21 4788 1443

    Fax : +62 21 4788 1350

    All materials or explanations (not restricted to the following presentation slides) (collectively Material) havebeen and are prepared in general terms only. The Material is intended as a general guide and shall not be

    construed as any advice, opinion or recommendation given by Ortax.

    In addition, the Material is limited by the time available and by the information made available to us. You shouldnot consider the Material as being comprehensive as we may not become aware of all facts or information.

    Accordingly, Ortax is not in a position to and will not make any representation as to the accuracy, completeness or

    sufficiency of the Material for your purposes