Serat Chentini

download Serat Chentini

of 4

Transcript of Serat Chentini

  • 8/12/2019 Serat Chentini

    1/4

    AnneAhira.com Referensi Ilmu Sosial Ilmu Sastra

    Serat Chenthini - Kitab Sastra JawaIlustrasi serat centhini

    Sastra merupakan warisan kebudayaanbangsa. Tidak berlebihan memang, sebuahtulisan bisa mewakili sebuah peradaban

    yang ada pada saat tersebut. Serat Centhiniadalah salah satu contohnya. Ia adalahsebuah Karya Sastra terbesar dalam sejarahKesusastreraan Jawa Baru. Serat Chenthini,menghimpun berbagai ilmu pengetahuanserta kebudayaan Jawa. Ini dimaksudkanagar kebudayaan Jawa tidak Punah danteroganisir dengan baik dalam satu buku.

    Sejarah dan Sinopsis Serat

    Centhini

    Pada abad ke-19, tiga orang abdi dalem kasunanan Surakarta menulis karya sastra ini.Mereka adalah Kyai Yasadipura I, Kyai Ranggasutrasno dan Raden NgabehiSastradipura (Kyai Haji Ahmad Ilhar). Mereka bertiga diperintahkan oleh seorang putramahkota saat itu untuk menulis hal ini. Putra mahkota tersebut bernama Kanjeng Gusti

    Adipati Anom Amangku Nagara III, yang kemudian menjadi Sunan Paku Buwana V.

    Karya sastra yang ditulis ini merupakan sebuah kisah perjalanan. Kisah inimenceritakan riwayat hidup dari seorang keturunan dari Sunan Giri yang melarikan diripada saat diserang oleh Sultan Agung dan Pangeran Pekik dari Surabaya.

    Dalam pelariannya, Syaikh Amongraga banyak mendapatakan pelajaran perihal agamaIslam dan juga hal-hal yang menyangkut kemanusiaan lainnya. Dalam Serat Centhini,penulis banyak sekali menyebutkan kitab-kitab Islam klasik, yang masih digunakansebagai pegangan di pesantren saat ini.

    Serat Centhini dibuat sebagai sebuah ringkasan dalam Hidup. Para penulis diharuskanmemasukan unsur-unsur filosofi Jawa dan juga Islam dalam karya sastra ini. Bahkan

    http://www.anneahira.com/http://www.anneahira.com/http://www.anneahira.com/referensi.htmhttp://www.anneahira.com/referensi.htmhttp://www.anneahira.com/ilmu-sosial.htmhttp://www.anneahira.com/ilmu-sosial.htmhttp://www.anneahira.com/ilmu-sastra.htmhttp://www.anneahira.com/ilmu-sastra.htmhttp://www.anneahira.com/serat-centhini.htmhttp://www.anneahira.com/serat-centhini.htmhttp://www.anneahira.com/http://www.anneahira.com/http://www.anneahira.com/http://www.anneahira.com/http://www.anneahira.com/http://www.anneahira.com/serat-centhini.htmhttp://www.anneahira.com/serat-centhini.htmhttp://www.anneahira.com/ilmu-sastra.htmhttp://www.anneahira.com/ilmu-sosial.htmhttp://www.anneahira.com/referensi.htmhttp://www.anneahira.com/
  • 8/12/2019 Serat Chentini

    2/4

    untuk menyusun cerita ini, para abdi dalem sampai menemuai banyak orang mulai daripetapa, pemuka agama, juga pandai besi di seluruh tatar Jawa.

    Seperti kisah perjalanan lainnya, Serat Centhini sendiri memiliki alur yang cukup baik.Kisahnya dimulai ketika tiga putra dari Sunan Giri Berpencar dari Tanah Jawa. Mereka

    Berpencar karena kekuasaan Giri telah dihancurkan oleh Pangeran Pekik dan SultanAgung.

    Ketiga putra Sunan Giri tersebut adalah Jayengresmi, Jayengraga/Jayengsari, danseorang putri bernama Ken Rancangkapti. Jayengresmi melakukan perjalanan spiritualke sekitar Majapahit, Blitar, Pekalongan. Bahkan, perjalanan Jayengresmi membawa iake Tanah Sunda. Di mana ia menjelajah daerah seperti Bogor, Gunung Salak, dan lain-lain.

    Dalam Perjalanannya, Jayengresmi menemukan banyak hal yang membuatnya matangsecara spiritual. Di sini, ia banyak belajar dari para petapa, filsuf, dan juga mahluk gaib.

    Selain itu, Jayengresmi banyak belajar dari alam. Ia banyak mengetahui tentang candi,Syekh Siti Jenar, pembuatan kain, penanggalan, dan lain-lain.

    Akhir cerita, karena ilmunya tersebut, Jayengresmi dikenal sebagai Syekh Amongraga.Dalam perjalanan, ia bertemu Ni Ken Tambangraras yang menjadi istrinya kelak.Setelah melalui perjalanan yang cukup jauh dan berarti, akhirnya Jayengresmi bertemukembali dengan keluarganya, namun tidak lama. Ia pun harus meninggal.

    Serat Centhini Kental dengan Islam

    Dalam Serat Centhini, kita akan menemukan banyak sekali filosofi Islam yang

    bercampur dengan kebudayaan Jawa. Ini terlihat dari banyaknya tulisan perihal ajaranIslam di dalamnya. Serat Centhinibahkan memberikan porsi yang banyak tentang carashalat, wudhu, zat Allah, Asmaul Husana, dan juga beberapa pengatahuan dasar IslamLainnya.

    Meskipun karya ini merupakan rangkuman dari peradaban Jawa waktu itu, namun didalamnya kita bisa mendapatkan bagaimana kentalnya hal-hal Islam. Bahkan dalamkarya ini, Serat Centhini menyebut delapan kitab Islam Klasik, yaitu:

    1. Kitab Semarakandi, menunjuk kitab Bayn Aqdah al-Ushl karya Ibrahim as-Samarqandi.

    2. Kitab Durat, yaitu Kitab Ad-Durrah karya Yusuf al-Sanusi al-Hassani.3. Kitab Talmisan (juga disebut Kitab Tilmisani) adalah karya Umar bin Ibrahim al-

    Tilmisani yang berisi komentar atas Kitab Durah.4. Kitab Asanusi, karya al-Sanusi yang juga merupakan komentar atas Kitab Durah.5. Kitab Sail, menunjuk pada Kitab Masil karya Abu al-Laits as-Samarqandi. Kitab

    ini juga dikenal dengan nama Bayn Aqdah al-Ushl.6. Kitab Patakul Mubin, yaitu kitab Fath al-Mubn karya Ibrahim bin Muhammad al-

    Bajuri.

  • 8/12/2019 Serat Chentini

    3/4

    7. Kitab Tasdik menunjuk pada kitab Bayn at-Tasdq.8. Kitab Juwahiru menunjuk pada Kitab Al-Jawhir ats-Tsaniyah f Syarh as-

    Sanusiyyah, ditulis oleh Abdullah as-Sughayir Suwaidan.

    Banyaknya unsur Islam dalam kitab ini memang tidak mengherankan. Karena beberapa

    penulisnya merupakan lulusan pesantren. Kyai Yasadipura I merupakan seoranglulusan pesantren Kedhu. Ia belajar di sini selama tujuh tahun. Bahkan, KyaiYasadipura belajar agama Islam sampai ke Mekkah.

    Selain itu, Serat Centhini menunjukan kalau masyarakat Jawa pada saat itu memangkental dengan agama Islam. Dari keraton hingga masyarakat Jawa biasa pun telihatsangat taat dalam memluk Islam.

    Ada sebuah Cerita yang menujukan bagaimana Islma menjadi sebuah unsur yangkental dalam kehidupan di Jawa pada saat itu. Dalam Surat Chentini, diceritakan Syekh

    Amongraga memberikan nasihat pada istrinya, yaitu Ken Tambang Raras. Nasihat

    Syekh Amongraga tersebut adalah sebagai berikut.

    Syariah bersama dengan tarekat merupakan tempat untuk menanam makfirat danhakikat sebagai perwujudan wiji nugraha (benih anugerah). Benih harus ditanam ditempat yang baik. Jika ditanama di tempat yang jelek maka akan menghasilkan sesuatuyang jelek pula. Syariah sebagai dasar agama harus dipegang kuat dan dijalankandengan baik. Mencari kesempurnaan hidup tanpa didasari syariah akan sangatmembahayakan.

    Perjalanan cinta Serat Centhini akan terasa hambar tampaknya, jika sebuah kisah tidakada bumbu cinta di dalamnya. Serat Centhini juga memiliki kisah cinta di dalamnya.

    Kisah cinta antara Jayengresmi dan Tembangraras juga dituliskan secara apik dalamkarya sastra ini.

    Hubungan cinta meraka juga seperti layaknya hubungan kedua sufi dalam menemukanjalan. Mereka banyak berdiskusi dan juga mencari jawaban perihal makna cinta, filosofikehidupan, dan juga hal-hal lainnya. Bahkan untuk menemukan kesempurnaan dalambercinta, Jayengresmi sampai menghabiskan waktu khusus selama 40 malam denganistrinya.

    Selama 40 Malam ini, Jayengresmi dan istrinya bersemdi, menemukan jawabantentang cinta, nafsu, dan kehidupan. Mereka juga saling berdiskusi satu sama lain. Ada

    sebuah kalimat terkenal yang dilontarkan oleh Jayengresmi terhadap istrinya, yaitu:

    Namun hatimu sudah dalam hatiku dan hatiku dalam hatimu, kau dengarkah keduanyaberdebar-debar gugup karena asmara? Padahal kegugupan adalah halangansanggama

  • 8/12/2019 Serat Chentini

    4/4

    Bait di atas seakan-akan menjadi sebuah representasi cinta pada zaman Jawa Kuno.Bait tersebut memperlihatkan bagaimana cinta dalam perspektif norma tradisional dan

    juga dari perspektif nilai keraton.

    Berbeda dengan cinta modern yang lebih terbuka, cinta yang diperlihatkan dalam Serat

    Centhini ini merupakan sebuah cinta yang masih terkekang oleh norma dan adat.Meskipun cerita cinta ini banyak beraroma Jawa, namun sebenarnya hakikat cintasecara sudut pandang Islam pun diceritakan dalam buku ini.

    Salah satunya, adalah bagaimana peran perempuan dalam rumah tangga. Caramelakukan hubungan suami istri, arti pernikahan, dan juga cinta dalam kehidupanmanusia. Nilai-nilai yang ditanamkan dalam buku ini hampir sama dengan nila-nilaiyang diajarkan oleh Agama Islam.

    Saking menariknya, buku Surat Chentini ini juga diterjemahkan oleh seorang wargaasing. Ia adalah Elizabeth D. Inandiak, seorang penulis dan penyair Perancis yang

    mencoba untuk menerjemahkannya. Selain menerjemahkan ke dalam BahasaIndonesia, Elizabeth juga mencoba untuk menerjemahkan karya sastra ini ke dalamBahasa Prancis.

    Tidak Dapat Dipungkiri, bahwa Serat Centhini memiliki pesan dan juga cerita yang kuat.Di dalamnya, kita bisa mengetahui bagaimana kehidupan manusia Jawa pada abadtersebut, secara tradisi, dan juga pola Hidup. Serat Centhini juga memberikanpemahaman terhadap kita tentang bagaimana konsep dan penerapan agama Islamyang begitu kental dalam Tanah Jawa.