SERANGAN Ganoderma sp. PENYEBAB PENYAKITAKAR MERAH … · sp. Penyebab Penyakit Akar Merah di Hutan...

36
SERANGAN Ganoderma sp. PENYEBAB PENYAKITAKAR MERAH DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, SUKABUMI, JAWA BARAT DEASY PUTRI PERMATASARI DEPARTEMEN SILVIKULTUR FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

Transcript of SERANGAN Ganoderma sp. PENYEBAB PENYAKITAKAR MERAH … · sp. Penyebab Penyakit Akar Merah di Hutan...

SERANGAN Ganoderma sp. PENYEBAB PENYAKITAKAR MERAH

DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT,

SUKABUMI, JAWA BARAT

DEASY PUTRI PERMATASARI

DEPARTEMEN SILVIKULTUR

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Serangan Ganoderma

sp. Penyebab Penyakit Akar Merah di Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW),

Sukabumi, Jawa Barat adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi

pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi

mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan

maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Februari 2014

Deasy Putri Permatasari

NIM E4409001

ABSTRAK

DEASY PUTRI PERMATASARI. Serangan Ganoderma sp. Penyebab Penyakit

Akar Merah di Hutan Pendidikan Gunung Walat, Sukabumi, Jawa Barat.

Dibimbing oleh ACHMAD dan ELIS NINA HERLIYANA.

Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW) merupakan wilayah hutan

yang diperuntukkan bagi kegiatan pendidikan dan pelatihan. HPGW banyak

menerapkan blok-blok tegakan homogen seperti misalnya blokAgathis sp. dan

Pinus sp. yang membuat tegakan-tegakan di HPGW mudah sekali terserang

patogen secara luas dan penyebaran penyakit menjadi semakin mudah terjadi.

Salahsatu penyakit yang menyebabkan banyak kematian tanaman di HPGW

adalah penyakit akar merah yang disebabkan oleh Ganoderma sp. terlebih lagi

bahwa penyakit ini mampu menular dari satu tanaman ke tanaman lainnya

melalui banyak cara. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengamati

penyebaran Ganoderma sp. penyebab penyakit akar merah yang menyerang

tanaman kehutanan di HPGW serta mengidentifikasi jenis-jenis Ganoderma sp.

yang menyerang secara visual.Hasil pengamatan menunjukkan bahwa ditemukan

titik-titik ditemukannya tubuh buah Ganoderma sp. yang tersebar di kawasan

HPGW serta ditemukan 7 jenis Ganoderma sp. yang menyerang tegakan Agathis

sp. dan Pinussp., dimana 5 diantaranya adalah yang menyerang tegakan Agathis

sp.dan 2 jenis lainnya menyerang tegakan Pinussp., dimana masing-masing jenis

Ganoderma sp. tersebut memiliki karakteristik morfologi yang berbeda.

Kata kunci: Agathis sp., Ganoderma sp.,HPGW, penyakit akar merah, Pinus sp.

ABSTRACT

DEASY PUTRI PERMATASARI. Attacking ofGanoderma sp. which Cause Red

Root DiseaseinGunung Walat University Forest, Sukabumi, West

Java.Supervised by ACHMAD and ELIS NINA HERLIYANA.

Gunung Walat University Forest(GWUF) is known as education and

research area. GWUF has a lot of homogen areas,therefore these area was

attacked easily by disease, and of course this red root disease. Red root disease is

caused by Ganoderma sp. and this disease can spread for plant to another plant in

a lot of ways. The objectives of the study were to review the spreading of

Ganoderma sp. that cause red root disease which attack the forest tree in GWUF

and also to identified spesies of Ganoderma sp. in visual way. The results showed

that there wereGanoderma sp. in GWUF which spread in a lot of areas and also

there are 7 spesies of Ganoderma sp. in Agathis and Pinus bloks, 5 of them are

attack Agathis blok and 2 another spesies are attack Pinus bloks. Each

Ganoderma sp. of Ganoderma sp. has different characteristic of its morphology.

Key words: Agathis sp.,Ganoderma sp., GWUF, Pinus sp., red root disease

DEASY PUTRI PERMATASARI

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kehutanan

pada

Departemen Silvikultur

DEPARTEMEN SILVIKULTUR

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

SERANGAN Ganoderma sp. PENYEBAB PENYAKITAKAR MERAH

DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT,

SUKABUMI, JAWA BARAT

1

Judul Skripsi : Serangan Ganoderma sp. Penyebab Penyakit Akar Merah di Hutan

Pendidikan Gunung Walat(HPGW), Sukabumi, Jawa Barat

Nama : Deasy Putri Permatasari

NIM : E44090019

Disetujui oleh

Prof Dr Ir Achmad, MS Dr Ir Elis Nina Herliyana, MSi

Pembimbing I Pembimbing II

Diketahui oleh

Prof DrIr Nurheni Wijayanto, MS

Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas

segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang

dipilih dalam penelitian ini ialah penyakit hutan, denganjudul Serangan

Ganoderma sp. Penyebab Penyakit Akar Merah di Hutan Pendidikan Gunung

Walat (HPGW), Sukabumi, Jawa Barat.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Prof Dr IrAchmad, MS dan Dr Ir Elis

Nina Herliyana, MSi selaku pembimbing, yang telah banyak memberi arahan,

motivasi, bimbingan, solusi, dansaran berharga dalam penyelesaian skripsi.

Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh

keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya.Di samping itu, penghargaan

penulis sampaikan kepada Pihak Pengelola Hutan Pendidikan Gunung Walat

(HPGW) beserta Polisi Hutan yang bertugas di HPGW dan seluruh karyawan

yang telah memberikan tempat dan hal-hal yang diperlukan selama penelitian.

Terimakasih juga saya sampaikan padaAdis Hendriatnayang telah membantu dan

menemani selama pengumpulan data dan dalam proses pengolahan data

penelitian ini juga karena telah memberikan masukan-masukan berharga tanpa

kenal lelah, motivasi serta seluruh doa dan semangat selama penelitian ini

dilaksanakan. Tak lupa juga saya berterima kasih kepada Keluarga Silvikultur 46

dan Keluarga besar Tree Grower Community (TGC) atas motivasi, dukungan,

dan kebersamaan kita selama ini dan Seluruh staf pengajar, tata usaha, laboran,

mamang bibi, serta keluarga besar Departemen Silvikultur dan Fakultas

Kehutanan IPB yang telah membantu serta memberikan ilmu pengetahuan.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Januari 2014

Deasy Putri Permatasari

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 2

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 2

METODE 2

Lokasi dan Waktu Penelitian 2

Bahan dan Alat 2

Tahapan Penelitian 3

Pengumpulan Data 3

Metode Analisis Data 4

HASIL DAN PEMBAHASAN 5

Kondisi Umum Lokasi Penelitian 5

Jenis-Jenis Jamur Ganoderma sp. yang Ditemukan di HPGW 6

Pengukuran Sampel Tubuh Buah Ganoderma sp. 10

Luas Serangan dan Sebaran Jamur Ganoderma sp. di HPGW 14

Produksi Getah (Data Penunjang Penelitian) di HPGW 18

SIMPULAN DAN SARAN 20

DAFTAR PUSTAKA 20

LAMPIRAN 22

DAFTAR TABEL

1 Karakteristik morfologi Ganoderma sp. di HPGW 12

2 Data produksi getah Pinus dalam kurun waktu 4 tahun 18

3 Data produksi kopal dalam kurun waktu 4 tahun 19

DAFTAR GAMBAR

1 Diagram alir penelitian 3

2 Vegetasi lokasi penelitian 5

3 Tubuh buah Ganoderma sp. A 6

4 Tubuh buah Ganoderma sp. A tampak atas dan bawah 6

5 Tubuh buah Ganoderma sp. B 7

6 Tubuh buah Ganoderma sp. C 7

7 Tubuh buah Ganoderma sp. D 8

8 Tubuh buah Ganoderma sp. E 8

9 Tubuh buah Ganoderma sp. F 9

10 Kumbang perantara di tubuh buah Ganoderma sp. F 9

11 Tubuh buah Ganoderma sp. G 10

12 Ilustrasi pengukuran panjang dan lebar tudung 11

13 Contoh pengukuran panjang dan lebar tudung 11

14 Ilustrasi pemotongan tubuh buah membujur dan melintang 11

15 Contoh pemotongan tubuh buah membujur 12

16 Contoh pemotongan tubuh buah melintang 12

17 Blok tegakan Pinus yang terserang Ganoderma sp. 15

18 Blok tegakan Agathis yang terserang Ganoderma sp. 15

19 Lokasi Camping Ground yang terserang Ganoderma sp. 16

20 Tanaman Agathis terserang yang ditemukan Ganoderma sp. 16

dan tanaman terserang yang tidak ditemukan Ganoderma sp.

21 Kontak akar yang terjadi pada tanaman terserang 17

DAFTAR LAMPIRAN

1 Peta lokasi penelitian 22

2 Peta penyebaran Ganoderma sp 23

3 Data serangan Ganoderma sp. di HPGW 24

4 Riwayat hidup 26

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW) merupakan suatu Kawasan

Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) sebagai hutan pendidikan dan

pelatihan.HPGW berusaha menerapkan konsep pengelolaan hutan lestari untuk

hutan skala kecil (Sustainable Small Scale Forest Management-SSSFM), tanpa

menebang dengan mengandalkan NTFP dan jasa lingkungan.Konsep SFM

berupaya diterapkan dalam arti yang sebenar-benarnya, sehingga dalam jangka

panjang kelestarian hutan dapat mendukung kelestarian pengelolaannya

(Sustainable Management of Forest-SMF).Kawasan ini didominasi oleh beberapa

tegakan yang ditanam secara homogen seperti tegakan Agathissp. dan Pinussp.

untuk memudahkan akses pengambilan getah baik oleh pengelola maupun

masyarakat sekitar. Namun, hal ini menyebabkan banyak ditemuinya

permasalahan-permasalahan yang sering ditemui antara lain penyakit hutan yang

tentu saja menyebabkan penurunan produksi.

Salah satu penyakit yang beberapa waktu ini telah menyebabkan banyak

tanaman matidi HPGW yaitu penyakit akar merah yang disebabkan oleh

Ganoderma sp. dan kemungkinan besar diketahui bahwa penyakit ini tidak hanya

menyerang satu jenis tanaman saja. Penyakit akar merah ini berkembang cukup

lambat, hanya saja hal yang menyebabkannya sulit dikendalikan adalah bahwa

penyakit ini baru diketahui dan diamati secara langsung ketika gejala sekundernya

sudah muncul dan hal ini dapat dikatakan sudah terlambat karena ini berarti

patogen penyebab penyakit ini kemungkinan besar telah menyebar dari satu

tanaman ke tanaman lain baik melalui kontak akar, angin maupun medium lainnya

(Herliyana 2012). Akibat serangan penyakit akar merah Ganoderma sp. ini,

produktivitas getah yang menjadi salah satu produk unggulan HPGW menurun

(Herliyana 2012).

Keberadaan penyakit akar merah yang disebabkan oleh Ganoderma sp.

telah diketahui oleh pengelola namun belum ada penanganan secara

khusus.Beberapa kali dilaporkan terjadi pohon Agathis yang roboh karena akarnya

busuk dan terserang Ganoderma sp. (Herliyana 2012).Oleh karena itu, penelitian

serangan Ganoderma sp. penyebab penyakit akar merah yang saya lakukan ini

sangat bermanfaat untuk mengetahui penyebaran Ganoderma sp. di HPGW serta

jenis-jenis Ganoderma sp. yang menyerang sebagai data dasar untuk upaya

pengendalian serangan patogen dan penyakit akar merah di tegakan tanaman

hutan di HPGW.

Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis membuat rumusan

penelitian sebagai berikut:

1 Dimanakah titik-titik sebaran Ganoderma sp. penyebab penyakit akar merah

yang tumbuh di HPGW?

2 Ada berapakah jenis Ganoderma sp. yang menyerang HPGW?

2

Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk :

1 Mengamati penyebaran Ganoderma sp. penyebab penyakit akar merah

yang menyerang tanaman kehutanan terutama tegakan Agathisdan

Pinusdi HPGW, Sukabumi, Jawa Barat

2 Mengidentifikasisecara visual jenis-jenis Ganoderma sp. yang

menyerang.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan menjadi data dasar bagi pengelolaan tegakan

tanaman hutan di HPGW untuk kegiatan perlindungan dan pengendalian serangan

Ganoderma sp. penyebab penyakit akar merah di masa mendatang.

METODE

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Hutan Pendidikan Gunung Walat

(HPGW).Pengambilan data di lapangan untuk memperoleh data primer dilakukan

pada bulan Juli─September 2013.Sementara itu, untuk pengolahan dan analisis

data penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober─November 2013 di

Laboratorium PatologiHutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor

(Lampiran 1).

Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya yaituunit-

unit blok tegakan tanaman kehutanan terutama blok tegakan Agathis sp. dan Pinus

sp. yang terdapat di HPGWserta tubuh buah jamur Ganoderma sp. Selain itu,

bahanpenunjang lain yang kemudian digunakan dalam proses pengambilan dan

pengamatan yaitu alkohol dan aquades.

Sementara itu, alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

perangkat PC (Personal Computer) atau laptop ACER 4738Zdengan prosessor

Intel Pentium P6200, Software pendukung seperti Ms. Excel 2007, ArcGIS 9.3

(Ormsby et al. 2008), danPhotoscape.Perlengkapan lapang seperti buku

identifikasi, tallysheet,GPS, tali, label, Thermohygrometer, kertas karton, kotak

plastik, parang, gunting, kamera digital, kantong plastik, pisau/cutter, cangkul

serta alat tulis menulis.

3

Tahapan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan melalui beberapa tahapan yaitu seperti yang

tertera pada Gambar 1.

Gambar 1Diagramalir penelitian

Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan terdiri data primer dan data sekunder. Data primer

adalah data yang diambil secara langsung di lapangan, sedangkan data sekunder

adalah data yang diperlukan untuk membantu dan melengkapi data yang telah

diperoleh di lapangan. Pihak-pihak yang terkait dalam pengambilan data ini yaitu

pihak pengelolaHPGW.

Observasi Lapang

Data primer dikumpulkan dengan observasi lapangdimana pengambilan

data dilakukan dengan menyusuri kawasan Hutan Pendidikan Gunung Walat

menggunakan jalur pengamatan di sepanjang jalan seluruh blok yang terdapat di

Gunung Walat dengan jalur pengamatan yang diamati 15 m ke kiri dan 15 meter

ke kanan.

4

Variabel pengamatan

Variabel pengamatan yangdiamati dalam penelitian ini antara lain :

Variabel utama

Variabel utama terdiri dari :

1 Jenis jamur Ganoderma sp yang tumbuh secara alami.

2 Tempat tumbuh jamur Ganoderma sp secara alami pada kawasan

HPGW.

3 Pertumbuhan jamur secara alami berdasarkan pengklasifikasian

blok di kawasan HPGW.

Variabel penunjang Variabel penunjang terdiri dari jenis-jenis tegakan, data suhu kawasan,

serta hasil produksi getah.

Pengamatan Laboratorium

Dilakukan pengukuran dan identifikasi morfologi jenis-jenis Ganoderma

sp. yang ditemukan di Laboratorium Patologi Hutan, Departemen Silvikultur,

Fakultas Kehutananan, Institut Pertanian Bogor.

Metode Analisis Data

Pengolahan data dilakukan dengan mendeskripsikan hasil pengamatan

jenis-jenis jamur Ganoderma sp. yang disajikan dalam bentuk peta penyebaran

Ganoderma sp. di kawasan Hutan Pendidikan Gunung Walat beserta jenis-jenis

jamur yang dilengkapi dengan karakteristik morfologinya yang menyerang

masing-masing tegakan.

Perhitungan luas serangan menggunakan pendekatan luas serangan yang

dirumuskan sebagai berikut :

, dimana :

LS = Luas serangan (%)

Nh = Jumlah unit blok terserang dalam suatu kawasan pengamatan

Nt = Jumlah seluruh blok dalam suatu kawasan pengamatan

5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Umum Lokasi Penelitian

Hutan Pendidikan Gunung Walat terletak 2.4 km dari poros jalan

Sukabumi-Bogor (Desa Segog). Berjarak 46 km dari Simpang Ciawi dan 12 km

dari Sukabumi. HPGW memiliki luas 359 ha, yang secara geografis terletak pada

koordinat 6053’35”−6

055’10” LS dan 106

047’50”−106

051’30”BT. Administrasi

kehutanan areal HPGW termasuk BKPH Gede Barat, KPH Sukabumi, Perum

Perhutani Unit III Jawa Barat, sedangkan secara administrasi pemerintahan

termasuk dalam wilayah Kecamatan Cicantayan dan Cibadak, Kabupaten

Sukabumi, Provinsi Jawa Barat (HPGW 2009).

Berdasarkan peta tanah Gunung Walat skala 1:10 000 tahun 1981, jenis

tanah HPGW yaitu: keluarga tropophumult tipik (latosol merah kekuningan),

tropodult (latosolcoklat), dystropept tipik (podsolik merah kekuningan), dan

troporpent lipik (latosol). Keadaan ini menunjukkan bahwa tanah di HPGW

bersifat heterogen. Tanah latosol merah kekuningan adalah jenis tanah yang

terbanyak di daerah berbatu hanya terdapat tanah latosol dan di daerah lembah

terdapat tanah podsolik. HPGW terletak pada ketinggian tempat 460−715 mdpl

dengan topografi yang bervariasi dari landai sampai bergelombang. Kondisi

topografi agak curam berkisar 15–25% sampai sangat curam (>40%) (HPGW

2009).

Berdasarkan klasifikasi Schmidt dan Ferguson, daerah HPGWmempunyai

tipe iklim B (basah) dengan nilai Q = 14.3%−33% dengan banyaknya curah hujan

tahunan berkisar antara 1 600–4 400 mm (menurut data curah hujan HPGW dari

tahun 1980−1992). Hutan Gunung Walat pada mulanya berupa lahan kosong, dan

sejak tahun 1951 dilakukan penanaman dengan jenis tanaman Agathis

loranthifolia. Tahun 1973 penutupan lahan telah mencapai 53%, dan pada tahun

1980 telah mencapai 100%. Tegakan HPGW terdiri dari Agathis loranthifolia,

Pinusmerkusii, Swietenia macrophylla, Dalbergia latifolia, Schima wallichii,

Gliricidia sp., Altingia excelsa, Falcataria moluccana, Shorea sp., dan Acacia

mangium. Tahun 2005 ditemukan 44 jenis tumbuhan potensial termasuk 2 jenis

rotan dan 13 jenis bambu. Jumlah tumbuhan obat sebanyak 68 jenis.

Gambar 2Vegetasilokasipenelitian

6

Jenis-Jenis Jamur Ganoderma sp. yang Ditemukan di HPGW

Jenis Ganoderma sp. pertama yang dijumpai di HPGW yaitu

Ganodermasp. A, dimana ganoderma jenisini ditemukan banyak menyerang

tanaman agathis dan umumnya ditemukan pada tanaman agathis yang telah

menjadi tunggul. Bentuk Ganodermaini bertingkat-tingkat berupa piringan. Jamur

dalam kondisi basah akan memiliki permukaan atas berwarna coklat dan berlendir

sehingga licin. Bagian bawahnya berwarna putih dan berpori. Jenis Ganodermaini

terlihat tidak bertangkai dan langsung menempel pada batang tanaman atau

tunggul agathis tersebut. Ganodermasp. A pada tanaman Agathissp. tersebut dapat

dilihat pada Gambar 3 dan 4.

Gambar 3Tubuh buah Ganodermasp. A pada tunggulAgathis

(a) (b)

Gambar 4 Tubuh buah Ganoderma A pada tunggul Agathis:(a)tampak atas;

(b) tampak bawah

7

Jenis Ganodermasp. lain yang ditemukan yaitu Ganoderma sp. B yang

juga ditemukan menyerang tanaman Agathissp. Kondisi pohon yang ditemukan

terserang ganodermaini di HPGW dalam kondisi rusak dan hampir mati. Secara

visual, Ganodermasp. B ini memiliki permukaan atas putih kecoklatan bercampur

hitam dan sangat keras. Sementara itu, sama halnya dengan Ganoderma sp.A,

jenis ini juga terlihat tidak memiliki tangkai. Ganoderma sp. Byang menyerang

tanaman agathis ini dapat dilihat pada Gambar 5.

(a) (b)

Gambar 5(a) Tubuh buah Ganoderma sp. B pada tanaman Agathis;

(b) contoh tanaman Agathis yang terserang

Serangan penyebab penyakit akar merah yang juga menyerang tanaman

agathis di HPGWyaitu Ganoderma sp. C dengan karakteristik fisik yang diamati

secara visual antara lain permukaan atas jamur yang berwarna coklat dan

bertekstur keras, begitu pun juga dengan bagian bawah dari jamur yang juga

berwarna coklat lebih terang. Jamur ini tidak berlendir dan memiliki tubuh buah

yang cukup tebal. Tanaman agathisyang terserang, terlihat rusak dan telah

mengelupas kulitnya. Jenis Ganodermasp.C dan tanaman Agathissp.terserangini

dapat dilihat pada Gambar 6.

(a) (b)

Gambar 6(a) Tubuh buah Ganoderma sp. C pada tanaman Agathis;

(b) contoh tanaman Agathis yang terserang

8

Karakteristik fisik secara visual jenis Ganodermasp.D yang ditemukan di

HPGW sekilas nampak mirip dengan Ganoderma sp. A yang juga sama-sama

menyerang tanaman Agathis. Namun, ketika diamati lebih dekat sangat terlihat

perbedaannya. Perbedaan paling mencolok terlihat dari tidak adanya lendir di

permukaan atas Ganoderma ini. Permukaan atas berwarna coklat bergaris hitam

dan teksturnya halus atau licin namun tidak lunak dan berlendir. Tepi tubuh buah

disertai warna putih dan nampak memiliki tangkai berwarna kecoklatan.

Ganoderma sp. D ini dapat dilihat pada Gambar 7.

(a) (b)

Gambar 7(a)Tubuh buah Ganodermasp. D pada batang Agathis;(b)contoh

tanaman Agathisyang terserang

Jenis Ganoderma sp. E yang ditemukan di HPGW, ditemukan menyerang

tanaman Agathisdantubuh buahnya ditemukan telah tumbuh dari pangkal bawah

batang tanaman hingga ke ujung batang tanaman Agathis. Secara visual,

Ganodermaini memiliki permukaan atas berwarna coklat bergaris dengan tepi

berwarna putih. Setiap warna garis pada tubuh buahnya terlihat bergelombang.

Tubuh buah tidak bertangkai dan langsung menempel pada batang tanaman.

Ganodermasp. E dapat dilihat pada Gambar 8.

(a) (b)

Gambar 8(a)Tubuh buah Ganodermasp. E pada tanamanAgathis;(b)contoh

tanaman Agathisyang terserang

9

Berbeda dengan 5 (lima) jenis Ganoderma sp. lainnya yang telah

dijelaskan sebelumnya, 2 (dua) jenis Ganoderma berikutnya merupakan jenis

Ganoderma sp. yang menyerang tanaman Pinussp. Salah satunya yaitu

Ganoderma sp. F ini. Tubuh buah Ganoderma ini ditemukan telah tumbuh dari

pangkal hingga ke ujung batang tanaman pinus. Karakteristik fisik tubuh buah

Ganoderma ini yaitu permukaan atas berwarna coklat, keras dan berlekuk-lekuk

dengan disertai warna hitam pekat di tepi tubuh buah jamur tersebut.

Ganodermasp. F dapat dilihat pada Gambar 9.

(a) (b)

Gambar 9(a)Tubuh buah Ganodermasp. F pada tanaman Pinus;

(b)permukaan atas tubuh buah

Hal lain yang menarik dari Ganoderma sp. F ini yaitu ditemukannya

kumbang yang diduga merupakan medium perantara untuk penyebaran

Ganodermaini. Kumbang ini berwarna hitam bercampur coklat pada tubuh

kumbang yang masih kecil dan berwarna hitam pekat pada tubuh kumbang

dewasa dengan disertai bintik-bintik bulat berwarna kuning. Kondisi tanaman

pinusyang terserang ganodermaini mengalami kerontokan daun secara luas (daun

berwarna coklat) sehingga mati. Kondisi tanaman pinus terserang dapat dilihat

pada Gambar 10.

a b c

Gambar 10(a) Kumbang perantara di bawah permukaan Ganoderma sp. F;

(b,c)contoh tanaman Pinusyang terserang

Kumbang di permukaan atas

Ganoderma F

10

Jenis lain yang ditemukan menyerang tanaman Pinussp. di HPGWyaitu

jenis Ganoderma sp. G yang memiliki karakteristik fisik yang diamati secara

visual yaitu permukaan atas tubuh buah berwarna hitam mengkilat dan

bergelombang dan jenis ini tumbuh dengan langsung menempel pada batang

tanaman (tidak bertangkai). Tubuh buah jamur terlihat menyerang tanaman

pinusdari mulai bawah hingga ke ujung batang pangkal tanamanpinus. Sama

halnya dengan jamur Ganoderma sp. F sebelumnya, pada jenis ini juga sempat

ditemukan kumbang yang diduga merupakan medium perantara. Namun,

penampilan kumbang yang ditemukan berbeda. Tubuh buah Ganoderma sp. G

dapat dilihat pada Gambar 11.

(a) (b)

Gambar 11(a)Tubuh buah Ganodermasp. G pada tanaman Pinus;

(b)contohtanaman Pinusterserang

Pengukuran Sampel Tubuh Buah Ganoderma sp.

Pengukuran sampel tubuh buah Ganoderma sp. di Hutan HPGW

dilakukan untuk mengetehui data-data fisik penunjang bagi identifikasi jenis

Ganoderma sp. tersebut secara visual. Beberapa pengukuran yang dilakukan

diantaranya yaitu pengukuran terhadap tudung dari tubuh buah Ganoderma sp.

yang ditemukan. Pengukuran selanjutnya yaitu pengukuran terhadap daging buah

dari tubuh buah Ganoderma sp., dimana dilakukan pengukuran tebal daging buah

serta pengamatan warna dari daging buah yang diamati secara membujur dan

melintang.

Pengukuran dilakukan dengan mengambil 10−20 sampel tubuh buah dari

masing-masing ganoderma, perbedaan jumlah sampel terjadi karena bergantung

pada ketersediaan sampel di lapangan saat dilakukan pengukuran.

Pengukuran Lebar dan Panjang Tudung dari Tubuh Buah Ganoderma sp.

Pengukuran panjang sampel Ganoderma sp. dilakukan dengan mengukur

garis terpanjang dari tudung buah ganodermatersebut kemudian selanjutnya

pengukuran lebar dilakukan dengan mengambil garis tegak lurus dengan

pengukuran panjang sebelumnya. Begitupun halnya yang dilakukan ketika bentuk

dari sampel tubuh buah tersebut tidak beraturan (bergelombang).

11

Gambar 12Ilustrasi pengukuran panjang dan lebar tudung dari tubuh buah

(a) (b)

Gambar 13Contoh pengukuran : (a) panjang dan (b) lebar pada salah satu

sampelpengukuran dari Ganoderma sp.

Pengukuran Tebal Daging Buah dan Pori-Pori serta Pengamatan Warna

Pengukuran terhadap daging buah dari tubuh buah Ganoderma sp.

dilakukan dengan terlebih dahulu memotong tubuh buah ganodermatersebut

secara membujur, sehingga akan didapatkan tebal daging buah (contex) dan tebal

pori dari sampel tersebut. Pengamatan warna daging buah dilakuan dengan dua

cara yaitu pengamatan daging buah secara membujur dan pengamatan secara

melintang. Hal ini dilakukan untuk dapat mengamati warna daging buah dari

berbagai sisi.

Gambar 14(a) Ilustrasi pemotongan tubuh buah secara membujur;

(b) pemotongan tubuh buah secara melintang

(a) (b)

panjang

lebar panjang

lebar

12

(a) (b) (c)

Gambar 15(a) Contoh sampel Ganoderma sp. yang digunakan pemotongan;

(b) pemotongan membujur;(c) hasil pemotongan membujur

(a) (b)

Gambar 16(a)Contoh sampel Ganoderma sp. pemotongan melintang;(b) hasil

pemotongan melintang

Berdasarkan pengamatan terhadap jenis-jenis dan pengukuran sampel

tubuh buah masing-masing jenis Ganoderma sp. maka, berikut ini disajikan tabel

karakteristik morfologi visual Ganoderma sp. di HPGW pada Tabel 1.

Tabel 1 Karakterisik morfologi Ganoderma sp. di HPGW, Sukabumi, Jawa Barat

Jenis dan asal Tudung Permukaan Tangkai

Ganoderma sp.A

Panjang 21 cm, lebar 13.5

cm, tebal 1.5 cm. Bentuk

kipas piringan bertingkat-

tingkat, bila kondisi

jamur basah berwarna

coklat dengan bagian tepi

berwarna putih namun

bila kondisi jamur kering

berwarna coklat dan keras

Atas dalam kondisi

bawah berlendir dan

licin. Dalam kondisi

kering coklat

kehitaman dan

mengeras

Bawah berwarna putih

dan berpori

Tidak

bertangkai

13

Jenis dan asal Tudung Permukaan Tangkai

Ganoderma sp.

B

Panjang 9 cm, lebar 4.25

cm, tebal 1.6 cm, Bentuk

kipas irreguler, berwarna

coklat bercampur putih

dan hitam serta memiliki

garis-garis tahun

(virenial)

Atas keras berwarna

coklat, putih dan

hitam dan memiliki

garis tahun

Bawah berwarna

coklat

Tidak

bertangkai

Ganoderma sp.

C

Panjang 15 cm, lebar 6.4

cm, tebal 1.5 cm. Bentuk

kipas atau ginjal, tidak

berlendir, memiliki garis-

garis tahun (virenial)

yang tipis

Atas berwarna coklat

dan keras

Bawah berwarna

coklat lebih terang

Tidak

bertangkai

Ganoderma sp.

D

Panjang 8.5 cm, lebar 4.5

cm, tebal 0.9 cm. Bentuk

kipas, berwarna coklat

bergaris hitam, bagian

tepi berwarna putih

Atas berwarna

cokelat, halus atau

licin namun tidak

lunak atau berlendir

Bawah berwarna

putih

Bertangkai,

warna

coklat; tebal

0.6 cm dan

panjang 1.2

cm

Ganoderma sp.

E

Panjang 17.5 cm, lebar

9.5 cm, tebal 1.4 cm.

Bentuk kipas, berwarna

coklat dengan garis-garis

tahun (virenial)

membentuk zona

konsentris dengan tepi

berwarna putih.

Atas berwarna coklat

bergaris tahun, warna

garis tersebut

bergelombang

konsentris

Bawah berwarna

kecoklatan

Tidak

bertangkai

Ganoderma sp.

F

Panjang 19 cm, lebar 10

cm, tebal 1.1 cm. Bentuk

kipas, berwarna coklat

dan keras dengan tepi

hitam pekat

Atas berwarna coklat

dan hitam serta

berlekuk-lekuk

Bawah berwarna

hitam pekat

Bertangkai,

warna

hitam; tebal

1 cm dan

panjang 1.1

cm

Ganoderma sp.

G

Panjang 10.5 cm, lebar 5

cm, tebal 1.5 cm. Bentuk

kipas, berwarna hitam

mengkilat dan

bergelombang dan

berlekuk-lekuk

Atas berwarna hitam

mengkilat , licin dan

berlekuk-lekuk.

Bawah berwarna

hitam bercampur

coklat

Tidak

bertangkai

aHasil pengukuran panjang, lebar dan tebal merupakaan rataan dari sampel yang diambil

14

Luas Serangan dan Sebaran Jamur Ganoderma sp. di Hutan Pendidikan

Gunung Walat (HPGW)

Pengelolaan hutan pada umumnya lebih banyak berkepentingan dengan

hutan sebagai kumpulan pepohonan atau komunitas vegetasi bentuk lain. Oleh

karena itu, proses penyakit di dalam hutan tidak terbatas pada perkembangan

patogen dalam individu pohon sebagai inang, tetapi lebih pada perkembangan dan

penyebaran patogen antar pohon (Widyastutiet al. 2005).Berdasarkan hal itu,

tentu saja kita perlu mengamati penyebaran Ganoderma yang terjadi di HPGW ini.

Sehingga, dapat dijadikan dasar acuan bagi pencegahan atau penanganan lanjutan

penyakit akar merah ini di HPGW.

Unit pengamatan luas serangan adalah blok-blok petak di kawasan

HPGW. Seluruh blok yang berada di kawasan HPGWberjumlah 33 blok yang

tersebar di seluruh kawasan tersebut. Sementara itu, jumlah blok yang diamati

yaitu berjumlah 27 blok dimana 6 blok lainnya tidak diamati karena kondisi

lapangan yang pada saat dilakukan penelitian tidak mungkin untuk dilakukan

pengamatan. Blok-blok yang tidak diamati tersebut yaitu blok B9, C4, C5, C6,

dan C7 dan C8. Jumlah unit blok yang terserang Ganoderma sp. dengan ditandai

dengan adanya tubuh buah Ganoderma tersebut dari 27 blok yang diamati

berjumlah 25 blok, dimana blok pengamatan yang tidak ditemukan tubuh buah

Ganderma sp. yaitu blok A5, A6, A7, dan B14. Hal perlu diketahui yaitu bahwa

meskipun pada keempat blok pengamatan tersebut tidak ditemukan tubuh buah

Ganoderma sp. namun tanaman di dalam blok tersebut banyak menunjukkan

gejala serangan yang sama seperti gejala serangan Ganoderma sp. lainnya.

Berdasarkan perhitungan luas serangan, maka didapatkan persentase luas serangan

di dalam kawasan HPGW dengan unit pengamatan yaitu blok sebanyak :

= 85.2%

Angka persentase tersebut tentu saja merupakan hal yang perlu segera di

tangani dengan serius. Mengingat hampir 90% dari seluruh blok yang terdapat di

HPGW terserang penyakit akar merah yang disebabkan oleh Ganoderma sp.

ini.Jika serangan ini terus berlanjut, maka kemungkinan besar seluruh blok di

dalam kawasan HPGW ini akan terserang. Tentu saja, kondisi tersebut perlu

mendapat perhatian ekstra karena serangan Ganodermasp. ini mampu menyerang

tanaman lain melalui banyak medium seperti kontak akar, angin, kumbang, luka

dalam hal ini bisa saja terjadi akibat luka yang disebabkan oleh sadapan serta

manusia. Menurut Herliyana (2009), sumber-sumber inokulum dapat disebarkan

secara aktif maupun secara pasif. Secara pasif dapat disebarkan oleh manusia

yang keluar masuk areal HPGW dari daerah yang terserang penyakit ke daerah

yang belum terserang. Tunggak bekas tanaman yang sakit yang masih tertinggal

di lapangan juga merupakan sumber inokulumyang sangat potensial bagi

terjadinya penyakit akar.Ganoderma yang menyebabkan penyakit akar merah di

HPGW pada penelitian ini ditemukan banyak menyerang jenis Agathis dan Pinus.

15

Pada beberapa kawasan, seperti pada sepanjang blok A1, A2, B3 dan B4,

ganoderma sangat banyak menyerang tegakan pinus untuk produksi sehingga

besar kemungkinan bahwa hasil produksi getah di tegakan ini menurun. Hal ini

diakibatkan oleh layunya tanaman terserang bahkan hingga menyebabkan

kematian pada tanaman tersebut dan beberapa tanaman disekitarnya. Penyakit

pada tegakan dapat menyebabkan penurunan kualitas dan kuantitas hasil hutan,

kematian tegakan, tegakan menjadi rentan atau bahkan peka terhadap serangan

hama dan penyakit lain dan juga terhadap kebakaran (Herliyana 2012).

(a) (b)

Gambar 17(a) Salahsatu blok tegakan Pinusyang terserangGanoderma;

(b) contoh Ganoderma sp. yang menyerang (b)

Selain itu, tegakan Agathis yang banyak diserang oleh ganoderma

ditemukan pada blok B7, B8, B10, dan B11 yaitu blok disekitar base camp

HPGW yang mengarah ke selatan. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan,

hampir sebagian besar tegakan agathispada blok tegakan di HPGW ini

memperlihatkan munculnya gejala-gelala pola serangan penyakit akar merah.

(a) (b)

Gambar 18(a) Salahsatu blok tegakan Agathis yang terserang Ganoderma sp.;

(b) penampakan tegakan dari jarak dekat (b)

16

Ganodermasp. juga ditemukan pada sepanjang jalan blok B4 yaitu jalan

yang dilalui dari base camp ke arah barat laut menuju camping ground. Pada blok

ini, ditemukan tanaman yang mengelilingi base camp hampir seluruhnya

ditemukan layu dan hampir mati seperti pada Gambar 19.

(a) (b) (c)

Gambar 19(a) Tunggul yang di blok Camping ground; (b) Camping ground;

(c) salahsatu pohon di blok tersebut yang terserang

Pada beberapa titik pengamatan, ditemukan pola sebaran dimana satu

tanaman ditemukan telah menunjukkan gejala dari penyakit akar merah ini yaitu

dengan munculnya tubuh buah Ganoderma, dan disekeliling pohon tersebut

ditemukan 20−30 tanaman lain yang juga mengalami penguningan dan

kerontokan daun, hingga tanaman mati dengan gejala yang sama namun sebagian

diantaranya belum terlihat adanya tubuh buah Ganoderma. Hal ini, dimungkinkan

terjadi karena menurut Basset dan Peters (2003), meskipun tanaman sudah

menunjukkan gejala sakit, namun terkadang tubuh buah Ganoderma sp. belum

terbentuk dan di lain pihak, pada tanaman yang tampak sehatditemukan tubuh

buah Ganodermadi pangkal batangnya.

Gambar 20Tanaman Agathis yang menunjukkan gejala serangan penyakit akar

merah (lingkaran biru) dan tanaman yang diduga terserang serta

muncul tubuh Ganoderma sp. (lingkaran merah muda)

17

(a) (b)

Gambar 21(a) Kontak akar Agathis sp.yang terjadi; (b) tanah diantara pertemuan

akar yang menunjukkan adanya benang-benang miselium yang

diduga merupakan tanda interaksi Ganoderma sp.

Penyebaran Ganoderma sp. penyebab penyakit akar merah di HPGW

diduga telah menyebar di banyak blok-blok tegakan Agathisdan Pinus. Meskipun

berdasarkan penelitian ini jumlah tanaman yang menunjukkan tanda serangan

yaitu ditemukannya tubuh buah Ganodermamasih sangat sedikit namun tanaman

disekitarnya telah menunjukkan gejala serupa sehingga dimungkinkan bahwa

banyak tanaman lain yang belum muncul tubuh buah Ganodermanamun telah

terserang penyakit akar merah ini dan belum teridentifikasi secara langsung.

Pengendalian terpadu diperlukan untuk penanganan penyakit akar merah

ini mengingat sangat sulitnya mengidentifikasi penyakit akar sebelum tanaman

tersebut rusak parah bahkan mengalami kematian total.Berdasarkan hal tersebut,

maka diperlukan beberapa penanganan awal yang diperlukan untuk mengatasi

penyebaran yang semakin luas diantaranya pembersihan tunggul dan sisa-sisa akar

secara teliti karena Ganodermamasih mampu hidup di tunggul dan sisa-sisa akar

tersebut. Selain itu, tanaman-tanaman yang sakit dengan gejala serupa terutama

yang tumbuh disekitar tanaman yang menunjukkan tanda serangan

ganodermayaitu munculnya tubuh buah Ganodermamaka diusahakan tanaman

tersebut (sumber inokulum) disingkirkan dan dibinasakan atau dibakar kecuali

beberapa tanaman yang memang disediakan untuk aspek pendidikan atau

penelitian lanjutan untuk dibiarkan terserang namun harus tetap diisolasi atau

dipisahkan dari tanaman lain yang masih sehat (pemberian jarak). Selanjutnya,

karena umumnya penyakit berkembang di tanah yang basah dan sukar

meneruskan air, maka bila memungkinkan perlu dibuat drainase yang baik bahkan

ntuk mencegah meluasnya penyakit, perlu dibuat selokan isolasi (parit isolasi) dan

pembukaan leher akar. Terakhir, untuk mengobati pohon sakit yang masih dapat

ditolong dan melindungi pohon-pohon disekitarnyamenurut Semangun (1988),

dapat digunakan fungisida yang sesuai untuk melumasi leher akar dan pangkal

akar tunggang serta akar samping.

Berikut ini disajikan peta sebaran titik-titik pohon yang terserang

Ganoderma sp. di HPGWpada Lampiran 2. Sementara itu, keterangan kondisi

pohon di setiap titik dapat dilihat pada Lampiran 3.

18

Data Produksi Getah di HPGW untuk Melihat Pengaruh Ganoderma

sp. terhadap Produktivitas Hasil Hutan di HPGW

Hasil hutan getah pinus dan kopal merupakan hasil hutan non kayu yang

juga menjadi salahsatu manfaat yang dapat dikembangkan oleh HPGW untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar juga untuk meningkatkan

partisipasi masyarakat dalam menjaga hutan selain juga untuk manfaat ekonomi

lainnya. Oleh karena itu, tentu saja produktivitas dari kedua hasil hutan tersebut

perlu dijaga kelestariannya. Kehilangan tanaman yang telah mengalami

pertumbuhan yang matang (dewasa) banyak disebabkan oleh penyakit akar dan

bahkan merupakan sumber kematian yang sangat besar (Childs and Shea

1967).Hal ini tentu saja mengakibatkan kehilangan volume kayu maupun hasil

produksi non kayu secara besar-besaran dari sebuah tegakan atau

hutan.Monokultur dan tanah terinfeksi dapat menjadi sumber permasalahan

penyakit akar yang terjadi.Disamping itu, sering terjadi pula keterlambatan

pengendalian yang mengakibatkan kehancuran pertanaman dan menimbulkan

kerugian yang besar.

Hasil produksi ini juga dapat menjadi data penunjang dalam penelitian ini

untuk dapat melihat pengaruh serangan penyakit akar merah yang disebabkan oleh

Ganoderma sp. bagi peningkatan atau penurunan produktivitas tanaman di HPGW.

Berikut ini disajikan data produksi getah pinus dan kopal selama kurun waktu 4

tahun pada Tabel 2 dan 3.

Tabel 2Data produksi getah pinus dalam kurun waktu 4 tahun

Bulan Produksi getah pinus (kg)

2009 2010 2011 2012

Januari - 5 588.50 4 580.00 8 014.00

Februari - 7 278.00 7 020.00 9 272.00

Maret 38.50 8 327.50 9 061.00 9 954.50

April 2 275.00 6 582.50 9 009.50 7 364.00

Mei 4 502.50 11 422.00 8 341.00 11475.50

Juni 6 484.50 10 775.00 11 821.50 15 411.50

Juli 6 490.00 10 591.00 15 946.00 16 272.00

Agustus 6 823.00 9 664.50 16 715.50 16 842.00

September 8 560.00 7 265.00 15 193.50 16 590.50

Oktober 8 567.50 6 925.50 20 501.00 14 064.00

November 5 682.00 5 007.50 7 008.00 10 582.00

Desember 5 799.00 2 938.50 10 325.50 9 540.00

Total 55 222.00 92 365.50 135 522.50 145382.00

Rata-rata 5 522.20 7 697.13 11 293.54 12 115.17

Sumber : Data HPGW

19

Tabel 3Data produksi kopal dalam kurun waktu 4 tahun

Bulan Produksi kopal (kg)

2009 2010 2011 2012

Januari - 6 117.00 4 960.00 3 339.00

Februari - 6 560.00 5 951.50 4 330.00

Maret 280.00 6 630.50 5 312.50 3 916.00

April 2 691.50 6 769.00 4 929.00 3 459.50

Mei 3 830.00 8 717.00 4 506.54 3 882.00

Juni 4 852.00 6 807.50 4 011.50 5 227.50

Juli 5 932.50 5 840.00 4 961.00 5 511.00

Agustus 6 970.50 8 382.10 6 330.50 4 931.00

September 7 463.00 6 250.50 5 740.00 4 917.00

Oktober 4 464.50 4 633.50 6 147.50 3 645.00

November 5 459.00 2 646.00 3 344.00 2 285.50

Desember 5 474.50 4 312.00 3 413.96 1 910.00

Total 47 417.50 73 665.10 59 608.00 47 353.50

Rata-rata 4 741.75 6 138.76 4 967.33 3 946.13

Sumber : Data HPGW

Rata-rata hasil produksi getah Pinus dari tahun 2009−2012 terus

mengalami peningkatan. Sementara hasil produksi kopal mengalami fluktuasi

hasil dan selama 2 tahun terakhir mengalami penurunan hasil kopal. Banyak

faktor yang menjadi penyebab terjadinya peningkatan atau penurunan dari

produktivitas hasil hutan dan dalam penelitian ini adanya serangan Ganoderma sp.

menjadi salah satu dari faktor penyebab penurunan hasil produksi getah Pinus dan

kopal.

Hasil produksi getah Pinus pada data ini memang mengalami peningkatan

dan menunjukkan bahwa belum terjadi serangan dari penyakit akar merah ini

hingga tahun 2012 yang mampu menyebabkan penurunan hasil produksi getah.

Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa ketika serangan penyakit akar merah

di HPGW ini tidak segera dikendalikan, akan mampu memicu kerusakan tegakan

pinus. Mengingat dalam penelitian ini, telah banyak ditemukannya serangan

Ganoderma sp. penyebab penyakit akar merah di tegakan Pinusdiantaranya pada

blok A1, A2, B3 dan B4 yang cukup banyak ditemukan Ganodermadan bila tidak

segera dilakukan pengendalian terpadu akan dapat menyebar ke tanaman lain

yang belum terserang bahkan juga menyebar hingga ke tegakan Pinusdi blok-blok

HPGW yang lain.

Melihat data hasil produksi Agathis, yang menunjukkan adanya penurunan

hasil produksi kopal selama 2 tahun terakhir tentu juga perlu mendapat perhatian

khusus. Meskipun pada dasarnya, peningkatan atau penurunan produktivitas hasil

hutan tidak hanya ditentukan oleh satu faktor saja, namun sebagai data penunjang

tentu saja ini dapat menjadi salah satu pertimbangan dalam penanganan dan

pengelolaan HPGW di masa mendatang terutama dalam kaitannya dengan

pengelolaan penyakit akar merah yang disebabkan oleh Ganoderma sp. ini. Hal

ini tentu saja akan dapat menyebabkan kerugian baik secara ekologi maupun

ekonomi karena banyaknya pohon-pohon yang roboh dan mengalami kematian.

20

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa data ini memang tidak

sepenuhnya mampu menunjukkan pengaruh keberadaan ganoderma terhadap

produktivitas hasil hutan namun dengan tambahan data ini, cukup mampu

menujukkan bahwa serangan Ganoderma sp. ini tidak dapat dipandang sebagai

hal yang kecil karena akan dapat menyebabkan kerugian.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

1. Ditemukan adanya serangan Ganoderma sp. penyebab penyakit akar merah

pada blok-blok kawasan Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW),

Sukabumi, Jawa Barat baik di blok tegakan Agathissp.maupun Pinussp.yang

telah menyebar dan mampu membuat tanaman mengalami gejala sakit yang

cukup parah hingga mengalami kematian. Diduga serangan ini akan terus

berlanjut ke tanaman bahkan tegakan lain jika tidak segera dikendalikan.

2. Teridentifikasi awal secara visual adanya 7 jenis Ganoderma sp. yang

menyerang tegakan Agathissp.danPinussp.dengan karakteristik yang berbeda.

5 diantaranya diduga menyerang tegakan Agathisdan 2 jenis lainnya

menyerang tegakan Pinus.

Saran

Diperlukan upaya penelitian lanjutan untuk pengamatan anatomi secara

mikroskopis dari Ganoderma sp. sehingga akan dapat diketahui cara pengendalian

hayatinya secara alami untuk penanggulangan penyakit akar merah ini di masa

mendatang.

DAFTAR PUSTAKA

Agnihortri VP, Vaartaja O.1967. Root exudates from red pine seedlings and their

effect on Phytium ultimum. Di dalam: Tainter FH, Baker FA. Principles of

Forest Pathology. United States of America (US): John Wiley and Sons, Inc.

hlm 309.

Basset K, Peters RN. 2003. Ganoderma: A significantroot pathogen.

[Internet].[diunduh 2013 Des 18].Tersedia pada:

http://www.arborilogical.com/articles

ganoderma.htm.

Breed RS, Murray EGD, Smith NR. 1957. Bergey’s manual of determinative

bacteriology. Di dalam: Tainter FH, Baker FA. Principles of Forest

Pathology. United States of America (US): John Wiley and Sons, Inc. hlm

307.

Burges A. 1965. The soil microflora-Its nature and biology. Di dalam: Tainter FH,

Baker FA. Principles of Forest Pathology. United States of America (US):

John Wiley and Sons, Inc. hlm 308.

21

Childs TW, Shea R. 1967. Annual losses from disease in pacific northwest forests.

Di dalam: Tainter FH, Baker FA. Principles of Forest Pathology. United

States of America (US): John Wiley and Sons, Inc. hlm 299.

Cook RJ. 1977. Management of the associated microbiota. Di dalam: Tainter FH,

Baker FA. Principles of Forest Pathology. United States of America (US):

John Wiley and Sons, Inc. hlm 305.

Herliyana EN. 2012. Laporan awal penyakit busuk akar merah Ganoderma sp.

pada Agathis sp. (Damar) di Hutan Pendidikan Gunung Walat, Sukabumi,

Jawa Barat [catatan penelitian]. Jurnal Silvikultur Tropika. 03(02):102-107.

Bogor (ID): Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

[HPGW] Hutan Pendidikan Gunung Walat. 2009. Sekilas tentang Hutan

Pendidikan Gunung Walat. Sukabumi (ID): HPGW.

Horsfall JG, Dimond AE. 1959. The disease plant. Di dalam: Tainter FH, Baker

FA. Principles of Forest Pathology. United States of America (US): John

Wiley and Sons, Inc. hlm 22.

Ilyas M, Kanti A, Rahmansyah M. 2007. Teknik Preservasi Fungi.Jakarta (ID):

LIPI Press.

Ormsby T, Napoleon E, Burke R, Groessl C, Bowden L. 2008. Getting to Know

ArcGIS Desktop.ESRI Press.

Sastrahidayat IR. 2011. Ilmu Jamur (Mikologi). Malang (ID): Universitas

Brawijaya Press.

Semangun H. 1988. Penyakit Tanaman Perkebunan Indonesia. Yogyakarta (ID):

Gadjah Mada University Press.

Stakman EC, Harrar JG. 1957. Principles of Plant Pathology. New York (US):

Ronald Press Co. hlm 465.

Waggoner PE. 1962. Weather, space, time, and chance of infection. Di dalam:

Tainter FH, Baker FA. Principles of Forest Pathology. United States of

America (US): John Wiley and Sons, Inc. hlm 34.

Whetzel HH. 1925. Laboratory outlinesin plant pathology.Di dalam: Tainter FH,

Baker FA. Principles of Forest Pathology. United States of America (US):

John Wiley and Sons, Inc. hlm 22.

Widyastuti SM, Harjono, Sumardi. 2005. Patologi Hutan. Yogyakarta (ID):

Gadjah Mada University Press.

Yunasfi.2007. Permasalahan Hama, Penyakit dan Gulma dalam Pembangunan

Hutan Tanaman Industri dan Usaha Pengendaliannya [skripsi]. Medan (ID):

Departemen Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

Medan.

22

Lam

piran

1 P

eta lokasi p

enelitian

24

Lam

pir

an 2

Pet

a pen

yeb

aran

Ganoder

ma s

p. di

HP

GW

1

23

25

Lampiran 3 Serangan Ganoderma sp. di HPGW

Blok

HPGW

Luas

Blok (ha)

Luas Jalur

yang diamati

(ha)

Jumlah pohon

pengamatan

jumlah pohon

ditemukan

ganoderma

pohon dengan

gejala serangan

% ditemukan

ganoderma

% gejala

serangan

Jenis

Ganoderma

B9 8.01 ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─

C10 16.73 2.50 511 11 30 2.2 8.0 F, G

C11 13.32 1.44 294 5 25 1.7 10.2 F

C2 18.29 2.14 438 2 10 0.5 2.7 F

C3 8.86 1.35 277 5 20 1.8 9.0 F, G

C4 6.71 ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─

C5 13.96 ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─

C6 8.00 ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─

C7 11.62 ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─

C8 12.55 ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─

C9 9.51 ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─

Camp

Walat 1.53 0.47 96 14 15 14.6 30.2 A, E

Sekitar

Camp 5.72 1.19 243 13 27 5.3 16.5 A, B, E

Total 387.02 41.57 8 718 170 603 1.9 8.9

24

Lampiran 3 Serangan Ganoderma sp. di HPGW 1

Blok

HPGW

Luas

Blok (ha)

Luas Jalur

yang diamati

(ha)

Jumlah pohon

pengamatan

jumlah pohon

ditemukan

ganoderma

pohon dengan

gejala serangan

% ditemukan

ganoderma

% gejala

serangan

Jenis

Ganoderma

C1 11.97 1.20 245 5 30 2.0 14.3 F, G

A1 6.70 0.93 190 10 40 5.3 26.3 F, G

A2 8.07 1.11 227 5 20 2.2 11.0 F, G

A3 9.48 1.05 215 6 24 2.8 14.0 F

A4 16.34 1.62 330 12 34 3.6 13.9 F, G

A5 11.73 0.69 141 0 30 0.0 21.3 ─

A6 13.82 1.65 336 0 35 0.0 10.4 ─

A7 17.29 0.43 89 0 12 0.0 13.5 ─

A8 16.78 1.74 355 5 20 1.4 7.0 C, E

B10 4.96 1.14 233 8 25 3.4 14.2 A, C, E

B11 8.36 1.16 237 6 10 2.5 6.8 A, B

B12 8.55 0.78 158 12 30 7.6 26.6 A, B, C

B13 12.36 1.66 338 6 20 1.8 7.7 A, D

B14 16.24 0.54 110 0 15 0.0 13.6 ─

B2 17.06 4.53 924 4 23 0.4 2.9 A, E

B3 12.73 2.44 499 10 20 2.0 6.0 G, F

B4 14.69 2.51 512 10 30 2.0 7.8 A

B5 6.27 0.46 94 3 15 3.2 19.1 C

B6 14.36 3.51 716 4 16 0.6 2.8 C, D

B7 12.51 1.59 325 13 15 4.0 8.6 A, C, E

B8 11.93 1.74 356 1 12 0.3 3.7 B

24

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 12 Desember 1991. Penulis

merupakan Putra pertama dari dua bersaudara pasangan Bapak Badri Yasin, S.Ag

dan Ibu Emas. Pendidikan formal di tempuh di SD Negeri 02 Bojong Rangkas,

SMP Negeri 1 Dramaga, dan SMA Negeri 1 Ciampea. Pada tahun 2009 penulis

diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI

(Undangan Seleksi Mahasiswa IPB) dan tahun 2010 penulis tercatat sebagai

mahasiswa Departemen Silvikultur Fakultas Kehutanan IPB.

Selama menempuh pendidikan di IPB, penulis aktif sebagai Wakil Ketua

dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Kehutanan IPB periode 2011-

2012, anggota Scientific Improvement Himpunan Profesi Tree Grower Community

periode 2011/2012 dan anggota Divisi Patologi dan Entomologi Himpunan

Profesi Tree Grower Community periode 2012/2013.

Selain organisasi di atas, penulis juga aktif dalam kegiatan kepanitiaan di

fakultas maupun departemen, diantaranya sebagai anggota divisi acara sekaligus

wakil penanggung jawab BEM pada kegiatan Forester Cup 2011, anggota divisi

acara kegiatan BELANTARA 2011, anggota divisi hubungan masyarakat

kegiatan Bina Corps Rimbawan 2012, anggota divisi acara Tree Grower

Community In Action 2012.

Penulis telah melaksanakan Praktik Pengenalan Ekosistem Hutan di

Sancang Kamojang tahun 2011, tahun 2012 penulis melaksanakan Praktik

Pengelolaan Hutan di Hutan Pendidikan Gunung Walat, Sukabumi serta bulan

Februari tahun 2013 penulis melaksanakan Praktik Kerja Profesi di KPH Jember,

Perum Perhutani Unit II, Jawa Timur. Sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Kehutanan, penulis melaksanakan penelitian di Hutan

Pendidikan Gunung Walat (HPGW) dengan judul “Serangan Ganoderma sp.

Penyebab Penyakit Akar Merah di Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW),

Sukabumi, Jawa Barat” di bawah bimbingan Prof Dr Ir Achmad, MS. dan Dr Ir

Elis Nina Herliyana, MSi.

26