SEPUTAR PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR...

15
SEPUTAR PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR (Kajian tentang Konsep, Prosedur, dan Evaluasinya) Oleh: DARWAN S. A. Konsep Dasar Saya mendengar saya lupa, Saya melihat saya ingat, Saya berbuat maka saya bisa.Dinamisasi kehidupan masyarakat yang terus mengalami transformasi secara langsung maupun tidak langsung akan berimbas pula dalam dunia pendidikan. Tuntutan terhadap perbaikan pendidikan sudah selayaknya direspon oleh kalangan pendidikan, termasuk perbaikan dalam kegiatan pembelajaran. Susilana (2009:197) menyimpulkan bahwa perbaikan masalah pembelajaran dapat diselesaikan dengan melakukan beberapa perubahan paradigma, yaitu (1) pola pikir dalam pembelajaran yang selama ini lebih berorientasi pada pengajaran, selayaknya diubah dalam pola pikir baru yang berorientasi pada pembelajaran, (2) mengubah pola pikir pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi berpusat pada peserta didik, (3) model pembelajaran tertutup, terpisah, terisolasi dengan lingkungan diubah menjadi yang terbuka, erat, akrab dengan masyarakat, (4) perubahan dari sentralistik menjadi desentralistik, dan (5) pembelajaran berdimensi kognitif menjadi dimensi integral dan holistik. Sebagai suatu proses, belajar-mengajar merupakan suatu sistem yang tidak terlepas dari komponen-komponen didalamnya. Salah satu komponen penting dalam proses belajar This article is supposed to describe the analysis about study source which overhelm basic concepts, procedures, and evaluation of its use. Given the learning resources is one important component in the achievement of learning objectives, then the existence of learning resources is absolutely necessary. In using procedures , need to be understood first the basic concepts, procedures and the determination of its use, and to evaluate the learning resources to determine the level of success in achieving the learning objectives. In this article also presented the kinds of learning resources and its functions, its consumer strategy, and how to optimize learning resources. In addition to learning resources that can be made or designed, the actual environment can also be used as a learning resource. Environment is also one of the cheap and easy study source. Because of that, the creative and innovative teacher will not feel hard or difficult in using the study source. Perhaps what is in our mind, the study source must be tools that reed a lot of money or expensive, difficult or hard to be reached, and many more. With creativity, the teacher can use anything, include the environment as the study source, so, the reaching of study purpose doesn’t need a lot of money or expensive. Keywords: Utilization, Learning Resources

Transcript of SEPUTAR PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR...

Page 1: SEPUTAR PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR …stitmatuban.ac.id/wp-content/uploads/2015/10/...belajar-DARWAN-S..pdf · Dalam konteks yang lebih sempit sumber belajar misalnya buku-buku atau

SEPUTAR PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR

(Kajian tentang Konsep, Prosedur, dan Evaluasinya)

Oleh: DARWAN S.

A. Konsep Dasar

“Saya mendengar saya lupa, Saya melihat saya ingat, Saya berbuat maka saya bisa.”

Dinamisasi kehidupan masyarakat yang terus mengalami transformasi secara langsung

maupun tidak langsung akan berimbas pula dalam dunia pendidikan. Tuntutan terhadap

perbaikan pendidikan sudah selayaknya direspon oleh kalangan pendidikan, termasuk

perbaikan dalam kegiatan pembelajaran. Susilana (2009:197) menyimpulkan bahwa

perbaikan masalah pembelajaran dapat diselesaikan dengan melakukan beberapa perubahan

paradigma, yaitu (1) pola pikir dalam pembelajaran yang selama ini lebih berorientasi pada

pengajaran, selayaknya diubah dalam pola pikir baru yang berorientasi pada pembelajaran,

(2) mengubah pola pikir pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi berpusat pada

peserta didik, (3) model pembelajaran tertutup, terpisah, terisolasi dengan lingkungan diubah

menjadi yang terbuka, erat, akrab dengan masyarakat, (4) perubahan dari sentralistik

menjadi desentralistik, dan (5) pembelajaran berdimensi kognitif menjadi dimensi integral

dan holistik.

Sebagai suatu proses, belajar-mengajar merupakan suatu sistem yang tidak terlepas

dari komponen-komponen didalamnya. Salah satu komponen penting dalam proses belajar

This article is supposed to describe the analysis about study source whichoverhelm basic concepts, procedures, and evaluation of its use. Given the learningresources is one important component in the achievement of learning objectives, thenthe existence of learning resources is absolutely necessary. In using procedures , needto be understood first the basic concepts, procedures and the determination of its use,and to evaluate the learning resources to determine the level of success in achievingthe learning objectives.

In this article also presented the kinds of learning resources and its functions,its consumer strategy, and how to optimize learning resources. In addition to learningresources that can be made or designed, the actual environment can also be used as alearning resource.

Environment is also one of the cheap and easy study source. Because of that,the creative and innovative teacher will not feel hard or difficult in using the studysource. Perhaps what is in our mind, the study source must be tools that reed a lot ofmoney or expensive, difficult or hard to be reached, and many more. With creativity,the teacher can use anything, include the environment as the study source, so, thereaching of study purpose doesn’t need a lot of money or expensive.

Keywords: Utilization, Learning Resources

Page 2: SEPUTAR PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR …stitmatuban.ac.id/wp-content/uploads/2015/10/...belajar-DARWAN-S..pdf · Dalam konteks yang lebih sempit sumber belajar misalnya buku-buku atau

mengajar tersebut adalah sumber belajar. Sumber belajar adalah daya yang bisa

dimanfaatkan guna kepentingan proses belajar-mengajar, baik secara langsung maupun tidak

langsung, Depdiknas (2004: 12) menyebutkan bahwa sumber belajar (learning resources)

adalah semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh

peserta didik dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga

mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi

tertentu.

Dalam konteks yang lebih sempit sumber belajar misalnya buku-buku atau media

cetak lainnya. Pengertian sumber belajar tersebut sama sempitnya bila diartikan sebagai

semua sarana pembelajaran yang dapat menyajikan pesan atau informasi secara auditif

maupun visual saja, misalnya: OHP (over head projector), slides, video, film, dan lain-lain.

Dale (dalam Novrianti, 2012) mengemukakan sumber belajar adalah segala sesuatu

yang dapat dimanfaatkan untuk memfasilitasi belajar seseorang. Pendapat lain dikemukakan

oleh Association Educational Comunication and Tehnology (AECT) (1997) yang

menyebutkan bahwa sumber belajar merupakan berbagai atau semua sumber baik berupa

data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan peserta didik dalam belajar, baik secara

terpisah maupun terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan

belajar.

Kedua pengertian tersebut menunjukkan bahwa pada hakikatnya sumber belajar

begitu luas dan kompleks, lebih dari sekadar media pembelajaran. Segala hal yang sekiranya

diprediksikan akan mendukung dan dapat dimanfaatkan untuk keberhasilan pembelajaran

dapat dipertimbangkan menjadi sumber belajar. Dengan pemahaman ini maka guru

bukanlah satu-satunya sumber tetapi hanya salah satu saja dari sekian sumber belajar

lainnya. Masih menurut Dale, pengertian yang lebih luas tentang sumber belajar adalah

pengalaman itu adalah sumber belajar. Artinya, sumber belajar dalam pengertian tersebut

menjadi sangat luas maknanya, seluas hidup itu sendiri, karena segala sesuatu yang dialami

seseorang dapat dianggap sebagai sumber belajar sepanjang hal itu membawa pengalaman

nyata bagi orang yang bersangkutan sehingga secara tidak langsung pengalaman itu menjadi

salah satu faktor penting yang dapat menyebabkan ia melakukan kegiatan “belajar”.

Belajar pada hakikatnya adalah proses perubahan tingkah laku ke arah yang lebih

sempurna sesuai dengan tujuan tertentu yang telah dirumuskan dalam perencanaannya.

Selanjutnya, Dale (dalam Susilana, 2009:198 ) berpendapat bahwa pengalaman yang dapat

memberikan sumber belajar dapat diklasifikasikan menurut jenjang tertentu. Dalam hal ini

Dale menggambarkannya dalam bentuk kerucut pengalaman (cone of experience.) Dalam

Page 3: SEPUTAR PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR …stitmatuban.ac.id/wp-content/uploads/2015/10/...belajar-DARWAN-S..pdf · Dalam konteks yang lebih sempit sumber belajar misalnya buku-buku atau

kerucut pengalaman model Dale dideskripsikan bahwa pemerolehan hasil belajar melalui

indera pandang berkisar 75%, melalui indera dengar 13% dan indera lainnya mencapai 12%.

Berikut ini disajikan gambar kerucut model Edgar Dale (dalam Susilana, 2009: 207).

Berdasarkan visualisasi kerucut model Dale tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa

pengalaman langsung memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap tercapainya tujuan

pembelajaran. Sementara itu, lambang kata memiliki pengaruh paling rendah dibandingkan

hal lain yang termakyub dalam kerucut pengalaman di atas. Dengan demikian memberikan

pengalaman langsung dalam kegiatan pembelajaran merupakan langkah terbaik jika

menginginkan ketercapaian tujuan pembelajaran. Dalam kaitannya dengan penggunaan

sumber belajar, seyogianya merujuk pada kerucut pengalaman tersebut. Artinya, pemilihan

sumber belajar untuk mendukung kegiatan pembelajaran harus dapat memberikan

pengalaman langsung bagi peserta didik agar keberhasilannya dalam mencapai tujuan

pembelajaran lebih baik.

Sebagaimana telah diuraikan, sumber belajar adalah segala daya yang dapat

dimanfaatkan guna memberi kemudahan kepada seseorang dalam belajarnya. Dalam

pengembangannya, sumber belajar itu terdiri dari 2 (dua) macam, yaitu: (1) sumber belajar

yang dirancang atau sengaja dibuat atau dipergunakan untuk untuk membantu kegiatan

pembelajaran, biasa disebut learning resources by design, misalnya : buku, brosur,

ensiklopedi, film, video, tape, slides, film strip, OHP dan (2) sumber belajar yang

dimanfaatkan untuk memberikan kemudahan kepada seseorang dalam belajar, berupa

segala macam sumber belajar yang ada di lingkungan sekitar. Sumber belajar ini disebut

kerucut pengalaman model Dale dideskripsikan bahwa pemerolehan hasil belajar melalui

indera pandang berkisar 75%, melalui indera dengar 13% dan indera lainnya mencapai 12%.

Berikut ini disajikan gambar kerucut model Edgar Dale (dalam Susilana, 2009: 207).

Berdasarkan visualisasi kerucut model Dale tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa

pengalaman langsung memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap tercapainya tujuan

pembelajaran. Sementara itu, lambang kata memiliki pengaruh paling rendah dibandingkan

hal lain yang termakyub dalam kerucut pengalaman di atas. Dengan demikian memberikan

pengalaman langsung dalam kegiatan pembelajaran merupakan langkah terbaik jika

menginginkan ketercapaian tujuan pembelajaran. Dalam kaitannya dengan penggunaan

sumber belajar, seyogianya merujuk pada kerucut pengalaman tersebut. Artinya, pemilihan

sumber belajar untuk mendukung kegiatan pembelajaran harus dapat memberikan

pengalaman langsung bagi peserta didik agar keberhasilannya dalam mencapai tujuan

pembelajaran lebih baik.

Sebagaimana telah diuraikan, sumber belajar adalah segala daya yang dapat

dimanfaatkan guna memberi kemudahan kepada seseorang dalam belajarnya. Dalam

pengembangannya, sumber belajar itu terdiri dari 2 (dua) macam, yaitu: (1) sumber belajar

yang dirancang atau sengaja dibuat atau dipergunakan untuk untuk membantu kegiatan

pembelajaran, biasa disebut learning resources by design, misalnya : buku, brosur,

ensiklopedi, film, video, tape, slides, film strip, OHP dan (2) sumber belajar yang

dimanfaatkan untuk memberikan kemudahan kepada seseorang dalam belajar, berupa

segala macam sumber belajar yang ada di lingkungan sekitar. Sumber belajar ini disebut

kerucut pengalaman model Dale dideskripsikan bahwa pemerolehan hasil belajar melalui

indera pandang berkisar 75%, melalui indera dengar 13% dan indera lainnya mencapai 12%.

Berikut ini disajikan gambar kerucut model Edgar Dale (dalam Susilana, 2009: 207).

Berdasarkan visualisasi kerucut model Dale tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa

pengalaman langsung memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap tercapainya tujuan

pembelajaran. Sementara itu, lambang kata memiliki pengaruh paling rendah dibandingkan

hal lain yang termakyub dalam kerucut pengalaman di atas. Dengan demikian memberikan

pengalaman langsung dalam kegiatan pembelajaran merupakan langkah terbaik jika

menginginkan ketercapaian tujuan pembelajaran. Dalam kaitannya dengan penggunaan

sumber belajar, seyogianya merujuk pada kerucut pengalaman tersebut. Artinya, pemilihan

sumber belajar untuk mendukung kegiatan pembelajaran harus dapat memberikan

pengalaman langsung bagi peserta didik agar keberhasilannya dalam mencapai tujuan

pembelajaran lebih baik.

Sebagaimana telah diuraikan, sumber belajar adalah segala daya yang dapat

dimanfaatkan guna memberi kemudahan kepada seseorang dalam belajarnya. Dalam

pengembangannya, sumber belajar itu terdiri dari 2 (dua) macam, yaitu: (1) sumber belajar

yang dirancang atau sengaja dibuat atau dipergunakan untuk untuk membantu kegiatan

pembelajaran, biasa disebut learning resources by design, misalnya : buku, brosur,

ensiklopedi, film, video, tape, slides, film strip, OHP dan (2) sumber belajar yang

dimanfaatkan untuk memberikan kemudahan kepada seseorang dalam belajar, berupa

segala macam sumber belajar yang ada di lingkungan sekitar. Sumber belajar ini disebut

Page 4: SEPUTAR PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR …stitmatuban.ac.id/wp-content/uploads/2015/10/...belajar-DARWAN-S..pdf · Dalam konteks yang lebih sempit sumber belajar misalnya buku-buku atau

learning resources by utilization, misalnya: pasar, toko, museum, tokoh masyarakat dan

sebagainya.

B. Fungsi Sumber Belajar

Dalam kegiatan pembelajaran, sumber belajar memiliki fungsi yang sama pentingnya

dengan komponen pembelajaran yang lain. Berkaitan dengan fungsi sumber belajar

Depdiknas (2004: 17) memberikan penjelasan tentang fungsi sumber belajar seperti

diuraikan berikut ini.

1. Sumber belajar dapat meningkatkan produktivitas pembelajaran dengan jalan: (a)

mempercepat laju belajar dan membantu guru untuk menggunakan waktu secara

lebih baik dan (b) mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga

dapat lebih banyak membina dan mengembangkan gairah belajar peserta didik.

2. Sumber belajar dapat memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih

individual, dengan cara: (a) mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional dan

(b) memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk berkembang sesuai dengan

kemampuannnya.

3. Sumber belajar yang digunakan dapat memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap

pembelajaran dengan cara: (a) perancangan program pembelajaran yang lebih

sistematis dan (b) pengembangan bahan pembelajaran yang dilandasi oleh riset atau

penelitian.

4. Dengan sumber belajar yang diguankan lebih memantapkan pembelajaran, dengan

jalan: (a) meningkatkan kemampuan sumber belajar dan (b) penyajian informasi dan

bahan secara lebih konkret.

5. Memungkinkan belajar secara seketika, yaitu: (a) mengurangi kesenjangan antara

pembelajaran yang bersifat verbal dan abstrak dengan realitas yang sifatnya konkret

dan (b) memberikan pengetahuan yang sifatnya langsung (direct).

6. Memungkinkan penyajian pembelajaran yang lebih luas, dengan menyajikan

informasi yang mampu menembus batas geografis.

Deskripsi fungsi sumber belajar seperti diuraikan di atas secara nyata menunjukkan

sekaligus menggambarkan tentang alasan dan arti penting sumber belajar untuk kepentingan

proses pembelajaran dan pencapaian hasil pembelajaran peserta didik menjadi lebih baik.

Page 5: SEPUTAR PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR …stitmatuban.ac.id/wp-content/uploads/2015/10/...belajar-DARWAN-S..pdf · Dalam konteks yang lebih sempit sumber belajar misalnya buku-buku atau

C. Jenis-jenis Sumber Belajar

Seperti yang telah diuraikan di bagian awal, bahwa secara garis besar sumber belajar

dapat dibedakan menjadi 2 (dua) macam. Deskripsi lebih rinci jenis-jenis sumber belajar

yang didasarkan pada segi perancangan dan pemanfaatannya diuraikan berikut ini.

1. Sumber belajar yang dirancang (learning resources by design), yakni sumber belajar

yang secara khusus dirancang atau dikembangkan sebagai komponen sistem

instruksional untuk memberikan fasilitas belajar yang lebih terarah dan bersifat

formal.

2. Sumber belajar yang dimanfaatkan (learning resources by utilization), yaitu sumber

belajar yang tidak didesain khusus untuk keperluan pembelajaran dan keberadaannya

dapat ditemukan di lingkungan sekitar , yang dapat diterapkan dan dimanfaatkan

untuk keperluan pembelajaran.

Dari kedua macam sumber belajar tersebut Depdiknas (2004: 20) menyebutkan bahwa

sumber-sumber belajar yang dimaksud dapat berbentuk: (1) pesan, berupa: informasi, bahan

ajar; cerita rakyat, dongeng, hikayat, dan sebagainya (2) orang: guru, instruktur, peserta

didik, ahli, nara sumber, tokoh masyarakat, pimpinan lembaga, tokoh karier dan sebagainya;

(3) berupa bahan pembelajaran: buku, transparansi, film, slides, gambar, grafik yang

dirancang untuk pembelajaran, relief, candi, arca, komik, dan sebagainya; (4) alat atau

perlengkapan: perangkat keras, komputer, radio, televisi, VCD/DVD, kamera, papan tulis,

generator, mesin, mobil, motor, alat listrik, obeng dan sebagainya; (5) berupa pendekatan/

metode/ teknik: disikusi, seminar, pemecahan masalah, simulasi, permainan, sarasehan,

percakapan biasa, diskusi, debat, talk shaw dan sejenisnya, dan (6) lingkungan: ruang kelas,

studio, perpustakaan, aula, teman, kebun, pasar, toko, museum, kantor dan sebagainya.

Sejalan dengan pendapat di atas, Susilana (2009:200) menyebutkan bahwa sumber

belajar dapat dikategorikan menjadi 6 (enam) jenis, yaitu: pesan, manusia/orang, bahan,

peralatan, teknik/metode, dan lingkungan. Untuk lebih mudah memahami keenam jenis

sumber belajar tersebut di bawah ini disajikan tabel yang terdiri dari (1) kategori, (2)

maksud, (3) contoh sumber belajar yang dirancang (by design) dan (4) contoh sumber

belajar yang dimanfaatkan (by utilization). Keenam hal tersebut dijabarkan dalam tabel

berikut ini.

Page 6: SEPUTAR PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR …stitmatuban.ac.id/wp-content/uploads/2015/10/...belajar-DARWAN-S..pdf · Dalam konteks yang lebih sempit sumber belajar misalnya buku-buku atau

KATEGORI MAKSUDCONTOH

BY DESIGN BY UTILIZATION

1. Pesan Informasi yangdisalurkan olehkomponen lainberupa ide, fakta,pengertian, data

Bahan ajar sains,pengetahuan sosial,bahasa, teknologiinformasi, dll.

Cerita rakyat,dongeng, nasihat,hikayat, dll.

2. Manusia/orang Orang yang memilikiinformasi, tidaktermasuk yangmenjalankan fungsipengembangan danpengelolaan sumberbelajar

Guru, instruktur,peserta didik (tidaktermasuk teknisi danpengembangkurikulum)

Narasumber,tokohmasyarakat,pimpinan lembaga,kyai, dokter dsb.

3. Bahan Bisa disebut sebagaisoftware yangmengandung pesanuntuk disajikanmelalui pemakaianalat

Transparansi, film,slides, tape recorder,grafik, dansejenisnya yangdirancang untukpembelajaran

Relief, candi, arca,komik, dll.

4. Peralatan Bisa disebut sebagaihardware yangmenyalurkan pesanuntuk disajikandalam software

OHP, LCDProyektor, TV,kamera, dll.

Generator, mesinjahit, mesin bubut,mobil, motor, dll.

5. Teknik/ Metode Prosedur yangdigunakan dalammenggunakan bahanajar, alat, situasi, danorang yangmenyampaikanpesan

Ceramah, tanyajawab, penugasan,diskusi, sosiodrama,dll.

Permainan,sarasehan, diskusiilmiah, debat, dll.

6. Lingkungan Situasi di sekitarpembelajaran tempatpesan atau informasidisampaikan

Ruang kelas, studio,perpustakaan, aula,auditorium yangdirancang untukpembelajaran

Taman, kebun, took,museum, kelurahan,tropong bintang, dll.

D. Kriteria Penentuan Sumber Belajar

Dalam praktik pembelajaran yang dilakukan, untuk memilih sumber belajar harus

memperhatikan beberapa kriteria umum dan kriteria khusus. Dasar pertimbangan dalam

menentukan sumber belajar dapat menggunakan kriteria umum sebagai berikut:

(1) ekonomis, artinya tidak harus terpatok pada harga yang mahal;

(2) praktis, maksudnya tidak memerlukan pengelolaan yang rumit, sulit dan langka;

(3) mudah, yaitu dekat dan tersedia di sekitar lingkungan kita;

Page 7: SEPUTAR PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR …stitmatuban.ac.id/wp-content/uploads/2015/10/...belajar-DARWAN-S..pdf · Dalam konteks yang lebih sempit sumber belajar misalnya buku-buku atau

(4) fleksibel, artinya dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan instruksional dan;

(5) sesuai dengan tujuan pembelajaran, maksudnya adalah mendukung proses dan

pencapaian tujuan belajar, serta dapat membangkitkan motivasi dan minat belajar

peserta didik.

Selanjutnya, dalam menentukan sumber belajar dapat pula menggunakan kriteria

khusus atau kriteria yang didasarkan pada tujuan pembelajaran yang diuraikan berikut ini.

1) sumber belajar harus mampu membangkitkan motivasi, minat, mendorong partisipasi,

merangsang pertanyaan-pertanyaan, dan memperjelas masalah,

2) sumber belajar dapat atau mampu mendukung kegiatan pembelajaran,

3) sumber belajar dapat dianalisis, diobservasi, dicatat secara teliti,

4) sumber belajar dapat memecahkan masalah, dan

5) sumber belajar dapat digunakan untuk presentasi atau lebih ditekankan pada sumber

belajar sebagai alat, metode atau strategi penyampaian pesan.

E. Strategi Penggunaan Sumber Belajar

Strategi penggunaan sumber belajar dapat dilakukan dengan cara mengodentifikasi

berbagai karakteristik sumber belajar yang digunakan. Susilana (2009:2002) menjelaskan

langkah-langkah strategi yang digunakan dalam penggunanan sumber belajar.

1) mengidentifikasi karakteristik sumber belajar yang akan digunakan, artinya sumber

belajar harus disesuaikan karakteristik materi pembelajaran sehingga mampu menunjang

kelancaran dan mencapai tujuan pembelajaran,

2) menyesuaikan dengan tujuan pembelajaran, apakah tujuan yang akan dicapai dalam

ranah kognitif, afektif, ataukah psikomotorik,

3) disesuaikan dengan kemampuan guru, artinya seorang guru harus memahami

kemampuannya jika telah menentukan sumber belajar yang akan digunakan dalam

pembelajaran, dan

4) sesuai dengan kebutuhan peserta didik, sumber belajar akan efektif jika sesuai dengan

kebutuhan belajar peserta didik.

F. Prosedur Perancangan

Dalam memanfaatkan sumber belajar, pengguna sumber belajar dapat melakukan

perancangan untuk menyusun sumber belajar. Dalam alur perancangannya, sumber belajar

dapat ditempuh melalui tahapan atau prosedur perancangan sumber belajar. Dalam hal ini,

secara skematik, prosedur merancang sumber belajar dapat mengikuti alur berikut ini.

Page 8: SEPUTAR PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR …stitmatuban.ac.id/wp-content/uploads/2015/10/...belajar-DARWAN-S..pdf · Dalam konteks yang lebih sempit sumber belajar misalnya buku-buku atau

Berdasarkan skema tersebut dapat dijelaskan bahwa langkah awal ketika merancang

sumber belajar adalah melakukan telaah kurikulum, selanjutnya menetapkan kompetensi

yang akan dicapai. Langkah berikutnya adalah memilih dan menentukan materi

pembelajaran yang akan disajikan, kemudian menentukan dan memilih sumber belajar yang

tepat. Setelah itu, langkah yang ditempuh adalah mengembangkan sumber belajar. Terakhir

untuk mengetahui tingkat efektifitas dan tingkat keberhasilan penggunaan sumber belajar,

harus dilakukan eveluasi terhadap sumber belajar.

G. Prosedur Penggunaan

Pengggunaan sumber belajar yang benar selayaknya tidak dilakukan dengan serta

merta, tetapi harus dilakukan melalui beberapa tahap. Hal ini dilakukan agar sumber belajar

yang telah dipilih dan ditentukan penggunaannya dapat berhasil dengan maksimal. Untuk itu

ketika sumber belajar akan digunakan sebaiknya ditempuh dengan prosedur atau langkah-

langkah seperti berikut ini.

1) Melakukan Analisis Kebutuhan (Need Analysis)

Langkah ini ditempuh untuk melakukan kajian terhadap berbagai persoalan yang

terkait dengan perancangansumber belajar yang didasarkan pada karakteristik setiap mata

pelajaran, baik dari segi kompetensi peserta didik maupun dari segi bahan ajar yang akan

Page 9: SEPUTAR PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR …stitmatuban.ac.id/wp-content/uploads/2015/10/...belajar-DARWAN-S..pdf · Dalam konteks yang lebih sempit sumber belajar misalnya buku-buku atau

disampaikan. Analisis kebutuhan ini juga dapat didasarkan atas masukan-masukan dari

penyelenggara pendidikan di lingkungan sekolah. Analisis ini ditekankan pada kebutuhan

yang diperlukan dalam merancang sumber belajar, termasuk kompetensi yang

dipersyaratkan berkaitan dengan perancangan sumber belajar.

2) Penetapan Sumber Belajar

Berdasarkan hasil analisis kebutuhan yang telah dilakukan, langkah berikutnya

adalah menetapkan sumber belajar yang akan digunakan. Langkah ini ditempuh dengan cara

melakukan kajian terhadap beberapa teori yang dikroscek dengan hasil analisis kebutuhan.

Langkah berikutnya menyusun konsep dan konstruknya, dan aplikasinya. Konsep dan

konstruk yang telah disusun selanjutnya dijadikan sebagai rujukan dalam menetapkan

sumber belajar.

3) Pengembangan Sumber Belajar

Kegiatan pengembangan dilakukan dengan jalan mengkaji dan meneliti berbagai

masukan yang berasal dari penetapan sumber belajar yang digunakan dalam pembelajaran.

Selanjutnya hasil pengembangan tersebutdijadikan bahan bagi kegiatan revisi penggunaan

sumber belajar. Hasil revisi ini selanjutnya akan dijadikan rujukan untuk kegiatan

pembelajaran.

H. Evaluasi Penggunaan Sumber Belajar

Evaluasi terhadap sumber belajar yang digunakan dilakukan untuk mengukur tingkat

ketercapaiaannya atau tingkat efektifitasnya terhadap tujuan pembelajaran yang telah

ditetapkan. Evaluasi ini dapat ditujukan untuk perancangan sumber belajar dan untuk

implementasi sumber belajar. Evaluasi dalam perancangan sumber belajar meliputi

ketepatannya dengan tujuan pembelajaran, keseuaian dengan materi ajar, kemudahan

perolehannya, dan keseusian dengan taraf berpikir peserta didik.

Untuk mempermudah melakukan evaluasi sumber belajar, baik perancangan maupun

implementasinya, dapat menggunakan format evaluasi berikut ini.

1. Format Evaluasi dalam Perancangan Sumber Belajar

No Unsur yang DievaluasiKriteria Penilaian

Baik Cukup Kurang

1. Ketepatannya dengan tujuan

pembelajaran. Artinya, sumber belajar

dipilih atas dasar tujuan pembelajaran

Page 10: SEPUTAR PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR …stitmatuban.ac.id/wp-content/uploads/2015/10/...belajar-DARWAN-S..pdf · Dalam konteks yang lebih sempit sumber belajar misalnya buku-buku atau

yang telah ditetapkan (termasuk ranah dan

tingkatannya).

2. Dukungan terhadap isi materi

pembelajaran. Maksudnya, materi

pembelajaran yang sifatnya fakta, prinsip,

konsep dan generalisasi sangat

memerlukan bantuan sumber belajar agar

mudah dipahami oleh peserta didik.

3. Kemudahan memperoleh sumber belajar.

Artinya, sumber belajar yang diperlukan

mudah didapatkan, baik yang tinggal

memenfaatkan atau yang harus dibuat

terlebih dahulu.

4. Keterampilan guru dalam penggunaan

sumber belajar. Apapun sumber belajar

yang diperlukan, syarat utama adalah guru

dapat menggunakannya dalam proses

pembelajaran. Nilai dan manfaat yang

diharapkan bukan pada sumber

belajarnya, tetapi dampak dari

penggunaan sumber belajar bagi

kebermaknaan untuk peserta didik.

5. Tersedia waktu untuk menggunakannya,

sehingga sumber belajar tersebut dapat

bermanfaat bagi peserta didik selama

proses pembelajaran berlangsung.

6. Sesuai dengan taraf berpikir peserta didik,

sehingga makna yang terkandung di

dalamnya dapat dengan mudah dipahami

oleh peserta didik.

Page 11: SEPUTAR PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR …stitmatuban.ac.id/wp-content/uploads/2015/10/...belajar-DARWAN-S..pdf · Dalam konteks yang lebih sempit sumber belajar misalnya buku-buku atau

2. Format Evaluasi Implementasi Sumber Belajar

No PertanyaanJawaban

Ya Tidak

1. Dapatkah sumber belajar yang digunakan

mampu meningkatkan kompetensi peserta

didik dalam mencapai tujuan

pembelajaran?

2. Apakah sumber belajar yang digunakan

cukup memadai dengan memanfaatkan

sumber belajar secara efektif?

3. Apakah isi sumber belajar telah

memenuhi syarat untuk menjelaskan

materi pembelajaran yang disampaikan?

4. Apakah sumber belajar yang digunakan

mampu menarik perhatian peserta didik

dalam implementasinya pada proses

pembelajaran?

5. Apakah sumber belajaryang digunakan

mampu menjelaskan materi secara detail

pada peserta didik?

6. Apakah sumber belajar yang digunakan

telah memuat seluruh informasi yang akan

disampaikan pada peserta didik?

Mengacu pada jawaban yang diberikan terhadap pertanyaan yang terdapat dalam

tabel evaluasi di atas, akan diketahui apakah sumber belajar yang dirancang telah memenuhi

syarat, atau sumber belajar yang diimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran telah

layak dipilih atau tidak.

I. Lingkungan sebagai Sumber Belajar

Lingkungan merupakan salah satu sumber belajar yang amat penting dan memiliki

nilai-nilai yang sangat berharga dalam rangka proses pembelajaran peserta didik. Dengan

kata lain dapat disebut bahwa lingkungan dapat memperkaya bahan ajar dan kegiatan

Page 12: SEPUTAR PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR …stitmatuban.ac.id/wp-content/uploads/2015/10/...belajar-DARWAN-S..pdf · Dalam konteks yang lebih sempit sumber belajar misalnya buku-buku atau

belajar. Lingkungan yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar terdiri dari : (1)

lingkungan sosial dan (2) lingkungan fisik (alam). Lingkungan sosial dapat digunakan untuk

memperdalam ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan sedangkan lingkungan alam dapat

digunakan untuk mempelajari tentang gejala-gejala alam dan dapat menumbuhkan kesadaran

peserta didik akan cinta alam dan partispasi dalam memlihara dan melestarikan alam.

Pemanfaatan lingkungan dapat ditempuh dengan cara melakukan kegiatan dengan

membawa peserta didik ke lingkungan, seperti melakukan survei, karyawisata, berkemah,

praktek lapangan dan sebagainya. Bahkan belakangan ini berkembang kegiatan

pembelajaran dengan apa yang disebut sebagai out-bond, yang pada dasarnya merupakan

proses pembelajaran dengan menggunakan alam terbuka. Di samping itu pemanfaatan

lingkungan dapat dilakukan dengan cara membawa lingkungan ke dalam kelas, seperti :

menghadirkan narasumber untuk menyampaikan materi di dalam kelas. Agar penggunaan

lingkungan sebagai sumber belajar berjalan efektif, maka perlu dilakukan perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi serta tindak lanjutnya.

Sumber belajar akan dapat digunakan bila sumber belajar itu tersedia sebelum

proses belajar mengajar berlangsung. Penggunaan sumber belajar merupakan komponen

yang sangat penting dalam proses belajar mengajar, karena tanpa menggunakan sumber

belajar maka pesan yang tersimpan dalam materi suatu pelajaran sulit di terima oleh peserta

didik. Semakin banyak sumber belajar yang digunakan semakin banyak pula keterlibatan

indera peserta didik dalam penerimaan pesan tersebut dan akan semakin banyak kesan dan

pengalaman yang di serap oleh peserta didik.

Secara teoritis pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar mempunyai

berbagai arti penting. Ini karena lingkungan mudah dijangkau, biayanya relatif murah, objek

permasalahan dalam lingkungan beraneka ragam dan menarik serta tidak pernah habis.

Sehubungan dengan pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar ini, Nasution (dalam

Novrianti, 2012) menyatakan bahwa pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar dapat

dilakukan dengan dua cara yaitu (1) dengan cara membawa sumber-sumber dari masyarakat

atau lingkungan ke dalam kelas dan (2) dengan cara membawa peserta didik ke lingkungan.

Tentunya masing-masing cara tersebut dapat dilakukan dengan pendekatan, metode, teknik,

dan bahan ajar tertentu yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam rangka membawa peserta didik

ke dalam lingkungan itu sendiri yaitu metode karya wisata, service proyect, school

camping, surfer dan interviu. Lewat karyawisata umpamanya, peserta didik akan

memperoleh pengalaman secara langsung, membangkitkan dan memperkuat belajar peserta

Page 13: SEPUTAR PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR …stitmatuban.ac.id/wp-content/uploads/2015/10/...belajar-DARWAN-S..pdf · Dalam konteks yang lebih sempit sumber belajar misalnya buku-buku atau

didik, mengatasi kebosanan peserta didik belajar dalam kelas serta menanamkan kesadaran

peserta didik tentang lingkungan dan mempunyai hubungan yang lebih luas dengan

lingkungan.

Namun metode karya wisata ini memiliki kelemahan yang berbeda yang berkaitan

dengan waktu dan follow up karya wisata ini perlu diperhatikan secara cermat. Demikian

juga dengan metode lain yang membawa peserta didik ke luar kelas, metode yang di pilih

memerlukan rencana yang lebih cermat dan matang serta harus berpedoman kepada tujuan

pembelajaran yang hendak dicapai. Cara yang kedua yaitu dengan cara membawa sumber

dan lingkungan luar ke dalam kelas. Hal tersebut dapat dilakukan dengan membawa

resourses person, hasil, contoh dan koleksi tertentu ke dalam kelas.

Kedua cara yang telah dijelaskan di atas sebenarnya saling berkaitan satu dengan

yang lainnya karena keduanya dapat dikombinasikan. Misalnya melalui karya wisata peserta

didik mempunyai kesempatan untuk mengumpulkan berbagai benda sehingga koleksi benda

tersebut dapat memperkaya khasanah laboratorium di sekolah dan sewaktu-waktu benda-

benda tersebut dapat digunakan sebagai media sekaligus sebagai sumber belajar.

J. Lingkungan sebagai Sumber Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya

Urgensi pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar seperti yang telah

dijelaskan terdahulu sebenarnya sudah lama disadari oleh pendidik, namun kesadaran itu

tidaklah berarti bahwa lingkungan sudah dimanfaatkan secara maksimal sebagai sumber

belajar di sekolah dalam menunjang kegiatan belajar mengajar itu sendiri. Hal tersebut

dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan sebagai sumber belajar, mungkin dari segi

guru, faktor dana, lembaga dan sebagainya. Sehubungan dengan hal ini Hanafi (dalam

Novrianti, 2012) menyatakan bahwa pemanfaatan sumber belajar tergantung pada kreatifitas

guru, kemampuan guru, waktu yang tersedia, dana yang tersedia, serta kebijakan-kebijakan

lainnya.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat diketahui bahwa dalam pemanfaatan sumber

belajar termasuk lingkungan oleh peserta didik sangat tergantung pada bimbingan dan

arahan dari guru. Artinya, guru berfungsi sebagai fasilitator, komunikator, motivator dan

manager. Fungsi guru seperti inilah yang sangat diharapkan untuk mencapai tujuan

pendidikan.

Guru memang sudah tahu dan mengenal dengan baik jenis-jenis sumber belajar

yang harus digunakan. Itu saja belum cukup karena juga dibutuhkan lagi kemauan dan

Page 14: SEPUTAR PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR …stitmatuban.ac.id/wp-content/uploads/2015/10/...belajar-DARWAN-S..pdf · Dalam konteks yang lebih sempit sumber belajar misalnya buku-buku atau

kreatifitas guru-guru tadi untuk menyediakan dan mencari pengetahuan tentang cara

memanfaatkan sumber belajar tersebut secara efektif dan efisien.

Sebagai salah satu komponen penting dalam pendidikan, guru seyogianya harus

mengerti dan cakap dalam mencari dan memakai sumber belajar yang ada dan mampu

berperan sebagai komunikator, fasilitator, serta motivator dalam menumbuhkan kreatifitas

peserta didik untuk memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar. Pihak sekolah juga

harus memperhatikan kebutuhan akan sumber belajar dalam rangka meningkatkan kualitas

pendidikan agar dapat menghasilkan keluaran yang berkualitas. Untuk itu, dalam mengatasi

kendala-kendala yang dihadapi dalam memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar

diperlukan adanya kerjasama yang baik antara pihak sekolah, masyarakat serta lembaga

terkait lainnya.

K. Optimalisasi Sumber Belajar

Banyak orang beranggapan bahwa untuk menyediakan sumber belajar menuntut

adanya biaya yang tinggi dan sulit untuk mendapatkannya, yang kadang-kadang ujung-

ujungnya akan membebani orang tua peserta didik untuk mengeluarkan dana pendidikan

yang lebih besar lagi. Padahal dengan berbekal kreativitas, guru dapat membuat dan

menyediakan sumber belajar yang sederhana dan murah. Misalkan, bagaimana guru dan

peserta didik dapat memanfaatkan bahan bekas. Bahan bekas, yang banyak berserakan di

sekolah dan rumah, seperti kertas, mainan, kotak pembungkus, bekas kemasan sering luput

dari perhatian kita. Dengan sentuhan kreativitas, bahan-bahan bekas yang biasanya dibuang

secara percuma dapat dimodifikasi dan didaur-ulang menjadi sumber belajar yang sangat

berharga.

Demikian pula, dalam memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar, tidak perlu

harus pergi jauh dengan biaya yang mahal, lingkungan yang berdekatan dengan sekolah dan

rumah pun dapat dioptimalkan menjadi sumber belajar yang sangat bernilai bagi

kepentingan belajar peserta didik. Tidak sedikit sekolah-sekolah di kita yang memiliki

halaman atau pekarangan yang cukup luas, namun keberadaannya seringkali ditelantarkan

dan tidak terurus. Jika saja lahan-lahan tersebut dioptimalkan tidak mustahil akan menjadi

sumber belajar yang sangat berharga.

Page 15: SEPUTAR PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR …stitmatuban.ac.id/wp-content/uploads/2015/10/...belajar-DARWAN-S..pdf · Dalam konteks yang lebih sempit sumber belajar misalnya buku-buku atau

Daftar Pustaka

AECT. 1997. The Definition of Educational Technology. Washington DC.

Depdiknas. 2004. Pedoman Merancang Sumber Belajar. Jakarta: Depdiknas.

http://wijayalabs.files.wordpress.com, diakses 24 September 2012.

Novrianti. 2012. Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar. (Online),(http://sweetyhome.wordpress.com, diakses 22 September 2012).

Susilana, Rudi. 2009. Sumber Belajar dalam Pendidikan. Bandung: IMTIMA.