Sensory

15
Nama : Elya Hidayati Nim : 135080301111003 Kelompok : 2 Kelas : T03 Uji Segitiga 1. Judul jurnal : Analisa Asam Lemak Tidak Jenuh pada Tepung Sorghum (Sorghum bicolor L.) Termodifikasi dan Aplikasinya Sebagai Pangan Fungsional Flakes 2. Defenisi Uji segitiga (Triangle test) adalah yang digunakan untuk mengetahui perbedaan dari sampel dan menentukan sampel mana yang paling disukai panelis, Pengujian ini lebih peka dibanding uji pasangan (Puspitaningsih et al., 2013). 3. Metode Pengujian Biji sorghum hasil fermentasi dikeringkan dalam drying cabinet, dihaluskan dan diayak lalu dilalukan uji hedonic kepada setiap panelis ini dilakukan pada produk flakes terhadap 25 panelis. Uji ini dilakukan dengan 3 sampel yang diberi kode 5874, 8926, dan 6178. Ketiga sampel ini akan diberikan kepada panelis dimana panelis diberitahu bahwa ada 2 sampel yang sama dan 1 sampel yang berbeda. 25 panelis mengisi formulir jawaban

description

a

Transcript of Sensory

Page 1: Sensory

Nama : Elya Hidayati

Nim : 135080301111003

Kelompok : 2

Kelas : T03

Uji Segitiga

1. Judul jurnal :

Analisa Asam Lemak Tidak Jenuh pada Tepung Sorghum (Sorghum bicolor L.)

Termodifikasi dan Aplikasinya Sebagai Pangan Fungsional Flakes

2. Defenisi

Uji segitiga (Triangle test) adalah yang digunakan untuk mengetahui

perbedaan dari sampel dan menentukan sampel mana yang paling disukai panelis,

Pengujian ini lebih peka dibanding uji pasangan (Puspitaningsih et al., 2013).

3. Metode Pengujian

Biji sorghum hasil fermentasi dikeringkan dalam drying cabinet,

dihaluskan dan diayak lalu dilalukan uji hedonic kepada setiap panelis ini

dilakukan pada produk flakes terhadap 25 panelis. Uji ini dilakukan dengan 3

sampel yang diberi kode 5874, 8926, dan 6178. Ketiga sampel ini akan diberikan

kepada panelis dimana panelis diberitahu bahwa ada 2 sampel yang sama dan 1

sampel yang berbeda. 25 panelis mengisi formulir jawaban

triangle test (Puspitaningsih., 2013).

Dari 3 sampel yang disediakan dengan kode masing-masing dimana ada 2

sampel yang sama dan 1 sampel yang berbeda, hasil dilihat dari Tabel 3 bahwa

tidak terdapat perbedaan antara flakes tepung sorghum termodifikasi dengan

flakes tepung terigu (Puspitaningsih., 2013).

Page 2: Sensory

Uji Hedonik

1. Judul jurnal

Analisa Asam Lemak Tidak Jenuh pada Tepung Sorghum (Sorghum bicolor L.)

Termodifikasi dan Aplikasinya Sebagai Pangan Fungsional Flakes

2. Defenisi

Pengujian Hedonik adalah bertujuan untuk mengetahui tanggapan panelis

terhadap tingkat kesuakaan dari tiap produk. Parameter yang digunakan dalam uji

hedonic adalah aroma, rasa, warna, kenampakan,

dan tekstur (Machmud et al.,2012)

3. Metode Pengujian

Biji sorghum hasil fermentasi dikeringkan dalam drying cabinet,

dihaluskan dan diayak lalu dilalukan uji hedonic kepada setiap panelis dilakukan

terhadap 25 panelis. Uji ini digunakan untuk mengetahui kesukaan dari ketiga

panelis sampel. Uji ini dilakukan dengan 3 sampel dengan kode 5874, 8926, dan

6178. Panelis diminta menilai tiga variable, berdasarkan kerenyahan, warna, dan

rasa dengan score yang ada. Score 1 untuk menyatakan sangat suka, score 2 untuk

menyatakan suka, score 3 untuk menyatakan netral, score 4 untuk menyatakan

tidak suka, dan score 5 untuk menyatakan sangat

tidak suka (Puspitaningsih et al., 2013).

Page 3: Sensory

Uji Skoring

1. Judul Jurnal

Pengaruh Ekstrak Lengkuas pada Perendaman Ikan Bandeng terhadap Jumlah

Bakteri

2. Defenisi

Uji Scoring merupakan uji yang menggunakan panelis terlatih dan benar-

benar tahu mengenai atribut yang dinilai. Pengujian skoring sering digunakan

untuk menilai mutu bahan dan intensitas sifat tertentu misalnya kemanisan,

kekerasan, dan warna (Florensia et al., 2012).

3. Metode Pengujian

Sebanyak 27 ekor ikan bandeng diambil dengan bobot yang sama, dibagi

menjadi 3 kelompok, masing-masing terdiri dari 9 ekor, 3 kelompok berturut-turut

direndam dengan ekstrak lengkuas lalu diuji organoleptik berdasarkan uji scoring

terhadap setiap panelis. Tingkat penerimaan konsumen diukur secara organoleptik

pada perubahan parameter kenampakan mata, warna insang, bau dan tekstur

daging ikan (uji skoring) oleh 15 panelis semi terlatih. Panelis semi terlatih adalah

panelis yang mengetahui sifat sensorik dari sampel karena mendapat penjelasan

atau pelatihan singkat. Penilaian yang diterapkan adalah uji skoring yaitu

menggunakan skala angka 1 sebagai nilai terendah dan 9 untuk nilai tertinggi.

Batas penolakan untuk produk adalah 5 artinya bila produk yang diuji

memperoleh nilai sama atau lebih kecil dari 5 maka produk tersebut bermutu

rendah dan tidak layak dikonsumsi . Hasil skor yang telah didapatkan kemudian

dissssssanalisis secara kuantitatif dengan tes Friedman (Florensia et al., 2012).

Page 4: Sensory

Uji Duo Trio

1. Judul Jurnal

Analisis Mutu Garam Tradisional di Desa Siduwonge Kecamatan Randangan

Kabupaten Pohuwato Provinsi Gorontalo

2. Defenisi

Uji duo trio adalah uji yang digunakan untuk mendeteksi adanya

perbedaan yang kecil antara dua contoh. Biasanya Uji Duo-trio digunakan untuk

melihat perlakuan baru terhadap mutu produk ataupun menilai keseragaman mutu

bahan (pakay et al., 2016).

3. Metode Pengujian

Pada penelitian ini khsususnya uji duo trio, setiap panelis dihadapkan 4

contoh. Tiga dari 4 contoh tersebut berasal dari jenis garam yang sama yang

berasal dari petani sedangkan 1 contoh yang lain berbeda, yaitu garam yang

beredar dipasar. Contoh garam yang sama dengan contoh baku selanjutnya diuji

secara kimiawi. Cara penyajiannya, keempat contoh tersebut diberikan secara

bersamaan atau contoh bakunya diberikan terlebih dahulu untuk dinilai. Pada

pengujian ini, yang diuji adalah tiga sampel garam dengan umur panen yang

berbeda yaitu umur panen 3, 5, 7 hari dan disertai dengan pembanding yaitu

sampel garam konsumsi di pasar. Terdapat 28 panelis dalam uji duo trio dan

dilihat hasil dari segi bau, rasa, dan warna (pakay et al., 2016).

Page 5: Sensory

Uji Multiple Comparison

1. Judul Jurnal

Penentuan Umur Simpan Seasoning Menggunakan Metode Accelerated Shelf-

Life Testing (ASLT) dengan Pendekatan Kadar Air Kritis

2. Defenisi

Uji pembanding jamak digunakan 3 atau Iebih contoh pembanding.  Uji

organoleptik didasarkan pada kegiatan penguji-penguji rasa (panelis) yang

pekerjaannya mengamati, menguji, dan menilai secara organoleptik. Dua atau

lebih contoh disajikan secara bersamaan untuk kemudian diperbandingkan dengan

contoh baku (Budijanto et al., 2010).

3. Metode Pengujian

Larutan garam jenuh yang digunakan yaitu larutan garam jenuh NaCl,

dengan nilai RH 75,3% pada suhu 25°C. Panelis yang digunakan untuk penetapan

kadar air kritis seasoning ini adalah panelis terlatih. Pada uji perbandingan jamak

jumlah panelis yang dipergunakan 5–15 orang panelis terlatih dan 15–20 orang

untuk panelis agak terlatih. Hasil penilaian dari panelis terhadap produk

dikonversikan dalam bentuk skor. Selanjutnya data dari setiap parameter tersebut

diuji dengan menggunakan sidik ragam atau

analisis sebaran.(Budijanto et al., 2010).

Page 6: Sensory

Uji Cicip Dasar

1. Judul Jurnal

Proses Penyiapan Mahasiswa Sebagai Panelis Terlatih dalam Pengembangan

Lexicon (Bahasa Sensori) Susu Skim UHT dan Susu Kaya Lemak UHT

2. Defenisi

Uji cicip dasar adalah uji yang bertujuan untuk mengetahui letak pencicip

dasar berdasarkan kepekaannya (manis, asin, asam, pahit, dan gurih ) pada lidah

panelis (Rahmadhani dan Fibrianto, 2016).

3. Metode Pengujian

Dalam metode ini dilakukan pada Mahasiswa Brawijaya Fakultas

Teknologi Pertanian dengan melakukan uji sensori terhadap tidak alergi terhadap

susu, mau mengkonsumsi susu plain lalu panelis mengisi kuisioner dan mengikuti

tahapan uji yang diuji dari pengenalan aroma dan nilai angka 1 jawaban benar

namun deskriptipsi salah dan nilai 0 untuk jawaban dan deskripsi yang salah. Dan

pengenalan pada rasa dimana nilai 2 diberikan untuk jawaban dan deskripsi benar,

nilai angka 1 untuk jawaban benar namun deskripsi salah dan nilai 0 untuk

jawaban dan deskripsi yang salah. Selanjutnya dilakukan uji ambang mutlak dan

uji deskripsi (Rahmadhani dan Fibrianto, 2016).

Page 7: Sensory

Uji Berpasangan Sederhana

1. Judul Jurnal

Sifat Fisik Daging Sapi Dark Firm Dry (DFD) Hasil Fermentasi Bakteri Asam

Laktat Lactobacillus plantarum

2. Defenisi

Uji Perbandingan Berpasangan adalah pengujian pembedaan yang dapat

digunakan untuk menentukan apakah terdapat perbedaan sifat sensori dari 2

sempel yang berbeda (Suryati dan Maheswari, 2006).

3. Metode Pengujian

Hasil data pengujian pembedaan berpasangan dianalisis menggunakan

tabel jumlah terkecil untuk menyatakan beda nyata pada uji pasangan dengan

hipotesis berekor dua, untuk jumlah panelis 30 orang, jumlah minimal yang

menyatakan beda adalah 21 orang pada tingkat 5%, 23 orang pada tingkat 1% dan

25 orang pada tingkat 0,1%. Uji pembedaan pasangan ini dilakukan untuk

menyatakan produk mana yang memiliki kriteria lebih terhadap

produk lainnya (Suryati dan Maheswari, 2006).

Page 8: Sensory

Uji Ranking

1. Judul Jurnal

Formulasi Selai dari Pasta Buah Merah (Pandanus conoideus Lamk.)

2. Defenisi

uji ranking adalah uji yang bertujuan untuk mengetahui kualitas produk

terbaik dan untuk mengetahui produk yang paling disukai panelis (Untari, 2008).

3. Metode Pengujian

Uji penjenjangan bertujuan mengetahui produk terbaik dan produk yang

paling disukai panelis terhadap selai buah merah. Pada uji ini digunakan 25 orang

penelis semi terlatih. Syarat panelis pada uji penjenjangan adalah kepekaan indera

peraba baik dan tidak dalam keadaan sakit. Mutu selai buah merah yang diuji

yaitu tekstur, di mana penilaian untuk tiap sifat terdiri dari sangat halus sampai

sangat tidak halus. Skala penilaian yang digunakan pada uji penjenjangan untuk

parameter mutu tekstur selai buah merah adalah: sangat halus (5), halus (4), netral

(3), tidak halus (2), sangat tidak halus (1), sedangkan atribut mutu daya oles yang

dinilai dari sangat lengket sampai sangat tidak lengket dengan menggunakan skor

(5) sangat lenget, (4) lengket, (3) netral, (2) tidak lengket, (1) sangat

tidak lengket (Untari, 2008).

Page 9: Sensory

Uji Treshold

1. Judul Jurnal

Preferensi dan Ambang Deteksi Rasa Manis dan Pahit: Pendekatan Multikultural

dan Gender

2. Defenisi

Uji threshold adalah uji menyatakan ada atau tidak ada  sifat inderawi

tertentu yang diujikan.Sejumlah sampel disajikan dan dinyatakan ada atau tidak

ada respons dari masing-masing contoh (Hasanah et al., 2014).

3. Metodologi

Pada pengujian Treshold menggunakan alat Cup Kecil untuk tempat

sampel, nampan besar penyajian sampel (Hasanah et al., 2014).

Pada pengujian Treshold menggunakan bahan air sebagai mencuci mulut

setelah dilakukan pencicipan untuk penetralan (Hasanah et al., 2014).

Pengujian dilakukan dengan menggunakan 3 sampel yaitu, sukrosa, kafein

dan NaCl. dan panelis harus memberikan jawaban dengan memilih satu dari tiga

sampel tersebut. Sampel disajikan dalam satu nampan besar, tersusun dari set

konsentrasi rendah (paling dekat dengan panelis) ke set konsentrasi tinggi (paling

jauh dari panelis). Sebanyak 10 ml sampel disajikan dalam disposable cup kecil.

Pengujian sampel dalam satu set dilakukan secara berurutan dari kiri ke kanan.

Panelis diminta untuk menetralkan indera perasa dengan berkumur, kemudian

mulai mencicip dengan meminum sampel. t mengulang pencicipan antar set yang

berbeda. Penyajian sampel dilakukan dengan tiga cara, yaitu Blanko-Blanko-

Sampel, Blanko-Sampel-Blanko, dan Sampel-Blanko-Blanko. Urutan penyajian

diacak antarpanelis untuk menghindari bias (Hasanah et al., 2014).

Page 10: Sensory

DAFTAR PUSTAKA

Budijanto, S., Sitanggang, A.B., Silalahi, B.E., Wita, M. 2010. Penentuan Umur

Simpan Seasoning Menggunakan Metode Accelerated Shelf-Life Testing

(ASLT) dengan Pendekatan Kadar Air Kritis. Jurnal Teknolofi Pertanian.

Vol 11 (2) : 71-77

Florensia, S., Pramesti, D., Nur, R.U. 2012. Pengaruh Ekstrak Lengkuas pada

Perendaman Ikan Bandeng terhadap Jumlah Bakteri. Unnes Journal of Life

Science. Vol 1 (2).

Hasanah, U., Dede, R. A., Budi N. 2014. Preferensi dan Ambang Deteksi Rasa

Manis dan Pahit: Pendekatan Multikultural dan Gender. Jurnal Mutu

Pangan. Vol 1(1) : 1-8.

Machmud, N. F.,Nia, K., Kiki, H. 2012. Analisa Asam Lemak Tidak Jenuh pada

Tepung Sorghum (Sorghum bicolor L.) Termodifikasi dan Aplikasinya

Sebagai Pangan Fungsional Flakes. Jurnal Perikanan dan Kelautan. Vo 3

(3) : 183-191.

Pakaya, K.N., Sulistijowati, R. Dali, A. F. 2016. Analisis Mutu Garam Tradisional

di Desa Siduwonge Kecamatan Randangan Kabupaten Pohuwato Provinsi

Gorontalo.

Puspitaningsih, V., Hartini, S., Martono, Y. 2013. Analisa Asam Lemak Tidak

Jenuh pada Tepung Sorghum (Sorghum bicolor L.) Termodifikasi dan

Aplikasinya Sebagai Pangan Fungsional Flakes. Vol 4 (1).

Rahmadhani, R., Kiki, F. 2016. Proses Penyiapan Mahasiswa Sebagai Panelis

Terlatih dalam Pengembangan Lexicon (Bahasa Sensori) Susu Skim UHT

dan Susu Kaya Lemak UHT. Jurnal Pangan dan Agroindustri. Vol 4 (1).

Suryati, A, T., Maheswari, R.R.A.., 2006. Sifat Fisik Daging Sapi Dark Firm Dry

(DFD) Hasil Fermentasi Bakteri Asam Laktat Lactobacillus plantarum.

Media Peternakan. Vol 29 (3) : 76-82.

Page 11: Sensory