SENIN 29 APRIL 2019 21 MACRO ECONOMICS · 2019-04-29 · Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung...

1
SENIN 29 APRIL 2019 21 MACRO ECONOMICS Oleh Arnoldus Kristianus JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani me- ngatakan, kemampuan Indonesia untuk menjaga stabilitas pertumbuhan ekonomi yang inklusif sela- ma satu dekade merupakan modal yang kuat untuk membawa Indonesia menjadi negara dengan GDP ke-5 terbesar pada 2045. Ekonomi inklusif juga menjadi modal bagi Indonesia untuk keluar dari kelompok perangkap pendapatan menengah ( mid- dle income trap). ist PT TOWER BERSAMA INFRASTRUCTURE Tbk P A N G G I L A N RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN Direksi PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (selanjutnya disebut “Perseroan”) dengan ini mengundang Pemegang Saham Perseroan untuk menghadiri Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (“Rapat”), yang akan diselenggarakan pada: Hari/Tanggal : Selasa, 21 Mei 2019 Waktu : 14.00 WIB - Selesai Tempat : Medan Room Hotel The Westin Jakarta, lantai 1 Jl. HR Rasuna Said Kav C-22 Jakarta Selatan - 12940 Dengan Mata Acara Rapat sebagai berikut: 1. Persetujuan Laporan Tahunan Perseroan Tahun 2018 dan Pengesahan Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018. 2. Penetapan Penggunaan Laba Bersih untuk Tahun Buku 2018. 3. Penunjukan Akuntan Publik untuk mengaudit Laporan Keuangan Perseroan Tahun Buku 2019. 4. Penetapan Gaji dan Tunjangan anggota Direksi dan Gaji atau Honorarium dan Tunjangan untuk anggota Dewan Komisaris Perseroan untuk tahun 2019. 5. Persetujuan atas rencana penerbitan surat utang berdenominasi Dollar Amerika Serikat yang akan diterbitkan oleh anak perusahaan terkendali Perseroan yang dijamin dengan jaminan perusahaan (corporate guarantee) oleh Perseroan, melalui penawaran kepada investor di luar wilayah Negara Republik Indonesia, yang merupakan transaksi material berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (d/h Bapepam) No. IX.E.2 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam & LK No. KEP 614/BL/2011 tanggal 28 November 2011 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama. 6. Laporan pertanggungjawaban penggunaan dana hasil PUB III Tahap I tahun 2018 dan PUB III Tahap II tahun 2018. 7. Laporan tentang tidak dapat direalisasikan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 27 April 2018 atas rencana penerbitan surat utang berdenominasi Dollar Amerika. Penjelasan Mata Acara Rapat: Mata acara nomor 1 sampai dengan nomor 4 merupakan mata acara yang disyaratkan dalam setiap RUPS Tahunan Perseroan, sebagaimana dalam Anggaran Dasar Perseroan dan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Mata acara nomor 5: Perseroan akan memohon persetujuan Rapat untuk memperoleh pendanaan untuk pengembangan usaha Perseroan dan Entitas Anak Perseroan melalui alternatif penerbitan surat utang berdenominasi Dollar Amerika Serikat yang dapat diterbitkan oleh entitas anak Perseroan dengan jaminan perusahaan (corporate guarantee) oleh Perseroan, yang ditawarkan melalui penawaran kepada investor di luar wilayah Negara Republik Indonesia, sepanjang Perseroan memperoleh persyaratan yang feasible serta memberikan manfaat bagi Perseroan. Keterbukaan Informasi telah diumumkan pada tanggal 12 April 2019. Mata acara nomor 6: Perseroan memberikan laporan pertanggungjawaban atas dana hasil Penawaran Umum Berkelanjutan : a. Obligasi Berkelanjutan III Tower Bersama Infrastructure Tahap I Tahun 2018 yang menghimpun dana sebesar Rp608.000.000.000 (enam ratus delapan miliar Rupiah); dan b. Obligasi Berkelanjutan III Tower Bersama Infrastructure Tahap II Tahun 2018 yang menghimpun dana sebesar Rp628.000.000.000 (enam ratus dua puluh delapan miliar Rupiah). Mata acara nomor 7: Pada Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 27 April 2018 telah disetujui rencana penerbitan surat utang berdenominasi Dollar Amerika Serikat dalam jumlah sebesar-besarnya USD850.000.000 (delapan ratus lima puluh juta dollar Amerika Serikat), namun, mengingat kondisi pasar, hal ini belum dapat dilaksanakan karena penawaran dari investor strategis belum memenuhi persyaratan minimum Perseroan. CATATAN: 1. Pemegang Saham yang berhak hadir dalam Rapat adalah Pemegang Saham Perseroan yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham (DPS) Perseroan dan atau pemilik saham Perseroan sub rekening efek di PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (“KSEI”) pada penutupan Perdagangan Saham di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 26 April 2019. 2. Bahan Rapat tersedia di Kantor Perseroan sejak tanggal pemanggilan sampai dengan tanggal Rapat dan dapat diakses melalui www.tower-bersama.com 3. Pemegang Saham yang tidak hadir dalam Rapat, dapat diwakili oleh kuasanya. Direksi, Dewan Komisaris dan Karyawan Perseroan dapat bertindak selaku kuasa Pemegang Saham dalam Rapat, namun suara yang dikeluarkan selaku Kuasa tidak dihitung dalam Pemungutan Suara. 4. Semua Surat Kuasa yang telah diisi lengkap harus sudah diterima kembali oleh Perseroan melalui Kantor Biro Administrasi Efek (BAE) Perseroan yakni PT Datindo Entrycom dengan alamat Jl. Hayam Wuruk No. 28, Jakarta 10120, Indonesia, selambat-lambatnya tanggal 14 Mei 2019, jam 16.00 WIB. 5. a. Para Pemegang Saham atau kuasa-kuasa Pemegang Saham yang akan menghadiri Rapat dimohon untuk menyerahkan salinan (fotocopy) Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau bukti jati diri lainnya baik yang memberi kuasa maupun yang diberi kuasa kepada petugas pendaftaran Rapat Perseroan sebelum memasuki ruang Rapat. b. Bagi Pemegang Saham yang berbentuk Badan Hukum agar membawa salinan (fotocopy) Anggaran Dasar dan perubahan-perubahannya termasuk susunan pengurus terakhir. 6. Untuk mempermudah pengaturan dan tertibnya Rapat, Pemegang Saham atau kuasa-kuasanya yang sah dimohon dengan hormat telah berada di tempat Rapat selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) menit sebelum Rapat dimulai. Jakarta, 29 April 2019 PT Tower Bersama Infrastructure Tbk Direksi BANDUNG – Kementerian Pe- rencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pem- bangunan Nasional (Bappenas) dan Pemerintah Daerah Kota Bandung menyepakati nota kesepahaman ( memorandum of understanding) tentang sinergi perencanaan dan penganggaran pembangunan Kota Bandung dalam rangka pengemba- ngan kawasan metropolitan Band- ung Raya. Tiga sektor yang men- jadi fokus kerja sama ini adalah infrastruktur dan utilitas perkotaan, infrastruktur layanan dasar, serta perumahan dan kawasan permuki- man. “Nota kesepahaman ini menjadi bukti komitmen Kementerian PPN/ Bappenas untuk melaksanakan asistensi sinkronisasi perencanaan, penganggaran, dan pelaksanaan pembangunan Kota Bandung dalam rangka Pengembangan Kawasan Metropolitan Bandung Raya,” ujar Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro pada acara penandatanganan nota kesepahaman tersebut di Pendopo Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (26/4). Bersama Pemerintah Kota Ban- dung, menurut Bambang, Bappenas akan menelaah penelitian dan kajian bersama yang berkaitan dengan Kawasan Metropolitan Bandung Raya, memfasilitasi pembiayaan nonanggaran pemerintah daerah, serta melakukan pemagangan dan pelatihan untuk peningkatan kapa- sitas perencana dan aparatur sipil negara di Kota Bandung. Kedua pihak berharap, Kawasan Metropolitan Bandung Raya diha- rapkan dapat menjadi kawasan terpadu yang berpotensi untuk men- jadi pilar pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Barat yang meli- puti Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Sumedang. (ns) JAKARTA – Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Terting- gal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) mencatat hingga Desember 2018 sebanyak 61% dari keseluruhan jumlah desa telah memiliki Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), atau telah terbentuk sebanyak 45.549 unit BUMDes di Indonesia. Jumlah ini meningkat tajam dari 2014 yang hanya memiliki 1.022 BUMDes. "Sebanyak 45.549 BUMDes muncul. BUMDes ini diharapkan menjadi pen- yangga ekonomi di perdesaan," kata Sekretaris Jenderal Kemendes PDTT Anwar Sanusi dalam keterangan resmi yang diterima, Sabtu (27/4). BUMDes merupakan lembaga ekonomi yang lahir bersamaan dengan lahirnya Undang-Undang Desa. Berbe- da dengan koperasi yang dimiliki oleh sekelompok masyarakat, BUMDes dalam hal ini menjadi hak sepenuhnya bagi seluruh masyarakat desa. "BUMDes adalah badan usaha yang setiap unit usaha terkelola menjadi sebuah organisasi dan di- miliki oleh desa. Sedangkan kalau koperasi hanya oleh orang-orang ter- tentu saja yang tergabung di koperasi tersebut,"kata Anwar. Anwar mengatakan BUMDes dan koperasi tidak memiliki prinsip yang bertentangan. Justru menurutnya, BUMDes yang berkembang diper- bolehkan untuk mendirikan dan mengelola koperasi di desa. "Koperasi dan BUMDes tidak bertentangan dan tidak bersubsti- tusi. Koperasi bisa ada di bawah BUMDes. Karena logikanya, milik perorangan bisa dikelola di bawah milik masyarakat," ucap Anwar. Penyerapan Dana Desa Sementara itu, berdasarkan data Kemendes PDTT dalam lima tahun ini, persentase penyerapan dana desa terus membaik. Jika 2015, dana desa yang tercatat sebesar Rp 20,67 triliun dengan penyerapan 82,72%, maka di 2016 dengan dana desa Rp 46,98 triliun meningkat penyerapannya menjadi 97,65%, begitu juga di 2017 dengan jumlah dana desa sebesar Rp 60 triliun jumlah penyerapannya 98,54%. Sedangkan di 2018 dengan jumlah dana desa sebesar Rp 60 triliun penyerapannya 99%. Data yang sama juga menunjukkan tTerjadi penurunn angka stunting dari 37% menjadi 30%, peningkatan pendapatan per kapita hampir 50%, membuka lapangan kerja melalui program Padat Karya Tunai (PKT), BUMDes, desa wisata. Angka pen- gangguran di desa turun daripada di kota, 3,72% angka pengangguran di desa, sedangkan di kota 6,34% . Gini ratio di desa 0,384 menjadi 0,319. Sebelumnya Deputi III Bidang Ka- jian dan Pengelolaan Isu-Isu Ekonomi Strategis Kantor Staf Presiden (KSP) Denni Puspa Purbasari mengatakan, penyaluran dana desa tahun ini akan difokuskan untuk pembangunan di sektor kesehatan dan pendidikan. Ada beberapa prioritas dalam me- makai dana desa. Pertama, untuk membangun infrastruktur dasar un- tuk desa desa yang tertinggal. Kedua, untuk desa yang cukup maju dilaku- kan pembangunan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes). Ketiga, setiap Bumdes sudah bisa memiliki peng- gilingan sendiri. “Kuncinya ada di kreatifitas kepala desa dan warga untuk memakai dana. Secara aturan sudah rileks sebab dana desa bisa dipakai untuk membangun fasilitas setempat,” tutur Denni. Selain itu, dalam Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah Terting- gal dan Trasmgrasi Nomor 16 Tahun 2019 Tentang Penggunaaa Dana Desa Tahun 2019 disebutkan salah satu prioritas penggunaan dana desa adalah penanganan stunting. “Di Permendes sudah membole- hkan untuk mengatasi stunting. Stunting menjadi hulu dari pemban- gan SDM (Sumber Daya Manusia). Kalau ini tidak diperhatikan maka melahirkan generasi yang kurang cerdas,” ucap Denni. Ia mengatakan, langkah yang di- lakukan dimulai dengan membangun fasilitas sanitasi, pendidikan anak usia dini (PAUD), memberikan honor untuk petugas posyandu. Serta mem- berikan tambahan makanan bergizi untuk anak PAUD dan ibu hamil. “Tambahan makanan diberikan melaui hasil bumi desa yang pada akhirnya juga akan menggerakkan perekonomian desa,” kata Denni. (ark/try) JAKARTA – Gubernur Bank Indone- sia (BI) Perry Warjiyo optimistis, nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ke depan akan bergerak stabil. Ini didorong oleh aliran modal asing masuk atau capital inflow yang terus bergerak ke instrumen aset keuangan Surat Berharga Negara (SBN), sehingga suplai valas di pasar bertambah. Berdasarkan data Bloomberg, Jumat (26/4) pukul 14.19 WIB, rupiah mele- mah 0,03% ke Rp 14.190 per dolar Ame- rika Serikat (AS) dari posisi sehari sebe- lumnya yang di Rp 14.186 per dolar AS. Menurut Perry, kebijakan moneter bank sentral AS, The Fed, awalnya diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuan sebanyak masing-masing satu kali untuk tahun ini dan tahun de- pan. Namun, BI menyakini, The Fed tidak akan menaikkan suku bunga untuk tahun ini dan tahun depan. Oleh karena itu, selisih suku bunga instrumen keuangan (differential inter- est rate) di negara berkembang dan obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun kian melebar, sehingaga imbal hasil yang ditawarkan akan lebih me- narik di negara berkembang. "Perbedaan suku bunga antara Indonesia dengan treasury bill (AS) itu juga cukup menarik bagi investor asing untuk memindahkan dananya ke Indonesia. Sehingga ini dapat menjaga stabilitas nilai tukar rupiah," ujar Perry saat ditemui di Jakarta, Jumat (26/4) Saat ini, obligasi pemerintah AS (treasury bill) bertenor 10 tahun memi- liki imbal hasil 2,63%. Sementara imbal hasil obligasi pemerintah Indonesia bertenor 10 tahun menawarkan imbal hasil di kisaran 7,7%. Di sisi lain, BI menilai, antusiasme investor asing masuk ke Indonesia juga disebabkan oleh prospek ekonomi yang bagus disertai kepercayaan investor terhadap berbagai kebijakan yang te- lah ditempuh oleh pemerintah, Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan. Selain itu, ia menilai, disertai produk yang bervariasi, mekansime pasar valas juga semakin membaik, tidak hanya dari sisi spot dan swap, namun juga termasuk (domestic non-deliverable forwards (DNDF). “Ekonomi akan tumbuh lebih baik karena inflasi akan tetap rendah. Insya Allah, defisit transaksi berjalan juga akan lebih rendah dan kredit perban- kan cukup baik. Apalagi, koordinasi kebijakan yang erat antara pemerintah dan OJK akan terus dilakukan untuk memastikan stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan terjaga dan kita sama-sama mendorong pertumbuhan ekonom,” jelas Perry. Sebelumnya, BI mencatat, hingga 24 April 2019 aliran modal asing cukup deras masuk ke Indonesia mencapai sebesar Rp 73,38 triliun. Ini didorong oleh kepercayaan investor. Dana asing itu masuk ke berbagai instrumen aset keuangan yakni di Surat Berharga Ne- gara (SBN) sebesar RP 58,38 triliun dan saham tercatat Rp 14,9 triliun. Selain itu, modal asing yang masuk ini tercatat mampu menambah surplus transaksi modal dan finansial, se- hingga neraca pembayaran Indonesia (NPI) kuartal I-2019 tetap surplus. Surplus NPI kuartal I-2019 lebih ren- dah dibanding NPI kuartal IV-2018 sebesar US$ 5,4 miliar dolar AS. Den- gan aliran modal asing yang deras, BI memproyeksi penguatan rupiah masih berlanjut. (try) “Kalau kita memiliki visi seperti itu, maka kita tahu Indonesia perlu melakukan banyak pembangunan dan investasi sehingga visi dan cita-cita itu bisa tercapai,” kata Menkeu Sri Mulyani dalam keterangan resmi yang diterima, di Jakarta, Sabtu (27/4). Ia mengatakan, sebagai negara berpendapatan menengah, Indonesia perlu meningkatkan level maupun kualitasnya dalam menghadapi tantan- gan pertumbuhan ekonomi. Indonesia juga perlu membangun infrastruktur sebelum kondisi masyarakat kelas menengah dan urbanisasi semakin rumit dan tidak tertangani. Selain itu, penting pula mendidik masyarakat agar memiliki keahlian dan produktivitas sehingga mampu memanfaatkan teknologi dan tidak hanya menjadi konsumen teknologi. Hal ini tidak bisa dihindari apabila Indonesia ingin naik ke negara ber- pendapatan tinggi atau tidak terje- bak sebagai negara berpendapatan menengah. “Kualitas dari universitas dan Sum- ber Daya Manusia (SDM) yang di- hasilkan dari universitas akan menja- di salah satu faktor yang menentukan sebuah negara mampu meneruskan perjalanan dari middle income ke high income,” ucap Sri Mulyani. Sementara itu, Menteri Perenca- naan Pembangunan Nasional (PPN)/ Kepala Bappenas Bambang Brodjon- egoro mengatakan, Indonesia mem- butuhkan paradigma pembangunan baru yang lebih inklusif. Misalnya, untuk mengatasi pengangguran maka harus menciptakan lapangan kerja sebesar-besarnya. Lapangan kerja baru bisa diciptakan bila ada investasi dalam jumlah besar. Pemerintah juga terus mengun- dang pihak swasta yang ingin ber- partisipasi. Investasi tidak hanya berdampak untuk pertumbuhan, namun berdampak juga ke inklusi, yaitu pengurangan kemiskinan dan pengangguran. “Konsep pembangunan ekonomi inklusif untuk Indonesia, formulanya pertumbuhan ekonomi 0,5%, pemer- ataan pendapatan dan pengurangan kemiskinan 0,25%, dan perluasan akses dan kesempatan 0,25%. Sehing- ga semua (komponen pembangunan) bisa tercapai,” ucap Bambang. Menurut Bambang, pembangu- nan tidak bisa berjalan optimal bila hanya mengejar angka pertumbu- han ekonomi. Pembangunan baru bisa dikatakan berjalan baik apabila pertumbuhan ekonomi bisa dilaku- kan bersamaan dengan penciptaan lapangan kerja serta pengurangan kemiskinan dan ketimpangan. Selain itu juga meningkatkan pemerataan pembangunan akses dan kesempatan untuk masyarakat. “Untuk kedepannya strategi pem- bangunan harus dilakukan secara menyeluruh. Pertumbuhan ekonomi harus punya dampak langsung untuk kesejahteraan masyarakat seperti pengurangan kemiskinan, pengu- rangan pengangguran, penciptaan lapangan kerja dan perbaikan kualitas manusia itu sendiri,” tutur Bambang. Walaupun pemerintah bisa mem- pertahankan pertumbuhan ekonomi di kisaran 5% tetapi dampak dari pertumbuhan ini belum dirasa- kan seutuhnya. Khususnya untuk masyarakat memengah kebawah. Sampai 2017, sekitar 46,4% dari Produk Domestik Bruto (PDB) na- sional masih dinikmati 20% golongan pendapatan teratas, 36,47% dinikmati 40% penduduk golongan pendapa- tan menengah, dan hanya 17,12% dinikmati 40% kelompok golongan pendapatan terbawah. “Kalau dilihat, dari kelompok 20% tertinggi, 40% menengah, dan 40% terendah. Masih ada PR (pekerjaan rumah) kita untuk menghadapi tan- tangan ini. Jadi dua hal yang harus diperbaiki, yaitu ketimpangan dan kemiskinan,” kata Bambang. Revitalisasi Manufaktur Direktur Eksekutif Center of Re- form on Economics (CORE) Indone- sia Muhammad Faisal mengatakan, revitalisasi industri harus dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dari 5%. Bila per- tumbuhan ekonomi berada di kisaran 5% maka Indonesia akan semakin lama tertahan di kelompok middle income trap. Dalam beberapa tahun terakhir eko nomi tumbuh di kisaran 5%. Angka ini relatif baik kalau dilihat berdasarkan gejolak perekonomian eksternal. Namun Indonesia mem- butuhkan pertumbuhan ekonomi lebih dari 5% untuk keluar dari posisi middle income trap. “Untuk mendorong pertumbuhan lebih tinggi kuncinya ada di revital- isasi manufaktur karena kebutuhan untuk mendorong pertumbuhan dan melakukan transformasi struktur ekobomi menjadi lebih kompetitif,” ujarnya. Faisal mengatakan, dari data yang ia miliki menunjukkan negara yang mendorong pertumbuhan ekonom- inya hingga double digit seperti Ko- rea Selatan dan Tiongkok, memiliki tingkat pertumbuhan industri manu- faktur berada di atas pertumbuhan ekonomi nasional. Pertumbuhan manufaktur Indonesia sudah lebih dari 10 tahun berada di bawah per- tumbuhan ekonomi nasional. Pada 2018, pertumbuhan manufaktur In- donesia hanya mencapai 4,27%. "Ini harus menjadi agenda ke de- pan. Apalagi harga komoditas ekspor diperkirakan terus melambat dan cenderung turun, baik itu CPO, gas, batu bara, dan tembaga," kata Faisal. Kerja Sama Direktur Utama Askrindo, Andrianto Wahyu Adi (kanan) bersama Direktur Utama PT Semen Tonasa, Subhan (kiri) bertukar naskah usai perjanjian kerja sama pemanfaatan produk Asuransi Kredit Perdagangan dari Askrindo di Graha Askrindo, Kemayoran, Jakarta, pekan lalu.

Transcript of SENIN 29 APRIL 2019 21 MACRO ECONOMICS · 2019-04-29 · Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung...

Page 1: SENIN 29 APRIL 2019 21 MACRO ECONOMICS · 2019-04-29 · Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Sumedang. (ns) JAKARTA – Kementerian Desa, gal, dan Transmigrasi

SENIN 29 APRIL 2019

21 MACRO ECONOMICS

Oleh Arnoldus Kristianus

JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani me­ngatakan, kemampuan Indonesia untuk menjaga stabilitas pertumbuhan ekonomi yang inklusif sela­ma satu dekade merupakan modal yang kuat untuk membawa Indonesia menjadi negara dengan GDP ke­5 terbesar pada 2045. Ekonomi inklusif juga menjadi modal bagi Indonesia untuk keluar dari kelompok perangkap pendapatan menengah (mid-dle income trap).

ist

PT TOWER BERSAMA INFRASTRUCTURE Tbk P A N G G I L A N

RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNANDireksi PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (selanjutnya disebut “Perseroan”) dengan ini mengundang Pemegang Saham Perseroan untuk menghadiri Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (“Rapat”), yang akan diselenggarakan pada:

Hari/Tanggal : Selasa, 21 Mei 2019Waktu : 14.00 WIB - SelesaiTempat : Medan Room Hotel The Westin Jakarta, lantai 1 Jl. HR Rasuna Said Kav C-22 Jakarta Selatan - 12940 Dengan Mata Acara Rapat sebagai berikut:1. Persetujuan Laporan Tahunan Perseroan Tahun 2018 dan Pengesahan Laporan Keuangan Konsolidasian

Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018. 2. Penetapan Penggunaan Laba Bersih untuk Tahun Buku 2018. 3. Penunjukan Akuntan Publik untuk mengaudit Laporan Keuangan Perseroan Tahun Buku 2019.4. Penetapan Gaji dan Tunjangan anggota Direksi dan Gaji atau Honorarium dan Tunjangan untuk anggota Dewan

Komisaris Perseroan untuk tahun 2019. 5. Persetujuan atas rencana penerbitan surat utang berdenominasi Dollar Amerika Serikat yang akan diterbitkan

oleh anak perusahaan terkendali Perseroan yang dijamin dengan jaminan perusahaan (corporate guarantee) oleh Perseroan, melalui penawaran kepada investor di luar wilayah Negara Republik Indonesia, yang merupakan transaksi material berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (d/h Bapepam) No. IX.E.2 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam & LK No. KEP 614/BL/2011 tanggal 28 November 2011 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama.

6. Laporan pertanggungjawaban penggunaan dana hasil PUB III Tahap I tahun 2018 dan PUB III Tahap II tahun 2018. 7. Laporan tentang tidak dapat direalisasikan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 27 April 2018

atas rencana penerbitan surat utang berdenominasi Dollar Amerika.

Penjelasan Mata Acara Rapat: Mata acara nomor 1 sampai dengan nomor 4 merupakan mata acara yang disyaratkan dalam setiap RUPS

Tahunan Perseroan, sebagaimana dalam Anggaran Dasar Perseroan dan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

Mata acara nomor 5: Perseroan akan memohon persetujuan Rapat untuk memperoleh pendanaan untuk pengembangan usaha

Perseroan dan Entitas Anak Perseroan melalui alternatif penerbitan surat utang berdenominasi Dollar Amerika Serikat yang dapat diterbitkan oleh entitas anak Perseroan dengan jaminan perusahaan (corporate guarantee) oleh Perseroan, yang ditawarkan melalui penawaran kepada investor di luar wilayah Negara Republik Indonesia, sepanjang Perseroan memperoleh persyaratan yang feasible serta memberikan manfaat bagi Perseroan. Keterbukaan Informasi telah diumumkan pada tanggal 12 April 2019.

Mata acara nomor 6: Perseroan memberikan laporan pertanggungjawaban atas dana hasil Penawaran Umum Berkelanjutan :

a. Obligasi Berkelanjutan III Tower Bersama Infrastructure Tahap I Tahun 2018 yang menghimpun dana sebesar Rp608.000.000.000 (enam ratus delapan miliar Rupiah); dan

b. Obligasi Berkelanjutan III Tower Bersama Infrastructure Tahap II Tahun 2018 yang menghimpun dana sebesar Rp628.000.000.000 (enam ratus dua puluh delapan miliar Rupiah).

Mata acara nomor 7: Pada Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 27 April 2018 telah disetujui rencana penerbitan surat utang

berdenominasi Dollar Amerika Serikat dalam jumlah sebesar-besarnya USD850.000.000 (delapan ratus lima puluh juta dollar Amerika Serikat), namun, mengingat kondisi pasar, hal ini belum dapat dilaksanakan karena penawaran dari investor strategis belum memenuhi persyaratan minimum Perseroan.

CATATAN:1. Pemegang Saham yang berhak hadir dalam Rapat adalah Pemegang Saham Perseroan yang namanya tercatat

dalam Daftar Pemegang Saham (DPS) Perseroan dan atau pemilik saham Perseroan sub rekening efek di PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (“KSEI”) pada penutupan Perdagangan Saham di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 26 April 2019.

2. Bahan Rapat tersedia di Kantor Perseroan sejak tanggal pemanggilan sampai dengan tanggal Rapat dan dapat diakses melalui www.tower-bersama.com

3. Pemegang Saham yang tidak hadir dalam Rapat, dapat diwakili oleh kuasanya. Direksi, Dewan Komisaris dan Karyawan Perseroan dapat bertindak selaku kuasa Pemegang Saham dalam Rapat, namun suara yang dikeluarkan selaku Kuasa tidak dihitung dalam Pemungutan Suara.

4. Semua Surat Kuasa yang telah diisi lengkap harus sudah diterima kembali oleh Perseroan melalui Kantor Biro Administrasi Efek (BAE) Perseroan yakni PT Datindo Entrycom dengan alamat Jl. Hayam Wuruk No. 28, Jakarta 10120, Indonesia, selambat-lambatnya tanggal 14 Mei 2019, jam 16.00 WIB.

5. a. Para Pemegang Saham atau kuasa-kuasa Pemegang Saham yang akan menghadiri Rapat dimohon untuk menyerahkan salinan (fotocopy) Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau bukti jati diri lainnya baik yang memberi kuasa maupun yang diberi kuasa kepada petugas pendaftaran Rapat Perseroan sebelum memasuki ruang Rapat.

b. Bagi Pemegang Saham yang berbentuk Badan Hukum agar membawa salinan (fotocopy) Anggaran Dasar dan perubahan-perubahannya termasuk susunan pengurus terakhir.

6. Untuk mempermudah pengaturan dan tertibnya Rapat, Pemegang Saham atau kuasa-kuasanya yang sah dimohon dengan hormat telah berada di tempat Rapat selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) menit sebelum Rapat dimulai.

Jakarta, 29 April 2019PT Tower Bersama Infrastructure Tbk

Direksi

Uk. 4kol x 270mmk - Investor Daily

BANDUNG – Kementerian Pe­rencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pem­bangunan Nasional (Bappenas) dan Pemerintah Daerah Kota Bandung menyepakati nota kesepahaman (memorandum of understanding) tentang sinergi perencanaan dan penganggaran pembangunan Kota Bandung dalam rangka pengemba­ngan kawasan metropolitan Band­ung Raya. Tiga sektor yang men­jadi fokus kerja sama ini adalah infrastruktur dan utilitas perkotaan, infrastruktur layanan dasar, serta perumahan dan kawasan permuki­man.

“Nota kesepahaman ini menjadi bukti komitmen Kementerian PPN/Bappenas untuk melaksanakan asistensi sinkronisasi perencanaan, penganggaran, dan pelaksanaan pembangunan Kota Bandung dalam rangka Pengembangan Kawasan Metropolitan Bandung Raya,” ujar Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro pada acara penandatanganan nota kesepahaman tersebut di Pendopo Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (26/4).

Bersama Pemerintah Kota Ban­dung, menurut Bambang, Bappenas akan menelaah penelitian dan kajian bersama yang berkaitan dengan

Kawasan Metropolitan Bandung Raya, memfasilitasi pembiayaan no nanggaran pemerintah daerah, serta melakukan pemagangan dan pelatihan untuk peningkatan kapa­sitas perencana dan aparatur sipil negara di Kota Bandung.

Kedua pihak berharap, Kawasan Metropolitan Bandung Raya diha­rapkan dapat menjadi kawasan terpadu yang berpotensi untuk men­jadi pilar per tumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Barat yang meli­puti Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Sumedang. (ns)

JAKARTA – Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Ter ting­gal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) mencatat hingga Desember 2018 sebanyak 61% dari keseluruhan jumlah desa telah memiliki Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), atau telah terbentuk sebanyak 45.549 unit BUMDes di Indonesia. Jumlah ini meningkat tajam dari 2014 yang hanya memiliki 1.022 BUMDes.

"Sebanyak 45.549 BUMDes muncul. BUMDes ini diharapkan menjadi pen­yangga ekonomi di perdesaan," kata Sekretaris Jenderal Kemendes PDTT Anwar Sanusi dalam keterangan resmi yang diterima, Sabtu (27/4).

BUMDes merupakan lembaga ekonomi yang lahir bersamaan dengan lahirnya Undang­Undang Desa. Berbe­da dengan koperasi yang dimiliki oleh sekelompok masyarakat, BUMDes dalam hal ini menjadi hak sepenuhnya bagi seluruh masyarakat desa.

"BUMDes adalah badan usaha yang setiap unit usaha terkelola menjadi sebuah organisasi dan di­miliki oleh desa. Sedangkan kalau koperasi hanya oleh orang­orang ter­tentu saja yang tergabung di koperasi tersebut,"kata Anwar.

Anwar mengatakan BUMDes dan koperasi tidak memiliki prinsip yang bertentangan. Justru menurutnya, BUMDes yang berkembang diper­bolehkan untuk mendirikan dan mengelola koperasi di desa.

"Koperasi dan BUMDes tidak bertentangan dan tidak bersubsti­

tusi. Koperasi bisa ada di bawah BUMDes. Karena logikanya, milik perorangan bisa dikelola di bawah milik masyarakat," ucap Anwar.

Penyerapan Dana DesaSementara itu, berdasarkan data

Kemendes PDTT dalam lima tahun ini, persentase penyerapan dana desa terus membaik. Jika 2015, dana desa yang tercatat sebesar Rp 20,67 triliun dengan penyerapan 82,72%, maka di 2016 dengan dana desa Rp 46,98 triliun meningkat penyerapannya menjadi 97,65%, begitu juga di 2017 dengan jumlah dana desa sebesar Rp 60 triliun jumlah penyerapannya 98,54%. Sedangkan di 2018 dengan jumlah dana desa sebesar Rp 60 triliun penyerapannya 99%.

Data yang sama juga menunjukkan tTerjadi penurunn angka stunting dari 37% menjadi 30%, peningkatan pendapatan per kapita hampir 50%, membuka lapangan kerja melalui program Padat Karya Tunai (PKT), BUMDes, desa wisata. Angka pen­gangguran di desa turun daripada di kota, 3,72% angka pengangguran di desa, sedangkan di kota 6,34% . Gini ratio di desa 0,384 menjadi 0,319.

Sebelumnya Deputi III Bidang Ka­jian dan Pengelolaan Isu­Isu Ekonomi Strategis Kantor Staf Presiden (KSP) Denni Puspa Purbasari mengatakan, penyaluran dana desa tahun ini akan difokuskan untuk pembangunan di sektor kesehatan dan pendidikan.

Ada beberapa prioritas dalam me­

makai dana desa. Pertama, untuk membangun infrastruktur dasar un­tuk desa desa yang tertinggal. Kedua, untuk desa yang cukup maju dilaku­kan pembangunan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes). Ketiga, setiap Bumdes sudah bisa memiliki peng­gilingan sendiri.

“Kuncinya ada di kreatifitas kepala desa dan warga untuk memakai dana. Secara aturan sudah rileks sebab dana desa bisa dipakai untuk membangun fasilitas setempat,” tutur Denni.

Selain itu, dalam Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah Terting­gal dan Trasmgrasi Nomor 16 Tahun 2019 Tentang Penggunaaa Dana Desa Tahun 2019 disebutkan salah satu prioritas penggunaan dana desa adalah penanganan stunting.

“Di Permendes sudah membole­hkan untuk mengatasi stunting. Stunting menjadi hulu dari pemban­gan SDM (Sumber Daya Manusia). Kalau ini tidak diperhatikan maka melahirkan generasi yang kurang cerdas,” ucap Denni.

Ia mengatakan, langkah yang di­lakukan dimulai dengan membangun fasilitas sanitasi, pendidikan anak usia dini (PAUD), memberikan honor untuk petugas posyandu. Serta mem­berikan tambahan makanan bergizi untuk anak PAUD dan ibu hamil.

“Tambahan makanan diberikan melaui hasil bumi desa yang pada akhirnya juga akan menggerakkan perekonomian desa,” kata Denni. (ark/try)

JAKARTA – Gubernur Bank Indone­sia (BI) Perry Warjiyo optimistis, nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ke depan akan bergerak stabil. Ini didorong oleh aliran modal asing masuk atau capital inflow yang terus bergerak ke instrumen aset keuangan Surat Berharga Negara (SBN), sehingga suplai valas di pasar bertambah.

Berdasarkan data Bloomberg, Jumat (26/4) pukul 14.19 WIB, rupiah mele­mah 0,03% ke Rp 14.190 per dolar Ame­rika Serikat (AS) dari posisi sehari sebe­lumnya yang di Rp 14.186 per dolar AS.

Menurut Perry, kebijakan moneter bank sentral AS, The Fed, awalnya di perkirakan akan menaikkan suku bunga acuan sebanyak masing­masing satu kali untuk tahun ini dan tahun de­pan. Namun, BI menyakini, The Fed tidak akan menaikkan suku bunga untuk tahun ini dan tahun depan.

Oleh karena itu, selisih suku bunga instrumen keuangan (differential inter-est rate) di negara berkembang dan obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun kian melebar, sehingaga imbal hasil yang ditawarkan akan lebih me­

narik di negara berkembang. "Perbedaan suku bunga antara

In donesia dengan treasury bill (AS) itu juga cukup menarik bagi investor asing untuk memindahkan dananya ke Indonesia. Sehingga ini dapat menjaga stabilitas nilai tukar rupiah," ujar Perry saat ditemui di Jakarta, Jumat (26/4)

Saat ini, obligasi pemerintah AS (treasury bill) bertenor 10 tahun memi­liki imbal hasil 2,63%. Sementara imbal hasil obligasi pemerintah Indonesia bertenor 10 tahun menawarkan imbal hasil di kisaran 7,7%.

Di sisi lain, BI menilai, antusiasme investor asing masuk ke Indonesia ju ga disebabkan oleh prospek ekonomi yang bagus disertai kepercayaan investor ter hadap berbagai kebijakan yang te­lah ditempuh oleh pemerintah, Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan.

Selain itu, ia menilai, disertai produk yang bervariasi, mekansime pasar valas ju ga semakin membaik, tidak hanya dari sisi spot dan swap, namun juga ter masuk (domestic non­deliverable forwards (DNDF).

“Ekonomi akan tumbuh lebih baik karena inflasi akan tetap rendah. Insya

Allah, defisit transaksi berjalan juga akan lebih rendah dan kredit perban­kan cukup baik. Apalagi, koordinasi ke bijakan yang erat antara pemerintah dan OJK akan terus dilakukan untuk memastikan stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan terjaga dan kita sama­sama mendorong pertumbuhan ekonom,” jelas Perry.

Sebelumnya, BI mencatat, hingga 24 April 2019 aliran modal asing cukup deras masuk ke Indonesia mencapai sebesar Rp 73,38 triliun. Ini didorong oleh kepercayaan investor. Dana asing itu masuk ke berbagai instrumen aset keuangan yakni di Surat Berharga Ne­gara (SBN) sebesar RP 58,38 triliun dan saham tercatat Rp 14,9 triliun.

Selain itu, modal asing yang masuk ini tercatat mampu menambah surplus transaksi modal dan finansial, se­hingga neraca pembayaran Indonesia (NPI) kuartal I­2019 tetap surplus. Surplus NPI kuartal I­2019 lebih ren­dah dibanding NPI kuartal IV­2018 sebesar US$ 5,4 miliar dolar AS. Den­gan aliran modal asing yang deras, BI memproyeksi penguatan rupiah masih berlanjut. (try)

“Kalau kita memiliki visi seperti itu, maka kita tahu Indonesia perlu me lakukan banyak pembangunan dan investasi sehingga visi dan ci ta­cita itu bisa tercapai,” kata Menkeu Sri Mulyani dalam keterangan resmi yang diterima, di Jakarta, Sabtu (27/4).

Ia mengatakan, sebagai negara ber pendapatan menengah, Indonesia perlu meningkatkan level maupun kualitasnya dalam menghadapi tantan­gan pertumbuhan ekonomi. Indonesia juga perlu membangun in frastruktur sebelum kondisi ma syarakat kelas menengah dan urbanisasi semakin rumit dan tidak tertangani.

Selain itu, penting pula mendidik masyarakat agar memiliki keahlian dan produktivitas sehingga mampu memanfaatkan teknologi dan tidak hanya menjadi konsumen teknologi. Hal ini tidak bisa dihindari apabila Indonesia ingin naik ke negara ber­pendapatan tinggi atau tidak terje­bak sebagai negara berpendapatan menengah.

“Kualitas dari universitas dan Sum­ber Daya Manusia (SDM) yang di­hasilkan dari universitas akan menja­di salah satu faktor yang menen tukan sebuah negara mampu meneruskan perjalanan dari middle income ke high income,” ucap Sri Mulyani.

Sementara itu, Menteri Perenca­naan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang Brodjon­egoro mengatakan, Indonesia mem­butuhkan paradigma pembangunan baru yang lebih inklusif. Misalnya, untuk mengatasi pengangguran maka harus menciptakan lapangan kerja sebesar­besarnya. Lapangan

kerja baru bisa diciptakan bila ada investasi dalam jumlah besar.

Pemerintah juga terus mengun­dang pihak swasta yang ingin ber­partisipasi. Investasi tidak hanya berdampak untuk pertumbuhan, namun berdampak juga ke inklusi, yaitu pengurangan kemiskinan dan pengangguran.

“Konsep pembangunan ekonomi inklusif untuk Indonesia, formulanya pertumbuhan ekonomi 0,5%, pemer­ataan pendapatan dan pengurangan kemiskinan 0,25%, dan perluasan akses dan kesempatan 0,25%. Sehing­ga semua (komponen pembangunan) bisa tercapai,” ucap Bambang.

Menurut Bambang, pembangu­nan tidak bisa berjalan optimal bila hanya mengejar angka pertumbu­han ekonomi. Pembangunan baru bisa dikatakan berjalan baik apabila pertumbuhan ekonomi bisa dilaku­kan bersamaan dengan penciptaan lapangan kerja serta pengurangan kemiskinan dan ketimpangan. Selain itu juga meningkatkan pemerataan pembangunan akses dan kesempatan untuk masyarakat.

“Untuk kedepannya strategi pem­bangunan harus dilakukan secara menyeluruh. Pertumbuhan ekonomi harus punya dampak langsung untuk kesejahteraan masyarakat seperti pengurangan kemiskinan, pengu­rangan pengangguran, penciptaan lapangan kerja dan perbaikan kualitas manusia itu sendiri,” tutur Bambang.

Walaupun pemerintah bisa mem­pertahankan pertumbuhan ekonomi di kisaran 5% tetapi dampak dari per tumbuhan ini belum dirasa­

kan seutuhnya. Khususnya untuk masyarakat memengah kebawah. Sampai 2017, sekitar 46,4% dari Produk Domestik Bruto (PDB) na­sional masih dinikmati 20% golongan pendapatan teratas, 36,47% dinikmati 40% penduduk golongan pendapa­tan menengah, dan hanya 17,12% dinikmati 40% kelompok golongan pendapatan terbawah.

“Kalau dilihat, dari kelompok 20% tertinggi, 40% menengah, dan 40% terendah. Masih ada PR (pekerjaan rumah) kita untuk menghadapi tan­tangan ini. Jadi dua hal yang harus diperbaiki, yaitu ketimpangan dan kemiskinan,” kata Bambang.

Revitalisasi Manufaktur Direktur Eksekutif Center of Re­

form on Economics (CORE) Indone­sia Muhammad Faisal mengatakan, revitalisasi industri harus dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dari 5%. Bila per­tumbuhan ekonomi berada di kisaran 5% maka Indonesia akan semakin lama tertahan di kelompok middle income trap.

Dalam beberapa tahun terakhir eko nomi tumbuh di kisaran 5%. Ang ka ini relatif baik kalau dilihat ber dasarkan gejolak perekonomian eksternal. Namun Indonesia mem­butuhkan pertumbuhan ekonomi lebih dari 5% untuk keluar dari posisi middle income trap.

“Untuk mendorong pertumbuhan lebih tinggi kuncinya ada di revital­isasi manufaktur karena kebutuhan untuk mendorong pertumbuhan dan melakukan transformasi struktur ekobomi menjadi lebih kompetitif,” ujarnya.

Faisal mengatakan, dari data yang ia miliki menunjukkan negara yang mendorong pertumbuhan ekonom­inya hingga double digit seperti Ko­rea Selatan dan Tiongkok, memiliki tingkat pertumbuhan industri manu­faktur berada di atas pertumbuhan ekonomi nasional. Per tumbuhan manufaktur Indonesia sudah lebih dari 10 tahun berada di bawah per­tumbuhan ekonomi nasional. Pada 2018, pertumbuhan manufaktur In­donesia hanya mencapai 4,27%.

"Ini harus menjadi agenda ke de­pan. Apalagi harga komoditas eks por diperkirakan terus melambat dan cenderung turun, baik itu CPO, gas, batu bara, dan tembaga," kata Faisal.

Kerja SamaDirektur Utama Askrindo, Andrianto Wahyu Adi (kanan) bersama Direktur Utama PT Semen Tonasa, Subhan (kiri) bertukar naskah usai perjanjian kerja sama pemanfaatan produk Asuransi Kredit Perdagangan dari Askrindo di Graha Askrindo, Kemayoran, Jakarta, pekan lalu.