Seni tari di daerah OKU (ANTROPOLOGI).doc
-
Upload
elisa-melia-mh -
Category
Documents
-
view
161 -
download
8
Transcript of Seni tari di daerah OKU (ANTROPOLOGI).doc
![Page 1: Seni tari di daerah OKU (ANTROPOLOGI).doc](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082503/55721410497959fc0b93afa2/html5/thumbnails/1.jpg)
TUGAS ANTROPOLOGIMERLIA ELISA (07121002028)
Kebudayaan secara garis besar dapat di definisikan sebagai hasil cipta, rasa dan karsa
manusia yang dilakukan secara sadar dalam kehidupan masyarakat.
• Cipta adalah kemampuan akal pikiran yang menghasilkan ilmu pengetahuan
• Rasa adalah kemampuan indra yang mendorong manusia unuk mengembangkan
rasa keindahan yang melahirkan karya-karya seni yang agung
• Karsa adalah kehendak manusia terhadap adanya kesempurnaan hidup, kemuliaan
dan kebahagiaan
Secara umum kebudayaan memiliki 7 unsur penting yang menjadi komponen pokok
pembentuk kebudayaan, yaitu:
1. Unsur peralatan dan perlengkapan hidup, seperti : rumah, pakaian, kendaraan, dll
2. Unsur mata pencaharian / sistem ekonomi, seperti pegawai, petani, buruh, dll
3. Unsur sistem kemasyarakatan, yang meliputi: hukum, kekerabatan, perkawinan, dll
4. Unsur bahasa baik lisan maupun tulisan yang berfungsi sebagai alat komunikasi
5. Unsur Kesenian, seperti seni tari, seni musik, seni rupa, dll
6. Unsur Ilmu pengetahuan dan teknologi, seperti: pengetahuan alam, komputer, dll
7. Unsur agama dan kepercayaan
Salah satu unsur kebudayaan adalah unsur kesenian. Misalnya seni tari. Seni tari di
daerah OKU, sumatera selatan, merupakan unsur budaya yang memiliki andil cukup besar dalam
hal pariwisata OKU. Baik di dalam maupun di luar kabupaten. Seni tari juga merupakan bagian
penting dalam suatu kebiasaan adat di kabupaten OKU. Salah satu tarian yang menjadi ciri khas
di salah satu dusun di kabupaten OKU, desa Padang Bindu adalah tari “bekhayau”, yang artinya
bertamu atau bermain. Tari tersebut menceritakan tentang kebiasaan gadis desa di sekitar goa
putri saat ada perjaka yang menyatakan diri hendak bertamu ke rumah sang gadis dengan
harapan dapat menjalin hubungan dengan si gadis.
Kebiasaan tersebut seperti mempersilahkan si lelaki naik ke beranda (mayoritas rumah di
desa Padang Bindu adalah rumah panggung), menyuguhkan minuman, tetapi dengan syarat tidak
boleh saling bertatapan mata. Kebiasaan tersebut masih dilakukan sebagian kecil masyarakan di
![Page 2: Seni tari di daerah OKU (ANTROPOLOGI).doc](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082503/55721410497959fc0b93afa2/html5/thumbnails/2.jpg)
dusun tersebut. Kebiasaan tersebut juga sebagai pernyataan keseriusan si lelaki untuk
mempersunting si gadis. Tarian ini biasanya ditarikan dalam upacara pernikahan dan di tarikan
oleh 3 penari laki-laki dan 3 penari perempuan. Dalam tarian tersebut, setiap gerakan
melambangkan bahwa wanita dan pria dilarang berdekatan sebelum menikah.
Makna atau pesan dari tarian tersebut menggambarkan etika dan adat ketimuran yang
menjunjung tinggi nilai agama. Yaitu menganggap bahwa sekedar bertatapan mata saja
merupakan zina, apalagi bersentuhan.