seni dasar ilmu kebidanan - akademikkebidanan.staff.ub.ac.id

29
SENI DASAR ILMU KEBIDANAN Semester Antara TA 2020-2021 PS SARJANA KEBIDANAN JURUSAN KEBIDANAN FK UB MALANG, 2021

Transcript of seni dasar ilmu kebidanan - akademikkebidanan.staff.ub.ac.id

Page 1: seni dasar ilmu kebidanan - akademikkebidanan.staff.ub.ac.id

SENI DASAR ILMU KEBIDANAN

Semester Antara TA 2020-2021

PS SARJANA KEBIDANAN JURUSAN KEBIDANAN FK UB

MALANG, 2021

Page 2: seni dasar ilmu kebidanan - akademikkebidanan.staff.ub.ac.id
Page 3: seni dasar ilmu kebidanan - akademikkebidanan.staff.ub.ac.id

SENI & ILMU DASAR KEBIDANAN SEMESTER ANTARA TA 2019-2020

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

1. DESKRIPSI MATA KULIAH Nama Mata Kuliah : Seni & Ilmu Dasar Kebidanan Penempatan : Semester 1 / Antara Bobot SKS : 2 SKS Koordinator : Nur Aini Retno Hastuti, SST., M.Keb

2. DESKRIPSI PEMBELAJARAN Bidan dan calon bidan membutuhkan pemahaman yang utuh akan konsep, falsafah, model dalam pelayanan asuhan kebidanan. Dalam mata kuliah ini mahasiswa akan mempelajari konsep, filosofi, model asuhan, critical thinking, evidence based practice dalam kebidanan, organisasi profesi dan inter profesional education. Perkuliahan secara team teaching, dengan metode: problem based learning, diskusi, journal reading & kuliah klarifikasi.

Page 4: seni dasar ilmu kebidanan - akademikkebidanan.staff.ub.ac.id

JADWAL KULIAH

MK. SENI & ILMU DASAR KEBIDANAN

SEMESTER ANTARA TA 2020-2021

SARJANA KEBIDANAN FK UB

No Date Time Lecturer Metode Materials

1 Senin, 5 Juli 2021

07.50-09.30 Nur Aini Retno H,

SST., M.Keb Overview

2

Senin, 5 Juli 2021

10.20-12.00 Self Study

• Bidan, Pelayanan Kebidanan, Organisasi

& IPE

• Philosophie, Code Etics, Scope Practice,

Rule, Standards Midwife's & ICM

3 Senin, 5 Juli 2021

13.00-14.00 Groups Study

PBL D1

4 Rabu, 7 Juli 2021

10.20-12.00

1: Nur Aini Retno H, SST., M.Keb

2: Miftakhul Jannah, SST., M.Keb

PBL PBL D2

5 Kamis, 8 Juli 2021

07.50-09.30 Lilik Indahwati,

SST.,M.Keb

Discussion Bidan, Pelayanan Kebidanan, Organisasi &

IPE 6 Kamis, 8 Juli 2021

09.30-11.10 Clarification

7 Jumat, 9 Juli 2021

07.50-09.30 Nur Aini Retno H,

SST., M.Keb

Discussion Philosophie, Code Etics,

Scope Practice, Legislation/ Rule,

Standards Midwife's & ICM

8 Jumat, 9 Juli 2021

09.30-11.10 Clarification

9 Jumat, 9 Juli 2021

13.00-14.40 Self Study

• Evidence Based Practice in Midwifery,

PICOT & Critical Thinking

• Model Midwifery Care (women centered

care, midwifery led care, continuity of care), Partnership,

Preceptor, Mentor & Supervisors

10 Senin, 12 Juli 2021

09.30-11.10 Dr. Diadjeng Setya,

SSiT., M.Kes

Discussion Evidence Based Practice in Midwifery, PICOT &

Critical Thinking 11 Senin, 12 Juli 2021

11.10-12.50 Clarification

12 Selasa, 13 Juli 2021

07.50-09.30

Miftakhul Jannah, SST., M.Keb

Discussion Model Midwifery Care (women centered care,

midwifery led care, continuity of care,

Partnership, Preceptor, Mentor & Supervisors

13 Selasa, 13 Juli 2021

09.30-11;10 Clarification

14 Kamis, 15 Juli 2021

07.50-09.30 Exam

Page 5: seni dasar ilmu kebidanan - akademikkebidanan.staff.ub.ac.id

PEMBAGIAN KELOMPOK PBL

MK. SENI & ILMU DASAR KEBIDANAN

SEMESTER ANTARA TA 2020-2021

SARJANA KEBIDANAN FK UB

No Nama PBL

1 DIANA PUTRI (PJMK) Kelompok 1

2 ONYXZ DEA PUTRY PRIMATUR

3 IRFANINDA PUTRI IMROATUL AZIZAH

4 JIHAN SATRINA

5 UMI FARADILA PUTRITAMA

6 TAMARA APRILIA ANNISA

7 ADINDA APRILIA WIDYA PURNAMA

8 NURUL FARAH

9 Lubna Maimunah

10 MAULIDA BUDIARTI

11 FARIS REGI RISWANA

12 ICA CHAYA NINGTYAS

13 SANG AYU PUTU SINARYANI

14 LAILA AMINATUS SHOLIKHAH

15 FARIKHA NAILIL MUNA Kelompok 2

16 NABILAH NATHANIA PUTRI

17 FITRIYA MAHARANI PUTRI

18 INTAN GALIH DWI AGUSTIN

19 OKTIN IRMAWATI

20 TRIYA HANIFAH

21 AULIA ILMA DEWANTI

22 ANGGUN NOVITA SARI

23 SALSABILA FITRIANA

24 YULIA TRISNA DEWI

25 JOVANCA FALENZIA MEILINDA

26 AFINA FILA SILVALAWA

27 NADIRA HAYATI

Page 6: seni dasar ilmu kebidanan - akademikkebidanan.staff.ub.ac.id

PEMBAGIAN KELOMPOK TUGAS MANDIRI

MK. SENI & ILMU DASAR KEBIDANAN

SEMESTER ANTARA TA 2020-2021

SARJANA KEBIDANAN FK UB

NO NAMA DOSEN TASK

1 Diana Putri (Pjmk)

Lilik Indah Wati, Sst.,

M.Keb

Case Analysis: Bidan Has Tak Punya Kartu Ibi

2

Onyxz Dea Putry Primatur

Case Analysis: Bidan Praktik Mandiri Bersertifikasi Masih 35 Persen

3

Irfaninda Putri Imroatul Azizah

Case Analysis: Dalam Keadaan Serba Darurat, Bidan Ini Menolong Wanita Yang Melahirkan Di Truk

4 Jihan Satrina

Case Analysis: Saat Dukun Dan Bidan Bermitra Untuk Turunkan Angka Kematian Ibu

5

Umi Faradila Putritama

Case Analysis: Hubungan Interprofesional Kolaborasi Dengan Pelaksanaan Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi Di Rsud. Prof. Dr. H.M. Anwar Makkatutu Kabupaten Bantaeng

6 Tamara Aprilia Annisa

Case Analysis: Ibi Kalbar Ungkap Beberapa Tempat Praktik Bidan Terpaksa Tutup Karena Tak Miliki Apd Covid-19

7

Adinda Aprilia Widya Purnama

Case Analysis: Ikatan Bidan Indonesia Ungkap Tantangan Dan Kendala Layanan Kebidanan Di Masa Pandemi Covid-19

8 Nurul Farah

Dr. Diadjeng Setya W,

Sst., M.Kes

Midwifery Care And Evidence Based Practice: Pelayanan Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan

9 Lubna Maimunah

Midwifery Care And Evidence Based Practice: Pelayanan Asuhan Kebidanan Pada Persalinan

10 Maulida Budiarti

Midwifery Care And Evidence Based Practice: Pelayanan Asuhan Kebidanan Masa Nifas

11 Faris Regi Riswana

Midwifery Care And Evidence Based Practice: Pelayanan Asuhan Kebidanan Pada Bayi

12 Ica Chaya Ningtyas

Midwifery Care And Evidence Based Practice: Pelayanan Asuhan Kebidanan Pada Balita

13

Sang Ayu Putu Sinaryani

Midwifery Care And Evidence Based Practice: Pelayanan Asuhan Kebidanan Dalam Kesehatan Reproduksi

14

Laila Aminatus Sholikhah

Miftahul Jannah,

Sst., M.Keb

Journal Reading: A Midwifery Model Of Woman-Centred Childbirth Care – In Swedish

15 Farikha Nailil Muna

Journal Reading: Bachelor Of Midwifery Students’ Experiences Of Achieving Competencies The Role Of The Midwife Preceptor

16

Nabilah Nathania Putri

Journal Reading: Maternity Outcomes In Manitoba Women A Comparasion Between Midwife Led Care And Physician Led Care At Birth

17

Fitriya Maharani Putri

Journal Reading: Mentorship, Preceptorship And Clinical Supervision Three Key Processes For Supporting Midwives

18 Intan Galih Dwi Agustin

Journal Reading: Partnership In Midwifery Care In New Zealand

19 Oktin Irmawati

Journal Reading: The Woman’s Birth Experience—The Effect Of Interpersonal Relationships And Continuity Of Care

20 Triya Hanifah Journal Reading: Continuity Of Carer And Partnership

21 Aulia Ilma Dewanti

Nur Aini Retno H,

Sst., M.Keb

Analisis: Undang-Undang-Tahun-2019-Uu-04-2019

22 Anggun Novita Sari

Analisis: Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 369/Menkes/Sk/Iii/2007 Tentang Standar Profesi Bidan

Page 7: seni dasar ilmu kebidanan - akademikkebidanan.staff.ub.ac.id

23 Salsabila Fitriana

Analisis: Pmk No. 28 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik Bidan

24 Yulia Trisna Dewi

Analisis: Kepmenkes 900/Menkes/Sk/Vii/2002 Tentang Registrasi & Praktik Bidan

25

Jovanca Falenzia Meilinda

Resume: Philosophy And Model Of Midwife Care

26 Afina Fila Silvalawa

Resume: Standards & Code Of Ethics For Midwife

27 Nadira Hayati Resume: Organisasi Bidan Nasional & Internasional

Page 8: seni dasar ilmu kebidanan - akademikkebidanan.staff.ub.ac.id

PROBLEM BASED LEARNING MK. SENI & ILMU DASAR KEBIDANAN

SEMESTER ANTARA TA 2020-2021 CASE STUDY: JAKARTA, KOMPAS — Pembatasan akses layanan rumah sakit selama pandemi dan besarnya kekhawatiran tertular virus SARS-CoV-2 membuat jumlah persalinan di tempat praktik mandiri bidan meningkat. Selain meningkatkan beban bidan, situasi itu juga membuat risiko bidan terpapar Covid-19 makin besar. ”Laporan para bidan menunjukkan, jumlah layanan persalinan yang dilakukan oleh bidan selama masa pandemi Covid-19 meningkat karena ibu-ibu takut untuk pergi ke rumah sakit,” kata Ketua Umum Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Emi Nurjasmi dalam webinar menyambut Hari Bidan Internasional yang diperingati tiap 5 Mei, di Jakarta, Selasa (5/5/2020). meningkatnya kunjungan ke bidan itu dipastikan akan meningkatkan beban bidan Indonesia. Sebelum pandemi, bidan sudah menjadi tulang punggung layanan kesehatan ibu dan anak di Indonesia. Riset Kesehatan Dasar 2018 menunjukkan, 93 persen persalinan dilakukan oleh tenaga kesehatan. Dari jumlah itu, 62,7 persen dilakukan oleh bidan. Tempat paling favorit kaum ibu untuk melakukan persalinan adalah tempat praktik mandiri bidan (PMB), sebanyak 29 persen. Jumlah ini mengalahkan jumlah persalinan di rumah sakit. Bidan juga banyak membantu persalinan di puskesmas atau pos bersalin desa. Selain persalinan, bidan juga masih jadi pilihan utama ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan sebelum persalinan (antenatal care). Dari 97 persen pemeriksaan antenatal care ibu hamil yang dilakukan tenaga kesehatan, 82,4 persennya dilakukan bidan dan 40,5 persen dilakukan di tempat PMB. Data IBI menunjukkan, per 6 Mei 2019 ada 326.415 bidan anggota IBI. Namun, jumlah bidan yang tercatat di Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia per Agustus 2018 mencapai 658.510 orang. Sementara jumlah tempat PBM ada 36.996 unit dengan 53 persen adalah murni PMB, tidak disambi bidan berpraktik di puskesmas. Peningkatan kunjungan ke tempat PMB itu membuat risiko bidan terpapar Covid-19 cukup besar. Saat ini, lanjut Emi, PMB sudah banyak menerapkan prosedur kesehatan untuk pencegahan penyakit ini, seperti menyediakan tempat cuci tangan dengan air mengalir, membuat sistem perjanjian untuk menghindari antrean panjang, dan membatasi hanya satu orang yang boleh menemani ibu hamil. Per 4 April 2020 sudah ada 793 PMB atau sekitar 2 persen PMB yang tutup atau tidak lagi memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak. ”Jumlah 2 persen PMB tutup itu mungkin kecil, tetapi harus dilihat seberapa besar PMB itu memberikan layanan ke masyarakat,” katanya. PMB yang tutup itu paling banyak ada di daerah dengan jumlah penduduk besar dan padat, seperti Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan, dan Sumatera Barat. Selain itu, di wilayah tersebut, umumnya tingkat kunjungan masyarakat ke PMB juga tinggi. Peningkatan kompetensi bidan itu penting karena saat ini institusi pendidikan kebidanan dan mahasiswa kebidanan berkembang pesat. Akibatnya, jumlah kasus yang bisa digunakan untuk melatih calon bidan menjadi terbatas. Data Asosiasi Pendidikan Kebidanan Indonesia (Aipkind) pada 2013 saja menunjukkan, ada 726 lembaga pendidikan bidan, yang 327 lembaga di antaranya terdaftar di Aipkind. Namun, jumlah lembaga pendidikan bidan tersebut saat ini diyakini jauh lebih besar. Kemampuan bidan lebih dari sekadar membantu persalinan. Bidan juga membantu perempuan untuk mengetahui dan menggunakan hak-hak mereka sehingga angka kematian ibu bisa ditekan

Page 9: seni dasar ilmu kebidanan - akademikkebidanan.staff.ub.ac.id

LANGKAH 7 JUMPS A. Clarifying Concepts

1. Persalinan meningkat 2. Praktik Mandiri Bidan 3. Antenatal Care 4. Beban Bidan 5. Ikatan Bidan Indonesia 6. Anggota IBI 7. Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia 8. Bidan Delima 9. Pencegahan Covid - 19 10. PMB Tutup 11. Asosiasi Pendidikan Kebidanan Indonesia 12. Pendidikan Bidan

B. Identiication Problem

1. Bagaimana fenomena peningkatan kunjungan pelayanan kebidanan di PMB dalam masa pandemi?

2. Apakah pelayanan kebidanan yang diberikan di PMB (secara umum)? 3. Bagaimanakah pendapat anda terhadap sikap bidan yang menutup pelayanan

selama pandemi? 4. Apakah bidan harus menjadi anggota IBI ? 5. Bagaimana menjadi seorang bidan delima? 6. Bagaimana pendidikan bidan untuk meningkatkan kompetensi?

C. Brain Storming

1. Jumlah layanan kebidanan yang dilakukan oleh bidan selama masa pandemi Covid-19 meningkat karena ibu-ibu takut untuk pergi ke rumah sakit (dan faktor lainnya)

2. Pelayanan kepada wanita sesuai daur siklus kehidupan (remaja, prakonsepsi, kehamilan, persalinan, nifas, bayi, balita, kontrasepsi dan menopause)

Nomor 3,4 5, 6 silakan membaca di PMK No. 28 ttg Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan, Undang-Undang-tahun-2019-UU-04-2019, Standar profesi bidan no 369 th 2007

D. Systematic Classification 1. Pemahaman tentang konsep dasar bidan 2. Pemahaman tentang pelayanan asuhan kebidanan 3. Pemahaman tentang organisasi kebidanan 4. Pemahaman tentang praktik bidan 5. Pemahaman tentang penididkan bidan

E. Learning Objective 1. Memahami tentang konsep dasar bidan 2. Memahami tentang pelayanan asuhan kebidanan 3. Memahami tentang organisasi kebidanan 4. Memahami tentang praktik bidan 1. Memahami tentang penididkan bidan

F. Self Study

G. Discussions

Page 10: seni dasar ilmu kebidanan - akademikkebidanan.staff.ub.ac.id

CASE ANALYSIS BIDAN, PELAYANAN KEBIDANAN, ORGANISASI & IPE

TASK:

• Lakukan analisis pada kasus dibawah ini dan buatlah pembahasan sesuai dengan referensi.

• Laporan berupa makalah, dengan susunan: cover, bab 1 (kasus), bab 2 (analisis & penjelasan/pembahasan dari literasi), bab 3 (kesimpulan & saran), daftar pustaka

• Buatlah presentasi yang menarik untuk ditampilkan dalam sesi diskusi dengan dosen

• Makalah & power point dikumpulkan ke googleclasroom

Page 11: seni dasar ilmu kebidanan - akademikkebidanan.staff.ub.ac.id

CASE 1: Bidan Has Tak Punya Kartu IBI Kompas.com - 12/02/2013, 03:18 WIB Jakarta, Kompas - Bidan Has (63), tersangka kasus perdagangan bayi, bukan anggota Ikatan Bidan Indonesia atau IBI. Pasalnya, dia tidak memiliki kartu anggota IBI. Ketua Majelis Pertimbangan Etik Bidan Pengurus Pusat IBI Indra Supradewi menegaskan hal itu dalam pernyataan resmi IBI yang diterima Kompas. Pihak IBI juga menegaskan tidak satu pun anggota IBI yang terlibat sindikat penjualan bayi sejak 1992. IBI mendukung upaya pengungkapan perdagangan bayi, anak balita, wanita, dan manusia. Sementara itu, pengacara Has, Ferry Amahorsea, yang dihubungi, Senin (11/2) malam, mengaku belum mengetahui kliennya punya izin praktik bidan atau tidak. ”Saya akan cek,” tuturnya. Menurut dia, kliennya tetap layak menyandang sebutan bidan meski tidak menjadi anggota IBI apabila telah memenuhi standar umum kebidanan. IBI menegaskan, bidan yang sesungguhnya adalah perempuan yang lulus dari pendidikan bidan yang diakui pemerintah, organisasi profesi, serta memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk diregistrasi, sertifikasi, dan atau secara sah mendapat lisensi menjalankan praktik kebidanan. Seorang bidan dapat menjadi anggota IBI bila memenuhi dua persyaratan, yaitu memiliki kartu tanda anggota dan keanggotaannya sesuai tempat domisili. Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan DKI Dien Emmawati menegaskan, yang memberi izin praktik bidan adalah suku dinkes di wilayah masing-masing. Salah satu syarat mendapat izin praktik bidan adalah jadi anggota IBI. Dien mengimbau para kepala suku dinas (kasudin) tak ragu mencabut izin praktik bidan yang tak membantu persalinan, tetapi memberikan keterangan lahir pada bayi. Dalam kasus ini, Polres Metro Jakbar telah menetapkan Has sebagai tersangka utama kasus perdagangan bayi. Has dibantu tersangka lain, yaitu LD (48), M (57), E (40), dan LS (35). Di tempat terpisah, Kapolres Jakbar Komisaris Besar Suntana mengatakan, Kasudin Kependudukan dan Catatan Sipil Jakbar pun terancam hukuman lima tahun jika terbukti bersalah. Suntana menyampaikan hal itu setelah Kasudin Dukcapil Jakarta Pusat MH dan sejumlah stafnya diperiksa, kemarin siang. Pemeriksaan tersebut berupaya mengungkap proses pemalsuan dokumen bayi. ”Yang memalsu atau membantu memalsu akan diproses,” ucap Suntana. Saat keluar dari ruang pemeriksaan, MH mengaku hanya mengantar sejumlah stafnya yang diperiksa polisi. (K13/WIN). Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul " Bidan Has Tak Punya Kartu IBI", https://edukasi.kompas.com/read/2013/02/12/0318321/.bidan.has.tak.punya.kartu.ibi.

Page 12: seni dasar ilmu kebidanan - akademikkebidanan.staff.ub.ac.id

CASE 2: Bidan Praktik Mandiri Bersertifikasi Masih 35 Persen Kompas.com - 08/08/2016, 06:27 WIB UNGARAN, KOMPAS.com - Ikatan Bidan Indonesia (IBI) pusat mencatat bahwa hingga tahun 2016, baru sekitar 14.000 bidan praktik mandiri (BPM) atau sekitar 35 persen dari sekitar 40.000 BPM di Indonesia yang sudah terakreditasi dan bersertifikat Bidan Delima. Bidan Delima adalah sistem standarisasi kualitas pelayanan bidan praktik swasta dengan penekanan pada kegiatan monitoring dan evaluasi serta kegiatan pembinaan dan pelatihan yang rutin dan berkesinambungan. "Jumlah anggota kita hampir 200.000 orang. Sekitar 40.000 adalah BPM dan dari jumlah itu baru 14.200 yang berstandar Bidan Delima," kata General Pelaksana Bidan Delima IBI Rara Rahmadian dalam seminar bertema "Penguatan Peran Bidan dalam Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga untuk Mendukung Pencanangan SDGs" dalam rangka HUT ke-65 IBI di Ungaran, Jawa Tengah, Minggu (7/8/2016) siang. Keberadaan Bidan Delima baru ada di 24 provinsi dan sebagian besar ada di Pulau Jawa. Rara ingin mendorong seluruh BPM bisa terakreditasi dan memiliki sertifikat Bidan Delima. "Menjadi Bidan Delima tidak harus punya tempat praktik besar, syaratnya hanya pendidikan D3 kebidanan dan punya surat izin praktik bidan," kata dia. Melalui sistem Bidan Delima, maka pelayanannya akan lebih terstruktur dan terukur. Adapun akreditasi BPM meliputi manajemen, fasilitas, dan pelayanan. Bagi bidan yang belum terakreditasi, hanya mereka sendiri yang tahu pelayananya sudah sesuai standar atau belum. Menurut Rara, bidan berkontribusi dalam menekan angka kematian ibu dan anak. Maka itu, mendorong bidan agar terakreditasi dan mempunyai sertifikat bidan delima menjadi suatu keniscayaan. Ia menargetkan, sebelum Sustainable Development Goals (SDGs) tahun 2030, 40.000 bidan di Indonesia telah menjadi Bidan Delima. "Tahun ini kami kami menargetkan 14.500 bidan yang sudah Bidan Delima," katanya. Ketua IBI Kabupaten Semarang Sundari mengatakan, jumlah bidan di Kabupaten Semarang sebanyak 800 orang. Dari jumlah itu, ada 500 BPM dan yang sudah Bidan Delima 172 orang. Menurut Sundari, sertifikasi bidan sangat penting sebagai tolak ukur pelayanan kesehatan. "Kami sangat mendorong semua bidan anggota IBI bisa terakreditasi. Jangan sampai profesi kita dipertanyakan profesi lain," kata Sundari. Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bidan Praktik Mandiri Bersertifikasi Masih 35 Persen", https://regional.kompas.com/read/2016/08/08/06275201/bidan.praktik.mandiri.bersertifikasi.masih.35.persen. Penulis : Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Page 13: seni dasar ilmu kebidanan - akademikkebidanan.staff.ub.ac.id

CASE 3: Dalam Keadaan Serba Darurat, Bidan Ini Menolong Wanita yang Melahirkan di Truk RUTENG, KOMPAS.com - Priska Ani Lafania, seorang bidan berstatus tenaga sukarela yang bekerja di Poskesdes Beadenger, Desa Wae Renca, Kecamatam Cibal Barat, Kabupaten Manggarai, NTT, tetap semangat melayani pasien di tengah pandemi Covid-19. Jumat (17/4/2020), bidan Priska dengan setia membantu seorang wanita yang hendak melahirkan, Maria, asal kampung Beadenger. Priska menuturkan, Jumat (17/04/2020), skitar pukul 08.00 Wita, seorang pria yang adalah keluarga wanita yang hendak melahirkan mendatangi rumahnya. Pria itu datang meminta bantuan bidan Priska untuk membantu seorang kerabatnya yang sementara meringis sakit karena mau bersalin. Tidak pakai lama, bidan Priska pun langsung menyiapkan perlengkapan. Kemudian, pergi ke rumah ibu hamil yang hendak melahirkan itu. Priska mengungkapkan, menuju rumah pasien itu, ia harus berjalan kaki sejauh 1 kilometer. Tiba di rumah pasien, ia langsung melakukan tindakan medis terhadap Maria. Awalnya, ia mengukur tekanan darahnya pasien itu. Hasilny pun normal yakni 110/80. Setelah mengukur tekanan darah, ia lanjutkan dengan pemeriksaan dalam. "Hasil pemeriksaan, kepala bayinya sudah ke bawah dan pembukaannya sudah dari 4 ke 5," ungkap Priska, kepada Kompas.com, melalui sambungan telepon, Senin (21/4/2020). Priska mengatakan, dalam ilmu kebidanan, pembukaan ke 5 itu sudah fase aktif. Itu berarti, bayi akan keluar sekitar satu atau dua jamnya lagi. Karena pertimbangan kondisi ibu itu dengan jarak puskesmas tempat parkir mobil ambulans yang cukup jauh dan kondisi jalan yang rusak parah, ia pun harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan salah satu bidan senior di Puskesmas Wae Codi. Ia mendapat arahan agar pasiennya itu bersalin di fasilitas kesehatan. "Ambulans di puskesmas ada, tetapi karena jarak yang cukup jauh dan jalan rusak untuk mengantar pasien, saya pun tidak menghubungi mobil itu. Apalagi, kondisi ibu ini sudah pembukaan dari 4 ke 5. Sudah tidak lama lagi," kata Priska. Priska pun memutuskan untuk mengantar ibu itu ke Poskesdes Golo Mondo, Desa Latung, Kecamatan Cibal Barat. Selain karena dekat, fasilitas di poskesdes itu juga cukup lengkap. Ia kemudian memberikan penjelasan kepada keluarga pasien untuk segera mengantarnya ke Poskesdes Golo Mondo. Keluarga pasien pun berusaha mencari alternatif untuk mendapatkan kendaraan seadanya. Saat itu hanya ada mobil dump truk. Atas izin pihak keluarga, akhirnya ibu itu diantar menggunakan mobil dump truk menuju Poskesdes Golo Mondo. Pasien yang hendak bersalin itu didampingi keluarga di dalam mobil, sementara bidan Priska bersama temannya menggunakan sepeda motor. Belum jauh jalan dari kampung itu, sekitar jarak 200 meter, mobil dump truk yang ditumpangi pasien bersama keluarga tiba-tiba berhenti. Ia kemudian menghampiri mobil itu. Dengan penuh kaget, ternyata pasien itu hampir melahirkan anaknya. Bermodal percaya diri dan yakin dengan prosedur penanganan proses melahirkan, ia segera mengambil tindakan medis saat melihat air ketubannya sudah pecah dan kepala bayi sudah keluar. "Saat itu, saya tidak sedikit pun takut atau panik. Saya hanya berpikir yang penting saya bekerja sesuai

Page 14: seni dasar ilmu kebidanan - akademikkebidanan.staff.ub.ac.id

prosedur. Sehingga saya bisa menanganinya dengan baik," ungkap Priska. Priska melanjutkan, untuk memudahkan mengeluarkan plancenta, ia memilih untuk memindahkan pasien itu ke ondok milik warga yang berada dekat jalan. Setelah ditangani dengan baik, akhirnya mereka kembali ke rumah pasien. Kemudian, lanjut dengan tindakan observasi. "Puji Tuhan, ibu dan anak dalam keadaan selamat dan aman. Saya senang sekali bisa menolong mereka," ujar Priska. Harapan ke pemerintah Priska berharap agar pemerintah bisa memperhatikan fasilitas Poskesdes di Bea Denger itu. Hal itu agar kejadian serupa tidak terjadi lagi ke depannya. Priska menyebut, bukan hanya fasilitas kesehatan, ia juga berharap agar jalan menuju Poskesdes Bea Denger bisa diperhatikan. "Harapan saya segera melengkapi fasilitas. Baik fasilitas kesehatan di poskesdes maupun jalan dari poskesdes menuju puskesmas. Karena menurut saya, jalan paling rusak parah di Cibal Barat yah di situ," ujar Priska. Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dalam Keadaan Serba Darurat, Bidan Ini Menolong Wanita yang Melahirkan di Truk", https://regional.kompas.com/read/2020/04/21/08221981/dalam-keadaan-serba-darurat-bidan-ini-menolong-wanita-yang-melahirkan-di?page=3. Penulis : Kontributor Maumere, Nansianus Taris Editor : Robertus Belarminus

Page 15: seni dasar ilmu kebidanan - akademikkebidanan.staff.ub.ac.id

CASE 4: Saat Dukun dan Bidan Bermitra untuk Turunkan Angka Kematian Ibu KOMPAS.com - Kematian maternal masih menjadi masalah di Indonesia. Dipaparkan oleh Menteri Kesehatan RI, Nila F Moeloek, dalam Rapat Kerja Kesehatan Daerah (Rakerkesda) Kalimantan Barat di Pontianak, Kamis (28/3/2019); angka kematian ibu (AKI) Indonesia per 2015 adalah 305 per 100.000 kelahiran hidup. Angka tersebut 9 kali lipat daripada Malaysia dan 5 kali lipat dari Vietnam. Kondisi serupa juga terjadi di Kabupaten kapuas hulu beberapa tahun yang lalu. Pada 2015, kasus kematian ibu di Kabupaten tersebut mencapai 14, yang bila dikonversikan menjadi 331 per 100.000 kelahiran hidup. Akan tetapi, seperti dilaporkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kab. Kapuas Hulu dr H Harisson dalam acara yang sama, kasus kematian ibu di kabupaten tersebut pada 2018 hanya tinggal tiga kasus. Ada beberapa inovasi yang dilaksanakan oleh Dinkes Kab. Kapuas Hulu untuk mencapai hal tersebut. Dua di antaranya adalah program Madu Bulin, dan kemitraan antara bidan dan dukun setempat. Madu Bulin yang merupakan singkatan dari Masyarakat Peduli Ibu Hamil dan Bersalin meningkatkan peranan masyarakat terhadap ibu hamil dan bersalin. Dalam program ini, Dinkes membuat tim rujuka ibu hamil dan bersalin di tingkat desa, kecamatan dan kabupaten. Dengan demikian, proses rujukan dan administrasi pasien menjadi lebih mudah. Selain itu, ada juga kelompok pendonor darah yang siap memberikan darahnya ke ibu bila diperlukan. Ketiga, Dinkes juga meminimalisir keterlambatan pelayanan pasien dengan meningkatkan kewaspadaan dan kesiapan tim rujukan pada tingkat Kabupaten. Namun seperti yang diakui oleh Harisson, masih banyak ibu-ibu di Kapuas Hulu yang lebih memilih bersalin dengan bantuan dukun daripada bidan, karena dukun juga membantu memijat dan mencucikan pakaian. Padahal, sudah ada Perda yang melarang dukun membantu persalinan karena mereka tidak memiliki keahlian yang tepat untuk melakukannya dan kemampuan untuk mendeteksi dini risiko komplikasi yang mungkin terjadi. Sebagai solusi, Dinkes pun melakukan kemitraan dengan dukun. "Jadi kalau ada ibu-ibu yang melakukan pemeriksaan dengan dukun, mereka akan kasih tahu ke bidan kita agar datang ke rumah dan melakukan pemeriksaan kehamilan," ujar Harisson. Dukun kemudian juga diharapkan untuk memberi tahu bidan bila ada ibu yang akan segera bersalin. Dengan demikian, bidan dapat memberikan pertolongan bersalin, sembari dukun tetap hadir untuk mendampingi ibu dan memberikan layanan yang tidak dilakukan oleh bidan, seperti memijat dan mencucikan pakaian yang terkena darah Pada saat ini, yang masih menjadi tantangan bagi Dinkes dalam menurunkan AKI adalah kepercayaan lokal bahwa pendarahan seusai melahirkan itu baik. Malah, masyarakat sengaja memanaskan uterus menggunakan batu panas agar terjadi pendarahan. Untuk menyelesaikan hal ini, Dinkes melakukan pendekatan melalui bupati, camat dan tokoh-tokoh masyarakat. Mereka aktif melakukan sosialisasi mengenai bahaya dari tradisi tersebut. Sejauh ini, menurut Harisson, kebiasaan memanaskan perut

Page 16: seni dasar ilmu kebidanan - akademikkebidanan.staff.ub.ac.id

dan uterus ibu yang baru melahirkan menggunakan batu sudah mulai berkurang. Menteri Kesehatan RI Nila F Moeloek mengapresiasi keberhasilan ini. Namun, dia juga menyoroti masih tingginya angka kematian bayi baru lahir atau neonatal (AKN). AKN Kabupaten Kapuas Hulu masih ketiga tertinggi di Kalbar. Dia berpesan kepada para ibu agar merencanakan kehamilan dengan baik. Ibu diharapkan tidak anemia dan tidak kurang gizi agar berat badan janinnya baik. "Makan tablet darahnya, jangan bilang bau atau amis," katanya. Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Saat Dukun dan Bidan Bermitra untuk Turunkan Angka Kematian Ibu", https://sains.kompas.com/read/2019/03/28/191303823/saat-dukun-dan-bidan-bermitra-untuk-turunkan-angka-kematian-ibu?page=2. Penulis : Shierine Wangsa Wibawa Editor : Resa Eka Ayu Sartika

Page 17: seni dasar ilmu kebidanan - akademikkebidanan.staff.ub.ac.id

CASE 5: Hubungan Interprofesional Kolaborasi Dengan Pelaksanaan Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi Di Rsud. Prof. Dr. H.M. Anwar Makkatutu Kabupaten Bantaeng Rumah sakit merupakan sarana penyelenggaraan pembangunan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang bermutu merupakan tanggung jawab pemberi pelayanan kesehatan secara komperhensif, baik itu dari dokter, perawat, bidan, nutrisionist, terapi, dan profesi kesehatan lainnya (Pohan, 2015). Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta perkembangan masyarakat yang semakin kritis, menyebabkan rumah sakit harus melakukan berbagai inovasi dalam rangka menghasilkan pelayanan bermutu bagi pasien. Salah satu indikator penilaian akreditasi yang mencerminkan mutu pelayanan kesehatan adalah rekam medik (KARS, 2012). Mishra (2015) sistem pencatatan rekam medis yang tidak terintegrasi dapat menyebabkan antara unit satu dengan lainnya tidak efisien dalam pengerjaanya karena data yang diinput dibuat berulang mulai dari admission, poliklinik dan pelaporan di rekam medis. Sedangkan sistem rekam medis secara terintegrasi dapat memberikan kesempatan bagi tenaga profesional guna membuat keputusan korektif dan keputusan klinis dalam rangka menganalisis dan mempertahankan kondisi pasien. Melihat berbagai kenyataan yang ada perlu dilakukan inovasi dalam pencatatan rekam medik, sehingga bisa berdampak pada mutu pelayanan kesehatan. Berdasarkan Komite Akreditasi Rumah Sakit di Indonesia yang mengacu kepada standar JCI, model rekam medik terintegrasi merupakan standar penilaian mutu rumah sakit, sehingga setiap rumah sakit diharapkan dapat mengembangkan model ini demi terpenuhinya standar mutu pelayanan kesehatan. Salah satu bagian dari status pasien terintegrasi adalah pelaksanaan catatan perkembangan pasien secara terintegrasi. Praktek residensi di RSUD Prof. Dr. H.M. Anwar Makkatutu Kabupaten Bantaeng 2015 diperoleh bahwa salah satu penyebab tidak optimalnya pelaksanaan MPKP adalah belum terlaksananya sistem pencatatan perkembangan pasien secara terintegrasi yang merupakan bentuk dari pelaksanaan praktek koloborasi interprofesional yang merupakan salah satu bagian penilaian akreditasi. Berdasarkan data awal yang diperoleh dari Kabid Keperawatan mengemukakan bahwa pelaksanaan interprofesional kolaborasi dan implementasi catatan perkembangan pasien terintegrasi dilaksanakan mulai bulan maret 2016 sejalan dengan penggunaan status pasien terintegrasi. Merrigan et al (2016), di rumah sakit anak Philadelphia menunjukkan bahwa kemitraan dalam kolaborasi antar profesi untuk membantu rancangan, menilai, dan memajukan perawatan dalam pelayanan kepada pasien dan keluarga. Penelitian Igumbor et al (2014), menunjukkan kemampuan bermitra dokter, bidan, perawat dan petugas kesehatan lainnya untuk secara efektif mempertahankan hasil pengobatan dan perawatan dengan mekanisme dukungan yang relevan. Kemitraan dalam kolaborasi memiliki potensi untuk meningkatkan akses, kualitas, dan efisiensi dalam perawatan kesehatan (Bond et al, 2012). Kemitraan lebih tersebut harus dikembangkan dan dievaluasi secara mendalam, dan pelajaran yang dapat secara luas dibagi untuk memandu para pembuat kebijakan. Aspek spesialisasi pengetahuan yang berbeda ini, membutuhkan penggabungan, berupa transfer informasi secara medis dan sosial sehingga pelayanan yang diberikan kepada pasien lebih komprehensif (Morris & Boussebbaas, 2010).

Page 18: seni dasar ilmu kebidanan - akademikkebidanan.staff.ub.ac.id

CASE 6: IBI Kalbar Ungkap Beberapa Tempat Praktik Bidan Terpaksa Tutup Karena Tak Miliki APD Covid-19 TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Ketua Pengurus Daerah Ikatan Bidan Indonesia (PD IBI) Kalimantan Barat Urai Rosdiana mengatakan dalam kondisi pandemi Covid-19 ada beberapa praktik mandiri bidan yang tutup lantaran tidak memiliki APD (Alat Pelindung Diri) secara lengkap dan susah dicari. "Masker dan handscon harganya pun mahal," ujarnya. Kendati demikian, masih cukup banyak para bidan yang memiliki tempat praktek mandiri tetap melayani proses persalinan. Namun diwajibkan untuk membuat tempat cuci tangan. "Para pasien juga diwajibkan untuk menggunakan masker. Jika tidak menggunakan masker maka tidak akan dilayani. Kemudian yang membesuk dan mengantar pasien hanya cukup satu orang saja. Hal tersebut untuk mengurangi kontak dengan terlalu banyak orang," ujarnya. "Kita mau nutup kasian juga, orang mau melahirkan dimana karena tidak bisa ditunda," imbuhnya Ia mengatakan untuk APD bagi bayi memang saat ini pihaknya belum mendapatkan. Dirinya menyebutkan bayi dan tenaga medis memiliki potensi untuk terpapar Covid-19. Terhadap bidan pihaknya juga telah diberikan pembekalan. "Kita juga akan memberikan bantuan kepada praktek mandiri dari BKKBN," ujarnya. Dirinya berharap fokus penanganan pandemi Covid-19 saat ini ke rumah sakit dan puskesmas. Namun praktek mandiri bidan sepertinya kurang tersentuh. Sehingga pihaknya berharap praktek mandiri bidan juga mendapatkan perhatian. "Kita dari IBI fokus ke praktek mandiri bidan, untuk melindungi bidan-bidan yang praktek, supaya menggunakan APD lengkap," ujarnya. (*) Artikel ini telah tayang di tribunpontianak.co.id dengan judul IBI Kalbar Ungkap Beberapa Tempat Praktik Bidan Terpaksa Tutup Karena Tak Miliki APD Covid-19, https://pontianak.tribunnews.com/2020/04/29/ibi-kalbar-ungkap-beberapa-tempat-praktik-bidan-terpaksa-tutup-karena-tak-miliki-apd-covid-19. Penulis: Hamdan Darsani Editor: Zulkifli

Page 19: seni dasar ilmu kebidanan - akademikkebidanan.staff.ub.ac.id

Case 7: Ikatan Bidan Indonesia Ungkap Tantangan dan Kendala Layanan Kebidanan di Masa Pandemi COVID-19

Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Emi

Nurjasmi mengungkapkan beberapa tantangan dan kendala pelayanan kebidanan di masa

pandemi COVID-19.

Hal tersebut dinyatakan Emi dalam sebuah seminar daring yang diadakan pada Selasa

(9/6/2020) kemarin.

Emi mengatakan, tantangan pertama adalah terbatasnya pengetahuan ibu dan keluarga terkait COVID-19 beserta pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayi baru lahir di masa pandemi.

"Banyak informasi tapi informasi yang membuat tidak selalu gampang untuk dipahami. Bahkan dengan berbagai informasi yang datang membuat masyarakat bingung juga," kata Emi menjelaskan, ditulis Rabu (10/6/2020).

"Kemudian belum semua bidan juga tersosialisasi termasuk dengan COVID-19, termasuk panduan-panduan terbaru dalam masa COVID-19," tambahnya.

Bidan Juga Harus Dilindungi

Selain itu, tantangan lain adalah terkait kesehatan Alat Pelindung Diri dalam fasilitas kesehatan baik primer, tempat praktik mandiri bidan, maupun rujukan.

"Filosofi dari pelayanan new normal itu adalah kita tetap memberikan pelayanan prima dengan harus aman. Jadi aman dari COVID-19," ujarnya.

Emi juga mengatakan bahwa keselamatan bidan, pasien, dan semua tenaga kesehatan harus dilindungi. Di sini, diperlukan penyesuaian pelayanan agar terhindar dari penularan.

Hal lain yang menjadi tantangan adalah terbatasnya pelayanan kebidanan di era pandemi serta tingginya kasus pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit rujukan berpengaruh terhadap penanganan rujukan maternal dan neonatal.

"Sehingga dari beberapa kali seminar kami juga mengusulkan adanya rujukan-rujukan untuk maternal neonatal yang tidak dipakai untuk rujukan COVID-19. Karena masyarakat juga ada ketakutan kalau dikirim ke rumah sakit rujukan COVID-19 walau pun dia menangani COVID-19 kan juga sudah ada standar," ujarnya.

Kendala yang Dihadapi

BI juga menemukan berbagai kendala yang dihadapi bidan dalam pelayanannya di masa pandemi COVID-19.

Kendala pertama adalah sulitnya memenuhi Alat Pelindung Diri dan Bahan Pencegahan Infeksi. Selain itu, kesadaran pasien akan perlindungan diri dengan menggunakan masker dan mencuci tangan dirasa masih kurang.

Page 20: seni dasar ilmu kebidanan - akademikkebidanan.staff.ub.ac.id

"Rasa khawatir bidan terhadap pasien-pasiennya, apakah orang ini sudah terpapar atau belum, jujur atau tidak, ini juga menjadi kendala bagi bidan," kata Emi.

Emi juga membutuhkan bahwa bidan memerlukan alat skrining berupa tes cepat. Maka dari itu, ia meminta agar pemerintah daerah untuk menyediakan fasilitas tersebut dengan merata dan mencegah bidan menjadi penular bagi orang lain.

Kendala lain adalah ketakutan ibu untuk mendatangi klinik atua fasilitas kesehatan karena takut tertular COVID-19. Hal ini juga membuat sebagian bidan mengalami penurunan jumlah pasien seperti KB dan imunisasi.

"Sebagian pasien juga datang masih ada yang tidak memakai masker sehingga sekarang bidan harus menyediakan masker bukan untuk dirinya dan tim yang bekerja tapi juga untuk pasien dan pendamping. Ini juga menambah biaya operasional," ujarnya.

https://www.liputan6.com/health/read/4275240/ikatan-bidan-indonesia-ungkap-tantangan-dan-kendala-layanan-kebidanan-di-masa-pandemi-covid-19

Page 21: seni dasar ilmu kebidanan - akademikkebidanan.staff.ub.ac.id

MIDWIFERY CARE AND EVIDENCE BASED PRACTICE TASK:

• Buatlah makalah yang menjelaskan perbedaan pelayanan asuhan kebidanan masa lalu dan sekarang

• Jenis asuhan tidak boleh sama antar mahasiswa: 6 mahasiswa terbagi menjadi: pelayanan kebidanan pada kehamilan, persalinan, nifas, bayi, balita & kesehatan reproduksi

• Susunan: cover, bab 1 (latar belakang & tujuan), bab 2 (analisis pelayanan asuhan kebidanan, pembahasan: critical thinking, evidence based practice & PICOT minimal dari 1 jurnal internasional), bab 3 (kesimpulan & saran), daftar pustaka

• Buatlah presentasi yang menarik untuk ditampilkan dalam sesi diskusi dengan dosen

• Makalah & power point dikumpulkan ke googleclasroom

Page 22: seni dasar ilmu kebidanan - akademikkebidanan.staff.ub.ac.id

MODEL MIDWIFERY CARE (WOMEN CENTERED CARE, MIDWIFERY LED CARE, CONTINUITY OF CARE, PARTNERSHIP, PRECEPTOR,

MENTOR & SUPERVISORS

TASK:

• Journal reading

• Susunan: cover, latar belakang, metode, hasil, pembahasan (disertai dengan referensi)

• Buatlah presentasi yang menarik untuk ditampilkan dalam sesi diskusi dengan dosen

• Makalah & power point dikumpulkan ke googleclasroom

Page 23: seni dasar ilmu kebidanan - akademikkebidanan.staff.ub.ac.id

PHILOSOPHIE, CODE ETICS, SCOPE PRACTICE, LEGISLATION / RULE, STANDARDS MIDWIFE'S & ICM

TASK:

• Analisis / resume

• Susunan: cover, bab 1 (latar belakang & tujuan), bab 2 (pembahasan), bab 3 (kesimpulan & saran)

• Buatlah presentasi yang menarik untuk ditampilkan dalam sesi diskusi dengan dosen

• Makalah & power point dikumpulkan ke googleclasroom

Page 24: seni dasar ilmu kebidanan - akademikkebidanan.staff.ub.ac.id

LEMBAR PENILAIAN PRESENTASI/DISKUSI PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN FK UB

Topik Mata Kuliah : Judul Makalah : Anggota Kelompok : 1.................................................................... 2. ................................................................... 3..................................................................... 4. ...................................................................

5....................................................................... 6. ..................................................................... 7. ..................................................................... 8. .....................................................................

1.MAKALAH DAN MEDIA PRESENTASI

NO ASPEK PENILAIAN BOBOT (%) NILAI

1 Ketepatan waktu pengumpulan tugas 10

2 Isi : akurat, lengkap dan menyajikan fakta yang mendukung kesimpulan

40

3 Sistematika penulisan 10

4 Media : power point, video 20

5 Pustaka 20

TOTAL 100

2. PRESENTASI

NO ASPEK PENILAIAN BOBOT

(%)

NILAI MAHASISWA

1 2 3 4 5 6 7 8

(* berdasar urutan anggota kelompok)

1 KOGNITIF ▪ Penyampaian sistematis ▪ Menguasai materi/Berbicara tanpa

tergantung pada slide/ catatan ▪ Kemampuan menjawab

pertanyaan

50

2 PSIKOMOTOR ▪ Berbicara dengan semangat ▪ Dapat mengajak audience

mengikuti dengan antusias ▪ Berinteraksi secara intensif

dengan pendengar ▪ Penggunan intonasi yang tepat

30

3 AFEKTIF ▪ Pakaian sopan ▪ Terbuka dlm menerima

pertanyaan, saran & masukan ▪ Kontak mata dengan pendengar

20

TOTAL 100

*rentang nilai 0-100

Page 25: seni dasar ilmu kebidanan - akademikkebidanan.staff.ub.ac.id

A. MODERATOR Nama Moderator : .................................................... (nomor absensi :………………….)

NO ASPEK PENILAIAN BOBOT (%) NILAI

1 Membuka dengan salam 5

2 Penggunaakanbahasa 10

3 Kemampuan mengatur proses/ dinamika diskusi 30

4 Berbicara semangat, menularkan semangat dan antusias pada peserta

20

5 Memiliki pengaturan waktu 5

6 Menyimpulkan hasil diskusi 10

TOTAL 80

*nilai maksimal 80 B. AUDIENCE Penilaian untuk audience yg bertanya

NOMOR ABSENSI

MAHASISWA

ASPEK PENILAIAN NILAI

Pertanyaan Sanggahan/ tanggapan Kesesuaian pertanyaan

dengan topik bahasan (30 %)

Jelas / Mudah

dimengerti (10)

Kedalaman analisis

(35)

Mengembangkan isu yang ada (35)

Mendukung jawaban dengan fakta/ literature (35)

Jelas / Mudah dimengerti (10)

*nilai maksimal 80 Malang, ....................................... Dosen Pengajar, .....................................................

Page 26: seni dasar ilmu kebidanan - akademikkebidanan.staff.ub.ac.id

LEMBAR PENILAIAN JOURNAL READING PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN FK UB

Topik Mata Kuliah : Judul Makalah : Anggota Kelompok : 1.................................................................... 2. ................................................................... 3. ................................................................... 4. ...................................................................

5.................................................................. 6. .................................................................... 7. .................................................................... 8. ....................................................................

NO ASPEK PENILAIAN BOBOT

(%)

NILAI MAHASISWA

1 2 3 4 5 6 7 8

(* berdasar urutan anggota kelompok)

1 Kesesuaian dengan isi jurnal 40

2 Kualitas jawaban dr pertanyaan (penguasaan materi)

30

3 Kualitas PPT 10

4 Attitude selama presentasi 10

5 Menggunakan bahasa tutur yang baku

5

6 Ketepatan waktu 5

TOTAL 100

*rentang nilai 0-100

C. MODERATOR Nama Moderator : .................................................... (nomor absensi :………………….)

NO ASPEK PENILAIAN BOBOT (%) NILAI

1 Membuka dengan salam 5

2 Penggunaakanbahasa 10

3 Kemampuan mengatur proses/ dinamika diskusi 30

4 Berbicara semangat, menularkan semangat dan antusias pada peserta 20

5 Memiliki pengaturan waktu 5

6 Menyimpulkan hasil diskusi 10

TOTAL 80

*nilai maksimal 80

Page 27: seni dasar ilmu kebidanan - akademikkebidanan.staff.ub.ac.id

D. AUDIENCE Penilaian untuk audience yg bertanya

NOMOR ABSENSI

MAHASISWA

ASPEK PENILAIAN NILAI

Pertanyaan Sanggahan/ tanggapan Kesesuaian pertanyaan

dengan topik bahasan (30 %)

Jelas / Mudah

dimengerti (10)

Kedalaman analisis

(35)

Mengembangkan isu yang ada

(35)

Mendukung jawaban dengan fakta/

literature (35)

Jelas / Mudah

dimengerti (10)

*nilai maksimal 80 Malang, ....................................... Dosen Pengajar, .....................................................

Page 28: seni dasar ilmu kebidanan - akademikkebidanan.staff.ub.ac.id

LEMBAR OBSERVASI PBL MK. SENI & ILMU DASAR KEBIDANAN Blok : Tanggal : Nama Mahasiswa: 1............................................................ 2............................................................ 3............................................................ 4............................................................ 5............................................................ 6............................................................

7............................................................. 8............................................................. 9............................................................. 10........................................................... 11........................................................... 12..........................................................

PETUNJUK:

• Aspek observasi : Sikap dalam kelompok, tanggung jawab, keterampilan berkomunikasi

• Tiap tutor mengikuti dengan kriteria: skor: 1=Kurang, 2=Cukup, 3=Baik, 4=Amat Baik

• Skor diisikan pada kolom yang sesuai dengan 3 aspek observasi

• Skor :4 s/d 7 → Kurang; 8 s/d 10 → Cukup;11 s/d 15 → Baik; 16 →Amat Baik

• Konversi Skor ke Nilai Skor : 4 s/d 7 → 50; 8 s/d 10 → 65; 11 s/d 15 → 75; >16 →85

NO OBSERVASI MAHASISWA

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1. Sikap terhadap sesama anggota kelompok a. Mendengarkan

dengan penuh perhatian pendapat sesama anggota

b. Sopan dalam bersikap, santun dalam berbicara dengan sesama

c. Memberi kesempatan dan waktu bagi sesama untuk menyampaikan informasi tanpa tekanan

d. Menghargai pendapat teman sekalipun mungkin tidak sependapat

2. Tanggung Jawab a. Hadir tepat waktu

dan menyelesaikan tugas modul yang diminta

b. Aktif memelihara dinamika kelompok

c. Menyampaikan informasi yang benar dan jelas sumbernya

d. Mengembangkan

Page 29: seni dasar ilmu kebidanan - akademikkebidanan.staff.ub.ac.id

diskusi dengan isu-isu yang relevan

3. Keterampilan Berkomunikasi Verbal a. Menyampaikan

informasi secara langsung dan jelas

b. Menggunakan kata-kata yang mudah dipahami

c. Bertanya tanpa memojokkan

d. Membantu memperjelas informasi yang disampaikan teman

4. Penguasaan Keilmuan SKOR NILAI

Malang, ....................................... Dosen Pengajar,

.....................................................