SENI BUDAYA

download SENI BUDAYA

of 14

Transcript of SENI BUDAYA

PENCIPTAAN KARYA TARI

A. EKSPRESI DALAM SENI Secara umum ekspresi adalah pengungkapan perasaan secara spontan dalam suatu kondisi tertentu.ketika seseorang sedang marah,menangis karena bersedih,meloncat gembira merupakan ekspresi.pendek kata,segala yang berhubungan dengan pengungkapan spontan dari keadaan prasaan di namakan dengan ekspresi. Akan tetapi, ekspresi yang dimaksud di atas bukanlah ekspresi yang terdapat dalam seni,meskipun sesungguhnya seni juga merupakan ekspresi perasaan dan pikiran manusia.kemarahan,kesedihan,dan perasaan gembira yang dialami seseorang tidaklah dapat dikatakan sebagai ekspresi seni, karena peristiwa yang terjadi pada keadaan demikian berlangsung secara spontan dan simultan sehingga orang yang mengalaminya larut dalam perasaan tersebut. Seni dimulai ketika perasaan-perasaan telah dikuasai oleh seniman dan telah menjadikan suasana-suasana yang terjadi seperti diatas sebagai pengalaman.perasaan-perasaan yang telah ada dijadikan objek,kemudian diatur dan dikelola,untuk selanjutnya diwujudkan atau diekspresikan dalam wujud karya seni Dari manakah perasaan dalam karya seni itu muncul? Pada dasarnya,perasaan muncul sebagai respon individu terhadap sesuatu yang ada atau terjadi di luar dirinya.Respon tersebut muncul karena adanya gagasan dalam dirinya yang ditindaklanjuti melalui perilaku ekspresif dalam seni. Perilaku ekspresif dalam seni ini bukanlah peristiwa yang terjadi begitu saja dan dapat berlangsung pada semua orang, melainkan sebuah tindakan yang dilandasi dengan ketrampilan dan kemampuan pengolahan seni tertentu.

B. KREATIVITAS DALAM SENI Kreativitas adalah suatu kondisi atau keadaan mental seseorang yang sangat khusus, yang hampir tidak dapat dirumuskan dalam bentuk definisi. Kreativitas adalah kegiatan mental yang sangat bersifat subjektif dan merupakan penjelmaan dari kebebasan manusia secara individu. Seorang manusia kreatif adalah manusia yang berani menghadapi resiko berhasil atau gagal dalam pencarian sesuatu. Ia juga berani menghadapi keadaan di mana ia akan ditolak oleh lingkungannya jika kreativitasnya berhasil. Dari mana kreativitas berasal? Kreativitas selalu muncul dari sesuatu yang telah ada, dari kebudayaan, tradisi yang telah mapan. Kehidupan yang mapan selalu menyimpan gejolk terpendam di dalamnya, selau memunculkan ketidakpuasan sehingga mendorong seseorang untuk melakukan pencarian. Ada fakta yang menunjukkan bahwa kreativitas yang paling rendah terjadi karena adanya peniruan dalam konsep dasar. Seseoarang bisa melukis karena ia pernah melihat lukisan dan cara orang melukis. Seseorang bisa menciptakan karya tari karena ia pernah belajar menari dan mengenal sejumlah tarian. Demikian juga ketika orang menciptakan music, lakon teater, dsb. Proses penciptaan seperti ini terjadi karena sistemnya atau tradisinya telah ada dan telah terbentuk. Jadi, banyak seniman menjadi besar dan terkenal karena ia bertolak dari bahan-bahan yang telah1

tercipta sebelumnya. Kondisi seperti ini ada yang mengatakan tidak termasuk ke dalam kategori kreatif, tetapi dikelompokkan ke dalam kategori produktif. Berdasarkan penjelasan di atas dapatlah kita simpulkan bahwa kreativitas dalam seni dapat digolongkan dalam dua kategori. 1. Kreativitas total, yakni kreativitas dalam hal membentuk atau menciptakan sesuatu karya seni yang benar-benar baru dan belum pernah ada sebelumnya. 2. Kreativitas sederhana, yakni kretivitas dalam hal menciptakan atau membentuk karya seni yang bertolak dari tradisi yang telah ada.

C. GAGASAN DALAM SENI Gagasan atau ide dalam seni adalah dasar pengucapan seni seorang seniman dalam berkarya.gagasan atau ide ini boleh diibaratkan sebagai tema atau sumber inspirasi yang mendorong seniman dalam menciptakan sebuah karya.Gagasan ini dapat berbentuk kondisi atau situasi yang terjadi di sekitar diri seniman, di luar diri seniman, atau sumber-sumber lain yang dapat dipertanggungjawabkan. Gagasan ini kemudian dipadukan dengan perasaan yang tardapat dalam diri seniman serta unsur kreativitas sehingga membentuk sebuah ciptaan. Gagasan tari ditetapkan dalam bentuk tema, kemudian dipersempit menjadi sub-sub tema dan akhirnya menghasilkan sebuah judul atau nama tarian. Selain itu,gagasan tari juga dapat pula bersumber dari tradisi yang ada. Misalnya, diambil dari kehidupan sehari-hari,cerita rakyat,legenda,atau dongeng binatang.Beberapa contoh di bawah ini akan memberikan gambaran tentang gagasan tari yang dimaksud. 1. Gagasan tari yang diambil dari kehidupan sehari-hari: bersekolah,mengayuh sepeda ke sekolah,petani mencangkul sawah,petani menanam padi,petani memanen padi,seorang putrid yang sedang berhias,menunggu kekasih,dsb. 2. Gagasan tari yang diambil dari cerita-cerita rakyat atau kehidupan tradisi masyarakat tertentu. 3. Gagasan tari yang diambil dari dongeng atau cerita binatang(fabel): kehidupan kupu-kupu, dua menjangan yang sedang memadu kasih. 4. Gagasan tari yang diambil dari legenda masyarakat: legenda sangkuriang,dsb. 5. Gagasan tari yang diambil dari cerita pewayangan.

D. PROSES PENCIPTAAN KARYA TARI Proses penciptaan tarian adalah proses kreasi.Langkah-langkah itu adalah sebagai berikut. 1. Menetapkan tujuan penciptaan tari. 2. Memilih tema yang dapat diambil dari berbagai konteks. 3. Mengembangkan tema menjadi sub-sub yang kemudian diterjemahkan ke dalam rangkaian gerak-gerak maknawi. 4. Menyusun pola lantai dan desain kelompok. 5. Menentukan iringan musik dan perlengkapan pentas.

2

MENCIPTAKAN KARYA TARI

A. MENEMUKAN GAGASAN TARI Gagasan paling besar dalam proses kreasi tari adalah tema.Tema ini bersifat universal,lugas,objektif, dan mudah dimengerti.Tema yang besar ini dapat kita bagi kedalam tema-tema kecil yang lebih spesifik.Misalnya, kita memiliki tema kehidupan petani.Tema ini sangatlah besar dan luas.Kehidupan petani amatlah bnyak.Dapat saja kehidupan sehari-hari petani,sekelompok petani mencangkul sawah,petani yang menanam padi,petani yang sedang panen,dsb.Dari sejumlah subsub tema yang kita temukan, pilihlah satu tema tertentu yang dapat kita kembangkan menjadi sebuah tarian. Secara procedural,proses penciptaan tari dapat kita lakukan dengan langkah sebagai berikut. 1. Pilihlah sebuah tema yang khas dan mudah untuk dijabarkan. 2. Pilihlah kerangka cerita untuk mewadahi tema tersebut agar lebih mudah diolah. 3. Bagilah kerangka cerita tersebut menjadi bagian-bagian atau dengan 4. Kembangkan setiap adegan tadi menjadi beberapa gerak spesifik yang mudah ditafsirkan ke dalam gerak-gerak tari. 5. Rangkaikan setiap gerak spesifik tersebut menjadi rangkaian gerak tari. Jika diperlukan,sisipkanlah gerak-gerak murni sebagai penghias. 6. Tentukan musik iringan untuk tari yang telah kita ciptakan. 7. Buatlah desain lantai dan desain kelompok agar tari yang kita buat lebih memiliki kekuatan. Ketujuh langkah tersebut akan membimbing kita untuk menciptakan bentuk tari yang dapat kita kembangkan sendiri.

B. MELAKUKAN EKSPLORASI GERAK 1. Tema mencangkul sawah,terdiri atas gerakan-gerakan: a. berjalan sambil memikul cangkul b. memandang berkeliling kearah sawah c. mencangkul sawah d. menginjak-injak untuk meratakan tanah sawah. 2. Tema menanam padi terdiri atas gerakan-gerakan: a. berjalan sambil menggendong benih padi b. menanam benih padi. 3. Tema menyiangi sawah terdiri atas gerakan-gerakan: a. mencabuti rumput-rumput liar b. membuang rumput-rumput. 4. Tema menunggu padi menguning terdiri atas gerakan-gerakan: a. berkeliling sekitar sawah sambil memandang dengan gembira, b. mengusir burung-burung 5. Tema memanen padi terdiri atas gerakan-gerakan:3

a. b. c. d.

memandang mengagumi padi yang menguning memotong tangkai padi dengan ani-ani mengikat padi berjalan pulang sambil menggendong padi.

Kelima adegan diatas, jika dirangkaikan akan membentuk sebuah susunan cerita yang apabila dituangkan ke dalam bentuk tari akan menjadi tari tani. C. UNSUR-UNSUR TEMPO DAN DINAMIKA DALAM TARI Tempo dan dinamika merupakan unsure-unsur ekspresi yang mendukung keindahan karya pada saat ditampilkan.Tempo adalah cepat atau lambatnya gerakan dalam tari. Dinamika adalah perubahan-perubahan keras atau lunaknya suatu gerakan dalam tarian.Dinamika ini merupakan suatu kekuatan dalam yang menyebabkan gerak menjadi hidup dan menarik.Dengan kata lain,dinamika dalam sebuah tarian dapat diibaratkan sebagai jiwa emosional dari gerak. Dinamika dalam gerak dapat diwujudkan dengan berbagai teknik seperti berikut. 1. Pergantian level yang diatur sedemikian rupa dari tinggi, rendah, mengembang, mengkerut, dan sebagainya. 2. Pergantian tempo dari lambat ke cepat atau sebaliknya. 3. Pergantian tekanan gerak dari lemah ke kuat atau sebaliknya. 4. Pergantian cara menggerakkan badan atau anggota badan dengan gerak lembut mengalun dan terpatah-patah secara bergantian. 5. Gerak mata yang penuh kekuatan atau kelembutan. 6. Perubahan-perubahan ekspresi yang bergantian. Untuk memudahkan pengertian, tanda-tanda dinamika dan tempo dalam tari meminjam istilah serupa yang biasa digunakan dalam music.Contohnya: crescendo : tanda yang menunjukkan gerakan diperkeras atau diperkuat; decrescendo : tanda yang menunjukkan gerakan diperhalus atau diperlunak; accelerando : tempo gerakan tiba-tiba dipercepat; ritardando : tempo gerakan tiba-tiba diperlambat; staccato : teknik dinamika yang dicapai dengan gerakan terpatah-patah; legato : teknik dinamika yang dicapai dengan gerakan mengalun; piano : teknik dinamika yang dicapai dengan gerakan-gerakan mengalir; forte : dinamika yang dicapai dengan gerakan-gerakan bertekanan; vibrato/vibrasi : gerak-gerak bagian anggota tubuh yang ditampilkan dengan bergetar.

4

MANAJEMEN PRODUKSI TEATER

A. MANAJEMEN PRODUKSI TEATER Kegiatan teater adalah kegiatan kolektif. Kolektivitas ini bukan hanya melibatkan banyak orang di dalamnya, melainkan juga melihatkan berbagai disiplin ilmu dan pekerjaan yang satu sama lain saling terkait.Kolektivitas kegiatan teater akan sangat tampak manakala sebuah kelompok teater mulai mempersiapkan sebuah produksi teater. Dalam mempersiapkan sebuah produksi teater,sekurang-kurangnya ada tiga bagian penting yang akan bekerja secara berkesinambungan sesuai dengan bidangnya, yakni staf produksi, staf artistik Kelompok pertama adalah staf produksi yang diketuai oleh seorang Pimpinan Produksi dan dibantu oleh Sekretaris dan Bendahara produksi serta sejumlah seksi atau bidang kegiatan lain yang mendukungnya.Seluruh aktivitas pada staf produksi semata-mata dilakukan untuk mewujudkan keberhasilan pementasan melalui bidang manajemen. Kelompok kedua adalah staf panggung yang berkaitan dengan pengelolaan segi artistic pementasan.Pada kelompok ini terdapat para piata pentas,piata rias dan busana,piata lampu dan cahaya,piata music dan bunyi,serta kru pentas(stage crew) Kelompok ketiga adalah kelompok pemeranan yang terdiri atas sejumlah pemeran (pemain) sesuai dengan jumlah karakter yang terdapat dalam naskah lakon yang sedang digarap, seorang coordinator latihan,beberapa orang yang mengurus konsumsi pemain, dan beberapa orang seksi antar-jemput pemain. Ketiga kelompok tersebut bertanggung jawab langsung kepada sutradara.

B. PERAN MANAJEMEN PRODUKSI TEATER Tugas dan fungsi yang dipikul masing-masing komponen dalam sebuah sistem organisasi produksi teater adalah sebagai berikut: 1. Sutradara adalah figur sentral dan pemegang kekuasaan tertinggi dalam teater.Konsep-konsep dasar pementasan teater harus terlahir dari sutradara ini agar lebih dapat dipertanggungjawabkan. 2. Kelompok pemeran melakukan tugasnya sebagai pemain yang menafsirkan gagasan-gagasan teateran sutradara kedalam bentuk pemeranan.Kelompok pemeranan ini terdiri atas komponen-komponen sbb. a. Pemeran, adalah individu-individu yang bertugas menafsirkan lakon yang diberikan kepadanya sesuai dengan visi yang dikemukakan oleh sutradara. b. Keberadaan para pemeran ini kemudian didukung oleh seorang koordinator latihan yang mengatur,menentukan tempat dan jam latihan, serta memastikan jalannya latihan. c. Selain kedua komponen diatas, pada kelompok ini ditempatkan unit produksi yang melayani keberadaan para pemain.Biasanya komponen ini terdiri atas unit konsumsi yang melayani pengadaan konsumsi bagi para pemain, dan unit transportasi bagi seluruh pemain dan kru lainnya.

5

3. Staf produksi teater adalah sekelompok orang yang memegang tanggung jawab administratif pertunjukan teater.Komponen staf produksi teater ini terdiri atas bagian-bagian sbb: a. Pimpinan produksi yang bertanggung jawab merencanakan,mengelola, dan mengawasi komponen yang berada dibawahnya dalam hal penyelenggaraan administrasi produksi teater. b. Sekretaris produks memiliki tugas dan fungsi kesekretariatan,dalam hal pembuatan dan pencatatan surat-surat, penyusunan proposal(bersama pimpinan produksi dan komponen lainnya), serta tugas lainnya yang sesuai. c. Bendahara produksi bertugas mencatat pemasukan dan pengeluaran keuangan serta penyusunan laporan keuangan secara menyeluruh. d. Seksi pengadaan dana bertugas mencari dana dan sumber-sumber pendanaan bagi kepentingan pementasan. e. Seksi publikasi berkewajiban menginformasikan kegiatan pementasan kepada masyarakat luas melalui berbagai media yang memungkinkan. f. Seksi undangan dan karcis bertugas menentukan public mana yang akan menjadi sasaran pemasaran produksi teater. g. Seksi gedung bertugas menghubungi dan menentukan kepastian gedung pertunjukan bagi kepentingan pementasan. h. Seksi dokumentasi dan kearsipan bertugas mendokumentasikan seluruh kegiatan teater sejak masa latihan hingga akhir pementasan. 4. Staf panggung adalah sekelompok orang yang mewujudkan gagasan artistic pentas dalam rangka mendukung terlaksananya pementasan.Komponen ini telah bekerja sejak para pemeran mulai melakukan latihan pertama. Komponen ini terdiri atas para seniman berikut. a. Penata artistik atau penata pentas yang bertugas membuat desain penataan artistik pentas sesuai dengan gaya pementasan serta esensi lakon yang digarap.di samping itu, penata artistik juga mendaftarkan kebutuhan penataan pentas,melakukan percobaan-percobaan tata pentas, mendiskusikan konsepkonsep penataan artistik pentas dengan sutradara, serta mewujudkan penataan pentas yang telah disetujui oleh sutradara. b. Penata busana bertugas merancang pakaian-pakaian yang akan digunakan oleh seluruh pemeran pada saat pertunjukan sesuai dengan peran masingmasing. c. Penata rias bertugas mempersiapkan konsep-konsep rias sesuai karakter masing-masing peranan,menyediakan alat dan bahan rias, melakukan sejumlah percobaan rias, dan merias seluruh pemain yang tampil pada saat pementasan. d. Penata lampu merancang penataan lampu dan pencahayaan sesuai dengan perkembangan alur pertunjukan. e. Penata suara dan music merancang konsep penataan bunyi, suara, dan music yang mulai dilatihkan bersama-sama dengan para pemeran pada saat tertentu. C. SUTRADARA TEATER Sutradara adalah seorang seniman yang memiliki kewenangan yang hampir tidak terbatas dalam sebuah produksi teater. Sutradara adalah pimpinan tertinggi dalam sebuah produksi teater, sehingga seorang sutradara memiliki tugas dan fungsi sbb.

6

1. Memilih dan menentukan lakon yang akan dipentaskan 2. Menganalisa lakon untuk diberikan pengembangan sesuai dengan kondisi kelompok teater yang dipimpinnya. 3. Membuat catatan-catatan khusus mengenai kemungkinan penggarapan lakon. 4. Menentukan tata tertib latihan. 5. Memilih dan menentukan pemain yang akan mendukung pementasan. 6. Menentukan dan mengangkat orang-orang yang mengurus manajemen pertunjukan teater, manajemen produksi, dan awak panggung. 7. Menentukan konsep dan gaya pementasan sesuai dengan penafsirannya atas lakon yang dipilihnya. 8. Menyusun jadwal latihan bagi seluruh kegiatan persiapan teater yang dikomunikasikan kepada seluruh pemain dan para pekerja teater. 9. Mengkoordinasikan kegiatan manajemen produksi yang disusun dan dikelola oleh staf produksi. 10. Mendiskusikan penataan artistik pentas, penataan busana,tat arias, tata cahaya dan lampu, serta tata suara dan music bersama para penata artistik dan penata musik . 11. Merencanakan penggunaan dan pengadaan set-properti dan hand-properti 12. Melaksanakan latihan-latihan secara periodik, tetap, dan berkelanjutan. 13. Mengkonsultasikan perkembangan permainan pemeranan dengan para actor dan aktrisnya sesuai dengan kondisi yang berlangsung. 14. Mengkonsultasikan perubahan-perubahan, pengembangan, dan pengurangan bagian-bagian tertentu dengan penulis naskah lakon. 15. Menentukan tanggal pementasan. 16. Mendorong semua pemain dan pekerja teater lainnya untuk selalu bekerja dengan benar dan baik. 17. Mengawasi dan membantu kelancaran jalannya pementasan. 18. Mengevaluasi hasil pementasan. Pada dasarnya, tidak ada wilayah kerja dalam kegiatan teater yang tidak luput dari pengawasaan seorang sutradara. Selama kerja teater digunakan dan diarahkan untuk mendukung keberhasilan pementasan, maka disitulah sutradara melakukan pengawasan dan dorongan.

7

PENATAAN ARTISTIK TEATER

A. PENGERTIAN TATA ARTISTIK TEATER Tata artistik dalam teater meliputi penataan pentas,penataan rias dan busana, serta penataan lampu. Ke dalamnya juga direncanakan penataan musik dan suara.

B. RUANG LINGKUP TATA ARTISTIK TEATER Tata artistik teater memiliki pengertian yang sangat luas karena semua pekerjaan teater yang berkaitan dengan aspek kerupaan adalah wilayah kerja penataan artistik teater.Oleh sebab itu, untuk mempermudah penggarapan serta kejelasan wilayah kerja, penataan artistik teater meliputi pekerjaan penataan pentas, penataan busana, penataan rias, serta penataan lampu dan cahaya. 1. Penataan artistik pentas Tata pentas disebut juga dengan scenery atau pemandangan latar belakang (background) tempat memainkan lakon. Tata pentas dalam pengertian luas adalah suasana seputar gerak laku diatas pentas dan semua elemen-elemen visual atau yang terlihat oleh mata yang mengitari pemeran dalam pementasan. Tata pentas dalam pengertian teknik terbatas yaitu benda yang membentuk suatu latar belakang fisik dan member batas lingkungan gerak laku. Dengan mengacu pada defenisi diatas dapat ditarik suatu pengertian bahwa tata pentas adalah semua latar belakang dan benda-benda yang ada diatas pentas yang digunakan untuk menunjang pemeran memainkan lakon. Pentas menurut Pramana Padmodaryama ialah tempat pertunjukan kesenian yang menggunakan manusia (pemeran) sebagai media utama. Yang dimaksud dengan pertunjukan kesenian disini meliputi pertunjukn tari,teater tradisional, sandiwara atau drama nontradisi, sandiwara baru ataupun teater kontemporer.Webster mendefenisikan pentas sebagai suatu tempat yang tinggi dimana lakon-lakon drama dipentaskan atau suatu tempat di mana para aktor bermain. Sedang W.J.S. Purwadarminta dalam kamus umum bahasa Indonesia menerangkan pentas sebagai lantai yang agak ketinggian di rumah (untuk tempat tidur) ataupun di dapur (untuk memasak). Dengan demikian kalau disimpulkan pentas adalah suatu tempat di mana para penari atau pemeran menampilkan seni pertunjukan dihadapan penonton. Selain istilah pentas kita mengenal istilah panggung. Panggung menurut Purwdarminta ialah lantai yang bertiang atau rumah yang tinggi atau lantai yang berbeda ketinggiannya untuk bermain sandiwara, balkon atau podium.Dalam seni pertunjukan panggung dikenal dengan istilah stage yang melingkupi pengertian seluruh panggung. Dari pengertian diatas dapat dijelaskan, pentas merupakan bagian dari panggung yaitu suatu tempat yang ditinggikan yang berisi dekorasi dan penonton dapat jelas melihat.Untuk itu dalam merancang pentas harus memperhaatikan aspek-aspek tempat gerak laku, memperkuat gerak laku dan mendadani atau memperindah gerak laku. Dengan demikian, tugas seorang piata pentas hendaklah merencaanakan setnya sedemikian rupa sehingga setting yang dibuatnya: a. Dapat memberi ruang kepada gerak laku; b. Dapat memberi pernyataan suasana lakon;8

Dapat memberi pandangan yang menarik; Dapat dilihat dan dimengerti oleh penonton; Merupakan rancangan yang sederhana; Dapat bermanfaat terus menerus bagi pemeran atau pelaku; Dapat secara efisien dibuat,disusun,dan dibawa; dan Dapat membuat rancangan yang menunjukkan bahwa setiap elemen yang terdapat di dalam penampilan visual pentasnya memiliki hubungan satu sama lain. Oleh karena itu, secara singkat seorang perancang pentas yang membuat set memiliki tujuan yaitu: Lokatif yaitu penataan pentas itu harus dapat memberi tempat kepada gerak laku pemeran atau pelaku pertunjukan. Ekspresif yaitu penataan pentas harus dapat memperkuat gerak laku dengan memberi penjelasan, menggambarkan keadaan sekitar dan menciptakan suasana bagi gerak laku tersebut. Atraktif yaitu penataan pentas itu harus dapat memberi pandangan yang menarik bagi penonton. Jelas yaitu penataan pentas itu harus merupakan rancangan yang dapat dilihat dan dimengerti oleh penonton dari suatu jarak tertentu. Sederhana yaitu penataan pentas itu harus sederhana. Sederhana tidak berarti bahwa pentas hanya terdiri dari satu meja dan dua kursi, tetapi penataannya tidak ruwet dan penonton dapat melihat dan menarik maknanya tanpa memeras pikiran dan perasaan. Bermanfaat yaitu penataan pentas harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat bermanfaat bagi para pemeran dengan efektif dan seefisien mungkin. Praktis yaitu penataan pentas itu harus dapat secara efisien dibuat, disusun dan dibawa serta dapat memenuhi kebutuhan teknis pembuatan tata pentas. Organis yaitu pnataaan pentas itu harus dapat menunjukkan setiap elemen yang terdapat didalam penampilan visual penataannya dan memiliki hubungan satu sama lainnya. Banyak sekali terdapat konsep-konsep pentas teater yang dikenal pada masa sekarang ini.sejak bentuk teater nonprosenium sampai dengan teater prosenium. Teater prosenium adalah bentuk teater yang secara tegas memisahkan tempat antara pentas dan tempat penonton. Pentas tersebut dibatasi dengan tegas oleh semacam bingkai yang disebut prosenium, ditambah dengan bagian yang menonjol ke depan yang dinamakan dengan apron. Sedangkan pentas nonprosenium adalah bentuk pentas yang menghilangkan pembatas berupa bingkai tersebut.Bentuk teater ini sering dinamakan sebagai bentuk teater terbuka karena para penonton biasanya duduk berkeliling disekitar pentas. Teater proscenium dapat disusun secara segitiga, tapal kuda, arena huruf L, arena amphiteater,dsb.Beberapa bentuk pentas dan penataan pentas yang dapat dijadikan bahan pembelajaran.

c. d. e. f. g. h.

9

2. Penataan Busana Tata busana sangat berpengaruh terhadap penonton, karena sebelum seorang pemeran didengar dialognya terlebih dahulu diperhatikan penampilannya. Segala sandangan dan perlengkapannya (accessories) yang dikenakan di dalam pentas disebut dengan tata pakaian pentas. Bahkan ketika seorang pemeran atau penari dalam pentas mengenakan pakaiannya sendiri, maka pakaian itu beserta perlengkapannya menjadi kostum pentasnya. Busana pentas meliputi semua pakaian, sepatu,pakaian kepala, dan perlengkapannya, baik yang kelihatan maupun yang tidak terlihat oleh penonton. Secara garis besar kostum dapat dibedakan atau digolongkan menjadi lima kelompok yaitu: busana dasar, busana kaki, busana tubuh, busana kepala, dan perlengkapanperlengkapan atau accessories. a. Busana dasar yaitu bagian dari busana yang terlihat maupun yang tidak terlihat, gunanya untuk membuat indah pakaian yang terlihat. Busana ini juga membuat efek yang diperlukan dalam sebuah pertunjukan.busan ini bisa berbentuk korset,stagen,rok simpai atau busana untuk membuat perut gendut, pinggul yang besar atau untuk membuat pemeran tampak gemuk. b. Busana kaki yaitu busana yang digunakan untuk menghias kaki pemeran. Busana ini terdiri dari kaos kaki,sepatu (olah raga, periodisasi,klasik, modern, kesatuan atau seragam, dll), sandal (modern,tradisional,klasik,rakyat atau keraton) sepatu atau sandal dari suku atau Negara tertentu yang mempunyai ciri khas tersendiri. c. Busana tubuh atau body yaitu busana yang dipakai tubuh dan kelihatan oleh penonton.Busana ini meliputi blus, rok, kemeja, celana, jaket, rompi, jas, sarung, dll.10

Busana ini bisa pakaian tradisional dari suatu daerah,busana kenegaraan, busana modern, atau busana fantasi yang diciptakan untuk tujuan pementasan dengan lakon tertentu. d. Busana kepala yaitu pakaian yang dikenakan dikepala pemeran, termasuk juga penataan rambut.Corak pakaian kepala tentu saja tergantung dari corak busana yang akan dikenakan.Pakaian kepala dapat dimanfaatkan sebagai tanda atau pencitraan seorang pemain diatas pentas. e. Perlengkapan-perlengkapan/accessories yaitu pakaian yang melengkapi bagianbagian busana yang bukan pakaian dasar atau yang belum termasuk dalam busana dasar,busana tubuh, busana kaki, dan busana kepala. Pakaian ini ditambahkan demi efek dekoratif, demi karakter atau tujuan-tujuan lain. Misalnya kaos tangan, perhiasan, dompet, ikat pinggang, kipas, dsb. Selain accessories ada juga yang disebut dengan properties yaitu benda atau pakaian yang berguna untuk membantu acting permainan. Perbedaan antara accessories dan properties tidaklah begitu jelas, seringkali yang sedianya untuk properties tetapi kemudian berubah menjadi accessories begitu juga sebaliknya.Umpamanya, dompet yang dibawa oleh seorang pemeran hanya untuk melengkapi efek kostum adalah accessories, tetapi bila dompet tersebut digunakan untuk membantu acting maka dompet tersebut menjadi properties. Jadi suatu aksesoris yang dikenakan oleh pemeran apabila tidak digunakan untuk membantu acting permainan maka tetap disebut sebagai accessories tetapi kalau barang itu digunakan untuk membantu permainan maka disebut dengan properties. Begitu juga dengan busana kalau tidak digunakan untuk main maka disebut sebagai properties tetapi kalau digunakan pada waktu permainan maka disebut sebagai kostum. Dalam pementasan tidak perlu perlengkapan kostum yang mahal tetapi yang diperlukan adalah efek dari kostum tersebut pada pementasan. Secara umum, tata busana mempunyai tujuan-tujuan sebagai berikut. a. Membantu penonton agar mendapatkan suatu cirri atas pribadi peranan. b. Membantu memperlihatkan adanya hubungan peranan yang satu dengan peranan yang lain,misalnya sebuah seragam kesatuan. Agar busana pementasan mempunyai efek yang diinginkan, maka busana harus menunaikan beberapa fungsi tertentu. a. Membantu menghidupkan perwatakan pelaku, artinya sebelum dia berdialog, busana yang dikenakan sudah menunjukkan siapa dia sesungguhnya, umurnya, kebangsaannya, status sosialnya, kepribadiannya. b. Membantu menunjukkan individualisasi peranan, artinya warna dan gaya tata busana harus dapat membedakan peranan yang satu dengan peranaan yang lain. c. dapat melaksanakan laku atau acting perannya tanpa terganggu oleh busananya.

3. Penataan Rias Yang dimaksud dengan tata rias disini adalah tata rias pentas. Jadi segala kegiatan rias yang dilakukan harus ditujukan untuk membantu kesan artistic yang mendukung pemeran dalam sebuah pementasan lakon. Pada dasarnya, tata rias adalah bagaimana cara menggunakan bahan-bahan kosmetik untuk mewujudkan wajah atau gambaran peran yang akan dimainkan .11

Tugas tata rias yaitu membantu memberikan dandanan atau perubahan-perubahan pada para pemain sehingga terbentuk dunia pentas dengan suasana yang kena dan wajar. Tugas ini dapat merupakan fungsi pokok, dapat pula sebagai fungsi bantuan. Sebagai fungsi pokok, misalnya tata rias ini mengubah seorang gadis belia menjadi nenek tua atau seorang wanita memainkan peranan sebagai seorang laki-laki atau sebaliknya. Sebagai fungsi bantuan, misalnya seorang gadis muda harus memainkan peranan sebagai gadis muda, tetapi masih harus memerlukan sedikit riasan muka atau rambut dan hal-hal kecil lainnya. Tata rias pada dasarnya memiliki kegunaan-kegunaan sebagai berikut. a. Merias tubuh berarti mengubah hal yang alami menjadi hal yang berguna artinya dengan prinsip mendapatkan daya guna yang tepat. Bedanya dengan rias cantik adalah kalau rias cantik mengubah hal yang jelek menjadi cantik sedangkan rias untuk teater adalah mengubah hal yang alami menjadi hal yang dikehendaki. b. Mengatasi efek tata lampu yang kuat c. Membuat wajaah dan badan sesuai dengan peranan yang dimainkan atau dikehendaki. Beberapa factor yang perlu diperhatikan dalam penataan rias. a. Rata dan halusnya base. Base yaitu bahan yang berguna untuk melindungi kulit dan untuk memudahkan pelaksanaan dan penghapusan tata rias. b. Kesamaan foundation. Foundation yaitu bedak dasar yang memberikan dasar warna kulit sesuai dengan warna kulit peran. c. Penggunaan garis-garis yang layak. Garis-garis ini berguna untuk ,memperjelas anatomi muka, batas-batas bagian wajah ( alis,mata,keriput-keriput ). d. Harmoni antar sinar dan bayangan-bayangan. Highlight dan shadow memberi efek bahwa manusia itu tiga dimensional. Penataan rias untuk teater terdiri atas bermacam-macam. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut. a. Rias jenis yaitu rias yang dilakukan untuk mengubah jenis seorang pemeran,dari laki-laki menjadi wanita atau sebaliknya. b. Rias bangsa yaitu rias yang berfungsi untuk mengubah seorang pemeran yng harus memainkan peranan bangsa lain. Misalnya orang Indonesia memerankan tokoh berbangsa Afrika. Jadi harus tahu cirri-ciri stiap bangsa yang menjadi cirri khas. c. Rias usia yaitu rias yang berfungsi untuk merubah seorang menjadi pemeran menjadi orang lain yang usianya lebih tua dari usia pemeran yang asli. Dalam rias ini perlu mengetahui tentang anatomi manusia dan berbagai tingkat umur. Ketuaan pada wajah biasanya ditandai dengan kerut pada bibir, dahi, dan sudut mata. d. Rias tokoh yaitu rias yang berfungsi untuk mengubah seorang pemeran menjadi tokoh lain. Rias ini termasuk rias yang agak sulit karena adanya hubungan antara bentuk luar dan watak seseorang. e. Rias temporal yaitu rias yang berfungsi untuk membeda-bedakan waktu. Misalnya rias sehari-hari akan berbeda dengan rias mau ke pesta. f. Rias aksen yaitu rias yang berfungsi untuk mempertegas aksen seorang pemeran yang mendekati peran yang akan dimainkan. Misalnya pemuda Jawa akan memainkan peranan sebagai pemuda Jawa. g. Rias lokal yaitu rias yang ditentukan oleh tempatnya. Misalnya rias seorang petani di sawah akan berbeda dengan petani tapi sudah di rumah.12

4. Penataan Cahaya Dan Lampu Dalam pembicaraan tata lampu ini perlu dipahami tentang perbedaan antara dua istilah yang sering digunakan dalam konteks teater, yaitu menerangi dan menyinari. Menerangi berarti memberikan sinar terang ke tempat yang gelap atau kurang terang dengan tujuan menghilangkan wilayah (area) yang gelap pada pentas. Menyinari berarti pencahayaan pentas untuk menciptakan suasana adegan yang spesifik dan dramatis. Secara umum tata lampu atau tata cahaya berfungsi untuk membentuk situasi, menyinari gerak pemain, dan mempertajam ekspresi demi penciptaan karakter lakon dan pelaku. Lampu pentas yang digunakan untuk memproduksi sinar pentas seharusnya lampu yang menghasilkan sinar untuk mengubah peristiwa yang satu ke peristiwa lain.

C. PENATAAN MUSIK DAN SUARA UNTUK TEATER

1. Pengetahuan tata bunyiSeni teater dalam pementasannya mengandung dua unsure yaitu rupa dan suara. Unsur rupa pada pementasan termasuk tata pentas atau dekorasi,tata busana, tata rias , dan tata cahaya, sedangkan tata suara termasuk dialog yang diucapkan, musik dan efek bunyi. Tata suara (sebenarnya tata bunyi ) bisa diartikan sebagai cara untuk mengatur music, efek bunyi maupun berbagai bunyi-bunyian yang mendukung terciptanya suasana hingga muncul nuansa emosional yang tepat. Tata bunyi juga diharapkan membantu imajinasi penonton untuk lebih bisa membayangkan dan merasakan suasana kejadian dalam lakon.Hal yang perlu diperhatikan dalam tata bunyi yaitu dialog- efek bunyi- musik.

2. Efek bunyiEfek bunyi bisa dihasilkan dari alat musik, suara manusia atau benda-benda yang kita buat secara sederhana yang berfungsi untuk membantu penonton agar lebih dapat membayangkan apa yang terjadi dalam lakon. Cara sederhana membuat efek bunyi diantaranya sebagai berikut. a. Bunyi pintu, (bila pintu dibuka atau ditutup akan kedengaran bunyi gerendel dan benturan daun pintu) caranya kita buat pintu dalam kotak kecil yang dilengkapi dengan gerendel, jika ditempatkan di dekat mikropon maka bunyinya akan menyerupai bunyi yang sesungguhnya. b. Bunyi jam dengan menggunakan kotak logam dan pensil atau pulpen yang digerakkan ke kiri dan ke kanan. c. Bunyi halilintar dengan menjatuhkan seng atau memukulinya. d. Bunyi tembakan dengan memecahkan balon atau memukul benda keras. e. Bunyi kapal terbang dengan merekam pesawat di lapangan atau lipatan karton tipis yang disentuhkan pada baling-baling kipas listrik dan dikeraskan dengan mikropon. Dan masih banyak lagi asal kita mau melakukan percobaan.

3. MusikMusik dalam teater mempunyai kedudukan yang penting karena penonton akan mudah untuk membayangkan atau mempengaruhi imajinasinya. Musik yang baik dan13

tepat bisa membantu artis membawakan warna dan emosi peran dalam adegan. Musik juga dapat dipaki sebagai awal dan penutup adegan atau sebagai jembatan antara adegan yang satu dengan adegan yang lain.

4. MikrofonMikrofon adalah alat teknik yang berguna untuk memperbesar volume suara, bunyi, efek bunyi dan musik. Dalam teater mikrofon bisa sangat membantu tetapi juga sering membuat repot,karena masih banyak peristiwa kesalahan teknis tata letak mikrofon,kurang tahu cara mempergunakannya dan kurang tahu jenis dan fungsinya. Ini ada sebagian dari jenis mikrofon dan tata letaknya. a. Mikrofon omni atau nondirectional, dapat dipergunakan dari segala penjuru dan hasilnya sama. b. Mikrofon Bidirectional, baik digunakan dari arah depan dan belakang. c. Mikrofon Unidirectional, baik digunakan dari arah depan saja d. Mikrofon meja dan lantai, bentuknya kecil khususnya ditempatkan pada meja atau lantai. e. Mikrofon Lapel, dikaitkan pada baju atau dikalungkan di leher sehingga tidak mudah terlihat oleh penonton. f. Mikrofon Boom, dilengkapi dengan batang panjang sehingga bisa diatur mendekat atau menjauh dari actor.

14