Sengketa Jepang

3
Sengketa Jepang- Rusia tentang perebutan pulau Kuril VIVAnews - Jepang kembali bersitegang dengan negara lain perihal klaim suatu pulau. dengan China, kali ini Jepang protes ke Rusia terkait suatu pulau yang masih dipere negara. Jepang tidak terima setelah Presiden Rusia, Dmitry Medvedev, mampir sejenak itu, Senin 1 November 2010. Menurut kantor berita Associated Press (AP), Medvedev mengunjungi pulau "Kunashir." Jepang menyebut pulau yang terletak di sebelah utara Kepulauan Kuril itu sebagai "Kunashir Perdana Menteri (PM) Jepang, Naoto Kan, memprotes kunjungan Medvedev pernah mengubah posisi kami bahwa wilayah utara adalah bagian dari daerah kami dan sangat menyesalkan kunjungan tersebut,” ujar Ka n dalam sidang di parlemen hari ini seperti yang dikutip AP. Perairan sekitar pulau yang dipersengketakan itu diyakini memiliki banyak ikan dan minyak bumi dan gas yang belum digarap, termasuk cadangan emas dan perak. Pulau ter berada di bawah kendali Uni Soviet sejak berakhirnya Perang Dunia II, namun pengelo jadi terbengkalai sejak jatuhnya Soviet, yang kembali "mengerucut" jadi Rusia. Kunjungan Medvedev berlangsung di tengah-tengah perselisihan antara Jepang dan Chin menyangkut klaim atas pulau lain, yaitu Senkaku/Diaoyu di Laut China Timur. Pengamat dari Universitas Waseda di Tokyo, Takehiko Yamamoto, menilai kunjungan Medvedev itu untuk menunjukkan posisi Rusia kepada Jepang atas pulau tersebut. “Saya kira hal ini akan membua t perundingan semakin sulit. Seperti menaburkan garam di ata luka,” ujar Yamamoto. (hs) ==================================================================================== REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO - Menteri Luar Negeri Jepang dan Rusia bersepakat memperkuat kerjasama ekonomi dan keamanan kedua negara. Kendati demikian, kedua negara gagal menyelesaikan sengketa teritorial atas pulau-pulau yang terdapat di Timur Laut Jepa Menteri Luar Negeri Jepang, Koichiri Gemba maupun Menteri Kuar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan kedua negara memerlukan ketenangan dalam menyelesaikan sengketa teritorial tersebut. Sengketa pulau bernama Kuril di bagian selatan Rusia dan bagian utara Jepang ini te persoalan sejak kedua negara menyepakati perdamaian pada Perang Dunia II. Wilayah s

Transcript of Sengketa Jepang

Sengketa Jepang- Rusia tentang perebutan pulau KurilVIVAnews - Jepang kembali bersitegang dengan negara lain perihal klaim suatu pulau. Setelah dengan China, kali ini Jepang protes ke Rusia terkait suatu pulau yang masih diperebutkan kedua negara. Jepang tidak terima setelah Presiden Rusia, Dmitry Medvedev, mampir sejenak ke pulau itu, Senin 1 November 2010. Menurut kantor berita Associated Press (AP), Medvedev mengunjungi pulau "Kunashir." Jepang menyebut pulau yang terletak di sebelah utara Kepulauan Kuril itu sebagai "Kunashiri." Perdana Menteri (PM) Jepang, Naoto Kan, memprotes kunjungan Medvedev itu. Kami tidak pernah mengubah posisi kami bahwa wilayah utara adalah bagian dari daerah kami dan kami sangat menyesalkan kunjungan tersebut, ujar Kan dalam sidang di parlemen hari ini seperti yang dikutip AP. Perairan sekitar pulau yang dipersengketakan itu diyakini memiliki banyak ikan dan persediaan minyak bumi dan gas yang belum digarap, termasuk cadangan emas dan perak. Pulau tersebut berada di bawah kendali Uni Soviet sejak berakhirnya Perang Dunia II, namun pengelolaannya jadi terbengkalai sejak jatuhnya Soviet, yang kembali "mengerucut" jadi Rusia. Kunjungan Medvedev berlangsung di tengah-tengah perselisihan antara Jepang dan China menyangkut klaim atas pulau lain, yaitu Senkaku/Diaoyu di Laut China Timur. Pengamat dari Universitas Waseda di Tokyo, Takehiko Yamamoto, menilai kunjungan Medvedev itu untuk menunjukkan posisi Rusia kepada Jepang atas pulau tersebut. Saya kira hal ini akan membuat perundingan semakin sulit. Seperti menaburkan garam di atas luka, ujar Yamamoto. (hs)====================================================================================

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO - Menteri Luar Negeri Jepang dan Rusia bersepakat memperkuat kerjasama ekonomi dan keamanan kedua negara. Kendati demikian, kedua negara gagal menyelesaikan sengketa teritorial atas pulau-pulau yang terdapat di Timur Laut Jepang. Baik Menteri Luar Negeri Jepang, Koichiri Gemba maupun Menteri Kuar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan kedua negara memerlukan ketenangan dalam menyelesaikan sengketa teritorial tersebut. Sengketa pulau bernama Kuril di bagian selatan Rusia dan bagian utara Jepang ini telah menjadi persoalan sejak kedua negara menyepakati perdamaian pada Perang Dunia II. Wilayah sengketa

kedua negara diyakini memiliki kekayaan minyak, gas alam, cadangan mineral, keragaman ikan yang berlimpah. "Posisi kami dalam masalah ini berbeda. Kami berharap menyelesaikan melalui dialog," kata Gemba, Sabtu (28/1) di Tokyo, seperti dilansir dari Associated Press. Sementara itu Lavrov mengatakan, Rusia baru akan kembali membicarakan sengketa teritorial ini setelah mereka memiliki Presiden baru pada 4 Maret 2012.================================================================================

Persengketaan Kepulauan Kuril (bahasa Rusia: ) atau Persengkataan Teritorial Utara ( Hopp Rydo Mondai?) adalah persengketaan antara Jepang dan Rusia atas kedaulatan Kepulauan Kuril Selatan. Uni Soviet menduduki pulau-pulau yang disengketakan dalam Operasi Ofensif Strategis Manchuria pada akhir Perang Dunia II. Pulau-pulau yang disengketakan sekarang berada di bawah administrasi Rusia sebagai Distrik Kuril Selatan, Oblast Sakhalin ( , Sakhalinskaya oblast), namun diklaim Jepang sebagai teritorial Jepang yang disebut Teritorial Utara ( Hopp Rydo?) atau Chishima Selatan ( Minami Chishima?) di bawah administrasi Subprefektur Nemuro, Prefektur Hokkaido. Perjanjian San Francisco tahun 1951 antara Kekuatan Sekutu[1] dan Jepang menyatakan bahwa Jepang harus menghentikan semua klaim terhadap Kepulauan Kuril,[2] namun perjanjian tersebut juga tidak mengakui kedaulatan Uni Soviet atas Kepulauan Kuril.[3] Russia bertahan pada sikapnya, bahwa kedaulatan Uni Soviet atas kepulauan-kepulauan tersebut diakui dengan adanya perjanjian-perjanjian pada akhir Perang Dunia II[4][5] namun klaim Rusia ditolak Jepang. Pulaupulau yang dipersengketakan adalah:====================================================================================

Latar belakang

Penduduk Jepang di Pulau Etorofu (sekarang disebut Iturup) sedang berpiknik di tepi sungai pada tahun 1933. Perjanjian Shimoda 1855 adalah perjanjian resmi pertama Rusia-Jepang mengenai status Sakhalin dan Kepulauan Kuril. Pasal 2 Perjanjian Shimoda yang menjelaskan perjanjian

mengenai perbatasan, mencantumkan "Mulai sekarang, perbatasan kedua negara ditetapkan terletak antara Pulau Etorofu dan Pulau Uruppu. Seluruh Pulau Etorofu merupakan milik Jepang; dan Kepulauan Kuril, yang berada di utara dan termasuk di dalamnya Pulau Uruppu merupakan milik Russia." Pulau-pulau seperti Kunashiri, Shikotan, dan Kepulauan Habomai yang berada di selatan Etorofu tidak secara eksplisit disebutkan dalam perjanjian, dan dimengerti pada waktu itu sebagai wilayah teritorial Jepang yang tidak dalam sengketa. Perjanjian Shimoda juga mencantumkan Pulau Sakhalin/Karafuto tidak untuk dibagi dua melainkan berada di bawah pengawasan bersama Rusia-Jepang. Pada perjanjian Rusia-Jepang yang berikutnya yakni Perjanjian Saint Petersburg 1875, Jepang setuju untuk menghentikan semua tuntutan atas Sakhalin, dengan imbalan Rusia memberikan semua hak atas Kepulauan Kuril kepada Jepang. Perang Rusia-Jepang 1904-1905 merupakan kekalahan militer bagi Rusia. Perjanjian Portsmouth 1905 yang mengakhiri Perang Rusia-Jepang memberikan setengah Pulau Sakhalin kepada Jepang. Walaupun Jepang menduduki wilayah teritorial Timur Jauh Rusia dalam Perang Saudara Rusia yang terjadi setelah Revolusi Oktober, Jepang tidak secara formal menganeksasi wilayahwilayah teritorial Rusia, dan Jepang menarik mundur pasukannya pada pertengahan 1920-an. Selanjutnya praktis tidak ada lagi permusuhan antara Uni Soviet dan Jepang antara Pertempuran Khalkhin Gol yang mengakhiri Perang Perbatasan Soviet Jepang 1939 dan Operasi Ofensif Strategis Manchuria pada 8 Agustus 1945. Setelah merebut Kepulauan Kuril dalam Invasi Kepulauan Kuril yang terjadi antara 18 Agustus 1945 dan 3 September 1945, dua tahun kemudian, Uni Soviet mengusir penduduk Jepang yang bermukim di Kepulauan Kuril.