SENGKETA JASA KONSTRUKSI SEBAGAI AKIBAT …mmt.its.ac.id/download/SEMNAS/SEMNAS VII/MP/7. Prosiding...

6

Click here to load reader

Transcript of SENGKETA JASA KONSTRUKSI SEBAGAI AKIBAT …mmt.its.ac.id/download/SEMNAS/SEMNAS VII/MP/7. Prosiding...

Page 1: SENGKETA JASA KONSTRUKSI SEBAGAI AKIBAT …mmt.its.ac.id/download/SEMNAS/SEMNAS VII/MP/7. Prosiding Bamban… · Untuk dapat melaksanakan pekerjaan konstruksi sebagaimana tersebut

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VIIProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Pebruari 2008

SENGKETA JASA KONSTRUKSI SEBAGAI AKIBAT TERBITNYABESCHIKKING DAN PELAKSANAAN KORTVERBAN CONTRACT

TINJAUAN ASPEK HUKUM MANAJEMEN PROYEK

Bambang PoerdyatmonoDosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Universitas Madura – PamekasanEmail : [email protected]

ABSTRAK

Dalam bidang jasa konstruksi, pengelolaan sebuah proyek biasanya melalui duatahapan utama, yaitu tahapan administratif dan tahapan pelaksanaan di lapangan.Tahapan pertama merupakan tahapan pengelolaan administratif proyek hinggaditerbitkannya suatu surat keputusan untuk melaksanakan suatu kegiatan proyek.Sedangkan tahapan kedua adalah terbitnya kontrak kerja sebagai dasar untukmelaksanakan pekerjaan fisik di lapangan.

Kedua tahapan tersebut bila diamati dapat menimbulkan sengketa, baik secarasendiri-sendiri maupun bersamaan yang pada akhirnya dapat menimbulkanpermasalahan hukum, misalnya penyalahgunaan keadaan (misbruik vanomstandigheden), runtuhnya bangunan, kualitas bangunan yang buruk, dan sebagainya.

Melalui pendalaman literatur dan pengalaman di lapangan, kedua jenis sengketatersebut dapat diatasi dengan beberapa cara. Pertama, penyelesaian administratif harusdilakukan pemahaman terlebih dahulu bahwa kewenangan pembuat keputusan (dalamhal ini Pimpinan Daerah atau Pemimpin Proyek/Bagian Proyek) adalah pejabat yangmenjalankan tugas sesuai undang-undang, yaitu sebagai penerima atribusian dandelegasi dari Pemerintah Pusat. Kedua, pelaksanaan sebagai akibat pelaksanaankoortverban contract dapat dilakukan dengan cara-cara teknis atau administrasi teknis.

Kesimpulan yang ingin didapatkan adalah bahwa harus adanya pemahamanyang utuh terhadap pengelolaan sebuah proyek, sejak awal hingga selesainyapenyerahan kedua, baik berupa tahapan-tahapan administratif maupun teknis dilapangan sebagaimana diamanatkan Undang-undang Nomor 18 Tahun 1999 tentangJasa Konstruksi jo PP No. 28 Tahun 2000 jo PP No. 29 Tahun 2000 jo PP No. 30 Tahun2000, serta Peraturan Perundang-undangan lain yang berlaku.

Kata kunci: jasa konstruksi, beschikking, kortverban contract.

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Dalam melaksanakan pekerjaan profesinya, seorang sarjana teknik atau orangyang sehari-harinya bergelut dalam bidang jasa konstruksi, telah memiliki aturan,standar, pola, dan strategi operasional di lapangan. Dengan demikian mereka telahmemiliki cukup bekal di bidang teknik untuk melaksanakan pekerjaan profesinya.Namun, dalam kenyataannya, semua pekerjaan termasuk pekerjaan jasa konstruksi ituakan terkait langsung atau tidak langsung dengan peraturan perundang-undangan yangada di negara Republik Indonesia. Ini berkaitan langsung dengan sanksi yang diberikan,baik perdata maupun pidana.

Page 2: SENGKETA JASA KONSTRUKSI SEBAGAI AKIBAT …mmt.its.ac.id/download/SEMNAS/SEMNAS VII/MP/7. Prosiding Bamban… · Untuk dapat melaksanakan pekerjaan konstruksi sebagaimana tersebut

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VIIProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Pebruari 2008

ISBN : 978-979-99735-4-2B-7-2

Tujuan Penulisan

Berlatarbelakang hal tersebut, tujuan petulisan ini selain untuk mengingatkanhal-hal yang berkaitan langsung atau tidak langsung (hukum) juga agar pelaku-pelakujasa konstruksi cukup memahami dan berhati-hati dalam menjalankan profesinya.

Batasan Masalah

Penulisan ini hanya dibatasi pada pekerjaan profesi jasa konstruksi dalam negeriRepublik Indonesia.

TINJAUAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN

Jasa Konstruksi

Segala sesuatu yang berkaitan dengan jasa konstruksi telah diatur dalam UUNomor 18 Tahun 1999 beserta PP Nomor 28, 29, dan 30 Tahun 2000 serta peraturanperundang-undangan lain yang terkait. Sebagaimana diketahui bahwa UU Nomor 18Tahun 1999 ini menganut asas : kejujuran dan keadilan, asas manfaat, asas keserasian,asas keseimbangan, asas keterbukaan, asas kemitraan, keamanan dan keselamatan demikepentingan masyarakat, bangsa dan negara (Pasal 2 UU Nomor 18 Tahun 1999).Selanjutnya pengaturan jasa konstruksi bertujuan untuk: (1) Memberikan arahpertumbuhan dan perkembangan jasa konstruksi untuk mewujudkan struktur usaha yangkokoh, andal, berdaya saing tinggi, dan hasil pekerjaan konstruksi yang berkualitas. (2)Mewujudkan tertib penyelenggaraan pekerjaan konstruksi yang menjamin kesetaraankedudukan antara pengguna jasa dan penyedia jasa dalam hak dan kewajiban, sertameningkatkan kepatuhan pada ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.(3) Mewujudkan peningkatan peran masyarakat di bidang jasa konstruksi.

Bagi profesional teknik, yang perlu mendapatkan perhatian adalah bagian-bagian yang terkait dengan pekerjaan profesinya, antara lain dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Perbandingan UU No. 18 Tahun 1999 dengan PP No.28 Tahun 2000 TentangUsaha Perencanaan Konstruksi

No UU No. 18 Tahun 1999 Pasal 4ayat (1) dan ayat (2) No PP No. 28 Tahun 2000 Pasal 5

1. Usaha perencanan konstruksi yaitumemberikan layanan jasaperencanaan dalam pekerjaankonstruksi yang meliputi rangkaiankegiatan atau bagian-bagian darikegiatan mulai dari studipengembangan sampai denganpenyusunan dokumen kontrak kerjakonstruksi

1. Layanan jasa perencanaankonstruksi meliputi : survey,perencanaan umum, studi makrodan mikro, studi kelayakanproyek, industri dan produksi,perencanaan teknik, operasi danpemeliharaan, serta penelitian.

2. Usaha pelaksanaan konstruksi yaitumemberikan jasa layananpelaksanaan dalam pekerjaankonstruksi yang meliputi rangkaiankegiatan atau bagian-bagian darikegiatan mulai dari penyiapanlapangan sampai denganpenyerahan akhir hasil pekerjaankonstruksi.

2. Secara spesifik tidak menyebutkanlayanan jasa apa saja yangdilakukan pada jasa pelaksanaankonstruksi

Page 3: SENGKETA JASA KONSTRUKSI SEBAGAI AKIBAT …mmt.its.ac.id/download/SEMNAS/SEMNAS VII/MP/7. Prosiding Bamban… · Untuk dapat melaksanakan pekerjaan konstruksi sebagaimana tersebut

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VIIProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Pebruari 2008

ISBN : 978-979-99735-4-2B-7-3

Walaupun di dalam Pasal 5 PP No. 28 Tahun 2000 tidak secara spesifikmenyebutkan layanan jasa pelaksanaan konstruksi, akan tetapi dalam Pasal 3 PP inidisebutkan bahwa :

“ Lingkup jasa perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan secara strategisdapat terdiri dari jasa : rancang bangun, perencanaan, pengadaan, dan pelaksanaanterima jadi, penyelenggaraan pekerjaan terima jadi”

Disamping usaha perencanaan sebagaimana Tabel 1 di atas, dalam UU No. 18Tahun 1999 terdapat juga usaha pengawasan jasa konstruksi yang memberikan jasalayanan jasa pengawasan konstruksi, baik keseluruhan maupun sebagian pekerjaanpelaksanaan konstruksi mulai dari penyiapan lapangan sampai dengan penyerahan akhirhasil pekerjaan konstruksi. Sedangkan dalam PP No. 28 Tahun 2000, jasa layananpengawasan pelaksanaan konstruksi meliputi pengawasan pelaksanaan pekerjaankonstruksi, pelaksanaan keyakinan mutu dan ketepatan waktu dan proses perusahaandari hasil pekerjaan konstruksi.

Bidang usaha jasa konstruksi, sebagaimana yang diatur dalam Pasal 6 UUnoomor 18 Tahun 1999, adalah bidang-bidang : arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal,tata lingkungan, masing-masing beserta kelengkapannya.

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan konstruksi sebagaimana tersebut di atas,khususnya untuk profesional yang bekerja di bidangnya, wajib memiliki sertifikasikeahlian bagi perencana dan pengawas konstruksi (Pasal 9 ayat 1), dan bagi pelaksanakonstruksi wajib memiliki sertifikasi ketrampilan kerja dan sertifikasi keahlian kerja(Pasal 9 ayat2), termasuk bagi perorangan yang dipekerjakan (Pasal 9 ayat 3 dan 4).

Selanjutnya dalam PP Nomor 28 Tahun 2000, secara detail bidang-bidang usahasebagaimana yang dimaksud dalam UU Nomor 18 Tahun 1999, adalah sebagai berikut :(1) bidang pekerjaan arsitektural yang meneliti arsitektural bangunan berteknologisederhana, menengah dan tinggi; arsitektur ruang dalam (interior), arsitektur lansekap,termasuk perawatannya. (2) bidang pekerjaan sipil meliputi jalan dan jembatan, jalankereta api, landasan, terowongan, jalan bawah tanah, saluran drainase dan pengendalianbanjir, pelabuhan, bendungan, bangunan dan jaringan pengairan atau prasarana sumberdaya air, struktur bangunan gedung, geoteknik, struktur bangunan tambang dan pabriktermasuk perawatannya, dan pekerjaan penghancuran bangunan (demolition).(3) bidangpekerjaan mekanikal yang meliputi instalasi tata udara (air conditioning), instalasiminyak/gas/geotermal, instalasi industri, isolasi termal dan suara, konstruksi lift daneskalator, perpipaan termasuk perawatannya. (4) bidang pekerjaan elektrikal yangmeliputi instalasi pembangkit, jaringan transmisi dan distribusi, instalasi listrik, sinyaldan telekomunikasi kereta api, bangunan pemancar radio, telekomunikasi dan saranabantu navigasi udara dan laut, jaringan telekomunikasi, sentral komunikasi,instrumentasi, penangkal petir termasuk perawatannya. (5) bidang pekerjaan tatalingkungan yang meliputi perkotaan/planologi, analisis dampak lingkungan, tatalingkungan lainnya, pengembangan wilayah, bangunan pengolahan air bersih danpengolahan limbah termasuk perawatannya.

Pembagian bidang pekerjaan menjadi sub-sub bidang pekerjaan dan bagian darisub-sub bidang pekerjaan tersebut menjadi kewenangan embaga (Pasal 33 UU Nomor18 Tahun 1999) Adapun jenis, tugas dan penjelasan lembaga dalam PP Nomor 28Tahun 2000 meliputi 3 (tiga) komponen : (1) jenis lembaga jasa konstruksi (Pasal 33UU No. 18/1999) meliputi Asosiasi Perusahaan Jasa Konstruksi. (2) Asosiasi ProfesiJasa Konstruksi. (3) Pakar dan Perguruan Tinggi yang berkaitan dengan Bidang JasaKonstruksi. (4) Instansi pemerintah yang terkait.

Page 4: SENGKETA JASA KONSTRUKSI SEBAGAI AKIBAT …mmt.its.ac.id/download/SEMNAS/SEMNAS VII/MP/7. Prosiding Bamban… · Untuk dapat melaksanakan pekerjaan konstruksi sebagaimana tersebut

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VIIProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Pebruari 2008

ISBN : 978-979-99735-4-2B-7-4

Berkaitan dengan tanggung jawab profesi bagi profesional yang bekerja dibidang jasa konstruksi, maka lebih ditekankan pada pertanggungjawaban penyedia jasaterhadap hasil pekerjaannya, yang dilandasi prinsip-prinsip keahlian sesuai dengankaidah keilmuan, kepatutan, dan kejujuran intelektual dalam menjalankan profesinyadengan tetap mengutamakan kepentingan umum. Selai itu tanggung jawab profesionallebih ditekankan pada persyaratan sertifikai tenaga ahli, baik kecakapan, keahlianmaupun ketrampilan profesional. Pertanggungjawaban dari pihak pengguna jasa antaralain berupa pembayaran biaya pekerjaan sesuai dengan isi kontrak dan laporan hasilpekerjaan dari penyedia jasa.

Beschikking

Dari perkembangan ilmu hukum, maka istilah Hukum Administrasi Negara(HAN) memiliki arti luas, juga membuka peluang pengembangan cabang ilmu hukumyang lebih sesuai dengan perkembangan negera dan pemerintah RI. HAN pada dasarnyamengatur merupakan cabang hukum publik yang mengatur hubungan-hubungan hukumdiantara organ-organ.lembaga-lembaga negara (khususnya pemerintah/administrasi)yang memegang otoritas atau jabatan publik. Oleh karenanya HAN lebih tepatdipandang sebagai hukum yang mengatur aktivitas dari badan-badan yang berwenangmenjalankan kekuasaan publik (public power) atau menjalankan fungsi-fungsi publik(public function). Hukum Administrasi dalam konsep hukum negara RI menekankanpada bagian tertentu dari sistem negara, yakni administrasi publik, dan pada bagiantertentu dai aktivitas negara, yakni tindakan administrasi (administrasi action).Administrasi Publik dipahami sebagai organ dan fungsi-fungsi eksekutif (pemerintahan)yang terkait dengan nsur penerapan hukum dan kebijakan pemerintahan sehari-hari.Sedangkan tindakan administrasi adalah perbuatan administrasi publik (lazim disebuttindakan pemeintahan), yaitu perbuatan hukum yang dilakukan olehpejabat/pemerintahan. Dengan demikian menurut beberapa ahli hukum, secarasosiologis, bukan hukumnya yang dipersoalkan akan tetapi administrasinya. Hukummerupakan alat untuk melaksanakan administrasinya. Administrasi merupakankeseluruhan aktivitas-aktivitas pejabat-pejabat negara untuk mencapai tujuan negerauntuk kepentingan umum dari tataran pusat hingga tataran daerah provinsi maupunkabupaten/kota.

Untuk penyelenggaraan pemerintahan di daerah, maka telah diatur melalui UUNomor 32 Tahun 2004 Pasal 19,20,21,22,dan 23 serta pereturan perundang-undanganlain yang berlaku, yang merupakan dasar, landasan, dan sumber hukum pemerintahdaerah dalam membuat peraturan perundang-undangan yang ita kenal dengan PeraturanDaerah (Perda). Untuk melaksanakan Peraturan Daerah atas kuasa peraturan perundang-undangan, kepala daerah menetapkan peraturan kepala daerah dan atau keputusankepala daerah, yang disebut sebagai beschikking yang dilarang bertentangan dengankepentingan umum., peraturan daerah itu sendiri, dan peaturan perundang-undanganyang ebih tinggi, sebagaimana yang diamanatkan UU Nomor 32 Tahun 2004 itu sendiri.Dari penjelasaan ini terlihat bahwa terdapat pemberian kewenangan berdasarkanundang-undang (atribusian) dan atau pelimpahan kewenangan (delegasi) daripemerintah pusat kepada kepala daerah. Untuk jasa konstruksi ini contoh yang lebihjelas adalah pemberian kewenangan atribusian dan kewenangan delegasi dari PresidenRI kepada kepala daerah untuk menerbitkan beschikking (keputusan) kepada daerahtentang penyelenggaraan proyek pemerintah (Keppres Nomor 80 Tahun 2003).Keputusan kepala daerah ini sering disebut sebagai bentuk perundang-undangan yang

Page 5: SENGKETA JASA KONSTRUKSI SEBAGAI AKIBAT …mmt.its.ac.id/download/SEMNAS/SEMNAS VII/MP/7. Prosiding Bamban… · Untuk dapat melaksanakan pekerjaan konstruksi sebagaimana tersebut

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VIIProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Pebruari 2008

ISBN : 978-979-99735-4-2B-7-5

merupakan peraturan pelaksanaan dari Peraturan Daerah pada tingkat LocalVerordening/Waterchaps Verordening/Verordening Hoofd Gewest Bestuur, selaindibentuk karena undang-undang juga bertujuan untuk mengatur urusan-urusanb dalamrangka tugas pembantuan (medebewind) atau tugas-tugas lain sesuai aturan yangberlaku. Selain itu beschikking merupakan perbuatan hukum publik bersegi satu(eenzijdige publiekrechtelijke handeling).

Kortverban Contract

Perbuatan hukum yang lain yang berkaitan dengan perbuatan administrasi(negara) adalah perbuatan hukum publik bersegi dua (tweezijdige publiek rechtelijkehandeling) yaitu perbuatan hukum publik antara aparat pemerintah dengan aparatpemerintah lainnya, dan atau antara aparat pemerintah dengan pihak ketiga (swasta).Untuk perbuatan hukum bersegi dua ini dibenarkan oleh Van Der Pot dan A.M. Donner,dua ahli hukum Belanda. Contoh perbuatan hukum yang berkaitan dengan jasakonstruksi adalah Perjanjian Kerja/Kontrak Kerja (Kortverband Contract) yangberjangka pendek sekitar antara 2-6 bulan sebagaimana time schedule suatu proyekpembangunan.

Sengketa Akibat terbitnya Beschikking dan Kortverban Contract.

Sengketa jasa konstruksi menurut penulis dapat dibagi menjadi 2 (dua) bagian :(1) sengketa akibat keluarnya/terbitnya beschikking, dan (2) sengketa akibatpelaksanaan koortverban contract. Sengketa pertama merupakan perbuatan hukumpublik yang dapat berdampak luas dalam masyarakat. Oleh karena itu upayapenyelesaian hukumnya harus melalui Peradilan Tata Usaha Negara (PTUN) dengan 2(dua) cara : upaya administrasi dan upaya peradilan. Kedua upaya tersebut salingberkaitan, sebab upaya peradilan baru dapat dilakukan apabila upaya administrasimenemui jalan buntu. Selain itu ada upaya lain yaitu berupa Gugatan Kelompok (classaction). Untuk upaya terakhir ini penulis tidak membahasnya.

Sengketa kedua yang diakibatkan karena pelaksanaan kortverban contractadalah sebagai berikut : (1) sengketa pada precontractual yaitu terjadinya proses tawar-menawar sehingga terjadinya kesepakatan (toestemming) yang melahirkan hak dankewajiban bagi para pihak. Sengketa akan terjadi apabila salah satu pihak melakukanwasprestasi (ingkar janji). Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata) Pasal 1320 menyatakan bahwa apabila persyaratan objektif, yaitu tentang objekdan causa yang manakala tidak dipenuhi, maka perjanjian dapat batal demi hukum(nietig). Yang tidak mempunyai kekuatan hukum dan dianggap tidak pernah ada. (2)sengketa kontraktual, yaitu sengketa yang terjadi karena adanya perbedaan antara yangada dalam kontrak kerja dengan kenyataan yang terjadi di lapangan (masa pekerjaankonstruksi sedang berlangsung), (3) sengketa pascakontraktual, yaitu sengketa yangterjadi pada masa setelah penyerahan pekerjaan pada masa operasional bangunansetelah kurun waktu 10 (sepuluh) tahun.

KESIMPULAN

Secara garis besar prosedur pengelolaan sebuah proyek pembangunan padadasarnya sudah meemenuhi kualifikasi dan persyaratan tertentu. Namun demikiansering terjadinya sengketa sebagai akibat tidak dipatuhinya peraturan perundang-undangan khususnya yang berlaku dan berkaitan dengan jasa konstruksi.

Selain itu pada saat terbitnya beschikking, juga sering menimbulkan sengketa

Page 6: SENGKETA JASA KONSTRUKSI SEBAGAI AKIBAT …mmt.its.ac.id/download/SEMNAS/SEMNAS VII/MP/7. Prosiding Bamban… · Untuk dapat melaksanakan pekerjaan konstruksi sebagaimana tersebut

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VIIProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Pebruari 2008

ISBN : 978-979-99735-4-2B-7-6

terkait dengan siapa yang ditunjuk atau menang tender untuk melaksanakan suatupekerjaan jasa konstruksi, baik konsultan atau kontraktor (penyedia jasa) danpengelola/pemilik proyek (pengguna jasa).

Pada saat terjadinya kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak kerja, seringterjadi wanprestasi terutama yang berkaitan dengan time schedule pelaksaan pekerjaankonstruksi. Akibatnya terjadi perubahan-perubahan di lapangan yang berakibat padapeningkatan biaya, kualitas kerja maupun bangunan dan sebagainya. Akibat lain adalahperubahan kontrak kerja dan atau diberlakukannya addendum kontrak untuk pekerjaan-pekerjaan sederhana.

DAFTAR PUSTAKA

Undang-undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintah Daerah

Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2000 tentang Usaha dan Peran Masyarakat JasaKonstruksi

Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Pembinaan JasaKonstruksi

Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan PengadaanBarang / Jasa Pemerintah

Himawan Estu Bagijo (2000), Konsep “Besluit” dan Kemungkinan Penerpannyaterhadap Keputusan Pemerintah di Indonesia, Pusparagam Informasi danProblematika Hukum, Penerbit Karya Aditama, Surabaya.

Poedyatmono, B (2005), Asas Kebebasan Berkontrak (Contractvrijheid Beginselen) danPenyalahgunaan Keadaan (Misbruik van Omstandigheden) pada Kontrak JasaKonstruksi, Jurnal Teknik Sipil, Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik,Universitas Atmajaya Jogjakarta, Volume 6 No. 1, h. 44-68

Poerdyatmono, B (2003), Sengketa Kontrak Kerja Konsultan Pengawas Konstruksi,Skripsi S-1, Fakultas Hukum, Universitas Sunan Giri, Surabaya (tidakdipublikasikan)

Philipus M. Hadjon, dkk (1999), Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, CetakanKeenam, Penerbit Gadjah Nada University Press, Jogjakarta.