Abstrak Semnas Waste Management II

download Abstrak Semnas Waste Management II

of 68

description

abstrak pada seminar nasional waste management

Transcript of Abstrak Semnas Waste Management II

  • Buku Agenda dan Abstrak

    Seminar Nasional Waste Management II

    Tren Terkini dalam Pengelolaan Sampah Kota dan Limbah B3

    Laboratorium Teknologi dan Pengelolaan Limbah Padat dan B3

    Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

  • Buku Agenda dan Abstrak SEMINAR NASIONAL WASTE MANAGEMENT II Laboratorium Teknologi dan Pengelolaan Limbah Padat dan B3 Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

    Tren Terkini dalam Pengelolaan Sampah dan Limbah B3

    Hak Cipta 2014 by Laboratorium Teknologi dan Pengelolaan Limbah Padat dan B3, Jurusan Teknik Lingkungan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Indonesia.

    Dipublikasikan dan didistribusikan oleh Laboratorium Teknologi dan Pengelolaan Limbah Padat dan B3, Jurusan Teknik Lingkungan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, Indonesia.

    Sampul depan: Laboratorium Teknologi dan Pengelolaan Limbah Padat dan B3, Jurusan Teknik Lingkungan ITS, 2014

  • SEMINAR NASIONAL 2014 - WASTE MANAGEMENT II Tren Terkini dalam Pengelolaan Sampah Kota dan Limbah B3

    Laboratorium Teknologi Pengelolaan Limbah Padat dan B3 ITS Surabaya

    Surabaya, 4 Februari 2014

    Buku Agenda dan Abstrak

    KATA PENGANTAR

    Assalamualaikum Wr. Wb., Salam sejahtera bagi kita semua,

    Segala puji bagi Allah Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmatNya seminar nasional ini dapat terselenggara dengan baik. Seminar ini dilaksanakan atas adanya keprihatinan terhadap banyaknya permasalahan-permasalahan mengenai terbatasnya upaya dan sistem pengelolaan sampah kota dan limbah B3 yang ada di Indonesia. Sebagaimana diketahui, masih banyak penanganan limbah B3 dari area domestik maupun industri skala kecil dan menengah yang belum terselesaikan. Begitu pula dengan adanya keterbatasan dalam fasilitas dan pelayanan sampah kota. Dengan adanya seminar ini, diharapkan akan ada informasi-informasi baru, baik dari hasil penelitian, pengalaman, yang bisa dijadikan ide atau masukan untuk aplikasi di lapangan.

    Kami menghaturkan terima kasih dan penghargaan yang sebesarbesarnya terhadap seluruh narasumber dari BATAN, BLH Kota Surabaya, dan dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) yang telah meluangkan waktunya disini. Ucapan terima kasih disamppula kepada para pemakalah dan peserta yang telah turut mensukseskan acara ini, dan yang terakhir untuk segenap panitia yang telah bekerja keras menyelenggarakan dan mensukseskan acara seminar ini. Akhir kata, kami mohon maaf jika selama penyelenggaraan seminar, ada hal-hal yang kurang berkenan.

    Wassalamualaikum Wr. Wb.

    Surabaya, Februari 2014 Ketua Panitia, Welly Herumurti, ST., M.Eng.

    Tren Terkini dalam Pengelolaan Sampah Kota dan Limbah B3

    i

    Segala puji bagi Allah Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmatNya seminar nasional ini dapat terselenggara dengan baik. Seminar ini dilaksanakan atas adanya keprihatinan terhadap

    permasalahan mengenai terbatasnya upaya dan sistem pengelolaan sampah kota dan limbah B3 yang ada

    imana diketahui, masih banyak penanganan limbah B3 dari area domestik maupun industri skala kecil dan

    aikan. Begitu pula dengan adanya keterbatasan dalam fasilitas dan pelayanan sampah kota. Dengan

    informasi baru, baik dari hasil penelitian, pengalaman, yang bisa dijadikan ide atau

    Kami menghaturkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya terhadap seluruh narasumber dari BATAN, BLH Kota Surabaya, dan dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) yang telah meluangkan waktunya disini. Ucapan terima kasih disampaikan pula kepada para pemakalah dan peserta yang telah turut mensukseskan acara ini, dan yang terakhir untuk segenap panitia yang telah bekerja keras menyelenggarakan dan mensukseskan

    Akhir kata, kami mohon maaf jika selama hal yang kurang berkenan.

  • SEMINAR NASIONAL 2014 - WASTE MANAGEMENT II Tren Terkini dalam Pengelolaan Sampah Kota dan Limbah B3

    Laboratorium Teknologi Pengelolaan Limbah Padat dan B3 ITS Surabaya

    Surabaya, 4 Februari 2014

    Buku Agenda dan Abstrak

    KATA SAMBUTAN DEKAN FTSP - ITS

    Dr. Ir. Hidayat Soegihardjo M, MS

    Dekan FTSP Institut Teknologi Sepuluh NopemberSurabaya

    Assalamualaikum Wr. Wb., Salam sejahtera,

    Bapak-bapak, Ibu-ibu, dan Saudara-saudara sekalian yang saya hormati,

    Pertama-tama, saya ingin mengucapkan selamat datang kepada seluruh narasumber, pemakalah, maupun, peserta Seminar Nasional Waste Management II. Saya percaya bahwa seminar ini akan sangat informatif, menarik, dan bermanfaat bagi anda semua. Semoga diskusi ilmiah ini akan berjalan dengan lancar seperti yang kita harapkan.

    Pada kesempatan ini, saya ingin mengucapkan selamat dan terima kasih kepada panitia Seminar Nasional Waste Management II atas upaya dan kerja kerasnya dalam menyusun dan melaksanakan seminar nasional, serta kepada Laboratorium Teknologi dan Pengelolaan Limbah Padat dan B3, Jurusan Teknik Lingkungan ITS, dan juga pada narasumber yang telah berpartisipasi dalam mensukseskan seminar ini.

    Pengelolaan sampah dan limbah B3 yang baik sangat penting, terutama di negara berkembang seperti Indonesia. Masih banyak masyarakat yang belum sadar terhadap pengelolaan sampah dan limbah B3 yang ada di lingkungan sekitarnya. Walaupun di beberapa area, telah banyak masyarakat yang telah menerapkan prinsip 3R dalam pengelolaan sampah, namun pengelolaan maupun pemrosesan sampah di tingkat akhir masih belum optimal.

    Tren Terkini dalam Pengelolaan Sampah Kota dan Limbah B3

    ii

    Institut Teknologi Sepuluh Nopember

    sekalian yang saya

    tama, saya ingin mengucapkan selamat datang kepada seluruh narasumber, pemakalah, maupun, peserta Seminar Nasional Waste Management II. Saya percaya bahwa seminar ini akan sangat

    anda semua. Semoga diskusi ilmiah ini akan berjalan dengan lancar seperti yang kita

    Pada kesempatan ini, saya ingin mengucapkan selamat dan terima kasih kepada panitia Seminar Nasional Waste Management II atas

    yusun dan melaksanakan seminar nasional, serta kepada Laboratorium Teknologi dan

    Limbah Padat dan B3, Jurusan Teknik Lingkungan ITS, dan juga pada narasumber yang telah berpartisipasi dalam

    Pengelolaan sampah dan limbah B3 yang baik sangat penting, terutama di negara berkembang seperti Indonesia. Masih banyak masyarakat yang belum sadar terhadap pengelolaan sampah dan limbah B3 yang ada di lingkungan sekitarnya. Walaupun di beberapa

    ah banyak masyarakat yang telah menerapkan prinsip 3R dalam pengelolaan sampah, namun pengelolaan maupun

  • SEMINAR NASIONAL 2014 - WASTE MANAGEMENT II Tren Terkini dalam Pengelolaan Sampah Kota dan Limbah B3

    Laboratorium Teknologi Pengelolaan Limbah Padat dan B3 ITS Surabaya

    Surabaya, 4 Februari 2014

    Buku Agenda dan Abstrak

    Keadaan ini banyak terjadi pula pada pengelolaan limbah B3. Ketiadaan maupun kurangnya akses terhadap zona pengumpulan limbah B3, menyebabkan masih banyak didapati limbah B3 yang bercampur dengan limbah padat domestik. Kondisi ini akan sangat berbahaya, karena limbah B3 dapat mencemari tanah maupun air tanah yang ada di sekitar lokasi pembuangan. Oleh karena itu, menciptakan suatu sistem pengelolaan sampah dan limbah B3 yang benar-benar terstruktur dengan baik merupakan suatu tantangan yang harus dihadapi.

    Terakhir, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh pemakalah, peserta, maupun presenter, yang telah turut mensukseskan acara ini. Selamat mengikuti berjalannya seminar.

    Terimakasih.

    Wassalamualaikum Wr. Wb.

    Tren Terkini dalam Pengelolaan Sampah Kota dan Limbah B3

    iii

    Keadaan ini banyak terjadi pula pada pengelolaan limbah B3. terhadap zona pengumpulan

    limbah B3, menyebabkan masih banyak didapati limbah B3 yang bercampur dengan limbah padat domestik. Kondisi ini akan sangat berbahaya, karena limbah B3 dapat mencemari tanah maupun air

    Oleh karena itu, menciptakan suatu sistem pengelolaan sampah dan limbah B3 yang

    benar terstruktur dengan baik merupakan suatu tantangan

    Terakhir, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh esenter, yang telah turut

    mensukseskan acara ini. Selamat mengikuti berjalannya seminar.

  • SEMINAR NASIONAL 2014 - WASTE MANAGEMENT ITren Terkini dalam Pengelolaan Sampah Kota dan Limbah B3

    Laboratorium Teknologi Pengelolaan Limbah Padat dan B3 ITS Surabaya

    Surabaya, 4 Februari 2014

    Buku Agenda dan Abstrak

    KATA SAMBUTAN KETUA JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN

    Assalamualaikum Wr. Wb., Salam sejahtera bagi kita semua,

    Puji syukur kita panjantkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmatNya sehingga kita bisa hadir dalam Seminar Nasional Waste Management II 2014, yang diselenggarakan oleh Laboratorium Teknologi dan Pengelolaan Limbah Padat dan B3, Jurusan Teknik Lingkungan Institut Teknologi sepuluh Nopember.

    Tema seminar kali ini adalah Tren Terkini dalam Pengelolaan Sampah Kota dan Limbah B3. Tema ini banyak diteliti, karena masih banyak permasalahan-permasalahan di kota-kota besar mengenai penanganan atau pengelolaan sampah dan limbah B3 yang belum maksimal. Seperti diketahui, sampah-sampah dan limbah B3 masih dapat diolah lagi untuk mendapatkan suatu produk yang lebih bermanfaat dan bernilai ekonomi tinggi. Dengan begitu, jumlatimbunan sampah yang masuk ke dalam landfill dapat berkurang, dampak kerusakan lingkungan yang dihasilkan juga dapat dikurangi. Oleh karena itu, hari ini diharapkan seminar ini dapat menjadi ajang pertemuan para peneliti, pembuat kebijakan, praktisi, danmahasiswa untuk saling berbagi pengetahuan dan pengalaman.

    Akhir kata, kami harap seluruh peserta seminar dapat berperan aktif dalam forum ini. Selamat mengikuti seminar.

    Wassalamualaikum Wr. Wb.

    Ir. Eddy Setiadi Soedjono, Dipl. SE, MSc, PhD. Ketua Jurusan Teknik Lingkungan - FTSP Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

    WASTE MANAGEMENT II Tren Terkini dalam Pengelolaan Sampah Kota dan Limbah B3

    ITS Surabaya

    iv

    KATA SAMBUTAN KETUA JURUSAN TEKNIK

    Puji syukur kita panjantkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmatNya sehingga kita bisa hadir

    2014, yang engelolaan

    ah Padat dan B3, Jurusan Teknik Lingkungan Institut Teknologi

    Tema seminar kali ini adalah Tren Terkini dalam Pengelolaan Sampah Kota dan Limbah B3. Tema ini banyak diteliti, karena masih

    sar mengenai penanganan atau pengelolaan sampah dan limbah B3 yang belum

    sampah dan limbah B3 masih dapat diolah lagi untuk mendapatkan suatu produk yang lebih bermanfaat dan bernilai ekonomi tinggi. Dengan begitu, jumlah timbunan sampah yang masuk ke dalam landfill dapat berkurang, dampak kerusakan lingkungan yang dihasilkan juga dapat dikurangi. Oleh karena itu, hari ini diharapkan seminar ini dapat menjadi ajang pertemuan para peneliti, pembuat kebijakan, praktisi, dan mahasiswa untuk saling berbagi pengetahuan dan pengalaman.

    Akhir kata, kami harap seluruh peserta seminar dapat berperan aktif

  • SEMINAR NASIONAL 2014 - WASTE MANAGEMENT ITren Terkini dalam Pengelolaan Sampah Kota dan Limbah B3

    Laboratorium Teknologi Pengelolaan Limbah Padat dan B3 ITS Surabaya

    Surabaya, 4 Februari 2014

    Buku Agenda dan Abstrak

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR ................................................................KATA SAMBUTAN DEKAN FTSP - ITS ................................KATA SAMBUTAN KETUA JURUSAN TEKNIK LINGKUNGANDAFTAR ISI .......................................................................................AGENDA SEMINAR NASIONAL.....................................................JADWAL PRESENTASI PARALEL ...................................................PEMANFAATAN SAMPAH SEAFOODRESTO DENGAN KONSEP ENTRE-TEKNOPRENEURSIP .........................................................STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN MELALUI PENDEKATAN SISTEM INOVASI DI KOTA MOJOKERTO ................................................................................................

    PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH B3 RUMAH TANGGA DI KECAMATAN RUNGKUT, SURABAYAPROSES SAKARIFIKASI Eichhornia crassipes JUS dan GERUS DENGAN KOMBINASI JAMUR DAN RAGI ................................KOMBINASI HIDROLISIS E. crassipes MENGGUNAKAN H0,25% DAN T. viride PADA TAHAP AWAL PEMBUATAN BIOETANOL......................................................................................PRETREATMENT ECENG GONDOK SEBAGAI BAHAN BAKU BIOETANOL DENGAN Phanerochaete chrysosporium ..................PROSES KOMPOSTING LIMBAH PADAT RUMAH POTONG HEWAN DENGAN METODE AEROBIK DAN A2O .........................PROSES PENGOMPOSAN LIMBAH PADAT RUMAH POTONG HEWAN DENGAN METODE ANAEROBIK DAN A2O ....................POTENSI BIOREMEDIASI TANAH TERKONTAMINASI POLYCYCLIC AROMATIC HYDROCARBONS DARI BATUBARA DENGAN COMPOSTING ...............................................................MODEL SISTEM DINAMIK PENGELOLAAN SAMPAH .................

    WASTE MANAGEMENT II Tren Terkini dalam Pengelolaan Sampah Kota dan Limbah B3

    ITS Surabaya

    v

    ...........................................i ............................................. ii

    TA SAMBUTAN KETUA JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN....... iv .......................v

    ..................... viii ................... ix

    AATAN SAMPAH SEAFOODRESTO DENGAN KONSEP ......................... 1

    STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING USAHA MIKRO KECIL DUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN

    MELALUI PENDEKATAN SISTEM INOVASI DI KOTA MOJOKERTO.......................................... 2

    PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI KECAMATAN RUNGKUT, SURABAYA .... 4

    JUS dan GERUS ...................................... 6

    MENGGUNAKAN H2SO4

    ...................... 8 ECENG GONDOK SEBAGAI BAHAN BAKU

    .................. 10 PROSES KOMPOSTING LIMBAH PADAT RUMAH POTONG

    ......................... 12 PROSES PENGOMPOSAN LIMBAH PADAT RUMAH POTONG

    .................... 14

    DARI BATUBARA ............................... 16

    ................. 18

  • SEMINAR NASIONAL 2014 - WASTE MANAGEMENT ITren Terkini dalam Pengelolaan Sampah Kota dan Limbah B3

    Laboratorium Teknologi Pengelolaan Limbah Padat dan B3 ITS Surabaya

    Surabaya, 4 Februari 2014

    Buku Agenda dan Abstrak

    KAJIAN PENGEMBANGAN PENGOLAHAN SAMPAH DI KAMPUS INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER (ITS), SURABAYA ................................................................................................

    REVIEW PERAN IPST DALAM REDUKSI SAMPAH KOTASTUDI AMDAL PENGOLAHAN LIMBAH MEDIS DENGAN INCINERATOR DI KABUPATEN SIDOARJO ................................KAJIAN PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS PADA KEGIATAN RUMAH SAKIT ..................................................KAJIAN TEKNIK STABILISASI/SOLIDIFIKASI LIMBAH B-3 DENGAN MENGGUNAKAN POZZOLAN ALAM ............................ANALISIS RISIKO PENURUNAN KINERJA FILTER DENGAN FAULT TREE ANALYSIS ................................................................MODEL SISTEM DINAMIK PERILAKU KINERJA LAPISAN SCHMUTZDECKE PADA SARINGAN PASIR LAMBAT .................STUDI PENURUNAN KEKERUHAN DAN ZAT ORGANIK AIR BAKU DARI AIR SUNGAI MELALUI SEQUENCING PROCESS (KOAGULASI, FLOKULASI PNEUMATIS, DAN SEDIMENTASI)KAJIAN TENTANG INJEKSI DAN RESIRKULASI LINDI DI DALAM LANDFILL .......................................................................................PENGOLAHAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DARI INDUSTRI CAT ................................................................KAJIAN PEMERIKSAAN SIKLUS ESTRUS PADA MENCIT (musculus L.) SEBAGAI MODEL PERCOBAAN SENYAWA TERATOGEN ..................................................................................PENGARUH PENAMBAHAN EDTA DALAM FITOREMEDIASI TANAH TERCEMAR KROMIUM DARI LIMBAH INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT MENGGUNAKAN HELIANTHUS ANNUUS ................................................................................................

    PENGARUH KONSENTRASI LIMBAH DAN EDTA DALAM FITOREMEDIASI AIR TERKONTAMINASI TEMBAGA DAN KROMIUM DARI LIMBAH ELEKTROPLATING MENGGUNAKAN PISTIA STRATIOTES ................................................................FITOFORENSIK LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) DAN TEMBAGA (Cu) PADA TUMBUHAN KACANG HIAS (Arachis Pintoi) ..............

    WASTE MANAGEMENT II Tren Terkini dalam Pengelolaan Sampah Kota dan Limbah B3

    ITS Surabaya

    vi

    KAJIAN PENGEMBANGAN PENGOLAHAN SAMPAH DI KAMPUS NOLOGI SEPULUH NOPEMBER (ITS), SURABAYA

    ........................................ 19 REVIEW PERAN IPST DALAM REDUKSI SAMPAH KOTA ........... 21 STUDI AMDAL PENGOLAHAN LIMBAH MEDIS DENGAN

    ................................. 23 KAJIAN PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS

    .................. 25 3

    ............................ 27 ANALISIS RISIKO PENURUNAN KINERJA FILTER DENGAN

    ................................ 28 MODEL SISTEM DINAMIK PERILAKU KINERJA LAPISAN

    ................. 30 STUDI PENURUNAN KEKERUHAN DAN ZAT ORGANIK AIR BAKU

    (KOAGULASI, FLOKULASI PNEUMATIS, DAN SEDIMENTASI) ... 32 KAJIAN TENTANG INJEKSI DAN RESIRKULASI LINDI DI DALAM

    ....................... 34 PENGOLAHAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

    ..................................... 36 KAJIAN PEMERIKSAAN SIKLUS ESTRUS PADA MENCIT (Mus

    L.) SEBAGAI MODEL PERCOBAAN SENYAWA .................. 38

    PENGARUH PENAMBAHAN EDTA DALAM FITOREMEDIASI TANAH TERCEMAR KROMIUM DARI LIMBAH INDUSTRI

    HELIANTHUS ANNUUS L......................................... 40

    PENGARUH KONSENTRASI LIMBAH DAN EDTA DALAM FITOREMEDIASI AIR TERKONTAMINASI TEMBAGA DAN KROMIUM DARI LIMBAH ELEKTROPLATING MENGGUNAKAN

    ..................................... 42 FITOFORENSIK LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) DAN TEMBAGA

    .............. 44

  • SEMINAR NASIONAL 2014 - WASTE MANAGEMENT ITren Terkini dalam Pengelolaan Sampah Kota dan Limbah B3

    Laboratorium Teknologi Pengelolaan Limbah Padat dan B3 ITS Surabaya

    Surabaya, 4 Februari 2014

    Buku Agenda dan Abstrak

    PERBANDINGAN EFEKTIFITAS KOAGULAN ALAMI ANTARA BIJI TREMBESI (Samanea saman) DAN BIJI KELOR (Moringa oleiferaDALAM PENURUNAN KEKERUHAN, TSS, BOD DAN COD PADA LIMBAH CAIR INDUSTRI KARET ..................................................MODEL PREDIKSI KUALITAS AIR KALI BOKOR SURABAYA MENGGUNAKAN METODE QUAL2KW ................................IDENTIFIKASI DAN PREDIKSI KUALITAS AIR DI SUNGAI KALIMAS SURABAYA (SEGMEN NGAGEL TAMAN PRESTASI)DENGAN MENGGUNAKAN PEMODELAN QUAL2KwPENILAIAN KEGAGALAN PENCAPAIAN MUTU SANITASI PADA KEBIJAKAN KONVERSI PENYEDIAAN PERUMAHAN MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH DARI MODEL HORIZONTAL KE MODEL VERTIKAL DI INDONESIA (STUDI KASUS KOTA JAKARTA) ...............................................................

    WASTE MANAGEMENT II Tren Terkini dalam Pengelolaan Sampah Kota dan Limbah B3

    ITS Surabaya

    vii

    PERBANDINGAN EFEKTIFITAS KOAGULAN ALAMI ANTARA BIJI Moringa oleifera)

    DALAM PENURUNAN KEKERUHAN, TSS, BOD DAN COD PADA .................. 46

    MODEL PREDIKSI KUALITAS AIR KALI BOKOR SURABAYA ......................................... 48

    IDENTIFIKASI DAN PREDIKSI KUALITAS AIR DI SUNGAI

    PRESTASI)DENGAN MENGGUNAKAN PEMODELAN QUAL2Kw 50 PENILAIAN KEGAGALAN PENCAPAIAN MUTU SANITASI PADA

    MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH DARI MODEL MODEL VERTIKAL DI INDONESIA (STUDI

    ............................... 52

  • SEMINAR NASIONAL 2014 - WASTE MANAGEMENT ITren Terkini dalam Pengelolaan Sampah Kota dan Limbah B3

    Laboratorium Teknologi Pengelolaan Limbah Padat dan B3 ITS Surabaya

    Surabaya, 4 Februari 2014

    Buku Agenda dan Abstrak

    AGENDA SEMINAR NASIONAL

    Pukul Agenda Seminar

    08.00 - 09.00 Registrasi

    09.00 - 09.15 Pembukaan

    Sambutan dari Ketua Panitia

    Sambutan dari Dekan FTSP ITS

    09.15 - 09.30 Coffee Break

    09.30 - 11.00 Keynote Speaker Sesi I

    (Moderator:.)09.30 - 10.00 Ir. Suryantoro, MT. (BATAN)10.00 - 10.30 IDAA. Warmadewanthi PhD. (Dosen TL-ITS)10.30 - 11.00 Diskusi dan Tanya Jawab

    11.00 - 12.00 Keynote Speaker Sesi II

    (Moderator:.)11.00 - 11.30 Bart Verstappen (EAWAG)11.30 - 12.00 Diskusi dan Tanya Jawab

    12.00 - 13.15 ISHOMA

    13.15 - 15.20 Presentasi Paralel Sesi I dan II

    (Moderator:.)13.15 - 14.15 Sesi I

    14.20 - 15.20 Sesi II

    15.20 - 15.40 Coffee Break

    15.45 - 16.45 Presentasi Paralel Sesi III

    (Moderator:.)15.45 - 16.45 Sesi III

    16.45 - 17.00 Penutupan

    AGENDA SEMINAR NASIONALWASTE MANAGEMENT II

    WASTE MANAGEMENT II Tren Terkini dalam Pengelolaan Sampah Kota dan Limbah B3

    ITS Surabaya

    viii

    IDAA. Warmadewanthi PhD. (Dosen TL-ITS)

  • SEMINAR NASIONAL 2014 - WASTE MANAGEMENT ITren Terkini dalam Pengelolaan Sampah Kota dan Limbah B3

    Laboratorium Teknologi Pengelolaan Limbah Padat dan B3 ITS Surabaya

    Surabaya, 4 Februari 2014

    Buku Agenda dan Abstrak

    JADWAL PRESENTASI PARALEL

    Ruang : ATempat : Ruang Sidang Teknik Lingkungan Lt. 2Moderator :Topik :

    No Pukul Judul

    A1 13.15 - 13.35 Pemanfaatan Sampah Seafoodresto dengan Konsep Entre-Teknopreneursip Ir. Poerwadi, M.Sc.

    A2 13.35 - 13.55Strategi Peningkatan Daya Saing Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Industri Makanan dan Minuman Melalui Pendekatan Sistem Inovasi di Kota Mojokerto

    Elly Agustiani, Dyah Winarni, Nelson Sembiring, dan Arifin

    A3 13.55 - 14.15Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah B3 Rumah Tangga di Kecamatan Rungkut, Surabaya

    Hendry Sutrisno dan Yulinah Trihadiningrum

    14.15 - 14.20 Persiapan Sesi II

    A4 14.20 - 14.40 Proses Sakarifikasi Eichhornia crassipes Jus dan Gerus Dengan Kombinasi Jamur dan RagiDafit Ari Prasetyo dan Ellina Pandebesie

    A5 14.40 - 15.00Kombinasi Hidrolisis E. crassipes Menggunakan H2SO4 0,25% dan T. viride Pada Tahap Awal Pembuatan Bioetanol

    Annisa Handayani dan Ellina Pandebesie

    A6 15.00 - 15.20 Pretreatment Eceng Gondok Sebagai Bahan Baku Bioetanol dengan Phanerochaete chrysosporiumEsthi Ayu Febriani, Ellina Pandebesie, dan Susi Agustina W

    15.20 - 15.40 Coffee Break

    15.40 - 15.45 Persiapan Sesi III

    A7 15.45 - 16.05 Proses Komposting Limbah Padat Rumah Potong Hewan Dengan Metode Aerobik dan A2O Rima Auliyati Wulandari dan Yulinah Trihadiningrum

    A8 16.05 - 16.25 Proses Pengomposan Limbah Rumah Potong Hewan dengan Metode Anaerobik dan A2ONurul Matin dan Yulinah Trihadiningrum

    A9 16.25 - 16.45Potensi Bioremediasi Tanah Terkontaminasi Polycyclic Aromatic Hydrocarbons dari Batubara dengan Composting

    Andy Mizwar dan Yulinah Trihadiningrum

    16.45 - 17.00 Penutupan

    JADWAL PRESENTASI PARALEL

    WASTE MANAGEMENT II Tren Terkini dalam Pengelolaan Sampah Kota dan Limbah B3

    ITS Surabaya

    ix

    Pemakalah

    Ir. Poerwadi, M.Sc.

    Elly Agustiani, Dyah Winarni, Nelson Sembiring, dan Arifin

    Hendry Sutrisno dan Yulinah Trihadiningrum

    Dafit Ari Prasetyo dan Ellina Pandebesie

    Annisa Handayani dan Ellina Pandebesie

    Esthi Ayu Febriani, Ellina Pandebesie, dan Susi Agustina

    Rima Auliyati Wulandari dan Yulinah Trihadiningrum

    Nurul Matin dan Yulinah Trihadiningrum

    Andy Mizwar dan Yulinah Trihadiningrum

  • SEMINAR NASIONAL 2014 - WASTE MANAGEMENT ITren Terkini dalam Pengelolaan Sampah Kota dan Limbah B3

    Laboratorium Teknologi Pengelolaan Limbah Padat dan B3 ITS Surabaya

    Surabaya, 4 Februari 2014

    Buku Agenda dan Abstrak

    Ruang : BTempat :

    Moderator :Topik :

    No Pukul Judul

    B1 13.15 - 13.35 Model Sistem Dinamik Pengelolaan Sampah

    B2 13.35 - 13.55Kajian Pengembangan Pengelolaan Sampah di Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya

    B3 13.55 - 14.15 Review Peran IPST Dalam Reduksi Sampah Kota 14.15 - 14.20 Persiapan Sesi II

    B4 14.20 - 14.40 Kajian Pengendalian dan Pengelolaan Limbah Medis Pada Kegiatan Rumah Sakit

    B5 14.40 - 15.00 Kajian Teknik Stabilisasi/Solidifikasi Limbah B3 Dengan Menggunakan Pozzolan Alam

    B6 15.00 - 15.20Kajian Pemeriksaan Siklus Estrus Pada Mencit (MusmusculusL.) Sebagai Model Percobaan Senyawa Teratogen

    15.20 - 15.40 Coffee Break

    15.40 - 15.45 Persiapan Sesi III

    B7 15.45 - 16.05Analisis Resiko Penurunan Kerja Filter Dengan Fault Tree Analysis

    B8 16.05 - 16.25Model Sistem Dinamik Perilaku Kinerja Lapisan Schmutzdecke Pada Saringan Pasir Lambat

    B9 16.25 - 16.45Studi Penurunan Kekeruhan dan Zat Organik Air Baku dari Air Sungai Melalui Sequencing Process (Koagulasi, Flokulasi Pneumatis, dan Sedimentasi)

    16.45 - 17.00 Penutupan

    JADWAL PRESENTASI PARALEL

    WASTE MANAGEMENT II Tren Terkini dalam Pengelolaan Sampah Kota dan Limbah B3

    ITS Surabaya

    x

    PemakalahYevi Putri Agustia dan IDAA Warmadewanthi

    Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Triyono dan Susi Agustina W

    Hardianto

    Kajian Pengendalian dan Pengelolaan Limbah Medis Rizka Novembrianto, Raynard Christian Sanito

    Masrullita dan Yulinah Trihadiningrum

    Raynard Christian Sanito

    Mayang Nudya Apsari dan Nieke KarnaningroemYustika Kusumawardhani, Nurina Fitriani, Wahyono Hadi, Budi Santoso

    Aisyah Rafli Puteri dan Wahyono Hadi

  • SEMINAR NASIONAL 2014 - WASTE MANAGEMENT ITren Terkini dalam Pengelolaan Sampah Kota dan Limbah B3

    Laboratorium Teknologi Pengelolaan Limbah Padat dan B3 ITS Surabaya

    Surabaya, 4 Februari 2014

    Buku Agenda dan Abstrak

    Ruang : CTempat :

    Moderator :Topik :

    No Pukul Judul

    C1 13.15 - 13.35 Kajian Tentang Injeksi dan Resirkulasi Lindi Di Dalam Landfill Ayu Nindyapuspa

    C2 13.35 - 13.55 Pengolahan Limbah Berbahaya dan Beracun Dari Industri CatGina Lovasari, Andy Mizwar, dan Yulinah Trihadiningrum

    C3 13.55 - 14.15Perbandingan Efektifitas Koagulan Alami Antara Biji Trembesi (Samanea saman) dan Biji Kelor (Moringa oleifera) Dalam Penurunan Kekeruham, TSS, BOD, dan COD Pada Limbah Cair Industri Karet

    Winda Maria Issani, A. Rusdiansyah, A. Tuhuloula

    14.15 - 14.20 Persiapan Sesi II

    C4 14.20 - 14.40Pengaruh Penambahan EDTA dalam Fitoremediasi Tanah Tercemar Kromium dari Limbah Industri Penyamakan Kulit Menggunakan Helianthus annuus L.

    Nur Aini Fadhilah dan Alia Damayanti

    C5 14.40 - 15.00Pengaruh Konsentrasi Limbah dan EDTA dalam Fitoremediasi Air Terkontaminasi Tembaga dan Kromium dari Limbah Elektroplating Menggunakan Pistia stratiotes

    Puput Perdana Widiyatmanto dan Alia Damayanti

    C6 15.00 - 15.20

    Penilaian Kegagalan Pencapaian Mutu Sanitasi Pada Kebijakan Konversi Penyediaan Perumahan Masyarakat Berpenghasilan Rendah Dari Model Horizontal ke Model Vertikal Di Indonesia (Studi Kasus Kota Jakarta)

    Mohammad Nasir, Enri Damanhuri, Tresna Dermawan, dan Rofiq Iqbal

    15.20 - 15.40 Coffee Break15.40 - 15.45 Persiapan Sesi III

    C7 15.45 - 16.05C8 16.05 - 16.25C9 16.25 - 16.45

    16.45 - 17.00 Penutupan

    JADWAL PRESENTASI PARALEL

    WASTE MANAGEMENT II Tren Terkini dalam Pengelolaan Sampah Kota dan Limbah B3

    ITS Surabaya

    xi

    Pemakalah

    Ayu Nindyapuspa

    Gina Lovasari, Andy Mizwar, dan Yulinah Trihadiningrum

    Winda Maria Issani, A. Rusdiansyah, A. Tuhuloula

    Nur Aini Fadhilah dan Alia Damayanti

    Puput Perdana Widiyatmanto dan Alia Damayanti

    Mohammad Nasir, Enri Damanhuri, Tresna Dermawan, dan Rofiq Iqbal

  • SEMINAR NASIONAL 2014 - WASTE MANAGEMENT ITren Terkini dalam Pengelolaan Sampah Kota dan Limbah B3

    Laboratorium Teknologi Pengelolaan Limbah Padat dan B3 ITS Surabaya

    Surabaya, 4 Februari 2014

    Buku Agenda dan Abstrak

    PEMANFAATAN SAMPAH SEAFOODRESTO DENGAN KONSEP ENTRE-TEKNOPRENEURSIP

    Ir. Poerwadi, M.Sc.* *Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,

    InstitutTeknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya*[email protected]

    Abstrak

    Kota cenderung berkembang pesat, menjadi lebih padat penduduk sebagai warga kota, menjadi lebih sempit lahan kota yang dapat dimanfaatkan untuk tinggal dan usaha. Tumbuh usaha jasa di bidang pelayanan makanan dan minuman sejalan meningkatnya jumlah warga kota, sehingga akan diikuti meningkatnya volume sampah limbah usaha. Sampah identik hal yang kotor,berbau dan hardijauhkan dari tempat tinggal hunian warga, karena akan jadi sarang binatang liar pengganggu. Mengapa tidak dicarikan solusi yang inovatip kreatip dari realitas alami keberadaan menyatunya sampah dengan satwa liar tersebut? Entrepreneur maupun Teknoprenselalu mencari upaya inovatip yang kreatip dalam setiap ide solutip terhadap masalah di masyarakat termasuk warga kota dalam mengelola sampah. Solusi berupa wira usaha industri kreatip yang inovatip dan dapat membuka peluang kerja bagi warga kota terutama masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sangat diharapkan. Analisa SWOT akan digunakan untuk mendukung ide terkait upaya pemanfaatan limbah padat berupa sampah kota dari resto seafood.

    Kata kunci: 3R, sampah seafood, entre-teknopreneursip.

    WASTE MANAGEMENT II Tren Terkini dalam Pengelolaan Sampah Kota dan Limbah B3

    ITS Surabaya

    1

    PEMANFAATAN SAMPAH SEAFOODRESTO TEKNOPRENEURSIP

    Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Nopember (ITS) Surabaya

    Kota cenderung berkembang pesat, menjadi lebih padat penduduk a yang dapat

    dimanfaatkan untuk tinggal dan usaha. Tumbuh usaha jasa di bidang pelayanan makanan dan minuman sejalan meningkatnya jumlah warga kota, sehingga akan diikuti meningkatnya volume sampah limbah usaha. Sampah identik hal yang kotor,berbau dan harus dijauhkan dari tempat tinggal hunian warga, karena akan jadi sarang binatang liar pengganggu. Mengapa tidak dicarikan solusi yang inovatip kreatip dari realitas alami keberadaan menyatunya sampah

    maupun Teknopreneur selalu mencari upaya inovatip yang kreatip dalam setiap ide solutip terhadap masalah di masyarakat termasuk warga kota dalam mengelola sampah. Solusi berupa wira usaha industri kreatip yang inovatip dan dapat membuka peluang kerja bagi warga kota

    ama masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sangat diharapkan. Analisa SWOT akan digunakan untuk mendukung ide terkait upaya pemanfaatan limbah padat berupa sampah kota dari

    teknopreneursip.

  • SEMINAR NASIONAL 2014 - WASTE MANAGEMENT ITren Terkini dalam Pengelolaan Sampah Kota dan Limbah B3

    Laboratorium Teknologi Pengelolaan Limbah Padat dan B3 ITS Surabaya

    Surabaya, 4 Februari 2014

    Buku Agenda dan Abstrak

    STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) INDUSTRI

    MAKANAN DAN MINUMAN MELALUI PENDEKATAN SISTEM INOVASI DI KOTA

    MOJOKERTO Elly Agustiani, Dyah Winarni, Nelson Sembiring, ArifinJurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Ins

    Teknologi Sepuluh Nopember

    Abstrak

    Pengorengan secara deep frying yang dilakukan berulangdalam jangka waktu lama, menyebabkan terjadinya dekomposisi komponen penyusun minyak yang berbahaya bagi kesehatan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kerusakan minyak goreng yang digunakan oleh UMKM makanan di kota Mojokerto agar dapat memenuhi keamanan pangan mutu dan gizi pangan (PP No. 28 Tahun 2004, mengenai keamanan, mutu dan gizi pangan). Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi trigger bagi UMKM industri makanan yang menggunakan minyak goreng di kota Mojokerto untuk meningkatkan daya saing usahanya melalui pendekatan sistem inovasi. Pada skala laboratorium, 2 kali menggoreng pada suhu 130C dan 1 kali menggoreng pada suhu 150 C dan 1menunjukkan bahwa nilai peroksida adalah 1 mgrek O2 / Kg yang sesuai dengan SNI 01-3741 -2002 (1 mgrek O2 / Kg). Pada skala home industri, 7 kali menggoreng pada suhu 150 C dan 17 kali menggoreng pada suhu 150 C, menyatakan bahwa peroksida adalah 5,9 mgrek O2 / Kg dan 46,05 mgrek O2 / kg yang melebihi SNI 01 -3741 -2002 (1 mgrek O2 / Kg). Sedangkan nilai FFA dan H2O pada 1 kali sampai 6 kali menggoreng pada suhu 130C dan 160 C pada skala laboratorium, juga 7 kali menggoreng pada 150 C pada skala home industri, menunjukkan bahwa nilai FFA dan H2O masih sesuai dengan SNI 01(max 0,3%). Oleh karena nilai peroksida minyak secara deep frying yang dilakukan berulang-ulang dalam jangka waktu lama adalah lebih besar daripada yang disyaratkan oleh SNI 01-3741perlu melakukan penelitian lebih lanjut untuk pengurangan nilai peroksida tersebut sebagai alasan ekonomi.

    WASTE MANAGEMENT II Tren Terkini dalam Pengelolaan Sampah Kota dan Limbah B3

    ITS Surabaya

    2

    STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) INDUSTRI

    MAKANAN DAN MINUMAN MELALUI ENDEKATAN SISTEM INOVASI DI KOTA

    Elly Agustiani, Dyah Winarni, Nelson Sembiring, Arifin Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Institut

    Pengorengan secara deep frying yang dilakukan berulang-ulang dalam jangka waktu lama, menyebabkan terjadinya dekomposisi komponen penyusun minyak yang berbahaya bagi kesehatan.

    tahui kerusakan minyak goreng yang digunakan oleh UMKM makanan di kota Mojokerto agar dapat memenuhi keamanan pangan mutu dan gizi pangan (PP No. 28 Tahun 2004, mengenai keamanan, mutu dan gizi pangan). Hasil

    bagi UMKM industri makanan yang menggunakan minyak goreng di kota Mojokerto untuk meningkatkan daya saing usahanya melalui pendekatan sistem inovasi. Pada skala laboratorium, 2 kali menggoreng pada suhu 130

    C dan 170 C, menunjukkan bahwa nilai peroksida adalah 1 mgrek O2 / Kg yang

    2002 (1 mgrek O2 / Kg). Pada skala C dan 17 kali

    C, menyatakan bahwa peroksida adalah 5,9 mgrek O2 / Kg dan 46,05 mgrek O2 / kg yang melebihi

    2002 (1 mgrek O2 / Kg). Sedangkan nilai FFA dan 6 kali menggoreng pada suhu 130 C, 150

    um, juga 7 kali dan 17 kali C pada skala home industri, menunjukkan

    bahwa nilai FFA dan H2O masih sesuai dengan SNI 01-3741-2002 (max 0,3%). Oleh karena nilai peroksida minyak secara deep frying

    ka waktu lama adalah 3741-2002, maka

    perlu melakukan penelitian lebih lanjut untuk pengurangan nilai

  • SEMINAR NASIONAL 2014 - WASTE MANAGEMENT ITren Terkini dalam Pengelolaan Sampah Kota dan Limbah B3

    Laboratorium Teknologi Pengelolaan Limbah Padat dan B3 ITS Surabaya

    Surabaya, 4 Februari 2014

    Buku Agenda dan Abstrak

    Keyword : deep frying, peroksida (bahan B3), FFA, SNI 012002

    Abstract The deep frying were repeated in the long term, cause decomposition of the components of the oil that is harmful to health. This study was conducted to determine the damage to cooking oil used by food SMEs in Mojokerto in order to meet food safety quality and nutrition (PP. 28, 2004, regarding the safety, quality and nutrition). The results of this research is expected to become a trigger for the food industry SMEs using cooking oil in Mojokerto to improve their business competitiveness through innovation system approach.In the laboratory, 2 times deep frying at temperature 130C and 1 time deep frying at temperature 150 C and 170indicating that the peroxide value are 1 mgrek O2 / Kg which is according to ISO 01-3741 -2002 (1 mgrek O2 / Kg ). In home industry, 7 times deep frying at temperature 150 C and 17 times deep frying at temperature 150 C, declared that the peroxide are 5.9 mgrek O2 / Kg and 46.05 mgrek O2 / kg which exceeds the SNI 01 -3741 -2002 (1 mgrek O2 / Kg). Whereas 1 time to 6 times the deep frying at temperature 130 C, 150 C and 160laboratory, also 7 times and 17 times frying at 150 C in the home industry, showed that levels of FFA and H2O are still under the terms of SNI 01 - 3741-2002 (max 0.3%). Therefore the peroxide value of the oil in the deep frying is done repeatedly for a long time are larger than required by SNI 01-3741-2002, it is necessary to conduct further research to the reduction of the peroxide value to economic reasons.

    Keyword : deep frying, peroxide, FFA, SNI 01-3741-2002

    WASTE MANAGEMENT II Tren Terkini dalam Pengelolaan Sampah Kota dan Limbah B3

    ITS Surabaya

    3

    , peroksida (bahan B3), FFA, SNI 01-3741-

    ng were repeated in the long term, cause decomposition of the components of the oil that is harmful to health. This study was conducted to determine the damage to cooking oil

    d safety quality and nutrition (PP. 28, 2004, regarding the safety, quality and nutrition). The results of this research is expected to become a trigger for the food industry SMEs using cooking oil in Mojokerto to

    ough innovation system deep frying at temperature 130

    C and 170 C, indicating that the peroxide value are 1 mgrek O2 / Kg which is

    O2 / Kg ). In home C and 17 times

    C, declared that the peroxide are 5.9 mgrek O2 / Kg and 46.05 mgrek O2 / kg which exceeds the SNI

    1 time to 6 times the C, 150 C and 160 C in the

    C in the home industry, showed that levels of FFA and H2O are still under the terms

    erefore the peroxide value of the oil in the deep frying is done repeatedly for a long time are larger

    2002, it is necessary to conduct further research to the reduction of the peroxide value to economic reasons.

    2002

  • SEMINAR NASIONAL 2014 - WASTE MANAGEMENT ITren Terkini dalam Pengelolaan Sampah Kota dan Limbah B3

    Laboratorium Teknologi Pengelolaan Limbah Padat dan B3 ITS Surabaya

    Surabaya, 4 Februari 2014

    Buku Agenda dan Abstrak

    PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH B3 RUMAH TANGGA

    DI KECAMATAN RUNGKUT, SURABAYAHendry Sutrisno dan Yulinah Trihadiningrum

    Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

    Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111, [email protected]

    Abstrak

    Tingkat keberhasilan pengelolaan sampah B3 rumah tangga dipengaruhi oleh peran serta masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis peran serta masyarakat di Kecamatan Rungkut dalam melakukan pengelolaan sampah B3 rumah tangga, dan menentukan hubungan antara pengetahuan dengan perilaku masyarakat terhadap pengelolaan sampah B3 rumahMetode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Pengumpulan data tentang peran serta masyarakat dalam pengelolaan limbah B3 dilakukan dengan teknik wawancara. Jumlah responden sebanyak 100 orang yang ditentukan dengan stratified random samplinPengolahan dan analisis data menggunakan uji chi-squarepenelitian menunjukkan bahwa perilaku masyarakat dalam pemisahan sampah B3 dari sampah rumah tangga lainnya sangat bervariasi dari rendah (kemasan pembersih wc, kaca, dan lantaimenengah (bola lampu, kemasan air accu, dan oli), hingga tinggi (accu). Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan tentang sampah B3 dengan perilaku masyarakat dalam memilah sampah B3 (P value< P). Kata Kunci : Chi-square, Peran Serta Masyarakat, Sampah B3 rumah tangga

    WASTE MANAGEMENT II Tren Terkini dalam Pengelolaan Sampah Kota dan Limbah B3

    ITS Surabaya

    4

    PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH B3 RUMAH TANGGA

    DI KECAMATAN RUNGKUT, SURABAYA Hendry Sutrisno dan Yulinah Trihadiningrum

    , Indonesia

    Tingkat keberhasilan pengelolaan sampah B3 rumah tangga masyarakat. Tujuan penelitian ini

    adalah menganalisis peran serta masyarakat di Kecamatan Rungkut dalam melakukan pengelolaan sampah B3 rumah tangga, dan menentukan hubungan antara pengetahuan dengan perilaku masyarakat terhadap pengelolaan sampah B3 rumah tangga. Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Pengumpulan data tentang peran serta masyarakat dalam pengelolaan limbah B3

    umlah responden sebanyak stratified random sampling.

    square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku masyarakat dalam pemisahan sampah B3 dari sampah rumah tangga lainnya sangat

    kemasan pembersih wc, kaca, dan lantai), ), hingga tinggi

    ). Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan tentang sampah B3 dengan perilaku masyarakat dalam memilah sampah B3

    , Peran Serta Masyarakat, Sampah B3

  • SEMINAR NASIONAL 2014 - WASTE MANAGEMENT ITren Terkini dalam Pengelolaan Sampah Kota dan Limbah B3

    Laboratorium Teknologi Pengelolaan Limbah Padat dan B3 ITS Surabaya

    Surabaya, 4 Februari 2014

    Buku Agenda dan Abstrak

    Abstract

    The success rate of household hazardous waste management is influenced by community participation. The purpose of research is to analyze the community participation in the household hazardous waste management and the relationship between knowledge and behaviour of community towards household hazardous waste management in Rungkut District. The research method is a qualitative descriptive method. The collection of data uses interview techniques. The number of samples are about 100 people. The technique of sampling uses stratified random sampling. Data processing and analyzing uses chi-square test. The results showed that the behavior of people in the hazardous waste separation from other household waste varies from low ( packaging toilet cleaners, glass, and floors ), medium ( light bulb, packaging water batteries, and oil ), high ( accu ).There is a relationship between the level of knowledge, which is about the household hazardous waste, and the behavior of the community in sorting out household hazardous was(P value

  • SEMINAR NASIONAL 2014 - WASTE MANAGEMENT ITren Terkini dalam Pengelolaan Sampah Kota dan Limbah B3

    Laboratorium Teknologi Pengelolaan Limbah Padat dan B3 ITS Surabaya

    Surabaya, 4 Februari 2014

    Buku Agenda dan Abstrak

    PROSES SAKARIFIKASI Eichhornia crassipes JUS dan GERUS DENGAN KOMBINASI JAMUR

    DAN RAGI Dafit A. Prasetyoa*, Ellina S. Pandebesie

    aJurusan Teknik Lingkungan FTSP ITS, Kampus ITS Sukolilo 60111 Surabaya, Jawa Timur, Indonesia

    *[email protected]

    Abstrak

    Pencemaran air limbah turut ambil peran didalam penyediaan nutrien bagi pertumbuhan eceng gondok (Eichhornia crassipes). Sehingga, Pertumbuhan E. crassipes menjadi sangat pesat. Pertumbuhan yang sangat pesat dapat menimbulkan masalah bagi ekosistem perairan. Penelitan sebelumnya diketahui bahwa E. crassipes mengandung lignin, selulosa dan hemiselulosa yang cukup tinggi. Selulosa merupakan polisakarida yang sangat berpotensi untuk diuraikan menjadi glukosa. Kandungan lignoselulosa yang tinggi menjadikan E. crassipes dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan bioetanol. E. crassipes yang digunakan dalam bentuk serbuk dikeringkan secara alami serta di jus pada keadaan segar. Penelitian ini meliputi 3 tahap, yaitu pretreatment, hidrolisis dan sakarifikasi. Ada 22 buah reaktor yang digunakan pada penelitian ini. 10 buah Reaktor A1 sampai A5 beserta duplonya adalah reaktor dengan serbuk E. crassipes yang ditambahkan jamur Trichoderma viridae. 10 buah reaktor lainnya, yaitu Reaktor B1 sampai B5 dan duplonya dengan jus E. crassipes ditambahkan jamur Trichoderma viridae. Dua buah reaktor, Reaktor C1 (gerus) dan C2 (jus) merupakan kontrol yang tidak dilakukan perlakuan apapun. Analisis gula reduksi dengan metode Nelsson-Somogyi dilakukan di akhir penelitian. Hasilnya menunjukkan bahwa reaktor A5 menghasilkan gula reduksi terbanyak dan reaktor A4 adalah pembentukan gula reduksi tercepat. Reaktor A5 menghasilkan gula reduksi sebanyak 2,87 mg/L dan reaktor A4 membentuk gula reduksi dengan laju 0,063 mg/jam.L.

    Kata kunci: Eichhornia crassipes, Saccharomyces cereviceaeSakarifikasi, Trichoderma viridae.

    WASTE MANAGEMENT II Tren Terkini dalam Pengelolaan Sampah Kota dan Limbah B3

    ITS Surabaya

    6

    Eichhornia crassipes JUS dan GERUS DENGAN KOMBINASI JAMUR

    Ellina S. Pandebesieb Lingkungan FTSP ITS, Kampus ITS Sukolilo 60111

    Pencemaran air limbah turut ambil peran didalam penyediaan nutrien bagi pertumbuhan eceng gondok (Eichhornia crassipes). Sehingga, Pertumbuhan E. crassipes menjadi sangat pesat. Pertumbuhan yang sangat pesat dapat menimbulkan masalah bagi ekosistem perairan. Penelitan sebelumnya diketahui bahwa E. crassipes mengandung lignin, selulosa dan hemiselulosa yang cukup tinggi. Selulosa

    akan polisakarida yang sangat berpotensi untuk diuraikan menjadi glukosa. Kandungan lignoselulosa yang tinggi menjadikan E. crassipes dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan bioetanol. E. crassipes yang digunakan dalam bentuk serbuk

    alami serta di jus pada keadaan segar. Penelitian ini meliputi 3 tahap, yaitu pretreatment, hidrolisis dan sakarifikasi. Ada 22 buah reaktor yang digunakan pada penelitian ini. 10 buah Reaktor A1 sampai A5 beserta duplonya adalah reaktor dengan

    crassipes yang ditambahkan jamur Trichoderma viridae. 10 buah reaktor lainnya, yaitu Reaktor B1 sampai B5 dan duplonya dengan jus E. crassipes ditambahkan jamur Trichoderma viridae. Dua buah reaktor, Reaktor C1 (gerus) dan C2 (jus) merupakan

    idak dilakukan perlakuan apapun. Analisis gula reduksi Somogyi dilakukan di akhir penelitian.

    Hasilnya menunjukkan bahwa reaktor A5 menghasilkan gula reduksi terbanyak dan reaktor A4 adalah pembentukan gula reduksi

    A5 menghasilkan gula reduksi sebanyak 2,87 mg/L dan reaktor A4 membentuk gula reduksi dengan laju 0,063 mg/jam.L.

    Saccharomyces cereviceae,

  • SEMINAR NASIONAL 2014 - WASTE MANAGEMENT ITren Terkini dalam Pengelolaan Sampah Kota dan Limbah B3

    Laboratorium Teknologi Pengelolaan Limbah Padat dan B3 ITS Surabaya

    Surabaya, 4 Februari 2014

    Buku Agenda dan Abstrak

    Abstract

    The contamination of waste water in aquatic sites raised the nutrient for the growth of water hyacinth (E. crassipes). That caused the growth of Eichhornia crassipes increased. Because the growth of E. crassipes increased it can caused many problems to theecosystems. Previous research shows that E. crassipes contained so many of lignin, cellulose and hemicellulose. Cellulose is a polysaccharide that valuable to destroy and form a glucose.Those high content of lignocellulose is good to used E. crassipes as a raw material to make a bioethanol. E. crassipes is dried under the sunlight to make a powder of E. crassipes and the other one is juiced. In this research there are 3 steps that is pretreatment, hydrolysis and saccharification. There are 22 reactorsreactors is named A1 to A5 (with the duplicate) that are using the powder of E. crassipes and Trichoderma viridae addition10 reactors named B1 to B5 (with the duplicate) is using the juice of E. crassipes and Trichoderma viridae addition. Two reactors leftreactor C1 (powder) dan C2 (juice) as a control that not treated by any treatment. Reducting sugar is analyzed using the NelssonSomogyi method in the end of the research. The result shows thatreactor A5 produced the most reducting sugar about 2,87 mg/L.Reactor A4 is the fastest in produced reducting sugar that about0,063 mg/jam.L.

    Keywords: Eichhornia crassipes, Saccharification, Saccharomyces cereviceae, Trichoderma viridae.

    WASTE MANAGEMENT II Tren Terkini dalam Pengelolaan Sampah Kota dan Limbah B3

    ITS Surabaya

    7

    The contamination of waste water in aquatic sites raised the nutrient for the growth of water hyacinth (E. crassipes). That caused the growth of Eichhornia crassipes increased. Because the growth of E. crassipes increased it can caused many problems to the aquatic ecosystems. Previous research shows that E. crassipes contained so many of lignin, cellulose and hemicellulose. Cellulose is a polysaccharide that valuable to destroy and form a glucose.Those

    ipes as a raw is dried under the

    sunlight to make a powder of E. crassipes and the other one is In this research there are 3 steps that is pretreatment,

    ors which is 10 that are using the

    powder of E. crassipes and Trichoderma viridae addition. The other 10 reactors named B1 to B5 (with the duplicate) is using the juice of

    Two reactors left, is as a control that not treated by

    Reducting sugar is analyzed using the Nelsson-The result shows that

    reducting sugar about 2,87 mg/L. is the fastest in produced reducting sugar that about

    Eichhornia crassipes, Saccharification, Saccharomyces

  • SEMINAR NASIONAL 2014 - WASTE MANAGEMENT ITren Terkini dalam Pengelolaan Sampah Kota dan Limbah B3

    Laboratorium Teknologi Pengelolaan Limbah Padat dan B3 ITS Surabaya

    Surabaya, 4 Februari 2014

    Buku Agenda dan Abstrak

    KOMBINASI HIDROLISIS E. crassipesMENGGUNAKAN H2SO4 0,25% DAN T. viride

    PADA TAHAP AWAL PEMBUATAN BIOETANOLAnnisa Handayania*, Ellina S. Pandebesie

    a Mahasiswa S2 Pasca Sarjana Teknik Lingkungan, FTSP,

    Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabayab Dosen Teknik Lingkungan, FTSP, Institut Teknologi Sepuluh

    Nopember, Surabaya *[email protected]

    Abstrak Kelimpahan Eichhornia crassipes (eceng gondok) sangat merugikan ekosistem air, namun berpotensi menghasilkan bioetanol bila diproses. Phanaerochaete chrysosporium adalah agen pendegradasi lignin, sedangkan Trichoderma viride adalah agen pendegradasi hemiselulosa dan selulosa yang baik. Asam akan memaksproses degradasi tersebut pada tahap hidrolisis. Kadar glukosa hasil hidrolisis sangat menentukan banyaknya bioetanol yang dihasilkan pada proses selanjutnya. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah menganalisis dan mengevaluasi suhu hidrolisis E. crassipesoptimum menggunakan H2SO4 0,25% dan T. viride pada tahap awal pembuatan bioetanol. Metode yang dilakukan adalah eksperimen laboratorium dengan persiapan bahan baku, biakan kapang T. viride dan P.chrysosporium, pretreatment menggunakan P. chrysosporiumselama enam hari, kemudian hidrolisis. Treatment kombinasi hidrolisis dilakukan selama 1, 2, 3, 4, dan 5 hari pada suhu ruang juga suhu 400C terhadap T. viride. Sebelumnya dilakukan hidrolisis asam menggunakan H2SO4 0,25%. Parameter kadar glukosa masing-masing diukur menggunakan Metode NelsonPenentuan kombinasi hidrolisis paling optimum menggunakan scatter chart untuk mengetahui grafik laju produksi glukosa terhadap waktu hidrolisis.Kombinasi hidrolisis yang menghasilkan glukosa paling tinggi adalah penambahan H2SO4 0,25% dan inokulum viride pada suhu ruang selama empat hari. Produksi glukosa kombinasi tersebut sebesar 97,9 mg/g E. crassipes keringtumbuh dengan baik pada suhu ruang dan optimum tumbuh pada hari keempat.

    Kata kunci: E. crassipes, hidrolisis, T. viride

    WASTE MANAGEMENT II Tren Terkini dalam Pengelolaan Sampah Kota dan Limbah B3

    ITS Surabaya

    8

    E. crassipes T. viride

    PADA TAHAP AWAL PEMBUATAN BIOETANOL *, Ellina S. Pandebesieb

    Mahasiswa S2 Pasca Sarjana Teknik Lingkungan, FTSP, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya

    Dosen Teknik Lingkungan, FTSP, Institut Teknologi Sepuluh

    sangat merugikan ekosistem air, namun berpotensi menghasilkan bioetanol bila

    adalah agen pendegradasi adalah agen pendegradasi

    hemiselulosa dan selulosa yang baik. Asam akan memaksimalkan proses degradasi tersebut pada tahap hidrolisis. Kadar glukosa hasil hidrolisis sangat menentukan banyaknya bioetanol yang dihasilkan pada proses selanjutnya. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah

    E. crassipes yang 0,25% dan T. viride pada tahap awal

    pembuatan bioetanol. Metode yang dilakukan adalah eksperimen laboratorium dengan persiapan bahan baku, biakan kapang T. viride

    P. chrysosporium selama enam hari, kemudian hidrolisis. Treatment kombinasi hidrolisis dilakukan selama 1, 2, 3, 4, dan 5 hari pada suhu ruang

    . Sebelumnya dilakukan hidrolisis 0,25%. Parameter kadar glukosa

    masing diukur menggunakan Metode Nelson-Somogyi. Penentuan kombinasi hidrolisis paling optimum menggunakan scatter chart untuk mengetahui grafik laju produksi glukosa terhadap

    yang menghasilkan glukosa 0,25% dan inokulum T.

    pada suhu ruang selama empat hari. Produksi glukosa kering. T. viride

    imum tumbuh pada

  • SEMINAR NASIONAL 2014 - WASTE MANAGEMENT ITren Terkini dalam Pengelolaan Sampah Kota dan Limbah B3

    Laboratorium Teknologi Pengelolaan Limbah Padat dan B3 ITS Surabaya

    Surabaya, 4 Februari 2014

    Buku Agenda dan Abstrak

    Abstract

    Abundance of Eichhornia crassipes (water hyacinth) was impaired water ecosystem, but potentially produce bioethanol if had process. Trichoderma viride is a good degradated lignin agentand Phanaerochaete chrysosporium is a degradated hemicelluloseand celluloseagent. Acid is an effective way to increase the hydrolysis efficiency. Glucose that produced by hydrolysis makes certain about percent bioethanol from next processes. Purpose of this research was analyze and evaluate the optimum hydrolysis condition of crassipeswith physics, chemist, and biology processin first bioethanol production.Method of research is laboratoryexperimental, such as preparation of basic substance, T. viride dan P. chrysosporium culture, biological pretreatment with P. chrysosporium during six days, then hydrolysis. Hydrolysis combinationdid during 1, 2, 3, 4, and 5 days on room temperature and 40aboutT. viride.Moreover, treatment did with acid hydrolysis used H2SO4 0,25%. Parameter of glucosecalculated with NelsonMethod. Act of determining optimum hydrolysis combinascatter chart to know rapid glucose produced on a graph.Hydrolysis combination that highest produced glucoseis increment of H0,25% and T. viride in the room temperature during four days.That combination producedglucose amount of 97,9 mg/g dry T. viride growth in room temperature and growth optimum at fourth days.

    Keywords: E. crassipes, hydrolysis, T. viride

    WASTE MANAGEMENT II Tren Terkini dalam Pengelolaan Sampah Kota dan Limbah B3

    ITS Surabaya

    9

    Eichhornia crassipes (water hyacinth) was impaired water ecosystem, but potentially produce bioethanol if had process. Trichoderma viride is a good degradated lignin agentand Phanaerochaete chrysosporium is a degradated hemicelluloseand

    an effective way to increase the hydrolysis . Glucose that produced by hydrolysis makes certain about

    percent bioethanol from next processes. Purpose of this research was analyze and evaluate the optimum hydrolysis condition of E.

    with physics, chemist, and biology processin first phase bioethanol production.Method of research is laboratoryexperimental, such as preparation of basic substance, T. viride dan P. chrysosporium culture, biological pretreatment with P. chrysosporium during six days, then hydrolysis. Hydrolysis combination treatment did during 1, 2, 3, 4, and 5 days on room temperature and 400C aboutT. viride.Moreover, treatment did with acid hydrolysis used

    0,25%. Parameter of glucosecalculated with Nelson-Somogyi Method. Act of determining optimum hydrolysis combination used scatter chart to know rapid glucose produced on a graph.Hydrolysis combination that highest produced glucoseis increment of H2SO4 0,25% and T. viride in the room temperature during four days.That

    y E. crassipes. T. viride growth in room temperature and growth optimum at fourth

  • SEMINAR NASIONAL 2014 - WASTE MANAGEMENT ITren Terkini dalam Pengelolaan Sampah Kota dan Limbah B3

    Laboratorium Teknologi Pengelolaan Limbah Padat dan B3 ITS Surabaya

    Surabaya, 4 Februari 2014

    Buku Agenda dan Abstrak

    PRETREATMENT ECENG GONDOK SEBAGAI BAHAN BAKU BIOETANOL DENGAN

    Phanerochaete chrysosporium Esthi Ayu Febriania*, Ellina Sitepu Pandebesie

    Agustina Wilujenga aJurusan Teknik Lingkungan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

    *[email protected]

    Abstract

    Eceng gondok (Eichhornia crassipes) merupakan lignoselulosa yang tersusun atas lignin, hemiselulosa dan selulosa. Eceng gondok mempunyai nilai tambah jika diproses lebih lanjut, salah satunya sebagai bahan baku bioetanol dengan dihilangkan ligninnya terlebih dahulu. Proses pretreatment dilakukan untuk menghilangkan lignin agar dihasilkan hidrolisat berupa gula reduksi lebih banyak proses hidrolisis hemiselulosa dan selulosa. Pretreatmentdilakukan dengan bantuan proses enzimatik mikroorganismesatunya menggunakan enzim lignin peroksidase, mangan peroksidase dan lakase pada jamur Phanerochaete chrysosporiumTujuan penelitian adalah mencari pretreatment efektif antara penambahan 2 ohse dan 5 ohse P. chrysosporium. Variabel yang dipakai yaitu penambahan 2 ohse dan 5 ohse P. chrysosporiudiinokulasikan pada sampel eceng gondok bubuk keringdiberi akuades 50 mL dan disterilisasi. Parameter yang digunakan adalah kadar gula reduksi metode Luff Schoorl. Pengamatan dilakukan secara time series dengan jangka waktu masa inkubasi6, 8, 10 dan 12 hari. Hasil penelitian didapat laju pembentukan gula reduksi tertinggi untuk penambahan P. chrysosporium 0,013%/hari masa inkubasi 4 hari. Laju pembentukan gula reduksi tertinggi untuk penambahan P.chrysosporium 5 ohse yait%/hari dengan masa inkubasi 4 hari. Hasil penelitian pretreatment dengan inokulasi P. chrysosporium 2 ohse masa inkubasi 4 hari lebih efektif.

    Kata kunci: bioetanol; eceng gondok; Phanerochaete chrysosporiumpretreatment

    WASTE MANAGEMENT II Tren Terkini dalam Pengelolaan Sampah Kota dan Limbah B3

    ITS Surabaya

    10

    ECENG GONDOK SEBAGAI BAHAN BAKU BIOETANOL DENGAN

    Ellina Sitepu Pandebesiea, Susi

    Jurusan Teknik Lingkungan Institut Teknologi Sepuluh Nopember [email protected]

    lignoselulosa yang tersusun atas lignin, hemiselulosa dan selulosa. Eceng gondok mempunyai nilai tambah jika diproses lebih lanjut, salah satunya

    dengan dihilangkan ligninnya terlebih k menghilangkan lignin

    lebih banyak dari Pretreatment dapat

    dilakukan dengan bantuan proses enzimatik mikroorganisme, salah dase, mangan

    Phanerochaete chrysosporium. efektif antara Variabel yang

    chrysosporium yang sampel eceng gondok bubuk kering yang telah

    . Parameter yang digunakan . Pengamatan

    dengan jangka waktu masa inkubasi 4, tian didapat laju pembentukan gula

    P. chrysosporium 2 ohse yaitu /hari masa inkubasi 4 hari. Laju pembentukan gula reduksi

    5 ohse yaitu 0,015 menunjukkan 2 ohse masa

    Phanerochaete chrysosporium;

  • SEMINAR NASIONAL 2014 - WASTE MANAGEMENT ITren Terkini dalam Pengelolaan Sampah Kota dan Limbah B3

    Laboratorium Teknologi Pengelolaan Limbah Padat dan B3 ITS Surabaya

    Surabaya, 4 Februari 2014

    Buku Agenda dan Abstrak

    Abstract

    Water hyacinth (Eichhornia crassipes) is lignocellulose is composed by lignin, hemicellulose and cellulose. Water hyacinth has additional value if it is processed further, such as a for bioethanol with lignin removal process first. Pretreatment process is done to remove the lignin in order to produce more reducing sugars from hemicellulose and cellulose hydrolysis process. Pretreatment can be done with microorganismsprocesses, one of which uses enzymes such as lignin pemanganese peroxidase and laccase in Phanerochaete chrysosporium. The purpose of the research is to find pretreatment between the addition of 2 and 5 ohse chrysosporium. The variables used are the addition of 2 and 5 ohse ohse P. chrysosporium were inoculated on water hyacinth dry powder samples that had been given 50 mL of distilled water and sterilized. The parameters used are the reduction sugarLuff Schoorl method. Observations were made in a time series with incubation periods 4, 6, 8, 10 and 12 days. The result of the research is the highest reducing sugar production rate for the addition of P. chrysosporium 2 ohse ie 0.013 %/day incubation period of 4 days. The highest rate of reducing sugar formation to the addition of 5 ohse P.chrysosporium is 0.015 % day with an incubation period of 4 daThe results showed pretreatment with inoculation of P. chrysosporium 2 ohse with 4 days incubation period is more effective.

    Keywords: bioethanol; Phanerochaete chrysosporium; pretreatment; water-hyacinth

    WASTE MANAGEMENT II Tren Terkini dalam Pengelolaan Sampah Kota dan Limbah B3

    ITS Surabaya

    11

    Water hyacinth (Eichhornia crassipes) is lignocellulose material that lignin, hemicellulose and cellulose. Water hyacinth

    a raw material t. Pretreatment process

    more reducing sugars from hemicellulose and cellulose hydrolysis process.

    s enzymatic lignin peroxidase,

    manganese peroxidase and laccase in Phanerochaete is to find the effective

    pretreatment between the addition of 2 and 5 ohse of P. The variables used are the addition of 2 and 5 ohse

    P. chrysosporium were inoculated on water hyacinth dry powder samples that had been given 50 mL of distilled water and

    The parameters used are the reduction sugar content with Luff Schoorl method. Observations were made in a time series with

    of the research is the highest reducing sugar production rate for the addition of P.

    0.013 %/day incubation period of 4 days. ddition of 5 ohse

    0.015 % day with an incubation period of 4 days. The results showed pretreatment with inoculation of P.

    incubation period is more

    chrysosporium; pretreatment;

  • SEMINAR NASIONAL 2014 - WASTE MANAGEMENT ITren Terkini dalam Pengelolaan Sampah Kota dan Limbah B3

    Laboratorium Teknologi Pengelolaan Limbah Padat dan B3 ITS Surabaya

    Surabaya, 4 Februari 2014

    Buku Agenda dan Abstrak

    PROSES KOMPOSTING LIMBAH PADAT RUMAH POTONG HEWAN DENGAN METODE AEROBIK

    DAN A2O Rima Auliyati Wulandari*, Yulinah Trihadiningrum

    Jurusan Teknik Lingkungan, FTSP-ITS, Surabaya*[email protected]

    Abstract

    RPH Pegirian menghasilkan limbah padat isi rumenkotoran (5,26 ton) dan sisa pakan setiap hari. Metode pengomposan aerobik dan A2O (anaerobik-anoksik-aerobik) dipilih sebagai alternatif pengolahan. Penelitian bertujuan membandingkanpengomposan dengan metode aerobik dan A2O, perubahanselama proses, penyisihan emisi NH3, serta Coliform. Pengomposan menggunakan 20 kg isi rumen pada setiap reaktor selama 50 hari. Dalam penelitian ini suplai udara sebesar 0,757 L.kgdolomit 2%, dan media filter Granular Activated Carbonkompos dengan menggunakan 20 reaktor uji dan 4 reaktor kontrol kapasitas 60 L. Parameter uji yaitu kadar air,suhu, pH, N, NO3-, PO43-, C, P, NH3 dan total coliform.Kompos dari sistemmencapai kematangan pada hari ke-43, lebih cepat dibanding AEfisiensi penyisihan N terbesar dari sistem aerobik sebesar Kompos akhir dari aerobik memiliki kandungan C (39,19(3,57-10,93%), NH4 (0,12-0,18%), NO2- (0,013-0,024%), NO(0,0006-0,0016%), PO43- (0,689-0,928%), P (2,81-Coliform (3,7-2.420,96 MPN/gr.DM). Sedangkan kompos dari Amengandung C (41,09-42,62%), N (2,52-5,11%), NH4 (0,11NO2- (0,03-0,099%), NO3- (0,0006-0,0022%), PO43- (0,666P (0,78-2,94%), dan Coliform (8,79-16.358,29 MPN/gr.DM). Penyisihan NH3 pada GAC (76,00 84,23%) lebih besar dibanding kompos matang (60,00 69,67%). Penyisihan Coliformaerobik berkisar 93,83 99,99%, sedangkan A2O 58,32

    Kata kunci: Aerobik, A2O, Isi Rumen, Kompos, Lindi.

    WASTE MANAGEMENT II Tren Terkini dalam Pengelolaan Sampah Kota dan Limbah B3

    ITS Surabaya

    12

    PROSES KOMPOSTING LIMBAH PADAT RUMAH POTONG HEWAN DENGAN METODE AEROBIK

    Rima Auliyati Wulandari*, Yulinah Trihadiningrum ITS, Surabaya

    rumen (0,38 ton), dan sisa pakan setiap hari. Metode pengomposan

    aerobik) dipilih sebagai alternatif pengolahan. Penelitian bertujuan membandingkan

    O, perubahan N dan P . Pengomposan

    setiap reaktor selama 50 hari. udara sebesar 0,757 L.kg-1DM.min-1,

    anular Activated Carbon (GAC) dan uji dan 4 reaktor kontrol

    . Parameter uji yaitu kadar air,suhu, pH, N, NH4, NO2-, .Kompos dari sistem aerobik lebih cepat dibanding A2O.

    Efisiensi penyisihan N terbesar dari sistem aerobik sebesar 61,91%. Kompos akhir dari aerobik memiliki kandungan C (39,19-42,11%), N

    024%), NO3- -3,79%), dan

    2.420,96 MPN/gr.DM). Sedangkan kompos dari A2O (0,11-0,18%),

    (0,666-0,975%), 16.358,29 MPN/gr.DM). %) lebih besar dibanding

    Coliform pada proses O 58,32-99,98%.

  • SEMINAR NASIONAL 2014 - WASTE MANAGEMENT ITren Terkini dalam Pengelolaan Sampah Kota dan Limbah B3

    Laboratorium Teknologi Pengelolaan Limbah Padat dan B3 ITS Surabaya

    Surabaya, 4 Februari 2014

    Buku Agenda dan Abstrak

    Abstract

    Pegirians slaughterhouse produces solid waste paunch manure (0,38 tons), manure (5,26 tons) and grass feed residues every day. The aerobic and A2O (anaerobic-anoksik-aerobic) methods were chosen as an alternative treatment. This research has purpose to compare the composting process between aerobic and Achanges of N and P during process, NH3 and ColiformComposting using 20 kg of paunch manure for each reactor50 days. In this research air supply was 0,757 L.kgdolomite 2%, and filters of GAC and compost using 20and 4 control reactors with capacity of 60 L. Tests included humidity, temperature, pH, N, NO2-, NO3-, NH4, PO43-, C, P, coliform.Compost from aerobic reach maturity in 43 days,A2O. The largest N removal was 61,91% from aerobic. The final compost from aerobic has nutrient of C(39,19-42,11%), N (3,5710,93%), NH4 (0,12-0,18%), NO2- (0,013-0,024%), NO30,0016%), PO43- (0,689-0,928%), P (2,81-3,79%), and Coliform (3,7-2.420,96 MPN/gr.DM). The final compost from A2O has nutrient of C (41,09-42,62%), N (2,52-5,11%), NH4 (0,11-0,18%), NO2(0,03-0,099%), NO3- (0,0006-0,0022%), PO43- (0,666(0,78-2,94%), dan Coliform (8,79-16.358,29 MPN/gr.DM).removal on GAC (76,00-84,23%) greater than compost (60,0069.67%). Coliform removal was 93,83-99,99% in aerobic and 58,3299,98% in A2O.

    Keywords: Aerobic, A2O, Paunch Manure, Compost, Leachate

    WASTE MANAGEMENT II Tren Terkini dalam Pengelolaan Sampah Kota dan Limbah B3

    ITS Surabaya

    13

    Pegirians slaughterhouse produces solid waste paunch manure and grass feed residues every day.

    aerobic) methods were ernative treatment. This research has purpose to

    compare the composting process between aerobic and A2O, Coliform removal.

    reactor during was 0,757 L.kg-1DM.min-1,

    0 test reactors included humidity,

    , P, NH3 and in 43 days, faster than

    was 61,91% from aerobic. The final 42,11%), N (3,57-

    0,024%), NO3- (0,0006-3,79%), and Coliform

    2.420,96 MPN/gr.DM). The final compost from A2O has nutrient 0,18%), NO2-

    (0,666-0,975%), P 16.358,29 MPN/gr.DM). NH3

    84,23%) greater than compost (60,00-99,99% in aerobic and 58,32-

    O, Paunch Manure, Compost, Leachate

  • SEMINAR NASIONAL 2014 - WASTE MANAGEMENT ITren Terkini dalam Pengelolaan Sampah Kota dan Limbah B3

    Laboratorium Teknologi Pengelolaan Limbah Padat dan B3 ITS Surabaya

    Surabaya, 4 Februari 2014

    Buku Agenda dan Abstrak

    PROSES PENGOMPOSAN LIMBAH PADAT RUMAH POTONG HEWAN DENGAN METODE

    ANAEROBIK DAN A2O Nurul Matin*, Yulinah Trihadiningrum

    Jurusan Teknik Lingkungan, FTSP-ITS, Surabaya*[email protected]

    Abstrak

    Setiap hari RPH Pegirian menghasilkan isi rumen 0,38 ton, faces 5,26 ton dan sisa pakan. Alternatif pengolahan dengan proses pengomposan limbah padat secara anaerobik dan A2O untuk memperbaiki kualitas kompos. Penelitian bertujuan membandingkan pengomposan dengan metode anaerobik dan A2O; konsentrdan P selama pengomposan; emisi NH3; dan penyisihan Coliform. Penelitian menggunakan 20kg isi rumen pada setiap reaktor kapasitas 60L sebanyak 24 reaktor selama 50 hari. Pengomposan menggunakan metode anaerobik dan A2O; pemberian dolomit 2%; media filter karbon aktif dan kompos matang untuk mereduksi NHParameter uji adalah N-org, NO3-, NO2-, NH4, PO43-, PColiform, kadar air, pH, dan suhu.Metode A2O lebih baik menurunkan nitrogen anorganik dibandingkan metode anaerobik, efisiensi penurunan N dari metode A2O mencapai 36,21%. Kompos dengan metode anaerobik memiliki efisiensi penurunan (25,65%); NO3- (78,43%); NO2- (50,66%); P (63,56%) dan PO(43,25%). Sedangkan dari metode A2O adalah NH4 (47,58%); NO(83,26%); NO2- (tidak mengalami penurunan); P (42,48%) dan PO(40,13%).Penurunan NH3 dengan karbon aktif (80,89-kompos matang (68,86-69,67%). Penurunan coliform pada metode A2O mencapai 99,98%. dan anaerobik hanya 99,87%.

    Kata kunci : Anaerobik, A2O, Filter, Isi Rumen Sapi, Kompos, Lindi.

    WASTE MANAGEMENT II Tren Terkini dalam Pengelolaan Sampah Kota dan Limbah B3

    ITS Surabaya

    14

    PADAT RUMAH POTONG HEWAN DENGAN METODE

    ITS, Surabaya

    rumen 0,38 ton, faces 5,26 ton dan sisa pakan. Alternatif pengolahan dengan proses pengomposan limbah padat secara anaerobik dan A2O untuk memperbaiki kualitas kompos. Penelitian bertujuan membandingkan pengomposan dengan metode anaerobik dan A2O; konsentrasi N

    ; dan penyisihan Coliform. Penelitian menggunakan 20kg isi rumen pada setiap reaktor kapasitas 60L sebanyak 24 reaktor selama 50 hari. Pengomposan menggunakan metode anaerobik dan A2O; pemberian dolomit 2%;

    lter karbon aktif dan kompos matang untuk mereduksi NH3. , P-tot, NH3, C,

    Coliform, kadar air, pH, dan suhu.Metode A2O lebih baik menurunkan nitrogen anorganik dibandingkan metode anaerobik, efisiensi penurunan N dari metode A2O mencapai 36,21%. Kompos dengan metode anaerobik memiliki efisiensi penurunan NH4

    (50,66%); P (63,56%) dan PO43-(47,58%); NO3-

    (tidak mengalami penurunan); P (42,48%) dan PO43--82,14%) dan

    ,67%). Penurunan coliform pada metode

    Kata kunci : Anaerobik, A2O, Filter, Isi Rumen Sapi, Kompos, Lindi.

  • SEMINAR NASIONAL 2014 - WASTE MANAGEMENT ITren Terkini dalam Pengelolaan Sampah Kota dan Limbah B3

    Laboratorium Teknologi Pengelolaan Limbah Padat dan B3 ITS Surabaya

    Surabaya, 4 Februari 2014

    Buku Agenda dan Abstrak

    Abstract

    Everyday RPH Pegirian produces 0.38 tons paunch manure, 5.26 tons feces, and residual feed. Alternative processing of the solid waste composting using anaerobic and A2O method to improve the quality of compost. This research aimed to compare composting between anaerobic and A2O; concentrations of N and P during composting; NH3 emissions , and Coliform removal. Research using 20kg paunch manure on each reactor 60L capacity as much as 24 reactors for 50 days. Composting unsing anaerobic and A2O methods; giving 2% dolomite; activated carbon filter media and mature to reduce NH3. Test parameters are N-org, NOPO43-, P-tot, NH3, C, Coliform, moisture, pH, and temperature.A2O method is better than anaerobicfor the reducing of inorganic nitrogen, efficiency removal of N from A2O method reached 36,21%. Compost with anaerobic method has an efficiency decrease of NHNO3- (78,43%); NO2- (50,66%); P (63,56%) and POWhile the method of A2O is NH4 (47,58%); NO3- (83,26%); NOdeclining), P (42.48 %) and PO43-(40,13%). The decline in NH3 with activated carbon (80.89 to 82.14%) and mature compost (68.86 to 69.67%). The decrease in the coliform from A2O method reached 99.98 %while anaerobic only 99.87%.

    Keywords : Anaerobic, A2O, Filter, Content Cow Rumen, Compost, Lindi.

    WASTE MANAGEMENT II Tren Terkini dalam Pengelolaan Sampah Kota dan Limbah B3

    ITS Surabaya

    15

    Everyday RPH Pegirian produces 0.38 tons paunch manure, 5.26 . Alternative processing of the solid

    waste composting using anaerobic and A2O method to improve the quality of compost. This research aimed to compare composting between anaerobic and A2O; concentrations of N and P during

    oliform removal. Research using 20kg paunch manure on each reactor 60L capacity as much as 24 reactors for 50 days. Composting unsing anaerobic and A2O methods; giving 2% dolomite; activated carbon filter media and

    org, NO3-, NO2-, NH4, , C, Coliform, moisture, pH, and temperature.A2O

    method is better than anaerobicfor the reducing of inorganic nitrogen, efficiency removal of N from A2O method reached 36,21%. Compost

    efficiency decrease of NH4 (25,65%); (50,66%); P (63,56%) and PO43-(43,25%).

    (83,26%); NO2-(not (40,13%). The decline in NH3 with

    82.14%) and mature compost (68.86 to 69.67%). The decrease in the coliform from A2O method reached

    Keywords : Anaerobic, A2O, Filter, Content Cow Rumen, Compost,

  • SEMINAR NASIONAL 2014 - WASTE MANAGEMENT ITren Terkini dalam Pengelolaan Sampah Kota dan Limbah B3

    Laboratorium Teknologi Pengelolaan Limbah Padat dan B3 ITS Surabaya

    Surabaya, 4 Februari 2014

    Buku Agenda dan Abstrak

    POTENSI BIOREMEDIASI TANAH TERKONTAMINASI POLYCYCLIC AROMATIC HYDROCARBONS DARI BATUBARA DENGAN

    COMPOSTING Andy Mizwar*, Yulinah Trihadiningrum

    Jurusan Teknik Lingkungan, Institut Sepuluh Nopember Surabaya* [email protected]

    Abstrak

    Tanah terkontaminasi polycyclic aromatic hydrocarbons menjadi masalah utama lingkungan dalam satu dekade terakhir. Telah banyak literatur yang menjelaskan tentang berbagai sumber dan alternatif teknologi remediasi tanah terkontaminasi PAHs, namun kajian yang sama untuk PAHs-batubara masih sangat dilakukan. Padahal batubara mengandung struktur aromatik yang melebihi bahan bakar lain, dan dapat menghasilkan PAHs hingga 100 kali lebih besar daripada minyak bumi. Dari sejumlah teknologi remediasi tanah terkontaminasi PAHs yang telah dikembangkabioremediasi dengan teknologi composting telah terbukti efektif, lebih ekonomis, dan lebih mudah diaplikasikan. Makalah ini menyajikan kajian komprehensif tentang batubara sebagai sumber alami polutan PAHs, biodegradasinya dan composting sebagai alternatanah terkontaminasi PAHs-batubara.

    Kata Kunci: batubara, biodegradasi, composting, PAHs, remediasi

    Abstract

    Soil contaminated with polycyclic aromatic hydrocarbonsbecome a major environmental problem in the last decadeliteratures have described various sources andtechnologies of PAHs contaminated soil remediation, however similar study on PAHs-coal is still very rare. Coal contains morestructures than other fuels and can produce PAHs up to 100greater than petroleum. From numerous PAHs contaminatedremediation technology that has been developed, bioremediationcomposting technology has been proven effective, less expensiveand easier to apply. This paper presents a comprehensive

    WASTE MANAGEMENT II Tren Terkini dalam Pengelolaan Sampah Kota dan Limbah B3

    ITS Surabaya

    16

    POTENSI BIOREMEDIASI TANAH POLYCYCLIC AROMATIC

    DARI BATUBARA DENGAN

    Yulinah Trihadiningrum

    Jurusan Teknik Lingkungan, Institut Sepuluh Nopember Surabaya

    Tanah terkontaminasi polycyclic aromatic hydrocarbons (PAHs) telah menjadi masalah utama lingkungan dalam satu dekade terakhir. Telah banyak literatur yang menjelaskan tentang berbagai sumber dan alternatif teknologi remediasi tanah terkontaminasi PAHs,

    batubara masih sangat jarang atubara mengandung struktur aromatik yang

    melebihi bahan bakar lain, dan dapat menghasilkan PAHs hingga Dari sejumlah teknologi

    remediasi tanah terkontaminasi PAHs yang telah dikembangkan, bioremediasi dengan teknologi composting telah terbukti efektif, lebih ekonomis, dan lebih mudah diaplikasikan. Makalah ini menyajikan kajian komprehensif tentang batubara sebagai sumber alami polutan PAHs, biodegradasinya dan composting sebagai alternatif remediasi

    , biodegradasi, composting, PAHs, remediasi

    polycyclic aromatic hydrocarbons (PAHs) has in the last decade. Many

    and alternative however similar more aromatic

    PAHs up to 100 times contaminated soil bioremediation by

    less expensive comprehensive review of

  • SEMINAR NASIONAL 2014 - WASTE MANAGEMENT ITren Terkini dalam Pengelolaan Sampah Kota dan Limbah B3

    Laboratorium Teknologi Pengelolaan Limbah Padat dan B3 ITS Surabaya

    Surabaya, 4 Februari 2014

    Buku Agenda dan Abstrak

    coal as a natural source of PAHs, PAHs biodegradationcomposting as an alternative remediation of soil contaminated withPAHs-coal.

    Keywords: coal, biodegradation, composting, PAHs, remediation

    WASTE MANAGEMENT II Tren Terkini dalam Pengelolaan Sampah Kota dan Limbah B3

    ITS Surabaya

    17

    biodegradation and contaminated with

    coal, biodegradation, composting, PAHs, remediation

  • SEMINAR NASIONAL 2014 - WASTE MANAGEMENT ITren Terkini dalam Pengelolaan Sampah Kota dan Limbah B3

    Laboratorium Teknologi Pengelolaan Limbah Padat dan B3 ITS Surabaya

    Surabaya, 4 Februari 2014

    Buku Agenda dan Abstrak

    MODEL SISTEM DINAMIK PENGELOLAAN SAMPAH

    Yevi Putri Agustia

    WASTE MANAGEMENT II Tren Terkini dalam Pengelolaan Sampah Kota dan Limbah B3

    ITS Surabaya

    18

    DINAMIK PENGELOLAAN

  • SEMINAR NASIONAL 2014 - WASTE MANAGEMENT ITren Terkini dalam Pengelolaan Sampah Kota dan Limbah B3

    Laboratorium Teknologi Pengelolaan Limbah Padat dan B3 ITS Surabaya

    Surabaya, 4 Februari 2014

    Buku Agenda dan Abstrak

    KAJIAN PENGEMBANGAN PENGOLAHAN SAMPAH DI KAMPUS INSTITUT TEKNOLOGI

    SEPULUH NOPEMBER (ITS), SURABAYATriyonoa*, Susi A. Wilujenga

    aJurusan Teknik Lingkungan FTSP ITS, Kampus ITS Sukolilo 60111 Surabaya, Jawa Timur, Indonesia *[email protected]

    Abstrak

    Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) merupakan salah satu kampus berbasis teknologi yang terkemuka di Indonesia. Kampus ITS memiliki berbagai jenis aktivitas kuliah, administrasi, laboratorium, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ), kantin, dan sebagainya. Hingga saat ini, pengelolaan sampah telah dilakukan di kampus tersebut. Namun demikian, hingga saat ini terdapat beberapa permasalapengelolaan rumah kompos. Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) yang telah dirancang tidak beroperasi. Sampah yang dihasilkan di jurusan/unit/biro masih dibuang menuju Lahan Penerimaan Sementara (LPS). Penelitian dilakukan untuk mendesain Material Recovery Facility (MRF) yang disesuaikan dengan komposisi dan karakteristik sampah. Komposisi sampah di Kampus ITS antara lain sampah daun 46,69%, sisa makanan dapat dikomposkan 1,41%, sisa makanan tidak dapat dikomposkan 10,77%, plastik Polietilen Tereftalat (PET) 0,59%, plastik High Density Polyethylene (HDPE) 8,35%, plastik Low Density Polyethylene (LDPE) 3,86%, plastik Polipropilen (PP) 6,22%, plastik Polistiren (PS) 1,20%, plastik Other 3,21%, koran & office paper 5,12%, tetra pack 1,75%, kertas campuran 6,67%, kardus 0,36%, logam 0,14%, kain 0,60%, kayu 0,32%, kaca 0,57%, Bahan Berbahaya & Beracun (B3) 0,06%, dan residu 2,11%. 2025, sampah civitas akademika sebesar 12,92 m3/hari, sampah sapuan jalan dan pemotongan rumput sebesar 15,80 Karena ada program eco campus, timbulan sampah di Kampus ITS diasumsikan 10,38 m3/hari atau 1619,28 kg/hari. direncanakan terdiri dari lahan penerima sementara, lahan pemilahan sampah, lahan pengomposan, lahan pengepakan dan

    WASTE MANAGEMENT II Tren Terkini dalam Pengelolaan Sampah Kota dan Limbah B3

    ITS Surabaya

    19

    KAJIAN PENGEMBANGAN PENGOLAHAN SAMPAH DI KAMPUS INSTITUT TEKNOLOGI

    SEPULUH NOPEMBER (ITS), SURABAYA

    Sukolilo 60111

    Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) merupakan salah satu kampus berbasis teknologi yang terkemuka di Indonesia. Kampus

    kuliah, administrasi, laboratorium, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ), kantin, dan sebagainya. Hingga saat ini, pengelolaan sampah telah dilakukan di kampus tersebut. Namun demikian, hingga saat ini terdapat beberapa permasalahan dalam pengelolaan rumah kompos. Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) yang telah dirancang tidak beroperasi. Sampah yang dihasilkan di jurusan/unit/biro masih dibuang menuju Lahan Penerimaan Sementara (LPS). Penelitian dilakukan untuk

    rial Recovery Facility (MRF) yang disesuaikan Komposisi sampah di

    Kampus ITS antara lain sampah daun 46,69%, sisa makanan dapat dikomposkan 1,41%, sisa makanan tidak dapat dikomposkan

    reftalat (PET) 0,59%, plastik High Density Polyethylene (HDPE) 8,35%, plastik Low Density Polyethylene (LDPE) 3,86%, plastik Polipropilen (PP) 6,22%, plastik Polistiren (PS) 1,20%, plastik Other 3,21%, koran & office paper

    ampuran 6,67%, kardus 0,36%, logam 0,14%, kain 0,60%, kayu 0,32%, kaca 0,57%, Bahan Berbahaya & Beracun (B3) 0,06%, dan residu 2,11%. Pada tahun

    /hari, sampah sapuan jalan dan pemotongan rumput sebesar 15,80 m3/hari. Karena ada program eco campus, timbulan sampah di Kampus ITS

    /hari atau 1619,28 kg/hari. MRF yang direncanakan terdiri dari lahan penerima sementara, lahan pemilahan sampah, lahan pengomposan, lahan pengepakan dan

  • SEMINAR NASIONAL 2014 - WASTE MANAGEMENT ITren Terkini dalam Pengelolaan Sampah Kota dan Limbah B3

    Laboratorium Teknologi Pengelolaan Limbah Padat dan B3 ITS Surabaya

    Surabaya, 4 Februari 2014

    Buku Agenda dan Abstrak

    penyimpanan, dan area parkir. MRF yang direncanakan berukuran 11 x 35 meter. Jumlah pegawai yang dibutuhkan sebanyak 5 orang.

    Kata kunci: Civitas akademika ITS, MRF, Timbulan sampah

    Abstract

    ITS has many sources of solid waste that are from learning avtivities, administration, laboratory activities, student extracurricular center (UKM), Student Assemblage (HMJ), canteen and other.ITS has solid waste management. Nevertheless ITS has many problems in operating and managing the MRF. PLTSa was made but never been operated Solid waste which was from every departement and all unit in ITS still thrown to temporary landfill (LPSpurpose of this research is designing the new MRF for ITS The new MRF would created upon the composition and characteristic of swaste in ITS. The Solid waste composition in ITS consists of yard waste 46,69%, composted food waste 1,41%, non-composted food waste 10,77%, PET plastics 0,595%, HDPE plastics 8,35%, LDPE plastic 3,86%, PP plastics 6,22%, PS plastics 1,20%, other plas3,21%, newspaper & office paper 5,12%, tetra pack 1,75%, mixed paper 6,67%, cardboard 0,36%, metal 0,14%, fabric remnants 0,60%, lumber/wood chips 0,32%, shards of glass 0,57%waste 0,065%, and residue 2,11%.The new MRF was disigned with a temporary receiver land, land waste segregation, composting area, packing and storage area, and a parking area The new MRF sized is about 11 x 35 meters and the number of employee is about 5 peoples.

    Keywords: ITS academicians, MRF, solid waste

    WASTE MANAGEMENT II Tren Terkini dalam Pengelolaan Sampah Kota dan Limbah B3

    ITS Surabaya

    20

    dan area parkir. MRF yang direncanakan berukuran 11 x 35 meter. Jumlah pegawai yang dibutuhkan sebanyak 5 orang.

    Civitas akademika ITS, MRF, Timbulan sampah

    earning avtivities, administration, laboratory activities, student extracurricular center

    , canteen and other. Recently, Nevertheless ITS has many

    problems in operating and managing the MRF. PLTSa was made but er been operated Solid waste which was from every departement

    and all unit in ITS still thrown to temporary landfill (LPS). The purpose of this research is designing the new MRF for ITS The new MRF would created upon the composition and characteristic of solid

    onsists of yard composted food

    8,35%, LDPE 1,20%, other plastics

    3,21%, newspaper & office paper 5,12%, tetra pack 1,75%, mixed paper 6,67%, cardboard 0,36%, metal 0,14%, fabric remnants

    %, hazardous MRF was disigned with

    temporary receiver land, land waste segregation, composting area, packing and storage area, and a parking area The new MRF sized is

    he number of employee is about 5

  • SEMINAR NASIONAL 2014 - WASTE MANAGEMENT ITren Terkini dalam Pengelolaan Sampah Kota dan Limbah B3

    Laboratorium Teknologi Pengelolaan Limbah Padat dan B3 ITS Surabaya

    Surabaya, 4 Februari 2014

    Buku Agenda dan Abstrak

    REVIEW PERAN IPST DALAM REDUKSI SAMPAH KOTA

    Hardianto Program Studi S3 Jurusan Teknik Lingkungan

    Institut Teknologi Sepuluh November (ITS)Email: [email protected]

    Abstrak

    Pengelolaan sampah terpadu diterapkan untuk mengurangi limbah pada sumbernya. Output dari pengolahan yang digunakan sebagaibahan masukan dalam proses atau dikonversi menjadi nilai tambah masukan bagi proses lainnya, memaksimalkan konsumsi sumber daya dan meningkatkan eko-efisiensi. Hal tersebut merupakan perubahan paradigma yang mendasar dalam pengelolaan sampah yang bertumpu pada pengurangan sampah. Instalasi Pengolahan Sampah Terpadu (IPST) atau Material Recovery Facilitysebagai tempat berlangsungnya kegiatan pemisahan danpengolahan sampah secara terpusat. Jika sebuah membangun dan mengoperasikan MRF, maka kota tersebut mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Beberapa penelitian mengkaji pembangunan MRF secara cepat dalam operasional dan struktur biaya, menggunakan pemrograman untuk menyaring pola pengumpulan yang optimal dan lokasi serta kapasitas MRF yang ideal, analisis kelayakan ekonomi dan operasional MRpilihan untuk pengolahan bahan daur ulang, menggunakan MRF dalam pengolahan limbah sehingga menghasilkan efektifitasPerkembangan metode praktis yang telah teruji di beberapa kota dapat dipertimbangkan sebagai bentuk pengelolaan sampah yanefektif. TPST ini didasarkan pada program 3R (Reduce, Reuse, Recycle) agar dapat tercapai program zero waste mendatang. Pendekatan pengelolaaan persampahan yang semula didekati dengan wilayah administrasi, dapat diubah dengan pendekatan pengelolaan persampahan secara regional dengan menggabungkan beberapa kota dan kabupaten dalam pengelolaan persampahan.

    Kata kunci: IPST, Reduksi, Sampah Kota

    WASTE MANAGEMENT II Tren Terkini dalam Pengelolaan Sampah Kota dan Limbah B3

    ITS Surabaya

    21

    VIEW PERAN IPST DALAM REDUKSI SAMPAH

    Program Studi S3 Jurusan Teknik Lingkungan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS)

    untuk mengurangi limbah utput dari pengolahan yang digunakan sebagai

    atau dikonversi menjadi nilai tambah konsumsi sumber

    Hal tersebut merupakan perubahan paradigma yang mendasar dalam pengelolaan sampah

    Instalasi Pengolahan Material Recovery Facility (MRF)

    sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pemisahan dan sebuah kota akan

    tersebut dapat . Beberapa penelitian

    mengkaji pembangunan MRF secara cepat dalam operasional dan struktur biaya, menggunakan pemrograman untuk menyaring pola pengumpulan yang optimal dan lokasi serta kapasitas MRF yang ideal, analisis kelayakan ekonomi dan operasional MRF sebagai

    menggunakan MRF tifitas biaya.

    Perkembangan metode praktis yang telah teruji di beberapa kota dapat dipertimbangkan sebagai bentuk pengelolaan sampah yang

    Reduce, Reuse, pada masa

    mendatang. Pendekatan pengelolaaan persampahan yang semula didekati dengan wilayah administrasi, dapat diubah dengan

    laan persampahan secara regional dengan menggabungkan beberapa kota dan kabupaten dalam pengelolaan

  • SEMINAR NASIONAL 2014 - WASTE MANAGEMENT ITren Terkini dalam Pengelolaan Sampah Kota dan Limbah B3

    Laboratorium Teknologi Pengelolaan Limbah Padat dan B3 ITS Surabaya

    Surabaya, 4 Februari 2014

    Buku Agenda dan Abstrak

    Abstract

    The integrated solid waste management is applied to reduce waste from its origin. The output of the processing that is used as an input in the process or converted give added value for the other processes, maximize the resource consumption and improve the eco-efficiency. It is a fundamental paradigm shift in waste management which is based on waste reduction. Integrated Solid Waste Treatment Plant (IPST) or Material Recovery Facility (MRF) as a centralized place for the separation and waste management activities. If a city will build and operate the MRF, then the city can achieve the goal of sustainable development. Some studies have examined MRF development rapidly in operations and cost structure by using programming to filter optimal collection pattern and the ideal location and capacity of MRF, economic feasibility and MRF operational analysis as an option for processing recyclable materials by using MRF in waste management to produce cost effectiveness.The development of practical method that has been tested in some cities can be considered as an effective form of waste management. This IPST is based on a 3R program (Reduce, Reuse, and Recycle) in order to achieve zero waste programs in the future. Waste managemen