SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI TERAPAN 2016 SEKOLAH … SNTT_Susanto Johanes.pdf · Email:...
Transcript of SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI TERAPAN 2016 SEKOLAH … SNTT_Susanto Johanes.pdf · Email:...
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Terapan SV UGM 2016 | i
SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI TERAPAN 2016
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
“Peran dan Tantangan Pendidikan Vokasi dalam Pengembangan SDM Terampil di Indonesia”
Yogyakarta, 19 November 2016
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2016
PROSIDING
SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI TERAPAN (SNTT 2016)
ii | Prosiding Seminar Nasional Teknologi Terapan SV UGM 2016
PROSIDING
SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI TERAPAN (SNTT 2016)
ISBN 978-602-1159-18-7
2016 oleh:
SekolahVokasi
Universitas Gadjah Mada
Hak Publikasi dilindungi oleh Undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian
maupun seluruh isi prosiding ini dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis penerbit.
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Terapan SV UGM 2016 | iii
SUSUNAN PANITIA
PenanggungJawab
Ir. Hotma Prawoto S., M. T. IP-MD (Direktur Sekolah Vokasi)
Ma’un Budiyanto, S.T., M., T (Wakil Direktur Bidang Penenlitian, Pengabdian Masyarakat, dan
Kerja)
Wikan Sakarinto, S.T., M. Sc., Ph.D. (Wakil Direktur Bidang Akademik dan Kemahasiaan)
Ir. Heru Budi Utomo, M.T. (Wakil Direktur Bidang SDM dan Keuangan)
Tim Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Sekolah Vokasi UGM 2016
1. Paramita Her Astuti, S.E., M.Sc.
2. Rina Widiastuti, S.S., M.A.
3. Nuryati, S.Far., M.P.H
4. Edi Kurniadi, S.T., M.T
5. Ir. F. Eko Wismo Winarto, M.Sc. Ph.D
6. Galih Kusuma Aji, STP., M.Agr
7. M. Iqbal Taftazani, S.T., M.Eng
8. Budi Sumanto, S. Si., M. Eng
9. Prima Asrama Sejati, S. T., M. Eng
KetuaPanitia
Budi Sumanto, S. Si., M. Eng
Tim Pelaksana
Koordinator Panitia : Joni Iskandar
Sekertaris : Imandini Anggimelya Putri
Bendahara : Shinta Dewi Novitasari
DDD & Editing : Rosmawarda Yunarya
Perlengkapan : Swatika Adjie Hogantara
Acara & Tim Kreatif : Dwi Cahyo Ramadhan
Humas : Lailatul Isnaeni
Akomodasi & Transport : Raka Trialviano Bagus
Eko Afrizal
iv | Prosiding Seminar Nasional Teknologi Terapan SV UGM 2016
TIM REVIEWER
1. Ir. Prijono Nugroho Djojomartono MSP., Ph.D.
2. Nuryati, MPH
3. Muhammad Arrofiq, S.T., M.T., Ph.D
4. Ir. Lukman Subekti, M.T.
5. Anifuddin Aziz, S.Si., M.Kom
6. Ir. FX. Sukidjo, M.T.
7. Dr. Ir. Suryo Darmo, M.T.
8. Ir. Soeadgihardo Siswantoro, M.T.
9. Prof. Dr. drh. Ida Tjahajati, M.P
10. Dr. Mohammad Affan Fajar Falah, STP, M.Agr
11. Waluyo, S.S., M.Hum
12. Dr. Endang Soelistyowati, M.Pd.
13. Dr. Soni Warjono., MAFIS.
14. Dr. John Supriyanto., MIM
15. Prof. Tri Widodo, M.Ec., D.ev., Ph.D.
16. Edi Kurniadi, S.T., M.T
17. Agus Kurniawan, ST., MT., PhD
18. Dr. Sc. Adhy Kurniawan, ST.
Alamat Sekretariatan
Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada
Jl. Kaliurang km 1, Sekip 1 Yogyakarta
Tlp : (0274) 541020 – 588999
Website :www.sntt.sv.ugm.ac.id
Email : [email protected]
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Terapan SV UGM 2016 | ix
DAFTAR ISI
No. Judul Hal.
1. Pengukuran Tingkat Kesiapan Penerapan E-Learning (Studi Kasus: Stikom Uyelindo
Kupang) (Claria Fransiska Agatha Berek) 517
2. Perancangan Tata Kelola Keamanan Informasi Instansi Penyelenggara Pelayanan
Publik (Dedi Irawan). 523
3. Evaluasi Supplier Dengan Pendekatan Vendor Performance Indicator (Vpi)
Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (Ahp) Dan Technique For Order
Preference By Similarity To Ideal Solution (Topsis) Pada Cv. Multi Sam Jaya
Surabaya(Denis Fidita Karya).
527
4. Implementasi E-Reserachdiscussion Untuk Bimbingan Tugas Akhir(Dian
Indudewi)
531
5. Pemakaian Pipa Pemanas Dua Sisi Untuk Pengembangan Sistem Pengering Kelom
Geulis Berbasis Mikrokontroler (Edvin Priatna). 535
6. Aplikasi Digital Mapping Universitas Trunojoyo Madura (Eka Mala Sari Rochman). 538
7. Bank Perkreditan Rakyat Di Jawa Timur Dan Faktor Faktor Yang Mempengaruhinya
(Endah Tri Wahyuningtyas).
543
8. Laboratorium, Fasilitas Belajar, Dan Keterampilan Guru Dalam Pembelajaran Sains
Serta Sumbangannya Terhadap Sifat Dinamis Siswa Sma Di Sumatera Barat (Erman
Har).
547
9. Metode Simple Additive Weighting Dalam Penentuan Lokasi Tanam Kelapa Sawit
(Faizal Widya Nugraha).
551
10. Steganalisis Citra Digital Domain Frekuensi Berbasiskan Discrete Wavelet Transform
Dan Principal Component Analysis(Fauzan Pradana Akinta Putra). 556
11. Artificial Neural Network Untuk Prediksi Data Anomali Jaringan Akibat Serangan
Denial Of Service (Henning Titi Ciptaningtyas). 562
12. Pengaruh Perceived Organizational Support (Pos) Dan Komitmen Organisasi Terhadap
Job Performance Akuntan Manajemen Pada Perusahaan-Perusahaan Di Kota Surabaya
(Hidayatul Khusnah).
567
13. Analisis Waktu Route Discovery Pada Protokol Ad Hoc On Demand Distance Vector
(Ika Oktavia Suzanti). 572
14. Model Pengelolaan Surat Dan Disposisi Pimpinan Berbasis Web Pada Kantor
Pemerintah Kabupaten Sidrap Provinsi Sulawesi Selatan(Imasita). 578
15. Rancang Bangun Sistem Informasi Analisa Gap Kompetensi Pegawai Berbasis Web
(Karno). 584
16. Pemetaan Lahan Daerah Irigasi Kritis Di Uptd Pengairan Pujon Kabupaten Malang
(Kiki Frida Sulistyani). 589
xiv | Prosiding Seminar Nasional Teknologi Terapan SV UGM 2016
90. Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Paired Story-Telling Dalam Mata
Kuliah Membaca Pada Program Studi Bahasa Jepang. (Wahyu Handayani
Setyaningsih)
941
91. Ekstraksi Jaringan Syaraf Tiruan Menggunakan Algoritma C4.5 Untuk
Pembentukan Basis Aturan Kerasionalan Pemberian Obat Penghambat Pompa
Proton. (Anifuddinazis)
946
92. Proses Pembentukan Kata Kerja Dasar Menjadi Kata Kerja Jadian Bahasa Indonesia dan
Bahasa Korea. (Supriadianto)
950
93. Studi Efisiensi Termal Proses Pengeringan Cengkeh Pada Alat Pengering Yang
Memiliki Lima Tingkat Tray. (Susanto Johanes)
954
94. Analisis Kelayakan Kondisi Infrastruktur Pendukung Pelayanan Angkutan Massal
Berbasis Jalan Sesuai Standar Pelayanan Minimal. (Suwardo)
959
95. Pergeseran Nilai Budaya Kolektivisme ke Nilai Budaya Individualisme Masyarakat
Korea Dalam Drama Korea Reply 1988. (Ummul Hasanah, S.S., M.T, Th)
966
96. Aplikasi Sistem Bahan Bakar Elektronik Tipe Ym Jet-fi Dengan Variasi Jenis Bahan
Bakar Terhadap Unjuk Kerja Sepeda Motor Transmisi Manual. (Harjono)
971
97. Pengaruh Tingkat Partisipasi Perempuan Dalam Usaha Ekonomi Mikro Terhadap
Tingkat Sosial Ekonomi Keluargadi Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulon Progo.
(Nur Aini Yuniyarti)
975
98. Rancang Bangun Gimbal Camcorder Stabilizer Dengan 3 Derajat Kebebasan
Menggunakan Kontrol Pid. (Prima Asmara Sejati)
979
99. Penerapan Model Neural Network Backpropagation Untuk Prediksi Tingkat Kualifikasi
Calon Mahasiswa. (Studi Kasus Program Diploma Teknik Elektro Ugm). (Sri Lestari)
984
100. Sentimen Kedaerahan (Regionalisme) Di Korea Selatan: Dulu Dan Sekarang. (Yuni
Wachid Asrori)
988
101. Perancangan Layanan Cloud Print Berbasis Raspberry Pi 3. (Yuris Mulya Saputra) 993
102. Bank Diversification And Market Share Evidence From Indonesia. (Paramita Her
Astuti)
998
103. Sistem Ground Control Station Untuk Pengamatan Dan Pengendalian Unmanned Aerial
Vehicle. (Ariesta Martiningtyas Handayani)
1000
104. Dampak Penerapan Akuntansi Murabahah Terhadap Non Performing Financing (Npf):
Bukti Empiris Bank Umum Syariah Di Indonesia. (Ihda Arifin Faiz)
1004
105. Pengaruh Sudut Defleksi Canard Pada Sudut Serang Tinggi Model Pesawat Tempur
Terhadap Karakter Aliran Aerodinamika. (Setyawan Bekti Wibowo)
1009
954 |Prosiding Seminar Nasional Teknologi Terapan SV UGM 2016
STUDI EFISIENSI TERMAL PROSES PENGERINGAN
CENGKEH PADA ALAT PENGERING YANG MEMILIKI
LIMA TINGKAT TRAY Susanto Johanes
1, F. Eko Wismo Winarto
2
1, 2Diploma Teknik Mesin Sekolah Vokasi UGM
Email: [email protected] & [email protected]
ABSTRAK
Pada penelitian ini dilakukan pengujian efisiensi termal pengeringan cengkeh pada alat pengering yang memiliki lima
tingkat tray terbuat dari plat lubang stainless steel, ukuran luas setiap tray 70 x 100 cm2. Plat pengering dilengkapi dengan tiga
macam sirip-sirip pemanas udara, terbuat dari plat aluminium. Kapasitas pengeringan cengkeh adalah sebesar 15 kg, menggunakan
bahan bakar LPG. Sebelum proses pengeringan dilakukan, cengkeh ditebarkan di atas lima (5) tingkat tray, secara acak namun
diusahakan ketebalannya merata. Selama proses pengeringan dilakukan pengaturan laju bahan bakar LPG agar temperatur ruang
pengering berkisar antara 40–60 oC. Relokasi cengkeh ke tingkat tray berbeda dilaksanakan setiap satu jam, sekaligus dilakukan
pembalikan, agar pemanasan cengkeh merata dan tidak terjadi gosong. Pelaksanaan relokasi cengkeh berturut-turut dimulai dari
tingkat terbawah sampai teratas. Selama proses pengeringan, temperatur udara pengering dicatat setia interval waktu 10 menit
menggunakan thermometer digital. Besaran-besaran yang perlu dicatat pada proses pengeringan ini adalah temperatur ruang
pengering dan udara luar, lama waktu pengeringan, konsumsi bahan bakar LPG yang digunakan, serta kadar air terkandung dalam
cengkeh, baik sebelum maupun setelah dikeringkan. Perhitungan kadar air cengkeh, menggunakan acuan sampel cengkeh yang
dikeringkan kembali menggunakan oven, hingga kadar airnya meenjadi 0 %. Lama pengeringan cengkeh kapasitas 15 kg, selama 4
jam 20 menit, hingga terjadi penurunan kadar air dari 73, 18 % menjadi 26,78 %. Data yang diperoleh pada penelitian ini,
selanjutnya digunakan sebagai dasar perhitungan efisiensi termal pengeringan cengkeh tersebut, yaitu sebesar 11,57 %.
Kata kunci: cengkeh, alat pengering lima tingkat tray, kadar air, efisiensi termal
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Tanaman cengkeh (Zyzigium Aromaticum)
adalah merupakan tanaman perkebunan/industri berupa
pohon yang termasuk famili Myrtaceae. Tanaman ini
berasal dari Indonesia, ada yang berpendapat berasal
dari Maluku Utara, Kepulauan Maluku, atau Irian,
namun ada juga yang mengatakan dari Philipina.
Macam-macam cengkeh yaitu cengkeh Putih, cengkeh
Katak dan cengkeh Zanzibar [1].
Cengkeh merupakan salah satu komoditi hasil
pertanian dengan nilai jual cukup tinggi, bersifat
musiman, namun mempunyai peranan penting dalam
industri pangan dan non pangan. Produk cengkeh
sebagian besar digunakan pada industri rokok kretek,
bahan obat-obatan, kosmetik dan parfum.
Dalam bidang kesehatan dan kecantikan,
manfaat cengkeh diantaranya untuk mengobati sakit
gigi, mencegah peradangan, mengatasi mual dan
muntah, meningkatkan sistem pencernakan, mengatasi
pilek, mengatasi sinusitis, menyehatkan jantung,
meredakan batuk, meringankan infeksi saluran
pernafasan, mengatasi jerawat, menghilangkan noda
dan guratan di kulit, sumber anti oksidan, kondisioner
dan mencegah rambut rontok [2].
Penanganan paska panen cengkeh di tingkat
petani pada umumnya dilakukan secara tradisional.
Perontokan bunga dilakukan dengan tangan, sehingga
butuh waktu lama. Maka pengeringan segera dilakukan
setelah pemanenan, karena keterlambatan pengeringan
akan berakibat buruk terhadap mutu cengkeh [3].
Oleh karena itu untuk mempertahankan mutu
cengkeh dilakukan usaha pengeringan agar tahan lama
disimpan dan memberikan nilai tambah.
Secara umum, apabila cuaca baik, sinar matahari
memancar terang, pengeringan bunga cengkeh dengan
cara alami (penjemuran), untuk mencapai tingkat
kekeringan sesuai keinginan pasar, atau perbandingan
berat cengkeh basah dan kering sebesar 3 : 1 [4],
memakan waktu kurang lebih 3-4 hari, tetapi bila
musim hujan, bisa lebih lama lagi. Ironinya masa
panen cengkeh adalah sekitar bulan Juli-September,
yaitu berada pada musim penghujan [5], hal ini
menjadi kendala bagi para petani.
Apabila pengeringan cengkeh dilakukan
menggunakan mesin pengering, udara digunakan
sebagai media pemanas, caranya udara tersebut
dialirkan di dalam pipa-pipa, yang dipanaskan oleh gas
atau biomassa, selanjutnya udara panas yang dihasilkan
dialirkan menggunakan blower, menuju ke dalam
ruang oven cengkeh. Dengan cara demikian, untuk
menurunkan kadar air cengkeh menjadi sebesar 8-14%
membutuhkan waktu sekitar 2,5 jam [6].
Gambar 1. berikut ini adalah contoh mesin
pengering bunga cengkeh yang ada di pasaran [5].
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Terapan SV UGM 2016 | 955
(a) (b)
Gambar 1. (a) Alat pengering bunga cengkeh, tersusun
beberapa tingkat pan, (b). salah satu pan yang telah terisi
bunga cengkeh.
B. Rumusan Masalah
Penelitian ini merupakan pengujian unjuk kerja
alat pengering cengkeh jenis ―rotating parts of tray‖
rancangan sendiri. Dengan rancangan ini harapannya
adalah dapat memanfaatkan semaksimal mungkin kalor
hasil pembakaran bahan bakar LPG (Liquified
Petroleum Gas).
Untuk memperoleh standar operasi alat
pengering ini, maka diperlukan pengaturan kapasitas
cengkeh, pengaturan konsumsi bahan bakar serta lama
waktu operasi yang berbeda-beda guna memperoleh
cengkeh dengan tingkat kekeringan tertentu.
C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
efisiensi termal pengeringan cengkeh pada alat
pengering jenis tak kontak langsung, hasil rancangan
sendiri, kapasitas 15 kg, dengan lima tingkat tray,
menggunakan bahan bakar LPG.
D. Metodologi
Bahan yang dikeringkan adalah bunga cengkeh
yang masih basah. Bunga-bunga cengkeh yang akan
dipanaskan ditebarkan merata di atas tray-tray,
selanjutnya dilakukan proses pengeringan. Setelah
proses pengeringan dilakukan beberapa saat, maka
cengkeh terkering yang berada pada tray tingkat satu
(terbawah) dapat diambil. Selanjutnya secara berurutan
dari cengkeh yang berada di tray tingkat dua sampai
tingkat lima, dipindah ke tray satu tingkat di bawahnya.
Setelah itu, tray tingkat teratas (5) dapat diisi cengkeh
yang berasal dari tray terbawah. Hal ini dimaksudkan
agar tingkat kekeringan cengkeh-cengkeh merata dan
tidak mengalami gosong.
Perpindahan kalor terutama radiasi oleh gas
hasil pembakaran bahan bakar LPG ke plat pemanas
yang terbuat dari plat stainless steel, sebagian
diteruskan secara konduksi ke sirip-sirip pemanas yang
terbuat dari bahan plat aluminium. Udara yang
dihembuskan oleh blower dipanaskan oleh plat dan
sirip-sirip pemanas. Selanjutnya udara panas yang
dihasilkan, digunakan untuk memanasi cengkeh, yang
ditebarkan merata di atas lima tingkat tray.
Alat pengering biji kakao yang diteliti, adalah
seperti terlihat pada Gambar 2, dengan spesifikasi
sebagai berikut:
Jenis ―Rotating Parts of Tray Model‖,
Bahan bakar ganda (LPG atau kayu bakar),
Kapasitas kecil antara 50 – 100 kg,
Jumlah tingkat : 5 tray,
Pelat pemanas bersirip,
Luas permukaan sirip 127.400 cm2
Luas setiap tingkat tray adalah 100 x 70 cm2,
Blower 3‖
(a) (b) Gambar 2. Alat pengering cengkeh jenis ―Rotating Parts of
Tray Model‖, (a) Sketsa, (b) Alat pengering siap beroperasi
Gambar 3, menunjukkan sketsa mekanisme
gerak (putar) tray, berfungsi untuk menurunkan
cengkeh ke tingkat tray di bawahnya.
Gambar 3. Sketsa mekanisme gerak tray pada alat pengering
cengkeh ―Rotating Parts of Tray Model‖
E. Percobaan
Alat pengering cengkeh model ―rotating parts
of tray‖ ini, diuji coba tanpa beban dan dengan beban,
menggunakan bahan bakar LPG.
Proses pengeringan tanpa beban dimulai dengan
pembukaan katup gas LPG dan menghidupkan empat
buah kompor (burner), agar menghasilkan temperatur
pengeringan antara 40 o
C - 60 oC. Setelah itu
dilakukan pengeringan cengkeh dengan berat 15 kg.
Temperatur udara di setiap bagian tray dan beberapa
komponen alat pengering dicatat selama proses
pengeringan berlangsung,
Penentuan kadar air yang terkandung pada
cengkeh, didasarkan dari hasil pengeringan sampel
cengkeh menggunakan oven, hingga tingkat
kekeringan (kadar air) menjadi 0 %. Cengkeh tersebut
956 |Prosiding Seminar Nasional Teknologi Terapan SV UGM 2016
baik yang masih basah maupun cengkeh hasil
pengeringan menggunakan alat pengering.
F. Tinjauan Pustaka Alat-alat pengering produk pertanian adalah
bertujuan mengurangi kadar air yang terkandung di
dalam produk tersebut. Metode pengeringan yang
dilakukan ada kalanya berbeda, namun ada yang sama
atau hampir sama satu dengan lainnya. Perlakuan-
perlakuaan khusus seperti misalnya produk-produk
yang sensitif terhadap tingginya temperatur
pengeringan, dilakukan untuk melindungi produk
tersebut agar tak terjadi perubahan sifat produk.
Adapun beberapa penelitian tentang alat-alat pengering
tersebut, diuraikan di bawah ini.
Dicky Seprianto dkk., [7], melakukan penelitian
pengeringan bunga Rosella, menggunakan rancang
bangun mesin pengering ciptaannya, yang kemudian
disumbangkan kepada mitranya. Mesin tersebut
bekerja menggunakan pemanas listrik dengan daya 440
watt, arus 2 Ampere, tegangan 220 volt. Hasil
pengujian pengeringan bunga Rosella yang dilakukan
adalah dengan kecepatan aliran udara 1,2 m/det,
temperatur pengeringan 55 oC, serta lama pengeringan
selama 14 jam, menghasilkan kekeringan bunga
tersebut secara sempurna.
Fudholi, A. dkk [8], di dalam reviewnya
dikatakan bahwa pengeringan untuk produk pertanian
dan kelautan adalah salah satu aplikasi yang paling
menarik dan hemat energi dengan menggunakan energi
surya. Berbagai jenis pengering surya telah dirancang
dan dikembangkan di berbagai belahan dunia. Pada
dasarnya ada empat macam alat-alat pengering surya
tersebut, yaitu pengering sinar matahari langsung, tak
langsung, model gabungan dan tipe hibrid.
Susanto J., dkk., [9], telah membuat alat
pengering jenis rotating parts of tray, lima tingkat,
menggunakan bahan bakar ganda (LPG atau kayu
bakar), yang masih perlu variasi perubahan untuk
disempurnakan pemanfaatan kalornya.
G. Landasan Teori Pada alat pengering ini, perpindahan kalor
berlangsung secara radiasi dari gas hasil pembakaran
gas LPG, diterima oleh plat stainless steel. Selanjutnya
sebagian kalor diteruskan secara konduksi ke sirip-sirip
pemanas yang terbuat dari bahan plat aluminium.
Udara yang dihembuskan oleh blower dipanaskan oleh
plat dan sirip-sirip pemanas. Selanjutnya udara panas
yang dihasilkan, serta kalor konduksi melalui
konstruksi, digunakan untuk memanasi cengkeh yang
ditebarkan merata di atas tray.
Kalor total yang dipergunakan pada proses
pengeringan cengkeh ini, mirip dengan pengeringan
biji kakao, seperti halnya pada Susanto J., dkk. [10],
terdiri dari:
1. Kalor yang digunakan untuk memanaskan
cengkeh dari temperatur atmosfer ke temperatur
yang diinginkan,
2. Kalor yang digunakan untuk memanaskan
kandungan air yang ada dalam cengkeh,
3. Kalor yang digunakan untuk menguapkan (kalor
laten) kandungan air yang ada dalam cengkeh,
4. Kebocoran kalor melalui dinding alat pengering,
5. Kalor yang keluar melalui ventilasi/cerobong gas
buang, dan
6. Rugi kalor yang hilang pada kompor dan
sekitarnya yang tak terserap oleh alat pengering.
Adapun untuk menentukan efisiensi termal
pengeringan cengkeh pada alat pengering tersebut di
atas, melalui perhitungan secara bertahap sebagai
berikut.
Besarnya kalor total yang digunakan pada
proses pengeringan cengkeh, , adalah sebagai
berikut :
(1)
Dengan
QD = kalor untuk pemanasan cengkeh basah, (k
Joule)
QL = kalor yang hilang, (k Joule)
Kalor untuk pemanasan cengkeh basah (QD),
terdiri dari beberapa komponen energi dan dinyatakan
sebagai berikut :
(2) (2)
Dengan,
QC = kalor pemanasan cengkeh, (k Joule)
QW = kalor pemanasan air yang terkandung pada
cengkeh, (k Joule)
QEW = kalor penguapan air cengkeh, (k Joule)
Kalor pemanasan cengkeh, , dinyatakan
dengan persamaan berikut :
(3)
Dengan,
WCf = berat cengkeh basah setelah produksi, (kg)
cpC = panas jenis cengkeh, (k Joule/kg.oC)
Td = temperatur cengkeh kering, (oC)
Tf = temperatur cengkeh awal (basah), (oC)
Kalor pemanasan air cengkeh, , dinyatakan
dengan persamaan berikut :
(4)
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Terapan SV UGM 2016 | 957
Dengan
Wwf = berat kandungan air pada cengkeh, (kg)
cpw = panas jenis air, (k Joule/kg.oC)
Kalor penguapan air cengkeh, , dinyatakan
dengan persamaan berikut :
(5)
Dengan,
∆Ww = berat air yang terbuang selama pengeringan,
(kg)
= Wwf - Wwe
Wwe = berat air dalam cengkeh saat akhir (setelah
pengeringan), (kg)
hfg = kalor laten penguapan (k Joule/kg)
Kalor yang hilang, , dinyatakan sebagai
berikut :
(6) (6)
Dengan,
= laju aliran kalor melalui dinding (k Joule/sec)
= laju aliran kalor melalui ventilasi, (k Joule/sec)
= laju rugi kalor radiasi dan lainnya (k Joule/sec)
t = lama (waktu) pengeringan (sec)
Efisiensi termal alat pengering cengkeh ini,
ditentukan dengan persamaan (7), berikut :
x 100 % (7)
Dengan,
QB = kalor hasil pembakaran bahan bakar, LPG
(kJoule)
VI. PEMBAHASAN
Sebelum dilakukan proses pengeringan
cengkeh, alat pengering diujicoba tanpa beban. Pada
ujicoba alat tanpa beban, ruang pengering cengkeh
diusahakan bertemperatur antara 40 oC sampai 60
oC.
Hasil percobaan menunjukkan temperature reratanya
adalah 52,02 oC, dan memerlukan konsumsi LPG
seberat 0,16 kg. Untuk mencapai temperatur tersebut
diperlukan waktu kurang lebih 21 menit. Setelah
dicapai temperatur tersebut, dilanjutkan proses
pengeringan cengkeh.
Pada percobaan ini, sirkulasi udara dihasilkan
oleh blower 3‖ dengan kecepatan penuh (bukaan
troattle penuh), sehingga udara tersebut menyerap
kalor dari plat dan sirip-sirip pemanas pada alat
pengering tersebut. Pada pengujian alat dengan beban,
dilakukan variasi kapasitas pengeringan cengkeh basah
seberat 15 kg, atau rata-rata 3 kg, setiap tingkat tray.
Untuk kapasitas pengeringan cengkeh seberat
15 kg ini, kondisi udara lingkungan saat dilakukan
pengambilan data, menunjukkan bahwa temperatur
bola kering rerata sebesar 31 oC dan temperatur bola
basah adalah sebesar 27 oC.
Untuk pengeringan biji kakao kapasitas 15 kg
(basah), dikeringkan menjadi 8,04 kg, diperlukan
bahan bakar LPG sebanyak 3,79 kg, dari tingkat
kekeringan kurang lebih 73,18 % menjadi 26,78 %,
waktu yang diperlukan 4 jam 20 menit, temperatur
rata-rata ruang pengering sebesar 49,71 oC.
Dari hasil perhitungan menunjukkan bahwa,
untuk pengeringan cengkeh kapasitas 15 kg, laju
penurunan tingkat kekeringan setiap jam sebesar 5,9
%.
Untuk pengeringan cengkeh kapasitas tersebut,
kalor yang diperlukan untuk pemanasan cengkeh
sebesar 396,171 kilo Joule, kalor yang diperlukan
untuk pemanasan kandungan air dari temperatur 30 oC
sampai temperatur pengeringan adalah sebesar 903,34
kilo Joule dan kalor untuk penguapan air yang
terkandung di dalamnya sebesar 16588,88 kilo Joule.
Jadi dapat diketahui hasil kebutuhan energi selama
proses pengeringan cengkeh basah adalah 17888,391
kilo Joule. Waktu yang digunakan pada proses
pengeringan cengkeh tersebut adalah 4 jam 20 menit
atau 15600 detik, maka kebutuhan energi yang
digunakan pada proses pengeringan tiap detiknya atau
dayanya adalah sebesar 1,147 kW.
Sedangkan kalor hasil pembakaran bahan bakar
LPG adalah sebesar 178474,587 kilo Joule, maka
efisiensi termal alat pengering sebesar 11,57 %.
VII. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini
adalah sebagai berikut.
a. Pada kondisi tanpa beban, ruang pengering
mencapai temperatur kerja 52,02 oC diperlukan
waktu lebih kurang 21 menit, dengan koondisi
udara atmosfer +- 30 oC,
b. Lama waktu pengeringan cengkeh dengan
kapasitas 15 kg, adalah 4 jam 20 menit,
diperlukan bahan bakar sebesar 3,79 kg, dan
penurunan tingkat kekeringan dari 73,18 %
menjadi 26,78 %, c. Laju penurunan kadar air cengkeh rata-rata
sebesar 5,9 % setiap jam, d. Efisiensi termal alat pengering (ηT) untuk
kapasitas pengeringan 15 kg seberat 11,57 %,
Hal-hal yang perlu diperbaiki untuk meningkatkan
unjuk kerja alat pengering ini, yang perlu diujicoba
atau diperhatikan adalah:
958 |Prosiding Seminar Nasional Teknologi Terapan SV UGM 2016
a. Variasi kapasitas blower ,
b. Ukuran pipa buang gas hasil pembakaran sudah
diperkecil dari 3 inci menjadi 2 inci, dan
nampaknya dari hasil pengamatan selintas kalor
yang terbuang lebih kecil, namun perlu dicari
yang paling optimal
IV. DAFTAR PUSTAKA
[1]. Gita Adi Saputra, Ciri-ciri, Jenis dan Manfaat
Cengkeh, http://www.satwa.net/870/ciri-ciri-jenis-
dan-manfaat-cengkeh.html, 4 Januari 2014.
[2]. Anonim, 15 Manfaat Cengkeh Untuk Kesehatan
dan Kecantikan, http://manfaat.co.id/15-manfaat-
cengkeh-untuk-kesehatan-dan-kecantikan, 4
Agustus, 2014.
[3]. Ishak, 2013, Model Pengeringan Lapisan Tipis
Cengkeh (Syzigium Aromaticum), Sekripsi,
Program Studi Keteknikan Pertanian, Jurusan
Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian,
Universitas Hasanuddin, Makassar.
[4]. Aksi Agraris Kanisius, 1973, Bagaimana
Menanam Cengkeh, Seri Budi Daya, Penerbit
Kanisius, Yogyakarta.
[5]. Administrator BPTP, Inovasi Mengatasi Panen
Cengkeh saat Musim hujan,
http://malut.litbang.pertanian.go.id/ind/index., 30
September 2013.
[6]. Rumah Mesin Pusat Mesin Usaha Anda, Mesin
Pengering Cengkeh,
http://rumahmesin.com/mesin-pengering-
cengkeh/, 16 April 2015.
[7]. Fudholi, A., Sopian, K., Ruslan,M.H., Alghoul,
M.A., Sulaiman, M..Y., 2009, Review of solar
dryer for agricultural and marine products, Solar
Energy Research Institute, Universiti Kebangsaan
Malaysia, 43600 Bangi Selangor Malaysia.
[8]. Seprianto, D. & Widagdo, T., 2010, Rancang
Bangun Mesin Pengering Untuk Usaha
Pembudidayaan Bunga Rosella, Laporan
Kegiatan Vucer, Jurusan Teknik Mesin Politeknik
Negeri Sriwijaya, Palembang.
[9]. Susanto J., Soeadgihardo S., Greg Sukartono,
2014, Rancang Ulang Alat Pengering Biji Kakao
yang Praktis dan Ekonomis, untuk Kelompok Tani
Ngudi Mulyo" di Dusun Banjaran Kalibawang,
Laporan Akhir Pemanfaatan Hasil Penelitian Dan
Penerapan Teknologi Tepat Guna.
[10]. Susanto J. & Winarto, 2015, Unjuk Kerja Alat
Pengering Biji Kakao Jenis Rotating Parts Of
Tray Berbahan Bakar LPG, Laporan Akhir
Penelitian, Sekolah Vokasi UGM.