SEMINAR NASIONAL SDM TEKNOLOGI NUKLIR VII …papers.sttn-batan.ac.id/prosiding/2011/E1.pdf · Jl....
Transcript of SEMINAR NASIONAL SDM TEKNOLOGI NUKLIR VII …papers.sttn-batan.ac.id/prosiding/2011/E1.pdf · Jl....
SEMINAR NASIONAL
SDM TEKNOLOGI NUKLIR VII
YOGYAKARTA, 16 NOVEMBER 2011
ISSN 1978-0176
Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN 334 Yadi Yunus dkk
RANCANGAN AWAL TRAFO TEGANGAN TINGGI UNTUK CATU
DAYA PEMERCEPAT SUMBER ELEKTRON BERBASIS KATODA
PLASMA
Yadi Yunus1)
, Suyamto2)
(1)Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir (STTN)
(2)Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan (PT APB)
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Jl. Babarsari P.O.Box 6101 YKBB Yogyakarta 55281
ABSTRAK
RANCANGAN AWAL TRAFO UNTUK CATU DAYA PEMERCEPAT SUMBER ELEKTRON
BERBASIS KATODA PLASMA (CDP SEBKP). Telah dirancang Trafo untuk Catu Daya Pemercepat
(CDP) pada Sumber Elektron Berbasis Katoda Plasma (SEBKP).Desain dilakukan dengan mengacu pada
trafo tegangan yang dipakai pada catu daya x-ray untuk kesehatan. Trafo dirancang dengan daya beban
penuh 8.500 VA, tegangan 220V/170 KV, jenis inti berbentuk cruciform dengan pendingin minyak. Dalam
rancangan ini dihitung dimensi trafo baik kumparan maupun intinya, dan dievalusai rugi-rugi tegangan
maupun rugi-rugi dayanya, efisiensi, arus beban kosong, regulasi tegangan dan kenaikan suhunya. Dari
perhitungan diperoleh luas penampang inti 59,86 cm2, panjang rata-rata 2,197 m dan berat inti 91,76
kg.Dimensi kumparan, kawat primer dipilih bentuk pipih dengan luas penampang 38,64/1.100 = 0,0351 inc2
= 64,35 mm2, tebal kawat termasuk isolasi 0,228 inc = 5,79 mm,kawat sekunder dipilih bentuk bulat
dengan diameter ≈ 0,2 mm. Dari analisa yang dilakukan setelah perencanaan, diketahui bahwa pada saat
beban penuh rugi tegangan untuk sisi sekunder VRS= 0,05 x 38260,44 = 1913,02 V dan untuk sisi primer
VRP= 38,64 x 0,0273 = 1,055 V. Rugi-rugi daya inti 163,855 W,rugi daya tembagatotal 136,41 watt,
sehingga rugi total pada saat beban penuh sebesar 300,265 W. Besarnya efisiensi pada beban penuh adalah
0,9658, arus beban kosong 6,5 A. Regulasi tegangan 1,77 %dan kenaikan suhu pendingin 19,24 0C. Bila
dielektrikum isolasi minyak 1 kV/mm, maka ruang untuk memisahkan dinding tangki dengan bagian yang
bertegangan tinggi (sekunder) harus>170 mm.
Katakunci:Rancangan awal, trafo tegangan tinggi, pemercepat elektron.
ABSTRACT
PRELIMINARY DESIGN HIGH VOLTAGE TRANSFORMER FOR POWER SUPPLY OF
ELECTRON SOURCE BASED TO PLASMA CATHODE. Has been designed transformer for powersupply of
the accelerators based on cathode plasma electron sources. Design is done with reference to the high voltage
transformers used in power supplies of medical x-ray diagnostic.Transformers are designed to have a full
load power 8,500 VA, voltage 220V/170 KV, cruciform -core types with oil cooler. Inthis designthe
dimensions ofthe transformeris calculatedboththe coilandcore,then evaluatedthe
voltagelossesandpowerlosses, efficiency, no-loadcurrent, voltage regulationandtemperature rise. From thre
calculation it is found that core cross section 59.86, average lenght 2,197 m and weight 91.76 kg. The
dimension of primary winding isrectangular section with the cross sections38,64/1.100 = 0,0351 inc2
=
64,35 mm2, the thickness covering insulation 0,228 inc = 5,79 mm, the secondary winding used a circular
section conductor with diameter 0,2 mm.By analysis after design, has been known that on full load condition
the voltage drop of the secondary winding VRS= 0,05 x 38260,44 = 1913,02 Von the primary winding VRP=
38,64 x 0,0273 = 1,055 V, the cooper loss 136,41 watt, the core loss 163,855 W, so the total losses is 300,265
W. The voltage regulation 1,7 %, the efficiency 0,9658 and temp rise is 16,930C if the cooling surface
area3547,5 inc.2 and the high tension section must be >170 mm separated from the wall tank if the break
down voltage of the insulation oil is 1 kv/mm
Keywords:Preliminary dsign, high voltage transformer, elecron accelerator.
SEMINAR NASIONAL
SDM TEKNOLOGI NUKLIR VII
YOGYAKARTA, 16 NOVEMBER 2011
ISSN 1978-0176
Yadi Yunus dkk 335 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN
1. PENDAHULUAN
Tegangan tinggi merupakan merupakan unsur
penting dalam sistem kelistrikan untuk laboratorium,
pendidikan maupun industri. Dalam bidang
transmisi dan distribusi tenaga listrik diperlukan
transformator tegangan tinggi untuk menaikkan dan
menurunkan tegangan. Dalam bidang teknik nuklir
sering juga diperlukan adanya catu daya tegangan
tinggi, misal untuk pengioperasian detektor, untuk
pemercepat partikel (particle accelerator) seperti
Mesin Berkas Elektron berbasis filamen maupun
katoda plasma, Implantor Ion. Generator Neutron,
Siklotron, Betatron, Sinkrotron maupun Akselerator
Linear selalu digunakan sumber tegangan tinggi.
Begitu juga dalam bidang medis misalnya X-ray
juga digunakan catu daya tegangan tinggi. Jadi
dalam pengoperasian peralatan-peralatan tersebut
pasti terkait dengan persoalan tegangan tinggi
khususnya tentang teknik pembangkitan dan sistem
keselamatannya. Dalam hal sistem pembangkitan
tegangan tinggi khususnya untuk daya besar juga
senantiasa terkait dengan transformator tegangan
tinggi, teknik isolasi dan sistem pentanahan
(grounding).
Pada saat ini di PTAPB-BATAN dan STTN
Yogyakarta terdapat beberapa sumber tegangan
tinggi berbasis transformator, baik dalam keadaan
operasi maupun tidak beroperasi serta dalam tahap
perencanaan. Tujuan dari perencanaan ini antara lain
adalah untuk menunjang program kegiatan yang ada
kaitannya dengan tegangan tinggi, baik dalam hal
perencanaan, pembuatan, pemeliharan, keselamatan
serta untuk mempelajari transformator tegangan
tinggi.
Pada penelitian ini dikaji dan dilakukan perhitungan
trafo tegangan tinggi 170 kV, 50 mA yang ada
kaitannya dengan sumber tegangan tinggi
pemercepat pada pembangkit sumber elektron
berbasis katoda plasma. Perancangan dilandasi oleh
beberapa trafo tegangan tinggi yang ada yaitu pada
mesin berkas elektron (MBE) untuk pengolahan
lateks buatan PT APB (300 kV, 20 mA), pada
peralatan x-ray untuk industri buatan Philips (60 kV,
90 mA) dan x-ray untuk medis yang ada di STTN
buatan China (100 kV, 50 mA). Proses perancangan
transformatorini dilakukan secara manual dengan
konsekuensidimungkinkan terjadi kekurang
tepatandidalam perhitungan.Hasil rancangan berupa
nilaiperhitungan dimensiutama, parameter kumparan
dan disain tangki .
2.TEORI
Transformator daya adalah suatu peralatan
tenaga listrik yang berfungsi untuk
menyalurkan daya listrik dari tegangan tinggi
ketegangan rendah atau sebaliknya mentrans-
formasikan tenaga listrik dengan perubahan
tegangan)[1].
Konstruksi trafo pada umumnya terdiri dari:
a. Inti yang terbuat dari tumpukan lembaran
plat besi lunak yang diklem.
b. Kumparan dibuat dari tembaga yang
dibelitkan pada inti secara konsentris.
c. Sistem pendingin beserta isolasinya.
Dengan demikian kebanyakan
desaintransformatormeliputi masalahkemagnetan,
kelistrikan, isolasi dan panas. Masalah kemagnetan
terkait dengan inti, masalah kelistrikan terkait
dengan kumparan, masalah isolasi terkait dengan
bahan isolator dan masalah panas terkait dengan
sistem dan bahan pendingin.
Pada umumnya sisi primer transformator tegangan
tinggi dicatu dari sumber teganagn PLN 220/380
volt.Perancangan harus dilakukan secara cermat dan
teliti untuk menjamin agar pembebanan listrik dan
magnet-nya optimum, tekanan,kenaikan temperatur
yang timbulmasih dapat diterima untuk tegangan
dan daya yang diperlukan serta besaran rugi-daya
(parasitic parameters) seminimal mungkin.Di
samping itu metodologi standar desain
transformator, terkait dengan beberapa hal yaitu
masalah persyaratan isolasi, elemen parasistik, rugi
inti, pelepasan panas, dan efek korona. Trafo
tegangan tinggi umumnya mempunyai perbandingan
transformasi 600 : 1 dan 900 : 1 sehingga
disyaratkan tebal isolasi antara gulungan primer dan
sekunder mencukupiagar tidak terjadi dadal
tegangan (electrical breakdown)[2]. Dengan
ketebalan isolasi yang demikian tersebut akibatnya
kopling elektromagnetik antara primer dan sekunder
menjadi tidak seerat seperti pada trafo tegangan
rendah, sehingga timbullahkapasitansi parasitik yang
menginduksikan arus reaktif melalui gulungan
sekunder yang akhirnya efesiensi trafo menjadi
rendah.Pada trafo tegangan tinggi pelucutan korona
juga mempengaruhi unjuk kerja operasi dan umur
trafo,untuk itu sudut- sudut atau tonjolan- tonjolan
tajam yang terdapat pada trafo bisa meningkatkan
kuat medan listrik sehingga mudah terjadi korona
dan mendegradasi isolasi serta kawat dadal
elektrikaldi tempat tersebut.
2.1. Desaian sistem kelistrikan.
Transformator bekerja berdasarkan prinsip
induksielektromagnetik, dimana tegangan masukan
ACpada sisi primer primer menimbulkan fluks
magnetbolak-balik secara ideal semua diinduksikan
ke sisi sekunder. Dalam perencanaan transformator
pasti di dalamnya akan ada penentuan besarnya
tegangan per lilit baik untuk sisi primer maupun
sekunder. Besar tegangan perlilit tersebut didasarkan
pada besaran GGL (Gaya Gerak Listrik) yang
dibangkitkan pada suatu lilitan oleh fluks
SEMINAR NASIONAL
SDM TEKNOLOGI NUKLIR VII
YOGYAKARTA, 16 NOVEMBER 2011
ISSN 1978-0176
Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN 336 Yadi Yunus dkk
mmp H
D
L C
D-
R
magnetbolak-balik yang terjadi yang rumusannya
seperti persamaan berikut,
810..44,4
NfE (1)
dengan Eadalah GGLpada lilitan(volt), f frekuensi
sumber (Hz), N jumlah lilitan dan ϕ fluks pada inti
(weber).
Secara ideal, seluruhfluks pada lilitan primer
diinduksikan ke lilitan sekunderdan jika Vtadalah
tegangan per lilit maka dari persamaan (1) diperoleh
81044,4
fN
E
tV baik untuk sisi primer
maupun sekunder. Vtjuga dapat dituliskan
NI
ampervolt
NI
EI
N
E
tV
, sehingga
ampervoltC
EIC
tV
EI
NI
f
NI
EIftV
11
810
44,481044,4
2
(2)
dengan f
NIC
44,4
810
dan
EI adalah daya keluaran trafo yang diinginkan. Nilai
koefisien Cuntuk Trafo distribusi model core type
adalah 40-70.[2]
Trafo modelCore typelebih cocok
bagi trafo tegangan tinggi, dimana kumparannya
mengelilingi inti dan sebaliknya trafo Shell typeatau
jenis cangkangintinya mengelilingi kumparan.
Sedangkan pemakaian trafo dibedakan ke dalam
trafo distribusi dengan rating 3-500 kVA dan trafo
tenaga/daya dengan rating ≤ 500 kVA.
Jika daya output trafo 1 fasa dalam watt
dinyatakan P = Es Iscosφ, dan w=rugi daya
total=rugi inti+rugi tembaga, maka efisiensi dapat
dinyatakan η= 1- 𝑤
𝑃:𝑤 (3),
Dan rugi daya total sebagai,
w= 1;𝜂
𝜂× 𝑃 (4),
Agar informasi mengenai trafo komplit, rugi inti dan
rugi tembaga perlu dinyatakan secara terpisah atau
efisiensi perlu diketahui pada beberapa posisi
pembebanan, untuk itu jika,
P = daya beban penuh
η = efisiensi ketika beban penuh,
Pcu= rugi daya tembaga ketika beban penuh,
Pcr = rugi daya inti dan,
w = rugi daya beban penuh,
maka : w= (Pcu+ Pcr) = (1;𝜂
𝜂)P (5).
Kemudian jika,
ηn = efisiensi ketika beban n × P,
nP = daya output saat itu,
n2Pcu= rugi daya tembaga,
wn= rugi daya total ketika daya output nP,
maka, wn = (n2Pcu+Pcr) = (
1:𝜂𝑛
𝜂𝑛)nP (6),
dandengan mengurangkan (6) dengan (5) maka
diperoleh,
w - wn = Pcu - n2Pcu (7),
maka : rugi daya tembaga saat beban penuhadalah,
Pcu = 𝑤 ; 𝑤𝑛
(1;𝑛2) (8).
2.2. Disain sistem kemagnetan
Disain sistem kemagnetan dimaksudkan untuk
menentukan dimensi inti trafoyaitu meliputi model,
bukaan jendela,luas penampang, bentuk dan faktor
tumpukan inti. Trafo tegangan tinggi selain model
core type penampang intinya sering dibuat bentuk
cruciform agar lilitannya membentuk lingkaran
sehingga mengurangi bentuk tonjolan dan dengan
inti cruciform bocor fluks dapat ditekan.
Agar hasil rancangan optimum luasan jendela trafo
harus sesuai dengan volume seluruh
kumparan.Dalam mencari luas jendela trafoperlu
menghitung faktor ruangkumparan (winding space
factor) kV
fS
30
10 (9),
dan ditentukan rapat arus ∆ dalam (A/inchi2).
Sebagai gambaran jenis trafo core typebentuknya
seperti Gambar 1. Panjang dan lebar jendela adalah
H dan D, dengan cara penentuannya adalah,
H × D = 2(𝑁𝑠×𝑆𝑓)
0,35× ∆ (10),
dengan Nsadalah jumlah lilitan sekunder dan ∆
rapat arus (A/inc2). Nilai perbandingan antaraH
dan Dbiasanya diambil antara 2,5-3,5.
Dengan bentuk penamapng inti magnet yang
cruciform, untuk mencari luas penampangnya dapat
dilakukan dengan rumus-rumus berikut.
fN
E
mak44,4
810
StmakB
makiA
int (11)
Pada trafo jenis core type dengan inti
bentuk cruciform sesuai Gambar 1, luas inti
jugaAi = 2 WL – W2
(12)
denganW =0,525 C dan L = 0,85 C,maka
dengan persamaan (5) dapat dihitung panjang
W dan L dari inti. Panjang jalur fluks magnet
W
Gambar 1 Bukaan jendela trafo jenis core type.
SEMINAR NASIONAL
SDM TEKNOLOGI NUKLIR VII
YOGYAKARTA, 16 NOVEMBER 2011
ISSN 1978-0176
Yadi Yunus dkk 337 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN
rerata mmp ( LФ ) juga dapat dihitung,
RLRDHL 222 .(13).
Dari sini dapat ditentukan berat inti total
Gt = BD (Sf × Ai × LØ ) (14)
Agar perhitungan lebih akurat dan guna mengetahui
terjadinya pembebanan lebih, dilakukan perhitungan
ulang rugi-rugi dengan menggunakan, kurva yang
menunjukkan rugi daya lilitan tembaga dan rugi
daya inti besi.
2.3. Disain gulungan kawat.
Ukuran kawat baik untuk primer maupun sekunder
dapat di hitung dari besarnya arus dibagi dengan
rapat arus ∆yang dipilih, yaitu untuk bahan tembaga
1500 – 3300 A/inc2[3], selanjutnya disesuaikan
dengan daftar ukuran dan jenis kawat yang ada di
pasaran.Jumlah lapisan kumparan dan jumlah lilitan
tiap lapis ditentukan dari lebar dan panjang jendela
inti. Tebal kumparan total dapat dihitung dari
ketebalan kawat dikalikan jumlah lapisan kumparan
berikut isolasinya dengan memperhitungkan gap
antara gulungan kawat primer dan sekunder.
3. PERHITUNGAN UNTUK PERANCANGAN
Perhitungan disain trafosalah satunya didasarkan
pada kebutuhan catu daya tegangan tinggi,dalam hal
ini untuk Sumber Elektron Berbasis Katoda Plasma
(SEBKP).
Dengan specifikasi teknis trafo : satu fasa, tegangan
efektif primer V1 = 220 VAC ; tegangan sekunderV2
= 170,000 V ; arus sekunder /ke beban maksimum I2
= 0.05 A; daya trafo P = 8.500 VA ; dan frekuensi f
= 50 Hz. Diasumsikan efisiensisaat beban penuh ηfl
= 96.5 % , efisiensi pada 1/4 beban penuh η1/4fl =
95,kenaikan suhu tidak melampaui40oC.
3.1. Perkiraan kasar rugi-rugi
Sebelum melanjutkan perancangan sebaiknya
dikalkulasi secara kasar rugi-rugi daya sesuai
dengan efisiensi yang diinginkan di awal
perencanaan dengan persamaan (3) – (8),
a. Rugi total pada saat beban penuh,
w= 308 watt
b. Rugi total pada saat 1/4 beban penuh,
w1/4= 111,85 watt
c. Rugi lilitan total saat beban penuh,
Pcu= 209,23 watt
d. Rugi inti total,
Pcr= 308 - 209,23 = 98,77 watt.
3.2. Jumlah lilitan
Kemudian tegangan per lilitan Vt dihitung
dengan persamaan (2) dan karena trafo tegangan
tinggi dengan frekuensi 50 Hz, maka koefisien C
diambil 60, sehingga didapat,
Vt =√8500
60 = 1,54 volt/lilit,
Ns = 170.000/1,54 = 110.480 lilitan,
Np = 220/1,54 = 143 lilitan.
3.3. Bentuk, Dimensi, Volume dan Berat Inti
Mengingat untuk tegangan tinggi makaTrafo
direncanakan dengan model core type.Dengan model
tersebut kumparandibagimenjadi 2 bagian kumparan
dengan masing-masing dipasang pada 2 sisi panjang
jendela trafo.Dengan tiap bagian kumparan berisi
kumparan primer dan skunder.
Ukuran inti dihitung denganpersamaan (4)yaitu
kVfS
30
10= 10/(30 +170) = 0,05 dan dengan
diambil Ira = 1.100 A/inchi2, maka
100.1035,0
)05,0480.110(2
DH = 286,961 inc
2,dan dengan
mengambil H = 2,5 D pada Gambar 1, maka D =
5,2/961,286 = 10,71 inchi = 272,03 mm dan H =
26,79 inchi = 680,5 mm.
Selanjutnya dengan persamaan (1), V2 = 170.000
volt, f = 50 Hz dan jumlah lilitan sekunder 110.480,
diperoleh Ф= 0,693 106weber.
Dari Ф tersebut, karena frekuensi f 50 Hzsesuai data
grafis dapat diambilBmak83.000weber/inc2(Gambar
154, Still.A) dan faktor tumpukan inti diambil 0.9
secara kasar diperoleh luas penampang inti
28,99,083000
610693,0
grossA inc
2
Dengan persamaan (6) dan Gambar1, dengan inti
bentuk cruciform C (diagonal) = 3,88 inchi = 98,55
mm; W (lebar dalam) = 2,04 inchi =51,82 mm dan L
(lebar luar) = 3,3 inchi = 83,82 mm. Menurut
persamaan (7) mmp LФ = 86,502 inchi = 2.197,16
mm. Bila berat jenis inti magnet diambil 0,28,
makaberat intitrafoGt = 0,28×0,9×9,28×86,502 =
202,29 lb = 91,76 kg.
Ditinjau dari volume kumparan secara
global dan dengan berat jenis tembaga 0,32 lb/inc3,
total berat kawat tembaga secara kasar dapat dicari.
Panjang kawat perlilitrerata (mlt)adalahkeliling rata-
rata dari total kumparan, yaituπC dan π(D+L) =
28,087 inchi = 713,41 mm. Luas penampang total
kawat kumparan primer-sekunder juga dapat
dihitung berdasar pada junmlah lilit N, arus beban
penuhIfl dan rapat arus ∆ yang diijinkan sebagai
berikut,
SEMINAR NASIONAL
SDM TEKNOLOGI NUKLIR VII
YOGYAKARTA, 16 NOVEMBER 2011
ISSN 1978-0176
Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN 338 Yadi Yunus dkk
Penampang kawat kumparan total
=
fl
Is
N
2
100.1
05,0480.1102 = 10,044 inc
2
dan dengan berat jenis tembaga 0,32 makaberat
lilitan total 90,271 lb = 41 kg.
3.4. Ukuran,Volume dan Berat Kawat Kumparan
Ukuran kawat dihitung setelah ditentukan rapat
arus,yaitu jika diambil rapat arus∆ = 1100 A/inc2
,
maka penampang kawat primer adalah38,64/1100 =
0,0351 inc2
= 64,35 mm2. Panjang kumparan
menyesuaikan panjang jendela trafo diambil 26 inc,
dan dengan 72 kawat tiap lapis kumparan maka tiap
kawat lebarnya termasuk isolasi 26/72 = 0,361 inc.=
9,17 mm. Kawat yang tersedia di pasaran seperti
tercantum pada Tabel 3 pada Lampiranbentuk
kotak pipih luas penampang 0,0644 inc2 dengan
lebar 0,347 inc = 8,82 mm, tebal termasuk isolasi
0,228 inc = 5,79 mm dan tahanan jenisnya pada suhu
75 0C ρp = 0,154 Ω/10
3ft, sehingga jika digunakan
kawat ini, rapat arus primer saat beban penuh akan
menjadi 38,64/0,0644 = 600 A/inc2, ini sangat
aman jika dibanding dengan 1100 A/inc2. Dengan
demikian tebal kumparan primer termasuk isolasi
kertas 10 mill untuk alas pada koker adalah 0,228 +
0,01 = 0,238 inc. = 6,05 mm (karena kumparan
primer hanya 144 lilit dibagi menjadi 2 lapis yang
masing-masing lapis ditempatkan terpisah diantara 2
kaki inti). Selanjutnya isolasi yang ditempatkan di
bagian luar kumparan primer tegangan rendah
mengacu Tabel 1 yaitu = 0,188 inc = 4,77 mm.
Panjang kumparanskunder juga menyesuaikan
panjang jendela trafo diambil 25,5 inc, kemudian
dibagi menjadi 48 kumparan untuk tiap kaki inti
sehingga karena ada 2 kaki inti maka jumlah
kumparan skunder 96 dan tiap kumparan = 110.480
/96 = 1151 lilit. Jika rapat arus diambil 1100 A/inc2
,
maka ukuran kawatnya 0,05/1100 = 4,54x10 -5
inc2
(bisa menggunakan kawat bulat dengan diameter
0,0076 inc = 0,193 mm ≈ 0,2 mm). Ukuran kawat
standar di pasaran yang sesuai data Tabel 2 pada
Lampiran adalah 0,0000496 inc2(diameter 0,00795
inc.= 0,22 mm), tahanan jenis kawat ini saat suhu 60 0C adalah ρs = 190 Ω/10
3ft, jika demikian maka
rapat arus saat beban penuh akan menjadi
0,05/0,0000496 = 1008,06 A/inc2, ini< 1100
A/inc2berart cukup aman. Dengan panjang
kumparan 25,5 inc.= 647,7≈ 650 mm dibagi menjadi
48 kumparan dan tiap antara kumparan diselipkan
isolasi fertinak 2 × 1 mm maka per kumparan
panjangnya hanya (650 – (2×49))/48 = 11,5 mm=
0,453 inc. Jika kawat yang digunakan 0,0000496
inc2
(diameter 0,00795 inc.= 0,22 mm) maka sesuai
Tabel 2 itu pula jumlah lilit per inci-nya adalah 62.
Kemudian dengan panjang kumparan 0,453 inc=11,3
mm jika 1 kumparan=1151 lilit, maka dalam tiap
kumparanakanada 42 lapis dengan 28 kawat per
lapis, sehingga total lilitan tiap gulungan =
(38×28)+(4×25)= 1164(>1151). Dengan
menggunakan tebal kertas isolasi antar lapis 7,5 mil
( 0,2 mm), lebar radial total kumparan
sekunderadalah2(43×0,0075) + (42×0,00795)=
1,3128 inc.= 33,4 mm.Beda tegangan paling besar
antar lapis akan 2 kali volt tiap lapis.Dengan
170000/96 =1771 volts per kumparan pada sisi
tegangan tinggi, diperoleh (1771/42) × 2 = 84,3
volts ini cukup aman. Selanjutnya untuk menentukan jarak aman
ruang antar kumparan tegangan tinggi pada pusat
jendela. Berdasarkanpengaturan kumparan dan
isolasi pada inti dan jendela, dimensi radial
kumparan dapat diperhitungkan sebagai berikut.
Celah antara intidan tabung/koker............................
[(C - L)/2]× 2 = [(3,88 – 3,3)/2] × 2 .......= 0,580 inc.
Pojokan inti× 2 = 0,125 × 2 ................... = 0,250 inc.
Tabung isolasi× 2 = 0,125 × 2 .............. = 0,250 inc.
Pita isolasi pada tabung× 2 = 0,04 ×2 = 0,080 inc.
Kump. sekunder+isolasi=1,3128×2=2s=2,630 inc.
Kump. primer +isolasi = 0,238 ×2 =2p = 0,476 inc.
Isol. antara primer dan sekunder=2 ×g= 0,376 inc.
Total dimensi radial kumparan..............= 4,542 inc
Padahal lebar jendela inti trafo D=10,71 inc, maka
dengan dimensi radial kumparan total sebesar itu,
celah kosong yang masih tersisa adalah 10,71-4,54
=6,17 inc.= 156,7 mm, inisangat cukup untuk
pemisahan antar kumparan sekunder pada pusat
jendela.
Panjang kawat rata-rata tiap lilit (mlt) pada
kumparan dihitung sebagai berikut,
Kumparan Sekunder Ls =
=π[C+(2×(tebal tabung dan pita isolasi)+2p+2g+ s)]
=π[ 3,88 + (2(0,25 + 0,04)) + 0,476 + 0,376 +
1,313]= 20,813 inc.
Kumparan PrimerLp=
= π [C + (2×(tebal tabung dan pita isolasi)) + p]
= π[3,88 + (2 x (0,25 + 0,04)) + 0,238]= 14,759 inc.
Panjang total kawat lilitan adalah :
Sekunder = (20,813/12)110480 = 191618,353 ft.
= 58405,274 m,
Primer = (14,759/12) 144 = 177,108 ft.
= 53,983 m
Ditinjau dari volume/panjang kawat dan dengan
berat jenis tembaga 0,32 lb/ft3, maka berat kawat
sekunder,
= 0,32 × 0,0000496 × 191618,353 × 12
= 36,496 lb. = 16,56 kg,
Berat kawat primer,
= 0,32× 0,0644 × 177,108 × 12
= 43,798 lb. = 19,87 kg.
Sehingga berat total kawat tembaga : 80,294 lb =
SEMINAR NASIONAL
SDM TEKNOLOGI NUKLIR VII
YOGYAKARTA, 16 NOVEMBER 2011
ISSN 1978-0176
Yadi Yunus dkk 339 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN
36,43 kg.
4. PEMBAHASAN
Untuk mengetahui karakteristik dan
keberhasilan perencanaan transformator ini perlu
dilakukan evaluasi perhitungan terhadap rugi-rugi
tegangan, rugi-rugi daya, efisiensi, arus beban
kosong, regulasi tegangan dan kenaikan suhu yang
bisa dianalisa dengan perhitungan tersendiri.
4.1.Rugi tegangan pada kumparan
Rugi tegangan pada saat beban penuh harus
dihitung lebih dulu baik pada kawat atau tahanan
primer maupun sekunder. Panjang total gulungan
dari hasil disain primerL1 = 177,108 ft, dan
sekunderL2 = 191618,353 ft.Jadi tahanan masing-
masing pada suhu 750C adalah,
Rp = 0,154 ×x (177,108/1000)= 0,0273 Ω
Rs = 190,00
605,234
755,234×
1000
353,191618
= 38.260,44 Ω.
Jadi rugi tegangan dalam kumparan pada saat beban
penuh adalah,
VR = I×R.
Untuk sisi sekunder,
VRs= 0,05 × 38260,44 = 1913,02 Volt,
dan untuk sisi primer,
VRp= 38,64 x 0,0273 = 1,055 Volt.
4.2. Rugi-rugi daya
Telah dihitung berat inti total adalah Gt= 202,29
lb, kemudian dengan mengambil faktor kehilangan
daya pada inti trafo dari bahan steel strip saat rapat
fluks magnet B=83000 Wb/inchi2, sebesar 0,81
watt/lb, maka rugi inti = 0,81x202,29 = 163,85
watt,ini ternyata sedikit di atas nilai rugi inti yang
dihitung atas dasar porsi pembebanan yang besarnya
hanya 98,77 watt.
Berdasar berat tembaga, hilang daya pada
tembaga (Alfred Still) adalah 2,57 ∆2/10
6 watt/lb.
Jika berat total kawat tembaga = 90,274 lb maka
hilang daya total pada kawat kumparan adalah
2,57.(1.100)2/10
6 ×90,274 = 280,72 watt. Nilai ini
ternyata agakkebesaran dari perhitungan atas dasar
efisiensi yang telah ditentukan sebelumnya yaitu
209,23 watt. Ini artinya dapat diambil ukuran kawat
yang lebih kecil dan atau rapat arus yang lebih
rendah.
Selain itu rugi daya tembaga pada beban penuh juga
dapat dicek dengan berdasar tahanan masing-masing
kumparan. Yaitu denganPcu =I2R. Untuk sisi
sekunder Pcu.s = 0,05 2
× 38260,44 = 95,65 watt dan
untuk sisi primerPRcu1 = 38,64 2x 0,0273 = 40,76
watt, sehingga rugi tembaga total adalah136,41
watt. Nilai ini ternyata lebih kecil dari yang dihitung
berdasar efisiensi yang diinginkan semula 209, 23
watt.Ini juga menunjukkan bahwa kawat kumparan
bisa diambil harga penampang yang lebih kecil
terutam kawat primer.
Jadi pada saat beban penuh rugi daya
totaladalah163,855 + 136,41 = 300,265 watt.
4.3. Efisiensi saat faktor daya satu
Untuk memberikan informasi yang lengkap
biasanya dihitung efisiensi pada berbagai keadaan
pembebanan. Besarnya efisiensi trafo pada berbagai
beban dapat dihitung menurut persaamaan (3) – (8)
dimana rugi inti nilainya tetap sedangkan rugi
tembaga berubah sesuai dengan bebannya yaitu
menjadi n2Pcu dengan n adalah fraksi pembebanan.
Jadi
)41,1362
(86,163)8500(
)41,1362
(86,1631
nn
n
Dengan memasukkan nilai n, maka
)41,1362
25,1(86,163)850025,1(
)41,1362
25,1(86,163125,1
= 0,9657
)41,1362
186,163(850025,1
41,1362
186,1631
= 0,9658
Dengan cara yang sama diperoleh η ¾ =0,9636,
η½ = 0,955 dan η¼= 0,925
Terlihat bahwa bila beban trafo semakin kecil, maka
efisiensinya juga makin kecil. Efisiensi maksimum
tercapai ketika rugi inti yang tetap sama dengan rugi
tembaga yang bervariasi. Jadi efisiensi tersebut
maksimum ketika beban,
..
cuP
crP
flKVAmakefKVA
Maka besarnya efisiensi maksimum terjadi pada saat
trafo dibebani sebesar 8.500 ×√163,86
136,41
= 9.316,06 VA, terlihat trafo mampu dibebani
lebih besar dari yang direncanakan 8500 VA, dan
efisiensi maksimumnya,
ηmak= 1 – 163,86:163,86
9316,06:(163,86:163,86)= 0,966
Apabila trafo selama satu hari waktu
pembebanannya hanya sebentar maka efisiesinya
justru akan semakin kecil. Efisiensi trafo selama satu
hari disebut efisiensi sepanjang hari(All-day
efficiency). Untuk trafo distribusi biasanya dianggap
berbeban penuh sealama 4 jam dan 20 jam sisanya
dianggap tanpa beban, sehingga perhitungan
efisiensi hariannya adalah,
SEMINAR NASIONAL
SDM TEKNOLOGI NUKLIR VII
YOGYAKARTA, 16 NOVEMBER 2011
ISSN 1978-0176
Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN 340 Yadi Yunus dkk
ηall-day = 1 – (163,86×24):(136,41×4)
8500×24:(163,86×24:136,41×4) = 0,8836
4.4. Arus Beban Kosong/ Arus Magnetisasi
Arus beban kosong atau juga sama dengan
arus magnetisasi juga disebut arus penguat primer
(primary exciting current), dimana arus ini harus
selalu ada walaupun trafo tidak dibebani.
Berdasarkan manual USS nomor 3, diperoleh bahwa
gaya magnetisasi (magnetizing force) untuk rapat
fluks 83.000 Wb/inc.2adalah 14,5 amper-lilit per
inchi. Juga dari Gambar lampiran 162 amper lilit per
inchi untuk sambungan adalah 63. Sehingga jumlah
maksimumamper-lilit yang dibutuhkan untuk
magnetisasi inti adalah,
T I = (m.m.p × 14,5) +63 = (86,502 × 14,5) + 63
= 1317,279 ampere lilit.
Maka komponen arus tanpa beban untuk
magnetisasi dan energi adalah,
Im=1317,279
√2 × 144 = 6,47A dan Iw =
163,86
220 = 0,745 A
sehingga resultan arus eksitasi adalah,
Ie =√(6,47)2 + (0,75)2 = 6,5Ampere
4.5. Regulasi:
Regulasi tegangan adalah besaran perubahan
tegangan karena adanyaperubahan beban. Nilai
regulasi ini sangat dipengaruhi oleh besarnya rugi
tegangan yang bersifat resistif VR=IR dan reaktif
VX=IX
Besarnya prosentasi rugi tegangan VDR=IR
pada sisi primer dan sekunder yang merupakan total
rugi tembaga dalam prosent terhadap rated KVA,
adalahVDR = 100500.8
41,136 = 1,6 .
SedangkanVD X=IX , dihitung dari f = 50, Ts=
110480 , Is = 0,05, m = jumlah bagian sisi tegangan
tinggi dan rendah = 2, mltsisi tegangan tinggi dan
rendah= (20,813 + 14,759)/2 = 17,786 inc H = 26,79
+ 1 = 27,79 inc. , g = 0,188 inc., p = 0,238 inc., s =
1,3128 inc. Maka diperoleh [1]
VX=IX = 2 × 50 ×1104802 × 0,05 ×17,786
2 × 27,79 ×170000 × 105 (0,188 +
0,238: 1,3128
3 ) = 0,8098≈ 0,81%
Sehingga regulasi pada faktor daya beban 0,8 adalah
VR = (1,6 x 0,8) + (0,81 x 0,6) =1,77 %
4.6. Kenaikan suhu.
Dengan trafo didisain model pendinginan
sendiri menggunakan oli/minyak, kenaikan suhu
yang diijinkan dari pendingin itu didesain
maksimum 40oC, dan koefisien pendinginan
permukaan tangki trafo yang rata/halus pada suhu
tersebut c = 0,005 watt/inc20
C. Maka luas
permukaan total tangki untuk pendinginan tidak
boleh kurang dari,
S = 300,265
0,005 ×40 = 1501,325 ≈ 1.550 inc
2.
Mengingat bahwa permukaan yang harus diperhi
t
ungkan adalah luas bagian vertikal ditambah
setengah luas tutup atas, maka dapat digunakan
kotak tangki yangberukuran 25 x 15 inchi, tinggi 42
inchi sudah cukup memadahi. Dengan ukuran seperti
itu, luas permukaan untuk pendinginannya adalah S
= 2(25 + 15) x 42 + ½ (25 x 15) = 3547,5 inc.2
Dengan luas permukaan tersebut keboleh jadian
kenaikan suhu maksimum minyak pendingin adalah
t = 300,265
0,005 × 3547,5 = 16,93
0C
Kemudian bila kemampuan dielektrik isolasi
minyak adalah 1 kV/mm, maka ruang untuk
memisahkan dinding tangki dengan bagian yang
bertegangan tinggi (sekunder) harus >170 mm.
4.7. Gambar-gambar hasil rancangan
Hasil rancangan berupa gambar-gambar seperti
terlihat pada Gambar 2; 3 , 4 dan 5 yang disertakan
pada lampiran dan disertakan pula tabel rangkuman
data hasil perhitungan untuk perancangan (Tabel 3).
5. KESIMPULAN
Dari perencanaan yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa :
a. Trafo tegangan tinggi yang dapat digunakan
sebagai komponen catu daya pada Sumber
Elektron Berbasis Katoda Plasma dengan daya
8500 VA memerlukan bahan inti plat besi lunak
seberat 202,29 lb = 91,76 kg dan kawat tembaga
untuk kumparan80,294 lb = 36,43 kg.
b. Trafo yang dirancang tegangan tertinggi
mencapai 170 kv, rating daya 8500 VA, ini
masuk klasifikasi trafo distribusi maka bentuk
inti yang sesuai adalah core type, dan agar fluks
bocor terkurangi bentuk penampang inti dibuat
model cruciform, dan dengan demikian bentuk
lilitan melingkar, sehingga terkurangi pula
terbentuknya tonjolan-tonjolan yang dapat
mengakibatkan terjadinya korona.
c. Dari hasil perhitungan dan pembahasan trafo ini
mempunyai karak teristik yang cukup memadahi
yaitu ; efisiensi cukup tinggi (0,966), prosen
regulasi rendah (1,77 %), kenaikan suhu juga
rendah (16,930C), dengan dimensi tangki juga
tidak terlalu besar (25 x 15 inchi, tinggi 42
inchi).
d. Disain trafo ini layak untuk dilaksanakan
pembuatannya, dengan tentunya lebih dirinci lagi
perencanaannya jika perlu sampai pada tahapan
nilai dana yang diperlukannya.
SEMINAR NASIONAL
SDM TEKNOLOGI NUKLIR VII
YOGYAKARTA, 16 NOVEMBER 2011
ISSN 1978-0176
Yadi Yunus dkk 341 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN
6. UCAPAN TERIMAKASIH
Alhamdulillahirobil Alamin kami ucapkan karena
berkat Rahmat dan HidayahNya Rancangan Awal
TrafoTegangan Tinggi Untuk Catu Daya Pemercepat
Sumber Elektron Berbasis Katoda Plasma berhasil
diselesaikan. Di samping itu trimakasih juga kami
sampaikan kepada berbagai pihak yang telah
membantu terselesaikannya penelitian perancangan
ini, yaitu kepada :
1. Bp.Ir.Zaenal Abidin, M.Kes yang telah memberi
kesempatan untuk mempelajari trafo mesin X-
Ray yang ada di laboraturiumnya.
2. Segenap Jajaran Pengelola STTN yang telah
memberikan kesempatan dan fasilitas untuk
terlaksananya kegiatan penelitian perancangan.
3. Semua pihak yang tak dapat kami sebutkan satu
persatu yang semuanya telah membantu
terselesaikannya penelitian perancangan ini.
7. DAFTAR PUSTAKA
1. ALAMAJIBUWONO, H., HERMAWAN,
dkk,Pemeliharaan Transformator
DayaPadaGardu Induk 150 kV Srondol PT. PLN
(Persero) P3B Jawa Bali Region Jawa Tengah
Dan DIY Jurusan Teknik Elektro, Fakultas
Teknik, Univ. Diponegoro, (2010).
2. FOTHERGILL,J.C, at-all,A Novel Prototype
Design for a Transformer for High
Voltage, High Frequency, High Power Use, IEEE
TRANSACTIONS ON POWER DELIVERY, VOL.16, NO.1,( 2001). 3. STILL, A. And SISKIND, CS., Elements Of
Electrical Machine Design, McGRAW-HILL
BOOK COMPANY, INC, New York Toronto
London (1954).
SEMINAR NASIONAL
SDM TEKNOLOGI NUKLIR VII
YOGYAKARTA, 16 NOVEMBER 2011
ISSN 1978-0176
Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN 342 Yadi Yunus dkk
Gambar 2. Jendela inti trafo tampak samping dan tampak depan
Gambar 3.Inti trafo yang terdiri lapisan plat silicon steel ketebalan 0,5 mm, penampang inti yang
bakalkelilingi kumparan bentuk cruciform
8. LAMPIRAN -LAMPIRAN
350 68
25
90
54 74
27
5
SEMINAR NASIONAL
SDM TEKNOLOGI NUKLIR VII
YOGYAKARTA, 16 NOVEMBER 2011
ISSN 1978-0176
Yadi Yunus dkk 343 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN
Gambar 4. Trafodi dalam tangki tampak depan
Gambar 5. Trafo dalam tangki tampak samping
70
70
950
10
57
100
180
250
SEMINAR NASIONAL
SDM TEKNOLOGI NUKLIR VII
YOGYAKARTA, 16 NOVEMBER 2011
ISSN 1978-0176
Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN 344 Yadi Yunus dkk
Tabel 1. Data Kawat untuk kumparan skunder
SEMINAR NASIONAL
SDM TEKNOLOGI NUKLIR VII
YOGYAKARTA, 16 NOVEMBER 2011
ISSN 1978-0176
Yadi Yunus dkk 345 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN
Tabel 2. Data Kawat untuk kumparan primer
SEMINAR NASIONAL
SDM TEKNOLOGI NUKLIR VII
YOGYAKARTA, 16 NOVEMBER 2011
ISSN 1978-0176
Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN 346 Yadi Yunus dkk
Tabel 3. Rangkuman data specifikasi trafo yang direncanakan
Uraian Spesifikasi Keterangan
Kapasitas 220V/170 kV, 8,5 KVA, 1 fasa, 50 Hz
Model Inti Core type Lihat Gambar 3 pada
lampiran
Tegangan per lilit 1,54 volt/lilit
Jumlah lilitan primer 144 lilitan
Kawat primer Kawat pipih penampang 0,0644 inc2
dengan lebar 0,347 inc = 8,82 mm, tebal
termasuk isolasi 0,228 inc = 5,79 mm
Jumlah lilitan sekund/fase/koil 110.480 lilitan
Kawat sekunder 0,0000496 inc2(diameter 0,00795 inc.=
0,22 mm)
Perbandinqan transformasi N2/N1 767,2
Bentuk penampang inti Cruciform C (diagonal) = 3,88 inchi =
98,55 mm; W (lebar dalam) = 2,04 inchi
=51,82 mm dan L (lebar luar) = 3,3 inchi =
83,82 mm
Lihat Gambar 2 dan 3
pada lampiran
Bahan inti Plat Silicon steel tebal 0,5 mm
Bahan isolasi/ kuat dielektrikum Minyak trafo/ 1 kV/mm
Daya isolasi antara:
- Koil primer - sekunder
- Koil 25kV– koil 25k /fase
200 kV
70 kV
Media isolator / pendingin Minyak trafo
Ukuran jendela inti trafo D=10,71 inc, H = 26,5 inci
Jarak sela antar bagian kumparan 6,17 inc.= 156,7 mm
Tahanan lilitan sekunder 38.260,44 Ω
Tahanan lilitan primer 0,0273 Ω
Rugi daya liltan sekunder 95,65 W
Rugi daya liltan primerr 40,76 W
Rugi daya inti 163,85 W
Rugi daya total 300,265 W
Efisiensi pada beban penuh 0.966
Arus beban kosong 6,5 A
Regulasi tegangan 1,77 %
Kenaikan suhu pada beban penuh 19,24 oC