Seminar Keuangan

33
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Suatu kegiatan usaha (bisnis) yang dijalankan oleh suatu perusahaan, telah memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh pemilik dan manajemen. Pertama, pemilik perusahaan menginginkan keuntungan yang optimal atas usaha yang dijalankannya. Hal ini dikarenakan setiap pemilik menginginkan modal yang telah ditanamkan dalam usahanya segera kembali. Di samping itu, pemilik juga mengharapkan adanya hasil atas modal yang ditanamkannya sehingga mampu memberikan tambahan modal dan dapat memakmurkan pemilik dan seluruh karyawannya. Kedua, pemilik menginginkan usaha yang dijalankannya nantinya tidak hanya untuk satu periode saja. Artinya pemilik pemilik menginginkan usahanya berjalan dari satu periode ke periode yang lain. Ketiga, para pemilik perusahaan menginginkan perusahaannya tetap mampu menghasilkan barang atau jasa yang diperlukan oleh 1

Transcript of Seminar Keuangan

Page 1: Seminar Keuangan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Suatu kegiatan usaha (bisnis) yang dijalankan oleh suatu perusahaan, telah memiliki

beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh pemilik dan manajemen. Pertama, pemilik perusahaan

menginginkan keuntungan yang optimal atas usaha yang dijalankannya. Hal ini dikarenakan

setiap pemilik menginginkan modal yang telah ditanamkan dalam usahanya segera kembali. Di

samping itu, pemilik juga mengharapkan adanya hasil atas modal yang ditanamkannya sehingga

mampu memberikan tambahan modal dan dapat memakmurkan pemilik dan seluruh

karyawannya.

Kedua, pemilik menginginkan usaha yang dijalankannya nantinya tidak hanya untuk satu

periode saja. Artinya pemilik pemilik menginginkan usahanya berjalan dari satu periode ke

periode yang lain.

Ketiga, para pemilik perusahaan menginginkan perusahaannya tetap mampu

menghasilkan barang atau jasa yang diperlukan oleh masyarakat. Tersedianya barang dan jasa

juga berarti mampu memberikan kemakmuran bagi masyarakat dan juga bagi pemilik usaha.

Keempat, usaha yang dijalankan dapat membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat,

baik yang berada di sekitar lingkungan perusahaan maupun di lingkungan luar perusahaan. Hal

ini juga penting bagi pemerintah karena pemerintah belum mampu menyediakan lapangan

pekerjaan yang luas bagi masyarakat. Oleh karena itu, kontribusi pengusaha bagi pemerintah

cukup besar.

1

Page 2: Seminar Keuangan

Agar semua tujuan tersebut dapat dicapai, manajemen perusahaan harus mampu

membuat perencanaan yang tepat dan akurat. Kemudian, pelaksanaannya juga harus baik dan

benar sesuai dengan rencana yang telah disusun. Disamping itu manajemen juga harus mampu

mengawasi dan mengendalikan kegiatan usaha yang dijalankannya apabila terjadi

penyimpangan.

Pemilik dan manajemen harus mengetahui berapa uang yang keluar dan masuk ke

perusahaan dalam suatu periode tertentu. Uang yang keluar juga harus dirinci penggunaannya.

Catatan keuangan selama periode tertentu tersebut dibuat dalam bentuk laporan keuangan.

Laporan keuangan merupakan laporan prestasi historis dari suatu perusahaan dan

memberikan dasar, bersama dengan analisis bisnis dan ekonomi, untuk membuat proyeksi dan

peramalan untuk masa depan. Laporan tahunan merupakan dokumen yang member informasi

kepada pemegang saham dan diaudit sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima oleh

umum. (Weston, 1995).

Dalam pengertian yang sederhana, laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan

kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. (Kasmir:2008).

Kinerja suatu perusahaan dapat kita lihat dari data laporan keuangan perusahaan tersebut.

Laporan keuangan menggambarkan pos-pos keuangan perusahaan yang diperoleh dalam suatu

periode. Kita dapat melihat jumlah laba yang diperoleh perusahaan, dan perputaran kas yang

dialami perusahaan pada kurun waktu satu tahun.

Untuk mendapatkan gambaran yang paling berkaitan mengenai kinerja sebuah

perusahaan, pertama-tama kita perlu memiliki pemahaman tentang komponen-komponenya. Hal

fundamental terhadap tingkat pemahaman ini adalah pengenalan, bahwa dalam keuangan,

2

Page 3: Seminar Keuangan

terdapat tiga dokumen yang memberikan kita data mentah untuk melakukan analisis, yaitu

neraca, laporan laba-rugi dan laporan arus kas.

Analisi terhadap laoran keuangan suatu perusahaan pada dasrnya karena ingin

mengetahui tingkat profitabilitas dan tingkat risiko suatu perusahaan. Pekerjaan yang paling

mudah dalam menganalisi laporan keuangan adalah menghitung rasio-rasio keuangan suatu

perusahaan.

Informasi tentang posisi keuangan perusahaan, kinerja perusahaan, aliran kas perusahaan

dan informasi lain yang berkaitan dengan laporan keuangan dapat diperoleh berdasarkan laporan

keuangan perusahaan. Untuk memahami informasi tentang laporan keuangan, analisis laporan

keuangan sangat dibutuhkan. Analisis laporan keuangan meliputi perhitungan dan interpretasi

rasio keuangan. Analisis rasio keuangan dapat membantu para pelaku bisnis, pemerintah dan

pemakai laporan keuangan lain dalam menilai kondisi keuangan suatu perusahaan tidak

terkecuali perusahaan perbankan termasuk BPR. Penilaian kinerja perusahaan umumnya

menggunakan lima aspek penilaian yaitu Capital, Assets quality, Management, Earnings dan

Liquidity. (Machfoedz, 1994).

Rasio-rasio keuangan pada dasarnya disusun dengan menggabungkan angka-angka di

dalam atau antara laporan laba rungi dengan neraca. Rasio-rasio bisa dikelompokan dalam lima

macam kategori, yaitu rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, dan

rasio pasar.

Tingkat profitabilitas yang tinggi pada perusahaan akan meningkatkan daya saing antar

perusahaan. Perusahaan yang memperoleh tingkat keuntungan yang tinggi akan membuka lini

atau cabang yang baru serta memperbesar investasi atau membuka investasi baru terkait dengan

3

Page 4: Seminar Keuangan

perusahaan induknya. Tingkat keuntungan yang tinggi menandakan pertumbuhan perusahaan

pada masa mendatang.

Perusahaan ada dua macam, yaitu perusahaan yang bergerak dalam bidang perbankan dan

perusahaan yang bergerak dalam bidang non perbankan. Sama seperti perusahaan non bank,

untuk mengetahui kondisi keuangan suatu bank, dapat dilihat pada laporan keeuangan. Laporan

ini sangat berguna terutama bagi pemilik, manajemen, pemerintah, dan masyarakat sebagai

nasabah guna mengetahui kondisi bank tersebut pada waktu tertentu. Tingkat kesehatan bank

dapat dinilai menggunakan beberapa indikator. Salah satu indikator utama yang sering dijadikan

dasar penilaian adalah laporan keuangan bank yang bersangkutan. Berdasarkan laporan

keuangan dapat dihitung sejumlah rasio keuangan yang lazim dijadikan dasar penilaian tingkat

kesehatan bank.

Analisis rasio keuangan memungkinkan pihak manajemen untuk mengidentifikasikan

perubahan-perubahan pokok pada trend jumlah, dan hubungan serta alasan perubahan tersebut.

Hasil analisis laporan keuangan dapat membantu menginterpretasikan berbagai hubungan kunci

serta kecenderungan yang dapat memberikan dasar pertimbangan mengenai potensi keberhasilan

perusahaan di masa mendatang (Luciana dan Winny, 2005).

Rasio keuangan yang digunakan oleh bank sebenarnya relatif tidak jauh berbeda dengan

rasio keuangan yang digunakan untuk perusahaan nonbank. Tingkat kesehatan bank dapat dinilai

menggunakan beberapa indikator. Salah satu indikator utama yang sering dijadikan dasar

penilaian adalah laporan keuangan bank yang bersangkutan. Berdasarkan laporan keuangan

dapat dihitung sejumlah rasio keuangan yang lazim dijadikan dasar penilaian tingkat kesehatan

bank.

4

Page 5: Seminar Keuangan

Setiap pemilik perusahaan baik perusahaan bank maupun nonbank pasti menginginkan

keuntungan dan mengharapkan nilai lebih bagi perusahaannya. Banj Jabar Banten merupakan

salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang perbankan. Bank Jabar Banten merupakan

bank daerah yang cukup besar. Tingkat keuntungan yang dicapai pada tahun 2008 mencapai Rp

800.135.000.000, sedangkan pada tahun 2009 laba operasionalnya mengalami peningkatan

menjadi Rp 954.938.000.000. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui seberapa

besar kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan. Salah satunya adalah dengan cara

menghitung rasio profitabilitas dari laporan keuangan perusahaan.

Rasio profitabilitas pada bank yang akan di bahas dalam penelitian ini terdiri dari gross

profit margin, net profit margin, return on investment (ROI), return on equity (ROE).

(Kasmir:2008).

Jadi berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melakukkan penelitian

“ANALISIS GROSS PROFIT MARGIN, NET PROFIT MARGIN DAN RETURN ON

TOTAL ASSETS DI BANK JABAR BANTEN”.

1.2. Identifikasi masalah

Beradasarkan latar belakang penelitian di atas, maka perlu kiranya untuk

mengidentifikasi masalah yang akan timbul. Hal ini digunakan sebagai proses penyederhanaan

masalah dan memperjelas arah penelitian . Adapun masalah-masalah yang perlu

diidentifikasikan adalah untuk mengetahui seberapa besar kemampuan Bank Jabar Banten dalam

memperoleh keuntungan terutama gross profit margin, net profit margin, return on total assets?

5

Page 6: Seminar Keuangan

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan laporan prestasi historis dari suatu perusahaan dan

memberikan dasar, bersama dengan analisis bisnis dan ekonomi, untuk membuat proyeksi dan

peramalan untuk masa depan. Laporan tahunan merupakan dokumen yang member informasi

kepada pemegang saham dan diaudit sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima oleh

umum. (Weston, 1995).

Dalam pengertian yang sederhana, laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan

kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. (Kasmir:2008).

Dalam praktiknya, laporan keuangan oleh perusahaan tidak dibuat secara sembarangan,

tetapi harus dibuat dan disusun sesuai dengan aturan dan standar yang berlaku. Laporan

keuangan yang disajikan sangat penting bagi manajemen dan pemilik perusahaan. Disamping itu,

banyak pihak yang memerlukan laporan keuangan yang dibuat perusahaan., seperti pemerintah,

kreditor, investor, maupun para supplier. (Kasmir:2008).

Dalam hal laporan keuangan, sudah merupakan kewajiban setiap perusahaan untuk

membuat dan melaporkan keuangan perusahaannya pada suatu periode tertentu. Hal yang

dilaporkan kemudian di analisis sehingga dapat diketahui kondisi dan posisi perusahaan terkini.

Laporan keuangan juga akan menentukan langkah apa yang akan dilakukan perusahaan sekarang

dan pada masa yang akan datang, dengan melihat berbaggai persoalan yang ada baik kelemahan

maupun kekuatan yang dimilikinya.

6

Page 7: Seminar Keuangan

Maksud dari kondisi terkini dari perusahaan adalah keadaan keuangan perusahaan pada

tanggal tertentu (untuk neraca) dan periode tertentu (untuk laporan laba rugi). Biasanya laporan

keuangan dibuat per periode. Laporan keuangan menggambarkan pos-pos keuangan perusahaan

yang diperoleh dalam suatu periode. Dalam praktiknya dikenal beberapa macam laporan

keuangan seperti neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan laporan kas.

(Kasmir:2008).

Neraca

Neraca merupakan laporan yang menunjukkan total aktiva, kewajiban, dadan

modal perusahaan pada saat tertentu. Pembuatan neraca biasa dibuat pada periode

tertentu (tahunan). (Kasmir:2008).

Menurut James C Van Home, neraca dalah ringkasan posisi keuangan perusahaan

pada tanggal tertentu yang menunjukkan total aktiva dengan total kewajiban ditambah

total ekuitas pemmilik.

Dalam neraca disajikan berbagai informasi yang berkaitan dengan komponen

yang ada di neraca. Informasi tersebut adalah jenis-jenis aktiva yang dimiliki, jumlah

rupiah masing-masing jenis aktiva, jenis kewajiban atau utang, jenis-jenis modal, dan

jum;ah masing-masing jenis modal. Artinya neraca dibuat untuk mengetahui kondisi

(jumlah dan jenis) harta, utang, dan modal perusahaan.

Komponen yang terkandung dalam suatu aktiva dibagi dalam tiga bagian, yaitu

aktiva lancar, aktiva tetap, dan aktiva lainnya. Kemudian kewajiban dibagi dalam tiga

jenis, yaitu kewajiban lancar, dan utang jangka panjang. Sementara itu komponen modal

terdiri dari modal setor dan laba yang ditahan dan lainnya. (Kasmir:2008)

7

Page 8: Seminar Keuangan

Posisi aktiva pada neraca disajikan pada sisi kanan secara berurutan dari atas ke

bawah untuk neraca berbentuk scronto(account form). Sementara itu untuk neraca yang

berbentuk laporan (report form), penyusunannya dimulai dari atas ke bawah secara

berurutan.

Laporan Rugi Laba

Berbeda dengan neraca yang melaporkan informasi tentang kekayaan, utang, dan

modal. Laporan rugi laba memberikan informasi tentang hasil usaha yang diperoleh

perusahaan. Laporan rugi laba berisi jumlah pendapatan yang diperoleh dan biaya yang

dikeluarkan oleh perusahaan. Dengan kata lain, laporan rugi laba menunjukkan jumlah

pendapatan yang diperoleh perusahaan, biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam satu

periode tertentu.

Laporan rugi laba meringkaskan hasil dari kegiatan perusahaan selama periode

akuntansi tertentu. Laporan ini sering dipandang sebagai laporan akuntansi yang paling

penting dalam laporan tahunan. (Mamduh:2009).

Sedangkan pengertian laporan rugi laba menurut James C. van Home adalah

ringkasan pendapatan dan biaya perusahaan selama periode tertentu diakhiri dengan laba

atau rugi pada periode tersebut. Laporan rugi laba terdiri dari penghasilan dan biaya

perusahaan pada periode tertentu, biasanya untuk satu tahun atau tiap semester enam

bulan atau tiga bulan.

Laporan Perubahan Modal

Laporan perubahan modal menggambarkan jumlah modal yang dimiliki

perusahaan saat ini. Kemudian laporan ini juga menunjukkan perubahan modal serta

sebab-sebab berubahnya modal. Informasi yang diberikan dalam laporan perubahan

8

Page 9: Seminar Keuangan

modal adalah jenis dan jumlah modal yang ada saat ini, jumlah rupiah tiap jenis modal,

jumlah rupiah modal yang berubah, sebab-sebab berubahnya modal, dan jumlah rupiah

sesudah perubahan.

Laporan Arus Kas

Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan arus kas masuk dan arus kas

keluar di perusahaan. Arus kas masuk berupa pendapatan atau punjaman dari pihak lain,

sedangkan arus kas keluar merupakan biaya-biaya yang telah dikeluarkan perusahaan.

Laporan ini dibuat pasa satu periode tertentu.

2.2. Rasio Keuangan

Rasio keuangan menurut James C Van Home merupakan indeks yang menghubungkan

dua angka akuntansi yang diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya. Rasio

keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi kaeuangan dan kinerja keuangan. Dari hasil

rasio keuangan ini akan terlihat kondisi kesehatan perusahaan yang bersangkutan.

Jadi rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam

laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Perbandingan dapat

dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan.

Contoh perbandingan antar komponen dalam laporan keuangan adalah antara komponen

yang ada pada neraca dan laporan rugi laba. Misalnya komponen dalam laba rugi, yaitu

penjualan dengan komponen dalam neraca misalnya total aktiva, atau antara laba bersih dengan

penjualan.

9

Page 10: Seminar Keuangan

2.2.1. Bentuk-bentuk Rasio Keuangan

Ada pula bentuk-bentuk rasio keuangan menurut J. Freed Weston adalah:

Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio) :

- Rasio Lancar (Current Ratio)

- Rasio Sangat Lancar (Quick Ratio atau Acid Test Ratio)

Rasio Solvabilitas (Leverage Ratio)

- Debt Ratio

- Time Interest Earned

- Fixed Exchange Coverage

- Cash Flow Coverage

Rasio Aktivitas

- Inventory Turn over

- Average Collection Period

- Fixed Asset Turn Over

- Total Asset Turn Over

Rasio Profittabilitas

- Profit Margin on Sales

- Basic Earning Power

- Return on Total Asset

- Return on Total Equity

Rasio pertumbuhan

- Pertumbuhan penjualan

- Perumbuhan laba bersih

10

Page 11: Seminar Keuangan

- Pertumbuhan pendapatan per tahun

- Pertumbuhan dividen per saham

Rasio penilaian

- Rasio harga saham terhadap pendapatan

- Rasio nilai pasar terhadap nilai buku

Ada pula rasio keuangan bank menurut Kasmir (2009) adalah:

Rasio likuiditas bank, rasio likuiditas terdiri dari:

- Quick ratio

- Investing policy ratio

- Banking ratio

- Assets to loan ratio

- Investment portofolio ratio

- Cash ratio

- Loan to deposits ratio

- Investment risk ratio

- Liquidity risk ratio

- Credit risk ratio

- Deposits risk ratio

Rasio solvabilitas bank, terdiri dari:

- Primary ratio

- Risk assets ratio

- Secondary risk ratio

- Capital ratio

11

Page 12: Seminar Keuangan

- Capital risk

- Capital adequency ratio

- Gross yield on total assets

- Gross profit margin on total assets

- Net income on total assets

Rasio rentabilitas/profitabilitas bank, terdiri dari:

- Gross profit margin

- Net profit margin

- Return on equity capital

- Return on total assets

- Rate return on loan

- Interest margin on earning assets

- Interest margin on loan

- Leverage multiplier

- Assets utilization

- Interest expense ratio

- Cost of fund

- Cost of money

- Cost of loanable

- Cost of operable fund

- Cost of efficiency

12

Page 13: Seminar Keuangan

2.3. Rasio Profitabilitas Bank

Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari

keuntungan atau laba dalam suatu periode tertentu. (Kasmir:2008). Hal ini ditunjukan oleh laba

yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Intinya adalah penggunaan rasio ini

menunjukkan efisiensi perusahaan/bank. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas

manajemen suatu bank yang ditunjukka dari laba yang dihasilkan dari penjualan atau dari

pendapatan investasi.

Menurut Kasmir (2008), rasio profitabilitas dibagi dua, yaitu profitabilitas ekonomi dan

profitabilitas usaha. Profitabilitas ekonomi, yaitu dengan membandingkan laba usaha dengan

seluruh modal. Sedangkan profitabilitasusaha, yaitu dengan membandingkan laba yang

disediakan untuk pemilik dengan modal sendiri. Profitabilitas yang tinggi lebih penting dari

keuntungan yang besar.

2.3.1. Tujuan dan Manfaat Rasio Profitabilitas Bank

Tujuan penggunaan rasio profitabilitas bagi bank adalah untuk mengukur atau

menghitung laba yang diperoleh bank dalam suatu periode tertentu, untuk menilai perkembangan

laba dari waktu ke waktu, untuk menilai posisi laba tahun sebelumnya dengan tahun sekarang,

dan untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. (Kasmir:2008).

Sementara itu, manfaat yang diperoleh bank itu sendiri adalah unutk mengetahui

produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal

sendiri.

13

Page 14: Seminar Keuangan

2.3.2. Jenis-jenis Rasio Profitabilitas Bank

1. Gross Profit Margin :

Rasio ini digunakan untuk mengetahui persentasi laba dari kegiatan murni dari bank yang

bersangkutan setelah dikurangi biaya-biaya. Cara pengukuran rasio ini adalah:

Operating Income−Operating ExpenseOperating income

x100 %

2. Net Profit Margin :

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam

menghasilkan net income dari kegiatan operasi pokoknya. Rumus untuk mencari net

profit margin adalah sebagai berikut:

Net IncomeOperating Income

x100 %

3. Return on Equity Capital:

Rasio ini merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen

bank dalam mengelola modal yan ada untuk mendapatkan net income. Rumus untuk

mencari return on equity capital adalah sebagai berikut:

Net IncomeEquity Capital

x 100 %

4. Return on Total Assets:

Dalam menentukan rasio ini, terdapat dua cara perhitungan,yaitu:

o Gross Yield on Total Assets

Rasio ini merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan

manajemen menghasilkaan income dari pengelolaan asset. Rumus untuk

menghitung rasio ini adalah:

14

Page 15: Seminar Keuangan

Operating IncomeTotal Assets

x100 %

o Net Income Total Assets

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen untuk memperoleh

profitabilitas efisiensi manajerial secara keseluruhan. Rumus untuk menghitung

rasio ini adalah:

Net IncomeTotal Assets

x 100 %

5. Rate Return on Loans

Analisis ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam mengelola

kegiatan peerkreditannya. Rumus untuk mencari rate return on loans adalah sebagai

berikut:

Interest IncomeTotal Loans

x100 %

6. Interest Margin on Earning Assets

Interest on earning assets merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan

manajemen dalam mengendalikan biaya-biaya. Rumus untuk mencari interest margin on

earning assets adalah sebagao berikut:

Interest Income−Interest ExpenseTotal Earning Assets

x100 %

7. Interest Margin on Loans

Interest Income−Interest ExpenseTotal Loans

x100 %

15

Page 16: Seminar Keuangan

8. Leverage Multiplier

Leverage multiplier merupakan alat untuk mengukur kemampuan manajemen dalam

mengelola asetnya karena adanya biaya yang harus dikeluarkan akibat penggunaan

aktiva. Rumus untuk mencari leverage multiplier adalah sebagai berikut:

Total EquityTotal Equity

x100 %

9. Assets Utilization

Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan manajemen suatu bank dalam

mengelola aset dalam rangka menghasilkan operating income dan nonoperating income.

Rumus untuk mencari assets utilization adalah sebagai berikut:

O perating Income+Non Operating IncomeTotal Assets

x100 %

10. Interest Expense Ratio

Interest expense ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya

persentase antara bunga yang dibayar kepada para deposannya dengan total deposit yang

ada di bank. Rumus untuk mencari interest expense ratio adalah sebagai berikut:

Interest ExpenseTotal Deposit

x 100 %

11. Cost of Fund

Cost of fund merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya biaya yang

dikeluarkan untuk sejumlah deposit yang ada di bank tersebut. Rumus untuk mencari cost

of fund adalah sebagai berikut:

Interest ExpenseTotal Dana di Luar Modal

x100 %

16

Page 17: Seminar Keuangan

12. Cost Of Money

Rumus untuk menghitung cost of money adalah sebagai berikut:

Biaya Dana+BiayaOverheadTotal Dana

x100 %

13. Cost of Loanable Fund

Rumus untuk menghitung cost of loanable fund adalah sebagai berikut:

Biaya DanaTotal Dana−Unloanable Fund

x 100 %

14. Cost of Operable Fund

Jika diasumsikan tidak ada idle fund, rumus menghitung cost of operable fund adalah

sebagai berikut:

Biaya Dana+BiayaOverheadTotal Dana−Unloanable Fund

x 100 %

15. Cost of Efficiency

Cost of efficiency merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efisiensi usaha yang

dilakukan oleh bakn atau untuk mengukur besarnya biaya bank yang digunakan untuk

memperoleh earning assets. Rumus untuk mencari cost of efficiency adalah sebagai

berikut:

Total ExpenseTotal Earning Assets

x 100 %

17

Page 18: Seminar Keuangan

BAB III

ANALISIS

18

Page 19: Seminar Keuangan

3.1. Gross Profit Margin

o Tahun 2008

Operating Income−Operating ExpenseOperating Income

x100 %

¿ 3.254 .202−2.454 .0673.254 .202

x100 %=24,59 %

o Tahun 2009

Operating Income−Operating ExpenseOperating Income

x100 %

¿ 4.206 .631−3.251 .6484.206 .631

x 100 %=22,70 %

Pada tahun 2008 Bank Jabar Banten menghasilkan gross profit margin sebesar 24,59%,

artinya presentasi laba kegiatan usaha murni dari bank setelah dikurangi biaya-biaya sebesar

24,59%. Sedangkan pada tahun 2009 persentase ini mengalami penurunan menjadi 22,70%,

artinya presentasi laba kegiatan usaha murni dari Bank Jabar Banten mengalami penurunan.

3.2. Net Profit Margin

o Tahun 2008

Net IncomeOperating Income

x100 %

19

Page 20: Seminar Keuangan

542.162800.135

x 100 %=67,76 %

o Tahun 2009

Net IncomeOperating Income

x100 %

709.106954.983

x 100 %=74,25 %

Net profit margin yang dihasilkan Bank Jabar Banten pada tahun 2008 sebesar 67,76%.

Artinya kemampuan Bank Jabar Banten menghasilkan net income dari kegiatan operasinya

sebesar 67,76%. Pada tahun 2009 angka presentasi tersebut meningkat sebesar 6,49% menjadi

74,25%. Hal ini menunjukkan kemajuan atau peningkatan yang cukup baik karena Bank Jabar

Banten dapat meningkatkan kemampuannya unruk menghasilkan net income.

3.3. Return On Total Assets

3.3.1 Gross Yield On Total Assets

o Tahun 2008

Operating IncomeTotal Assets

x100 %

3.254 .20220.040.869

x100 %=12,49 %

o Tahun 2009

Operating IncomeTotal Assets

x100 %

20

Page 21: Seminar Keuangan

4.206 .63732.410.329

x100 %=12,98 %

Kemampuan manajemen Bank Jabar Banten dalam menghasilkan income dari

pengelolaan aset pada tahun 2008 adalah sebesar12,4%. Tetapi pada tahun 2008 angka

tersebut meningkat menjadi 12,98%. Hal ini menunjukkan kinerja manajemen yang

mengalami peningkatan dalam pengelolaan asset. Jika hal ini terus ditingkatkan maka

Bank Jabar Banten akan mampu untuk memberikan kemajuan dan dapat memberikan

kontribusi yang lebih baik bagi semua pihak.

3.3.2. Net Income Total Assets

o Tahun 2008

Net IncomeTotal Assets

x 100 %

542.16226.040.869

x100 %=2,08 %

o Tahun 2009

Net IncomeTotal Assets

x 100 %

709.10632.410.329

x100 %=2,18 %

Kemampuan manajemen dalam memperoleh profitabilitas pada tahun 2008

sebesar 2,08%,ini berarti perusahaan belum begitu banyak dalam memperoleh

profitabilitas dan efisiensi manajerial secara keseluruhan. Tetapi pada tahun 2009 angka

21

Page 22: Seminar Keuangan

ini mengalami peningkatan menjadi 2,18%. Manajemen telah mampu meningkatkan

efisiensi mampu meningkatkan efisiensinya sebesar 0,1%.

22

Page 23: Seminar Keuangan

BAB IV

KESIMPULAN

Setelah melakukan perhitungan dan analisis ratio, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut:

1. Dari perhitungan analisis rasio gross profit margin pada Bank Jabar Banten, Bank Jabar

Banten memiliki kinerja yang kurang baik, dari tahun 2008 dan mengalami penurunan

pada tahun 2009. Ini menunjukkanbahwa bank mengalami penurunan mengenai

persentasi laba dari kegiatan murni usaha bank.

2. Dari perhitungan analisis net profit margin pada Bank Jabar Banten, angka net profit

margin menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan dari tahun 2008 ke tahun 2009.

Peningkatan ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki net profit margin yang positif,

sehingga kemampuan bank dalam melakukan kegiatan usahanya semakin meningkat.

3. Dari perhitungan gross yield on total assets pada Bank Jabar Banten, angkan gross yield

on total assets menunjukkan peningkatan walaupun peningkatannya tidak terlalu

signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen bank telah berhasil meningkatkan

income dari pengelolaan asset yang dimiliki oleh bank.

4. Dari perhitungan net income total assets pada Bank Jabar Banten, angka net income total

asset mengalami peningkatan wlaupun tidak terlalu signifikan dari tahun 2008 ke tahun

2009. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan manajemen bank meningkat dalam

memperoleh profitabilitas dan efisiensi manajerial secara keseluhan.

Dari keempat kesimpulan di atas, dapat dibuktikan bahwa jumlah laba yang besar tidak

menjamin kemampuan profitabilitas yang besar juga. Jadi perusahaan maupun bank harus terus

23

Page 24: Seminar Keuangan

mengawasi dan meningkatkan kinerjaa usahanya untuk meningkatkan kemampuan

profitabilitasnya.

24