Seminar Keuangan
-
Upload
kaptensubatsa -
Category
Documents
-
view
362 -
download
3
Transcript of Seminar Keuangan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Suatu kegiatan usaha (bisnis) yang dijalankan oleh suatu perusahaan, telah memiliki
beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh pemilik dan manajemen. Pertama, pemilik perusahaan
menginginkan keuntungan yang optimal atas usaha yang dijalankannya. Hal ini dikarenakan
setiap pemilik menginginkan modal yang telah ditanamkan dalam usahanya segera kembali. Di
samping itu, pemilik juga mengharapkan adanya hasil atas modal yang ditanamkannya sehingga
mampu memberikan tambahan modal dan dapat memakmurkan pemilik dan seluruh
karyawannya.
Kedua, pemilik menginginkan usaha yang dijalankannya nantinya tidak hanya untuk satu
periode saja. Artinya pemilik pemilik menginginkan usahanya berjalan dari satu periode ke
periode yang lain.
Ketiga, para pemilik perusahaan menginginkan perusahaannya tetap mampu
menghasilkan barang atau jasa yang diperlukan oleh masyarakat. Tersedianya barang dan jasa
juga berarti mampu memberikan kemakmuran bagi masyarakat dan juga bagi pemilik usaha.
Keempat, usaha yang dijalankan dapat membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat,
baik yang berada di sekitar lingkungan perusahaan maupun di lingkungan luar perusahaan. Hal
ini juga penting bagi pemerintah karena pemerintah belum mampu menyediakan lapangan
pekerjaan yang luas bagi masyarakat. Oleh karena itu, kontribusi pengusaha bagi pemerintah
cukup besar.
1
Agar semua tujuan tersebut dapat dicapai, manajemen perusahaan harus mampu
membuat perencanaan yang tepat dan akurat. Kemudian, pelaksanaannya juga harus baik dan
benar sesuai dengan rencana yang telah disusun. Disamping itu manajemen juga harus mampu
mengawasi dan mengendalikan kegiatan usaha yang dijalankannya apabila terjadi
penyimpangan.
Pemilik dan manajemen harus mengetahui berapa uang yang keluar dan masuk ke
perusahaan dalam suatu periode tertentu. Uang yang keluar juga harus dirinci penggunaannya.
Catatan keuangan selama periode tertentu tersebut dibuat dalam bentuk laporan keuangan.
Laporan keuangan merupakan laporan prestasi historis dari suatu perusahaan dan
memberikan dasar, bersama dengan analisis bisnis dan ekonomi, untuk membuat proyeksi dan
peramalan untuk masa depan. Laporan tahunan merupakan dokumen yang member informasi
kepada pemegang saham dan diaudit sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima oleh
umum. (Weston, 1995).
Dalam pengertian yang sederhana, laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan
kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. (Kasmir:2008).
Kinerja suatu perusahaan dapat kita lihat dari data laporan keuangan perusahaan tersebut.
Laporan keuangan menggambarkan pos-pos keuangan perusahaan yang diperoleh dalam suatu
periode. Kita dapat melihat jumlah laba yang diperoleh perusahaan, dan perputaran kas yang
dialami perusahaan pada kurun waktu satu tahun.
Untuk mendapatkan gambaran yang paling berkaitan mengenai kinerja sebuah
perusahaan, pertama-tama kita perlu memiliki pemahaman tentang komponen-komponenya. Hal
fundamental terhadap tingkat pemahaman ini adalah pengenalan, bahwa dalam keuangan,
2
terdapat tiga dokumen yang memberikan kita data mentah untuk melakukan analisis, yaitu
neraca, laporan laba-rugi dan laporan arus kas.
Analisi terhadap laoran keuangan suatu perusahaan pada dasrnya karena ingin
mengetahui tingkat profitabilitas dan tingkat risiko suatu perusahaan. Pekerjaan yang paling
mudah dalam menganalisi laporan keuangan adalah menghitung rasio-rasio keuangan suatu
perusahaan.
Informasi tentang posisi keuangan perusahaan, kinerja perusahaan, aliran kas perusahaan
dan informasi lain yang berkaitan dengan laporan keuangan dapat diperoleh berdasarkan laporan
keuangan perusahaan. Untuk memahami informasi tentang laporan keuangan, analisis laporan
keuangan sangat dibutuhkan. Analisis laporan keuangan meliputi perhitungan dan interpretasi
rasio keuangan. Analisis rasio keuangan dapat membantu para pelaku bisnis, pemerintah dan
pemakai laporan keuangan lain dalam menilai kondisi keuangan suatu perusahaan tidak
terkecuali perusahaan perbankan termasuk BPR. Penilaian kinerja perusahaan umumnya
menggunakan lima aspek penilaian yaitu Capital, Assets quality, Management, Earnings dan
Liquidity. (Machfoedz, 1994).
Rasio-rasio keuangan pada dasarnya disusun dengan menggabungkan angka-angka di
dalam atau antara laporan laba rungi dengan neraca. Rasio-rasio bisa dikelompokan dalam lima
macam kategori, yaitu rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, dan
rasio pasar.
Tingkat profitabilitas yang tinggi pada perusahaan akan meningkatkan daya saing antar
perusahaan. Perusahaan yang memperoleh tingkat keuntungan yang tinggi akan membuka lini
atau cabang yang baru serta memperbesar investasi atau membuka investasi baru terkait dengan
3
perusahaan induknya. Tingkat keuntungan yang tinggi menandakan pertumbuhan perusahaan
pada masa mendatang.
Perusahaan ada dua macam, yaitu perusahaan yang bergerak dalam bidang perbankan dan
perusahaan yang bergerak dalam bidang non perbankan. Sama seperti perusahaan non bank,
untuk mengetahui kondisi keuangan suatu bank, dapat dilihat pada laporan keeuangan. Laporan
ini sangat berguna terutama bagi pemilik, manajemen, pemerintah, dan masyarakat sebagai
nasabah guna mengetahui kondisi bank tersebut pada waktu tertentu. Tingkat kesehatan bank
dapat dinilai menggunakan beberapa indikator. Salah satu indikator utama yang sering dijadikan
dasar penilaian adalah laporan keuangan bank yang bersangkutan. Berdasarkan laporan
keuangan dapat dihitung sejumlah rasio keuangan yang lazim dijadikan dasar penilaian tingkat
kesehatan bank.
Analisis rasio keuangan memungkinkan pihak manajemen untuk mengidentifikasikan
perubahan-perubahan pokok pada trend jumlah, dan hubungan serta alasan perubahan tersebut.
Hasil analisis laporan keuangan dapat membantu menginterpretasikan berbagai hubungan kunci
serta kecenderungan yang dapat memberikan dasar pertimbangan mengenai potensi keberhasilan
perusahaan di masa mendatang (Luciana dan Winny, 2005).
Rasio keuangan yang digunakan oleh bank sebenarnya relatif tidak jauh berbeda dengan
rasio keuangan yang digunakan untuk perusahaan nonbank. Tingkat kesehatan bank dapat dinilai
menggunakan beberapa indikator. Salah satu indikator utama yang sering dijadikan dasar
penilaian adalah laporan keuangan bank yang bersangkutan. Berdasarkan laporan keuangan
dapat dihitung sejumlah rasio keuangan yang lazim dijadikan dasar penilaian tingkat kesehatan
bank.
4
Setiap pemilik perusahaan baik perusahaan bank maupun nonbank pasti menginginkan
keuntungan dan mengharapkan nilai lebih bagi perusahaannya. Banj Jabar Banten merupakan
salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang perbankan. Bank Jabar Banten merupakan
bank daerah yang cukup besar. Tingkat keuntungan yang dicapai pada tahun 2008 mencapai Rp
800.135.000.000, sedangkan pada tahun 2009 laba operasionalnya mengalami peningkatan
menjadi Rp 954.938.000.000. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui seberapa
besar kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan. Salah satunya adalah dengan cara
menghitung rasio profitabilitas dari laporan keuangan perusahaan.
Rasio profitabilitas pada bank yang akan di bahas dalam penelitian ini terdiri dari gross
profit margin, net profit margin, return on investment (ROI), return on equity (ROE).
(Kasmir:2008).
Jadi berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melakukkan penelitian
“ANALISIS GROSS PROFIT MARGIN, NET PROFIT MARGIN DAN RETURN ON
TOTAL ASSETS DI BANK JABAR BANTEN”.
1.2. Identifikasi masalah
Beradasarkan latar belakang penelitian di atas, maka perlu kiranya untuk
mengidentifikasi masalah yang akan timbul. Hal ini digunakan sebagai proses penyederhanaan
masalah dan memperjelas arah penelitian . Adapun masalah-masalah yang perlu
diidentifikasikan adalah untuk mengetahui seberapa besar kemampuan Bank Jabar Banten dalam
memperoleh keuntungan terutama gross profit margin, net profit margin, return on total assets?
5
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan laporan prestasi historis dari suatu perusahaan dan
memberikan dasar, bersama dengan analisis bisnis dan ekonomi, untuk membuat proyeksi dan
peramalan untuk masa depan. Laporan tahunan merupakan dokumen yang member informasi
kepada pemegang saham dan diaudit sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima oleh
umum. (Weston, 1995).
Dalam pengertian yang sederhana, laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan
kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. (Kasmir:2008).
Dalam praktiknya, laporan keuangan oleh perusahaan tidak dibuat secara sembarangan,
tetapi harus dibuat dan disusun sesuai dengan aturan dan standar yang berlaku. Laporan
keuangan yang disajikan sangat penting bagi manajemen dan pemilik perusahaan. Disamping itu,
banyak pihak yang memerlukan laporan keuangan yang dibuat perusahaan., seperti pemerintah,
kreditor, investor, maupun para supplier. (Kasmir:2008).
Dalam hal laporan keuangan, sudah merupakan kewajiban setiap perusahaan untuk
membuat dan melaporkan keuangan perusahaannya pada suatu periode tertentu. Hal yang
dilaporkan kemudian di analisis sehingga dapat diketahui kondisi dan posisi perusahaan terkini.
Laporan keuangan juga akan menentukan langkah apa yang akan dilakukan perusahaan sekarang
dan pada masa yang akan datang, dengan melihat berbaggai persoalan yang ada baik kelemahan
maupun kekuatan yang dimilikinya.
6
Maksud dari kondisi terkini dari perusahaan adalah keadaan keuangan perusahaan pada
tanggal tertentu (untuk neraca) dan periode tertentu (untuk laporan laba rugi). Biasanya laporan
keuangan dibuat per periode. Laporan keuangan menggambarkan pos-pos keuangan perusahaan
yang diperoleh dalam suatu periode. Dalam praktiknya dikenal beberapa macam laporan
keuangan seperti neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan laporan kas.
(Kasmir:2008).
Neraca
Neraca merupakan laporan yang menunjukkan total aktiva, kewajiban, dadan
modal perusahaan pada saat tertentu. Pembuatan neraca biasa dibuat pada periode
tertentu (tahunan). (Kasmir:2008).
Menurut James C Van Home, neraca dalah ringkasan posisi keuangan perusahaan
pada tanggal tertentu yang menunjukkan total aktiva dengan total kewajiban ditambah
total ekuitas pemmilik.
Dalam neraca disajikan berbagai informasi yang berkaitan dengan komponen
yang ada di neraca. Informasi tersebut adalah jenis-jenis aktiva yang dimiliki, jumlah
rupiah masing-masing jenis aktiva, jenis kewajiban atau utang, jenis-jenis modal, dan
jum;ah masing-masing jenis modal. Artinya neraca dibuat untuk mengetahui kondisi
(jumlah dan jenis) harta, utang, dan modal perusahaan.
Komponen yang terkandung dalam suatu aktiva dibagi dalam tiga bagian, yaitu
aktiva lancar, aktiva tetap, dan aktiva lainnya. Kemudian kewajiban dibagi dalam tiga
jenis, yaitu kewajiban lancar, dan utang jangka panjang. Sementara itu komponen modal
terdiri dari modal setor dan laba yang ditahan dan lainnya. (Kasmir:2008)
7
Posisi aktiva pada neraca disajikan pada sisi kanan secara berurutan dari atas ke
bawah untuk neraca berbentuk scronto(account form). Sementara itu untuk neraca yang
berbentuk laporan (report form), penyusunannya dimulai dari atas ke bawah secara
berurutan.
Laporan Rugi Laba
Berbeda dengan neraca yang melaporkan informasi tentang kekayaan, utang, dan
modal. Laporan rugi laba memberikan informasi tentang hasil usaha yang diperoleh
perusahaan. Laporan rugi laba berisi jumlah pendapatan yang diperoleh dan biaya yang
dikeluarkan oleh perusahaan. Dengan kata lain, laporan rugi laba menunjukkan jumlah
pendapatan yang diperoleh perusahaan, biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam satu
periode tertentu.
Laporan rugi laba meringkaskan hasil dari kegiatan perusahaan selama periode
akuntansi tertentu. Laporan ini sering dipandang sebagai laporan akuntansi yang paling
penting dalam laporan tahunan. (Mamduh:2009).
Sedangkan pengertian laporan rugi laba menurut James C. van Home adalah
ringkasan pendapatan dan biaya perusahaan selama periode tertentu diakhiri dengan laba
atau rugi pada periode tersebut. Laporan rugi laba terdiri dari penghasilan dan biaya
perusahaan pada periode tertentu, biasanya untuk satu tahun atau tiap semester enam
bulan atau tiga bulan.
Laporan Perubahan Modal
Laporan perubahan modal menggambarkan jumlah modal yang dimiliki
perusahaan saat ini. Kemudian laporan ini juga menunjukkan perubahan modal serta
sebab-sebab berubahnya modal. Informasi yang diberikan dalam laporan perubahan
8
modal adalah jenis dan jumlah modal yang ada saat ini, jumlah rupiah tiap jenis modal,
jumlah rupiah modal yang berubah, sebab-sebab berubahnya modal, dan jumlah rupiah
sesudah perubahan.
Laporan Arus Kas
Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan arus kas masuk dan arus kas
keluar di perusahaan. Arus kas masuk berupa pendapatan atau punjaman dari pihak lain,
sedangkan arus kas keluar merupakan biaya-biaya yang telah dikeluarkan perusahaan.
Laporan ini dibuat pasa satu periode tertentu.
2.2. Rasio Keuangan
Rasio keuangan menurut James C Van Home merupakan indeks yang menghubungkan
dua angka akuntansi yang diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya. Rasio
keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi kaeuangan dan kinerja keuangan. Dari hasil
rasio keuangan ini akan terlihat kondisi kesehatan perusahaan yang bersangkutan.
Jadi rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam
laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Perbandingan dapat
dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan.
Contoh perbandingan antar komponen dalam laporan keuangan adalah antara komponen
yang ada pada neraca dan laporan rugi laba. Misalnya komponen dalam laba rugi, yaitu
penjualan dengan komponen dalam neraca misalnya total aktiva, atau antara laba bersih dengan
penjualan.
9
2.2.1. Bentuk-bentuk Rasio Keuangan
Ada pula bentuk-bentuk rasio keuangan menurut J. Freed Weston adalah:
Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio) :
- Rasio Lancar (Current Ratio)
- Rasio Sangat Lancar (Quick Ratio atau Acid Test Ratio)
Rasio Solvabilitas (Leverage Ratio)
- Debt Ratio
- Time Interest Earned
- Fixed Exchange Coverage
- Cash Flow Coverage
Rasio Aktivitas
- Inventory Turn over
- Average Collection Period
- Fixed Asset Turn Over
- Total Asset Turn Over
Rasio Profittabilitas
- Profit Margin on Sales
- Basic Earning Power
- Return on Total Asset
- Return on Total Equity
Rasio pertumbuhan
- Pertumbuhan penjualan
- Perumbuhan laba bersih
10
- Pertumbuhan pendapatan per tahun
- Pertumbuhan dividen per saham
Rasio penilaian
- Rasio harga saham terhadap pendapatan
- Rasio nilai pasar terhadap nilai buku
Ada pula rasio keuangan bank menurut Kasmir (2009) adalah:
Rasio likuiditas bank, rasio likuiditas terdiri dari:
- Quick ratio
- Investing policy ratio
- Banking ratio
- Assets to loan ratio
- Investment portofolio ratio
- Cash ratio
- Loan to deposits ratio
- Investment risk ratio
- Liquidity risk ratio
- Credit risk ratio
- Deposits risk ratio
Rasio solvabilitas bank, terdiri dari:
- Primary ratio
- Risk assets ratio
- Secondary risk ratio
- Capital ratio
11
- Capital risk
- Capital adequency ratio
- Gross yield on total assets
- Gross profit margin on total assets
- Net income on total assets
Rasio rentabilitas/profitabilitas bank, terdiri dari:
- Gross profit margin
- Net profit margin
- Return on equity capital
- Return on total assets
- Rate return on loan
- Interest margin on earning assets
- Interest margin on loan
- Leverage multiplier
- Assets utilization
- Interest expense ratio
- Cost of fund
- Cost of money
- Cost of loanable
- Cost of operable fund
- Cost of efficiency
12
2.3. Rasio Profitabilitas Bank
Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari
keuntungan atau laba dalam suatu periode tertentu. (Kasmir:2008). Hal ini ditunjukan oleh laba
yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Intinya adalah penggunaan rasio ini
menunjukkan efisiensi perusahaan/bank. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas
manajemen suatu bank yang ditunjukka dari laba yang dihasilkan dari penjualan atau dari
pendapatan investasi.
Menurut Kasmir (2008), rasio profitabilitas dibagi dua, yaitu profitabilitas ekonomi dan
profitabilitas usaha. Profitabilitas ekonomi, yaitu dengan membandingkan laba usaha dengan
seluruh modal. Sedangkan profitabilitasusaha, yaitu dengan membandingkan laba yang
disediakan untuk pemilik dengan modal sendiri. Profitabilitas yang tinggi lebih penting dari
keuntungan yang besar.
2.3.1. Tujuan dan Manfaat Rasio Profitabilitas Bank
Tujuan penggunaan rasio profitabilitas bagi bank adalah untuk mengukur atau
menghitung laba yang diperoleh bank dalam suatu periode tertentu, untuk menilai perkembangan
laba dari waktu ke waktu, untuk menilai posisi laba tahun sebelumnya dengan tahun sekarang,
dan untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. (Kasmir:2008).
Sementara itu, manfaat yang diperoleh bank itu sendiri adalah unutk mengetahui
produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal
sendiri.
13
2.3.2. Jenis-jenis Rasio Profitabilitas Bank
1. Gross Profit Margin :
Rasio ini digunakan untuk mengetahui persentasi laba dari kegiatan murni dari bank yang
bersangkutan setelah dikurangi biaya-biaya. Cara pengukuran rasio ini adalah:
Operating Income−Operating ExpenseOperating income
x100 %
2. Net Profit Margin :
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam
menghasilkan net income dari kegiatan operasi pokoknya. Rumus untuk mencari net
profit margin adalah sebagai berikut:
Net IncomeOperating Income
x100 %
3. Return on Equity Capital:
Rasio ini merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen
bank dalam mengelola modal yan ada untuk mendapatkan net income. Rumus untuk
mencari return on equity capital adalah sebagai berikut:
Net IncomeEquity Capital
x 100 %
4. Return on Total Assets:
Dalam menentukan rasio ini, terdapat dua cara perhitungan,yaitu:
o Gross Yield on Total Assets
Rasio ini merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
manajemen menghasilkaan income dari pengelolaan asset. Rumus untuk
menghitung rasio ini adalah:
14
Operating IncomeTotal Assets
x100 %
o Net Income Total Assets
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen untuk memperoleh
profitabilitas efisiensi manajerial secara keseluruhan. Rumus untuk menghitung
rasio ini adalah:
Net IncomeTotal Assets
x 100 %
5. Rate Return on Loans
Analisis ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam mengelola
kegiatan peerkreditannya. Rumus untuk mencari rate return on loans adalah sebagai
berikut:
Interest IncomeTotal Loans
x100 %
6. Interest Margin on Earning Assets
Interest on earning assets merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
manajemen dalam mengendalikan biaya-biaya. Rumus untuk mencari interest margin on
earning assets adalah sebagao berikut:
Interest Income−Interest ExpenseTotal Earning Assets
x100 %
7. Interest Margin on Loans
Interest Income−Interest ExpenseTotal Loans
x100 %
15
8. Leverage Multiplier
Leverage multiplier merupakan alat untuk mengukur kemampuan manajemen dalam
mengelola asetnya karena adanya biaya yang harus dikeluarkan akibat penggunaan
aktiva. Rumus untuk mencari leverage multiplier adalah sebagai berikut:
Total EquityTotal Equity
x100 %
9. Assets Utilization
Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan manajemen suatu bank dalam
mengelola aset dalam rangka menghasilkan operating income dan nonoperating income.
Rumus untuk mencari assets utilization adalah sebagai berikut:
O perating Income+Non Operating IncomeTotal Assets
x100 %
10. Interest Expense Ratio
Interest expense ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya
persentase antara bunga yang dibayar kepada para deposannya dengan total deposit yang
ada di bank. Rumus untuk mencari interest expense ratio adalah sebagai berikut:
Interest ExpenseTotal Deposit
x 100 %
11. Cost of Fund
Cost of fund merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya biaya yang
dikeluarkan untuk sejumlah deposit yang ada di bank tersebut. Rumus untuk mencari cost
of fund adalah sebagai berikut:
Interest ExpenseTotal Dana di Luar Modal
x100 %
16
12. Cost Of Money
Rumus untuk menghitung cost of money adalah sebagai berikut:
Biaya Dana+BiayaOverheadTotal Dana
x100 %
13. Cost of Loanable Fund
Rumus untuk menghitung cost of loanable fund adalah sebagai berikut:
Biaya DanaTotal Dana−Unloanable Fund
x 100 %
14. Cost of Operable Fund
Jika diasumsikan tidak ada idle fund, rumus menghitung cost of operable fund adalah
sebagai berikut:
Biaya Dana+BiayaOverheadTotal Dana−Unloanable Fund
x 100 %
15. Cost of Efficiency
Cost of efficiency merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efisiensi usaha yang
dilakukan oleh bakn atau untuk mengukur besarnya biaya bank yang digunakan untuk
memperoleh earning assets. Rumus untuk mencari cost of efficiency adalah sebagai
berikut:
Total ExpenseTotal Earning Assets
x 100 %
17
BAB III
ANALISIS
18
3.1. Gross Profit Margin
o Tahun 2008
Operating Income−Operating ExpenseOperating Income
x100 %
¿ 3.254 .202−2.454 .0673.254 .202
x100 %=24,59 %
o Tahun 2009
Operating Income−Operating ExpenseOperating Income
x100 %
¿ 4.206 .631−3.251 .6484.206 .631
x 100 %=22,70 %
Pada tahun 2008 Bank Jabar Banten menghasilkan gross profit margin sebesar 24,59%,
artinya presentasi laba kegiatan usaha murni dari bank setelah dikurangi biaya-biaya sebesar
24,59%. Sedangkan pada tahun 2009 persentase ini mengalami penurunan menjadi 22,70%,
artinya presentasi laba kegiatan usaha murni dari Bank Jabar Banten mengalami penurunan.
3.2. Net Profit Margin
o Tahun 2008
Net IncomeOperating Income
x100 %
19
542.162800.135
x 100 %=67,76 %
o Tahun 2009
Net IncomeOperating Income
x100 %
709.106954.983
x 100 %=74,25 %
Net profit margin yang dihasilkan Bank Jabar Banten pada tahun 2008 sebesar 67,76%.
Artinya kemampuan Bank Jabar Banten menghasilkan net income dari kegiatan operasinya
sebesar 67,76%. Pada tahun 2009 angka presentasi tersebut meningkat sebesar 6,49% menjadi
74,25%. Hal ini menunjukkan kemajuan atau peningkatan yang cukup baik karena Bank Jabar
Banten dapat meningkatkan kemampuannya unruk menghasilkan net income.
3.3. Return On Total Assets
3.3.1 Gross Yield On Total Assets
o Tahun 2008
Operating IncomeTotal Assets
x100 %
3.254 .20220.040.869
x100 %=12,49 %
o Tahun 2009
Operating IncomeTotal Assets
x100 %
20
4.206 .63732.410.329
x100 %=12,98 %
Kemampuan manajemen Bank Jabar Banten dalam menghasilkan income dari
pengelolaan aset pada tahun 2008 adalah sebesar12,4%. Tetapi pada tahun 2008 angka
tersebut meningkat menjadi 12,98%. Hal ini menunjukkan kinerja manajemen yang
mengalami peningkatan dalam pengelolaan asset. Jika hal ini terus ditingkatkan maka
Bank Jabar Banten akan mampu untuk memberikan kemajuan dan dapat memberikan
kontribusi yang lebih baik bagi semua pihak.
3.3.2. Net Income Total Assets
o Tahun 2008
Net IncomeTotal Assets
x 100 %
542.16226.040.869
x100 %=2,08 %
o Tahun 2009
Net IncomeTotal Assets
x 100 %
709.10632.410.329
x100 %=2,18 %
Kemampuan manajemen dalam memperoleh profitabilitas pada tahun 2008
sebesar 2,08%,ini berarti perusahaan belum begitu banyak dalam memperoleh
profitabilitas dan efisiensi manajerial secara keseluruhan. Tetapi pada tahun 2009 angka
21
ini mengalami peningkatan menjadi 2,18%. Manajemen telah mampu meningkatkan
efisiensi mampu meningkatkan efisiensinya sebesar 0,1%.
22
BAB IV
KESIMPULAN
Setelah melakukan perhitungan dan analisis ratio, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Dari perhitungan analisis rasio gross profit margin pada Bank Jabar Banten, Bank Jabar
Banten memiliki kinerja yang kurang baik, dari tahun 2008 dan mengalami penurunan
pada tahun 2009. Ini menunjukkanbahwa bank mengalami penurunan mengenai
persentasi laba dari kegiatan murni usaha bank.
2. Dari perhitungan analisis net profit margin pada Bank Jabar Banten, angka net profit
margin menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan dari tahun 2008 ke tahun 2009.
Peningkatan ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki net profit margin yang positif,
sehingga kemampuan bank dalam melakukan kegiatan usahanya semakin meningkat.
3. Dari perhitungan gross yield on total assets pada Bank Jabar Banten, angkan gross yield
on total assets menunjukkan peningkatan walaupun peningkatannya tidak terlalu
signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen bank telah berhasil meningkatkan
income dari pengelolaan asset yang dimiliki oleh bank.
4. Dari perhitungan net income total assets pada Bank Jabar Banten, angka net income total
asset mengalami peningkatan wlaupun tidak terlalu signifikan dari tahun 2008 ke tahun
2009. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan manajemen bank meningkat dalam
memperoleh profitabilitas dan efisiensi manajerial secara keseluhan.
Dari keempat kesimpulan di atas, dapat dibuktikan bahwa jumlah laba yang besar tidak
menjamin kemampuan profitabilitas yang besar juga. Jadi perusahaan maupun bank harus terus
23
mengawasi dan meningkatkan kinerjaa usahanya untuk meningkatkan kemampuan
profitabilitasnya.
24