Seminar Hasil

51
FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PASIEN RAWAT INAP DI CARDIOVASCULAR CARE UNIT (CVCU) CARDIAC CENTRE RSUP DR WAHIDDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR PERIODE JANUARI – JULI 2008 OLEH: Zainal Abidin (C11104183)

description

SEMINAR

Transcript of Seminar Hasil

Bagian IKM-IKK Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PASIEN RAWAT INAP DI CARDIOVASCULAR CARE UNIT (CVCU) CARDIAC CENTRE RSUP DR WAHIDDIN SUDIROHUSODO MAKASSARPERIODE JANUARI JULI 2008OLEH:Zainal Abidin (C11104183)

1LATAR BELAKANGEpidemiology Research insiden peny. kardiovaskuler negara berkembang Indonesia

Insidens Penyakit Jantung Koroner (PJK) paling masalah kesehatan masyarakat

Early Recognition determine + identification risks factors mencegah PJK

2Estimasi para ahli badan kesehatan sedunia PBB (WHO) setiap tahun sekitar 50% penduduk dunia meninggal akibat PJK

World Health Statistic (2008) tercatat 17,1 juta orang meninggal di dunia akibat PJK diperkirakan angka ini akan meningkat terus hingga 2030 menjadi 23,4 juta kematian di dunia.

3RUMUSAN MASALAHBagaimana distribusi faktor risiko penderita PJK, menurut :1. Umur??2. Jenis Kelamin??3. Riwayat Hipertensi??4. Riwayat Merokok??5. Riwayat DM??6. Riwayat keluarga menderita PJK??7. Dislipidemia??8. Obesitas??9. Jumlah faktor risiko ??

4TUJUAN PENELITIAN1.1. Tujuan Umum Untuk memperoleh gambaran distribusi Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner (PJK) pada pasien rawat inap di Cardiovascular Care Unit Cardiac Centre RSUP Dr Wahidin Sudirohsodo Makassar periode Januari Juli 2008.

5TUJUAN PENELITIAN1.2. Tujuan KhususMemperoleh gambaran distribusi PJK berdasarkan umur, jenis kelamin, riwayat merokok, riwayat hipertensi, riwayat DM, riwayat kel.PJK, dislipidemia, obesitas, jenis PJK, jumlah faktor risiko

6KERANGKA KONSEP

A. VARIABEL PENELITIANKET : = diteliti = tidak diteliti AKTIVITAS FISIK LAINNYA : KONTRASEPSI ORAL ALKOHOL

RIW.KEL.PJK(+)UMURRIW.MEROKOKJENIS KELAMINRIW.DISLIPIDEMIARIW. DMRIW.HIPERTENSIJENIS PJK YG DIDERITAOBESITASJUM.FAKTOR RISIKO7B. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif Penderita PJK Tercatat di RM dgn diag. pasti PJK, berdasarkan sindrom klinik PJK : nyeri dada tipikal (stabe/unstable), EKG (Q wave/non Q wave, ST elevasi, T inverted), enzim jtg me

8UmurDefinisi : adalah rentang usia pada saat subjek dilahirkan sampai masuk ke rumah sakit atau pada saat penelitian, menurut tanggal, bulan, dan tahun terakhir, yang tercatat dalam rekam medik pasienAlat ukur : yang digunakan yaitu tabel yang telah disusun sebelumnya berdasarkan variabel penelitian yang akan diteliti. Cara ukur : sesuai dengan umur yang tercantum dalam rekam medik.Hasil ukur, yaitu :30 - 45 tahun46 55 tahun56 65 tahun66 75 tahun> 75 tahun

9Jenis KelaminDefinisi : yaitu identitas seksual yang sesuai dalam rekam medik pasien.Alat ukur : yang digunakan yaitu tabel yang telah disusun sebelumnya berdasarkan variabel penelitian yang akan diteliti. Cara ukur : sesuai dengan jenis kelamin yang tercantum dalam rekam medik.Hasil ukur, yaitu :Laki-lakiPerempuan

10Riwayat MerokokDefinisi : Adalah kegiatan menghisap rokok atau gulungan tembakau yang berbentuk batang dengan ukuran tertentu secara teratur yang dilakukan subjek sebelum maupun hingga saat pertama kalinya dirawat di rumah sakit yang tercatat dalam anamnesa dokter pada rekam medik pasien. Alat ukur : yang digunakan yaitu tabel yang telah disusun sebelumnya berdasarkan variabel penelitian yang akan diteliti. Cara ukur : sesuai dengan yang tercantum dalam rekam medik.Hasil ukur, yaitu :Ada riwayat MerokokTidak ada riwayat Merokok

11Riwayat HipertensiDefinisi : Adalah peningkatan tekanan darah pasien > 140/90 mmHg menurut klasifikasi JNC VII atau dengan riwayat konsumsi obat antihipertensi secara teratur, saat subjek sebelum maupun hingga saat pertama kalinya dirawat di rumah sakit dan berdasarkan diagnosis dari dokter yang tercatat dalam rekam medik pasien.14Alat ukur : yang digunakan yaitu tabel yang telah disusun sebelumnya berdasarkan variabel penelitian yang akan diteliti. Cara ukur : sesuai dengan yang tercantum dalam rekam medik.Hasil ukur, yaitu :Ada riwayat Hipertensi Tidak ada riwayat Hipertensi

12Riwayat DMDefinisi : yakni Pasien dengan keluhan klasik hiperglikemia atau krisis hiperglikemia dengan glukosa darah sewaktu > 200 mg/dL (11,1 mmol/L), dan atau FPG > 126 mg/dL (7 mmol/L), 2 jam glukosa plasma > 200 mg/dL (11,1 mmol/L), A1C > 6,5 %, atau dengan riwayat konsumsi obat DM secara teratur, saat subjek sebelum maupun hingga saat pertama kalinya dirawat di rumah sakit dan berdasarkan diagnosis dari dokter yang tercatat dalam rekam medik pasien.14Alat ukur : yang digunakan yaitu tabel yang telah disusun sebelumnya berdasarkan variabel penelitian yang akan diteliti. Cara ukur : sesuai dengan yang tercantum dalam rekam medik.Hasil ukur, yaitu :Ada riwayat DMTidak ada riwayat DM

13Riwayat keluarga menderita PJKDefinisi : adalah penilaian adanya riwayat keluarga (kakek,ayah,ibu,saudara dll) yang menderita PJK dan memiliki hubungan garis keturunan secara langsung, yang tercatat dalam rekam medik pasien. Alat ukur : yang digunakan yaitu tabel yang telah disusun sebelumnya berdasarkan variabel penelitian yang akan diteliti. Cara ukur : sesuai dengan yang tercantum dalam rekam medik.Hasil ukur, yaitu :Ada Riwayat keluarga menderita PJK Tidak ada Riwayat keluarga menderita PJKTidak ada keterangan dalam rekam medik

14DislipidemiaDefinisi : adalah Gangguan metabolisme lipid, termasuk di dalamnya hiperkolesterolemia (kol. Total > 200 mg/dl atau LDL > 100 mg/dl), hipertrigliseridemi (Tg > 150 mg/dl), isolated low HDL-chol (HDL < 40 mg/dl) atau campuran diantaranya, saat subjek sebelum maupun hingga saat pertama kalinya dirawat di rumah sakit berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium pada rekam medik pasien.14Alat ukur : yang digunakan yaitu tabel yang telah disusun sebelumnya berdasarkan variabel penelitian yang akan diteliti. Cara ukur : sesuai dengan yang tercantum dalam rekam medik.Hasil ukur, yaitu :Ada riwayat dislipidemiaTidak ada riwayat dislipidemiaTidak ada keterangan dalam rekam medik

15Status giziDefinisi : adalah penilaian status gizi pasien, saat subjek dirawat di rumah sakit yang tercatat dalam rekam medik pasien. Obesitas (status gizi dimana indeks massa tubuh 25 kg/m2).14Alat ukur : yang digunakan yaitu tabel yang telah disusun sebelumnya berdasarkan variabel penelitian yang akan diteliti. Cara ukur : sesuai dengan yang tercantum dalam rekam medik.Hasil ukur, yaitu :Obesitas (status gizi dimana indeks massa tubuh 25 kg/m2).Tidak obesitas (status gizi dimana indeks massa tubuh < 25 kg/m2)Tidak ada keterangan dalam rekam medik

16Jenis PJK yang dideritaDefinisi : Jenis PJK yang dimaksud ialah termasuk angina stabil, angina tidak stabil, NSTEMI dan STEMI yang didiagnosis oleh dokter ahli kardiologi.1,2Alat ukur : yang digunakan yaitu tabel yang telah disusun sebelumnya berdasarkan variabel penelitian yang akan diteliti. Cara ukur : sesuai dengan yang tercantum dalam rekam medik.Hasil ukur, yaitu Kriteria objektif :: 1.Angina tidak stabil (ATS) 2. NSTEMI 3.STEMI

17Jumlah faktor risikoDefinisi : adalah banyaknya faktor risiko yang didapatkan pada pasien yang terdiagnosis PJK.Alat ukur : yang digunakan yaitu tabel yang telah disusun sebelumnya berdasarkan variabel penelitian yang akan diteliti. Cara ukur : mencatat sesuai yang tercantum pada rekam medik ke dalam tabel.Hasil ukur, yaitu :Satu faktor risiko PJKDua faktor risiko PJKTiga faktor risiko PJKEmpat faktor risiko PJKLima faktor risiko PJKEnam faktor risiko PJKTujuh faktor risiko PJK

18METODOLOGI PENELITIANA. Jenis penelitian Metode penelitian deskriptif dengan data sekunder.

B. Tempat dan Waktu penelitian Tempat : CVCU, RSWS, Makassar Waktu : 14 28 Agustus 2008

19METODOLOGI PENELITIANC. Populasi Dan Sampel1. Populasi Populasi penelitian adalah penderita Penyakit Jantung Koroner yang menjalani rawat inap di Cardiovascular Care Unit (CVCU) Cardiac Centre RSUP Wahidin Sudirohusodo, Makassar. teknik pengambilan sampel: penderita PJK yg dirawat di CVCU yg tercatat di rekam medik RSWS periode Januari Juli 2008 dengan metode pengambilan total sampling. Kriteria Seleksi Kriteria Inklusi Pasien yang berumur diatas 30 tahun.Pasien yang memenuhi kriteria variabel yang akan diteliti. Kriteria EkslusiPasien yang disertai stroke dan tidak memenuhi kriteria variabel yang akan diteliti.

20METODOLOGI PENELITIAND. Jenis data Data sekunder yang diperoleh dari Rekam Medik pasien PJK yang menjalani rawat inap di CVCU Cardiac Centre RSUP Wahidin Sudirohusodo Makassar periode Januari Juli 2008.

E. Instrumen penilitianInstrumen penelitian ini menggunakan tabel yang telah disusun berdasarkan variabel penelitian yang akan diteliti. Kemudian akan diisi sesuai data sekunder yang diperoleh dari Rekam Medik.

21F. Pengolahan dan Penyajian Data Pengolahan Data yang diperoleh dari tabel, kemudian diolah secara komputerisasi dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS 17.0 dan Excel. Penyajian Data yang telah diolah dan dianalisis akan disajikan dalam bentuk tabel disertai dengan penjelasan tabel dan disusun dan dikelompokkan sesuai dengan tujuan penelitian.METODOLOGI PENELITIAN

22HASIL PENELITIANTotal sampel yang diperoleh sebanyak 133 rekam medik, satu orang diantaranya diekslusi karena berusia kurang dari 30 tahun. Pengambilan data pada penelitian ini menggunakan data sekunder yakni dengan melakukan pencatatan di bagian rekam medik RSUP Wahidin Sudirohusodo Makassar. Adapun hasil yang diperoleh disajikan sebagai berikut :

23Tabel 4. Distribusi Penderita PJK Berdasarkan Jenis Kelamin dan Umur di CVCU RSUP Wahidin Sudirohusodo Makassar periode Januari Juli 2008

VariabelKategorin (n = 132)%Jenis KelaminLaki-lakiPerempuan993375 %25 %Kelompok Umur31 - 45 tahun46 - 55 tahun56 - 65 tahun66 75 tahun> 75 tahun18424519813,6 %31,8 %34,1 %14,4 %6,1 %

24HASIL PENELITIANPada tabel 4. di atas, dapat dilihat :

Distribusi penderita penyakit jantung koroner menurut jenis kelamin adalah laki-laki tiga kali lebih banyak dibanding perempuan.

Adapun distribusi penderita penyakit jantung koroner terbanyak berada pada rentang umur antara 46 tahun 65 tahun yaitu sebanyak 87 kasus (65,9%). Umur termuda adalah subyek yang berumur 35 tahun, sedangkan yang tertua adalah 88 tahun.

25Tabel 5. Distribusi Penderita PJK Berdasarkan Riwayat Merokok, Hipertensi, DM, Riwayat keluarga menderita PJK di CVCU RS Wahidin Sudirohusodo Januari Juli 2008VariabelKategorin (n = 132)%Riwayat MerokokAda Tidak ada696352,3 %47,7 %Riwayat HipertensiAda Tidak ada844863,6 %36,4 %Riwayat DMAda tidak ada389428,8 %71,2 %Riwayat Keluarga menderita PJKAda Tidak adaTidak ada keterangan10161067,6 %12.1 %80,3 %

26Pada tabel 5. di atas, dapat dilihat :

Distribusi penderita penyakit jantung koroner menurut riwayat merokok, lebih banyak penderita PJK

Distribusi jumlah penderita PJK yang memiliki riwayat hipertensi, dua kali lebih banyak dibandingkan penderita PJK yang tidak memiliki riwayat hipertensi.

27Distribusi penderita PJK menurut riwayat DM adalah jumlah penderita PJK yang tidak memiliki riwayat DM, tiga kali lebih banyak dibanding penderita PJK yang memiliki DM.

Distribusi penderita PJK menurut riwayat PJK dalam keluarga adalah jumlah penderita PJK yang tidak memiliki keterangan anamnesis mengenai riwayat keluarga menderita PJK sepuluh kali lebih banyak dibanding penderita PJK yang memiliki atau tidak memiliki riwayat keluarga PJK, dan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara penderita PJK yang memiliki riwayat keluarga menderita PJK dengan penderita PJK yang tidak memiliki riwayat keluarga menderita PJK.

28Tabel 5. Distribusi Penderita PJK Berdasarkan Riwayat Dislipidemia, Obesitas, jenis PJK di CVCU RS Wahidin Sudirohusodo Januari Juli 2008

VariabelKategorin (n = 132)%Riwayat DislipidemiaAda Tidak adaTidak ada keterangan9732373,5 %24,2 %2,3 %ObesitasAda Tidak adaTidak ada keterangan14115310,6 %87,1 %2,3 %Jenis PJKUAPNSTEMISTEMI24238518,2 %17,4 %64,4 %

29Distribusi penderita PJK menurut riwayat Dislipidemia adalah jumlah penderita PJK yang memiliki riwayat Dislipidemia tiga kali lebih banyak di banding penderita PJK tanpa riwayat dislipidemia.

Distribusi penderita PJK menurut obesitas adalah jumlah penderita PJK yang tidak obesitas delapan kali lebih banyak di banding penderita PJK yang obesitas.

30Distribusi penderita PJK menurut Jenis PJK yang dialami, yang terbanyak adalah STEMI, atau empat kali lebih banyak dibanding UAP ataupun NSTEMI

31Tabel 6. Distribusi Penderita PJK Berdasarkan jumlah risiko PJK di CVCU RSUP Wahidin Sudirohusodo Makassar Januari Juli 2008

VariabelKategorin (n = 132)%Jumlah faktor risiko1234567116324034810,8 %12,1 %24,2 %30,3 %25,8 %6,1 %0,8 %

32Pada tabel 6. di atas dapat dilihat distribusi penderita PJK menurut jumlah faktor risiko, diperoleh delapan puluh persen yang memiliki 3-5 faktor risiko, sedangkan yang paling sedikit adalah penderita dengan 1 dan 7 faktor risiko sebanyak 1 kasus.

33PEMBAHASANJenis kelamin

Didapatkan bahwa proporsi pada laki-laki tiga kali lebih banyak dibandingkan perempuan. Hasil ini sesuai dengan sumber kepustakaan (Lily pada tahun 2004) yang menyatakan bahwa angka kejadian PJK dan mortalitas akibat penyakit jantung koroner pada laki-laki lebih besar dibandingkan pada perempuan.

34PEMBAHASANUmur

Hasil penelitian berdasarkan faktor risiko umur mendapatkan bahwa penyakit jantung koroner terbanyak didapatkan pada kelompok umur 46-65 tahun. Hal ini sesuai dengan sumber kepustakaan (Rahman dan Tjokronegoro pada tahun 1996) yang menyatakan bahwa risiko penyakit jantung koroner meningkat sesuai dengan bertambahnya usia.18

35PEMBAHASANMerokok

Berdasarkan faktor risiko merokok, diperoleh hasil penelitian bahwa lebih dari seperdua kasus PJK, terjadi pada pasien yang memiliki riwayat merokok sebelumnya. Hal ini tentu tidak sesuai dengan penelitian Framingham mendapatkan bahwa PJK pada laki-laki perokok 10 kali lebih besar dari pada bukan perokok dan pada perempuan perokok 4,5 kali lebih daripada bukan perokok.

36PEMBAHASANMerokokKenyataan ini dapat dimungkinkan dikarenakan variabel perokok disini yang dapat dinilai hanya dari sisi apakah pasien aktif merokok sehari-harinya, padahal seorang perokok pasif pun memiliki 70 % risiko menderita penyakit akibat rokok tersebut. Mungkin saja hampir setengah kasus pasien PJK yang tidak memiliki riwayat merokok adalah perokok pasif

37PEMBAHASANHipertensi

Mengenai distribusi faktor risiko PJK menurut riwayat hipertensi, didapatkan bahwa proporsi pasien PJK lebih besar pada kelompok dengan riwayat hipertensi yaitu sekitar dua pertiga kasus. Kenyataan ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa pasien dengan hipertensi memiliki mortalitas dan risiko yang tinggi menderita PJK dibandingkan pasien tanpa hipertensi.

38PEMBAHASANDM

Berdasarkan hasil penelitian mengenai faktor risiko PJK berdasarkan panyakit penyerta diabetes melitus, didapatkan bahwa pasien yang tidak memiliki riwayat DM dua kali lebih banyak dibandingkan pasien yang memiliki riwayat DM. Kenyataan ini tidak menggambarkan faktor risiko diabetes melitus sebagai salah satu faktor risiko pada penderita PJK, padahal berdasarkan teori atau kepustakaan (Price pada tahun 2006) bahwa pada penderita diabetes melitus, pembentukan trombus akan meningkat disebabkan karena adanya peningkatan agregasi trombosit dan penurunan fibrinolisis.

39PEMBAHASANRiwayat keluarga menderita PJK

Mengenai distribusi faktor risiko PJK berdasarkan riwayat keluarga menderita PJK, diperoleh hasil bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara penderita PJK yang memiliki riwayat keluarga menderita PJK dengan penderita PJK yang tidak memiliki riwayat keluarga menderita PJK. Hasil tersebut berbeda dengan kepustakaan, yang menyebutkan bahwa pasien dengan riwayat keluarga penyakit jantung koroner mempunyai risiko lebih besar menderita PJK.

40Namun, jumlah penderita PJK yang tidak memiliki keterangan anamnesis mengenai riwayat keluarga menderita PJK sepuluh kali lebih banyak dibanding penderita PJK yang memiliki atau tidak memiliki riwayat keluarga PJK. Hal ini disebabkan masih banyaknya rekam medik yang tidak memiliki keterangan mengenai riwayat keluarga mengalami PJK, sehingga angka kejadian PJK berdasarkan faktor risiko riwayat keluarga mengalami PJK masih belum bisa dibandingkan.

41PEMBAHASANDislpidemia

Berdasarkan distribusi faktor risiko PJK berdasarkan dislipidemia, diperoleh hasil bahwa penderita PJK dengan dislipidemia tiga kali lebih banyak dibandingkan penderita tanpa dislipidemia. Kenyataan ini sesuai dengan kepustakaan yang menyebutkan bahwa PJK memiliki korelasi positif dengan asupan kolesterol / dislipidemia seseorang, semakin tinggi kadar kolesterol seseorang, semakin tinggi pula risiko menderita PJK maupun kematian akibat penyakit jantung koroner.

42PEMBAHASANObesitasMengenai distribusi faktor risiko PJK berdasarkan obesitas, diperoleh hasil bahwa pasien PJK yang tidak obesitas delapan kali lebih banyak dibandingkan pasien yang obesitas. Hasil tersebut berbeda dengan kepustakaan (Noer pada tahun 1996), yang menyebutkan bahwa Risiko PJK akan jelas meningkat bila berat badan mulai melebihi 20 % dari BB ideal. Obesitas akan mengakibatkan terjadinya peningkatan volume darah sekitar 10 - 20 %

43PEMBAHASANJenis PJKDistribusi faktor risiko PJK berdasarkan jenis PJK, diperoleh hasil bahwa jenis PJK yang paling banyak diderita adalah diagnosis STEMI yaitu empat kali lebih banyak dibandingkan UAP ataupun NSTEMI

44PEMBAHASANJumlah faktor risiko

Distribusi penderita PJK berdasarkan jumlah faktor risiko diperoleh delapan puluh persen yang memiliki 3-5 faktor risiko. Hal ini sesuai dengan kepustakaan dan studi farmingham yang menyatakan semakin banyak faktor risiko PJK yang terdapat pada seseorang maka akan semakin tinggi pula kemungkinan orang tersebut menderita PJK

45KESIMPULANSetelah melakukan penelitian mengenai faktor risiko dari penderita PJK yang dirawat inap di CVCU RSWS Makassar periode Januari Juli 2008, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penderita PJK yang dirawat inap di CVCU RSWS Makassar periode Januari Juli 2008 cenderung pada laki-laki, berumur antara 46-65 tahun, memiliki riwayat merokok, riwayat hipertensi, dislipidemia dan memiliki 3-5 faktor risiko. STEMI merupakan jenis diagnosis paling banyak ditemukan.

46SARANEdukasi kepada masyarakat berupa penyuluhan tentang pentingnya pola hidup sehat bagi masyarakat perlu dilakukan untuk mencegah dan mengurangi angka morbiditas dan mortalitas penyakit termasuk penyakit jantung koroner.

47SARANMasyarakat terutama bagi mereka penderita penyakit jantung koroner disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter ahli jantung untuk mengetahui perkembangan penyakitnya sedini mungkin sehingga komplikasi lanjut yang menyebabkan kematian dapat dicegah dan diharapakan perubahan menuju pola hidup sehat dapat diterapkan oleh mereka.

48SARANSebaiknya perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pola hidup masyarakat yang cenderung memiliki kecenderungan menderita PJK dan penelitian tentang angka kejadian dan kematian PJK dengan memperhatikan jenis diagnosis dan tingkat keparahan penyakit yang berpengaruh terhadap jenis tindakan yang dilakukan serta prognosis.

49SARANPenulisan data dalam rekam medis pasien khususnya penderita penyakit jantung koroner sebaiknya lebih dilengkapi lagi termasuk anamnesis, pemeriksaan fisik, dan laboratorium oleh dokter sehingga memudahkan penelitian mengenai PJK selanjutnya.

50THANK YOU51