Seminar Apd
description
Transcript of Seminar Apd
-
PENENTUAN STANDARISASI ALAT KESELAMATAN KERJA
DAN PELINDUNG DIRI SEBAGAI KEBUTUHAN PERUSAHAAN
Oleh :
Ridwan Mahzun, MIIRSM Konsultan K3LL
Disampaikan pada
Seminar K3 PT. FORTA - LARESE
Banten, 29 September 2005
-
2
1. PENDAHULUAN
Adalah menjadi salah kaprah, apabila keselamatan dan kesehatan kerja selalu
diukur dengan tersedianya dan/ atau dipakainya alat-alat tersebut oleh pekerja di
tempat kerja. Padahal alat-alat pelindung diri khususnya merupakan bagian/
pertahanan akhir dari hirarki pengendalian kerugian (hierarchy of control) dari
program Menajemen Resiko. Namun demikian fungsi dan manfaat dari Alat
Keselamatan Kerja dan Pelindung Diri sangat berarti bagi pekerja untuk
mempertahankan dirinya dari kontak atau terpaparnya anggota badan atau fungsi
tubuh manusia di tempat kerja. Dan ini tentu sama halnya dengan Alat-alat
Keselamatan Kerja digunakan untuk mencegah terjadinya kecederaan manusia,
kerusakan peralatan dan gangguan operasi kerja.
Namun kita juga sering mendengar pekerja yang tertimpa benda-benda jatuh dari
atas mengenai kepalanya, dan harus dirawat di rumah sakit dan bahkan ada yang
meninggal dunia, padahal ia menggunakan topi pelindung (safety helmet). Dan
ada juga juru las yang telah bekerja lebih dari 10 tahun menderita sakit paru-paru,
padahal Perusahaan tempat ia bekerja menyediakan alat-alat pelindung
pernafasan.
Kedua hal di atas berhubungan dengan Alat Keselamatan dan Pelindung Diri dan
saling terkait, yakni tentang Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja
(SMK3). Pertama membicarakan elemen-elemen SMK3 yang mencakup Penilaian
Bahaya dan Penilaian Resiko melalui pemilihan salah satu teknik atau
penggabungan di antara teknik pengendalian resiko yang sesuai, seperti eliminasi,
subsitusi, rekayasa dan administratif yang digabungkan dengan Penggunaaan Alat
Pelindung Diri. Namun dalam kasus kedua, penyelesaiannya lebih ditekankan
melalui pemilihan Alat Pelindung Diri yang tepat dan yang terstandar.
-
3
2. JENIS ALAT KESELAMATAN KERJA DAN PELINDUNG DIRI
2.1 Umum
Karena Alat Pelindung Diri adalah alat pertahanan terakhir, hal itu menjadi
sangat penting untuk digunakan secara tepat dan sesuai dengan standar yang
ditetapkan.
Mengacu pada peraturan perundangan-undangan, Alat Keselamatan dan
Pelindung Diri harus disediakan oleh Pengurus atau Manajemen Perusahaan
untuk karyawannya bilamana secara nyata atau adanya potensi paparan bahaya
dari proses atau lingkungan dimana karyawan terpapar bahan atau sumber energi
yang akan atau dapat melebihi ambang batas atau memang kondisi yang ada
telah melebihi ambang batas dari tubuh, anggota tubuh atau sistem tubuh.
Alat-alat keselamatan kerja, dalam hal ini termasuk Alat-alat Pelindung Diri (APD)
terhadap mata, muka, kepala, pakaian kerja, peralatan pelindung pernafasan,
berikut dengan alat keselamatan kerja lain yang terkait dengan APD sebagai
proteksi dan pembatas harus disediakan, digunakan dan dipelihara dalam
keadaan bersih dan sehat serta kondisi layak bila digunakan dengan alasan untuk
mencegah bahaya dari proses atau lingkungan, bahaya bahan kimia, bahaya
radiologi, atau bahaya iritasi mekanis yang menyebabkan kecederaan atau
mengganggu fungsi bagian tubuh melalui penyerapan, terhisap atau kontak fisik.
2.2 Jenis Alat Pelindung Diri
Semua alat-alat keselamatan dan pelindung diri harus dalam desain dan
konstruksi (dalam bentuk produk) yang aman dalam fungsinya.
Dalam pemilihan APD perlunya pertimbangan terhadap:
Lama pemakaian (durability)
Kesesuaian (confort)
Fleksibilitas (Flexibility)
Tahan terhadap temperatur tertentu (Temperature resistance)
Tahan lama (Aging resistant)
Secara umum, berikut ini adalah penjelasan singkat tentang Alat Pelindung Diri
yang diperlukan di tempat-tempat kerja.
-
4
Gambar 1 & 2: Melihatkan APD diperlukan oleh pekerja.
2.2.1 Pelindung Mata dan Muka
Alat pelindung mata dan muka diperlukan bilamana hal tersebut sangat beralasan
peluang terjadinya cedera dapat dicegah dengan peralatan tersebut. Dalam
kondisi serupa ini, Pimpinan Perusahaan harus menyediakan bentukan alat
pelindung yang sesuai untuk pekerjaan yang akan dilakukan, dan karyawan harus
menggunakan peralatan proteksi tersebut. Tidak seorangpun boleh terpapar
bahaya terhadap mata dan muka tanpa pelindung yang sesuai. Pelindung mata
yang sesuai harus disediakan pada pekerjaan menggunakan/ mengoperasikan
mesin dimana bahaya-bahaya objek yang beterbangan, silau, cairan, cedera
akibat radiasi, atau gabungan dari bahaya-bahaya tersebut.
2.2.2 Pelindung Pernafasan
Untuk pengendalian penyakit-penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh terhirup
udara yang terkontaminasi dengan debu berbahaya, asap, uap, embun, atau
percikan berbahaya, maka langkah utama haruslah mencegah adanya atmosper
-
5
yang terkontaminasi. Dalam hal ini harus menetapkan sedapat mungkin langkah
pengendalian secara rekayasa (engineering), seperti penyediaan ventilasi dan
mengganti bahan-bahan yang beracun. Bilamana langkah pengendalian rekayasa
ini tidak dapat dilakukan, atau sementara itu kontaminasi atmosper tetap ada,
maka penggunaan pelindung pernafasan yang sesuai harus digunakan.
Alat pelindung pernafasan harus disediakan oleh Perusahaan bilamana peralatan
serupa ini diperlukan untuk melindungi kesehatan karyawannya. Perusahaan
bertanggung jawab membuat dan memelihara program proteksi pernafasan.
2.2.3 Pelindung Kepala
Topi untuk pelindung kepala di tempat kerja dari kejatuhan, benturan dan
penetrasi Dari objek-objek yang jatuh dan melayang serta dari sengatan arus
listrik.
2.2.4 Pelindung Kaki
Sepatu pelindung untuk karyawan harus memiliki proteksi bagian depan (steel toe)
dan anti slip untuk semua tempat-tempat kerja yang mengandung resiko terkena
bahaya terhadap kaki.
2.2.5 Pakaian Pelindung
Pakaian pelindung disediakan sebagai salah satu jalan untuk membatasi
kontaknya kulit dengan bahan-bahan. Agar lebih efektif dalam pemakaiannya,
semua pakaian pelindung hendaklah pas dengan ukuran badan (confortable fit),
sesuai dengan tujuan pemakaian, terpelihara dalam kondisi baik, selalu bersih dan
disimpan secara baik bila sedang tidak digunakan.
Pakaian Pelindung termasuk pakaian kerja, jaket, apron tergantung dengan
pekerjaan yang akan dilakukan.
2.2.6 Sarung Tangan
Sarung tangan disesuaikan pemakaiannya untuk menangani bahan kasar dan
bahan kimia.
Perhatian sangat diperlukan dalam pemilihan sarung tangan yang tepat digunakan
untuk bahaya-bahaya khusus. Daftar bahan dan tujuan pemakaian diterakan oleh
pabrik pembuat dan hal ini harus dipatuhi untuk pemilihan sarung tangan untuk
-
6
mencegah penggunan dari bahaya-bahaya khusus. Pemilihan sarung tangan yang
benar juga sangat berguna untuk pencegahan dermatitis.
2.2.7 Pelindung Pendengaran
Cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi tingkat kebisingan melalui
program konservasi pendengaran (hearing conservation program) harus
diutamakan, namun bilamana suara di tempat-tempat kerja masih di atas tingkat
pengendalian, maka alat pelindung pendengaran harus digunakan.
Alat pelindung pendengaran bukan sebagai pengganti metoda pengendalian
kebisingan/suara.
Masing-masing orang kemungkinannya terganggu dengan pemakaian alat
pelindung jenis ini, dan pekerja yang beresiko harus diyakinkan agar ia tahu dan
peduli pendengaran yang dapat menurukan kemampuan daya dengarnya atau
menyebabkan ketulian permanen.
2.2.8 Sumbat Telinga Sekali Pakai (Disposable Ear Plugs)
Bahan yang dipakai sangat lunak dari mineral fiber, atau berupa kapas yang
dibalut. Sumbat telinga jenis ini harus dimasukkan dalam kedua lubang telinga
secara benar, dan bilamana sudah dicabut tidak dapat digunakan lagi. Sumbat
telinga jenis ini harus dipegang dengan tangan yang bersih.
2.2.9 Sumbat Telinga Yang Dapat Digunakan Berulang-ulang (Re-usable Ear
Plugs)
Sumbat telinga jenis ini terbuat dari karet atau plastik, dan perlu secara regular
untuk dicuci. Harus diyakinkan dengan ukuran yang sesuai menyumbat lubang
telinga. Bilamana kotor pada sumbat telinga dapat menyebabkan iritasi.
2.2.10 Penutup Telinga (Ear Muffs)
Pelindung jenis ini menutup seluruh telinga, dan berlapis busa atau isi cairan yang
mengarah kepada kepala. Bilamana adanya kerusakan lapisan ini kemungkinan
hanya sedikit sekali fungsi atau bahkan tidak ada lagi fungsi untuk proteksi.
-
7
2.2.11 Harness dan Tali Pengikat (Harnesses and Lanyards)
Pekerja saat bekerja tidak berada dalam perancah dan berada pada ketinggian
lebih dari ketentuan Perusahaan (normalnya antara 1.5 atau 2 meter lebih) harus
menggunakan peralatan pencegah jatuh yang sesuai, seperti blok penahan,
lifeline. Pemakaian harness dan tali pengikat sebagai alat tambahan untuk
pencegah jatuh. Tali pinggang pengaman (safety belt) bukan sebagai alat
pencegah jatuh, ia hanya dipakai sebagai pengatur posisi.
3. STANDARISASI ALAT KESELAMATAN KERJA DAN PELINDUNG DIRI
Standarisasi terhadap Alat-alat Keselamatan Kerja dan pelindung Diri merupakan
sebagai pedoman yang digunakan bagi pabrik yang memproduksi, pemakai, dan
masyarakat pada umumnya. Keberadaan standar ini tidaklah preclude anone,
apakah ia telah atau tidak menyetujui standar tersebut dari perpabrikan,
pemasaran, pembelian, atau pengguna produk, proses atau prosedur yang tidak
mengkonfirmasi terhadap standar tersebut.
Di Indonesia, Panitia Teknik dengan penanggung jawab Badan Standarisasi
Nasional (BSN) bersama dengan unsur Pemerintah, asosiasi profesi, perguruan
tinggi, supplier, konsultan dan pihak yang berkompeten lainnya menetapkan
beberapa standar, yang disebut Standar Nasional Indonesia (SNI).
Sama hal dengan negara-negara lainnya, apabila di lapangan terdapat hal-hal
yang meragukan, diminta untuk membandingkannya secara langsung dengan
substansi yang terdapat dalam acuan tersebut, atau dengan edisi yang terakhir.
Standar dari luar, misalnya American National Standard terus melakukan
perbaikan paling lama setiap 5 tahun.
Disamping itu, tujuan dari standar adalah untuk membantu pengguna untuk
menetapkan, menerapkan dan melakukan administrasi secara efektif dari
program-program yang terkait dengan Alat Keselamatan Kerja dan Pelindung Diri.
-
8
3.1 Komponen Yang Distandarkan
Standarisasi Alat Keselamatan Kerja dan Pelindung Diri disesuaikan dengan
resiko yang ada, dan tentunya komponen-komponen alat-alat tersebut beragam
dan disesuaikan dengan bagian-bagian kritikal sebagai komponen pelindung.
Contoh qaulification tests terhadap:
Harnesses, lanyards, lifelines and droplines meliputi: bahan dan
kekuatannya.
Topi pelindung meliputi: shell, headband, sweatband, crown straps, dimana
secara pisik diuji insulation resistance, impact resistance, penetration
resistance, weight, flammability, water absorption.
Masker/ respirator pernafasan meliputi: irritant smoke test, odorous vapor
test, qualitative respirator-fitting test & negative-pressure sealing test.
Tameng Pelindung Mata dan Muka untuk Juru Las meliputi: body, weight,
headgear, headgear substitutes, filter-cover-plate-mounting, filter plate,
cover plate, safety plate, penetration test plastic safety or plastic filter
plates.
Tameng Pelindung Muka meliputi: assembly, plastic windows, window
shape, window attachment, headgear, crown protector, chin protector.
Pelindung Mata meliputi: eyecup goggles, riggid cover goggles, filter lenses,
lift-front attachment & auxiliary equipment.
-
9
Gambar 3: Heat Deformation Test
Pelindung kaki meliputi: compression test, impact test,
upper/lining/outsoles/heels resistance, sole puncture resistance.
-
10
Gambar 4: Pengujian Impact Test Terhadap Topi Pelindung
3.2 Macam-Macam Standar
Bermacam standar dari negara maju diadopsi, seperti BS dari Inggris, AS dari
Australia, ANSI dari Amerika, SISIR dari Singapura, SNI dari Indonesia.
Misalnya suatu perusahaan mensyaratkan hal-hal sebagai berikut:
Design, construction, testing, and use of device for eye and face protection
shall be In accordance with American National Standard for Occupational
and Educational Eye and Face Protection, Z87.1-1968.,and or British
Standards BS.7028.; 2092; BS EN 166, 167, 168.
Proper, selection of respirators shall be made according to the guidance of
American National Standard Practices for Respirator, Protection Z88.2-
1969, and or British Standards BS 2091-1969; BS 2092-1987; BS 4275-
1974.
-
11
GAMBAR LOGO:
ANSI
DIN
SII
CE
SNI
Gambar 5: Contoh Standarisasi APD
Breathing gas containers shall be marked in accordance with American
National Standard Method of Marking Portable Compressed Gas
Containers to Identify the Material Contained, Z 48.1-1954; Federal
Specification BB-A-1034a,1968, Air Compressed for Breathing Purpose.
American National Standard Safety requirements for Industrial Head
Protection, Z89.1.1997.
American National Standard for Men's Safety-Toe Footwear, Z41.1-1967.
Gambar 6: Contoh Safety Shoes Standard
-
12
Atau oleh suatu perusahaan lain standar yang dikehendaki adalah sebagai contoh
berikut.
PPE Minimum Standard
Minimum Requirements for Use
Hard Hats: V-Gard Protective Helmets, MSA
ANSI Z-89 Class A, B, G, or E Type 1 or 2 or equivalent
Always in all oil and gas fields, and workplaces Exceptions are identified
Safety Glasses: Clear or dark lense, AO
ANSI Z87.1 1989, BS 2092 C-D or equivalent Must have sideshields
Always in all oil and gas fields, and workplaces Exceptions are identified
Steel Toe Footwear: Chetah Product
ANSI Z 41.1-1967, SNI or equivalent
Always in all oil and gas fields, and workplaces Exceptions are identified
Face Shields Suitable material. ANSI Z87.1 1989, BS 2092 C-D or equivalent
During grinding, drilling, cutting, and sawing operations
Operations where chemicals hazardous to the eyes are handled
Must be worn with safety glasses or goggles
Gas Welding & Cutting Goggles
Suitable material, Flexible fitting, regular ventilation. ANSI Z87.1 1989, BS 2092 C-D or equivalent
During burning operations where the danger of having molten metal or slag fly into eye exists
Chemical, Impact and Dust Goggles, Monogoggles
Suitable material, Flexible fitting, regular ventilation. ANSI Z87.1 1989, BS 2092 C-D or equivalent
To protect chemical burn to eyes and eye injuries in restricted or confined areas
Welding Helmet Properly tinted lenses ANSI Z87.1 1989, BS 2092 C-D or equivalent
Electric (arc) welding
Must be worn with safety glasses or goggles
Fall Protection: Body Harness
Full-body harnesses which meet ANSI 10.14 type 1
Activities that exceed six feet in height above ground or work surface whenever there are unsecured sides and edges
Retractable lanyards when in a man basket, man lift, or any moving enclosure
Body Protection: Coverall, raincoat, jacket
No highly flammable fabric such as nylon, rayon, or dacron allowed. ANSI 10.14 or equivalent.
Long sleeve shirts required when grinding, welding, or burning; Shirts sleeves and front must be buttoned
No tank tops, halter tops, muscle shirts, or short pants
Shirt tails must be tucked inside trousers
Respirator Protection: Respirator, dust foe
See requirements for Use ANSI Z 88.2-1969, BS 4275-1974 or equivalent (Reference the Respiratory Protection Program under the HSE Control Systems)
General spray painting requires half-face negative pressure respirator with organic vapor cartridges
requires half-face negative pressure respirator with cartridges
Any hot work on surfaces with lead paint requires air-supplied full or half-face respirator
Nuisance dust areas requires disposable dust, mark respirator
Hearing Protection: Ear Muffs, Ear Plugs
ANZI S1.4, S1.25 or equivalent. See requirements for use
Within 10 feet of hand grinding, chipping, and plasma-arc cutting
Within engine Rooms
Designated high noise areas as defined by the Hearing Conservation Program
Hand Protection: Cotton, rubber and canvas gloves
ANZI S1.4, S1.25 or equivalent
Impervious gloves worn when working with chemicals or providing first aid
Leather gloves with gauntlets worn when welding, cutting, fitting, brazing sharp edges
Leather hand gloves worn when handling cables or splicing of wire rope
Must not be worn when working with rotating equipment
-
13
3. PENENTUAN KEBUTUHAN ALAT KESELAMATAN KERJA DAN PELINDUNG
DIRI BERDASARKAN PENILAIAN RESIKO
Kebutuhan yang tepat terhadap alat keselamatan kerja dan pelindung diri
seharusnya dilakukan melalui identifikasi bahaya dan penilaian resiko. Hal ini
diperlukan untuk menjamin bahwa alat-alat yang dibutuhkan tersebut telah sesuai
kegunaannya sebagai proteksi terhadap pekerja.
Di bawah ini contoh formulir identifikasi bahaya dan penilaian resiko yang
diperlukan bagi penentuan Alat Pelindung Diri.
RISK ASSESSMENT KETERKAITAN DENGAN KEBUTUHAN APD
Nama Fasilitas/ Plant: ______________ Tanggal Assessment: ____________
Assessor(s): ______________________
No. Jenis Bahaya Yang Membutuhkan Alat Pelindung Diri
Penilaian Bahaya Yang Ada
Sumber Bahaya Alat Pelindung Diri Yang Dibutuhkan
CATATAN
1. KOLOM Jenis Bahaya Yang Membutuhkan APD: harap diisi sesuai dengan bahaya yang ada di tempat kerja, seperti: BAHAN KIMIA, PANAS, DINGIN, ATMOSPER BERBAHAYA (DEBU, PARTIKEL), LISTRIK, BENDA JATUH, BENDA TAJAM, BENDA GERAK BEGERAK, RADIASI SAAT MENGELAS, BISING, DLL.
2. KOLOM Penilaian Bahaya Yang Ada: Penilaian harap diindikasikan dengan RENDAH (di bawah N.A.B. atau TINGGI (di atas N.A.B.).
-
14
4. PERLUNYA ALAT KESELAMATAN DAN PELINDUNG DIRI YANG
TERSTANDAR
Tujuan penentuan standar adalah untuk penyediaan Alat Keselamatan kerja dan
Pelidung Diri bagi karyawan dengan spefikasi dan jenis maupun tipe yang sesuai
untuk bidang pekerjaan yang akan dilakukan sesuai dengan peraturan
perundangan K3 yang berlaku.
Dengan pemberlakuan standar bagi alat-alat keselamatan kerja dan pelindung diri,
diharapkan akan menjadi suatu parameter mengenai kelayakan produk tersebut
apakah bisa digunakan dan memenuhi persyaratan K3 ataukah tidak. Pemakaian
Alat Keselamatan Kerja dan Pelindung Diri yang sudah standar bisa menjadi
ukuran mengenai tingkat keamanan, kenyamanan untuk digunakan dalam bekerja.
Beberapa organisasi standar internasional, misalnya ANSI (American National
Standard Institute) telah menetapkan standar untuk Alat alat Keselamatan Kerja
dan Pelindung diri dengan tujuan untuk proteksi /keamanan pekerja dari resiko
kecelakaan kerja, standar tersebut juga dibuat untuk memenuhi persyaratan
pemerintah terhadap kualitas produknya sehingga bisa digunakan oleh pekerja
dan pengusaha.
-
15
5. PENUTUP
Standarisasi terhadap Alat-alat Keselamatan Kerja dan pelindung Diri merupakan
pedoman yang digunakan bagi pabrik yang memproduksi, pemakai, dan
masyarakat pada umumnya. Keberadaan standar ini tidaklah menjadi suatu yang
mutlak, apakah ia telah atau tidak menyetujui standar tersebut dari perpabrikan,
pemasaran, pembelian, atau pengguna produk, proses atau prosedur yang tidak
mengkonfirmasi terhadap standar tersebut
Namun demikian fungsi dan manfaat dari penerapan standar bagi Alat
Keselamatan Kerja dan Pelindung Diri sangat berarti bagi pekerja karena dengan
pencatuman pada standar pada Alat-alat Keselamatan Kerja yang mereka pakai
paling tidak bisa menjadi jaminan bahwa alat-alat tersebut bisa menjadi pelindung,
atau untuk mempertahankan dirinya dari kontak atau terpaparnya anggota badan
atau fungsi tubuh manusia di tempat kerja. Dan ini tentu sama halnya dengan Alat-
alat Keselamatan Kerja digunakan untuk mencegah terjadinya kecederaan
manusia, kerusakan peralatan dan gangguan operasi kerja.
Pemakaian alat-alat Keselamatan Kerja dan Pelindung Diri yang telah memenuhii
standar baik standar Indonesia ataupun Standar Luar negeri hendaknya perlu
terus disempurnakan lebih lanjut, hal ini dengan tujuan agar alat-alat yang
digunakan tesebut memenuhi kriteria sesuai Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.