seminar

download seminar

of 5

description

hasil sedikit dari mata kuliah seminar

Transcript of seminar

BAB IPENDAHULUANA. LATAR BELAKANG MASALAHStress merupakan suatu keadaan yang menyebabkan seseorang untuk memahami perbedaan antara tuntutan fisik atau psikologis dari suatu situasi dan kemampuan dirinya (Sarafino, 2011). Stress itu dapat disebabkan oleh beberapa hal, yakni ada yang disebabkan karena dari dalam diri individu sendiri atau dikarenakan faktor situasi yang menyebabkan stress, seperti situasi yang tidak jelas sesuatu yang tidak diinginkan, dan sebagainya. Faktor lain yang dapat menyebabkan stress adalah lingkungan sosial (peran di masyarakat, pekerjaan, masalah keuangan, wawancara kerja dan sebagainya ). Salah satu fenomena stres yang sering terjadi adalah stres yang dialami mahasiswa ketika mengikuti perkuliahan.Permasalahan yang dialami mahasiswa tidak hanya terjadi dengan teman atau orangtua, tetapi juga di lingkungan universitas dan kehidupan lain tempat mereka beraktivitas. Hubungan yang tidak sehat dengan kekasih atau teman-teman di lingkungan tempat tinggal juga bisa mengakibatkan munculnya konflik dan menjadi penyebab stress. Bahkan menjelang lulus dari universitas mahasiswa juga mengalami stress terkait dunia kerja yang akan dihadapi nantinya. Hal ini terungkap dalam kutipan komunikasi personal.ada ketakutan menghadapi dunia kerja, takut tuntutan kehidupan, belajar sendir.(Komunikasi Personal, januari 2015)

Sehingga rata-rata mahasiswa semester awal sampai dengan semester akhir mengalami masalah yang mengakibatkan kondisi stress pada diri mereka.Di Universitas Sumatera Utara sendiri pada tanggal 14 oktober 2014 ditemukan mahasiswa jurusan teknik kimia gantung diri di kamar kos akibat stress skripsi yang tak kunjung selesai (tribun,20/10/2014). Begitu banyaknya mahasiswa stress akibat tuntutan perkuliahan, keluarga maupun hal-hal lain didalam ataupun diluar dirinya.Dalam penelitian Aresna Astri (2009) yang berjudul Hubungan antara stres dan religiusitas pada dewasa muda yang beragama islam menunjukkan bahwa ada hubungan negatif antara stress dan religiusitas. Jadi, semakin tinggi religiusitas maka semakin rendah tingkat stress orang tersebut. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah religiusitas seseorang maka semakin tinggi tingkat stress orang tersebut.Religiusitas

Berdasarkan penelitian Baig Dwi (2014) yang berjudul Religious coping dan Stress pada mahasiswa menunjukkan bahwa ada hubungan antara religious coping dengan tingkat stress mahasiswa. Semakin tinggi tingkat religious coping maka akan semakin rendah tingkat stress pada mahasiswa.Agama sebagai suatu sistem keyakinan yang bersifat ketuhanan dan praktek-praktek ritual yang terarah pada suatu kekuatan, dengan mengacu kepada iman, teologi yang merefleksikan pemahaman tentang Tuhan dan dunia (Ellens, 2008). Agama bukanlah aktivitas tunggal, namun merupakan bermacam macam kegiatan dan belief ( Diener, 2008). Dalam tingkat religiusitas seseorang itu dapat diukur dengan beberapa item. Seperti frekuensi berdoa, frekuensi diskusi belajar tentang agama, frekuensi aksi moral yang dilakukan dengan motivasi keagamaan dan kegiatan-kegiatan penting agama dalam kehidupan sehari-hari (Santrock 2009). Mentoring secara sederhana adalah proses seseorang membantu orang lain untuk belajar sesuatu (Chip R. Bell dalam Chandra, 2006). Sean McPheat (2010) menambahkan mentoring memiliki fokus yang personal dan profesional, informal, peningkatan hubungan dan dengan tujuan yang berhubungan dengan kehidupan secara umum. Salah satu kegiatan mentoring yang dilakukan di Universitas Sumatera Utara adalah pelayanan mahasiswa UKM KMK USU (Unit Kegiatan Mahasiswa Kebaktian Mahasiswa Kristen Universitas Sumatera Utara). Pelayanan mahasiswa merupakan bagian integral dari pelayanan gereja di tengah dunia. Seringkali disebut parachruch atau mitra pendamping kerja untuk menunjukkan naturnya sebagai pelayanan yang tidak terlepas dari institusi gereja, namun hadir bersama-sama gereja-gereja lokal untuk maksud khusus menjangkau, membina, dan mempersiapkan mahasiswa untuk tugas mereka kelak sebagai para pemimpin awam di tengah gereja dan masyarakat.Dalam proses mentoring yang terdiri dari 3-12 orang dalam satu kelompok terdapat aspek pertama yang memulai suatu hubungan yaitu pementor atau biasa disebut pemimpin kelompok kecil. Pemimpin Kelompok kecil adalah yang memimpin suatu kelompok kecil. Kegiatan yang biasa dilakukan didalam mentoring ada beberapa unsur, yaitu pengajaran, penyembahan, persekutuan, dan misi. Pengajaran yaitu pemberian makanan oleh Allah untuk bertumbuh menjadi serupa dengan Kristus yang dilakukan dengan diskusi bersama menggunakan bahan yang ditentukan dan alkitab sebagai panduan. Penyembahan yaitu suatu kegiatan dengan tujuan menyenangkan hati Tuhan dengan menyembah melalui pujian, doa, dsb. Persekutuan ialah kebersamaan yang berpusatkan pada kasih dan pengalaman masing-masing anggota yang saling mendoakan, saling berbagi, menanggung beban dan saling mengembangkan karunia dilakukan dalm bentuk berbagi kisah hidup ataupun pengalaman masing-masing. Dan Misi adalah pelayanan keluar kelompok, membagikan kabar baik tentang kasih Kristus kepada orang lain.(DPP, 2013Tentunya hasil dari setiap kegiatan yang dilakukan selama proses mentoring dalam kelompok kecil bukan hanya menambah pengetahuan mengenai agama Kristen dan meningkatkan perilaku religius seseorang, namun dapat juga bermanfaat dalam diri individu tersebut khususnya kesehatan psikologisnya. Oleh karena itu, kombinasi antara mentoring dan pemahaman nilai-nilai religiusitas diharapkan dapat meningkatkan psychological well-being mahasiswa.Darrick & David (2007) dalam jurnalnya yang berjudul dampak mentoring terhadap perubahan perilaku para kriminal mengemukakan bahwasanya individu yang mengikuti mentoring menunjukkan peningkatan kesejahteraan secara psikologis, kehidupan yang lebih positif dan mengurangi kecenderungan untuk melakukan perilaku-perilaku beresiko kembali di dalam hidupnya.Berdasarkan fenomena diatas peneliti ingin meneliti mengenai perbedaan psychological well-being pada mahasiswa USU ditinjau dari yang mengikuti mentoring kelompok kecil dan yang tidak mengikuti.B. RUMUSAN MASALAHBerdasarkan latar belakang di atas, peneliti merumuskan penelitian ini dengan pertanyaan Adakah perbedaan psychological well-being pada mahasiswa USU ditinjau dari yang mengikuti mentoring kelompok kecil dan yang tidak mengikuti.