Seminar

25
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Matematika sebagai salah satu cabang ilmu pendidikan merupakan suatu ilmu dasar yang mendasari perkembangan ilmu yang lain. Namun dalam perkembangannya matematika tidak dapat lepas dari ilmu lain yang banyak menggunakan matematika sebagai alat untuk mencapai perkembangannya. Dalam pemahaman konsep dasar matematika selain membutuhkan kemampuan berpikir sistematis juga diperlukan suatu alat bantu untuk mengarahkan kepada penguasaan konsep yang ada. Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling penting dalam proses pendidikan di sekolah, ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung pada bagaimana proses belajar yang dialami siswa sebagai anak didik. Proses pembelajaran dapat diikuti dengan baik dan menarik perhatian siswa apabila menggunakan metode 1

description

tetralogi fallot

Transcript of Seminar

Page 1: Seminar

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan

yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

Matematika sebagai salah satu cabang ilmu pendidikan merupakan

suatu ilmu dasar yang mendasari perkembangan ilmu yang lain. Namun

dalam perkembangannya matematika tidak dapat lepas dari ilmu lain yang

banyak menggunakan matematika sebagai alat untuk mencapai

perkembangannya. Dalam pemahaman konsep dasar matematika selain

membutuhkan kemampuan berpikir sistematis juga diperlukan suatu alat

bantu untuk mengarahkan kepada penguasaan konsep yang ada.

Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling penting dalam proses

pendidikan di sekolah, ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan

pendidikan banyak tergantung pada bagaimana proses belajar yang dialami

siswa sebagai anak didik. Proses pembelajaran dapat diikuti dengan baik dan

menarik perhatian siswa apabila menggunakan metode dengan tingkat

perkembangan siswa dan sesuai dengan materi pembelajaran.Oleh karena itu

pembelajaran matematika harus didasarkan atas karakterisik matematika dan

siswa itu sendiri. Untuk itu dalam pembelajaran matematika guru harus

mampu mengaktifkan siswa selama proses pembelajaran dan mengurangi

kecenderungan guru untuk mendominasi proses pembelajaran tersebut,

sehingga ada perubahan dalam hal pembelajaran matematika yaitu dari

pembelajaran yang terpusat pada guru diubah menjadi pembelajaran terpusat

pada siswa agar kemampuan kognitif siswa dapat berkembang dan

kemampuan mengkomunikasikan matematika serta ketrampilan sosial

meningkat. Materi kubus dan balok merupakan salah satu materi dengan

kompetensi dasar yang menuntut siswa untuk menemukan rumus, kemudian

1

Page 2: Seminar

mengaplikasikannya dalam perhitungan. Berdasarkan hal tersebut, menurut

penulis materi kubus dan balok lebih tepat menggunakan inkuiri terbimbing

dalam kegiatan pembelajarannya dengan berbantuan alat peraga konkret.

Model pembelajaran inkuiri terbimbing ini sangat membantu siswa dalam

proses berpikir, lebih terampil dan lebih aktif sehingga memperoleh

pemahaman yang benar tentang materi yang akan dipelajari. Inkuiri

terbimbing merupakan suatu cara mengajar yang berorientasi pada siswa

sedangkan guru berperan sebagai mitra dalam proses belajar mengajar. Oleh

karena itu, penulis memilih model inkuiri terbimbing sebagai model

pembelajaran dengan berbantuan alat peraga konkret pada materi kubus dan

balok, sehingga peserta didik dapat aktif dan tidak hanya membayangkan

bentuk kubus dan balok tersebut, tetapi dapat melihat bentuk dari kubus dan

balok tersebut secara nyata, yang dapat membantu siswa memahami dan

dapat menemukan rumus luas permukaan kubus dan balok itu sendiri, yang

tidak lepas dari bimbingan guru. Alat peraga konkret juga dapat

meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami konsep matematika dan

dapat mengkomunikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga siswa

mempunyai kemampuan berpikir logis, analitis, kritis dan kreatif serta

kemampuan bekerja sama dapat tercapai.

Berdasarkan pemaparan di atas salah satu alternatif model pembelajaran

matematika yaitu dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan

menggunakan alat peraga konkret.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diidentifikasi rumusan

masalah sebagai berikut:

Apakah pembelajaran dengan menggunakan model inkuiri terbimbing

dapat membantu proses pembelajaran yang lebih efektif?

Apakah pembelajaran dengan berbatuan alat peraga konkret dapat

membuat pembelajaran matematika materi menentukan luas permukaan

kubus dan balok menjadi lebih menarik dan memacu minat siswa dalam

belajar matematika?

2

Page 3: Seminar

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah adalah untuk memberikan solusi dalam

menerapkan pembelajaran matematika yang inovatif pada kurikulum 2013

dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan alat peraga

konkret untuk menentukan luas permukaan kubus dan balok.

1.4 Manfaat Penulisan

Manfaat penulisan makalah ini adalah:

Sebagai salah satu alternatif bagi guru matematika dalam mengajarkan

materi kubus dan balok yang lebih tepat dan menarik;

Menambah pengetahuan dan pengalaman penulis dalam pembelajaran

matematika.

1.5 Metode Penulisan

Metode penulisan makalah ini adalah metode kepustakaan.

3

Page 4: Seminar

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Belajar dan Model Pembelajaran

Belajar merupakan suatu proses interaksi antara dri manusia dengan

lingkungannya, yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun teori.

Sehingga proses belajar senantiasa merupakan perubahan tingkah laku, dan

terjadi karena hasil pengalaman, sehingga dapat dikatakan terjadi proses

belajar apabila seseorang menunjukkan tingkah laku yang berbeda. Mengenai

perubahan itu menurut Bloom meliputi tiga ranah yaitu kognitif, afektif dan

psikomotorik.

Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya kondisi

belajar yang lebih kondusif. Kondisi belajar ini dipengaruhi oleh berbagai

komponen yang masing-masing akan saling mempengaruhi, diantaranya

tujuan pembelajaran yang akan dicapai, materi yang ingin diajarkan, guru dan

siswa yang memainkan peranan dan sebagainya. Mengenai tujuan belajar itu

sendiri secara umum adalah untuk mendapatkan pengetahuan, penanaman

konsep dan keterampilan serta pembentukan sikap yang merupakan satu

kesatuan yang bulat dan utuh. Sedangkan pembelajaran matematika memiliki

tujuan diantaranya: melatih cara berfikir dan bernalar dalam menarik

kesimpulan, mengembangkan aktifitas kreatif, mengembangkan kemampuan

memecahkan masalah dan mengembangkan kemampuan menyampaikan

informasi atau mengkomunikasikan gagasan. (Markaban, 2008: 5)

Dari penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan

suatu proses perubahan perilaku sebagai hasil pengalaman individu pelaku

proses pembelajaran saat berinteraksi dengan lingkungannya yang dilakukan

secara sadar. Ini berarti pembelajaran merupakan upaya membuat seseorang

belajar tentang sesuatu hal. Sedangkan proses pembelajaran disini merupakan

titik pertemuan antara berbagai input pembelajaran, mulai dari faktor utama,

yaitu: siswa, guru, dan materi pelajaran yang membentuk proses, hingga

faktor pendukung seperti sarana, sumber belajar, lingkungan dan sebagainya.

4

Page 5: Seminar

Dalam rangka pembelajaran siswa banyak pakar pendidikan telah

mengembangkan berbagai model pembelajaran dengan harapan akan dapat

lebih mengingkatkan mutu dan proses hasil belajar.

2.2 Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

Metode inkuiri terbimbing bertolak dari pandangan bahwa siswa

sebagai subjek dan objek dalam belajar, mempunyai kemampuan dasar untuk

berkembang secara optimal sesuai kemampuan yang dimilikinya (Sagala,

2012: 196). Proses pembelajaran harus dipandang sebagai stimulus yang

dapat menantang siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Peranan guru lebih

banyak menetapkan diri sebagai pembimbing atau pemimpin belajar dan

fasilitator belajar. Tugas utama guru adalah memilih masalah yang perlu

dilontarkan kepada kelas untuk dipecahkan oleh siswa. Tugas berikutnya dari

guru adalah menyediakan sumber belajar bagi siswa dalam rangka pemecahan

masalah.

Bimbingan dan pengawasan guru masih tetap diperlukan dalam proses

pembelajaran, namun intervensi terhadap kegiatan siswa dalam pemecahan

masalah harus dikurangi. Tujuan utama pembelajaran inkuiri terbimbing

adalah membantu siswa untuk dapat mengembangkan disiplin intelektual dan

keterampilan berpikir dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan dan

mendapatkan jawaban atas dasar ingin tahu mereka. Metode inkuiri

terbimbing dapat dilaksanakan apabila dipenuhi syarat-syarat berikut: (1)

guru harus terampil memilih persoalan yang relevan untuk diajukan kepada

kelas (persoalan bersumber dari bahan pelajaran yang menantang

siswa/problematik) dan sesuai dengan daya nalar siswa; (2) guru harus

terampil menumbuhkan motivasi belajar siswa dan menciptakan situasi

belajar yang menyenangkan; (3) adanya fasilitas dan sumber belajar yang

memadai; (4) adanya kebebasan siswa untuk berpendapat, berkarya,

berdiskusi; (5) adanya partisipasi setiap siswa dalam setiap kegiatan belajar,

dan (6) guru tidak banyak campur tangan dan intervensi terhadap kegiatan

siswa.

2.2.1 Langkah-langkah pembelajaran menggunakan model inkuiri terbimbing

5

Page 6: Seminar

Pembelajaran menggunakan metode inkuiri terbimbing, dalam

penerapannya merujuk pada konsep untuk melibatkan siswa secara

aktif. Dalam pembelajaran ini, guru menanyakan satu atau lebih

pertanyaan untuk membuka pengetahuan mata pelajaran atau

mendapatkan hipotesis atau kesimpulan siswa. Secara operasional

kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran dapat dijabarkan

pada Tabel 1 berikut:

Tabel 1.

Langkah-Langkah Pelaksanaan Pembelajaran Menggunakan Metode

Inkuiri terbimbing

No

.Tahap Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

1. Orientasi Guru menyampaikan

topik, tujuan dan hasil

belajar yang diharapkan

dapat dicapai siswa.

Siswa mencermati

topik yang akan

dipelajari.

Guru mengajukan

beberapa pertanyaan

untuk membuka

beberapa pengetahuan

siswa, serta

menumbuhkan minat dan

motivasi siswa.

Siswa menjawab

setiap pertanyaan

yang diajukan guru.

Guru menyampaikan

materi yang akan

dipelajari siswa.

Siswa mencermati

setiap materi yang

disampaikan guru.

2. Merumuskan Masalah Guru menyampaikan

sebuah cerita mengenai

fenomena yang ada

dalam kehidupan sehari-

hari yang berkaitan

Siswa mencermati

cerita yang diajukan

guru.

6

Page 7: Seminar

dengan materi yang

diajarkan.

Guru membimbing siswa

untuk mengajukan

permasalahan yang telah

diajukan.

Siswa mengajukan

pertanyaan kepada

guru mengenai hal

apa saja yang dapat

memengaruhi

fenomena tersebut

dapat terjadi.

3. Mengajukan Hipotesis Guru membimbing siswa

untuk mengajukan

hipotesis dari

permasalahan yang harus

diselidiki.

Siswa mengajukan

hipotesis dari

permasalahan yang

ada.

4. Mengumpulkan Data Guru mengarahkan siswa

untuk mengumpulkan

informasi yang diperoleh

untuk menguji hipotesis

dengan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan

yang relevan, baik secara

langsung maupun

melalui LKS.

Siswa berdikusi

dalam kelompok

untuk menjawab

setiap arahan yang

diberikan guru.

5. Menguji Hipotesis Guru membimbing siswa

untuk menentukan

jawaban yang dianggap

diterima sesuai data atau

informasi yang diperoleh

berdasarkan

pengumpulan data.

Siswa menentukan

jawaban yang

dianggap sesuai data

dan informasi yang

diperoleh

berdasarkan

pengumpulan data.

6. Merumuskan

Kesimpulan

Guru meminta siswa

untuk membuat

Siswa membuat

penjelasan

7

Page 8: Seminar

penjelasan berdasarkan

apa yang mereka lihat

dan mengembangkan

sesuai dengan

kemampuan kognitif

masing-masing siswa.

berdasarkan apa yang

merka dapatkan

dalam pengumpulan

data.

2.2.2 Peranan guru dalam pembelajaran matematika model inkuiri

terbimbing

a) Merumuskan masalah yang akan diberikan kepada siswa dengan

data secukupnya, perumusannya harus jelas, hindari pernyataan

yang menimbulkan salah tafsir sehingga arah yang ditempuh

siswa tidak salah.

b) Dari data yang diberikan oleh guru, siswa menyusun, memproses,

mengorganisir dan menganalisis data tersebut. Dalam hal ini,

bimbingan guru dapat diberikan sejauh yang diperlukan saja.

Bimbingan ini sebaiknya mengarahkan siswa untuk melangkah ke

arah yang hendak dituju, melalui pertanyaan-pertanyaan atau

LKS.

c) Siswa menyusun konjektur (prakiraan) dari hasil analisis yang

dilakukannya.

d) Bila dipandang perlu, konjektur yang telah dibuat oleh siswa

tersebut di atas diperiksa oleh guru. Hal ini penting dilakukan

untuk meyakinkan kebenaran prakiraan siswa sehingga akan

menuju arah yang hendak dicapai.

e) Apabila telah diperoleh kepastian tentang kebenaran konjektur

tersebut maka verbalisasi konjektur sebaiknya diserahkan juga

pada siswa untuk menyusunnya. Di samping itu perlu diingat pula

bahwa induksi tidak menjamin 100% kebenaran konjektur.

f) Sesudah siswa menemukan apa yang dicari, hendaknya guru

menyediakan soal latihan atau soal tambahan untuk memeriksa

apakah hasil penemuan itu benar atau tidak.  

8

Page 9: Seminar

2.3 Alat Peraga Konkret

2.3.1 Pengertian Alat Peraga

Alat peraga pengajaran adalah alat atau bahan yang digunakan oleh

pebelajar untuk: (1) membantu dalam meningkatkan keterampilan dan

pengetahuan; (2) mengilustrasikan dan memantapkan pesan dan

informasi; (3) menghilangkan ketegangan, hambatan dan rasa malas

peserta didik Rayandra dalam (Saadah, 2012: 22). Alat peraga

digunakan guru untuk memberi penekanan pada informasi, memberi

stimulun perhatian, dan memfasilitasi proses pembelajaran. Rayandra

dalam (Saadah, 2012: 22).

Alat peraga dalam mengajar memegang peranan penting sebagai

alat bantu untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif. Alat

peraga tersebut berguna agar materi yang disampaikan guru lebih

mudah dipahami oleh siswa.

2.3.2 Fungsi Alat Peraga

a) Penggunaan alat peraga menggunakan bagian dari keseluruhan

situasi mengajar.

b) Alat peraga dalam pembelajaran penggunaannya sesuai dengan

tujuan dan isi pembelajaran.

c) Alat peraga dalam pembelajaran bukan semata-mata alat hiburan

atau bukan sekedar pelengkap.

d) Alat peraga dalam pembelajaran lebih diutamakan untuk

mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam

menangkap pengertian yang diberikan oleh guru.

e) Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran diutamakan untuk

mempertinggi mutu belajar mengajar.

2.3.3 Alasan Menggunakan Alat Peraga

Menurut teori Piaget Dimyati dalam (Saadah, 2012: 23)

berpendapat bahwa pengetahuan dibentuk oleh individu. Sebab individu

melakukan interaksi terus-menerus dengan lingkungan. Lingkungan

9

Page 10: Seminar

tersebut mengalami perubahan. Dengan adanya interaksi dengan

lingkungan maka fungsi intelek semakin berkembang.

Perkembangan intelektual melalui tahap-tahap berikut:

a) Tahap sensori motor (0-2 tahun)

b) Tahap pra-operasional (2-7 tahun)

c) Tahap operasional konkret (7-11 tahun)

d) Tahap operasi formal (11 tahun ke atas)

Berdasarkan teori di atas tampak bahwa pada awalnya anak belajar

melalui hal-hal yang konkret. Untuk memahami konsep matematika

yang bersifat abstrak, anak memerlukan benda-benda konkret atau real

sebagai visualisasinya.

2.3.4 Alat Peraga Konkret Kubus dan Balok

a) Kubus

(a) (b)

Gambar 1. (a) Kubus, (b) Jaring-jaring kubus

Alat

Gunting besar (1 buah), penggaris ukuran 60 cm (1 buah), dan

cutter ( 1 buah)

Bahan

Karton jepang (2 lembar), kertas manila (4 lembar), magnet kecil

(± 20 buah), isolasi bening (1 gulung), lem kertas ( 1 buah).

Cara Membuat

10

Page 11: Seminar

1. Siapkan alat dan bahan.

2. Gambarlah bangun datar persegi berukuran 10 x

10 cm2 pada karton jepang, lalu potong sesuai

ukuran.

3. Buatlah bentuk yang sama sebanyak 6 kali.

4. Gabungkan semua persegi yang sudah dipotong

membentuk jaring-jaring kubus seperti pada

gambar.

5. Tambahkan karton jepang kira-kira 2 cm di setiap

sisi persegi yang diperlukan untuk mempermudah

membentuk jaring-jaring kebentuk kubus.

6. Bentuk 2 lubang di setiap sisi karton jepang yang

ditambah di setiap sisinya, sesuai dengan ukuran

magnet kecil. Lalu tempelkan magnet tersebut,

rekatkan dengan selotip.

7. Untuk mempercantik alat peraga kubus, lapisi

dengan kertas manila.

b) Balok

(a) (b)

Gambar 2. (a) Balok, (b) Jaring-jaring balok

Alat

11

Page 12: Seminar

Gunting besar (1 buah), penggaris ukuran 60 cm (1 buah), dan

cutter ( 1 buah).

Bahan

Karton jepang (2 lembar), pertas manila (4 lembar), magnet kecil

(± 20 buah), isolasi bening (1 gulung), lem kertas ( 1 buah).

Cara Membuat

1. Siapkan alat dan bahan

2. Gambarlah bangun datar persegi berukuran 12x5

cm2, 12x7 cm2, dan 5x7 cm2 pada karton jepang

masing-masing sebanyak dua buah, lalu potong

sesuai ukuran.

3. Gabungkan semua persegi yang sudah dipotong

membentuk jaring-jaring balok.

4. Tambahkan karton jepang kira-kira 2 cm di setiap

sisi persegi yang diperlukan untuk mempermudah

membentuk jaring-jaring kebentuk balok.

5. Bentuk 2 lubang di setiap sisi kartonjepang yang

ditambah di setiap sisinya, sesuai dengan ukuran

magnet kecil. Lalu tempelkan magnet tersebut,

rekatkan dengan selotip.

6. Untuk mempercantik alat peraga balok, lapisi

dengan kertas manila. Berikan warna yang

berbeda untuk setiap ukuran yang berbeda pula.

2.4 Pembelajaran Model Inkuiri Terbimbing Berbantuan Alat Peraga

Konkret

Kegiatan pembelajaran diawali oleh guru dengan mengucapkan salam

pembuka dan memeriksa kehadiran siswa. Guru kemudian memotivasi siswa

dengan mengajukan pertanyaan tentang bentuk kubus dan balok yang

berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Motivasi dilakukan bertujuan untuk

12

Page 13: Seminar

mengarahkan perhatian siswa pada materi yang akan dipelajari dan akan

mencoba menumbuhkan rasa ingin tahu siswa. Setelah motivasi dilakukan,

guru menulis judul materi di papan tulis dan kemudian menyampaikan

Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) yang akan dicapai dalam proses

pembelajaran. Kegiatan awal dilakukan untuk menarik perhatian, rasa ingin

tahu, dan konsentrasi siswa terhadap pelajaran yang akan disampaikan. Selain

itu, guru juga menyiapkan alat peraga yang berbentuk kubus dan balok serta

berbentuk jaring-jaring kubus dan balok.

Pada kegiatan inti, guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok

heterogen yang terdiri dari 5-6 orang. Kemudian guru menyampaikan sebuah

permasalahan yang harus dipecahkan siswa dengan menanyakan hal yang

berkaitan dengan alat peraga yang telah disediakan. Guru membimbing siswa

untuk memprediksi dari permasalahan yang akan dikaji. Kemudian guru

meminta perwakilan setiap kelompok untuk mengambil alat dan bahan yang

diperlukan dalam percobaan. Guru membimbing siswa dalam melakukan

percobaan serta mengingatkan siswa untuk bekerja sama dalam kelompok dan

saling menghargai, serta membimbing siswa dalam mengumpulkan informasi

dan menentukan jawaban yang dianggap sesuai dengan informasi atau data

yang dikumpulkan. Kemudian guru meminta siswa untuk membuat

kesimpulan berdasarkan data atau informasi yang diperoleh.

Guru meminta perwakilan masing-masing kelompok untuk

menyampaikan hasil percobaan dan diskusi mereka, serta meminta pendapat

dari kelompok lain. Pada tahap ini jika terjadi perbedaan pendapat antar

kelompok, maka guru sangat berperan penting dalam memberikan informasi

yang sebenarnya. Siswa kemudian diarahakan untuk mengembalikan alat dan

bahan dengan tertib. Setelah itu guru memberi penguatan kepada siswa

mengenai materi tentang luas permukaan kubus dan balok.

13

Page 14: Seminar

Gambar di atas merupakan gambar kotak yang digunting (diiris) pada

tiga buah rusuk alas dan atasnya serta satu buah rusuk tegaknya, yang

direbahkan pada bidang datar sehingga membentuk jaring-jaring kotak.

Pada gambar di atas di dapat sebagai berikut:

L1=L5 , L2=L4 ,dan L3=L6

Sehingga luas seluruh permukaan kotak

= L1+L2+L3+L4+ L5+L6

= (L¿¿1+L5)+( L2+L4 )+(L3+L6)¿

=(2× L¿¿1)+ (2× L2 )+(2 × L3)¿

Sedangkan pada Gambar di atas di dapat sebagai berikut :

L1=L2=L3=L4=L5=L6

Sehingga luas seluruh permukaan kotak = L1+L2+L3+L4+ L5+L6

= 6 × L1

Jika suatu kotak yang berbentuk balok dibuka setiap sisinya dan

direbahkan sehingga terjadi bangun datar, maka bagian datar itu dinamakan

jaring-jaring balok. Demikian juga pada kotak yang berbentuk kubus, apabila

dibuka setiap sisinya dan direbahkan pada bangun datar, maka bangun datar

itu dinamakan jarng-jaring kubus.

14

Page 15: Seminar

Sebagai kesimpulan, guru meminta siswa untuk membuat penjelasan

berdasarkan apa yang mereka lihat dan mengembangkan sesuai dengan

kemampuan kognitif masing-masing siswa.

Luas permukaan balok adalah jumlah seluruh luas sisi balok tersebut.

Ada dua luas sisi yang berhadapan sama. Sedangkan luas permukaan kubus

sama halnya dengan luas permukaan balok, akan tetapi kalau kubus luas

setiap sisi-sisinya adalah sama, sehingga karena sisi balok ada 6, maka luas

permukaan kubus adalah luas satu sisinya dikalikan 6. Jadi, luas permukaan

kubus = 6s2 dan luas permukaan balok = 2 (pl + pt + lt).

Guru pada kegiatan penutup memberikan evaluasi berupa soal-soal esay

kepada siswa yang dikerjakan di rumah. Kemudian guru menginformasikan

materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya dan mengucapkan

salam penutup.

Soal Evaluasi

1. Hitunglah luas permukaan kubus ABCD.EFGH pada gambar di bawah.

Luas permukaan kubus = 6s2

= 6 x 42

= 6 x 16

= 96 cm2

Jadi, luas permukaan kubus tersebut adalah 96 cm2.

2. Hitunglah luas permukaan balok pada gambar di bawah.

15

Page 16: Seminar

Luas permukaan balok = 2 (pl + pt + lt)

= 2 (15 x 6 + 15 x 8 + 6 x 8)

= 2 (90 + 120 + 48)

= 2 (258)

= 516 cm2

Jadi, luas permukaan balok tersebut adalah 516 cm2.

BAB III

KESIMPULAN

Makalah ini salah satu alternatif model pembelajaran yang efektif

dalam pengajaran matematika yang dapat membuat pembelajaran lebih inovatif.

Model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan berbantuan alat peraga konkret ini

dapat membuat suasana belajar lebih menarik dan dapat membuat siswa aktif serta

dapat memberikan motivasi kepada siswa karena siswa dapat dengan jelas melihat

bentuk dari kubus dan balok secara nyata. Sehingga pembelajaran dapat berjalan

dua arah dan tidak terpusat pada guru (teacher center). Namun tidak ada model

pembelajaran yang lebih baik tanpa usaha dari guru untuk memperbaiki proses

pembelajaran yang lebih tepat sesuai dengan materi yang diajarkan.

16

Page 17: Seminar

DAFTAR PUSTAKA

Aryati, Saadah. 2012. Eksperimentasi Penggunaan Program Wingeom dan Alat

Peraga Konkret dalam Pembelajaran Matematika Pokok Bahasan

Geometri Bangun Ruang Sisi Datar Ditinjau dari Minat Belajar Siswa

Kelas VIII SMP Negeri Se Kabupaten Wonosobo.

http://digilib.uns.ac.id/dokumen/download/26919/NTcwMjE=/ diakses

pada tanggal 03/11/2015

Markaban. 2008. Model Penemuan Terbimbing pada Pembelajaran Matematika

SMK. Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik

dan Tenaga Kependidikan Matematika (P4TK Matematika)

Sagala, Syaiful. 2012. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Ul’uma, Nisa. 2014. Pembelajaran IPA Fisika Menggunakan Metode Inkuiri

Terbimbing pada Materi Pemuaian Zat Di Kelas VII Semester II SMP

17

Page 18: Seminar

Negeri 9 Palangka Raya Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi. Palangka

Raya: Universitas Palangka Raya. Tidak Diterbitkan

18