Seminar
description
Transcript of Seminar
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Matematika sebagai salah satu cabang ilmu pendidikan merupakan
suatu ilmu dasar yang mendasari perkembangan ilmu yang lain. Namun
dalam perkembangannya matematika tidak dapat lepas dari ilmu lain yang
banyak menggunakan matematika sebagai alat untuk mencapai
perkembangannya. Dalam pemahaman konsep dasar matematika selain
membutuhkan kemampuan berpikir sistematis juga diperlukan suatu alat
bantu untuk mengarahkan kepada penguasaan konsep yang ada.
Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling penting dalam proses
pendidikan di sekolah, ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan
pendidikan banyak tergantung pada bagaimana proses belajar yang dialami
siswa sebagai anak didik. Proses pembelajaran dapat diikuti dengan baik dan
menarik perhatian siswa apabila menggunakan metode dengan tingkat
perkembangan siswa dan sesuai dengan materi pembelajaran.Oleh karena itu
pembelajaran matematika harus didasarkan atas karakterisik matematika dan
siswa itu sendiri. Untuk itu dalam pembelajaran matematika guru harus
mampu mengaktifkan siswa selama proses pembelajaran dan mengurangi
kecenderungan guru untuk mendominasi proses pembelajaran tersebut,
sehingga ada perubahan dalam hal pembelajaran matematika yaitu dari
pembelajaran yang terpusat pada guru diubah menjadi pembelajaran terpusat
pada siswa agar kemampuan kognitif siswa dapat berkembang dan
kemampuan mengkomunikasikan matematika serta ketrampilan sosial
meningkat. Materi kubus dan balok merupakan salah satu materi dengan
kompetensi dasar yang menuntut siswa untuk menemukan rumus, kemudian
1
mengaplikasikannya dalam perhitungan. Berdasarkan hal tersebut, menurut
penulis materi kubus dan balok lebih tepat menggunakan inkuiri terbimbing
dalam kegiatan pembelajarannya dengan berbantuan alat peraga konkret.
Model pembelajaran inkuiri terbimbing ini sangat membantu siswa dalam
proses berpikir, lebih terampil dan lebih aktif sehingga memperoleh
pemahaman yang benar tentang materi yang akan dipelajari. Inkuiri
terbimbing merupakan suatu cara mengajar yang berorientasi pada siswa
sedangkan guru berperan sebagai mitra dalam proses belajar mengajar. Oleh
karena itu, penulis memilih model inkuiri terbimbing sebagai model
pembelajaran dengan berbantuan alat peraga konkret pada materi kubus dan
balok, sehingga peserta didik dapat aktif dan tidak hanya membayangkan
bentuk kubus dan balok tersebut, tetapi dapat melihat bentuk dari kubus dan
balok tersebut secara nyata, yang dapat membantu siswa memahami dan
dapat menemukan rumus luas permukaan kubus dan balok itu sendiri, yang
tidak lepas dari bimbingan guru. Alat peraga konkret juga dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami konsep matematika dan
dapat mengkomunikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga siswa
mempunyai kemampuan berpikir logis, analitis, kritis dan kreatif serta
kemampuan bekerja sama dapat tercapai.
Berdasarkan pemaparan di atas salah satu alternatif model pembelajaran
matematika yaitu dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan
menggunakan alat peraga konkret.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diidentifikasi rumusan
masalah sebagai berikut:
Apakah pembelajaran dengan menggunakan model inkuiri terbimbing
dapat membantu proses pembelajaran yang lebih efektif?
Apakah pembelajaran dengan berbatuan alat peraga konkret dapat
membuat pembelajaran matematika materi menentukan luas permukaan
kubus dan balok menjadi lebih menarik dan memacu minat siswa dalam
belajar matematika?
2
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah adalah untuk memberikan solusi dalam
menerapkan pembelajaran matematika yang inovatif pada kurikulum 2013
dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan alat peraga
konkret untuk menentukan luas permukaan kubus dan balok.
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan makalah ini adalah:
Sebagai salah satu alternatif bagi guru matematika dalam mengajarkan
materi kubus dan balok yang lebih tepat dan menarik;
Menambah pengetahuan dan pengalaman penulis dalam pembelajaran
matematika.
1.5 Metode Penulisan
Metode penulisan makalah ini adalah metode kepustakaan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Belajar dan Model Pembelajaran
Belajar merupakan suatu proses interaksi antara dri manusia dengan
lingkungannya, yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun teori.
Sehingga proses belajar senantiasa merupakan perubahan tingkah laku, dan
terjadi karena hasil pengalaman, sehingga dapat dikatakan terjadi proses
belajar apabila seseorang menunjukkan tingkah laku yang berbeda. Mengenai
perubahan itu menurut Bloom meliputi tiga ranah yaitu kognitif, afektif dan
psikomotorik.
Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya kondisi
belajar yang lebih kondusif. Kondisi belajar ini dipengaruhi oleh berbagai
komponen yang masing-masing akan saling mempengaruhi, diantaranya
tujuan pembelajaran yang akan dicapai, materi yang ingin diajarkan, guru dan
siswa yang memainkan peranan dan sebagainya. Mengenai tujuan belajar itu
sendiri secara umum adalah untuk mendapatkan pengetahuan, penanaman
konsep dan keterampilan serta pembentukan sikap yang merupakan satu
kesatuan yang bulat dan utuh. Sedangkan pembelajaran matematika memiliki
tujuan diantaranya: melatih cara berfikir dan bernalar dalam menarik
kesimpulan, mengembangkan aktifitas kreatif, mengembangkan kemampuan
memecahkan masalah dan mengembangkan kemampuan menyampaikan
informasi atau mengkomunikasikan gagasan. (Markaban, 2008: 5)
Dari penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan
suatu proses perubahan perilaku sebagai hasil pengalaman individu pelaku
proses pembelajaran saat berinteraksi dengan lingkungannya yang dilakukan
secara sadar. Ini berarti pembelajaran merupakan upaya membuat seseorang
belajar tentang sesuatu hal. Sedangkan proses pembelajaran disini merupakan
titik pertemuan antara berbagai input pembelajaran, mulai dari faktor utama,
yaitu: siswa, guru, dan materi pelajaran yang membentuk proses, hingga
faktor pendukung seperti sarana, sumber belajar, lingkungan dan sebagainya.
4
Dalam rangka pembelajaran siswa banyak pakar pendidikan telah
mengembangkan berbagai model pembelajaran dengan harapan akan dapat
lebih mengingkatkan mutu dan proses hasil belajar.
2.2 Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Metode inkuiri terbimbing bertolak dari pandangan bahwa siswa
sebagai subjek dan objek dalam belajar, mempunyai kemampuan dasar untuk
berkembang secara optimal sesuai kemampuan yang dimilikinya (Sagala,
2012: 196). Proses pembelajaran harus dipandang sebagai stimulus yang
dapat menantang siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Peranan guru lebih
banyak menetapkan diri sebagai pembimbing atau pemimpin belajar dan
fasilitator belajar. Tugas utama guru adalah memilih masalah yang perlu
dilontarkan kepada kelas untuk dipecahkan oleh siswa. Tugas berikutnya dari
guru adalah menyediakan sumber belajar bagi siswa dalam rangka pemecahan
masalah.
Bimbingan dan pengawasan guru masih tetap diperlukan dalam proses
pembelajaran, namun intervensi terhadap kegiatan siswa dalam pemecahan
masalah harus dikurangi. Tujuan utama pembelajaran inkuiri terbimbing
adalah membantu siswa untuk dapat mengembangkan disiplin intelektual dan
keterampilan berpikir dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan dan
mendapatkan jawaban atas dasar ingin tahu mereka. Metode inkuiri
terbimbing dapat dilaksanakan apabila dipenuhi syarat-syarat berikut: (1)
guru harus terampil memilih persoalan yang relevan untuk diajukan kepada
kelas (persoalan bersumber dari bahan pelajaran yang menantang
siswa/problematik) dan sesuai dengan daya nalar siswa; (2) guru harus
terampil menumbuhkan motivasi belajar siswa dan menciptakan situasi
belajar yang menyenangkan; (3) adanya fasilitas dan sumber belajar yang
memadai; (4) adanya kebebasan siswa untuk berpendapat, berkarya,
berdiskusi; (5) adanya partisipasi setiap siswa dalam setiap kegiatan belajar,
dan (6) guru tidak banyak campur tangan dan intervensi terhadap kegiatan
siswa.
2.2.1 Langkah-langkah pembelajaran menggunakan model inkuiri terbimbing
5
Pembelajaran menggunakan metode inkuiri terbimbing, dalam
penerapannya merujuk pada konsep untuk melibatkan siswa secara
aktif. Dalam pembelajaran ini, guru menanyakan satu atau lebih
pertanyaan untuk membuka pengetahuan mata pelajaran atau
mendapatkan hipotesis atau kesimpulan siswa. Secara operasional
kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran dapat dijabarkan
pada Tabel 1 berikut:
Tabel 1.
Langkah-Langkah Pelaksanaan Pembelajaran Menggunakan Metode
Inkuiri terbimbing
No
.Tahap Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
1. Orientasi Guru menyampaikan
topik, tujuan dan hasil
belajar yang diharapkan
dapat dicapai siswa.
Siswa mencermati
topik yang akan
dipelajari.
Guru mengajukan
beberapa pertanyaan
untuk membuka
beberapa pengetahuan
siswa, serta
menumbuhkan minat dan
motivasi siswa.
Siswa menjawab
setiap pertanyaan
yang diajukan guru.
Guru menyampaikan
materi yang akan
dipelajari siswa.
Siswa mencermati
setiap materi yang
disampaikan guru.
2. Merumuskan Masalah Guru menyampaikan
sebuah cerita mengenai
fenomena yang ada
dalam kehidupan sehari-
hari yang berkaitan
Siswa mencermati
cerita yang diajukan
guru.
6
dengan materi yang
diajarkan.
Guru membimbing siswa
untuk mengajukan
permasalahan yang telah
diajukan.
Siswa mengajukan
pertanyaan kepada
guru mengenai hal
apa saja yang dapat
memengaruhi
fenomena tersebut
dapat terjadi.
3. Mengajukan Hipotesis Guru membimbing siswa
untuk mengajukan
hipotesis dari
permasalahan yang harus
diselidiki.
Siswa mengajukan
hipotesis dari
permasalahan yang
ada.
4. Mengumpulkan Data Guru mengarahkan siswa
untuk mengumpulkan
informasi yang diperoleh
untuk menguji hipotesis
dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan
yang relevan, baik secara
langsung maupun
melalui LKS.
Siswa berdikusi
dalam kelompok
untuk menjawab
setiap arahan yang
diberikan guru.
5. Menguji Hipotesis Guru membimbing siswa
untuk menentukan
jawaban yang dianggap
diterima sesuai data atau
informasi yang diperoleh
berdasarkan
pengumpulan data.
Siswa menentukan
jawaban yang
dianggap sesuai data
dan informasi yang
diperoleh
berdasarkan
pengumpulan data.
6. Merumuskan
Kesimpulan
Guru meminta siswa
untuk membuat
Siswa membuat
penjelasan
7
penjelasan berdasarkan
apa yang mereka lihat
dan mengembangkan
sesuai dengan
kemampuan kognitif
masing-masing siswa.
berdasarkan apa yang
merka dapatkan
dalam pengumpulan
data.
2.2.2 Peranan guru dalam pembelajaran matematika model inkuiri
terbimbing
a) Merumuskan masalah yang akan diberikan kepada siswa dengan
data secukupnya, perumusannya harus jelas, hindari pernyataan
yang menimbulkan salah tafsir sehingga arah yang ditempuh
siswa tidak salah.
b) Dari data yang diberikan oleh guru, siswa menyusun, memproses,
mengorganisir dan menganalisis data tersebut. Dalam hal ini,
bimbingan guru dapat diberikan sejauh yang diperlukan saja.
Bimbingan ini sebaiknya mengarahkan siswa untuk melangkah ke
arah yang hendak dituju, melalui pertanyaan-pertanyaan atau
LKS.
c) Siswa menyusun konjektur (prakiraan) dari hasil analisis yang
dilakukannya.
d) Bila dipandang perlu, konjektur yang telah dibuat oleh siswa
tersebut di atas diperiksa oleh guru. Hal ini penting dilakukan
untuk meyakinkan kebenaran prakiraan siswa sehingga akan
menuju arah yang hendak dicapai.
e) Apabila telah diperoleh kepastian tentang kebenaran konjektur
tersebut maka verbalisasi konjektur sebaiknya diserahkan juga
pada siswa untuk menyusunnya. Di samping itu perlu diingat pula
bahwa induksi tidak menjamin 100% kebenaran konjektur.
f) Sesudah siswa menemukan apa yang dicari, hendaknya guru
menyediakan soal latihan atau soal tambahan untuk memeriksa
apakah hasil penemuan itu benar atau tidak.
8
2.3 Alat Peraga Konkret
2.3.1 Pengertian Alat Peraga
Alat peraga pengajaran adalah alat atau bahan yang digunakan oleh
pebelajar untuk: (1) membantu dalam meningkatkan keterampilan dan
pengetahuan; (2) mengilustrasikan dan memantapkan pesan dan
informasi; (3) menghilangkan ketegangan, hambatan dan rasa malas
peserta didik Rayandra dalam (Saadah, 2012: 22). Alat peraga
digunakan guru untuk memberi penekanan pada informasi, memberi
stimulun perhatian, dan memfasilitasi proses pembelajaran. Rayandra
dalam (Saadah, 2012: 22).
Alat peraga dalam mengajar memegang peranan penting sebagai
alat bantu untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif. Alat
peraga tersebut berguna agar materi yang disampaikan guru lebih
mudah dipahami oleh siswa.
2.3.2 Fungsi Alat Peraga
a) Penggunaan alat peraga menggunakan bagian dari keseluruhan
situasi mengajar.
b) Alat peraga dalam pembelajaran penggunaannya sesuai dengan
tujuan dan isi pembelajaran.
c) Alat peraga dalam pembelajaran bukan semata-mata alat hiburan
atau bukan sekedar pelengkap.
d) Alat peraga dalam pembelajaran lebih diutamakan untuk
mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam
menangkap pengertian yang diberikan oleh guru.
e) Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran diutamakan untuk
mempertinggi mutu belajar mengajar.
2.3.3 Alasan Menggunakan Alat Peraga
Menurut teori Piaget Dimyati dalam (Saadah, 2012: 23)
berpendapat bahwa pengetahuan dibentuk oleh individu. Sebab individu
melakukan interaksi terus-menerus dengan lingkungan. Lingkungan
9
tersebut mengalami perubahan. Dengan adanya interaksi dengan
lingkungan maka fungsi intelek semakin berkembang.
Perkembangan intelektual melalui tahap-tahap berikut:
a) Tahap sensori motor (0-2 tahun)
b) Tahap pra-operasional (2-7 tahun)
c) Tahap operasional konkret (7-11 tahun)
d) Tahap operasi formal (11 tahun ke atas)
Berdasarkan teori di atas tampak bahwa pada awalnya anak belajar
melalui hal-hal yang konkret. Untuk memahami konsep matematika
yang bersifat abstrak, anak memerlukan benda-benda konkret atau real
sebagai visualisasinya.
2.3.4 Alat Peraga Konkret Kubus dan Balok
a) Kubus
(a) (b)
Gambar 1. (a) Kubus, (b) Jaring-jaring kubus
Alat
Gunting besar (1 buah), penggaris ukuran 60 cm (1 buah), dan
cutter ( 1 buah)
Bahan
Karton jepang (2 lembar), kertas manila (4 lembar), magnet kecil
(± 20 buah), isolasi bening (1 gulung), lem kertas ( 1 buah).
Cara Membuat
10
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Gambarlah bangun datar persegi berukuran 10 x
10 cm2 pada karton jepang, lalu potong sesuai
ukuran.
3. Buatlah bentuk yang sama sebanyak 6 kali.
4. Gabungkan semua persegi yang sudah dipotong
membentuk jaring-jaring kubus seperti pada
gambar.
5. Tambahkan karton jepang kira-kira 2 cm di setiap
sisi persegi yang diperlukan untuk mempermudah
membentuk jaring-jaring kebentuk kubus.
6. Bentuk 2 lubang di setiap sisi karton jepang yang
ditambah di setiap sisinya, sesuai dengan ukuran
magnet kecil. Lalu tempelkan magnet tersebut,
rekatkan dengan selotip.
7. Untuk mempercantik alat peraga kubus, lapisi
dengan kertas manila.
b) Balok
(a) (b)
Gambar 2. (a) Balok, (b) Jaring-jaring balok
Alat
11
Gunting besar (1 buah), penggaris ukuran 60 cm (1 buah), dan
cutter ( 1 buah).
Bahan
Karton jepang (2 lembar), pertas manila (4 lembar), magnet kecil
(± 20 buah), isolasi bening (1 gulung), lem kertas ( 1 buah).
Cara Membuat
1. Siapkan alat dan bahan
2. Gambarlah bangun datar persegi berukuran 12x5
cm2, 12x7 cm2, dan 5x7 cm2 pada karton jepang
masing-masing sebanyak dua buah, lalu potong
sesuai ukuran.
3. Gabungkan semua persegi yang sudah dipotong
membentuk jaring-jaring balok.
4. Tambahkan karton jepang kira-kira 2 cm di setiap
sisi persegi yang diperlukan untuk mempermudah
membentuk jaring-jaring kebentuk balok.
5. Bentuk 2 lubang di setiap sisi kartonjepang yang
ditambah di setiap sisinya, sesuai dengan ukuran
magnet kecil. Lalu tempelkan magnet tersebut,
rekatkan dengan selotip.
6. Untuk mempercantik alat peraga balok, lapisi
dengan kertas manila. Berikan warna yang
berbeda untuk setiap ukuran yang berbeda pula.
2.4 Pembelajaran Model Inkuiri Terbimbing Berbantuan Alat Peraga
Konkret
Kegiatan pembelajaran diawali oleh guru dengan mengucapkan salam
pembuka dan memeriksa kehadiran siswa. Guru kemudian memotivasi siswa
dengan mengajukan pertanyaan tentang bentuk kubus dan balok yang
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Motivasi dilakukan bertujuan untuk
12
mengarahkan perhatian siswa pada materi yang akan dipelajari dan akan
mencoba menumbuhkan rasa ingin tahu siswa. Setelah motivasi dilakukan,
guru menulis judul materi di papan tulis dan kemudian menyampaikan
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) yang akan dicapai dalam proses
pembelajaran. Kegiatan awal dilakukan untuk menarik perhatian, rasa ingin
tahu, dan konsentrasi siswa terhadap pelajaran yang akan disampaikan. Selain
itu, guru juga menyiapkan alat peraga yang berbentuk kubus dan balok serta
berbentuk jaring-jaring kubus dan balok.
Pada kegiatan inti, guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok
heterogen yang terdiri dari 5-6 orang. Kemudian guru menyampaikan sebuah
permasalahan yang harus dipecahkan siswa dengan menanyakan hal yang
berkaitan dengan alat peraga yang telah disediakan. Guru membimbing siswa
untuk memprediksi dari permasalahan yang akan dikaji. Kemudian guru
meminta perwakilan setiap kelompok untuk mengambil alat dan bahan yang
diperlukan dalam percobaan. Guru membimbing siswa dalam melakukan
percobaan serta mengingatkan siswa untuk bekerja sama dalam kelompok dan
saling menghargai, serta membimbing siswa dalam mengumpulkan informasi
dan menentukan jawaban yang dianggap sesuai dengan informasi atau data
yang dikumpulkan. Kemudian guru meminta siswa untuk membuat
kesimpulan berdasarkan data atau informasi yang diperoleh.
Guru meminta perwakilan masing-masing kelompok untuk
menyampaikan hasil percobaan dan diskusi mereka, serta meminta pendapat
dari kelompok lain. Pada tahap ini jika terjadi perbedaan pendapat antar
kelompok, maka guru sangat berperan penting dalam memberikan informasi
yang sebenarnya. Siswa kemudian diarahakan untuk mengembalikan alat dan
bahan dengan tertib. Setelah itu guru memberi penguatan kepada siswa
mengenai materi tentang luas permukaan kubus dan balok.
13
Gambar di atas merupakan gambar kotak yang digunting (diiris) pada
tiga buah rusuk alas dan atasnya serta satu buah rusuk tegaknya, yang
direbahkan pada bidang datar sehingga membentuk jaring-jaring kotak.
Pada gambar di atas di dapat sebagai berikut:
L1=L5 , L2=L4 ,dan L3=L6
Sehingga luas seluruh permukaan kotak
= L1+L2+L3+L4+ L5+L6
= (L¿¿1+L5)+( L2+L4 )+(L3+L6)¿
=(2× L¿¿1)+ (2× L2 )+(2 × L3)¿
Sedangkan pada Gambar di atas di dapat sebagai berikut :
L1=L2=L3=L4=L5=L6
Sehingga luas seluruh permukaan kotak = L1+L2+L3+L4+ L5+L6
= 6 × L1
Jika suatu kotak yang berbentuk balok dibuka setiap sisinya dan
direbahkan sehingga terjadi bangun datar, maka bagian datar itu dinamakan
jaring-jaring balok. Demikian juga pada kotak yang berbentuk kubus, apabila
dibuka setiap sisinya dan direbahkan pada bangun datar, maka bangun datar
itu dinamakan jarng-jaring kubus.
14
Sebagai kesimpulan, guru meminta siswa untuk membuat penjelasan
berdasarkan apa yang mereka lihat dan mengembangkan sesuai dengan
kemampuan kognitif masing-masing siswa.
Luas permukaan balok adalah jumlah seluruh luas sisi balok tersebut.
Ada dua luas sisi yang berhadapan sama. Sedangkan luas permukaan kubus
sama halnya dengan luas permukaan balok, akan tetapi kalau kubus luas
setiap sisi-sisinya adalah sama, sehingga karena sisi balok ada 6, maka luas
permukaan kubus adalah luas satu sisinya dikalikan 6. Jadi, luas permukaan
kubus = 6s2 dan luas permukaan balok = 2 (pl + pt + lt).
Guru pada kegiatan penutup memberikan evaluasi berupa soal-soal esay
kepada siswa yang dikerjakan di rumah. Kemudian guru menginformasikan
materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya dan mengucapkan
salam penutup.
Soal Evaluasi
1. Hitunglah luas permukaan kubus ABCD.EFGH pada gambar di bawah.
Luas permukaan kubus = 6s2
= 6 x 42
= 6 x 16
= 96 cm2
Jadi, luas permukaan kubus tersebut adalah 96 cm2.
2. Hitunglah luas permukaan balok pada gambar di bawah.
15
Luas permukaan balok = 2 (pl + pt + lt)
= 2 (15 x 6 + 15 x 8 + 6 x 8)
= 2 (90 + 120 + 48)
= 2 (258)
= 516 cm2
Jadi, luas permukaan balok tersebut adalah 516 cm2.
BAB III
KESIMPULAN
Makalah ini salah satu alternatif model pembelajaran yang efektif
dalam pengajaran matematika yang dapat membuat pembelajaran lebih inovatif.
Model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan berbantuan alat peraga konkret ini
dapat membuat suasana belajar lebih menarik dan dapat membuat siswa aktif serta
dapat memberikan motivasi kepada siswa karena siswa dapat dengan jelas melihat
bentuk dari kubus dan balok secara nyata. Sehingga pembelajaran dapat berjalan
dua arah dan tidak terpusat pada guru (teacher center). Namun tidak ada model
pembelajaran yang lebih baik tanpa usaha dari guru untuk memperbaiki proses
pembelajaran yang lebih tepat sesuai dengan materi yang diajarkan.
16
DAFTAR PUSTAKA
Aryati, Saadah. 2012. Eksperimentasi Penggunaan Program Wingeom dan Alat
Peraga Konkret dalam Pembelajaran Matematika Pokok Bahasan
Geometri Bangun Ruang Sisi Datar Ditinjau dari Minat Belajar Siswa
Kelas VIII SMP Negeri Se Kabupaten Wonosobo.
http://digilib.uns.ac.id/dokumen/download/26919/NTcwMjE=/ diakses
pada tanggal 03/11/2015
Markaban. 2008. Model Penemuan Terbimbing pada Pembelajaran Matematika
SMK. Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik
dan Tenaga Kependidikan Matematika (P4TK Matematika)
Sagala, Syaiful. 2012. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Ul’uma, Nisa. 2014. Pembelajaran IPA Fisika Menggunakan Metode Inkuiri
Terbimbing pada Materi Pemuaian Zat Di Kelas VII Semester II SMP
17
Negeri 9 Palangka Raya Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi. Palangka
Raya: Universitas Palangka Raya. Tidak Diterbitkan
18