Semester Vi Modul 19 Tumbuh Kembang, Geriatri Dan Degeneratif Skenario 6 Pin Nasional 2016 - Makalah
-
Upload
rifamaisaroh -
Category
Documents
-
view
228 -
download
0
Transcript of Semester Vi Modul 19 Tumbuh Kembang, Geriatri Dan Degeneratif Skenario 6 Pin Nasional 2016 - Makalah
-
8/17/2019 Semester Vi Modul 19 Tumbuh Kembang, Geriatri Dan Degeneratif Skenario 6 Pin Nasional 2016 - Makalah
1/24
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali
yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala
berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah dengan judul skenario “ !N NAS!"NA# $%&' (
embuatan makalah ini kami ajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
menyimak, namun dalam pembuatan rangkuman ini masih jauh dari kata sempurna untuk itu
kami memohon kepada pemba)a rangkuman ini sudi kiranya untuk memberikan kritik dansaran yang sifatnya konstruktif demi perbaikan pembuatan rangkuman selanjutnya .
Tak lupa kami u)apkan terima kasih kepada
&. *ang terhormat dosen pembimbing yang telah memberikan moti+asi kepada kami
sehingga terbentuknya rangkuman ini.
$.
epada teman-teman satu angkatan yang telah memberikan moril maupun materilsehingga bisa terwujudnya rangkuman ke)il ini.
upanya tak ada gading yang tak retak begitulah kata kata yang kami pantas
u)apkan demi penyempurnaan pembuatan pembuatan rangkuman dimasa yang akan datang.
/eskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan,
namun selalu ada yang kurang. "leh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar /akalah ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap agar
makalah ini bermanfaat bagi semua pemba)a.
/edan, April $%&'
1
-
8/17/2019 Semester Vi Modul 19 Tumbuh Kembang, Geriatri Dan Degeneratif Skenario 6 Pin Nasional 2016 - Makalah
2/24
DAFTAR ISI
ATA 0N1ANTA222222222222222222222..&
3A4TA !S!2222222222222222222222222$
Skenario2222222222222222222222222.2...5
6A6 ! 0N3A78#8AN2222222222222222222....9
#atar 6elakang2222222222222222222222.22.9
Step &222222222222222222222222222....'
Step $222222222222222222222222222....'
Step 5222222222222222222222222222....'
Step 9222222222222222222222222222....:
Step ;22222222222222222222222222...2.<
Step '2222222222222222222222222222<
ST0 : 222222222222222222222222.222=
6A6 !!! 0N8T8222222222222222222222.....$5
esimpulan2222222222222222222222222..$5
3A4TA 8STAA222222222222222222222..$;
NA/A 0N*8S8N2222222222222222222......2.$'
2
-
8/17/2019 Semester Vi Modul 19 Tumbuh Kembang, Geriatri Dan Degeneratif Skenario 6 Pin Nasional 2016 - Makalah
3/24
SEMESTER VI MODUL-19
(TUMBUH KEMBANG, GERIATRI DAN DEGENERATIF)
SKENARIO – 6
PIN NASIONAL
ada tanggal < &; /aret $%&' ementrian esehatan bersama seluruh 3inas
esehatan Seluruh !ndonesia melaksanakan ekan !munisasi Nasional >!N? olio $%&'. !N
olio adalah program pemberian imunisasi polio kepada seluruh balita yang bertujuan untuk
meningkatkan kekebalan balita terhadap penyakit polio.
6ersamaan dengan itu, disuatu daerah di adakan seminar tentang esehatan. ada saat
seminar berlangsung ada beberapa pertanyaan dari peserta lain @
&. 3ari seorang ibu yang mempunyai bayi umur 5 bulan, bertanya @
• Apakah anak saya perlu di imunisasi dan imunisasi apa yang boleh diberikan
kepada anak saya
• alau anak saya nanti demam, apa obatnya dan apakah tidak berbahaya karena
anak saya masih ke)il
$. Seorang bapak yang sudah berumur :; tahun.
• Saya tahun ini akan naik haji dan saya diwajibkan untuk di +aksin. Apakah
memang harus disuntik, dan untuk men)egah penyakit apa saja
• Apakah saya boleh tidak disuntik dan hanya makan obat saja jika sakit
3
-
8/17/2019 Semester Vi Modul 19 Tumbuh Kembang, Geriatri Dan Degeneratif Skenario 6 Pin Nasional 2016 - Makalah
4/24
BAB I
PENDAHULUAN
Latar B!a"a#$
esehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum perlu diwujudkan sesuai
dengan )ita-)ita bangsa !ndonesia sebagaimana dimaksud dalam 883 &=9; melalui
embangunan Nasional yang berkesinambungan berdasarkan an)asila dan 883 &=9;.
eberhasilan pembangunan kesehatan sangat dipengaruhi oleh tersedianya sumber daya
manusia yang sehat, terampil dan ahli, serta disusun dalam satu program kesehatan dengan
peren)anaan terpadu yang didukung oleh data dan informasi epidemiologi yang +alid.
embangunan bidang kesehatan di !ndonesia saat ini mempunyai beban ganda
>double burden?. enyakit menular masih merupakan masalah, sementara penyakit
degeneratif juga mun)ul sebagai masalah. enyakit menular tidak mengenal batas wilayah
administrasi, sehingga menyulitkan pemberantasannya. 3engan tersedianya +aksin yang
dapat men)egah penyakit menular tertentu, maka tindakan pen)egahan untuk men)egah
berpindahnya penyakit dari satu daerah atau negara ke negara lain dapat dilakukan dalam
waktu relatif singkat dan dengan hasil yang efektif.
Salah satu strategi pembangunan kesehatan nasional untuk mewujudkan “!ndonesia
Sehat $%&%( adalah menerapkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan, yang berarti
setiap upaya program pembangunan harus mempunyai kontribusi positif terhadap
terbentuknya lingkungan yang sehat dan perilaku sehat. Sebagai a)uan pembangunan
kesehatan menga)u kepada konsep “aradigma Sehat( yaitu pembangunan kesehatan yang
memberikan prioritas utama pada upaya pelayanan peningkatan kesehatan >promotif? dan
4
-
8/17/2019 Semester Vi Modul 19 Tumbuh Kembang, Geriatri Dan Degeneratif Skenario 6 Pin Nasional 2016 - Makalah
5/24
pen)egahan penyakit >pre+entif? dibandingkan upaya pelayanan penyembuhanBpengobatan
>kuratif? dan pemulihan >rehabilitatif? se)ara menyeluruh dan terpadu dan berkesinambungan.
Setelah dilaksanakan !N polio tiga tahun berturut-turut pada tahun &==;, &==' dan
&==:, +irus polio liar asli !ndonesia >indigenous? sudah tidak ditemukan lagi sejak tahun
&=='. Namun pada tanggal &5/aret $%%; ditemukan kasus polio importasi pertama di
e)amatan Cidahu abupaten Sukabumi, Dawa 6arat.
asus polio tersebut berkembang menjadi #6 yang menyerang 5%; orang dalam
kurun waktu $%%; sampai awal $%%'. #6 ini tersebar di 9: kabupatenB kota di &% propinsi.
Selain itu juga ditemukan 9' kasus Ea))ine 3eri+ed olio Eirus >E3E? yaitu kasus polio
yang disebabkan oleh +irus dari +aksin, yang terjadi apabila banyak anak yang tidak
diimunisasi, dimana 9; kasus diantaranya terjadi di semua kabupaten di ulau /adura dan
satu kasus terjadi di robolinggo Dawa Timur.
5
-
8/17/2019 Semester Vi Modul 19 Tumbuh Kembang, Geriatri Dan Degeneratif Skenario 6 Pin Nasional 2016 - Makalah
6/24
STEP 1
&. Eaksin @ memasukan bakteri yang sudah dihilangkan saya patogen.
$. !munisasi @ suatu upaya untuk meningkatkan kekebalan tubuh dengan bakteri yag
dilemahkan atau non aktif.
5. olio @ penyakit +irus yang sangat mudah menyerang dan menyerang sistem saraf.
STEP %
• rogram pemerintah melaksanakan !N olio $%&' kepada seluruh balita.
• /engadakan seminar tentang +aksin dan imunisasi.
STEP &
&. ada usia berapa anak diberi +aksin polio
$. !munisasi apa saja yang diberikan pada anak
5. Eaksin apa yang diberikan untuk orang naik haji
9. 3ampak apa ditimbulkan setelah diberikan imunisasi
;. 6agaimana )ara pemberian imunisasi
Dawab @
&. olio @ $, 9, dan ' bulan dan diulang pada umur &< bulan dan ; tahun
$. ; +aksin wajib @
• 6C1
• 7epatitis 6
• olio
• 3T
• Campak
Eaksin tambahan @
• Earisella
•
neumonia• !nfluenFa
• ota+irus
• 7E
5. Eaksin haji @
• /eningitis
• !nfluenFa
• /eningitis
9. 3ampak @
• 6C1 @ menimbulkan pus
• Campak dan hepatitis @ demam;. Cara pemberian @
6
-
8/17/2019 Semester Vi Modul 19 Tumbuh Kembang, Geriatri Dan Degeneratif Skenario 6 Pin Nasional 2016 - Makalah
7/24
• Campak dan hepatitis @ intramuskular
• olio @ oral atau suntikan
• 6C1 @ intrakutan
STEP '
STEP
!munisasi
4armakokinetik untuk pediatri
4armakokinetik untuk geriatri
STEP 6
6elajar /andiri
7
!munisasi dan Eaksin
6alita 5 tahun 1eriatri :; tahun
!munisasi wajib
dan tambahan
Tambahan
en)egahan penyakit
yang ganas
-
8/17/2019 Semester Vi Modul 19 Tumbuh Kembang, Geriatri Dan Degeneratif Skenario 6 Pin Nasional 2016 - Makalah
8/24
BAB II
PEMBAHASAN
STEP
IMUNISASI
D*#++
!munisasi adalah memberikan +aksin yang mengandung kuman yang sudah
dilemahkan, )aranya bisa diteteskan melalui mulut seperti imunisasi polio dan bisa juga
melalui injeksi. Eaksin yang masuk dalam tubuh bayi itu akan merangsang tubuh
memproduksi antibodi. Antibodi itu akan melawan bibit penyakit yang masuk dalam tubuh.
!munisasi merupakan salah satu usaha memberikan kekebalan bayi dan anak dengan
)ara +aksin kedalam tubuh. Tujuan imunisasi sendiri adalah agar tubuh terlindung dari
beberapa penyakit berbahaya. Dikapun bayi dan anak sakit, dapat menghindarkan dari
perkembangan penyakit yang menyebabkan )a)at atau meninggal dunia. !munisasi adalah
pemberian +aksin untuk men)egah terjadinya penyakit tertentu.
Eaksin adalah suatu obat yang diberikan untuk membantu men)egah suatu penyakit.
Eaksin membantu tubuh untuk menghasilkan antibodi. Antibodi ini berfungsi melindungi
terhadap penyakit.Eaksin tidak hanya menjaga agar anak tetap sehat, tetapi juga membantu
membasmi penyakit yang serius yang timbul pada masa kanak-kanak.Eaksin se)ara umum
)ukup aman. euntungan perlindungan yang diberikan +aksin jauh lebih besar daripada efek
samping yang mungkin timbul. 3engan adanya +aksin maka banyak penyakit masa kanak-
kanak yang serius, yang sekarang ini sudah jarang ditemukan
K!a+*+"a+ I./#+a+
ada dasarnya ada $ >dua? jenis imunisasi @
A. !munisasi asif >passi+e immuniFation?
!munisasi pasif ini adalah “!mmunoglobulin( jenis imunisasi ini dapat men)egah
penyakit )ampak >measles padaanak-anak?.
8
-
8/17/2019 Semester Vi Modul 19 Tumbuh Kembang, Geriatri Dan Degeneratif Skenario 6 Pin Nasional 2016 - Makalah
9/24
6. !munisasi Aktif >a)ti+e immuniFation?
!munisasi yang diberikan pada anak adalah @
• 6C1, untuk men)egah penyakit
• T6C
• 3T, untuk men)egah penyakit-penyakit diptheri, pertusis dantetanus
• olio, untuk men)egah penyakit poliomilitis
• Campak, untuk men)egah penyakit )ampak >measles?
• 7epatitis 6, untuk men)egah penyakit hepatitis 6
erbedaan yang penting antara jenis imunisasi aktif dan imunisasi pasif ialah @
a? 8ntuk memperoleh kekebalan yang )ukup, jumlah Fat anti dalam tubuh harus
meningkat. ada imunisasi aktif diperlukan waktu yang agak lebih lama untuk
membuat Fat anti itu dibandingkan dengan imunisasi pasif. b? ekebalan yang terdapat pada imunisasi aktif bertahan lama >bertahun-tahun?,
sedangkan pada imunisasi pasif hanya berlangsung untuk & $ bulan.
!munisasi aktif @ tubuh anak sendiri membuat Fat anti yang akan bertahan
selama bertahun tahun.
!munisasi pasif@ tubuh anak tidak membuat sendiri Fat anti. Si anak
mendapatnya dari luar tubuh dengan )ara penyuntikan bahanBserum yang telah
mengandung Fat anti.
ekebalan yang diperoleh dengan imunisasi pasif tidak berlangsung lama.
adang kadang imunisasi aktif dan pasif diberikan dalam waktu yang bersamaan, misalnya
pada penyakit tetanus. 6ila seorang anak terluka dan diduga akan terinfeksi kuman tetanus,
maka ia memerlukan pertolongan sementara yang harus )epat dilakukan. Saat itu belum
pernah mendapat imunisasi tetanus, karena itu ia diberi imunisasi pasif dengan penyuntikan
serum anti tetanus. 8ntuk memperoleh kekebalan yang langgeng, saat itu juga sebaiknya
mulai diberikan imunisasi aktif berupa penyuntikan toksoid tetanus. ekebalan pasif yang
diperoleh dengan penyuntikan serum anti tetanus hanya berlangsung selama & $ bulan.
Se)ara alamiah imunisasi aktif mungkin terjadi, sehingga tanpa disadari sebenarnya tubuh si
anak telah menjadi kebal. eadaan demikian pada umumnya hanya terjadi pada penyakit
yang tergolong ringan, tetapi jarang sekali pada penyakit yang berat. /isalnya penyakit tifus,
9
-
8/17/2019 Semester Vi Modul 19 Tumbuh Kembang, Geriatri Dan Degeneratif Skenario 6 Pin Nasional 2016 - Makalah
10/24
yang pada anak tidakt ergolong penyakit berat. Tanpa disadari seorang anak dapat menjadi
kebal terhadap penyakit tifus se)ara alamiah. /ungkin ia telah mendapat kuman tifus
tersebut dalam jumlah yang sangat sedikit, misalnya dari makanan yang kurang bersih, jajan
dan sebagainya. Akan tetapi kekebalan yang diperoleh se)ara alamiah ini sukar diramalkan,
karena seandainya jumlah kuman tifus yang masuk dalam tubuh itu )ukup banyak, maka
penting pula untuk diperhatikan bahwa jaminan imunisasi terhadap tertundanya anjak dari
suatu penyakit, tidaklah mutlak &%%G. 3engan demikian mungkin saja anak anda terjangkit
difteria, meskipun ia telah mendapat imunisasi difteria. Akan tetapi penyakit difteria yang
diderita oleh anak anda yang telah mendapat imunisasi akan berlangsung sangat ringan dan ti
dak membahayakan jiwanya. Namun demikian tetap dianjurkan@ “/eskipun bayi atau anak
anda telah mendapat imunisasi, hindarkanlah ia dari hubungan dengan anak lain yang
sedang sakit(.
0#+ – 0#+ I./#+a+
A. T6C
8ntuk men)egah timbulnya tuberkolosis >T6C? dapat dilakukan imunisasi 6C1.
!munisasi 6C1 adalah singkatan dari Basillus Calmatto Guenin. Nama ini diambil
dari nama penemu kuman yaitu a!.2tt23a# G/#+# yang digunakan tersebut sejak
tahun &=$% dibiakkan sampai $5% kali selama &5 tahun. 3i negara yang telah maju,
imunisasi 6C1 diberikan kepada mereka yang mempunyai resiko kontak dengan
penderita T6C dan uji tuberkulinya masih negati+e, misalnya dokter, mahasiswa
kedokteran,dan perawat. 8ji tuber)ulin adalah suatu tes >uji? untuk mengetahui
apakah seseorang telah memiliki Fat anti terhadap penyakit T6C atau belum. 3i
!ndonesia pemberian imunisasi 6C1 tidak hanya terbatas pada mereka yang memiliki
resiko tinggi mengingat tingginya kemungkinan infeksi kuman T6C. !munisasi 6C1
diberikan pada semua bayi baru lahir sampai usia kurang dari dua bulan.
10
-
8/17/2019 Semester Vi Modul 19 Tumbuh Kembang, Geriatri Dan Degeneratif Skenario 6 Pin Nasional 2016 - Makalah
11/24
enyuntikan biasanya dilakukan dibagian atas lengan kanan >region deltoid?
dengan dosis %,%; ml reaksi yang mungkin timbuls etelah penyuntikan adalah @
emerah-merahan disekitar suntikan, dapat timbul luka yang lama sembuh di
daerah suntikan,dan terjadi pembengkakan di kelenjar sekitar daerah suntikan
>biasanya di daerah ketiak?. 6ila terjadi hal tersebut di atas yang penting
adalah menjaga kebersihan terutama daerah sekitar luka dan segera bawa ke
dokter.
6. 3T >3ifteri, ertusis dan Tetanus?
enderita difteri, pertusis, dan tetanus ini bila tidak segera mendapat pertolongan yang
memadai maka bisa berakibat fatal. !munisasi 3T dimaksudkan untuk men)egah
ketiga penyakit tersebut diatas. !munisasi dasar diberikan tiga kali, pertama kali
bersama dengan 6C1 dan polio, kemudian berturut turut dua kali dengan jarak
masing-masing 9 minggu >& bulan?. !munisasi ulangan dapat dilakukan & tahun
setelah imunisasi ketiga dan pada saat usia masuk sekolah dasar >;-'tahun?. !munisasi
selanjutnya dianjurkan tiap lima tahun dengan imunisasi 3T >tanpa pertusis?.C. oliomyelitis
enderita poliomyelitis apabila terhindar dari kematian banyak yang menderita
ke)a)atan sehinggaimunisasi sebagai usaha pen)egahan sangat dianjurkan. !munisasi
polio di !ndonesia dilakukan dengan )ara meneteskan +aksin sabin sebanyak $ tetes
dimulut. ertama kali diberikan bersama 6C1 dan 3T pertama pada usia dua bulan.
emudian diulang dengan jarak 9 minggu sebanyak 9 kali. !munisasi ulangan
dilakukan satu tahun, setelah imunisasi dasar ke-9 dan saat masuk S3 >'-: tahun?.
!munisasi tambahan dapat diberikan apabila ada resiko kontak dengan +irus ganas.
3. 7epatitis 6
en)egahan dapat dilakukan dengan )ara +aksin hepatitis 6 yang dipakai untuk
program pemerintah di !ndonesia adalah +aksin buatan orean 1reen Cross yang
dibuat dari plasma darah penderita hepatitis 6. Adapula +aksin yang dibuat se)ara
sintetis. Eaksin ini dibuat dari selragi, misalnya 7-6Eak !! yang dikembangkan oleh
11
-
8/17/2019 Semester Vi Modul 19 Tumbuh Kembang, Geriatri Dan Degeneratif Skenario 6 Pin Nasional 2016 - Makalah
12/24
/S3 >/er)k Sharp dan 3ohme?. Adapun )ara pemakaian +aksindari oerean 1reen
Cross? sebagai berikut @
!munisasi dasar dilakukan tiga kali. 3ua kali pertama untuk merangsang tubuh
menghasilkan Fat anti dan yang ketiga untuk meningkatkan jumlah Fat anti
yang sudah ada.
Dadwal imunisasi yang dianjurkan adalah untuk bayi baru lahir >% && bulan?
dengan satu kali suntikan dosis %,; ml satu bulan kemudian mendapat satu kali
lagi. Setelah itu, imunisasi ketiga diberikan pada saat bayi berusia ' bulan,
mengenai waktu pemberian suntikan yang ketiga ada beberapa pendapat.
8ntuk pelaksanaan program diberikan & bulan setelah suntikan kedua. 7al ini
semata mata untuk kemudahan dalam pelaksanaan, tetapi kekebalan yang
didapat tidaklah berbeda. !munisasi hepatitis 6 ulangan dilakuka nsetiap ;
tahun sekali.
0. Campak
en)egahan penyakit )ampak dapat dilakukan melalui imunisasi. !munisasi )ampak
dilakukan ketika bayi berumur sekitar = bulan. !munisasi )ampak hanya dilakukan
satu kali dan kekebalannya bisa berlangsung seumur hidup. !munisasi )ampak
bisa diberikan sendiri atau bersama dalam imunisasi //.
ara P.4r+a#
A 6C1 >6a)illus Calmatte 1uerin?
• 3osis pemberian & kali pada usia %-& bulan.• Setelah penyuntikan imunisasi ini, akan timbul benjolan putih pada lengan
bekas suntikan yang akan membentuk luka serta reaksi panas. Dangan
dipe)ahkan.
6. 3T H 7b >ombo?
• 3osis pemberian 5 kali pada usia $-&& bulan.
12
-
8/17/2019 Semester Vi Modul 19 Tumbuh Kembang, Geriatri Dan Degeneratif Skenario 6 Pin Nasional 2016 - Makalah
13/24
• Anak akan mengalami panas dan nyeri pada tempat yang di imunisasi. 6eri
obat penurun panas I tablet dan jangan membungkus bayi dengan selimut
tebal.
C. olio• 3osis pemberian 9 kali melalui tetes mulut >$ tetes? pada usia %-&& bulan.
• Setelah imunisasi, tidak ada efek samping. Dika anak menderita kelumpuhan
setelah imunisasi polio, kemungkinan sebelum di +aksin sudah terkena
+irus polio.
3. Campak
• 3osis pemberian & kali pada usia = bulan
• Setelah & minggu imunisasi, terkadang bayi akan panas dan mun)ul
kemerahan. Cukup beri Itablet penurun panas.
E*" Sa.5+#$ 3a# P#ata"!aa#aa#
A. 6C1
embengkakan kelenjar regional menjadi pe)ahJ ulkus, luka dibiarkan >tidak perlu
diinsisi ataupun kompres?.
6. 3T
0fek samping dan penatalaksanaan imunisasi 3T adalah sebagai berikut@
• 3emam ringan berikan kompres dan anti piretik.
• asa sakit di daerah suntikan >&-$? hari kapan perlu berikan analgetik.
• Darang demam tinggi atau kejang.
• enanganan kejang positif, berikan anti )on+ulsan.
C. olio
0fek samping imunisasi polio adalah sebagai berikut @
• Sangat jarangJ bila terjadi kelumpuhan ekstremitas segera konsul.
• 3iare.
• 3ehidrasi >tergantung derajat diare, biasanya hanya diareringan?.
3. 7epatitis 6
Tidak ada efek sampingnya.0. Campak
0fek samping dan penatalaksanaan imunisasi )ampak adalah sebagai berikut @
• 3emam ringan berikan kompres dan obat antipiretik.
• Nampak sedikit ber)ak merah pada pipi dan bawah telinga pada hari :-<
setelah penyuntikan tidak berbahaya lakukan obser+asi.
13
-
8/17/2019 Semester Vi Modul 19 Tumbuh Kembang, Geriatri Dan Degeneratif Skenario 6 Pin Nasional 2016 - Makalah
14/24
0a3a! P.4r+a# I./#+a+
FARMAKOKINETIKA OBAT PEDIATRI
enggunaan obat pada bayi harus dipertimbangkan se)ara khusus karena adanya
perbedaan laju perkembangan organ, sistem dalam tubuh maupun enFim yang bertanggung
jawab terhadap metabolisme dan ekskresi obat. "leh karena itu, dalam pengobatan, bayi dan
anak tidak dapat diperlakukan sebagai orang dewasa berukuran ke)il. 3osis, bentuk sediaan
maupun rute pemberiannya harus diperhatikan, agar ter)apai hasil terapi yang optimum.
roses fisiologis yang mempengaruhi +ariabel farmakokinetika pada bayi berubah se)ara
bermakna pada tahun pertama kehidupan, khususnya selama beberapa bulan pertama. "leh
sebab itu, harus diberikan perhatian khusus pada farmakokinetika obat pada usia tersebut.
A. Absorpsi
4aktor yang mempengaruhi absorpsi obat meliputi @
Aliran 3arah pada Tempat emberian "bat
Absorpsi setelah suntikan intramuskuler atau sub kutan pada bayi baru lahir
seperti pada orang dewasa sangat tergantung pada ke)epatan aliran darah ke
daerah otot atau daerah sub kutan tempat suntikan.
6ayi preterm yang sakit, memerlukan suntikan intramuskuler namun pada bayi
massa otot yang dimiliki sangat sedikit. ondisi ini diperumit dengan adanya
14
-
8/17/2019 Semester Vi Modul 19 Tumbuh Kembang, Geriatri Dan Degeneratif Skenario 6 Pin Nasional 2016 - Makalah
15/24
pengurangan perfusi perifer sehingga menyebabkan absorpsi berjalan lambat
karena obat tetap tinggal di otot. Apabila perfusi meningkat se)ara tiba-tiba,
akan menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah obat yang memasuki
sirkulasi sehingga terjadi konsentrasi obat yang tinggi dan menimbulkan
ketoksikan.
4ungsi Saluran Cerna
erubahan biokimia dan fisiologis yang bermakna terjadi pada saluran )erna
neonatus tidak lama setelah bayi lahir. ada bayi full-term, sekresi asam
lambung terjadi tidak lama setelah kelahiran dan meningkat perlahan setelah
beberapa jam. ada bayi pre-term, sekresi asam lambung terjadi lebih lambat
dengan konsentrasi tertinggi terjadi pada usia 9 hari. "leh karenanya, obat
yang dinonaktifkan oleh sekresi asam lambung sebaiknya tidak diberikan
se)ara oral.
Kaktu pengosongan lambung diperpanjang >sampai ' atau < jam? pada kurang
lebih hari pertama kehidupan. "leh karena itu, obat dapat diabsorpsi dengan
lebih sempurna di dalam lambung terutama untuk obat yang diabsorpsi di
dalam lambung. Sedangkan untuk obat yang diabsorpsi di dalam usus, efek
terapeutiknya tertunda. eristaltis pada bayi baru lahir berjalan lambat
sehingga jumlah obat yang diabsorbsi lebih banyak sehingga dapat
menimbulkan toksisitas.
Akti+itas enFim saluran )erna )enderung lebih rendah pada bayi baru lahir
daripada orang dewasa. 6ayi baru lahir memiliki konsentrasi asam empedu
dan lipase yang rendah yang dapat menurunkan absorpsi obat yang larut lipid.
15
-
8/17/2019 Semester Vi Modul 19 Tumbuh Kembang, Geriatri Dan Degeneratif Skenario 6 Pin Nasional 2016 - Makalah
16/24
6. 3istribusi "bat
roses distribusi obat dalam tubuh sangat dipengaruhi oleh @
omposisi Tubuh
Neonatus memiliki presentase air sebesar :%G-:;G sedangkan pada orang
dewasa ;%G-'%G.resentase air pada neonatus full-term :%G dari berat
badannya dan pada neonatus pre-term
-
8/17/2019 Semester Vi Modul 19 Tumbuh Kembang, Geriatri Dan Degeneratif Skenario 6 Pin Nasional 2016 - Makalah
17/24
eadaan ini menguntungkan, misalnya pada pengobatan meningitis dengan
antibiotika.
C. /etabolisme "bat
Akti+itas metabolisme obat pada neonatus lebih rendah daripada orang dewasa. 7al
ini menyebabkan laju klirens obat lambat dan waktu paruh eliminasi obat panjang.
Suatu obat mungkin saja dieliminasi dalam beberapa hari pada dewasa tetapi
memerlukan beberapa minggu untuk dieliminasi pada neonatus. Adanya hal-hal
sema)am ini menyebabkan perubahan dosis obat pada bayi dan anak.
ada neonatus dimana si ibu menerima obat yang dapat menginduksi maturitas se)ara
dini pada enFim hepatis janin, maka kemampuan neonatus untuk memetabolisme obat
tertentu akan lebih besar daripada neonatus dimana si ibu tidak menerima obat serupa.
3. 0ksresi "bat
0liminasi ginjal merupakan rute utama pada obat-obat antimikrobial. 0liminasi ginjal
sangat bergantung pada 1lomerolus 4iltration ate >14? dan sekresi tubular. edua
fungsi ini belum berkembang se)ara sempurna pada neonatus dan akan menjadi
sempurna pada usia $ tahun. 14 pada neonatus sekitar 5%G 14 dewasa. "leh
karena itu, pada bayi, obat dan metabolit aktif yang diekskresi lewat urin )enderung
terakumulasi. Akibatnya, obat-obat yang diekskresi dengan filtrasi glomerulus >seperti
digoksin dan gentamisin? dan obat-obat yang sangat terpengaruh sekresi tubuler
>misalnya penisilin? paling lambat diekskresi pada bayi baru lahir.
enal 6lood 4low >64? atau aliran darah ginjal akan mempengaruhi laju eliminasi
obat oleh ginjal. lirens suatu obat akan meningkat se)ara bermakna pada awal masa
kanak setelah usia & tahun. 7al ini terutama dikarenakan relatif meningkatnya
17
-
8/17/2019 Semester Vi Modul 19 Tumbuh Kembang, Geriatri Dan Degeneratif Skenario 6 Pin Nasional 2016 - Makalah
18/24
eliminasi renal dan hepatik suatu obat pada anak dibanding dewasa. arenanya, dosis
obat yang akan diberikan pada bayi dan anak harus disesuaikan.
FARMAKOKINETIKA OBAT GERIATRI
asien 1eriatri adalah penderita dengan usia '% tahun keatas, memiliki karakteristik
khusus antara lain menderita beberapa penyakit akibat ganguan fungsi jasmani dan rohani,
dan sering disertai masalah psikososial.
3alam pemberian obat pada pasien geriatri) perlu dipertimbangkan beberapa hal
antara lain adalah pengaturan dosisnya karena pada usis lanjut, seorang pasien lebih mudah
mengalami reaksi efek samping dan interaksi obat yang merugikan. Serta pada usia lanjut,
rentan terserang penyakit sehingga pemberian obat sering polifarmasi. olifarmasi berarti
pemakaian banyak obat sekaligus pada seorang pasien, lebih dari yang dibutuhkan se)ara
logis-rasional dihubungkan dengan diagnosis yang diperkirakan.
ada sistem pen)ernaan para lansia, terjadi perubahan pada peningkatan p7 lambung.
menurunnya aliran darah ke usus akibat penurunan )urah jantung dan perubahan waktu
pengosongan lambung dan gerak saluran )erna.
3istribusi obat berhubungan dengan komposisi tubuh, ikatan protein-plasma, dan
aliran darah organ. Semua itu akan mengalami perubahan denganbertambahnya usia,
sehingga dosis antara pasien geriatri dan pasien yang lebih muda akan berbeda. ada geriatri,
komposisi air dalam tubuh akan berkurang sehingga menyebabkan penurunan +olum
distribusi obat yang larut air. sehingga konsentrasi dalam plasma meningkat, )ontoh @
digoksin. namun pada usia lansia, terjadi peningkatan total lemak dalam tubuh, sehingga
meningkatkan Ed obat yang larut dalam lemak namun konsntrasi obat dalam plasma
menurun. pada geriatri, jumlah albumin plasma berkurang sehingga mengakibatkan jumlah
18
-
8/17/2019 Semester Vi Modul 19 Tumbuh Kembang, Geriatri Dan Degeneratif Skenario 6 Pin Nasional 2016 - Makalah
19/24
obat yang diikat olih albumin menurun dan mengakibatkan obat tersebut berada dalam tubuh
dalam keadaan terikat.
1injal berpengaruh besar pada eliminasi beberapa obat. 8mumnya obat diekskresi
melalui filtrasi glomerolus yang sederhana dan ke)epatan ekskresinya berkaitan dengan
ke)epatan filtrasi glomerolus >oleh karena itu berhubungan juga dengan bersihan kreatinin?.
/isalnya digoksin dan antibiotik golongan aminoglikosida.
ada usia lanjut, fungsi ginjal berkurang, begitu juga dengan aliran darah ke ginjal
sehingga ke)epatan filtrasi glomerolus berkurang sekitar 5% G dibandingkan pada orang
muda.
F/#$+ G+#7a!
erubahan paling berarti pada geriatri ialah berkurangnya fungsi ginjal dan
menurunnya )reatinine )learan)e, walaupun tidak terdapat penyakit ginjal atau kadar
kreatininnya normal. 7al ini menyebabkan ekskresi obat sering berkurang, dengan akibat
perpanjangan atau intensitas kerjanya. "bat yang mempunyai waktu paruh panjang perlu
diberi dalam dosis lebih ke)il bila efek sampingnya berbahaya.
3alam setiap keadaan kita perlu memakai dosis lebih ke)il bila dijumpai penurunan fungsi
ginjal, khususnya bila memberi obat yang mempunyai batas keamanan yang sempit.
Alopurinol dan petidin, dua obat yang sering digunakan pada lansia memproduksi metabolit
aktif, sehingga kedua obat ini juga perlu diberi dalam dosis lebih ke)il pada lansia.
F/#$+ Hat+
enurunan fungsi hati tidak sepenting penurunan fungsi ginjal. 7al ini disebabkan karena hati
memiliki kapasitas yang lebih besar, sehingga penurunan fungsi hati tidak begitu
berpengaruh. ejenuhan metabolisme oleh hati bisa terjadi bila diperlukan bantuan hati untuk
metabolisme dengan obat-obat tertentu.
4irst-pass effe)t dan pengikatan obat oleh protein >protein-binding? berpengaruh penting
19
-
8/17/2019 Semester Vi Modul 19 Tumbuh Kembang, Geriatri Dan Degeneratif Skenario 6 Pin Nasional 2016 - Makalah
20/24
se)ara farmakokinetik. "bat yang diberikan oral diserap oleh usus dan sebagian terbesar akan
melalui Eena porta dan langsung masuk ke hati sebelum memasuki sirkulasi umum. 7ati
akan melakukan metabolisme obat yang disebut first-pass effe)t dan mekanisme ini dapat
mengurangi kadar plasma hingga 5%G atau lebih. adar yang kemudian ditemukan dalam
plasma merupakan bioa+ailability suatu produk yang dinyatakan dalam prosentase dari dosis
yang ditelan. "bat yang diberi se)ara intra-+ena tidak akan melalui hati dahulu tapi langsung
masuk dalam sirkulasi umum. rotein-binding juga dapat menimbulkan efek samping serius.
"bat yang diikat banyak oleh protein dapat digeser oleh obat lain yang berkompetisi untuk
ikatan dengan protein seperti aspirin, sehingga kadar aktif obat pertama meninggi sekali
dalam darah dan menimbulkan efek samping. Karfarin, misalnya, diikat oleh protein
>albumin? sebanyak ==G dan hanya &G merupakan bagian yang bebas dan aktif. roses
redistribusi menyebabkan &G ini dipertahankan selama obat bekerja. 6ila kemudian diberi
aspirin yang
-
8/17/2019 Semester Vi Modul 19 Tumbuh Kembang, Geriatri Dan Degeneratif Skenario 6 Pin Nasional 2016 - Makalah
21/24
BAB III
PENUTUP
K+.5/!a#
!munisasi adalah pemberian +aksin untuk men)egah terjadinya penyakit
tertentu.Eaksin adalah suatu obat yang diberikan untuk membantu men)egah suatu penyakit.
Eaksin membantu tubuh untuk menghasilkan antibodi. Antibodi ini berfungsi melindungi
terhadap penyakit.Eaksin tidak hanya menjaga agar anak tetap sehat, tetapi juga membantu
membasmipenyakit yang serius yang timbul pada masa kanak kanak.Eaksin se)ara umum
)ukup aman. euntungan perlindungan yang diberikan +aksin jauh lebih besar dari pada efek
samping yang mungkin timbul. 3engan adanya +aksin maka banyak penyakit masa kana
kanak yang serius, yang sekarang ini sudah jarang ditemukan. Dadi pada dasarnya reaksi
pertama tubuh anak untuk membentuk antibodi atau antitoksin terhadap antigen, tidaklah
terlalu kuat. Tubuh belum mempunyai “pengalaman( untuk mengatasinya. Tetapi pada reaksi
yang ke-$, ke-5 dan berikutnya, tubuh anak sudah pandai membuat Fat anti yang )ukup
tinggi.
3engan )ara reaksi antigen-antibody, tubuh anak dengan kekuatan Fat antinya dapat
menghan)urkan antigen atau kumanJ berarti bahwa anak telah menjadi kebal >imun? terhadap
penyakit tersebut. 3ari uraian ini, yang terpenting ialah bahwa dengan imunisasi, anak anda
terhindar dari an)aman penyakit yang ganas tanpa bantuan pengobatan.
enggunaan obat pada anak harus dipertimbangkan se)ara khusus karena adanya
perbedaan laju perkembanganBpematangan organ yang juga men)akup fungsi organ tubuh
dan sistem dalam tubuh. 4aktor farmakokinetika seperti absorpsi, distribusi, metabolisme dan
ekskresi obat.
!nterkasi farmakodinamik pada usia lanjut dapat menyebabkan respons reseptor obat
dan target organ berubah, sehingga sensiti+itas terhadap efek obat menjadi lain. !ni
21
-
8/17/2019 Semester Vi Modul 19 Tumbuh Kembang, Geriatri Dan Degeneratif Skenario 6 Pin Nasional 2016 - Makalah
22/24
menyebabkan kadang dosis harus disesuaikan dan sering harus dikurangi. /isalnya opiod
dan benFodiaFepin menimbulkan efek yang sangat nyata terhadap susunan saraf pusat.
6enFodiaFepin dalam dosis “normal( dapat menimbulkan rasa ngantuk dan tidur
berkepanjangan. Antihistamin sedatif seperti klorfeniramin >CT/? juga perlu diberi dalam
dosis lebih ke)il >tablet 9 mg memang terlalu besar? pada lansia.
22
-
8/17/2019 Semester Vi Modul 19 Tumbuh Kembang, Geriatri Dan Degeneratif Skenario 6 Pin Nasional 2016 - Makalah
23/24
DAFTAR PUSTAKA
• Darmojo-Boedi, Martono Hadi (editor). 2006. Buku Ajar Geriatri. Balai
ener!it "a#$lta% &edo#teran '. a#arta
• Darman%ja*, +an, ro. 1994. Jurnal Ilmiah : Polifarmasi pada Usia Lanjut .
Dia#%e% tanal 14 Maret 2009
• Manjoer, ri M, 2000, Kapita Selekta Kedokteran, 12, Media e%/$lai$%,
a#arta.
• ''& & & M' () H' 2016,
&M &H 2015.
• an$*, ..., $itno, H., Hadineoro, ..., et al. 2014. edoman
m$ni%a%i di ndone%ia di%i &elima. a#arta : Badan ener!it #atan Do#ter
na# ndone%ia
• !!a%, .&., i/*tman, .H., illai, . 2014. Basic Immunolog : !unctions
and "isorders of Immune Sstem# 4t* $dition. *iladelia : l%e;ier.
;aila!le rom :+++.%t$dent/on%$lt./om
• &at
-
8/17/2019 Semester Vi Modul 19 Tumbuh Kembang, Geriatri Dan Degeneratif Skenario 6 Pin Nasional 2016 - Makalah
24/24
NAMA – NAMA PEN8USUN
S13 @ =
0T8A @ ifa /aisaroh
S00TA!S @ Anita Sanubari 3aulay
AN11"TA @
• utri iFky 7umaira
• Nike u)hyate
• /uhammad Alwin ais
• /uhammad 4ahdlil
• /uhammad Alradhi Syaughi
• !rsyad *oga Albira
• artika ahmayanti
• *ulina 3ewi
• /ayang 8tari utri
• Nikmasari ambe