Seluruh instansi pemerintah baik yang ada di pusat maupun di daerah harus sudah menerapkan Standar...

4
Seluruh instansi pemerintah baik yang ada di pusat maupun di daerah harus sudah menerapkan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) berbasis akrual (accrual basis). “Setelah aturan SAP berbasis akrual ditandatangani maka pemerintah pusat dan daerah harus sudah menerapkan SAP per 1 Januari 2015,” kata Dirjen Keuangan Daerah, Yuswandi A. Temenggung, saat menjadi pembicara dalam acara Rakernas Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Tahun 2013, di Jakarta. Dasar hukum penerapan SAP berbasis akrual adalah PP No. 71/2010 tentang SAP, sebagai amanat dari UU No. 17/2003 tentang Keuangan Negara. UU No.17/2013 mengamanatkan instansi pemerintah baik dipusat maupun di daerah di minta untuk menerapkan SAP berbasis akrual. Sedangkan dalam PP No. 71/2010 disebutkan SAP berbasis akrual dilaksanakan empat tahun setelah tahun 2010, yang artinya dilaksanakan pada 2015. Penerapan accrual basis di daerah akan cukup kompleks. Bisa dibayangkan, saat ini terdapat 491 daerah provinsi dan kab/kota di seluruh Indonesia. Dengan segala keragaman yang ada, tentu akan lebih sulit penerapannya dibanding di pusat. Sementara itu, beberapa hal yang harus disiapkan terkait dengan penerapan SAP berbasis akrual di daerah, yakni ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) dan Struktur Organisasi Tata Kerja (SOTK) dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD). Ketika SAP berbasis akrual diterapkan secara penuh maka fungsi akuntansi dari masing-masing PPKD dan SKPD harus muncul – siapa mengerjakan apa.

Transcript of Seluruh instansi pemerintah baik yang ada di pusat maupun di daerah harus sudah menerapkan Standar...

Page 1: Seluruh instansi pemerintah baik yang ada di pusat maupun di daerah harus sudah menerapkan Standar Akuntansi Pemerintah.docx

Seluruh instansi pemerintah baik yang ada di pusat maupun di daerah harus sudah

menerapkan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) berbasis akrual (accrual basis). “Setelah

aturan SAP berbasis akrual ditandatangani maka pemerintah pusat dan daerah harus sudah

menerapkan SAP per 1 Januari 2015,” kata Dirjen Keuangan Daerah, Yuswandi A.

Temenggung, saat menjadi pembicara dalam acara Rakernas Akuntansi dan Pelaporan Keuangan

Pemerintah Tahun 2013, di Jakarta. Dasar hukum penerapan SAP berbasis akrual adalah PP No.

71/2010 tentang SAP, sebagai amanat dari UU No. 17/2003 tentang Keuangan Negara. UU

No.17/2013 mengamanatkan instansi pemerintah baik dipusat maupun di daerah di minta untuk

menerapkan SAP berbasis akrual. Sedangkan dalam PP No. 71/2010 disebutkan SAP berbasis

akrual dilaksanakan empat tahun setelah tahun 2010, yang artinya dilaksanakan pada 2015. 

Penerapan accrual basis di daerah akan cukup kompleks. Bisa dibayangkan, saat ini terdapat 491

daerah provinsi dan kab/kota di seluruh Indonesia. Dengan segala keragaman yang ada, tentu

akan lebih sulit penerapannya dibanding di pusat. Sementara itu, beberapa hal yang harus

disiapkan terkait dengan penerapan SAP berbasis akrual di daerah, yakni ketersediaan Sumber

Daya Manusia (SDM) dan Struktur Organisasi Tata Kerja (SOTK) dari Satuan Kerja Perangkat

Daerah (SKPD) dan Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD). Ketika SAP berbasis akrual

diterapkan secara penuh maka fungsi akuntansi dari masing-masing PPKD dan SKPD harus

muncul – siapa mengerjakan apa.

Kondisi yang perlu diperhatikan sebelum SAP berbasis akrual diterapkan pada 2015 adalah

terkait dengan LKPD 2012 yang diaudit BPK, dimana baru sekitar 16 provinsi dan 115 kab/kota

yang mendapatkan opini WTP, dengan sistem akuntansi yang diterapkan saat ini. Tentu patut

diantisipasi, jangan sampai tak satupun LKPD dari 539 daerah provinsi dan kab/kota di

Indonesia tidak memperoleh WTP setelah accrual basis diterapkan. Jelas, ini satu kemunduran

terkait dengan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah. Tentu kita memahami, setiap daerah

memiliki pemahaman yang sangat beragam terkait dengan sistem yang akan diterapkan.

Penggunaan sistem aplikasi juga harus digalakkan, termasuk di dalamnya ketika terdapat sistem

yang berbeda, bagaimana mengkonsolidasinya, sehingga bisa compatible antara satu sistem

dengan sistem lainnya. Sementara itu, bagi daerah yang terlambat menyampaikan LKPD 2012,

Kementerian Keuangan sudah mengingatkan bagi daerah yang terlambat menyampaikan LKPD

2012 dan LRA semester 1-2013 akan dilakukan penundaan transfer DAU. Ini gambaran kondisi

saat ini yang tentu harus dicermati dan ditangani sehingga penerapan SAP berbasis akrual

Page 2: Seluruh instansi pemerintah baik yang ada di pusat maupun di daerah harus sudah menerapkan Standar Akuntansi Pemerintah.docx

ditahun 2015 tidak akan menemui kendala. Terkait dengan kesiapan Kemendagri dalam konteks

penerapan SAP berbasis akrual, saat ini penyusunan pedoman penerapan SAP berbasis akrual

oleh Kemendagri sudah dalam tahap finalisasi, Diharapkan, akhir tahun 2013, pedoman tersebut

sudah bisa diterima pemda. Untuk keberhasilan penerapan SAP berbasis akrual, komunikasi

Kemendagri dengan Kemenkeu juga terus dilakukan. Demikian pula komunikasi dengan Komite

Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP) intensif dilakukan agar penerapan SAP berbasis akrual

di daerah bisa tepat waktu. Yang menjadi landasan bagi daerah untuk penerapan SAP berbasis

akrual di tingkat daerah yaitu Peraturan Kepala Daerah tentang kebijakan akuntansi dan sistem

akuntansi pemerintah daerah. Saat ini, Kemendagri terus melakukan upaya-upaya capacity

building baik di internal Kemendagri maupun di Pemda. Kita berharap tahun 2014 dapat

melakukan uji coba penerapan SAP berbasis akrual di beberapa daerah. Dengan adanya program

uji coba, kita bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mungkin muncul dari daerah. Kita juga

mendorong daerah lain untuk melakukan uji coba penerapan SAP berbasis akrual.

Tahun 2015, SAP berbasis akrual di seluruh daerah provinsi dan kab/kota akan

diselenggarakan. Dengan harapan, financial statistic di daerah sudah bisa compatible dengan

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP), yang pada gilirannya Indonesia punya satu

kesatuan pengelolaan keuangan negara. Untuk itu, kesiapan pemda perlu diperketat, kita

mencoba memfasilitasi dari aspek elembagaan (SOTK) bahwa core tatalaksana di dalam

penerapan SAP berbasis akrual adalah LO. Pendapatan dan belanja sudah harus diakui pada

waktu terjadinya transaksi, bukan waktu terjadinya arus kas masuk/keluar. Pekerjaaan ini tidak

terlalu sulit, hanya perlu komitmen dari para pemangku kepentingan. Dengan adanya SOTK

SKPD dan PPKD di setiap daerah,m SAP berbasis akrual diharapkan sudah masuk dalam sistem

tatalaksana. Keberadaan SDM baik dalam konteks akuntansi maupun teknologi informasi perlu

ditingkatkan. Demikian pula kompetensi personil perlu ditingkatkan. Dalam hal ini, para

pengambil keputusan di daerah (kepala daerah) seharusnya sudah sangat aware akan

komitmennya untuk menerapkan fully accrual basis pada tahun 2015. Teknisnya bisa dilakukan

oleh staf, tapi staf tentu perlu keteladanan dari pimpinan (kepala daerah). Sementara itu, terkait

dengan kelengkapan teknologi informasi, pemda bisa melakukan upgrading dari sistem yang

telah ada agar kecepatan bisa maksimal. Ini salah satu agenda Kemendagri untuk mewujudkan

penerapan SAP berbasis akrual pada tahun 2015.