Selayang Pandang Pg Untuk menentukan tinggi jatuh air (Hm) dan jatuh debit air dari air, maka untk...

11
SELAYANG PANDANG PG BONE 1. Nama perusahaan : PTP. NUSANTARA XIV ( PERSERO ) PABRIK GULA BONE - ARASOE 2. Jenis badan usaha : Badan Usaha Milik Negara ( BUMN ) 3. Alamat perusahaan : Arasoe, Kec. Cina - Kab. Bone, Sulawesi Selatan 4. No. telp : ( 0481 ) 2000253 5. No. fax : ( 0481 ) 2000269 6. Email : [email protected] 7. Status permodalan : Pemerintah 8. Bidang usaha/kegiatan : Industri Gula Putih 9. Dokumen Andal : SEL ( Study Evaluasi Lingkungan ) Revisi Dokumen Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan 10. Penanggung jawab : Ir. H. Luckman Hadi MM. 11. Ijin yang terkait Amdal: - Andal : Revisi Dokumen RKL-RPL ( belum selesai ) - Izin Pembuangan Air Limbah: No. 182/VIII-BLHD/2010 - Limbah B3 : No. 08 tahun 2012 ( dalam proses persetujuan ) LOKASI USAHA 1. Lokasi : Arasoe, Kec. Cina - Kab. Bone, Sulawesi Selatan 2. Alamat : Arasoe, Kec. Cina - Kab. Bone, Sulawesi Selatan 3. Telp. : ( 0481 ) 2000253 4. Luas lahan : 10.253,29 Ha Luas HGU= 7.777,13 Ha; Luas Kebun= 2.476,16 Ha DISKRIPSI KEGIATAN 1. Gambaran Umum PT. Perkebunan Nusantara XIV ( Persero ) merupakan Badan Usaha Milik Negara ( BUMN ), yang terletak di bidang subsektor Perkebunan dan Pengolahan hasil 1

description

Untuk menentukan tinggi jatuh air (Hm) dan jatuh debit air dari air, maka untk memperbesar tinggi jatuh air (H) dilakukan perubahan penjatuhan dan debit air dengan pomulasi, jika Q-nya besar dan H-nya besar, belaku pada dataran rendah dan jika sebaliknya maka akn berlaku di dataran tinggi.

Transcript of Selayang Pandang Pg Untuk menentukan tinggi jatuh air (Hm) dan jatuh debit air dari air, maka untk...

Page 1: Selayang Pandang Pg Untuk menentukan tinggi jatuh air (Hm) dan jatuh debit air dari air, maka untk memperbesar tinggi jatuh air (H) dilakukan perubahan penjatuhan dan debit air dengan

SELAYANG PANDANG PG BONE

1. Nama perusahaan : PTP. NUSANTARA XIV ( PERSERO ) PABRIK GULA BONE - ARASOE

2. Jenis badan usaha : Badan Usaha Milik Negara ( BUMN )3. Alamat perusahaan : Arasoe, Kec. Cina - Kab. Bone, Sulawesi Selatan4. No. telp : ( 0481 ) 20002535. No. fax : ( 0481 ) 20002696. Email : [email protected]. Status permodalan : Pemerintah8. Bidang usaha/kegiatan : Industri Gula Putih9. Dokumen Andal : SEL ( Study Evaluasi Lingkungan )

Revisi Dokumen Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan

10. Penanggung jawab : Ir. H. Luckman Hadi MM.11. Ijin yang terkait Amdal:

- Andal : Revisi Dokumen RKL-RPL ( belum selesai )- Izin Pembuangan Air Limbah: No. 182/VIII-BLHD/2010- Limbah B3 : No. 08 tahun 2012 ( dalam proses persetujuan )

LOKASI USAHA

1. Lokasi : Arasoe, Kec. Cina - Kab. Bone, Sulawesi Selatan2. Alamat : Arasoe, Kec. Cina - Kab. Bone, Sulawesi Selatan3. Telp. : ( 0481 ) 20002534. Luas lahan : 10.253,29 Ha

Luas HGU= 7.777,13 Ha; Luas Kebun= 2.476,16 Ha

DISKRIPSI KEGIATAN

1. Gambaran Umum

PT. Perkebunan Nusantara XIV ( Persero ) merupakan Badan Usaha Milik Negara ( BUMN ), yang terletak di bidang subsektor Perkebunan dan Pengolahan hasil perkebunan yang salah satu unit usahanya adalah Perkebunan Tebu dan Pabrik Gula Bone-Arasoe. Kegiatan usaha ini diharapkan turut berpartisipasi dalam penyediaan lapangan kerja, peningkatan pendapatan petani / tenaga kerja, peningkatan pemasukan pajak dan penghematan devisa negara.

2. Uraian Singkat KegiatanKegiatan perkebunan tebu PG. Bone-Arasoe yang telah, sedang dan akan dilaksanakan antara lain: 2.1. Tahap Penelitian dan Persiapan

a. Kegiatan penelitianb. Pembangunan pabrik dan Kebunc. Pembebasan lahan

2.2. Pembangunan Kebuna. Penyiapan bibit dan pengolahan tanahb. Penanaman ( pengadaan bibit, pembuatan kasuran )

1

Page 2: Selayang Pandang Pg Untuk menentukan tinggi jatuh air (Hm) dan jatuh debit air dari air, maka untk memperbesar tinggi jatuh air (H) dilakukan perubahan penjatuhan dan debit air dengan

c. Pemeliharaan ( pengairan, pemupukan, pembubunan, pengendalian hama dan penyiangan )

2.3. Tahapan produksi sampai pemasarana. Analisa pendahuluanb. Penebangan dan pengangkutanc. Proses pengolahan gulad. Pengolahan cemaran dan limbah

Dalam kegiatan penanaman, pengangkutan dan sebagainya dilakukan oleh pihak swasta, demikian pula pengairan ( jika dimungkinkan ), pemeliharaan ( penyiangan dan pemupukan ) serta pemanenan. Pengangkutan tebu ( bibit maupun hasil panen ) serta pupuk dan sebagainya, dilakukan oleh pabrik, swasta maupun masyarakat pada umumnya menggunakan traktor, garu dan truck.Keterbatasan pabrik gula disini, terutama untuk menghindari ketidakmampuan / keterbatasan pihak swasta dalam melakukan pekerjaan, maupun untuk menekan keterlambatan pelaksanaan pekerjaan.Hasil panen yang sudah diangkut ke pabrik, kemudian ditimbang dan selanjutnya dimasukkan ke pabrik penggilingan untuk diolah menjadi gula.

2

Page 3: Selayang Pandang Pg Untuk menentukan tinggi jatuh air (Hm) dan jatuh debit air dari air, maka untk memperbesar tinggi jatuh air (H) dilakukan perubahan penjatuhan dan debit air dengan

PROSES PEMBUATAN GULA

D i skripsi Proses.

a. Bahan Baku Tebu

Bahan baku tebu disuplay dari wilayah kerja Pabrik Gula Bone – Arasoe sendiri dan direncanakan sesuai RKAP 2012 dengan jumlah tebu = 162.573 Ton dg rendemen= 6,30%Tebu dari kebun tebu diangkut ke cane yard pabrik gula dengan menggunakan truck.

b. Tahapan Proses

Ada beberapa tahapan proses pembuatan gula sebagai berikut :1. Tahap Pemerahan nira tebu2. Tahap Pemurnian nira3. Tahap Penguapan air4. Tahap Pengkristalan5. Tahap Pemisahan kristal / penyelesaian.Tahap Pemerahan Nira

- Tebu yang berasal dari kebun dibawa ke PG. Bone-Arasoe, kemudian ditimbang untuk diketahui bobotnya. Setelah itu dibawa ke cane yard untuk menunggu giliran digiling yg dilakukan secara FIFO ( First In First Out ), tebu yang datang di awal maka akan digiling lebih dahulu.

- Kemudian tebu dari cane yard dimasukkan ke stasiun gilingan. Di stasiun gilingan ini batang tebu dipotong-potong dan dicacah pada unit cane cutter I / II dan hummer schredder, kemudian cacahan tebu tersebut diperah pada unit gilingan sehingga dihasilkan nira tebu dan ampas.Pada unit gilingan terdapat 5 ( lima ) unit gilingan, tebu akan mengalami pemerahan 2 ( dua ) kali tiap unit gilingan sehingga pada unit gilingan tebu akan diperah sebanyak 10 kali. Untuk mengoptimalkan pemerahan nira maka air imbibisi diberikan pada ampas tebu keluar dari gilingan 3 dan 4 dengan harapan gula yang terikut ampas sekecil mungkin.

- Penggerak yang digunakan untuk pemerahan tebu pada tiap-tiap peralatan gilingan adalah elektro motor.

- Nira hasil pemerahan tebu dari stasiun gilingan disebut dengan nira mentah. Selanjutnya dipompakan ke stasiun pemurnian, sedangkan ampas tebu digunakan sebagai bahan bakar pembuatan steam (uap baru ) di stasiun pembangkit tenaga uap ( boiler / ketel ).

- Sebelum nira mentah dipompakan maka pada nira tersebut diberi larutan asam phospat cair secara tetesan.

- Perlakuan lain untuk membantu kinerja gilingan adalah dengan melakukan sanitasi gilingan dengan menggunakan steam blazer, disinfektan.

- Potensi pencemaran limbah dari stasiun gilingan yaitu limbah minyak pelumas mesin, air pendingin mesin yang terkontaminasi rembesan minyak atau tumpahan nira.Untuk mengatasi sumber pencemaran ( limbah cair ) disini dilakukan In House keeping ( melokalisir cemaran ).

3

Page 4: Selayang Pandang Pg Untuk menentukan tinggi jatuh air (Hm) dan jatuh debit air dari air, maka untk memperbesar tinggi jatuh air (H) dilakukan perubahan penjatuhan dan debit air dengan

Tahap Pemurnian Nira

- Tujuan pemurnian nira adalah untuk memisahkan kotoran-kotoran ( organik dan anorganik ) yang terdapat dalam nira tebu dengan suatu proses khemis, fisis dan fisis khemis dengan menggunakan bahan pembantu proses kapur, belerang, asam phospat dan floculant.

- Nira mentah hasil pemerahan tebu di stasiun gilingan dipompakan ke timbangan nira mentah ( boulogne scale ), nira tersebut ditimbang untuk mengetahui berat nira mentah yang dihasilkan dari pemerahan sejumlah tebu yang digiling.

- Nira mentah yang telah di timbang kemudian dipompakan ke alat pemanas pendahuluan pertama ( primary juice heater / PP–I ), dipanaskan dengan uap bekas / uap nira sampai suhu nira ± 75 °C dengan maksud untuk mematikan mikroorganisme, menghilangkan protein , mempercepat reaksi kimia antara komponen-komponen yang terdapat dalam nira dengan bahan pembantu proses yang digunakan.

- Nira mentah setelah dipanasi kemudian dimasukkan ke dalam bejana defecator I dan II, didalam bejana ini ditambahkan larutan susu kapur dengan kekentalan 3 - 4 ° Baume, sehingga mencapai pH 8.6 – 9.0.Untuk mempercepat reaksi kimia dilakukan pengadukan dengan stirrer.

- Kemudian nira mentah terkapur ini dialirkan masuk ke dalam bejana sulfitasi nira mentah. Kelebihan kapur akan di netralisir dengan pemberian gas belerang ( gas SO2 ), sampai pH nira mentah tersulfitir mencapai pH 7,2.

- Reaksi yang terjadi pada kedua proses tersebut diatas sbb.3Ca2+ + PO4

3- Ca3(PO4 )2

Ca2+ + SO2 CaSO4

- Nira mentah tersulfitir kemudian dipompakan kedalam pemanas pendahuluan II ( secondary juice heater / PP- II ), untuk dipanaskan dengan uap bekas / uap nira sampai suhu mencapai ± 110 °C . Dimaksudkan untuk mempercepat reaksi / menyempurnakan reaksi, membunuh microorganisme dan untuk memudahkan pengeluaran udara yang terkandung dalam nira mentah tersebut.

- Setelah nira dipanaskan kemudian dialirkan ke dalam flash tank agar udara yang terkandung dalam nira mentah tersulfitir keluar.

- Nira dari flash tank mengalir masuk ke dalam snow balling yang sebelumnya diberi larutan floculant kemudian mengalir ke bejana pengendap ( dorr clarifier ). Pada alat ini akan terpisahkan antara nira jernih dan nira kotor berupa endapan ( slury ).

- Nira jernih dimasukkan ke dalam tangki penampung nira jernih (clear juice tank ). Dari clear juice tank di panaskan kembali ke PP.III ( pre evaporator ) untuk kemudian dipompakan ke evaporator. Sedangkan nira kotor dipompa ke alat penapis ( rotary vacuum filter ).

- Nira kotor diproses dalam rotary vacuum filter, dipisahkan antara nira dan kotorannya.

- Nira hasil pemisahan dari rotary vacuum filter disebut sebagai nira tapis, dipompakan ke tangki nira mentah setelah tertimbang untuk diolah kembali bersama-sama dengan nira mentah.

- Sedangkan kotorannya disebut blotong ( filter cake ) dimasukkan ke dalam bak truck dan dibuang ke lokasi pembuangan blotong / lahan tebu.

4

Page 5: Selayang Pandang Pg Untuk menentukan tinggi jatuh air (Hm) dan jatuh debit air dari air, maka untk memperbesar tinggi jatuh air (H) dilakukan perubahan penjatuhan dan debit air dengan

- Blotong ini dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan pupuk organik biokompos.

- Potensi pencemaran limbah di Stasiun Pemurnian ini adalah : Limbah cair bekas sekrapan pemanas nira. Limbah udara / gas SO2, sisa / kelebihan dari proses pembakaran

belerang ataupun bocoran–bocoran pipa gas SO2. Ceceran dari blotong ( limbah padat ).

Tahap Proses Penguapan

- Tujuan penguapan adalah untuk menghilangkan kandungan air yagn ada dalam nira jernih sampai dengan kekentalan tertentu

- Nira jernih hasil proses pemurnian nira masih banyak mengandung air ( ± 80 % ) maka untuk menghilangkannya dilakukan penguapan nira dalam evaporator.

- Terdapat 4 ( empat ) unit evaporator yang bekerja secara quadruple effect. dioperasikan secara seri dan satu unit tidak dioperasikan untuk dilakukan pembersihan / sekrap

- Dari proses pemanasan nira dihasilkan kondensat dan air yg menguap dari nira. Uap nira ini suhunya cukup tinggi ( ± 110 °C ) digunakan sebagai bahan pemanas pada badan ke II, selanjutnya uap nira badan II dipergunakan sebagai pemanas badan III dan uap nira badan III dipergunakan sabagai pemanas badan IV, uap nira dari badan IV ( terakhir ), masuk ke dalam kondensor

- Nira dari BP I mengalir ke BP II, III dan selanjutnya ke BP IV dan dihasilkan nira kental serta kondensat.Kondensat yang tidak mengandung gula digunakan sebagai air pengisi ketel untuk pembuatan steam di stasiun ketel / boiler sedangkan yang mengandung gula dipergunakan untuk air proses ( air imbibisi, air siraman puteran , air siraman rotary vacuum filter, pelarut kapur dsb ).

- Nira kental BP akhir masuk / dipompakan ke dalam bejana sulfitasi nira kental, kemudian dihembuskan gas SO2. Nira kental yang berwarna coklat tua di bleaching / dipucatkan dengan gas SO2 menjadi berwarna coklat muda, dengan pengaturan pH sampai dengan 5,4 – 5,6.

- Nira kental tersulfitir ini kemudian digunakan sebagai bahan baku proses kristalisasi di stasiun masakan / kristalisasi.

Tahap Pengkristalan

- Proses kristalisasi adalah proses penguapan air yang dimulai tepat sebelum kondisi dimana kristal mulai terbentuk dalam larutan dan dilanjutkan sampai konsentrasi maksimum sehingga larutan yang ada hanya menempati sisa-sisa ruang diantara kristal. Campuran kristal dan larutan induk semacam ini disebut Massecuite.Bahan dasar dari proses kristalisasi adalah nira kental dari Evaporator yang memiliki % brix 60 – 65.

- Mengingat peralatan yang ada, proses kristalisasi dilakukan dalam beberapa tahap sehingga diperoleh tetes dengan kadar gula serendah mungkin. Tahap / tingkat masak tergantung dari kemurnian bahan yang diolah

5

Page 6: Selayang Pandang Pg Untuk menentukan tinggi jatuh air (Hm) dan jatuh debit air dari air, maka untk memperbesar tinggi jatuh air (H) dilakukan perubahan penjatuhan dan debit air dengan

Skema masak di Pabrik Gula Bone-ArasoE adalah : A - C – D.- Tahapan–tahapan dalam proses kristalisasi adalah menarik hampa, menarik

larutan, membuat bibit, membesarkan kristal, memasak tua dan menurunkan masakan.

- Utk menghindari terjadi karamel, proses kristalisasi dilakukan pada kondisi vacuum ± 64 cmHg. Unit pembuat vacuum terdiri dari : kondensor, pompa vacuum dan air injeksi.Sebagai bahan pemanas digunakan uap nira / bekas

- Potensi pencemaran limbah cair di stasiun kristalisasi ini adalah : Air kondensor yang tercemari nira. Air bekas masak soda pada akhir giling.

Tahap Pemisahan Kristal dan Penyelesaian

1. Stasiun Puteran

- Bertujuan untuk memisahkan kristal dengan larutan / stroop. Proses pemisahan kristal dari stroop dilakukan dengan menggunakan alat puteran yang bekerja berdasarkan gaya sentrifugal.Ada dua jenis puteran yaitu : High Grade Fugal ( HGF ) dan Low Grade Fugal ( LGF )

- Puteran HGF bekerja secara diskontinu / kontinyu dan digunakan untuk memutar masakan dengan kemurnian ( HK ) tinggi, yaitu: gula SHS dan masakan A

- Puteran LGF bekerja secara kontinu dan digunakan untuk memutar masakan dengan kemurnian ( HK ) rendah, yaitu: masakan C, masakan D dan gula DI.

2. Stasiun Penyelesaian

- Secara umum proses ini terdiri-dari : pengeringan,pendinginan , penyaringan dan pengemasan gula produk.

- Pengeringan dilakukan dalam ruang terbuka yang dihembuskan udara kering panas bersuhu 80 ° - 90 ° C.

- Pendinginan dilakukan dengan menghembuskan udara kering kepada kristal, sehingga kristal menjadi dingin dengan suhu 30 - 35 °C.

- Mutu gula produk ditentukan oleh besar kristal. Maka sebelum ditimbang, gula terlebih dahulu disaring pada talang. Gula yang ukuran kristalnya memenuhi spesifikasi ditampung dalam sugar bin, kemudian ditimbang dan dikemas dalam zak seberat 50 kg.

( Blok diagram dapat dilihat pada gambar 1.1 )

6

Page 7: Selayang Pandang Pg Untuk menentukan tinggi jatuh air (Hm) dan jatuh debit air dari air, maka untk memperbesar tinggi jatuh air (H) dilakukan perubahan penjatuhan dan debit air dengan

Gambar.1.1

( Blok Diagram Proses Produksi )

7

Page 8: Selayang Pandang Pg Untuk menentukan tinggi jatuh air (Hm) dan jatuh debit air dari air, maka untk memperbesar tinggi jatuh air (H) dilakukan perubahan penjatuhan dan debit air dengan

8