SELASA, 3 AGUSTUS 2010 | MEDIA INDONESIA … · dan Gagah Sunu Sumantri-Deri (perseorangan)....

1
Pemilih Tangsel Gagas Kontrak Politik Mario Aristo Calon yang dipilih bukan malaikat, tetapi masyarakat Tangsel harus memilih pemimpin yang mendekati malaikat. K ONGRES pemilih Kota Tangerang Sela- tan (Tangsel), Banten, menggagas kontrak politik yang akan diajukan ke bakal calon wali kota. Kontrak politik itu berisi persoalan se- tempat selama ini, yang harus segera diselesaikan wali kota terpilih begitu dilantik. “Kita membuat cetak biru rekomendasi persoalan yang selama ini terjadi di Tangsel. Nantinya akan diserahkan ke bakal calon Wali Kota Tangsel sebagai kontrak politik,” ung- kap peneliti senior Lembaga Survei Indonesia (LSI) Burha- nuddin Muhtadi sebagai salah seorang inisiator di Jakarta, kemarin. Burhanuddin bersama ini- siator lainnya (lihat gras) telah mengadakan kongres pemilih di Pulau Situ Gintung, Tangsel, Sabtu (31/7). Mereka yang menamakan diri Jaringan Pemilih Tang- sel (JPTS) menyatukan tekad mencegah terjadinya praktik curang pada pemilihan umum (pemilu) kepala daerah (kada) Kota Tangsel yang berlangsung November 2010. “Komunikasi dengan RT (ru- kun tetangga) se-Tangsel akan dilakukan. Demikian juga debat antarkandidat yang digelar menjelang pelaksanaan pemilu kada,” papar Burhanuddin. JPTS menggebu-gebu karena saat ini pihaknya sudah mende- teksi kecurangan yang dilaku- kan salah satu pasangan bakal calon pemilu kada Tangsel. Pasangan tersebut, ujar Burha- nuddin, diduga memperalat pejabat Pemerintah Kota Tang- sel dengan membuat memo ke seluruh camat dan lurah agar mendukung pasangan mereka pada pemilu kada nanti. Burhanuddin mengatakan JPTS sepakat mengedepankan para mahasiswa mengawasi tahapan pemilu kada dengan mendirikan sedikitnya satu posko monitoring di tiap kelu- rahan. Inisiator lainnya, Komaruddin Hidayat, mengharapkan JPTS yang dimodali para anggotanya sendiri itu menjadi model yang bisa bermanfaat pada pemilu kada di daerah lain. “Kita ingin jadikan JPTS yang peduli kampungnya sendiri sebagai eksperimen. Demokrasi yang berbasis pada civil so- ciety yang kita kedepankan, benar-benar dari bawah ke atas, diharapkan mengurangi skep- tisisme masyarakat terhadap demokrasi,” tambahnya. JPTS, menurut Komarud- din, ingin menyadarkan dan mencerahkan masyarakat, yang tidak dilakukan parpol. Dari Kota Depok, Jawa Barat, dilaporkan, empat pasangan bakal calon wali kota dan wakil wali kota menjalani pemerik- saan kesehatan di luar Kota Depok, yakni di Rumah Sakit Umum Gatot Subroto, Jakarta, Minggu (1/8). Pemilu kada Kota Depok akan berlangsung 16 Oktober. Keempat pasangan bakal calon wali kota-wakil wali kota yakni pasangan Badrul Kamal-A Supriyanto, Nur Mahmudi Ismail-Idris, Yuyun Wira Saputra-Pradi Supriyatna, dan Gagah Sunu Sumantri-Deri (perseorangan). (KG/J-3) [email protected] Boy Rafli Amar Kabid Humas Polda Metrojaya MI/ROMMY MEMINDAHKAN ibu kota negara dari Jakarta bukan suatu solusi untuk memecah- kan masalah DKI dalam hal penanganan kemacetan, banjir, dan sampah. Pemprov DKI membutuhkan sebuah pola penanganan yang terintegrasi antara daerah penyangga dengan merealisasikan tata ruang terpadu kawasan megapolitan Jabodetabekpunjur. “Terlalu besar biaya yang dibutuhkan untuk membangun kantor, infrastruktur, fasilitas pemerintahan, jaringan air, listrik, dan tele- pon. Padahal anggaran untuk membangun transportasi untuk mengatasi kemacetan di ibu kota jauh lebih kecil jika dibandingkan biaya pindah ke Palangkaraya, Kalimantan Tengah,” kata anggota DPRD DKI, M Sanusi, di Gedung Dewan, kemarin. Ia menanggapi semakin derasnya wacana pemindahan ibu kota ke Palangkaraya di- dasarkan pada penilaian ketidakmampuan Jakarta menangani segala permasalahan yang dihadapi. “Pola pemerintahan di DKI masih relevan untuk diterapkan, mengingat masalah yang hingga kini tidak bisa teratasi bukan sepe- nuhnya berasal dari Jakarta, namun banyak problem berasal dari daerah penyangga,” ujar Sanusi. Menurut pengamat perkotaan dari Uni- versitas Indonesia (UI), Hendricus Andy Simarmata, konsep pemindahan ibu kota sebenarnya sudah sempat mengemuka pada saat pemerintahan Presiden Soekarno sekitar 1957. Namun dianggap sebagai wacana yang susah diterapkan sehingga konsep tersebut akhirnya menguap. Hendricus menilai ren- cana pemindahan ibu kota hanya merupakan langkah praktis untuk menyelesaikan masalah Jakarta. “Biaya pemindahan sama dengan pembangunan jaringan moda angkutan massal. Namun memang kelebihannya lebih mudah,” tandasnya. (Ssr/E-3) Konvoi tanpa Izin bakal Dibubarkan Megapolitan | 7 SELASA, 3 AGUSTUS 2010 | MEDIA INDONESIA Segera Wujudkan Konsep Megapolitan AKIBAT keributan massa di Rempoa, Tangerang Sela- tan, pihak kepolisian akan menertibkan konvoi kenda- raan bermotor di jalanan. Bila tidak ada izin, konvoi itu akan dibubarkan. “Tidak ada larangan untuk melakukan konvoi, tapi ha- rus memiliki izin. Jika tidak (ada izin), dapat kami bubar- kan,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Boy Rai Amar di Kantor Polda Metro Jaya, kemarin. Keributan Rempoa diduga, selain karena ada pencopotan bendera, disebabkan adanya konvoi kendaraan bermotor yang akhirnya membuat gesekan dengan warga. Boy menegaskan pihaknya tidak akan me- nindak konvoi asalkan konvoi tersebut tetap menjaga ketertiban lalu lintas. Terkait dengan keributan di Rempoa, pihak kepolisian saat ini sedang memproses hukum para perusak. “Tiga puluh orang jadi tersangka di antara 32 yang diamankan kemarin. Dua puluh tiga di antaranya akan ditahan dengan persangkaan bervariasi, yakni bawa senjata tajam dan melakukan peru- sakan. Selain itu, sebanyak 7 orang dikenai wajib lapor dan 2 orang dilepas,” jelasnya. Dua orang dilepas karena tidak terbukti membawa sen- jata tajam dan merusak. Pasal yang dikenakan kepada para tersangka adalah membawa senjata tajam dari UU Darurat, pasal perusakan dan pengeroyo- kan atau Pasal 170 KUHP dengan ancaman hukuman di atas lima tahun. “Mereka ditang- kap dari tiga lokasi, yakni Tanah Kusir, Arteri Pondok Indah, dan Kreo,” jelasnya. Inisial serta usia orang-orang yang ditahan di Polres Jakarta Selatan adalah RR, 25, WA, 45, UJ, 29, UB, 24, A alias M, 18, FA, 18, PA, 22, TB, 51, B, 17, SH, 31, AH, 31, EB, 34, S alias I, 20, TP alias G, 26, FF, 22, ARR, 18, S, 45, AR, 21, LZ, 21, I alias J, 31, WM, 19, IH, 28, dan MBS, 20. (FD/E-3) Beberapa Inisiator Jaringan Pemilih Tangsel Komaruddin Hidayat (Rektor UIN Syarif Hidayatullah) Azyumardi Azra (mantan rektor UIN Syarif Hidayatullah) Saiful Mujani (mantan Direktur Eksekutif LSI) Rizal Sukma (Direktur CSIS) Ikhsan Mojo (Direktur Indef) Danang Widoyoko (Koordinator ICW) Ray Rangkuti (Direktur Lingkar Madani untuk Indonesia) "Siapapun yang terpilih nanti, fungsi kontrol JPTS akan dilakukan di kepemimpinan sang walikota tersebut." Sumber: Tim MI/FOTO:DOK MI/Teresia Aan Meliana/GRAFIS: TIYOK

Transcript of SELASA, 3 AGUSTUS 2010 | MEDIA INDONESIA … · dan Gagah Sunu Sumantri-Deri (perseorangan)....

Page 1: SELASA, 3 AGUSTUS 2010 | MEDIA INDONESIA … · dan Gagah Sunu Sumantri-Deri (perseorangan). (KG/J-3) mario@mediaindonesia.com Boy Rafli Amar ... (mantan Direktur Eksekutif LSI) Rizal

Pemilih Tangsel Gagas Kontrak Politik

Mario Aristo

Calon yang dipilih bukan malaikat, tetapi masyarakat Tangsel harus memilih pemimpin yang mendekati malaikat.

KONGRES pemilih Kota Tangerang Sela-tan (Tangsel), Banten, menggagas kontrak

politik yang akan diajukan ke bakal calon wali kota. Kontrak politik itu berisi persoalan se-tempat selama ini, yang harus segera diselesaikan wali kota terpilih begitu dilantik.

“Kita membuat cetak biru rekomendasi persoalan yang selama ini terjadi di Tangsel. Nantinya akan diserahkan ke

bakal calon Wali Kota Tangsel sebagai kontrak politik,” ung-kap peneliti senior Lembaga Survei Indonesia (LSI) Burha-nuddin Muhtadi sebagai salah seorang inisiator di Jakarta, kemarin.

Burhanuddin bersama ini-siator lainnya (lihat grafi s) telah mengadakan kongres pemilih di Pulau Situ Gintung, Tangsel, Sabtu (31/7).

Mereka yang menamakan diri Jaringan Pemilih Tang-sel (JPTS) menyatukan tekad mencegah terjadinya praktik curang pada pemilihan umum (pemilu) kepala daerah (kada) Kota Tangsel yang berlangsung November 2010.

“Komunikasi dengan RT (ru-kun tetangga) se-Tangsel akan dilakukan. Demikian juga debat antarkandidat yang digelar menjelang pelaksanaan pemilu kada,” papar Burhanuddin.

JPTS menggebu-gebu karena saat ini pihaknya sudah mende-

teksi kecurangan yang dilaku-kan salah satu pasangan bakal calon pemilu kada Tangsel. Pasangan tersebut, ujar Burha-nuddin, diduga memperalat pejabat Pemerintah Kota Tang-sel dengan membuat memo ke seluruh camat dan lurah agar mendukung pasangan mereka pada pemilu kada nanti.

Burhanuddin mengatakan JPTS sepakat mengedepankan para mahasiswa mengawasi tahapan pemilu kada dengan mendirikan sedikitnya satu posko monitoring di tiap kelu-rahan.

Inisiator lainnya, Komaruddin Hidayat, mengharapkan JPTS yang dimodali para anggotanya sendiri itu menjadi model yang bisa bermanfaat pada pemilu kada di daerah lain.

“Kita ingin jadikan JPTS yang peduli kampungnya sendiri sebagai eksperimen. Demokrasi yang berbasis pada civil so-ciety yang kita kedepankan,

benar-benar dari bawah ke atas, diharapkan mengurangi skep-tisisme masyarakat terhadap demokrasi,” tambahnya.

JPTS, menurut Komarud-din, ingin menyadarkan dan mencerahkan masyarakat, yang tidak dilakukan parpol.

Dari Kota Depok, Jawa Barat, dilaporkan, empat pasangan bakal calon wali kota dan wakil wali kota menjalani pemerik-saan kesehatan di luar Kota Depok, yakni di Rumah Sakit Umum Gatot Subroto, Jakarta, Minggu (1/8). Pemilu kada Kota Depok akan berlangsung 16 Oktober.

Keempat pasangan bakal calon wali kota-wakil wali kota yakni pasangan Badrul Kamal-A Supriyanto, Nur Mahmudi Ismail-Idris, Yuyun Wira Saputra-Pradi Supriyatna, dan Gagah Sunu Sumantri-Deri (perseorangan). (KG/J-3)

[email protected]

Boy Rafli AmarKabid Humas Polda Metrojaya

MI/ROMMY

MEMINDAHKAN ibu kota negara dari Jakarta bukan suatu solusi untuk memecah-kan masalah DKI dalam hal penanganan kemacetan, banjir, dan sampah. Pemprov DKI membutuhkan sebuah pola penanganan yang terintegrasi antara daerah penyangga dengan merealisasikan tata ruang terpadu kawasan megapolitan Jabodetabekpunjur.

“Terlalu besar biaya yang dibutuhkan untuk membangun kantor, infrastruktur, fasilitas pemerintahan, jaringan air, listrik, dan tele-pon. Padahal anggaran untuk membangun transportasi untuk mengatasi kemacetan di ibu kota jauh lebih kecil jika dibandingkan biaya pindah ke Palangkaraya, Kalimantan Tengah,” kata anggota DPRD DKI, M Sanusi, di Gedung Dewan, kemarin.

Ia menanggapi semakin derasnya wacana pemindahan ibu kota ke Palangkaraya di-dasarkan pada penilaian ketidakmampuan Jakarta menangani segala permasalahan yang

dihadapi.“Pola pemerintahan di DKI masih relevan

untuk diterapkan, mengingat masalah yang hingga kini tidak bisa teratasi bukan sepe-nuhnya berasal dari Jakarta, namun banyak problem berasal dari daerah penyangga,” ujar Sanusi.

Menurut pengamat perkotaan dari Uni-versitas Indonesia (UI), Hendricus Andy Simarmata, konsep pemindahan ibu kota sebenarnya sudah sempat mengemuka pada saat pemerintahan Presiden Soekarno sekitar 1957. Namun dianggap sebagai wacana yang susah diterapkan sehingga konsep tersebut akhirnya menguap. Hendricus menilai ren-cana pemindahan ibu kota hanya merupakan langkah praktis untuk menyelesaikan masalah Jakarta. “Biaya pemindahan sama dengan pembangunan jaringan moda angkutan massal. Namun memang kelebihannya lebih mudah,” tandasnya. (Ssr/E-3)

Konvoi tanpa Izinbakal Dibubarkan

Megapolitan | 7SELASA, 3 AGUSTUS 2010 | MEDIA INDONESIA

Segera Wujudkan Konsep Megapolitan

AKIBAT keributan massa di Rempoa, Tangerang Sela-tan, pihak kepolisian akan menertibkan konvoi kenda-raan bermotor di jalanan. Bila tidak ada izin, konvoi itu akan dibubarkan.

“Tidak ada larangan untuk melakukan konvoi, tapi ha-rus memiliki izin. Jika tidak (ada izin), dapat kami bubar-kan,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Boy Rafl i Amar di Kantor Polda Metro Jaya, kemarin.

Keributan Rempoa diduga, selain karena ada pencopotan bendera, disebabkan adanya konvoi kendaraan bermotor yang akhirnya membuat gesekan dengan warga.

Boy menegaskan pihaknya tidak akan me-nindak konvoi asalkan konvoi tersebut tetap menjaga ketertiban lalu lintas. Terkait dengan keributan di Rempoa, pihak kepolisian saat ini sedang memproses hukum para perusak.

“Tiga puluh orang jadi tersangka di antara 32

yang diamankan kemarin. Dua puluh tiga di antaranya akan ditahan dengan persangkaan bervariasi, yakni bawa senjata tajam dan melakukan peru-sakan. Selain itu, sebanyak 7 orang dikenai wajib lapor dan 2 orang dilepas,” jelasnya.

Dua orang dilepas karena tidak terbukti membawa sen-jata tajam dan merusak. Pasal yang dikenakan kepada para

tersangka adalah membawa senjata tajam dari UU Darurat, pasal perusakan dan pengeroyo-kan atau Pasal 170 KUHP dengan ancaman hukuman di atas lima tahun. “Mereka ditang-kap dari tiga lokasi, yakni Tanah Kusir, Arteri Pondok Indah, dan Kreo,” jelasnya.

Inisial serta usia orang-orang yang ditahan di Polres Jakarta Selatan adalah RR, 25, WA, 45, UJ, 29, UB, 24, A alias M, 18, FA, 18, PA, 22, TB, 51, B, 17, SH, 31, AH, 31, EB, 34, S alias I, 20, TP alias G, 26, FF, 22, ARR, 18, S, 45, AR, 21, LZ, 21, I alias J, 31, WM, 19, IH, 28, dan MBS, 20. (FD/E-3)

Beberapa Inisiator Jaringan Pemilih Tangsel

Komaruddin Hidayat (Rektor UIN Syarif Hidayatullah)

Azyumardi Azra (mantan rektor UIN Syarif Hidayatullah)

Saiful Mujani (mantan Direktur Eksekutif LSI)

Rizal Sukma (Direktur CSIS)

Ikhsan Mojo (Direktur Indef)

Danang Widoyoko (Koordinator ICW)

Ray Rangkuti (Direktur Lingkar Madani untuk Indonesia)

"Siapapun yang terpilih nanti, fungsi kontrol JPTS akan dilakukan di kepemimpinan sang walikota tersebut."

Sumber: Tim MI/FOTO:DOK MI/Teresia Aan Meliana/GRAFIS: TIYOK