SELASA, 28 SEPTEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA Fokus ... filepenguasa Mesir saat itu, Khe dive Tawfiq....
-
Upload
vuongxuyen -
Category
Documents
-
view
213 -
download
0
Transcript of SELASA, 28 SEPTEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA Fokus ... filepenguasa Mesir saat itu, Khe dive Tawfiq....
Menanti SUKSeSi di MeSiR
MEMBAKAR FOTO: Aktivis membakar foto Presiden Mesir Hosni Mubarak saat demonstrasi menentang pemerintah di Kairo, Selasa (21/9).
ADA kejadian langka di ibu kota Mesir, Kairo, Selasa pekan lalu. Sekitar 300 war
ga bentrok dengan polisi sehingga beberapa orang terluka. Bentrokan terjadi setelah warga berunjuk rasa menentang rencana pemberian jabatan tertinggi kepada anak Presiden Hosni Mubarak, Gamal Mubarak.
“Tolak sukses, tolak Mubarak, tolak Gamal, tolak Alaa,” teriak pengunjuk rasa merujuk dua putra Presiden Hosni Mubarak.
Protes itu dilakukan kelompok Pemuda 6 April, Kefaya, dan kelompok lainnya. Mereka sekaligus memperingati kematian Ahmed Orabi pada 1911. Orabi adalah perwira militer dan tokoh nasionalis Mesir yang memimpin revolusi melawan penguasa Mesir saat itu, Khedive Tawfiq.
“Kami mengikuti jejak Orabi yang menentang kekuasaan Khedive dan negara Barat. Kami tidak mau kekuasaan diwariskan begitu saja,” ungkap Mohamed Ehsan Abdel Kodous dari Persaudaraan Muslim atau Ikhwanul Muslimin, yang merupakan kelompok oposisi terbesar Mesir.
Hosni Mubarak, 82, memimpin Mesir sejak 1981. Presiden yang tidak pernah memiliki wakil itu belum memastikan apakah akan ikut kembali dalam pemilu 2011. Namun, rumor soal gangguan kesehatannya terus beredar dan muncul kabar dia akan menyerahkan jabatan kepada anaknya yang juga seorang politikus. Kedua tokoh keluarga Mubarak itu sudah samasama membantah rumor tersebut.
Meski jumlah pengunjuk rasa tergolong kecil bila dibandingkan dengan unjuk rasa di negara lain, protes semacam itu makin sering terjadi di Mesir menjelang pemilu parlemen pada November serta pemilu presiden tahun depan.
Wafaa Hanafy Sehab, pengacara dan aktivis politik yang ikut serta dalam unjuk rasa, mengatakan protes tersebut merupakan bagian pertama dari kampanye untuk mendorong warga Mesir memboikot pemilu. “Pemilu harus diboikot karena cuma merupakan tipuan,” ujarnya.
Meski demikian, sejumlah pengamat menilai kelompok oposisi Mesir belum memiliki kekuatan nyata. Oposisi masih harus menunjukkan bahwa mereka mampu menggerakkan massa di negara berpenduduk 78 juta jiwa itu. Sementara di sisi lain, penguasa Mesir memiliki pasukan pengamanan dalam jumlah besar. “Setidaknya unjuk rasa itu sudah mampu menarik perhatian internasional yang sebetulnya tidak diinginkan pemerintah,” ungkap seorang pengamat yang dilansir Associated Press.
Oposisi bergerakMasalah suksesi mengemuka
di Mesir setelah Hosni Mubarak dikabarkan mulai sakitsakitan. Mubarak menjalani ope r asi di Jerman pada Maret untuk mem
buang k a n
tung empedu serta
tumor jinak di lapis an usus ke
cilnya. Itu memunculkan spekulasi soal
berapa lama dia akan bertahan di kursi presiden.
Selain dari keluarga Mubarak, kelompok oposisi kini ikut meramaikan persiapan menjelang pemilu presiden. Dari oposisi, yang menonjol adalah Mohamed ElBaradei yang juga mantan ketua badan pe ngawas nuklir PBB serta pemenang Nobel Perdamaian pada 2005. Dia pulang ke Mesir dan memimpin gerakan oposisi yang disebut Koalisi Nasional Untuk Per ubahan.
Menurut ElBaradei, dia ingin menciptakan gerakan damai demi terlaksananya pemilu jujur dan adil. “Di Mesir bisa timbul gerakan rakyat apabila pihak yang berkuasa tidak merespons permintaan perubahan damai. Perubahan akan datang di Mesir, itu tidak bisa dihambat. Saya hanya ingin tidak ada bentrokan antara penguasa dan rakyat,” ujarnya.
Selain ElBaradei, muncul pula gerakan yang mendukung kepala intelijen Mesir, Omar Suleiman. Dipujipuji sebagai ‘calon alternatif yang nyata’, poster Suleiman sempat bermunculan di Kairo pada awal September. Tetapi, tidak berapa lama posterposter itu sudah dicopot. Suleiman merupakan orang dekat Mubarak dan agaknya poster itu dinilai telah mempermalukan pemerintah.
Namun, belum jelas apakah kelompok oposisi Mesir mampu tegak di depan pemerintah. Alasannya, kelompok itu terpecahpecah dan tidak memiliki kebulatan suara dalam masalah boikot pemilu parlemen yang akan berlangsung November dan Desember. Kubu ElBaradei mendukung boikot pemilu parlemen, sedangkan kubu lainnya yang dipimpin kelompok Persaudaraan Muslim ingin ikut pemilu. (Berbagai sumber/I5)
Masih belum jelas siapa pengganti Presiden Hosni Mubarak. Kelompok reformis mulai berani menampilkan calon alternatif.
Moch Anwar Surahman
HARAPAN sebagian rakyat Mesir kini berada pada pundak Mohamed ElBaradei. Pria berusia 68 tahun ini digadang gadang menjadi pengganti Presiden Mesir Hosni Mubarak yang telah berkuasa di negeri itu selama 29 tahun. Dukungan rakyat ‘Negeri Piramida’ terhadap mantan kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA) itu pun terus mengalir.
Lelaki kelahiran Kairo, 17 Juni 1942 ini merupakan satu dari segelintir warga Mesir yang punya nama di dunia internasional. Tidak mengherankan jika kepulangannya ke Mesir Februari lalu langsung disambut. Warga Mesir yang tengah frustrasi oleh belitan resesi ekonomi dan kebosanan terhadap rezim Mubarak seperti menemukan sosok panutan baru pada diri ElBaradei. Mereka mengeluelukan suami Aida ElKachef, seorang guru taman kanakkanak, dan ayah dari Laila, seorang pengacara di London, Inggris, itu, sebagai pahlawan.
Lulusan Fakultas Hukum Universitas Kairo ini tidak perlu waktu lama untuk membuat gebrakan setelah kepulangannya. ElBaradei langsung menemui kelompokkelompok politik penentang Mubarak. Ia juga menyerukan reformasi pemilu dan amendemen konstitusi agar memberi peluang bagi kandidat independen ikut serta dalam Pemilu 2011. Sosoknya yang bersih dari korupsi mempermulus langkah ElBaradei untuk meraup sokongan warga Mesir.
“Kelompokkelompok terdahulu tidak punya simbol. Kini kita punya simbol yang dapat menggalang dukungan pemudapemuda Mesir,” ujar Saad elKatatni, anggota parlemen dari Ikhwanul Muslimin, partai oposisi Mesir.
Pengikut akun Facebook dengan nama Mohamed Mustafa ElBaradei itu kini telah menembus angka 100 ribu. Begitu juga Koalisi Nasional untuk Perubahan yang digagasnya bersama tokohtokoh oposisi sekembali
nya ia ke Mesir Februari lalu mampu meraup dukungan lebih dari 1 juta orang.
Kendati demikian, keikutsertaan dalam Pemilihan Presiden 2011 masih tanda tanya. Ia bersikeras menuntut sejumlah syarat yang ketat untuk maju menjadi kandidat presiden.
“Saya tahu banyak yang meminta saya maju dalam pemilihan presiden Mesir nanti,” kata putra Ketua Asosiasi Pengacara Mesir itu. “Saya ingin menjelaskan sikap saya mengenai hal ini ditentukan beberapa isu dasar.”
Di antara syarat yang diajukannya adalah pengawasan yudisial, pengawasan dari PBB, dan liputan objektif dari media bagi semua kandidat. “Ini akan menunjukkan kepada dunia reformasi telah terjadi di Mesir,” sambungnya seperti dilansir Reuters.
Ia juga menyerukan boikot terhadap pemilu jika tuntutantuntutan tersebut tidak dipenuhi.
Para pengamat mengaku
ElBaradei, Harapan Baru Rakyat Mesir
AP
22 | SELASA, 28 SEPTEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA SELASA, 28 SEPTEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA | 23Fokus Internasional
pesimistis peraih Nobel Perdamaian itu bakal bisa berhadapan dengan Mubarak dalam Pemilu 2011 mengingat konstitusi Mesir telah menutup peluang bagi politisi oposisi untuk maju. Aturan itu juga yang membuat kandidat potensial lainnya, Amr Moussa selaku Sekretaris Jenderal Liga Arab, memutuskan mundur dari pencalonan.
Selain itu, mereka memperkirakan ElBaradei bakal menempuh jalan terjal untuk menyatukan faksifaksi oposisi Mesir yang datang dari beragam aliran. ElBaradei yang sekuler, misalnya, bakal sulit menyatukan visi dengan Ikhwanul Muslimin, partai oposisi yang punya kursi terbesar di parlemen, yakni 88 dari 518 kursi.
“Masalah Mesir bukan hanya partai berkuasa, melainkan juga oposisinya dan ketidakmampuan mereka mencapai kesepakatan pada suatu persoalan,” ujar Osama Harb, Ketua Partai Liberal, salah satu partai oposisi. (Hde/berbagai sumber/I5)
* estimasi 2009 GRAFIS: FREDY
Profil Mesir