Sel epitel pada permukaan pipi bagian dalam
-
Upload
awe-wardani -
Category
Documents
-
view
7.470 -
download
16
Transcript of Sel epitel pada permukaan pipi bagian dalam
A. SEL EPITEL PADA PERMUKAAN PIPI BAGIAN DALAM
Sel adalah unit struktural dan fungsional dari setiap organisme. Teori tentang sel yang
pertama kali dikemukakan pada abad ke-19 menyatakan bahwa semua organisme tersusun
atas satu atau lebih sel. Setiap sel berasal dari sebuah sel lainnya. Seluruh fungsi vital bagi
organisme terjadi di dalam sel dan sel-sel tersebut mengandung informasi genetik yang
dibutuhkan untuk mengatur fungsi sel dan memindahkan informasi kepada sel-sel generasi
berikutnya.
Salah satu cara untuk mengklasifikasikan sel adalah dengan mengamati apakah
mereka hidup menyendiri atau berkelompok. Organisme-organisme beragam dari yang
hanya memiliki satu sel (disebut sebagai organisme uniseluler) yang berfungsi dan
mempertahankan diri kurang lebih secara independen, atau membentuk koloni-koloni dan
hidup bersama, sampai pada sel-sel multiseluler di mana sel-sel tersebut memiliki spesialisasi
masing-masing dan biasanya tidak mampu bertahan hidup jika saling dipisahkan. 220 jenis
sel dan jaringan membentuk tubuh manusia.
Sel juga dapat diklasifikasikan menurut struktur dalamnya :
1. Sel-sel prokariotik memiliki struktur sederhana. Mereka dapat ditemukan hanya pada
organisme uniseluler dan sel-sel koloni. Dalam sistem tiga domain dari klasifikasi ilmiah,
sel-sel prokariotik diletakkan pada domain Archaea dan Eubacteria.
2. Sel-sel eukariotik memiliki organel-organel sendiri pada membrannya. Organisme-
organisme eukarotik bersel tunggal sangat bervariasi, namun banyak pula bentuk-bentuk
koloni dan multiselular (kingdom multiseluler, misalnya Animalia, Plantae dan Fungi,
semuanya adalah eukarotik). (Hikmatul Iman-ITB,2005).
Karakteristik dari sel adalah sebgai berikut :
1. Sel sangat kompleks namun teratur
2. Sel memiliki program genetik dan memiliki cara untuk menggunakannya
3. Sel mampu memperbanyak diri
4. Sel membutuhkan, memperoleh dan menggunakan energi
5. Sel melaksanakan berbagai reaksi kimiawi
6. Sel terlibat dalam berbagai aktivitas mekanis
7. Sel mampu mengatur diri
8. Sel mampu merespon terhadap rangsang. (Diah,2011)
Jaringan epitelium (epithelial tissue) terdapat dalam wujud lapisan-lapisan sel yang
terkemas dengan rapat. Pada banyak epitelium, sel-sel tersebut dipatri menjadi satu oleh tight
junction (persambungan ketat). Permukaan bebas pada epitelium itu terpapar ke udara atau
cairan, sementara sel-sel yang berada di bagian dasar rintangan itu melekat ke suatu membran
basal (Campbell, 2004).
Sel-sel epitel mukosa mulut terdiri dari empat lapisan berturut-turut dari yang paling
dalam ke permukaan yaitu lapisan germinativum/basalis, lapisan spinosum, lapisan
granulosum dan lapisan corneum. Stratum basalis terdiri dari selapis sel berbentuk kubus
yang berbatasan dengan lamina propia dan mengandung sel-sel induk yang secara kontinyu
bermitosis dan anak selnya dikirimkan ke lapisan yang lebih superfisial. Stratum spinosum
terdiri dari beberapa lapis sel berbentuk bulat atau oval dan mempunyai karakteristik sel yang
mulai matang. Stratum granulosum terdiri dari beberapa lapis sel yang lebih gepeng dan lebih
matang dari stratum spinosum dan mengandung banyak granula keratohyalin yang
merupakan bakal sel keratin. Stratum corneum terdiri dari selapis atau berlapis-lapis sel
(tergantung regio) berbentuk pipih yang tidak berstruktur dan tidak mempunyai inti sel.
Mukosa mulut dapat dikelompokkan menjadi tiga tipe yaitu mukosa pengunyahan, mukosa
penutup dan mukosa khusus. Mukosa pengunyahan terdapat di regio rongga mulut yang
menerima tekanan kunyah seperti gusi dan palatum durum. Jaringan epitelnya parakeratinised
(mempunyai lapisan keratin tipis yang beberapa selnya da yang masih memiliki inti sel yang
tidak sempurna). Mukosa penutup terdapat pada dasar mulut, permukaan inferior lidah,
permukaan dalam bibir dan pipi, palatum molle dan mukosa alveolaris kecuali gusi. Tipe
epitelnya nonkeratinised (tidak memiliki lapisan keratin). Mukosa khusus terdapat pada
dorsum lidah, tipe epitelnya ortokeratinised (memiliki lapisan keratin yang tebal yang terdiri
dari sel-sel yang sudah tidak berinti) (Puspitawati, 2003). Perbandingan antara sel basal-
parabasal, sel intermediet, dan sel superfisial disebut indeks maturasi. Pada kondisi normal,
jumlah sel pada lapisan superfisial sesuai dengan jumlah sel pada lapisan sel basal (Naib,
1970).
Pembahasan
Sel ini biasanya berdiameter sekitar 10μ - 50μ (micrometer). Nucleus biasanya
terdapat ditengah sel dan berbebtuk bulat dan oval. Setiap sel mempunyai 1 inti.
Pada percobaan ini praktikan mengamati sel mukosa mulut sebagai sel hewan. pada sel
mukosa mulut prktikan dapat melihat adanya membran sel, inti sel dan sitoplasma. Fungsi
inti sel dan sitoplasma pada sel hewan sama seperti pada sel tumbuhan, bedanya sel hewan
tidak memiliki dinding sel. Sel hewan hanya mempunyai membran sel yang berfungsi untuk
melindungi organel-organel yang berada di dalamnya. Sel didalam tubuh manusia, terdiri dari
membran plasma , sitoplasma , organel , dan nukleus.
Berdasarkan hasil pengamatan bagian yang sangat terlihat jelas adalah inti sel. Karena
penyerapan warnanya lebih pekat. Kendala yang dialami pada percobaan kali ini adalah
sulitnya mendapat sayatan yang tipis dan adanya gelembung udara sehingga mempersulit
pengamatan. Gelembung udara dapat terjadi karena kurangnya ketelitian saat menutup kaca
preparat. Terdapat juga preparat sel yang tidak terlihat jelas, ini dikarenakan mungkin karena
adanya jamur pada lensa mikroskop atau tingkat pengaturan kefokusannya kurang.
Kesimpulan
1. Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis.
2. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel.
3. Yang dapat dilihat jelas dari struktur sel adalah inti sel (nuleus), sitoplasma, dan dinding sel.
4. Sel hewan mempunyai membran sel, tidak memiliki butir-butir plastida dan mempnyai
vakuola yang berukuran kecil, serta mempunyai bentuk yang tidak tetap.
5. Tusuk gigi sangat diperlukan dalam mengamati objek yaitu untuk menghindari gelembung
udara pada proses pengamatan
Daftar Pustaka
Campbell Neil, et al. 2004. Biologi. Edisi Kelima. Jilid III. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Lesson C, et al. 1990. Mempersiapkan Jaringan dalam Buku Ajar Histologi. Edisi V. Jakarta.
EGC. Hal 7-8.
Pratiwi,Srimaryati,Rikini,Suharno & S Bambang.2007.Biologi SMA Jilid 2 untuk kelas
XI .Jakarta:Erlangga
Puspitawati Ria. 2003. Struktur Makroskopik dan Mikroskopik Jaringan Lunak Mulut. Jurnal
Kedokteran Gigi Universitas Indonesia; 10 (Edisi Khusus) : 462-467.
Rossa Yunilda.2010.Penuntun Pratikum Biologi.Palembang: STIKes Siti khadijah Palembang
GAMBAR
Yah tampaknya itu adalah sesuatu. Prof Sandu Pitaru dan mahasiswa pascasarjana nya telah
mempelajari mukosa mulut, sumber untuk janin-seperti sel induk. Mereka berhasil dipanen sel-sel
dari mukosa oral untuk mengubahnya menjadi sel induk mampu menghasilkan neuron tulang, tulang
rawan, otot atau bahkan. Sel-sel ini berperilaku seperti sel-sel janin dan tampaknya tidak
menghasilkan tumor agresif. Mampu untuk menanamkan mereka bisa menyiratkan terapi baru
untuk neurodegenerative, jantung, atau penyakit autoimun. (Gafni et al. 2011)