Sekuen Paragenesa Dan Zonasi Skarn

9
Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 6, No. 2, Juli 2013 SEKUEN PARAGENESA DAN ZONASI SKARN PADA ENDAPAN BIJIH BIG GOSSAN ERTSBERG TEMBAGAPURA TIMIKA PAPUA VITUS LARE HANGGANATA Mahasiswa Magister Teknik Geolologi UPN “Veteran” Yogyakarta ABSTRAK Perlu dikatahui bahwa endapan bijih skarn Big Gossan, terletak sekitar 1 km di bagian barat daya kompleks endapan bijih skarn Ertsberg, 2 km selatan endapan porfiri Grasberg. Endapan bijih ini merupakan endapan bijih tipe skarn dengan kadar tembaga sangat tinggi. Pada Akhir 2007, cadangan bijih Big Gossan adalah 52 ,7 juta ton dengan rata-rata kadar Cu 2,31%, Au 1,1 g/t dan Ag 14,75 g/t. Dimensi endapan bijih Big Gossan membentuk pola yang tabular, mempunyai panjang lebih dari 1 km, ketinggian sekitar 500 m dan lebar bervariasi sampai sekitar 200 m. Zona skarn di endapan Big Gosan berturut-turut dari batas hornfels (Kkeh) menjadi proksimal skarn (garnet>klino-piroksen), intermediet skarn (garnet=klino-piroksen), distal skarn (klino-piroksen>garnet), dan marmer. Pengamatan di dalam drift serta inti bor, menunjukkan bahwa proksimal skarn dimulai pada batas antara batuan karbonat Formasi Waripi dan Anggota Batugaping Formasi Ekmai dengan hornfels dari lapisan serpih Formasi Ekmai bergradasi menjadi intermediet, distal hingga marmer. Garnet hadir melimpah dan secara gradual menghilang kearah marmer. Sebaliknya klino- piroksen hadir dalam jumlah kecil di sekitar hornfel dan secara berangsur semakin banyak kearah batas marmer. Secara umum paragenesa mineral endapan bijih skarn Big Gosan dimulai dari proses metamorfisme, yang menghasilkan Hornfels biotit-kalium feldspar dan hornfels biotit-piroksen. Proses berikutnya interaksi fluida hidrotermal dengan batuan samping dan bagian tepi intrusi menghasilkan prograde anhydrous yang dicirikan oleh hadirnya mineral garnet (andradit-grosularit) dan klino-piroksen (diopsid-hedenbergit) disertai epidot-kalsit- kuarsa-anhidrit. Hadirnya mineral tremolit-aktinolit dalam jumlah yang banyak, disertai mineral-mineral talk-anhidrit-kalsit-epidot-garnet-magnetit-pirit, menandai adanya fase retrograde hidrous skarn, yang diawali oleh pembentukan breksi hidrotermal. Sebagian besar mineral sulfida diantaranya magnetit, pirit, kalkopirit,sfalerit, pirhotit, galena, yang berasosiasi dengan kehadiran Cu dan Au, terbentuk setelah fase retrograde.

description

sekuen

Transcript of Sekuen Paragenesa Dan Zonasi Skarn

  • Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 6, No. 2, Juli 2013

    SEKUEN PARAGENESA DAN ZONASI SKARN PADA ENDAPAN BIJIH BIG GOSSAN

    ERTSBERG TEMBAGAPURA TIMIKA PAPUA

    VITUS LARE HANGGANATA Mahasiswa Magister Teknik Geolologi UPN Veteran Yogyakarta

    ABSTRAK

    Perlu dikatahui bahwa endapan bijih skarn Big Gossan, terletak sekitar 1 km di bagian barat

    daya kompleks endapan bijih skarn Ertsberg, 2 km selatan endapan porfiri Grasberg.

    Endapan bijih ini merupakan endapan bijih tipe skarn dengan kadar tembaga sangat tinggi.

    Pada Akhir 2007, cadangan bijih Big Gossan adalah 52 ,7 juta ton dengan rata-rata kadar Cu

    2,31%, Au 1,1 g/t dan Ag 14,75 g/t. Dimensi endapan bijih Big Gossan membentuk pola

    yang tabular, mempunyai panjang lebih dari 1 km, ketinggian sekitar 500 m dan lebar

    bervariasi sampai sekitar 200 m. Zona skarn di endapan Big Gosan berturut-turut dari batas

    hornfels (Kkeh) menjadi proksimal skarn (garnet>klino-piroksen), intermediet skarn

    (garnet=klino-piroksen), distal skarn (klino-piroksen>garnet), dan marmer. Pengamatan di

    dalam drift serta inti bor, menunjukkan bahwa proksimal skarn dimulai pada batas antara

    batuan karbonat Formasi Waripi dan Anggota Batugaping Formasi Ekmai dengan hornfels

    dari lapisan serpih Formasi Ekmai bergradasi menjadi intermediet, distal hingga marmer.

    Garnet hadir melimpah dan secara gradual menghilang kearah marmer. Sebaliknya klino-

    piroksen hadir dalam jumlah kecil di sekitar hornfel dan secara berangsur semakin banyak

    kearah batas marmer.

    Secara umum paragenesa mineral endapan bijih skarn Big Gosan dimulai dari

    proses metamorfisme, yang menghasilkan Hornfels biotit-kalium feldspar dan hornfels

    biotit-piroksen. Proses berikutnya interaksi fluida hidrotermal dengan batuan samping dan

    bagian tepi intrusi menghasilkan prograde anhydrous yang dicirikan oleh hadirnya mineral

    garnet (andradit-grosularit) dan klino-piroksen (diopsid-hedenbergit) disertai epidot-kalsit-

    kuarsa-anhidrit. Hadirnya mineral tremolit-aktinolit dalam jumlah yang banyak, disertai

    mineral-mineral talk-anhidrit-kalsit-epidot-garnet-magnetit-pirit, menandai adanya fase

    retrograde hidrous skarn, yang diawali oleh pembentukan breksi hidrotermal. Sebagian besar

    mineral sulfida diantaranya magnetit, pirit, kalkopirit,sfalerit, pirhotit, galena, yang

    berasosiasi dengan kehadiran Cu dan Au, terbentuk setelah fase retrograde.

  • Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 6, No. 2, Juli 2013

    PENDAHULUAN

    Endapan bijih Big Gossan, terletak sekitar 1 km di bagian barat-daya kompleks endapan bijih skarn Ertsberg, 2 km selatan endapan porfiri Grasberg. Endapan bijih ini merupakan endapan bijih tipe skarn dengan kadar tembaga sangat tinggi. Pada Akhir 2007, cadangan bijih Big Gossan adalah 52 ,7 juta ton dengan rata-rata kadar Cu 2,31%, Au 1,1 g/t dan Ag 14,75 g/t. Dimensi endapan bijih Big Gossan membentuk pola yang tabular, mempunyai panjang lebih dari 1 km, ketinggian sekitar 500 m dan lebar lebih dari 200m.

    (a)

    (b) (c) Gambar 1. Peta lokasi penelitian, (a) Wilayah Kontrak Karya PT.Freeport Indonesia,

    (b)Area penambangan pada Open Pit dan Underground 3D Model dan (c)

    Area penambangan Big Gossan.

  • Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 6, No. 2, Juli 2013

    TATANAN GEOLOGI

    Penyusupan (subduksi) lempeng Indo-Australia di bawah lempeng Pasifik yang kemudian diikuti kolisi antara kedua lempeng tersebut, menyebabkan perlipatan dan pensesaran batuan sedimen berumur Kenozoikum dan Mesozoikum membentuk Punggungan Tengah (Central Range) di Papua dan Papua New Guinea dengan ketinggian mencapai lebih dari 5000m. Magmatisme yang diikuti proses hidrotermal mulai jaman Tersier, menghasilkan batuan-batuan intrusi dan mineralisasi Cu-Au terbentuk di wilayah Ertsberg-Grasberg. Interaksi lepeng Indo-Australia dan Pasifik, yang sebagian besar mengasilkan magmatisme berafinitas alkalin sampai sekarang menjadi kajian yang sangat menarik. Cloos dan Housh (2007) meyakini bahwa magmatisme yang berimplikasi terhadap pembentukan bijih Cu-Au tipe porfiri disebabkan oleh collisional delamination. Proses ini diawali oleh terputusnya lempeng Indo-Australia yang menunjam pada 6 juta tahun lalu, diikuti oleh peleburan sebagian dan upwelling lapisan astenosfer, kemudian menyebabkan peleburan dan metasomatisme mantel litosfer di atasnya.

    STRATIGRAFI

    Siklus pengendapan di wilayah endapan bijih Big Gossan dan sekitarnya, dimulai dari pengendapan batuan-batuan sediment klastik yang termasuk Kelompok Kembelangan pada zaman Jura hingga Kapur. Bahan-bahan klastik ini diperkirakan berasal dari rombakan batuan batuan sedimen berumur Paleosoikum dan Trias dari daratan Australia yang terletak disebelah selatan. Bahan-bahan klastika yang berukuran halus diendapkan dalam lingkungan paparan laut dangkal dan yang berukuran kasar, diendapkan dalam lingkungan dekat pantai, dan barrier. Ketebalan kelompok Kembelangan seluruhnya adalah lebih dari 3400 meter (Peninngton, 1995).

    Setelah Kelompok Kambelangan diendapkan diatasnya secara selaras Kelompok Batugamping New Guinea, dengan ketebalan minimum adalah 1600 meter. Setelah Batugamping New Guineu, kemudian diendapkan diatasnya Endapan Kuarter, Batuan-batuan berumur Kuarter terdiri dari endapan Aluvial di lembah-lembah, endapan koluvial di sepanjang lereng perbukitan, dan endapan glacial, menutup tidak selaras batuan-batuan Kelompok Kembelangan dan Kelompok New Guinea Limestone.

    BATUAN BEKU

    Terdapat dua macam batuan beku intrusi di daerah endapan bijih Big Gossan, yang satu dikenal sebagai intrusi Diorit Ertsberg (Te) dan batuan beku porfiritik yang keberadaannya pada kontak batupasir dan batugamping Formasi Ekmai, kemudian dikenal sebagai dike/sill Big Gossan. Dike/sill Big Gossan yang bersentuhan langsung

    dengan alterasi-mineralisasi skarn, bertekstur porfiritik, fenokris tersusun oleh piroksen dan plagioklas berukuran kristal 1-3 mm tertanam dalam mikrolit plagiolas-k.feldspar yang berukuran sangat halus-halus, menunjukkan komposisi traki-andesit atau andesit. Sedangkan intrusi diorit Ertsberg memperlihatkan tekstur yang lebih kasar dan equigranular, dengan komposisi yang relatif sama.

  • Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 6, No. 2, Juli 2013

    Gambar 2. Peta Geologi Kontrak Karya A (PT. Freeport Indonesia, 1997)

    Yang menjadi pertanyaan, intrusi dike/sill diorit porfiri Big Gossan apakah merupakan bagian tepi-atas dari tubuh stock diorit Erstberg yang berada pada bagian tengah-bawahnya (co-magmatik). Atau merupakan produk magmatisme yang berbeda? Pentarikan umur dengan metode Ar-Ar pada mineral flogopit pada fase retrograde skarn di Big Gossan menunjukkan umur 2.820.04 Ma. Pada umumnya umur alterasi-mineralisasi dengan intrusi yang terkait antara 500 ribu hingga 1 jt tahun, sehingga intrusi yang terkait dengan endapan Big Gossan paling tidak adalah 3.30.04 Ma. Sedangkan umur intrusi Ertsberg berdasarkan pentarikan umur dengan metode K-Ar dan Ar-Ar dari peneliti terdahulu, menunjukkan umur 2.670.03 Ma hingga 3.100.12 Ma. Dike/sill Big Gossan bisa jadi terkait dengan kompleks intrusi South Wanagon. Meinert et al.(1997) menyebut bahwa endapan bijih Big Gossan sedikit lebih tua dibanding intrusi Ertsberg, didasarkan pada data inti bor yang memperlihatkan kenampakan diorit Ertsberg memotong zona alterasi di Big Gossan. ALTERASI DAN ZONASI SKARN

    Walaupun diyakini bahwa bidang sesar dan breksiasi pada batas antara Anggota Serpih Formasi Ekmai dan bagian bawah batuan karbonat Formasi Waripi merupakan jalur dilaluinya fluida hidrotermal, tetapi alterasi dan mineralisasi sebagian besar berkembang pada batuan karbonat Formasi Waripi. Zona skarn di endapan bijih Big Gossan dicirikan oleh kehadiran mineral utama anhydrous seperti garnet (andradite) dan klino-piroksen (diopsid-hedenbergit), dan dalam jumlah kecil mineral kalsit, kuarsa, dan epidot pada fase prograde. Mineral-mineral tersebut di

    Measured Strike and Dip

    Lake

    Building

    Road

    Former COW A Boundary

    Current COW A Boundary

    Stream

    Lithologic Contact

    Fold ; Anticline

    Fold ; Syncline

    Strike-slip Fault

    Dip-slip Fault, teeth on

    SYMBOLS

    Ore-bearing Skarn

    Jkk Kembelangan Kopai Sandstone

    Jkkw Kembelangan Woniwogi Sandstone

    Kkp Kembelangan Piniya Siltstone

    Kke Kembelangan Ekmai Sandstone

    Kkel Kembelangan Ekmai Sandy Limestone

    Kkeh Kembelangan Ekmai Shale

    Terti

    ary

    QC

    reta

    ceo

    us

    Tw Waripi Dolomite

    Tf Faumai Limestone

    Ts Sirga Sandstone

    Tk Kais Limestone

    Ti Undiff. Tertiary Intrusion

    Tgv Dalam Volcanics

    Tgd Dalam Diorite

    Tgm Main Grasberg Intrusion

    Tgk Kali Intrusion

    Ertsberg DioriteTe

    Qal Quaternary Alluvium

    EXPLANATION

    GEOLOGY AND PROJECTS (from 1989)ERTSBERG DISTRICT

    No to Scale

    Cowa_Map.cdr

    04 Mar '98Hans Oct 1999

    Apr 2000

    BK

    LS

    C.O.W. BLOCK A EXPLORATION

    APPROVED BY:

    LAST REV BY:

    FILE NAME:

    DRAWN BY:

    SCALE/PLOT SIZE:

    4969mPuncak Jaya

    Tf

    Tf

    75

    Tf

    Tw

    Tw

    Fig. 1

    AS OF: Aug 2001

    Property of PT Freeport Indonesia Co. Compiled by Hefton, Penningtong, 1994

    Prospect

    Resource/Discovery

    MINE

    PROJECTS:

    Ridge Camp

    74 Mill

    Tk

    Ts

    Ts

    Ts

    Kke

    Tgk

    Tgv

    Tgd Tgm

    Carstenszweide

    Lake

    Tw

    Ts

    Ts

    Ts

    Ts

    Ts

    Ts

    Ts

    Ts

    Ts

    Ts

    Kke

    Kke

    Kkel

    Kkel

    Kkel

    Kkel

    KkelKkel

    Kkel

    Kkel

    Kkel

    Kkel

    Tk

    Ti

    Ti

    Ti

    Ti

    Ti

    Ti

    Ti

    Ti

    Ti

    Ti

    Ti

    Ti

    Te

    Te

    Te

    Qal

    Qal

    Qal

    Qal

    Qal

    Qal

    Qal

    Qal

    Jkk

    Jkk

    Jkkw

    Jkkw

    Kkp

    Kkp

    Kke

    Kke

    Kke

    Kke

    Kke

    Kke

    Tf

    Tf

    Tf

    Tf

    Tw

    Tw

    Tw

    Tw Tw

    Tw

    Tw

    Tw

    Tw

    Tw

    Tf

    Tf

    Tf

    Tk

    Tk

    Tk

    Tk

    Tk

    TkTk

    Tk

    Tk

    TkTk

    Tk

    Kilometers

    543210

    45

    7540

    50

    60

    45

    45

    50

    70

    25

    Kkeh

    Kkeh

    Kkeh

    Kkeh

    Kkeh

    Kkeh

    Kkeh

    Kkeh

    N

    Zaagkam

    Guru East

    DOM

    GBT

    IOZ

    Wanagon

    Lembah Tembaga

    W. Grasberg

    Deep Grasberg

    Idenberg

    West Grasberg Int.

    North Grasberg

    GBTA

    GRASBERG

    Kucing Liar

    DOZ

    Doz West

    Ertsberg Porphyry

    Big Gossan East(Dom SE)

    KayERTSBERG

    BIG GOSSAN

    Qal

    Mill WanagonSouth Wanagon

    South East COW

    Grs Block Cave

    (13707'25.8"E)

    (40436.5S)

    20,000mE

    20,000mN

    25,000mN

    15,000mN

    15,000mE 25,000mE

  • Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 6, No. 2, Juli 2013

    atas, pada fase retrograde kemudian di-replaced (diubah) menjadi mineral-mineral hidrous seperti aktinolit, anhidrit, epidot, talk, dan mineral karbonat (lihat tabel sikuen paragenesa). Pembagian zonasi skarn di endapan bijih Big Gossan, mengacu pada kehadiran mineral utama garnet dan klino-piroksen, dalam wall rock batuan karbonat Formasi Waripi (Te). Walaupun skarnifikasi juga terbentuk pada batuan karbonat Anggota Limestone Formasi Ekmai (Kkel), tetapi alterasi skarn dan mineralisai sulfide yang terkait dengan endapan Cu-Au lebih intens terbentuk di Formasi Waripi. Zonasi skarn di endapan Big Gossan berturut-turut dari batas hornfels (Kkeh) ke arah marmer menjadi proksimal skarn (garnet>klino-piroksen), intermediet skarn (garnet=klino-piroksen), dan distal skarn (klino-piroksen>garnet.) Proksimal skarn dimulai pada batas antara batuan karbonat Formasi Waripi dan Anggota Batugaping Formasi Ekmai dengan hornfels dari lapisan serpih Formasi Ekmai bergradasi menjadi intermediet, distal hingga marmer. Garnet hadir melimpah dan secara bertahap menghilang kearah marmer. Sebaliknya klino-piroksen hadir dalam jumlah kecil di sekitar hornfels dan secara berangsur semakin banyak kearah batas marmer. Perkembangan zonasi skarn mulai proksimal hingga distal nampak jelas di batuan samping Formasi Waripi. Sebaliknya, di batuan samping Formasi Ekmai, walaupun eksoskarn garnet sering hadir, tetapi gradasi dari proksimal hingga distal tidak begitu nampak. Zona Proksimal Eksoskarn (Garnet>Klino-Piroksen.) Zona ini dicirikan oleh dominasi kehadiran mineral garnet terhadap mineral klinopiroksen, dengan sebaran mulai 5-15 m. Disamping garnet dan klino-piroksen, mineral lain yang pada umumnya hadir adalah anhidrit, tremolit/aktinolit, epidot, kuarsa, serta mineral sulfida. Eksoskarn garnet hadir pada Formasi Waripi maupun Formasi Ekmai. Garnet zona proksimal pada Formasi Waripi berukuran kristal lebih besar (2mm-1,5cm) dan berwarna lebih gelap (coklat kemerahan) di banding garnet pada Formasi Ekmai (coklat muda kehijauan, berukuran < 2mm). Pada Formasi Waripi, mineral sulfida terutama kalkopirit dan pirit pada umumnya hadir berasosiasi dengan zona proksimal eksoskarn ini. Sedangkan pada Formasi Ekmai, kehadiran garnet eksoskarn tidak disertai mineralisasi sulfida. Zona Intermediet Eksoskarn (Garnet=Klino-Piroksen),

    Intermediat skarn ditandai dengan kehadiran klino-piroksen relatif lebih banyak dan kehadiran garnet menurun, sehingga kandungan garnet dan klino-piroksen relatif sama. Zona ini mempunyai tebal sekitar 4-30 m. Pada zona ini, sering disertai kemunculan mineral tremolit-aktinolit, epidot, dan anhidrit. Kalkopirit, pirit dan magnetit kadang hadir dalam jumlah kecil. Zona Distal Eksoskarn (Garnet

  • Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 6, No. 2, Juli 2013

    Gambar 3. Foto kontak distal eksoskarn klino-piroksen dengan proksimaleksoskarn garnet

    (kanan) pada Anggota Batugamping Formasi Ekmai, yang tidak disertai

    kehadiran sulfida Gambar kanan memperlihatkan foto batas marmer dengan

    zona distal klino-piroksen eksoskarn.

    (a) (b)

    Gambar 4. (a) Peta Geologi di elevasi 3060 Big Gossan (Sumber : PT. Freeport Indonesia). (b) inset zonasi skarn.

    MINERALISASI BIJIH

    Pembentukan sebagian besar mineral sulfida dan oksida diantaranya managnetit, pirit, kalkopirit,sfalerit, pirhotit, galena, arsenopirit, yang berasosiasi dengan kehadiran Cu dan Au, dikontrol oleh struktur utama berarah NNW-SSE. Tren ini terkait dengan pembentukan zonasi skarn garnet-klino-piroksen di daerah penelitian. Dalam jumlah kecil juga ditemukan tren struktur NE-SW yang mengontrol pembentukan mineral-mineral sulfida pirit, arsenopirit, sfalerit, galena, bismutinit dan Au yang kedua, yang berasosiasi dengan pemunculan mineral klorit, serpentin, epidot dan mineral lempung. Kalkopirit, pirit, dan magnetit merupakan mineral-mineral sulfida dan oksida utama yang hadir cukup melimpah. Kalkopirit dan pirit umumnya hadir pada eksoskarn garnet terutama pada batas dengan hornfels biotit-alkali felspar, pada batas eksoskarn garnet- klino-piroksen dengan eksoskarn klino-piroksen , serta pada batas skarn klino-piroksen dengan marmer. Sedangkan mineral magnetit, banyak terbentuk pada batas skarn klino-piroksen dengan marmer.

  • Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 6, No. 2, Juli 2013

    SEKUEN PARAGENESA

    Secara umum kronologi pembentukan skarn di endapan bijih Big Gosan adalah sebagai berkut; 1. Metamorfisme Kontak

    Proses metamorfisme ini mengasilkan zona aerole hornfels dan marmer pada batuan samping (wall rocks) sekitar tubuh intrusi. Hornfels biotit-kalium feldspar dan hornfels biotit-piroksen banyak terbentuk pada batuan asal Anggota Serpih Formasi Ekmai, sedangkan marmer terbentuk pada batuan asal karbonatan Formasi Waripi dan Anggota Batugamping Formasi Ekmai. Marmer secara konsisten didapatkan pada bagian tepi dari skarn. Dari pengamatan beberapa STOPE di drift level 3060, pada kontak skarn klino-piroksen dan marmer, terdapat beberapa blok marmer yang berada di dalam zona skarn. Adanya sisa-sisa host rock marmer yang tidak terubah oleh reaksi hidrotermal, menunjukkan bahwa sebelum terjadi proses hidrotermal (skarnifikasi) lebih dulu terbentuk marmer.

    (a) (b)

    Gambar 5. (a) sisa-sisa blok marmer pada zona eksoskarn klino-piroksen, menunjukkan

    adanya proses metamorfisme sebelum reaksi hidrotermal (skarnifikasi). Foto

    3020/L 38/26a,

    (b) kenampakan mikroskopis marmer pada lokasi BG 3060 STP 38 TW MAR

    24R, perbesaran 40x.

    2. Prograde Anhydrous Skarn

    Pada fase akhir magmatisme fluida hidrotermal yang didominasi oleh fase gas akan bergerak dari tubuh intrusi ke arah batuan samping bagian atas. Proses interaksi fluida hidrotermal dengan batuan samping dan bagian tepi intrusi menghasilkan prograde anhydrous skarn (kemungkinan diikuti atau bersamaan breksiasi). Prograde anhidrous skarn Big Gossan dicirikan oleh hadirnya mineral garnet (andradit-grosularit) dan klino-piroksen (diopsid-hedenbergit) disertai epidot-kalsit-kuarsa-anhidrit.Breksi Hidrotermal (Prendergas, 2005, menyebut West Drift Breccia). Pengamatan di lapangan, breksi ini disusun oleh fragmen-fragmen yang terdiri dari marmer, batulempung gapingan, batulempung hitam, skarn klino-piroksen-garnet yang tertanam dalam matrik karbonatan. Pada beberapa bagian fragmen dan matrik breksi dipotong oleh urat epidot-pirit-anhidrit. Sugiri,S.P. (Tidak Dipublikasikan. Lap.untuk PT.Freeport Internasional, 1999 dalam Prendergas, 2005), juga menyebutkan bahwa pada breksi hidrotermal tidak didapatkan mineral ubahan fase anhidrous, serta mengandung sedikit fragmen anhidrous skarn. Hal ini menunjukkan bahwa breksi hidrotermal terbentuk setelah skarn anhidrous. Tremolite, mineral utama hidrous skarn umumnya

  • Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 6, No. 2, Juli 2013

    terbentuk mengisi rekahan pada batuan karbonat Formasi Waripi dan menerus hingga breksi hidrotermal (Gonzales,D.M, unpublished, 1993), mengindikasikan bahwa breksi hidrotermal terbentuk sebelum fase hidrous skarn.

    3. Retrograde Hydrous skarn Seiring penurunan temperatur, fuida hidrotermal akan lebih didominasi oleh uap air, dan bertanggungjawab terhadap pembentukan retograde hydrous skarn. Fluida pada fase retrograde ini mempunyai salinitas yang rendah, temperatur 370-380, terkait dengan zona pendidihan pada tekanan 20 Mpa, dibawah kondisi hidrostatik (Meinert,et.al.,2003). Alterasi pada fase retrograde ini, diyakini masih merupakan evolusi dari satu sistem hidrotermal magmatik pada fase prograde, dikarenakan tidak ada bukti-bukti yang signifikan, bercampurnya komponen fluida meteorik (Meinert,et.al.,2003). Pentarikhan umur dengan metode Ar-Ar pada mineral flogopit menunjukkan umur 2.820.04 (Prendergas,2005). Fase ini dicirikan oleh hadirnya mineral tremolit-aktinolit dalam jumlah yang banyak, disertai mineral-mineral talk-anhidrit-kalsit-epidot-garnet-magnetit-pirit.

    4. Mineralisasi sulfida dan Cu-Au Pembentukan sebagian besar mineral sulfida diantaranya magnetit, pirit, kalkopirit,sfalerit, pirhotit, galena, yang berasosiasi dengan kehadiran Cu dan Au. Proses mineralisasi yang pertama dikontrol oleh sesar berarah NNW-SSE. Pembentukan sulfida dan Au yang kedua, diantaranya berupa mineral pirit, arsenopirit, sfalerit, galena, bismutinit, dikuti pemunculan mineral klorit, serpentin, epidot dan mineral lempung, membentuk pola struktur berarah NE-SW.

    Gambar 6. Kalium feldspar-biotit hornfels dipotong oleh urat epidot-anhidrit-silika-garnet pirit-kalkopirit yang terbentuk pada fase retrograde eksoskarn. Lok. 3060/L 38/7-8. Foto kiri memperlihatkan masif kalkopirit pirit-magnetit yang terbentuk pada fase mineralisasi awal yang meng-overprint klino-piroksen.

    KESIMPULAN

    Zonasi skarn dicirikan oleh kehadiran mineral garnet yang hadir melimpah pada batas Anggota Serpih Formasi Ekmai dengan Formasi Waripi, secara gradual

  • Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 6, No. 2, Juli 2013

    menghilang kearah marmer. Sebaliknya untuk mineral klino-piroksen hadir dalam jumlah kecil di sekitar hornfels dan secara berangsur semakin banyak kearah batas marmer. Perkembangan zonasi skarn mulai proksimal hingga distal nampak jelas di batuan samping Formasi Waripi. Sebaliknya, di batuan samping Formasi Ekmai, walaupun eksoskarn garnet sering hadir, tetapi gradasi dari proksimal hingga distal tidak begitu nampak. Zonasi skarn terutama pada batuan dinding F.ormasi Waripi, tidak selalu bergradasi dari proksimal-intermediet-distal-hingga marmer.

    Mineralisasi Kalkopirit (Cu)-Au pada umumnya di kontrol oleh patahan yang membatasi Formasi Ekmai dan Formasi Waripi berarah relatif SSW-SSE. Sedangkan mineralisasi Au-sfalerit-pyrite yang berasosiasi dengan urat epidot-aktinolit-gipsum, dikontrol oleh tren struktur berarah NE-SW. Kalkopirit, pirit, dan magnetiti merupakan mineral-mineral sulfida dan oksida utama yang hadir cukup melimpah. Mineral sulfida terutama kalkopirit dan pirit umumnya hadir pada eksoskarn garnet terutama pada batas dengan hornfels biotit-alkali felspar, pada batas eksoskarn garnet- klinopiroksen dengan eksoskarn klino-piroksen , serta pada batas skarn klino-piroksen dengan marmer. Sedangkan mineral magnetit, banyak terbentuk pada batas skarn klinopiroksen dengan marmer.

    Sikuen paragenesa mineral pada endapan skarn Big Gossan dimulai dari proses metamorfisme , prograde anhydrous skarn, retrograde hydrous skarn, dan

    mineralisasi sulfida yang berasosiasi dengan endapan Cu-Au.

    DAFTAR PUSTAKA

    Corbett, G.J., dan Leach, T.M., 1998, Southwest Pacific Rim Gold-Copper Systems; Structure, Alteration, and Mineralization, SGG Bull, Spec. Pub. No.6, 237 hal.

    Freeport Indonesia Co., PT., 1993, General Survey Period, Report Of Activities, January 01, 1992 Desember 31, 1993, Timika, Irian Jaya, Volume One A (1A).

    Guilbert, J.M., dan Park Jr, C.F., 1986, The Geology Of Ore Deposits, W.H. Freeman and Company, New York, 941 hal.

    Klein, C., dan Hurlbut, Jr., 1985, Manual Of Mineralogy, 20th Edition, John Willey

    And Sons, New York, 565 hal.

    Lowell, P.J., dan Guilbert, M.J., 1970, Lateral And Vertical Alteration Mineralization Zoning In Porphyry Copper Ore Deposit.

    Mayer, C., dan Hamley, J.J., 1967, Wall Rock Alteration.

    Pollar, P.J., Taylor, R.J., dan Clarke, G.W., 1999, The Big Gossan Copper-Gold System, Ertsberg District, Irian Jaya, Indonesia, Some Geological and Exploration Prosfective.

    Sillitoe, R.H., 1992, Gold-Rich Porphyry Copper Deposits: Geological Model And Exploration Implications, Proc. Of Giant Ore Deposits Workshop, Kingston, hal.305 362.